PROSES THIRUMANAM PADA ETNIS TAMIL DI KELURAHAN MADRAS HULU KECAMATAN MEDAN POLONIA.

PROSES THIRUMANAM PADA ETNIS TAMIL DI
KELURAHAN MADRAS HULU KECAMATAN
MEDAN POLONIA
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Yosi Pratiwi Tanjung
NIM : 308322057
Program Studi Pendidikan Antropologi

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama


: Yosi Pratiwi Tanjung

Tempat/ Tgl Lahir

: Kabanjahe 24 Juli 1990

Agama

: Islam

Jenjang Pendidikan

:

 SD Negeri 166233 TebingTinggi

Tamatan Tahun 2002

 SMP Negeri 1 TebingTinggi


Tamatan Tahun 2005

 SMA Negeri 3 TebingTinggi

Tamatan Tahun 2008

 S1 Pendidikan Antropologi 08 Fis UNIMED

Tamatan Tahun 2012

Pengalaman Organisasi

:

 Bendahara Umum HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Pendidikan
Antropologi Priode 2008.
Motto

: “Santai Dalam Penampilan, Serius Dalam Pemikiran”.


ABSTRAK
YOSI PRATIWI TANJUNG, NIM : 308322057, PROSES
THIRUMANAM PADA ETNIS TAMIL DI KELURAHAN MADRAS HULU
KECAMATAN MEDAN POLONIA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adat penentuan jodoh pada etnis
Tamil, proses Thirumanam Pada Etnis Tamil, adat menetap sesudah menikah pada
etnis Tamil serta makna simbolik yang terkandung dalam pelaksanaan
Thirumanam pada etnis Tamil di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan
Polonia.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan
Polonia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk etnis Tamil di
Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Polonia yang berjumlah 4270 orang,
sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sample maka dari itu sampel
penelitian ini berjumlah 7 orang yang dianggap sangat berperan penting dalam
proses Thirumanam pada Etnis Tamil. Teknik pengumpulan data yang digunkan
adalah observasi partisipasi, wawancara mendalam serta dokumentasi. Teknik
analisa data yang digunakan yaitu mengelompokkan hasil data,
menginterpretasikan data, manganalisa data, dan membuat kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam adat penentuan jodoh pada

etnis tamil di kelurahan madras hulu tidak lagi mempertimbangkan kasta, status
ekonomi dan status sosial merangkumi aspek seperti umur, tahap pendidikan, dan
latar belakang keluarga. Dengan adanya perkembangan zaman maka sistem ini
pun sudah tidak menjadi patokan bagi etnis tamil dalam menentukan pilihan
hidupnya. Atas dasar suka sama suka dari kedua belah pihak maka perkawinanpun
dapat terlaksana walaupun mereka beda kasta/golongan.
Proses Thirumanam pada etnis Tamil meliputi upacara melamar, tunangan,
dan upacara perkawinan menurut tradisi setempat. Nilai dan harapan dalam adat
istiadat etnis Tamil tersirat dalam pengikatan Thaali (kalung suci) yang dilakukan
dalam tiga simpul. Makna simbolik yang terkandung dari tiga simpul tersebut
adalah, simpul pertama yaitu hak dan tanggungjawab keduanya dalam
menjalankan bahtera rumah tangga yang baru. Simpul kedua mengingatkan kedua
pihak untuk menjaga keharmonisan keluarga yang bertambah besar. Simpul yang
ketiga adalah bahwa keluarga yang baru juga tidak bisa hidup sendiri, mereka
harus peduli terhadap lingkungan. Ini lah yang menjadi pegangan dan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, keluarga juga masyarakat etnis Tamil.
Adat menetap sesudah Thirumanam pada etnis Tamil yaitu
patrilokal/virilokal. Pola tempat tinggal pasangan suami istri yang telah menikah
hidup di tempat yang termasuk daerah keluarga/kerabat ayah suami.


