Perbedaan penyuluhan metode ceramah dan diskusi terhadap keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (sadari) pada siswi kelas xi sma n 1 sewon JURNAL
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENYULUHAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI
KELAS XI SMA N 1 SEWON
Arsyita Putri Rahmatika *)
Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta
*)
Email : [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Kabupaten Bantul memiliki jumlah penderita kanker payudara terbanyak di
DIY. Ditemukan 3 penderita dalam rentang usia 15-24 tahun. Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) merupakan deteksi dini kanker payudara. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan penyuluhan metode ceramah dan diskusi terhadap keterampilan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Metode: Penelitian ini menggunakan metode
Eksperimen semu dengan pendekatan postest-only with control group design . Subjek penelitian
adalah siswi kelas XI di SMA N 1 Sewon yang diambil dengan teknik cluster random sampling .
Jumlah sampel sebanyak 60 responden, dengan 30 responden sebagai kelompok eksperimen dan
30 lainnya sebagai kalompok kontrol. Analisis data menggunakan independent t test dengan taraf
signifikansi 95%. Hasil: Rata-rata nilai keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
pada kelompok diskusi sebesar 70,55, sedangkan pada kelompok ceramah sebesar 55,37. Hasil
analisis t = 5,002 dengan p = 0,000. Kesimpulan: Ada perbedaan penyuluhan metode ceramah
dan diskusi terhadap keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi kelas XI
SMA N 1 Sewon. Kata kunci : Ceramah, Diskusi, Keterampilan Pemeriksaan Payudara Sendiri
ABSTRACT
Background: Bantul Regency has the largest breast cancer victims in the Special Region of
Yogyakarta province. Three victims with the age ranging from 15 to 24 years old were
found.Self-breast examination is an early detection of breast cancer. Objective: To investigate
the difference between lecturing method extension and discussion method extension on selfbreast examination skill. Method: Experimental method with postest-only with control group
design. Its subjects were female students in Grade XI of State Senior Secondary School 1 of
Sewon. Samples of research were taken by using cluster random sampling technique. They
consisted of 60 respondents and were divided into two groups, namely: experimental group and
control group. Each consisted of 30 students. The data of research were analyzed by using the
independent t test at the significance level of 95%. Result: The mean score of the self-breast
examination of the group discussion was 70.55 whereas that of the lecturing group was 55.37.
The result t-test was t = 5.002 with the p-value of 0.000. Conclusion: There was a difference
between lecturing method extension anddiscussion method extension on self-breast examination
skill of female students in Grade XI of State Senior Secondary School 1 of Sewon. Keywords:
Lecturing, Discussion, Self-breast examination skill
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengetahuan kesehatan dan mendasari
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan penyebab
perilaku kesehatan. Penyuluhan tentang
tersering kematian wanita akibat kanker di
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
seluruh dunia. Sebanyak 1,7 juta wanita
diperlukan untuk membentuk keterampilan
terdiagnosis kanker payudara, 6,3 juta
pemeriksaan payudara sendiri yang baik
wanita hidup dengan kanker payudara yang
sehingga akan terbentuk perilaku kesehatan
terdeteksi dalam lima tahun sebelumnya,
dalam hal mendeteksi kelainan pada
dan kematian wanita akibat kanker payudara
payudara. Metode merupakan salah satu
sebanyak 522.000 (International Agency for
faktor yang mempengaruhi penyuluhan.
Research on Cancer , 2012). Sistem
Ceramah merupakan metode yang paling
Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010
sering digunakan dalam penyuluhan
menyebutkan kanker payudara menempati
terutama dalam memperkenalkan topik baru.
urutan pertama pada pasien rawat inap di
Namun hanya 5% materi yang dapat diingat.
seluruh RS di Indonesia yakni sebesar
Dengan metode diskusi, peserta dapat
mengingat 50% materi (Emilia, 2008;
12.014 orang (28,7%) (Kemenkes RI, 2014).
