ANALISIS DINAMIS KETERKAITAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NERACA TRANSAKSI BERJALAN DI INDONESIA.
ABSTRAK
Winta Ratna Sari, Analisis Dinamis Keterkaitan Variabel yang Mempengaruhi
Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia, Tahun 2012.
Neraca Transaksi Berjalan Indonesia selama periode 2000 sampai dengan
2010 menunjukkan kondisi surflus yang berfluktuasi . dimana terjadi penurunan
yang cukup tajam di tahun 2005 dan 2008. Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi
pada tahun 2006 dan 2007. Untuk mengetahui hal hal yang terkait dengan
fluktuasi dari neraca transaksi berjalan tersebut maka penulis tertarik membuat
suatu penelitian.
Penelitian ini adalah untuk menganalisis kontribusi nilai tukar (rupiah
terhadap US Dollar), Suku Bunga Libor, Inflasi dan Pertumbuhan Output (PDB)
terhadap neraca transaksi Berjalan di Indonesia. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data skunder yang bersumber dari Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesia . Data yang digunakan adalah data kuwartalan mulai tahun
2000 kuartal pertama sampai dengan tahun 2010 kuartal empat.
Metode analisis yang digunakan adalah metode Vector Autoregression
(VAR), dengan terlebih dahulu menggunakan uji root dan kointegrasi dan pada
akhirnya akan menghasilkan Impulse Response Function (IRF) dan Variance
Decomposition (VD).
Hasil dari estimasi Vector Autoregression (VAR) menunjukkan bahwa ada
hubungan antara Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar, Suku Bunga Libor,
Inflasi dan PDB pada lag t-1. Dari hasil Impulse response function diketahui bahwa
stabilitas pertama semua variable berada pada jangka panjang yaitu diatas 5 tahun
dan cenderung stabil. Hal ini berarti bahwa dalam jangka pendek variable yang
digunakan belum memberikan kontribusi yang berarti namun dalam jangka
panjang akan saling berkontribusi satu sama lain. Berdasarkan hasil Variance
Decomposition, diketahui bahwa semua variable memberikan kontribusi terhadap
Neraca Transaksi Berjalan, namun kontribusi terbesar adalah dari variable itu
sendiri, hal ini berarti bahwa neraca transaksi berjalan cenderung sebagai variable
penerima kontribusi daripada pemberi kontribusi.
Kata Kunci
:
Neraca Transaksi Berjalan, Suku Bunga Libor, Nilai Tukar,
Inflasi dan PDB
ABSTRACT
Winta Ratna Sari, Linkage Analysis of variables that affect the Current
Account Balance in Indonesia, in 2012.
Current Account Balance of Indonesia during the period 2000 to 2010
showed a fluctuating condition surflus. Where there has been a sharp decline in
2005 and 2006. Whereas the highest increase occurred in 2006 and 2007. To
know the things associated with fluctuation in Current Account is the author
interested in creating a research.
This study was to analyze the contribution rate (the rupiah against the
U.S. dollar), Libor Interest Rate, Inflation and Output Growth (GDP) of the
current account balance in Indonesia. The data used in this study secondary data
is sourced from Indonesia Financial Statistics. The data used is the data quarterly
from the first quarter of 2000 up to 2010 fourth quarter.
The analytical method used is a method Vector Autoregression (VAR), by
first using root and cointegration test and will ultimately result in Impulse
Response Function (IRF) and Variance Decomposition (VD).
The results of the estimated Vector Autoregression (VAR) indicates that
there is a relationship between the Current Account, Exchange Rate, Libor
Interest Rate, Inflation and GDP at lag t-1. Impulse response function of the
stability of the first note that all variables are in the long run that is over 5 years
and tend to be stable. This means that in the short term variables that are used do
not provide a meaningful contribution in the long term but will mutually
contribute to each other. Variance Decomposition Based on these results, it is
known that all variables contributed to the Current Account, but his greatest
contribution is of the variable itself, this means that the current account tends to a
variable receiving contributions rather than giving contributions.
Keywords: Current Account, Libor Interest Rates, Exchange Rates, Inflation and
GDP
i
ANALISIS DINAMIS KETERKAITAN VARIABEL YANG
MEMPENGARUHI NERACA TRANSAKSI BERJALAN
DI INDONESIA
TESIS
Oleh
WINTA RATNA SARI
8106162021
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Fuji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
Analisis Faktor yang mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia
(Pendekatan Model VAR).
Penelitian dan penulisan Tesis ini merupakan tugas akhir untuk pada Program
Pendidikan Pasca Sarjana Prodi Ilmu Ekonomi di Universitas Negeri Medan.
Dalam Penelitian dan penulisan
Tesis ini, penulis menyadari sepenuhnya
banyak terdapat kekurangan yang merupakan keterbatasan penulis. Tesis ini tidak
mungkin akan selesai tanpa adanya dukungan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil yang memang sangat penulis
butuhkan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga, kepada :
1. Bapak Prof. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku rector Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manulang, Selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si., selaku Ketua program Studi Magister Ilmu
Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai Dosen
Penguji, yang juga telah banyak memberikan arahan dan masukan.
4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku dosen pembimbing pertama
yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan masukan hingga tesis
ini selesai.
v
5. Bapak Dr. Ramanta Ginting, M.Si, selaku dosen pembimbing kedua, yang
telah banyak memberikan bantuan, arahan, bimbingan dan masukan hingga
tesis ini selesai.
6. Bapak Dr.Zahari Zein, M.Si. dan Bapak Dr. Indra Meipita, M.Si selaku
narasumber dan penguji tesis yang juga telah memberikan masukan untuk
perbaikan tesis ini.
7. Teristimewa suamiku tercinta Jhony Tarigan dan anak-anak ku Jholanda
Valufy Sa’adah Br Tarigan dan Jhodie Okta Albiqo Tarigan yang telah
memberikan motivasi dan doa selama penyelesian tesis ini.
8. Ibunda Hj. Istiq Hanafi dan seluruh keluarga atas motivasi dan doanya.
9. Teman-teman Pasca Sarjana Angkatan VIII/2010 , Prodi Ilmu Ekonomi, PPs
Unimed, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa isi maupun cara penyajian tesis ini masih
jauh dari kesempurnaan, Segala Kesalahan dan kekurangan adalah tanggung jawab
penulis. untuk itu bimbingan , arahan, kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Semoga tesis yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
pihak yang berkepentingan.
Patumbak,
Agustus 2012
Penulis
WINTA RATNA SARI
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………
i
ABSTRACT……………………………………………………………
ii
KATA PENGANTAR……………………………………………….
iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………
v
DAFTAR TABEL……………………………………………………
vii
DAFTAR
GAMBAR………………………………………………...
vii
i
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………
ix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….
1
1.1. Latar Belakang…………………………………………
1
1.2. Perumusan Masalah.……………………………………
11
1.3. Tujuan Penelitian…..……………………………...........
12
1.4. Manfaat Penelitian………………………………..........
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………
14
2.1. Neraca Pembayaran dan Neraca Transaksi Berjalan……
14
2.1.1. Hakikat Transaksi Berjalan………………………
14
2.1.2. Komponen NTB…………………………………
24
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi NTB………...
26
2.1.6. VAR model……………………………………...
40
2.2. Penelitian Terdahulu……………………………………
44
2.3. Kerangka Konseptual dan hipotesis……………………
46
2.3.1. Kerangka Konseptual……………………………
46
2.3.2. Hipotesis…………………………………………
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………….
50
3.1. Ruang Lingkup Penelitian……………………………
50
3.2. Jenis dan Sumber Data…………………………………
51
3.3. Defenisi Variabel……………………………………….
51
3.4. Model Analisis………………………………………….
52
3.5. Metode Penelitian………………………………………
55
3.6. Teknik Analisis Data……………………………………
56
3.6.1. Uji Root test…………………………………….
56
3.6.2. Uji Lag Optimal…………………………………
60
3.6.3. Uji Kointegritas…………………………………
61
3.6.4. Impulse Response Fungtion…………………….
62
3.6.5. Variace Decomposition…………………………
63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………
65
4.1. Perkembangan Variabel yang diteliti……………………
65
4.1.1. Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan………
65
4.1.2. Perkembangan Nilai Tukar………………………
67
4.1.3. Perkembangan Suku Bunga Libor……………….
68
4.1.4. Perkembangan Inflasi……………………………
70
4.1.5. Perkembangan PDB……………………………..
72
4.2. Uji akar Unit ……………………………………………
74
4.3. Uji Lag Optimal…………………………………………..
76
4.4. Uji Kointegrasi……………………………………………
75
4.5. Vector Autoression (VAR)……………………………….
78
4.6. Impulse Response Function (IRF)………………………..
83
4.6.1. IRF Neraca transaksi Berjalan………………………
84
4.6.2. IRF Nilai Tukar……………………………………..
85
4.6.3. IRF Inflasi………………………………………….
86
4.6.4. IRF PDB……………………………………………
87
4.6.5. IRF Suku Bunga Libor…………………………….
89
4.7. Analisis Variance Descompotion (VD) ………………….
92
4.7.1. Analisis VD Neraca transaksi Berjalan…………….
92
4.7.2. Analisis VD Nilai Tukar…………………………….
94
4.7.3. Analisis VD Inflasi…………………………………
95
4.7.4. Analisis VD PDB………………………………….
97
4.7.5. Analisis VD Suku Bunga Libor……………………
98
BAB V KESIMPULANDANSARAN…………………………………
100
5.1.Kesimpulan……………………………………………
100
5.2. Saran……………………………………………………..
102
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….
104
LAMPIRAN……………………………………………………………
107
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.1.
Neraca transaksi Berjalan. Nilai Tukar rata-rata
Rp/US $, SBL dan IHK selama 2000 – 2010…………….
5
4.1.
Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan……………….
65
4.2.
Perkembangan rata-rata Nilai Tukar Rupiah Terhadap US
Dollar…………………………………………………….
67
4.3.
Perkembangan Suku Bunga Libor 6 bulan……………….
69
4.4.
Perkembangan Inflasi…………………………………….
71
4.5.
Perkembangan PDB berdasarkan harga konstan…………
73
4.6.
Pengujian Akar-akar unit dengan Level…………………
75
4.7.
Hasil Pengujian Akar-akar Unit dengan 1 st Difference…
75
4.8.
Nilai Modulus Seluruh Akar unit……………………….
76
4.9.
Uji Kointegrasi Johansen…………………………………
77
4.10.
Hasil Model VAR……………………………………….
79
4.11.
Impulse Response Function NTB……………………….
84
4.12.
Impulse Response Function NT…………………………
85
4.13.
Impulse Response Function P…………………………..