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah
memberikan berkah karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Proses Thirumanam Pada Etnis Tamil Di Kelurahan
Madras Hulu Kecamatan Medan Polonia”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S-1 Jurusan Pendidikan Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan baik bahasa, penyampaian, teknik penulisan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, oleh karena itu besar harapan
penulis agar para pembaca memberikan kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang membentu baik moril
maupun material yang tidak ternilai harganya. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku Rektor UNIMED
2. Bapak Drs. Restu, M.S, Selaku Dekan FIS UNIMED

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, Selaku Pembantu Dekan I FIS UNIMED
4. Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi
5. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

6. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dalam perkuliahan.
7. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si, sebagai dosen penguji penulis.
8. Ibu Rosramadhana, M.Si sebagai dosen penguji penulis.
9. Bapak Agung Suharyanto, M.Si yang telah memberikan motivasi kepada
penulis.
10. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Antropologi, serta
Narasumber dalam penelitian ini, yang telah memberikan ilmu yang
berharga.
11. Teristimewa untuk kedua orangtua penulis ayahanda Drs. Asrizal Mandai
dan ibunda Alm. Maziarni Tanjung, kakak penulis Astri Purweni Tanjung
dan Adik Tri Ananda Putri Tanjung atas kasih sayangnya selama ini,
dengan segala doa yang telah menguatkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

12. Terima kasih atas doa yang telah diberikan Paman, Bibi dan semua
saudara-saudara penulis yang berada di Kabanjahe, Tiga Binanga, dan
Jakarta.
13. Terima kasih kepada saudara penulis Abang Andri Akbar dan Adik Poppy
Winanda Sari yang telah banyak memberikan perhatian kepada penulis.
14. Terima kasih kepada sahabat yang tersayang Rika Afrilla, Erisa Yamakhai,
Nia Adria, Winda Tobing, Debora Hilderia Marbun, Raida Retno, Robi
Suhendra, Shafwan Mahmudin yang memberi penulis motivasi, dan
dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

15. Buat Eko Afry Kurniady beserta keluarga besarnya, yang telah
memberikan dukungan dan semangat yang tidak ada hentinya
16. Buat sahabat SMA penulis, Fina Ayunda, Nining Purnama Sari, Wiyanna
Mathofani Siregar yang telah banyak memberikan motivasi kepada
penulis.
17. Seluruh teman-teman Mahasiswa Jurusan Antropologi Angkatan 2008
yang memberikan semangat kepada penulis.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak.
Terima Kasih.
Medan,


Agustus 2012

Yosi Pratiwi Tanjung
Nim. 308322057

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4
1.3. Pembatasan Masalah ........................................................................... 4
1.4. Rumusan Masalah.................................................................................4
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.6. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka .....................................................................................6
2.2. Kerangka Teori.................................................................................... 8
2.2.1. Kebudayaan ................................................................................ 8
2.2.2. Simbol ........................................................................................ 9
2.3. Kerangka Konseptual ......................................................................... 10
2.3.1 Proses Upacara Perkawinan.........................................................10
2.3.2. Etnis Tamil...................................................................................12
2.4. Kerangka Berfikir............................................................................... 14

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian........... ......................................................................... 16
3.2. Lokasi Penelitian ................................................................................. 16
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................... 17
3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 18
3.5. Analisis Data...... ................................................................................. 19
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................................21

4.1.1. Sejarah Kelurahan Madras Hulu..................................................21
4.1.2. Lokasi Kelurahan Madras Hulu...................................................22
4.2. Adat Penentuan Jodoh Pada Etnis Tamil...............................................25
4.2.1. Yang Harus Diperhatikan Dalam sebuah Perkawinan.................26
4.2.2. Musik Yang Dipakai Dalam Sebuah Upacara Perkawinan..........31
4.2.3. Busana Pengantin.........................................................................32
4.3. Proses Thirumanam Pada Etnis Tamil..................................................32
4.3.1. Upacara Melamar (Nicchayam)...................................................33
4.3.2. Upacara Tunangan (Parusam)......................................................34
4.3.2.1. Sarana Yang Digunakan Dalan Ritual Nalanggu............47
4.3.2.2. Proses Ritual Nalanggu...................................................50
4.3.2.3. Malam Mahendi..............................................................55
4.3.3. Makna Simbolik Dalam Upacara Thirumanam...........................56
4.4. Adat Menetap Susudah Thirumanam....................................................71