Majid, 2013; Zaini, 2008).
Hasil studi pendahuluan tentang
Uraian di atas mendasari peneliti untuk
penderita
kanker
payudara
menurut
mengambil judul “Perbedaan Penyuluhan
kabupaten/kota Provinsi DIY tahun 2013
Metode Ceramah dan Diskusi terhadap
menyebutkan bahwa Kabupaten Bantul
Keterampilan Pemeriksaan Payudara Sendiri
memiliki jumlah penderita kanker payudara
(SADARI) pada Siswi Kelas XI SMA N 1
terbesar diantara kelima kabupaten di
Sewon”.
Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 305
orang, dan ditemukan 3 penderita dalam
rentang usia 15-24 tahun (SIRS Dinas
METODE PENELITIAN
Kesehatan DIY, 2014).
Penelitian ini menggunakan desain
Deteksi
dini
kanker
payudara
penelitian eksperimen semu dengan
merupakan
prioritas.
Kesembuhan
pendekatan postest-only with control group
meningkat jika kanker payudara ditemukan
design. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1
Sewon, Bantul, Yogyakarta pada bulan
dalam stadium dini. Hasil penelitian
Desember 2014 - Juni 2015. Populasi pada
menyebutkan sekitar 90% kanker payudara
penelitian ini adalah siswi Kelas XI SMA N
ditemukan dengan SADARI (Long dalam
Suhita, 2008). SADARI tepat dilakukan
1 Sewon sejumlah 158 orang.
pada remaja usia 16-17 tahun, dikarenakan
Teknik sampling yang digunakan adalah
pada usia tersebut terjadi perkembangan
teknik cluster random sampling. Kelas XI
yang terdiri dari 10 kelas diambil 4 kelas
puncak atau mendekati sempurnanya
perkembangan payudara seorang wanita
secara acak dengan teknik undian. Tiap
(Sumiati, 2009). Hasil studi pendahuluan di
individu di dalam kelompok/kelas yang
SMA N 1 Sewon Bantul didapatkan
terpilih akan diambil sebagai sampel. Empat
keterangan bahwa sekolah tersebut belum
kelas yang diperoleh secara acak dari hasil
pernah mendapatkan penyuluhan tentang
undian adalah kelas XI MIA 2 sejumlah 20
SADARI. Dari 10 siswa, 8 siswi (80%)
siswi, XI MIA 6 sebanyak 10 siswi, XI IIS 1
belum mengetahui tentang SADARI.
sebanyak 16 siswi, dan XI IIS 2 sebanyak 14
Penyuluhan merupakan suatu yang
siswi.
diperlukan untuk menyampaikan pesan
Estimasi besar sampel dalam penelitian
kesehatan
kepada
kelompok/individu,
ini adalah 30 orang untuk masing-masing
commit to user
dengan
harapan
dapat
memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
grup, sehingga total sampel yang diperlukan
yakni 60 responden.
Pemberian
intervensi
berupa
penyuluhan dengan metode ceramah dan
diskusi. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cheklist Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) diambil dari
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014)
yang sudah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
Analisis univariat dalam penelitian ini
untuk
mendeskripsikan
karakteristik
responden dan keterampilan sesudah
intervensi dengan menghitung distribusi
frekuensi dan presentase. Analisis bivariat
pada penelitian ini sebelumnya dilakukan uji
normalitas
data
menggunakan
uji
Kolmogorof–Smirnov. Analisis bivariat yang
digunakan adalah uji t test tidak berpasangan
(independen
sampel
t-test)
dengan
menggunakan bantuan program SPSS
(Statistical Package for Social Science) For
Windows versi 16.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
1. Umur responden
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan Umur di SMA N 1 Sewon
Umur
(tahun)
15
16
17
Jumlah
Kelompok Eksperimen
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
1
3,33
11
36,67
18
60
30
100
Kelompok Kontrol
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
0
0
9
30
21
70
30
100
2. Keterpaparan
informasi
tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan keterpaparan informasi tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
SMA N 1 Sewon
Keterpaparan
informasi
Belum
Sudah
Jumlah
Kelompok Kontrol
Frek.