87
4.14.
Impulse Response Function PDB……………………… .
88
4.15.
Impulse Response Function SBL……………………….
89
4.16.
Variance Descomposition NTB…………………………
93
4.17.
Variance Descomposition NT………………………….
94
4.18.
Variance Descomposition P…………………………….
96
4.19.
Variance Descomposition PDB……………………….
97
4.20.
Variance Descomposition SBL…………………………
99
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1.1
Neraca Transaksi berjalan dari tahun
2000 – 2010
-
(dalam $ juta)………………………………………….......
1.2
3
Tren Nilai Tukar (RP/$) dan Neraca Transaksi Berjalan
2000 – 2010……………………………………………….
1.3.
7
Tren antara Suku Bunga LIBOR 6 bulan USD (dalam %) dengan Neraca transaksi Berjalan/ PDB ( dalam %)….
1.4.
Hubungan Neraca Transaksi Berjalan/PDB dan Inflasi
9
-
(dalam %)………………………………………………….
10
2.1.
Kurva BP apabila Tiada Aliran Modal…………………….
18
2.2.
Kurva BP apabila Modal Mengalir Sempurna……………..
19
2.3.
Kurva BP dengan Aliran Modal Tak Sempurna……………
20
2.4.
Keseimbangan Kurva BP dalam Perekonomian Terbuka…..
30
2.5.
Keseimbangan Kurva BP dalam Tiada Aliran Modal dengan
Kurs Pertukaran Fleksibel……………………………………
33
2.6.
Kerangka Konseptual Penelitian……………………………..
48
4.1.
Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan selama 2000.1 2010.4 ( dealam $ juta )……………………………………..
4.2.
\
66
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar selama
2000.1 – 2010.4……………………………………………….
68
4.3.
Perkembangan Suku Bunga Libor Selama 2000.1 – 2010.4….
70
4.4.
Perkembangan Indeks harga Konsumen selama 2000.1
–
2010.4…………………………………………………………
72
4.5.
Perkembangan PDB selama 2000.1 – 2010.4…………………
74
4.6.
Nilai Modulus Seluruh Akar Unit…………………………….
78
4.7.
Response dari semua Variabel Penelitian……………………..
91
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1
Data Variabel Penelitian……………………………………….
107
2.
Grafik Perkembangan Variabel Penelitian…………………….
108
3
Uji Stasioner Pada Level………………………………………
109
4.
Uji Stasioner Pada 1 St Difference……………………………
114
5.
Uji Kointegrasi Johansen………………………………………
118
6.
Stabilitas lag Struktur………………………………………….
119
7.
Gambar Nilai Modulus Seluruh Akar Unit…………………….
120
8.
Hasil Estimasi Model VAR……………………………………
121
9.
Estimasi process……………………………………………….
123
10.
Hasil Impulse Response Function…………………………….
125
11.
Gambar Impulse Response Function………………………….
130
12.
Hasil Variance Discomposition………………………………
131
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan
perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta
dalam Perdagangan internasional berupaya agar kegiatan tersebut dapat
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa
ini, kita dapat melihat nya melalui sebuah laporan yang disebut sebagai Neraca
Pembayaran. Neraca pembayaran
merupakan suatu ikhtisar yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain
selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran
mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan
pemerintah asing, serta transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi
atas neraca transaksi berjalan, neraca lalu lintas modal dan finansial, dan itemitem finansial.
Neraca pembayaran Indonesia memainkan peranan sangat penting dalam
pengelolaan ekonomi makro Indonesia, selain dapat di jadikan barometer dalam
mengukur kemampuan perekonomian nasional dalam menopang transaksitransaksi internasional terutama yang berhubungan dengan kewajiban pembayaran
utang, transaksi ekspor dan impor, posisi neraca pembayaran juga merupakan
salah satu indikator yang mempengaruhi sentiment para pelaku pasar, disamping
itu sejumlah besaran yang ada didalamnya seperti transaksi ekspor dan impor
barang dan jasa memiliki peranan yang penting dalam pembentukan Produk
Domestik Bruto, yang pada akhirnya mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.
Salah satu komponen dari neraca pembayaran adalah Neraca Transaksi
Berjalan. “ Neraca Transaksi Berjalan merupakan komponen dari Neraca
pembayaran yang mencatat neraca perdagangan, neraca jasa, pendapatan atas
investasi dan transaksi unilateral.” ( Tambunan , 2001 :127 ).
Neraca transaksi berjalan terdiri dari neraca perdagangan yang mencatat ekspor
(X) dan impor (M) komoditi dan neraca bersih, serta transfer. Neraca modal
terdiri dari investasi langsung luar negeri dan pembelian saham, obligasi dan
transaksi bank yang menyebabkan aliran modal ke luar negeri (Kreinin,
2002:215). Neraca transaksi berjalan dapat di pandang sebagai penawaran ekspor
suatu Negara dikurangi dengan permintaan impornya. Apabila impor suatu
Negara melebihi ekspornya maka Negara itu kita sebut mengalami defisit neraca
transaksi berjalan (Current account deficit), sebaliknya suatu Negara mengalami
surplus neraca transaksi berjalan (Current account surplus) apabila ekspor lebih
besar dari pada impornya .
Pada Neraca Pembayaran Indonesia Periode 2000 sampai dengan 2010
sebagaimana terlihat pada Grafik 1.1
berada dalam kondisi surflus, dan
mengalami kenaikan yang berfluktuasi. Terlihat pada tahun 2000 neraca transaksi
berjalan menunjukkan jumlah $ 7.991 juta dan jumlah ini lebih rendah dari tahun
sebelumnya sebesar $ 1.090 juta. Ini disebabkan terjadi penurunan surplus
perdagangan migas dan non migas. Ditahun 2002 dan 2003 neraca transaksi
berjalan mengalami kenaikan masing masing $ 7.822 juta dan $ 8.106 juta ,
karena naiknya neraca perdagangan dari kenaikan ekspor migas dan non migas.
Di tahun 2004 neraca transaksi berjalan kembali mengalami penurunan sebesar $
4.998 juta , hal ini dikarenakan nilai ekspor yang menurun dari nilai impor.
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
neraca transaksi berjalan
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2011 Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.1
Transaksi Berjalan
Dari tahun 2000 – 2010 ( dalam Juta US $ )
Pada tahun 2005 jumlah neraca transaksi berjalan kembali mengalami
penurunan yang cukup tajam sebesar $ 2.902 juta dari tahun 2004. Penurunan di
tahun 2005 disebabkan oleh penurunan kinerja transaksi berjalan migas. Defisit
transaksi berjalan migas disumbang oleh penurunan neraca perdagangan (trade
balance) setelah impor migas tumbuh lebih tinggi dibandingkan ekspor migas,
sehingga surplus neraca perdagangan menurun dan peningkatan defisit transaksi
jasa migas. Kinerja transaksi berjalan yang secara keseluruhan menurun tidak
terlepas dari pengaruh melonjaknya harga minyak dunia.
Di tahun 2006 dan 2007 neraca transaksi berjalan kembali menunjukkan
kemajuan dengan menunjukkan peningkatan yang luar biasa dari tahun 2005 yaitu
sebesar $ 10.781 juta . Hal ini di karenakan oleh perkembangan ekonomi global
selama 2006 yang kondusif, khususnya tercermin pada kenaikan permintaan dunia
dan harga komoditas, cukup besar pengaruhnya terhadap peningkatan ekspor
Indonesia. Sebagai respons terhadap perkembangan ekonomi global tersebut,
volume ekspor pada sebagian besar komoditas juga mengalami peningkatan.
Namun di tahun 2008 terjadi penurunan transaksi berjalan yang cukup
tajam sebesar $ 10.365 juta, dengan jumlah neraca transaksi berjalan hanya $ 126
juta,
dikarenakan
memburuknya pasar finansial global, melambatnya
pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga komoditas global. Memburuknya
pasar financial global mendorong aliran modal ke emerging countries semakin
rentan terhadap terjadinya arus pembalikan (capital reversal). Tendensi
perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang terus berlangsung tidak terlepas
dari semakin kuatnya imbas perlambatan ekonomi negara maju terhadap tingkat
pertumbuhan Negara berkembang. Sebagai akibat, tingkat pertumbuhan Negara
berkembang yang relatif masih tinggi tidak dapat lagi menopang pertumbuhan
ekonomi global sebagaimana tahun sebelumnya. Seiring dengan semakin
lemahnya pertumbuhan ekonomi, permintaan komoditas juga semakin menurun
sehingga mendorong turunnya berbagai harga komoditas di pasar global.
Neraca transaksi berjalan pada tahun 2009 mencatat kenaikan sebesar $
10.502 juta. Peningkatan ini
didukung oleh kinerja ekspor, yang meskipun
mengalami kontraksi akibat penurunan pertumbuhan ekonomi global, tercatat
tidak sebesar kontraksi pada impor. Kinerja ekspor tidak terlepas dari pengaruh
permintaan ekspor untuk barang berbasis sumber daya alam, khususnya barang
pertambangan, yang tetap tumbuh positif dalam periode kontraksi ekonomi
global. Kinerja ekspor juga ditopang oleh ekspor manufaktur pada akhir tahun
2009 sejalan dengan semakin cepatnya pemulihan ekonomi negara maju terutama
di AS dan Jepang. Sementara itu, impor melambat cukup signifikan terutama
dipengaruhi oleh menurunnya permintaan domestik sejalan dampak perlambatan
pertumbuhan ekonomi domestik. Dan di tahun 2010 transaksi berjalan menyusut
kembali sebesar $ 5.482 juta di sebabkan karena kenaikan surplus neraca
perdagangan nonmigas dan gas yang terjadi pada tahun 2010 lebih sedikit
dibandingkan dengan kenaikan defisit neraca perdagangan minyak dan neraca
pendapatan. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 1.1. yang menunjukkan jumlah
Neraca transaksi berjalan, nilai tukar rata-rata Rupiah terhadap $ US, suku bunga
Libor dan Inflasi (IHK) di Indonesia sejak 2000 sampai dengan 2010.
Tabel 1.1.