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan...........................................................................................73
5.2. Saran.....................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................76
LAMPIRAN....................................................................................................78

vii

DAFTAR TABEL

Tabel

Hal

1. Data Kependudukan Kecamatan Medan Polonia…................................24

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Hal

1. Peta Lokasi Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Polonia........17
2. Bubuk Cendana, Kungguman, Kembang...................................................35
3. Pakaian (sari dan baju), dan Perhiasan......................................................35
4. Sirih, Pinang, Kunyit Kering.......................................................................36
5. Gula Pasir, Gula Batu, Permen...................................................................37
6. Jeruk Manis, Apel, Anggur.........................................................................37
7. Pisang............................................................................................................38
8. Kelapa Yang Dihiasin...................................................................................39
9. Memberi Hormat Kepada Dewa Ghanesa..................................................40
10. Membacakan Ikrar Dari Kedua Belah Pihak Mempelai.........................40
11. Penyerahan Mas Kawin..............................................................................42
12. Memberi Hormat Kepada Dewa Ghanesa................................................42
13. Meminta Restu Kepada Kedua Orang Tua..............................................43
14. Pemberian Doa Restu Kepada Kedua Mempelai......................................43
15. Makan Bersama...........................................................................................44
16. Pohon Pisang................................................................................................45
17. Panir (air mawar), Cendana, Kungguman, Bunga..................................48
18. Kamachi (Lampu Sembahyang).................................................................48
19. Ari Suci dan Batu Giling.............................................................................49
20. Sirih, Bunga, dan Pinang............................................................................50
21. Biskuit dan Permen.....................................................................................50
22. Mengitari Tempat Ritual............................................................................51
ix

23. Memberikan Kungguman...........................................................................52
24. Memberikan Bunga.....................................................................................52
25. Memberikan Air Suci..................................................................................53
26. Mengembalikan Sirih..................................................................................54
27. Melakukan Manggala Aarathi...................................................................54
28. Melukis Mahendi.........................................................................................56
29. Memberi Hormat Kepada Dewa Ghanesa................................................57
30. Memberi Hormat Kepada Dewa Shri Murugar.......................................58
31. Memberi Hormat Kepada Dewa Shri Mariamman.................................58
32. Mengalungkan Bunga.................................................................................59
33. Mengelilingi Mimbar Pernikahan.............................................................60
34. Melakukan Ritual Pemujaan.....................................................................60
35. Thaali Dibawa Mengelilingi Para Undangan...........................................61
36. Mempelai Pria Mengucapkan Ikrar Perkawinan....................................63
37. Pengikatan Thaali.......................................................................................64
38. Mengoleskan Kungguman Di Dahi Mempelai..........................................64
39. Pembacaan Ikrar Dari Mempelai Wanita................................................65
40. Bertukar Kalung Bunga Oleh Kedua Mempelai......................................66
41. Bertukar Posisi Tempat Duduk.................................................................68
42. Memberkati Pasangan................................................................................69
43. Bertukar Kalung Bunga Oleh Keluarga...................................................69
44. Menandatangani Surat Keterangan Perkawinan....................................70
45. Penandatanganan Akte Perkawinan.........................................................71