Neraca transaksi Berjalan, Nilai Tukar rata-rata Rp/$ US,
suku bunga LIBOR, dan IHK selama 2000 – 2010
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Neraca
transaksi
Berjalan ( Juta
US $ )
7.991
6.901
7.262
8.106
3.108
278
10.859
10.491
126
Nilai Tukar
rata2 RP
terhadap $
8.403
10.255
9.318
8.572
8.940
9.713
9.020
9.419
10.950
Suku
bunga
Libor
(%)
6.2
1.98
1.38
1.22
2.78
4.7
5.37
4.6
1.75
Inflasi/
IHK
(%)
9.35
12.55
10.1
5.1
6.4
17.1
6.6
6.59
11.06
2009
2010
10.682
5.146
9.400
8.991
0.43
0.46
2.78
6.96
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)
Fluktuasi yang terjadi pada Neraca transaksi berjalan tentunya tidak hanya
disebabkan oleh kinerja ekspor dan impor saja, tetapi ada beberapa hal yang
terkait dengan kinerja ekspor dan impor itu sendiri. Menurut Krugman dan
Obstfeld (1999 ; 78), ada dua faktor utama yang mempengaruhi saldo transaksi
berjalan yaitu kurs riil mata uang domestik terhadap mata uang asing dan
pendapatan
bersih
domestik.
Faktor
tersebut
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi secara langsung, sedang pada kenyataannya banyak faktor lain
yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap neraca transaksi berjalan seperti
variabel neraca fiskal, investasi domestik maupun pengeluaran pemerintah.
Kurs riil (Nilai tukar) memberi dampak pada neraca transaksi berjalan
ketika mengalami apresiasi maupun depresiasi. Jika kurs mengalami apresiasi
maka ekspor Negara tersebut akan mengalami penurunan, sedangkan impor dapat
mengalami kenaikan maupun penurunan. Oleh karena itu dampak kurs riil
terhadap transaksi berjalan dapat bersifat positif maupun negatif .
Perubahan manajemen nilai tukar ini tentunya akan berimplikasi terhadap
karakteristik fluktuasi nilai tukar dan pengaruhnya terhadap perekonomian
terbuka. Berdasarkan Model Mundell-Fleming menjelaskan pasar untuk barang
dan jasa berdasarkan model IS – LM menambahkan simbol baru yaitu kurs pada
ekspor neto. Ekspor Neto berhubungan secara negatif dengan kurs (nilai tukar ).
Selain itu, perubahan nilai tukar dapat merubah harga relatif produk
menjadi lebih mahal atau murah secara relative terhadap produk negara lain
sehingga nilai tukar terkadang digunakan alat untuk meningkatkan daya saing
(mendorong ekspor). Perubahan posisi ekspor inilah yang kemudian berguna
untuk memperbaiki posisi neraca transaksi berjalan.
Pada grafik 2.1. berikut terlihat kondisi nilai tukar dengan neraca transaksi
berjalan selama 2000 – 2010, dari Grafik tersebut terlihat bahwa tidak selamanya
nilai tukar berhubungan negatif dengan neraca transaksi berjalan di Indonesia
seperti kondisi nilai tukar dengan transaksi berjalan pada tahun 2007 dimana nilai
tukar rata-rata Rupiah terhadap $ US berada pada posisi Rp. 9.140,00. turun
sebesar 36 rupiah dari tahun sebelumnya dan neraca transaksi berjalan juga turun
dari 10.859 juta $ US menjadi 10.429 juta $ US. Ini berarti bahwa kondisi ini
tidak sesuai dengan teori bahwa nilai tukar berhubungan negatif dengan neraca
transaksi berjalan.
12
12
10
10
8
8
6
6
4
4
2
2
0
0
2000
2001
2002
2003
Nilai Tukar
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Neraca transaksi berjalan (dalam $ juta)
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.2.
Tren Nilai Tukar (Rp/$) dan Neraca transaksi berjalan
2000 – 2010
2010
Depresiasi nilai tukar yang tajam setelah perubahan sistem nilai tukar dari
sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate) ke
sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) merubah
posisi neraca transaksi berjalan Indonesia yang sebelumnya selalu mengalami
defisit menjadi surplus. Awal depresiasi rupiah yang sangat besar sejak
diberlakukanya free floating exchange rate memperparah defisit neraca transaksi
berjalan di Indonesia. Kemudian, neraca transaksi berjalan menunjukkan posisi
surplus dua kuartal setelah mengalami depresiasi yang sangat besar. Hal ini
menunjukkan adanya keterkaitan antara nilai tukar dengan neraca transaksi
berjalan. (Darwanto , 2007 : 16 ).
Setiap terjadi tekanan nilai tukar Rupiah sebagai efek kebijakan moneter
akan disesuaikan melalui pengaruh suku bunga terhadap aliran modal dan
pengaruh perubahan nilai tukar Rupiah terhadap penawaran ekspor dan
permintaan impor. Melalui mekanisme demikian, neraca transaksi berjalan
berfungsi sebagai alat mekanisme penyesuaian yang penting sehingga overall
Balance of Payment (BOP) selalu dalam ekuilibrium. Dengan demikian, kebijakan
moneter dalam sistem nilai tukar Rupiah yang fleksibel secara teori memerlukan
sensivitas yang tinggi antara suku bunga domestik terhadap aliran modal
internasional dan keeratan hubungan negatif antara nilai tukar Rupiah dengan
suku bunga serta elatisitas yang tinggi antara perubahan nilai tukar Rupiah dengan
penawaran ekspor dan permintaan impor. Selain itu, nilai tukar Rupiah yang
fleksibel dan stabil juga harus tetap dijaga agar tidak memberikan tekanan pada
harga-harga domestik. Oleh karena suku bunga tampak memegang peranan vital
dalam pengendalian moneter dalam sistem nilai tukar yang fleksibel, maka
pendekatan pengendalian moneter diusulkan untuk menggunakan suku bunga
sebagai sasaran operasional dengan inflasi sebagai sasaran tunggal. Suku bunga
dalam jangka panjang, baik suku bunga domestik (SBI) maupun suku bunga
internasional (LIBOR) memberikan pengaruh negatif namun tidak signifikan
terhadap neraca perdagangan (BOP). (Yusuf , 2007 : 53).
Pada Grafik 3.1 berikut disajikan hubungan antara suku bunga (LIBOR 6
bulan USD dalam %) dengan neraca transaksi berjalan/PDB (dalam %).
7
6
5
4
3
2
1
0
2000
2001
2002
2003
2004
CA/PDB
2005
2006
2007
2008
2009
2010
suku bunga LIBOR USD
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.3.
Tren suku bunga LIBOR 6 bulan USD (dalam %)
dan neraca transaksi berjalan/PDB (dalam %)
Di sisi lain inflasi merupakan gejala ekonomi yang sangat menarik untuk
diperhatikan. Setiap kali ada gejolak sosial, politik, dan ekonomi didalam maupun
diluar negri, masyarakat akan selalu mengaitkannya dengan masalah inflasi.
Secara langsung inflasi memang tidak mempengaruhi neraca transaksi berjalan,
namun berpengaruh terhadap neraca pembayaran.
Inflasi memiliki keterkaitan dengan neraca pembayaran . Inflasi tinggi
menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang diproduksi
didalam negeri. Dan oleh karena itu, inflasi akan memuat impor berkembang lebih
cepat dibandingkan dengan ekspor. Disamping itu aliran modal keluar akan lebih
banyak dari pada yang masuk kedalam negeri (Nasaruddin , 2002 : 2 ).
Demikian pula dengan Pertumbuhan ekonomi kaitannya dengan neraca
transaksi berjalan, dimana pertumbuhan ekonomi yang digambarkan dalam GDP
(Pendapatan riil) menunjukkan kemampuan konsumen domestik dalam membeli
barang barang konsumsi. Oleh karena itu, kenaikan pendapatan domestik akan
menyebabkan meningkatnya belanja masyarakat terhadap barang-barang,
termasuk barang impor suatu Negara, yang akan memperburuk kondisi neraca
transaksi berjalan. Sebaliknya , jika pendapatan domestik turun maka belanja
terhadap barang-barang termasuk barang impor suatu Negara akan turun. ( Murti ,
2007 : 4 ).
Lebe, et al ( 2009 : 77 ) mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu penyebab terjadinya defisit neraca transaksi berjalan yang
merupakan perbedaan jumlah tabungan nasional dan investasi. Pertumbuhan
ekonomi dapat meningkatkan investasi dan menurunkan tabungan, penurunan
tabungan ini menyebabkan defisit anggaran, sehingga dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonomi tidak mempengaruhi neraca transaksi berjalan, namun
dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi akan membawa dampak terhadap
defisit neraca transaksi berjalan.. Hubungan antara transaksi berjalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan inflasi seperti terlihat pada Grafik 4.1 berikut
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
transaksi berjalan/PDB
Inflasi (IHK)
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.4.
Hubungan Neraca transaksi Berjalan/PDB dan Inflasi (dalam%)
Dengan terjadinya kenaikan dan penurunan dalam neraca transaksi
berjalan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini , dan ada beberapa
kondisi yang tidak sesuai dengan teori yang ada seperti diantaranya nilai tukar
yang berhubungan negatif dengan Neraca transaksi berjalan namun kondisi di
Indonesia di tahun 2007, 2009 dan 2010 justru berhubungan positif membuat
penulis tertarik untuk meneliti kondisi Neraca Transaksi Berjalan lebih lanjut dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, ada rumusan masalah yang dapat diambil
sebagai kajian dalam penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk lebih
mempermudah mensistemasikan penulisan. Selain itu, rumusan masalah ini
diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan.
Adapun rumusan masalah yang penulis maksud adalah :
1.
Apakah Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Pertumbuhan Output (GDP) dan
Tingkat Suku Bunga berkontribusi terhadap Neraca Transaksi Berjalan di
Indonesia .
2.
Apakah Inflasi, Pertumbuhan Output (GDP) , Tingkat Suku Bunga dan
Neraca Transaksi Berjalan berkontribusi terhadap Nilai Tukar di Indonesia.
3.
Apakah Pertumbuhan Output (GDP), Tingkat Suku Bunga , Neraca
Transaksi Berjalan dan Nilai Tukar berkontribusi terhadap
Inflasi di
Indonesia.
4.
Apakah Tingkat Suku Bunga, Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar dan
Inflasi berkontribusi terhadap Pertumbuhan Output (GDP) di Indonesia.
5.
Apakah Neraca Transaksi Berjalan , Nilai Tukar, Inflasi, dan Pertumbuhan
Output (GDP) berkontribusi terhadap Tingkat Suku Bunga di Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Kontribusi Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Pertumbuhan Output (GDP) dan
Tingkat Suku Bunga terhadap Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia .
2.
Kontribusi Pertumbuhan Output (GDP), Tingkat Suku Bunga dan Neraca
Transaksi Berjalan terhadap Nilai Tukar di Indonesia .
3. Kontribusi Pertumbuhan Output (GDP), Tingkat Suku Bunga , Neraca
Transaksi Berjalan dan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia.
4. Kontribusi Tingkat Suku Bunga, Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar
dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Output (GDP) di Indonesia.
5. Kontribusi Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar, Inflasi, dan
Pertumbuhan Output (GDP) terhadap Tingkat Suku Bunga di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan
relevan dan dapat digunakan oleh :
1. Bagi para pelaku ekonomi, individu maupun lembaga pemerintah atau
swasta diharapkan penelitian ini dapat membantu memberikan masukan
dalam pengambilan keputusan, terutama ketika melakukan perdagangan
internasional.
2. Bagi kalangan akademis, penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk mengembangkan konsep mengenai pengaruh
pergerakkan nilai tukar, pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Asing
Terhadap transaksi berjalan.
3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis mengenai
neraca pembayaran, bisnis internasional, pasar valas. Dan hal-hal yang
berkaitan dengan Neraca Transaksi Berjalan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.
Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh kejutan pertumbuhan Neraca
transaksi berjalan (NTB) terhadap variable Nilai tukar (NT), Inflasi (P), Suku
Bunga Libor (SBL), dan Pertumbuhan Ekonomi (PDB) selama periode 2000.1
sampai dengan 2010.4 di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah
dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan berikut:
a.
Perkembangan Neraca transaksi Berjalan selama Periode penelitian terus
mengalami fluktuasi berkisar antara 1 – 2 milyar US Dollar, sedangkan
nilai tukar rata-rata Rupiah terhadap US Dollar selama perode penelitian
dikatakan berada pada posisi Rp.7.000,00 – Rp. 10.000,00. Per US Dollar,
dan Suku Bunga Libor selama periode penelitian sangat berfluktuasi sekali
bahkan di tahun 2010 SBL berada di posisi nol koma. Dan Inflasi yang di
lihat dari Indeks harga Konsumen selama periode penelitian berkisar
antara 100 – 200 persen. Sedangkan PDB selama perione penelitian terus
mengalami peningkatan.
b.
Hasil dari Estimasi Vector Aoturegression ( VAR ) menunjukkan bahwa
variable yang sifnifikan mengkontribusi Neraca Transaksi berjalan adalah
NTB itu sendiri, Nilai Tukar (NT) dan Inflasi (P). dengan kontribusi
positif, sedangkan variable lain SBL dan PDB kontribusinya kurang dari
satu terhadap Neraca transaksi Berjalan (NTB). Sedangkan kontribusi
yang diberikan NTB terhadap variable lain sangat kecil kecuali terhadap
NTB itu sendiri, bahkan dengan magnitude yang sangat besar selama
periode penelitian ini.
c.
Output Impulse Response Function menunjukkan kondisi bahwa dalam
jangka pendek perubahan Neraca transaksi berjalan (NTB) direspon positif
paling besar oleh PDB, Inflasi (P) dan Suku Bunga Libor (SBL). Dalam
jangka panjang hampir semua impulse response fuction bernilai negative,
kecuali PDB yang masih positif meskipun IRF nya menurun. Sebaliknya
NTB merespon negative paling besar terhadap perubahan Nilai Tukar
(NT) dalam jangka pendek.
d.
Respon NT terhadap NTB baik dalam jangka pendek maupun jangka
penjang memberi pengaruh negative, hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan apabila nilai tukar terdepresiasi maka impor akan turun dan
ekspor akan naik, Nilai NTB juga akan naik. Demikian pula respon dari
NTB terhadap NT juga berpengaruh negative.
e.
Respon SBL terhadap NTB dalam jangka pendek berpengaruh positif
sedangkan dalam jangka pajang berpengaruh negative. Sebaliknya respon
NTB terhadap SBL berpengaruh negative baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Hal ini berarti kenaikan suku bunga akan
membuat posisi neraca transaksi berjalan menurun, karena investor lebih
tertarik berinvestasi pada sektor keuangan dari pada investasi riil.
f.
Respon Inflasi (P) terhadap NTB dalam jangka pendek berpengaruh
positif, dan dalam jangka panjang berpengaruh negative, sedangkan respon
NTB terhadap Inflasi (P) berpengaruh positif namun semakin menurun
dalam jangka panjang. Ini berarti bahwa inflasi dalam jangka panjang akan
memperburuk kondisi neraca transaksi berjalan.
g.
Respon PDB terhadap NTB baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang adalah positif, Sedangkan respon NTB terhadap PDB dalam
jangka pendek juga positif, namun dalam jangka panjang negative. Ini
berarti bahwa Pertumbuhan PDB dalam jangka panjang akan membuat
kondisi neraca transaksi berjalan memburuk, namun dalam jangka pendek
peningkatan PDB juga akan meningatkan NTB.
h.
Output dari Variance decomposition menunjukkan bahwa Neraca
Transaksi Berjalan (NTB) cenderung sebagai variable yang menerima
kontribusi dari pada memberi kontribusi.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil penelitian adalah
sebagai berikut :
a.
Berdasarkan respon NT terhadap NTB yang memperlihatkan bahwa
depresiasi riil rupiah terhadap dollar AS menjadikan harga impor menjadi
sangat mahal. Dengan demikian indikator adanya pembalikan arah dari
defisit menjadi surplus belum merupakan sinyal yang baik karena tidak
menunjukkan adanya kenaikan pertumbuhan ekspor yang signifikan,
namun lebih disebabkan oleh penurunan pertumbuhan impor. Penyebab
penurunan pertumbuhan impor tersebut selain faktor mahalnya harga
impor juga ditambah dengan adanya penurunan daya beli Indonesia
terhadap produk impor. Oleh karena itu kebijakan yang perlu diambil
untuk mencapai keseimbangan eksternal adalah memperbaiki sektor
perdagangan melalui peningkatan daya saing dengan peningkatan
kualitas produk bukan hanya mengandalkan harga murah saja.
b.
Neraca transaksi berjalan cenderung sebagai variable yang menerima
kontribusi ketimbang memberi kontribusi maka otoritas moneter
sebaiknya tetap memperhatikan variable-variabel berpengaruh tersebut.
c.
Selain dari Nilai Tukar, SBL, Inflasi dan pertumbuhan PDB ada faktorfaktor lain yang terkait dengan kondisi Neraca transaksi berjalan seperti
Neraca Modal, kebijakan moneter dan fiskal, dan lain-lain. Yang
mungkin dapat dijadikan variable tambahan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Prima. (2008), Analisis Pengaruh Neraca Perdagangan dan Capital
Inflow terhadap pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
Bank Indonesia, (2000 – 2010), Laporan Tahunan Ekonomi, Publikasi,
www.bi.co.id.
Bank Indonesia (2000 – 2011 ) Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia,
Berbagai Edisi.
Boediono (1999), Ekonomi Moneter, Edisi 3, Yokyakarta, BPFE.
Boediono, (1994), “Merenungkan Kembali Mekanisme Transmisi Moneter di
Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia.
Darwanto, (2007), Kejutan Pertumbuhan nilai Tukat Riil terhadap Inflasi,
Pertumbuhan output, dan Pertumbuhan Neraca transaksi berjalan di
Indonesia 1983.1 – 2005. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Kajian
Ekonomi Negara berkembang, Vol 12, No. 1.
Enders, W. (2004), Applied Econometric Time Series, Second edition, John
Wiley& Sony Inc.
Fuat Lebe, Slim Kahn, Uĝur Adigủzel, (2009), The Empirical Analisys of
The Effect of Economic growth and Exchange rate on Current Account
Defisit ; Romania and Turkey Samples, Journal of Appliede
Quantitative, methods. Vol. 4 No. 1. Spring 2009.
Gujarati, Damodar N. (2003), Basic Econometric, 4th Edition, McGraw-Hill.
Haris, Richard (1995), Cointegration Analysis in Econometric Modeling,
Prentice Hall.
Krenein, Mordechai. E, (2002), International Economics ; A Policy
Approach, Thomson Learning.
Krugman, Paul R, and Maurice Obstefld, 1999, Ekonomi Internasional (Teori
dan Kebijakan ) , Edisi kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Madura, Jeff (1999), International Financial Management, USA: SouthWestern College Publishing.
Mankiw, G.N. (2003), Macroeconomics, 5th Edition, Worth.
Mankiw, G.N, (2006), Macroeconomi, Edisi keenam, Erlangga, Jakarta
Michael Todaro (2000), Ekonomi untuk Negara Berkembang, suatu
pengantar, Bumi Aksara.
Michael P,Todaro (1978), Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, alih bahasa
Aminuddin, Drs, Mursid, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.
Murti. Hari, (2007) ,Analisis Jangka Pendek dan Jangka Panjang Diterminan
Neraca Transaksu Berjalan serta Fenomena Twin Deficit di Asia
Tenggara dan Asia Selatan, Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan,
Vol, 7 No. 1.
Onafowora, O. (2003), Exchange Rate and Trade Balance In East Asia: Is
There a J-curve, Economics Bulletin, Error! Hyperlink reference not
valid..
Phillips.P.C.B dan Perron.P, (1988), Testing For a Unit Root in Time Series
Regresion, Biometrika.
Pugel, Thomas A. (2004), International Economics, 12th Edition, Irwin
McGraw- Hill.
Raharja, Sanityasa. (2011), Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Bunga Deposito Bank Umum di Indonesia, Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Salvatore, Dominick . (1996) . Drs. Harris Munandar (Ed). 1997. Ekonomi
Internasional, Erlangga, Jakarta.
Santosa, Agus Budi (2010), Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap
Neraca transaksi Berjalan, Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol 2
No.2, Hal 169 – 181.
Sims, C.A. (1980), Are Forecasting Models Usable for Policy Analysis?,
Federal Reserve Bank of Minneapolis Quarerly Review.
Sukirno, Sadono. (1994). Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: Rajawali
Press.
Sukirno, Sadono (2000). Makro Ekonomi Modren, Perkembangan Pemikiran
dari Klasik hingga Keynesian Baru, PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Tambunan. Tulus, (2001), Perdagangan
Pembayaran, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Internasional
dan
Neraca
Tambunan , Tulus. (2001a), Perekonomian Indonesia, Teori dan Terapan
Em,piris, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Thomas, RL, (1997). Modern Econometrics: An Introduction, Adison Wesley.
Wang, Peiji (2003), Financial Econometrics, Method and Models, Routledge
Taylor & Francis Group. 81
Widyastutik dan Yusuf, (2007). Analisis Pengaruh Ekspo-Impor komoditas
pengan utama dan liberalisasi Perdagangan terhadap Neraca
Perdagangan Indonesia, Jurnal Management Agrobisnis, Vol 4 No.1. 46
– 56.
W. Nasruddin, (2002), Inflasi (Demand Full and Cost Push Inflation),
Kumpulan Paper Makro Ekonomi Lanjutan, Program Studi Ekonomi
Pertanian, Program Pascasarjana, ITB.