x

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman suku
bangsa, dan di dalam setiap suku bangsa memiliki kebudayaan serta adat-istiadat
yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana yang dikatakan
Koentjaraningrat (1985 : 89), bahwa :
“Keanekaragaman kebudayaan tidak saja menyebabkan perbedaan dalam
gaya dan pola hidup tetapi juga menyebabkan perbedaan-perbedaan
terhadap nilai-nilai, pengertian atau makna tentang peralihan tingkat
sepanjang hidup individu yang di dalam ilmu antropologi disebut “stage
along the life-cycle” seperti masa bayi, masa penyapihan, masa kanakkanak, masa remaja, masa pubertat, masa sesudah nikah, masa hamil, masa
tua dan sebagainya”.
Keanekaragaman etnis dan budaya ini terdapat di kota-kota besar, salah
satunya adalah di kota Medan. Medan merupakan kota terbesar ketiga di
Indonesia setelah kota Jakarta dan Surabaya. Besarnya kota Medan merupakan
dampak dari industri perkebunan di Sumatera Timur pada masa lalu yang menjadi
daya tarik bagi para pendatang. Pada masa itu mulailah berdatangan kelompok
etnis dari luar Indonesia seperti Cina, Jawa, India (Tamil) dan lain-lain. Bersama
dengan etnik asli dari pulau Sumatera seperti Melayu, Batak, Nias, Minangkabau,
Aceh. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan.
Menurut Kumar (2009 : 5) Etnis Tamil yang menetap di Sumatera Utara
berasal dari negara India bagian Selatan, yang didatangkan oleh pemerintah
Kolonial Hindia Belanda sebagai kuli kontrak pada perkebunan tembakau yang
ada di Sumatera Utara khususnya di Tanah Deli.

Tujuan pemerintah Kolonial Hindia Belanda mandatangkan etnis tersebut
untuk menggarap lahan perkebunan dengan imbalan mendapatkan emas. Imbalan
emas dari pemerintah Kolonial Hindia Belanda itulah yang menarik mereka untuk
datang ke Sumatera.
Pada masa Kolonial Hindia Belanda, orang-orang Tamil bermukim di
lokasi perkebunan yang ada di Sumatera Timur, akan tetapi setelah masa
kemerdekaan mereka tidak kembali ke negaranya, melainkan menetap di sekitar
kota Medan. Pemukiman etnis Tamil di Sumatera Utara, terdapat di suatu tempat
yang dahulu dikenal dengan nama Kampung Madras. Kampung Madras berada
pada kawasan bisnis di jalan Zainul Arifin, yang kemudian kawasan ini lazim
dikenal dengan sebutan Kampung Keling (Zulkifli, 2005 : 139).
Lebih lanjut Zulkifli menjelaskan dibeberapa kawasan tersebut hingga
sekarang masih mudah ditemukan situs-situs yang menandakan keberadaan orang
Tamil, misalnya tempat ibadah umat Hindu Shri Mariamman Kuil (sebagai kuil
terbesar) yang dibangun tahun 1884.
Etnis Tamil yang berada di Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan
Polonia masih eksis mempertahankan agama dan kebudayaannya, misalnya adalah
aktivitas keagamaan yang rutin dilaksanakan sekali dalam seminggu di Kuil Shri
Mariamman. Upacara-upacara keagamaan Hindu masih secara rutin dilaksanakan
di Kuil, khususnya pada hari Jum’at, selain itu juga bisa dilaksanakan di rumah.
Sementara aktivitas upacara-upacara ritual keagamaan yang berkaitan dengan
lingkaran hidup seseorang masih dipertahankan sampai saat ini, misalnya upacara
perkawinan. Artinya ada suatu peralihan dari tingkat hidup remaja ke tingkat
hidup berkeluarga.

Upacara perkawinan tersebut mencakup tata cara dan ritual upacaranya
merupakan unsur kebudayaan yang menarik untuk diamati dari masa ke masa.
Etnis Tamil mempunyai aturan-aturan yang tetap dan kuat dilaksanakan, aturanaturan yang ada di dalam perkawinan itu merupakan upacara perkawinan resmi
secara agama maupun adat etnis Tamil. Sebagai salah satu upacara keagamaan
yang sakral bagi kehidupan etnis Tamil, di dalamnya memiliki ketentuan yang
tidak boleh dilanggar, oleh karena itu menjadi sebuah pegangan hidup bagi
mereka. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik ingin meneliti tentang
“Proses Thirumanam Pada Etnis Tamil Di Kelurahan Madras Hulu
Kecamatan Medan Polonia”.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang,

maka

dapat

diidentifikasi

beberapa

permasalahan sebagai berikut :
1. Kedatangan Etnis Tamil di Sumatera Timur.
2. Keberadaan Etnis Tamil setelah Indonesia merdeka di Medan.
3. Eksistensi