Winta Ratna Sari, Analisis Dinamis Keterkaitan Variabel yang Mempengaruhi
Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia, Tahun 2012.
Neraca Transaksi Berjalan Indonesia selama periode 2000 sampai dengan
2010 menunjukkan kondisi surflus yang berfluktuasi . dimana terjadi penurunan
yang cukup tajam di tahun 2005 dan 2008. Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi
pada tahun 2006 dan 2007. Untuk mengetahui hal hal yang terkait dengan
fluktuasi dari neraca transaksi berjalan tersebut maka penulis tertarik membuat
suatu penelitian.
Penelitian ini adalah untuk menganalisis kontribusi nilai tukar (rupiah
terhadap US Dollar), Suku Bunga Libor, Inflasi dan Pertumbuhan Output (PDB)
terhadap neraca transaksi Berjalan di Indonesia. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data skunder yang bersumber dari Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesia . Data yang digunakan adalah data kuwartalan mulai tahun
2000 kuartal pertama sampai dengan tahun 2010 kuartal empat.
Metode analisis yang digunakan adalah metode Vector Autoregression
(VAR), dengan terlebih dahulu menggunakan uji root dan kointegrasi dan pada
akhirnya akan menghasilkan Impulse Response Function (IRF) dan Variance
Decomposition (VD).
Hasil dari estimasi Vector Autoregression (VAR) menunjukkan bahwa ada
hubungan antara Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar, Suku Bunga Libor,
Inflasi dan PDB pada lag t-1. Dari hasil Impulse response function diketahui bahwa
stabilitas pertama semua variable berada pada jangka panjang yaitu diatas 5 tahun
dan cenderung stabil. Hal ini berarti bahwa dalam jangka pendek variable yang
digunakan belum memberikan kontribusi yang berarti namun dalam jangka
panjang akan saling berkontribusi satu sama lain. Berdasarkan hasil Variance
Decomposition, diketahui bahwa semua variable memberikan kontribusi terhadap
Neraca Transaksi Berjalan, namun kontribusi terbesar adalah dari variable itu
sendiri, hal ini berarti bahwa neraca transaksi berjalan cenderung sebagai variable
penerima kontribusi daripada pemberi kontribusi.
Kata Kunci
:
Neraca Transaksi Berjalan, Suku Bunga Libor, Nilai Tukar,
Inflasi dan PDB
ABSTRACT
Winta Ratna Sari, Linkage Analysis of variables that affect the Current
Account Balance in Indonesia, in 2012.
Current Account Balance of Indonesia during the period 2000 to 2010
showed a fluctuating condition surflus. Where there has been a sharp decline in
2005 and 2006. Whereas the highest increase occurred in 2006 and 2007. To
know the things associated with fluctuation in Current Account is the author
interested in creating a research.
This study was to analyze the contribution rate (the rupiah against the
U.S. dollar), Libor Interest Rate, Inflation and Output Growth (GDP) of the
current account balance in Indonesia. The data used in this study secondary data
is sourced from Indonesia Financial Statistics. The data used is the data quarterly
from the first quarter of 2000 up to 2010 fourth quarter.
The analytical method used is a method Vector Autoregression (VAR), by
first using root and cointegration test and will ultimately result in Impulse
Response Function (IRF) and Variance Decomposition (VD).
The results of the estimated Vector Autoregression (VAR) indicates that
there is a relationship between the Current Account, Exchange Rate, Libor
Interest Rate, Inflation and GDP at lag t-1. Impulse response function of the
stability of the first note that all variables are in the long run that is over 5 years
and tend to be stable. This means that in the short term variables that are used do
not provide a meaningful contribution in the long term but will mutually
contribute to each other. Variance Decomposition Based on these results, it is
known that all variables contributed to the Current Account, but his greatest
contribution is of the variable itself, this means that the current account tends to a
variable receiving contributions rather than giving contributions.
Keywords: Current Account, Libor Interest Rates, Exchange Rates, Inflation and
GDP
i
ANALISIS DINAMIS KETERKAITAN VARIABEL YANG
MEMPENGARUHI NERACA TRANSAKSI BERJALAN
DI INDONESIA
TESIS
Oleh
WINTA RATNA SARI
8106162021
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Fuji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
Analisis Faktor yang mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia
(Pendekatan Model VAR).
Penelitian dan penulisan Tesis ini merupakan tugas akhir untuk pada Program
Pendidikan Pasca Sarjana Prodi Ilmu Ekonomi di Universitas Negeri Medan.
Dalam Penelitian dan penulisan
Tesis ini, penulis menyadari sepenuhnya
banyak terdapat kekurangan yang merupakan keterbatasan penulis. Tesis ini tidak
mungkin akan selesai tanpa adanya dukungan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil yang memang sangat penulis
butuhkan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga, kepada :
1. Bapak Prof. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku rector Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manulang, Selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si., selaku Ketua program Studi Magister Ilmu
Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai Dosen
Penguji, yang juga telah banyak memberikan arahan dan masukan.
4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku dosen pembimbing pertama
yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan masukan hingga tesis
ini selesai.
v
5. Bapak Dr. Ramanta Ginting, M.Si, selaku dosen pembimbing kedua, yang
telah banyak memberikan bantuan, arahan, bimbingan dan masukan hingga
tesis ini selesai.
6. Bapak Dr.Zahari Zein, M.Si. dan Bapak Dr. Indra Meipita, M.Si selaku
narasumber dan penguji tesis yang juga telah memberikan masukan untuk
perbaikan tesis ini.
7. Teristimewa suamiku tercinta Jhony Tarigan dan anak-anak ku Jholanda
Valufy Sa’adah Br Tarigan dan Jhodie Okta Albiqo Tarigan yang telah
memberikan motivasi dan doa selama penyelesian tesis ini.
8. Ibunda Hj. Istiq Hanafi dan seluruh keluarga atas motivasi dan doanya.
9. Teman-teman Pasca Sarjana Angkatan VIII/2010 , Prodi Ilmu Ekonomi, PPs
Unimed, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa isi maupun cara penyajian tesis ini masih
jauh dari kesempurnaan, Segala Kesalahan dan kekurangan adalah tanggung jawab
penulis. untuk itu bimbingan , arahan, kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Semoga tesis yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
pihak yang berkepentingan.
Patumbak,
Agustus 2012
Penulis
WINTA RATNA SARI
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………
i
ABSTRACT……………………………………………………………
ii
KATA PENGANTAR……………………………………………….
iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………
v
DAFTAR TABEL……………………………………………………
vii
DAFTAR
GAMBAR………………………………………………...
vii
i
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………
ix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….
1
1.1. Latar Belakang…………………………………………
1
1.2. Perumusan Masalah.……………………………………
11
1.3. Tujuan Penelitian…..……………………………...........
12
1.4. Manfaat Penelitian………………………………..........
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………
14
2.1. Neraca Pembayaran dan Neraca Transaksi Berjalan……
14
2.1.1. Hakikat Transaksi Berjalan………………………
14
2.1.2. Komponen NTB…………………………………
24
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi NTB………...
26
2.1.6. VAR model……………………………………...
40
2.2. Penelitian Terdahulu……………………………………
44
2.3. Kerangka Konseptual dan hipotesis……………………
46
2.3.1. Kerangka Konseptual……………………………
46
2.3.2. Hipotesis…………………………………………
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………….
50
3.1. Ruang Lingkup Penelitian……………………………
50
3.2. Jenis dan Sumber Data…………………………………
51
3.3. Defenisi Variabel……………………………………….
51
3.4. Model Analisis………………………………………….
52
3.5. Metode Penelitian………………………………………
55
3.6. Teknik Analisis Data……………………………………
56
3.6.1. Uji Root test…………………………………….
56
3.6.2. Uji Lag Optimal…………………………………
60
3.6.3. Uji Kointegritas…………………………………
61
3.6.4. Impulse Response Fungtion…………………….
62
3.6.5. Variace Decomposition…………………………
63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………
65
4.1. Perkembangan Variabel yang diteliti……………………
65
4.1.1. Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan………
65
4.1.2. Perkembangan Nilai Tukar………………………
67
4.1.3. Perkembangan Suku Bunga Libor……………….
68
4.1.4. Perkembangan Inflasi……………………………
70
4.1.5. Perkembangan PDB……………………………..
72
4.2. Uji akar Unit ……………………………………………
74
4.3. Uji Lag Optimal…………………………………………..
76
4.4. Uji Kointegrasi……………………………………………
75
4.5. Vector Autoression (VAR)……………………………….
78
4.6. Impulse Response Function (IRF)………………………..
83
4.6.1. IRF Neraca transaksi Berjalan………………………
84
4.6.2. IRF Nilai Tukar……………………………………..
85
4.6.3. IRF Inflasi………………………………………….
86
4.6.4. IRF PDB……………………………………………
87
4.6.5. IRF Suku Bunga Libor…………………………….
89
4.7. Analisis Variance Descompotion (VD) ………………….
92
4.7.1. Analisis VD Neraca transaksi Berjalan…………….
92
4.7.2. Analisis VD Nilai Tukar…………………………….
94
4.7.3. Analisis VD Inflasi…………………………………
95
4.7.4. Analisis VD PDB………………………………….
97
4.7.5. Analisis VD Suku Bunga Libor……………………
98
BAB V KESIMPULANDANSARAN…………………………………
100
5.1.Kesimpulan……………………………………………
100
5.2. Saran……………………………………………………..
102
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….
104
LAMPIRAN……………………………………………………………
107
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.1.
Neraca transaksi Berjalan. Nilai Tukar rata-rata
Rp/US $, SBL dan IHK selama 2000 – 2010…………….
5
4.1.
Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan……………….
65
4.2.
Perkembangan rata-rata Nilai Tukar Rupiah Terhadap US
Dollar…………………………………………………….
67
4.3.
Perkembangan Suku Bunga Libor 6 bulan……………….
69
4.4.
Perkembangan Inflasi…………………………………….
71
4.5.
Perkembangan PDB berdasarkan harga konstan…………
73
4.6.
Pengujian Akar-akar unit dengan Level…………………
75
4.7.
Hasil Pengujian Akar-akar Unit dengan 1 st Difference…
75
4.8.
Nilai Modulus Seluruh Akar unit……………………….
76
4.9.
Uji Kointegrasi Johansen…………………………………
77
4.10.
Hasil Model VAR……………………………………….
79
4.11.
Impulse Response Function NTB……………………….
84
4.12.
Impulse Response Function NT…………………………
85
4.13.
Impulse Response Function P…………………………..
87
4.14.
Impulse Response Function PDB……………………… .
88
4.15.
Impulse Response Function SBL……………………….
89
4.16.
Variance Descomposition NTB…………………………
93
4.17.
Variance Descomposition NT………………………….
94
4.18.
Variance Descomposition P…………………………….
96
4.19.
Variance Descomposition PDB……………………….
97
4.20.
Variance Descomposition SBL…………………………
99
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1.1
Neraca Transaksi berjalan dari tahun
2000 – 2010
-
(dalam $ juta)………………………………………….......
1.2
3
Tren Nilai Tukar (RP/$) dan Neraca Transaksi Berjalan
2000 – 2010……………………………………………….
1.3.
7
Tren antara Suku Bunga LIBOR 6 bulan USD (dalam %) dengan Neraca transaksi Berjalan/ PDB ( dalam %)….
1.4.
Hubungan Neraca Transaksi Berjalan/PDB dan Inflasi
9
-
(dalam %)………………………………………………….
10
2.1.
Kurva BP apabila Tiada Aliran Modal…………………….
18
2.2.
Kurva BP apabila Modal Mengalir Sempurna……………..
19
2.3.
Kurva BP dengan Aliran Modal Tak Sempurna……………
20
2.4.
Keseimbangan Kurva BP dalam Perekonomian Terbuka…..
30
2.5.
Keseimbangan Kurva BP dalam Tiada Aliran Modal dengan
Kurs Pertukaran Fleksibel……………………………………
33
2.6.
Kerangka Konseptual Penelitian……………………………..
48
4.1.
Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan selama 2000.1 2010.4 ( dealam $ juta )……………………………………..
4.2.
\
66
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar selama
2000.1 – 2010.4……………………………………………….
68
4.3.
Perkembangan Suku Bunga Libor Selama 2000.1 – 2010.4….
70
4.4.
Perkembangan Indeks harga Konsumen selama 2000.1
–
2010.4…………………………………………………………
72
4.5.
Perkembangan PDB selama 2000.1 – 2010.4…………………
74
4.6.
Nilai Modulus Seluruh Akar Unit…………………………….
78
4.7.
Response dari semua Variabel Penelitian……………………..
91
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1
Data Variabel Penelitian……………………………………….
107
2.
Grafik Perkembangan Variabel Penelitian…………………….
108
3
Uji Stasioner Pada Level………………………………………
109
4.
Uji Stasioner Pada 1 St Difference……………………………
114
5.
Uji Kointegrasi Johansen………………………………………
118
6.
Stabilitas lag Struktur………………………………………….
119
7.
Gambar Nilai Modulus Seluruh Akar Unit…………………….
120
8.
Hasil Estimasi Model VAR……………………………………
121
9.
Estimasi process……………………………………………….
123
10.
Hasil Impulse Response Function…………………………….
125
11.
Gambar Impulse Response Function………………………….
130
12.
Hasil Variance Discomposition………………………………
131
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan
perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta
dalam Perdagangan internasional berupaya agar kegiatan tersebut dapat
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa
ini, kita dapat melihat nya melalui sebuah laporan yang disebut sebagai Neraca
Pembayaran. Neraca pembayaran
merupakan suatu ikhtisar yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain
selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran
mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan
pemerintah asing, serta transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi
atas neraca transaksi berjalan, neraca lalu lintas modal dan finansial, dan itemitem finansial.
Neraca pembayaran Indonesia memainkan peranan sangat penting dalam
pengelolaan ekonomi makro Indonesia, selain dapat di jadikan barometer dalam
mengukur kemampuan perekonomian nasional dalam menopang transaksitransaksi internasional terutama yang berhubungan dengan kewajiban pembayaran
utang, transaksi ekspor dan impor, posisi neraca pembayaran juga merupakan
salah satu indikator yang mempengaruhi sentiment para pelaku pasar, disamping
itu sejumlah besaran yang ada didalamnya seperti transaksi ekspor dan impor
barang dan jasa memiliki peranan yang penting dalam pembentukan Produk
Domestik Bruto, yang pada akhirnya mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.
Salah satu komponen dari neraca pembayaran adalah Neraca Transaksi
Berjalan. “ Neraca Transaksi Berjalan merupakan komponen dari Neraca
pembayaran yang mencatat neraca perdagangan, neraca jasa, pendapatan atas
investasi dan transaksi unilateral.” ( Tambunan , 2001 :127 ).
Neraca transaksi berjalan terdiri dari neraca perdagangan yang mencatat ekspor
(X) dan impor (M) komoditi dan neraca bersih, serta transfer. Neraca modal
terdiri dari investasi langsung luar negeri dan pembelian saham, obligasi dan
transaksi bank yang menyebabkan aliran modal ke luar negeri (Kreinin,
2002:215). Neraca transaksi berjalan dapat di pandang sebagai penawaran ekspor
suatu Negara dikurangi dengan permintaan impornya. Apabila impor suatu
Negara melebihi ekspornya maka Negara itu kita sebut mengalami defisit neraca
transaksi berjalan (Current account deficit), sebaliknya suatu Negara mengalami
surplus neraca transaksi berjalan (Current account surplus) apabila ekspor lebih
besar dari pada impornya .
Pada Neraca Pembayaran Indonesia Periode 2000 sampai dengan 2010
sebagaimana terlihat pada Grafik 1.1
berada dalam kondisi surflus, dan
mengalami kenaikan yang berfluktuasi. Terlihat pada tahun 2000 neraca transaksi
berjalan menunjukkan jumlah $ 7.991 juta dan jumlah ini lebih rendah dari tahun
sebelumnya sebesar $ 1.090 juta. Ini disebabkan terjadi penurunan surplus
perdagangan migas dan non migas. Ditahun 2002 dan 2003 neraca transaksi
berjalan mengalami kenaikan masing masing $ 7.822 juta dan $ 8.106 juta ,
karena naiknya neraca perdagangan dari kenaikan ekspor migas dan non migas.
Di tahun 2004 neraca transaksi berjalan kembali mengalami penurunan sebesar $
4.998 juta , hal ini dikarenakan nilai ekspor yang menurun dari nilai impor.
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
neraca transaksi berjalan
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2011 Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.1
Transaksi Berjalan
Dari tahun 2000 – 2010 ( dalam Juta US $ )
Pada tahun 2005 jumlah neraca transaksi berjalan kembali mengalami
penurunan yang cukup tajam sebesar $ 2.902 juta dari tahun 2004. Penurunan di
tahun 2005 disebabkan oleh penurunan kinerja transaksi berjalan migas. Defisit
transaksi berjalan migas disumbang oleh penurunan neraca perdagangan (trade
balance) setelah impor migas tumbuh lebih tinggi dibandingkan ekspor migas,
sehingga surplus neraca perdagangan menurun dan peningkatan defisit transaksi
jasa migas. Kinerja transaksi berjalan yang secara keseluruhan menurun tidak
terlepas dari pengaruh melonjaknya harga minyak dunia.
Di tahun 2006 dan 2007 neraca transaksi berjalan kembali menunjukkan
kemajuan dengan menunjukkan peningkatan yang luar biasa dari tahun 2005 yaitu
sebesar $ 10.781 juta . Hal ini di karenakan oleh perkembangan ekonomi global
selama 2006 yang kondusif, khususnya tercermin pada kenaikan permintaan dunia
dan harga komoditas, cukup besar pengaruhnya terhadap peningkatan ekspor
Indonesia. Sebagai respons terhadap perkembangan ekonomi global tersebut,
volume ekspor pada sebagian besar komoditas juga mengalami peningkatan.
Namun di tahun 2008 terjadi penurunan transaksi berjalan yang cukup
tajam sebesar $ 10.365 juta, dengan jumlah neraca transaksi berjalan hanya $ 126
juta,
dikarenakan
memburuknya pasar finansial global, melambatnya
pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga komoditas global. Memburuknya
pasar financial global mendorong aliran modal ke emerging countries semakin
rentan terhadap terjadinya arus pembalikan (capital reversal). Tendensi
perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang terus berlangsung tidak terlepas
dari semakin kuatnya imbas perlambatan ekonomi negara maju terhadap tingkat
pertumbuhan Negara berkembang. Sebagai akibat, tingkat pertumbuhan Negara
berkembang yang relatif masih tinggi tidak dapat lagi menopang pertumbuhan
ekonomi global sebagaimana tahun sebelumnya. Seiring dengan semakin
lemahnya pertumbuhan ekonomi, permintaan komoditas juga semakin menurun
sehingga mendorong turunnya berbagai harga komoditas di pasar global.
Neraca transaksi berjalan pada tahun 2009 mencatat kenaikan sebesar $
10.502 juta. Peningkatan ini
didukung oleh kinerja ekspor, yang meskipun
mengalami kontraksi akibat penurunan pertumbuhan ekonomi global, tercatat
tidak sebesar kontraksi pada impor. Kinerja ekspor tidak terlepas dari pengaruh
permintaan ekspor untuk barang berbasis sumber daya alam, khususnya barang
pertambangan, yang tetap tumbuh positif dalam periode kontraksi ekonomi
global. Kinerja ekspor juga ditopang oleh ekspor manufaktur pada akhir tahun
2009 sejalan dengan semakin cepatnya pemulihan ekonomi negara maju terutama
di AS dan Jepang. Sementara itu, impor melambat cukup signifikan terutama
dipengaruhi oleh menurunnya permintaan domestik sejalan dampak perlambatan
pertumbuhan ekonomi domestik. Dan di tahun 2010 transaksi berjalan menyusut
kembali sebesar $ 5.482 juta di sebabkan karena kenaikan surplus neraca
perdagangan nonmigas dan gas yang terjadi pada tahun 2010 lebih sedikit
dibandingkan dengan kenaikan defisit neraca perdagangan minyak dan neraca
pendapatan. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 1.1. yang menunjukkan jumlah
Neraca transaksi berjalan, nilai tukar rata-rata Rupiah terhadap $ US, suku bunga
Libor dan Inflasi (IHK) di Indonesia sejak 2000 sampai dengan 2010.
Tabel 1.1.