Etnis

Tamil

dalam

mempertahankan

agama

dan

kebudayaannya.
4. Proses Thirumanam Pada Etnis Tamil Di Kelurahan Madras Hulu
Kecamatan Medan Polonia

1.3

Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya identifikasi masalah, maka peneliti membatasi

masalah yang akan diteliti yakni pada Proses Thirumanam Pada Etnis Tamil Di
Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Polonia.

1.4 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :
1. Bagaimana adat penentuan jodoh pada Etnis Tamil di Kelurahan
Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia?
2. Bagaimana proses Thirumanam Pada Etnis Tamil di Kelurahan Madras
Hulu, Kecamatan Medan Polonia?
3. Bagaimana adat menetap sesudah menikah pada Etnis Tamil di
Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia?

4. Apakah makna simbolik yang terkandung dalam pelaksanaan
Thirumanam Pada Etnis Tamil di Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan
Medan Polonia?

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan adat penentuan jodoh pada Etnis Tamil di
Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia.
2. Untuk mendeskripsikan proses Thirumanam Pada Etnis Tamil di
Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia.
3. Untuk mendeskripsikan adat menetap sesudah menikah pada Etnis
Tamil di Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia.
4. Untuk

mengetahui

makna

simbolik

yang

terkandung

dalam

pelaksanaan Thirumanam Pada Etnis Tamil di Kelurahan Madras
Hulu, Kecamatan Medan Polonia.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini jika tujuan tercapai adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah tulisan
ilmiah mengenai Etnis Tamil di kota Medan.
2. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber bahan bacaan khususnya,
bahan bacaan bagi program studi pendidikan antropologi.
3. Studi perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
pada tema yang sama.
4. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan sarjana pendidikan Antropologi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. proses Thirumanam pada etnis Tamil merupakan pelaksanaan upacara
perkawinan secara agama Hindu disesuaikan dengan tata cara adat
setempat. Karena Agama Hindu tidak lepas dari adat istiadat dan
tradisinya. Perkawinan dalam Agama Hindu merupakan suatu ritual yang
memberikan kedudukan syah dan tidaknya seseorang dalam menjalani
hidup bersama antara pria dan wanita. Dalam adat penentuan jodoh pada
etnis tamil di kelurahan madras hulu tidak lagi mempertimbangkan kasta,
status ekonomi dan status sosial merangkumi aspek seperti umur, tahap
pendidikan, dan latar belakang keluarga. Dengan adanya perkembangan
zaman maka sistem ini pun sudah tidak menjadi patokan bagi etnis tamil
dalam menentukan pilihan hidupnya. Atas dasar suka sama suka dari
kedua belah pihak maka perkawinanpun dapat terlaksana walaupun
mereka beda kasta/golongan.
2. Proses Thirumanam pada etnis Tamil meliputi upacara melamar, tunangan,
dan upacara perkawinan menurut tradisi setempat. Upacara tunangan pada
etnis Tamil dapat dikatakan unik, karena hantaran yang dibawa pihak
mempelai pria sebagai bahan lamaran harus berada dalam talam, dan
talam-talam tersebut yang memberi makna. Hantaran yang dibawa harus