Neraca transaksi Berjalan, Nilai Tukar rata-rata Rp/$ US,
suku bunga LIBOR, dan IHK selama 2000 – 2010
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Neraca
transaksi
Berjalan ( Juta
US $ )
7.991
6.901
7.262
8.106
3.108
278
10.859
10.491
126
Nilai Tukar
rata2 RP
terhadap $
8.403
10.255
9.318
8.572
8.940
9.713
9.020
9.419
10.950
Suku
bunga
Libor
(%)
6.2
1.98
1.38
1.22
2.78
4.7
5.37
4.6
1.75
Inflasi/
IHK
(%)
9.35
12.55
10.1
5.1
6.4
17.1
6.6
6.59
11.06
2009
2010
10.682
5.146
9.400
8.991
0.43
0.46
2.78
6.96
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)
Fluktuasi yang terjadi pada Neraca transaksi berjalan tentunya tidak hanya
disebabkan oleh kinerja ekspor dan impor saja, tetapi ada beberapa hal yang
terkait dengan kinerja ekspor dan impor itu sendiri. Menurut Krugman dan
Obstfeld (1999 ; 78), ada dua faktor utama yang mempengaruhi saldo transaksi
berjalan yaitu kurs riil mata uang domestik terhadap mata uang asing dan
pendapatan
bersih
domestik.
Faktor
tersebut
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi secara langsung, sedang pada kenyataannya banyak faktor lain
yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap neraca transaksi berjalan seperti
variabel neraca fiskal, investasi domestik maupun pengeluaran pemerintah.
Kurs riil (Nilai tukar) memberi dampak pada neraca transaksi berjalan
ketika mengalami apresiasi maupun depresiasi. Jika kurs mengalami apresiasi
maka ekspor Negara tersebut akan mengalami penurunan, sedangkan impor dapat
mengalami kenaikan maupun penurunan. Oleh karena itu dampak kurs riil
terhadap transaksi berjalan dapat bersifat positif maupun negatif .
Perubahan manajemen nilai tukar ini tentunya akan berimplikasi terhadap
karakteristik fluktuasi nilai tukar dan pengaruhnya terhadap perekonomian
terbuka. Berdasarkan Model Mundell-Fleming menjelaskan pasar untuk barang
dan jasa berdasarkan model IS – LM menambahkan simbol baru yaitu kurs pada
ekspor neto. Ekspor Neto berhubungan secara negatif dengan kurs (nilai tukar ).
Selain itu, perubahan nilai tukar dapat merubah harga relatif produk
menjadi lebih mahal atau murah secara relative terhadap produk negara lain
sehingga nilai tukar terkadang digunakan alat untuk meningkatkan daya saing
(mendorong ekspor). Perubahan posisi ekspor inilah yang kemudian berguna
untuk memperbaiki posisi neraca transaksi berjalan.
Pada grafik 2.1. berikut terlihat kondisi nilai tukar dengan neraca transaksi
berjalan selama 2000 – 2010, dari Grafik tersebut terlihat bahwa tidak selamanya
nilai tukar berhubungan negatif dengan neraca transaksi berjalan di Indonesia
seperti kondisi nilai tukar dengan transaksi berjalan pada tahun 2007 dimana nilai
tukar rata-rata Rupiah terhadap $ US berada pada posisi Rp. 9.140,00. turun
sebesar 36 rupiah dari tahun sebelumnya dan neraca transaksi berjalan juga turun
dari 10.859 juta $ US menjadi 10.429 juta $ US. Ini berarti bahwa kondisi ini
tidak sesuai dengan teori bahwa nilai tukar berhubungan negatif dengan neraca
transaksi berjalan.
12
12
10
10
8
8
6
6
4
4
2
2
0
0
2000
2001
2002
2003
Nilai Tukar
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Neraca transaksi berjalan (dalam $ juta)
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.2.
Tren Nilai Tukar (Rp/$) dan Neraca transaksi berjalan
2000 – 2010
2010
Depresiasi nilai tukar yang tajam setelah perubahan sistem nilai tukar dari
sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate) ke
sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) merubah
posisi neraca transaksi berjalan Indonesia yang sebelumnya selalu mengalami
defisit menjadi surplus. Awal depresiasi rupiah yang sangat besar sejak
diberlakukanya free floating exchange rate memperparah defisit neraca transaksi
berjalan di Indonesia. Kemudian, neraca transaksi berjalan menunjukkan posisi
surplus dua kuartal setelah mengalami depresiasi yang sangat besar. Hal ini
menunjukkan adanya keterkaitan antara nilai tukar dengan neraca transaksi
berjalan. (Darwanto , 2007 : 16 ).
Setiap terjadi tekanan nilai tukar Rupiah sebagai efek kebijakan moneter
akan disesuaikan melalui pengaruh suku bunga terhadap aliran modal dan
pengaruh perubahan nilai tukar Rupiah terhadap penawaran ekspor dan
permintaan impor. Melalui mekanisme demikian, neraca transaksi berjalan
berfungsi sebagai alat mekanisme penyesuaian yang penting sehingga overall
Balance of Payment (BOP) selalu dalam ekuilibrium. Dengan demikian, kebijakan
moneter dalam sistem nilai tukar Rupiah yang fleksibel secara teori memerlukan
sensivitas yang tinggi antara suku bunga domestik terhadap aliran modal
internasional dan keeratan hubungan negatif antara nilai tukar Rupiah dengan
suku bunga serta elatisitas yang tinggi antara perubahan nilai tukar Rupiah dengan
penawaran ekspor dan permintaan impor. Selain itu, nilai tukar Rupiah yang
fleksibel dan stabil juga harus tetap dijaga agar tidak memberikan tekanan pada
harga-harga domestik. Oleh karena suku bunga tampak memegang peranan vital
dalam pengendalian moneter dalam sistem nilai tukar yang fleksibel, maka
pendekatan pengendalian moneter diusulkan untuk menggunakan suku bunga
sebagai sasaran operasional dengan inflasi sebagai sasaran tunggal. Suku bunga
dalam jangka panjang, baik suku bunga domestik (SBI) maupun suku bunga
internasional (LIBOR) memberikan pengaruh negatif namun tidak signifikan
terhadap neraca perdagangan (BOP). (Yusuf , 2007 : 53).
Pada Grafik 3.1 berikut disajikan hubungan antara suku bunga (LIBOR 6
bulan USD dalam %) dengan neraca transaksi berjalan/PDB (dalam %).
7
6
5
4
3
2
1
0
2000
2001
2002
2003
2004
CA/PDB
2005
2006
2007
2008
2009
2010
suku bunga LIBOR USD
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.3.
Tren suku bunga LIBOR 6 bulan USD (dalam %)
dan neraca transaksi berjalan/PDB (dalam %)
Di sisi lain inflasi merupakan gejala ekonomi yang sangat menarik untuk
diperhatikan. Setiap kali ada gejolak sosial, politik, dan ekonomi didalam maupun
diluar negri, masyarakat akan selalu mengaitkannya dengan masalah inflasi.
Secara langsung inflasi memang tidak mempengaruhi neraca transaksi berjalan,
namun berpengaruh terhadap neraca pembayaran.
Inflasi memiliki keterkaitan dengan neraca pembayaran . Inflasi tinggi
menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang diproduksi
didalam negeri. Dan oleh karena itu, inflasi akan memuat impor berkembang lebih
cepat dibandingkan dengan ekspor. Disamping itu aliran modal keluar akan lebih
banyak dari pada yang masuk kedalam negeri (Nasaruddin , 2002 : 2 ).
Demikian pula dengan Pertumbuhan ekonomi kaitannya dengan neraca
transaksi berjalan, dimana pertumbuhan ekonomi yang digambarkan dalam GDP
(Pendapatan riil) menunjukkan kemampuan konsumen domestik dalam membeli
barang barang konsumsi. Oleh karena itu, kenaikan pendapatan domestik akan
menyebabkan meningkatnya belanja masyarakat terhadap barang-barang,
termasuk barang impor suatu Negara, yang akan memperburuk kondisi neraca
transaksi berjalan. Sebaliknya , jika pendapatan domestik turun maka belanja
terhadap barang-barang termasuk barang impor suatu Negara akan turun. ( Murti ,
2007 : 4 ).
Lebe, et al ( 2009 : 77 ) mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu penyebab terjadinya defisit neraca transaksi berjalan yang
merupakan perbedaan jumlah tabungan nasional dan investasi. Pertumbuhan
ekonomi dapat meningkatkan investasi dan menurunkan tabungan, penurunan
tabungan ini menyebabkan defisit anggaran, sehingga dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonomi tidak mempengaruhi neraca transaksi berjalan, namun
dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi akan membawa dampak terhadap
defisit neraca transaksi berjalan.. Hubungan antara transaksi berjalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan inflasi seperti terlihat pada Grafik 4.1 berikut
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
transaksi berjalan/PDB
Inflasi (IHK)
Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.4.
Hubungan Neraca transaksi Berjalan/PDB dan Inflasi (dalam%)
Dengan terjadinya kenaikan dan penurunan dalam neraca transaksi
berjalan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini , dan ada beberapa
kondisi yang tidak sesuai dengan teori yang ada seperti diantaranya nilai tukar
yang berhubungan negatif dengan Neraca transaksi berjalan namun kondisi di
Indonesia di tahun 2007, 2009 dan 2010 justru berhubungan positif membuat
penulis tertarik untuk meneliti kondisi Neraca Transaksi Berjalan lebih lanjut dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, ada rumusan masalah yang dapat diambil
sebagai kajian dalam penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk lebih
mempermudah mensistemasikan penulisan. Selain itu, rumusan masalah ini
diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan.
Adapun rumusan masalah yang penulis maksud adalah :
1.
Apakah Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Pertumbuhan Output (GDP) dan
Tingkat Suku Bunga berkontribusi terhadap Neraca Transaksi Berjalan di
Indonesia .
2.
Apakah Inflasi, Pertumbuhan Output (GDP) , Tingkat Suku Bunga dan
Neraca Transaksi Berjalan berkontribusi terhadap Nilai Tukar di Indonesia.
3.
Apakah Pertumbuhan Output (GDP), Tingkat Suku Bunga , Neraca
Transaksi Berjalan dan Nilai Tukar berkontribusi terhadap
Inflasi di
Indonesia.
4.
Apakah Tingkat Suku Bunga, Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar dan
Inflasi berkontribusi terhadap Pertumbuhan Output (GDP) di Indonesia.
5.
Apakah Neraca Transaksi Berjalan , Nilai Tukar, Inflasi, dan Pertumbuhan
Output (GDP) berkontribusi terhadap Tingkat Suku Bunga di Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Kontribusi Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Pertumbuhan Output (GDP) dan
Tingkat Suku Bunga terhadap Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia .
2.
Kontribusi Pertumbuhan Output (GDP), Tingkat Suku Bunga dan Neraca
Transaksi Berjalan terhadap Nilai Tukar di Indonesia .
3. Kontribusi Pertumbuhan Output (GDP), Tingkat Suku Bunga , Neraca
Transaksi Berjalan dan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia.
4. Kontribusi Tingkat Suku Bunga, Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar
dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Output (GDP) di Indonesia.
5. Kontribusi Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar, Inflasi, dan
Pertumbuhan Output (GDP) terhadap Tingkat Suku Bunga di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan
relevan dan dapat digunakan oleh :
1. Bagi para pelaku ekonomi, individu maupun lembaga pemerintah atau
swasta diharapkan penelitian ini dapat membantu memberikan masukan
dalam pengambilan keputusan, terutama ketika melakukan perdagangan
internasional.
2. Bagi kalangan akademis, penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk mengembangkan konsep mengenai pengaruh
pergerakkan nilai tukar, pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Asing
Terhadap transaksi berjalan.
3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis mengenai
neraca pembayaran, bisnis internasional, pasar valas. Dan hal-hal yang
berkaitan dengan Neraca Transaksi Berjalan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.
Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh kejutan pertumbuhan Neraca
transaksi berjalan (NTB) terhadap variable Nilai tukar (NT), Inflasi (P), Suku
Bunga Libor (SBL), dan Pertumbuhan Ekonomi (PDB) selama periode 2000.1
sampai dengan 2010.4 di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah
dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan berikut:
a.
Perkembangan Neraca transaksi Berjalan selama Periode penelitian terus
mengalami fluktuasi berkisar antara 1 – 2 milyar US Dollar, sedangkan
nilai tukar rata-rata Rupiah terhadap US Dollar selama perode penelitian
dikatakan berada pada posisi Rp.7.000,00 – Rp. 10.000,00. Per US Dollar,
dan Suku Bunga Libor selama periode penelitian sangat berfluktuasi sekali
bahkan di tahun 2010 SBL berada di posisi nol koma. Dan Inflasi yang di
lihat dari Indeks harga Konsumen selama periode penelitian berkisar
antara 100 – 200 persen. Sedangkan PDB selama perione penelitian terus
mengalami peningkatan.
b.
Hasil dari Estimasi Vector Aoturegression ( VAR ) menunjukkan bahwa
variable yang sifnifikan mengkontribusi Neraca Transaksi berjalan adalah
NTB itu sendiri, Nilai Tukar (NT) dan Inflasi (P). dengan kontribusi
positif, sedangkan variable lain SBL dan PDB kontribusinya kurang dari
satu terhadap Neraca transaksi Berjalan (NTB). Sedangkan kontribusi
yang diberikan NTB terhadap variable lain sangat kecil kecuali terhadap
NTB itu sendiri, bahkan dengan magnitude yang sangat besar selama
periode penelitian ini.
c.
Output Impulse Response Function menunjukkan kondisi bahwa dalam
jangka pendek perubahan Neraca transaksi berjalan (NTB) direspon positif
paling besar oleh PDB, Inflasi (P) dan Suku Bunga Libor (SBL). Dalam
jangka panjang hampir semua impulse response fuction bernilai negative,
kecuali PDB yang masih positif meskipun IRF nya menurun. Sebaliknya
NTB merespon negative paling besar terhadap perubahan Nilai Tukar
(NT) dalam jangka pendek.
d.
Respon NT terhadap NTB baik dalam jangka pendek maupun jangka
penjang memberi pengaruh negative, hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan apabila nilai tukar terdepresiasi maka impor akan turun dan
ekspor akan naik, Nilai NTB juga akan naik. Demikian pula respon dari
NTB terhadap NT juga berpengaruh negative.
e.
Respon SBL terhadap NTB dalam jangka pendek berpengaruh positif
sedangkan dalam jangka pajang berpengaruh negative. Sebaliknya respon
NTB terhadap SBL berpengaruh negative baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Hal ini berarti kenaikan suku bunga akan
membuat posisi neraca transaksi berjalan menurun, karena investor lebih
tertarik berinvestasi pada sektor keuangan dari pada investasi riil.
f.
Respon Inflasi (P) terhadap NTB dalam jangka pendek berpengaruh
positif, dan dalam jangka panjang berpengaruh negative, sedangkan respon
NTB terhadap Inflasi (P) berpengaruh positif namun semakin menurun
dalam jangka panjang. Ini berarti bahwa inflasi dalam jangka panjang akan
memperburuk kondisi neraca transaksi berjalan.
g.
Respon PDB terhadap NTB baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang adalah positif, Sedangkan respon NTB terhadap PDB dalam
jangka pendek juga positif, namun dalam jangka panjang negative. Ini
berarti bahwa Pertumbuhan PDB dalam jangka panjang akan membuat
kondisi neraca transaksi berjalan memburuk, namun dalam jangka pendek
peningkatan PDB juga akan meningatkan NTB.
h.
Output dari Variance decomposition menunjukkan bahwa Neraca
Transaksi Berjalan (NTB) cenderung sebagai variable yang menerima
kontribusi dari pada memberi kontribusi.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil penelitian adalah
sebagai berikut :
a.
Berdasarkan respon NT terhadap NTB yang memperlihatkan bahwa
depresiasi riil rupiah terhadap dollar AS menjadikan harga impor menjadi
sangat mahal. Dengan demikian indikator adanya pembalikan arah dari
defisit menjadi surplus belum merupakan sinyal yang baik karena tidak
menunjukkan adanya kenaikan pertumbuhan ekspor yang signifikan,
namun lebih disebabkan oleh penurunan pertumbuhan impor. Penyebab
penurunan pertumbuhan impor tersebut selain faktor mahalnya harga
impor juga ditambah dengan adanya penurunan daya beli Indonesia
terhadap produk impor. Oleh karena itu kebijakan yang perlu diambil
untuk mencapai keseimbangan eksternal adalah memperbaiki sektor
perdagangan melalui peningkatan daya saing dengan peningkatan
kualitas produk bukan hanya mengandalkan harga murah saja.
b.
Neraca transaksi berjalan cenderung sebagai variable yang menerima
kontribusi ketimbang memberi kontribusi maka otoritas moneter
sebaiknya tetap memperhatikan variable-variabel berpengaruh tersebut.
c.
Selain dari Nilai Tukar, SBL, Inflasi dan pertumbuhan PDB ada faktorfaktor lain yang terkait dengan kondisi Neraca transaksi berjalan seperti
Neraca Modal, kebijakan moneter dan fiskal, dan lain-lain. Yang
mungkin dapat dijadikan variable tambahan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Prima. (2008), Analisis Pengaruh Neraca Perdagangan dan Capital
Inflow terhadap pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
Bank Indonesia, (2000 – 2010), Laporan Tahunan Ekonomi, Publikasi,
www.bi.co.id.
Bank Indonesia (2000 – 2011 ) Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia,
Berbagai Edisi.
Boediono (1999), Ekonomi Moneter, Edisi 3, Yokyakarta, BPFE.
Boediono, (1994), “Merenungkan Kembali Mekanisme Transmisi Moneter di
Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia.
Darwanto, (2007), Kejutan Pertumbuhan nilai Tukat Riil terhadap Inflasi,
Pertumbuhan output, dan Pertumbuhan Neraca transaksi berjalan di
Indonesia 1983.1 – 2005. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Kajian
Ekonomi Negara berkembang, Vol 12, No. 1.
Enders, W. (2004), Applied Econometric Time Series, Second edition, John
Wiley& Sony Inc.
Fuat Lebe, Slim Kahn, Uĝur Adigủzel, (2009), The Empirical Analisys of
The Effect of Economic growth and Exchange rate on Current Account
Defisit ; Romania and Turkey Samples, Journal of Appliede
Quantitative, methods. Vol. 4 No. 1. Spring 2009.
Gujarati, Damodar N. (2003), Basic Econometric, 4th Edition, McGraw-Hill.
Haris, Richard (1995), Cointegration Analysis in Econometric Modeling,
Prentice Hall.
Krenein, Mordechai. E, (2002), International Economics ; A Policy
Approach, Thomson Learning.
Krugman, Paul R, and Maurice Obstefld, 1999, Ekonomi Internasional (Teori
dan Kebijakan ) , Edisi kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Madura, Jeff (1999), International Financial Management, USA: SouthWestern College Publishing.
Mankiw, G.N. (2003), Macroeconomics, 5th Edition, Worth.
Mankiw, G.N, (2006), Macroeconomi, Edisi keenam, Erlangga, Jakarta
Michael Todaro (2000), Ekonomi untuk Negara Berkembang, suatu
pengantar, Bumi Aksara.
Michael P,Todaro (1978), Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, alih bahasa
Aminuddin, Drs, Mursid, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.
Murti. Hari, (2007) ,Analisis Jangka Pendek dan Jangka Panjang Diterminan
Neraca Transaksu Berjalan serta Fenomena Twin Deficit di Asia
Tenggara dan Asia Selatan, Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan,
Vol, 7 No. 1.
Onafowora, O. (2003), Exchange Rate and Trade Balance In East Asia: Is
There a J-curve, Economics Bulletin, Error! Hyperlink reference not
valid..
Phillips.P.C.B dan Perron.P, (1988), Testing For a Unit Root in Time Series
Regresion, Biometrika.
Pugel, Thomas A. (2004), International Economics, 12th Edition, Irwin
McGraw- Hill.
Raharja, Sanityasa. (2011), Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Bunga Deposito Bank Umum di Indonesia, Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Salvatore, Dominick . (1996) . Drs. Harris Munandar (Ed). 1997. Ekonomi
Internasional, Erlangga, Jakarta.
Santosa, Agus Budi (2010), Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap
Neraca transaksi Berjalan, Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol 2
No.2, Hal 169 – 181.
Sims, C.A. (1980), Are Forecasting Models Usable for Policy Analysis?,
Federal Reserve Bank of Minneapolis Quarerly Review.
Sukirno, Sadono. (1994). Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: Rajawali
Press.
Sukirno, Sadono (2000). Makro Ekonomi Modren, Perkembangan Pemikiran
dari Klasik hingga Keynesian Baru, PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Tambunan. Tulus, (2001), Perdagangan
Pembayaran, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Internasional
dan
Neraca
Tambunan , Tulus. (2001a), Perekonomian Indonesia, Teori dan Terapan
Em,piris, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Thomas, RL, (1997). Modern Econometrics: An Introduction, Adison Wesley.
Wang, Peiji (2003), Financial Econometrics, Method and Models, Routledge
Taylor & Francis Group. 81
Widyastutik dan Yusuf, (2007). Analisis Pengaruh Ekspo-Impor komoditas
pengan utama dan liberalisasi Perdagangan terhadap Neraca
Perdagangan Indonesia, Jurnal Management Agrobisnis, Vol 4 No.1. 46
– 56.
W. Nasruddin, (2002), Inflasi (Demand Full and Cost Push Inflation),
Kumpulan Paper Makro Ekonomi Lanjutan, Program Studi Ekonomi
Pertanian, Program Pascasarjana, ITB.