73

berjumlah ganjil yaitu 5, 7, 9 talam karena jumlah bilangan ganjil menurut
mereka bernilai sangat baik dan mendapatkan keberuntungan. Penyerahan
mas-kawin dari pihak laki-laki kepada pihak mempelai wanita adalah
puncak dari acara Parusam (tunangan). Mas-kawin berupa cincin, kalung
emas, gelang, serta muketi (hiasan yang berada di hidung). Sebelum
upacara pengikatan Thaali (kalung suci) yang sakral dilaksanakan, ada
ritual sebelum perkawinan yaitu ritual Nalanggu yaitu ritual untuk
memusnahkan Dhristi (pengaruh negati). Apabila ritual ini sudah
dilaksanakan oleh kedua mempelai dari tempat yang berbeda, maka
keduanya dilarang untuk saling bertemu guna menjauhkan diri dari
malapetaka.
3. Nilai dan harapan dalam adat istiadat etnis Tamil tersirat dalam pengikatan
Thaali (kalung suci) yang dilakukan dalam tiga simpul. Maksud dari tiga
simpul tersebut adalah, simpul pertama yaitu hak dan tanggungjawab
keduanya dalam menjalankan bahtera rumah tangga yang baru. Simpul
kedua mengingatkan kedua pihak untuk menjaga keharmonisan keluarga
yang bertambah besar. Simpul yang ketiga adalah bahwa keluarga yang
baru juga tidak bisa hidup sendiri, mereka harus peduli terhadap
lingkungan. Ini lah yang menjadi pegangan dan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari, keluarga juga masyarakat etnis Tamil. Setelah
upacara Thirumanam pada etnis Tamil selesai dilaksanakan, dilanjutkan
dengan pengurusan akte perkawinan (AP) agar perkawinan tersebut telah
tercatat dan sah menurut hukum positif yang berlaku di Indonesia.

74

4. Pola tempat tinggal pada pasangan suami istri yang telah menikah pada
etnis Tamil dapat dikatakan patrilokal/virilokal yang merupakan mereka
akhirnya bertempat tinggal di daerah keluarga/kerabat ayah suami.

5.1. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan agar etnis
tamil tetap mempertahankan, menjaga dan memelihara adat istiadatnya yang salah
satunya dapat dilihat dalam sebuah perkawinan etnis Tamil. Karena Adat istiadat
merupakan sesuatu hal yang sangat berharga dalam suatu kelompok masyarakat.

75

Daftar Pustaka
Agus, Bustanuddin. 2006. Agama Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group
Hadi, Y. Sumandiyo. 2000. Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta : Yayasan
Untuk Indonesia.
Haviland, William. A. 1985. Antropologi. Jakarta : Erlangga.
Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa. Ombak : Yogyakarta.
Karmila, Mila. 2010. Bahan perkuliahan busana pengantin (bu 474) Busana
pengantin india. Jakarta : UPI.
Kobalen, A. S. 2004. Idealnya Sebuah Perkawinan Hindu Tamil. Jakarta : Pustaka
Mitra Jaya.
Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : P. T. Dian
Rakyat.
. 1989. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia
. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta
. 2003. Pengantar Antropologi I. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Progres
Kumar, Siwa. 2009. Komunitas Tamil Di Kota Medan Etnografi Etnik Tamil
Hindu di Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Polonia.
Medan : (Skripsi) USU.
Murtika, I. Ketut (dkk). 1987. Azas-azas Hukum Perkawinan di Indonesia. Jakarta
: PT. Bina Aksara.
Pujileksono, Sugeng. 2009. Pengantar Antropologi. Malang : UMM Press.

76

Lubis, Zulkifli. 2005. Kajian Awal Tentang Komunitas Tamil dan Punjabi Di
Medan. Medan : USU.
Nadeak, M. Erika. 2011. MEHENDI (Tradisi Seni Hias Tubuh Dalam Pernikahan
Orang India dan Perkembangannya) Studi Etnografi : Tentang
Tradisi Mehendi di Daerah Kampung Kubur, Kelurahan
Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah, Kota-Medan.
Medan. (Skripsi) USU.
Nyoman, I. Arthayasa sujaelanto (dkk). 1996. Petunjuk Teknis Perkawinan Hindu.
Jakarta : Departemen Agama R. I. Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Hindu Dan Buddha.
Sami, Guru. 1992. Citra Wiwaha. Medan. Perhimpuan Shri Mariamman.
Sinar, Lukman. 2008. Orang India Di Sumatera Utara. Medan : Forkala Sumut.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan. 16.17 diakses pada tanggal 16 Maret
2012.
http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=14450 .15.30 diakses pada tanggal 07
Agustus 2012.

77