(n)
22
8
30
Presentase
(%)
73,33
26,67
100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada
kelompok eksperimen, 21 responden (70%)
belum pernah mengetahui informasi tentang
pemeriksaan payudara sendiri sementara itu
9 responden (30%) pernah mendapatkan
informasi tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI). Pada kelompok kontrol,
22 responden (73,33%) belum pernah
mengetahui informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri, dan 6 responden (26,67%)
pernah mendapatkan informasi tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Keterampilan Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI)
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi nilai
keterampilan pada kelompok eksperimen
(diskusi) dan kelompok kontrol (ceramah) di
SMA N 1 Sewon
Keterampilan
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas
responden dari kelompok eksperimen
berumur 17 tahun (60%). Sebelas responden
(36,67%) berumur 16 tahun, dan 1
responden (3,33%) berumur 15 tahun. Pada
kelompok kontrol, sebagian besar responden
juga berusia 17 tahun (70%). Responden
yang berumur 16 tahun sebanyak 9 orang
(30%), dan tidak ada responden yang
berusia 15 tahun.
Kelompok
Eksperimen
Frek.
Presentase
(n)
(%)
21
70
9
30
30
100
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Kelompok Eksperimen
Frek.
Presentase
(n)
(%)
12
40
16
53,33
2
6,67
30
100
Kelompok Kontrol
Frek.
Presentase
(n)
(%)
3
10
14
46,67
13
43,33
30
100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.3 menunjukkan distribusi
frekuensi nilai keterampilan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) responden yang
dikategorikan menurut Riwidikdo (2013)
menjadi baik dengan nilai >76,59, cukup
dengan rentang 50,07-76,59,dan kurang
dengan nilai 0,05).
pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI).
commit to
user
Mayoritas responden baik dari kelompok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Efektivitas Metode Ceramah dan Diskusi
eksperimen (70%) maupun kelompok
Kelompok Terhadap Pengetahuan dan Sikap
kontrol (73,33%) belum pernah mengetahui
tentang Kesehatan Reproduksi pada Remaja
tentang pemeriksaan payudara sendiri
di Yayasan Pendidikan Harapan Mekar
(SADARI). Salah satu penyebabnya adalah
Medan”, menyebutkan bahwa perilaku
belum adanya informasi dan penyuluhan
merupakan respons seseorang terhadap
tentang pemeriksaan payudara sendiri
stimulus dari luar berupa respons terbuka
(SADARI). Berdasarkan wawancara dengan
(praktik/tindakan).
Perlakuan
berupa
penanggung jawab UKS SMA N 1 Sewon,
penyuluhan pada penelitian ini adalah suatu
UKS SMA N 1 Sewon memang belum
stimulus yang diberikan dengan dua cara
memiliki program penyuluhan tentang
yang berbeda, yaitu dengan metode diskusi
kesehatan remaja yang diprakarsai sendiri
dan metode ceramah, hasil penelitian
dengan melakukan kerja sama dengan pihak
menunjukkan bahwa dengan stimulus yang
puskesmas ataupun instansi kesehatan
berbeda akan menimbulkan hasil atau
lainnya.
respon yang berbeda. Metode diskusi
Keterpaparan
informasi
akan
memberikan dampak pada nilai yang
berpengaruh terhadap pengetahuan yang
meningkat pada kelompok eksperimen.
berdampak pada keterampilan seseorang.
Metode diskusi memanfaatkan komunikasi
Karayurt (2008) menyebutkan bahwa
dua arah (two way method ) serta interaksi
pengetahuan yang baik tentang prosedur
antarindividu untuk mencapai pemahaman
SADARI sangat penting dimiliki oleh
yang lebih mendalam terhadap suatu materi
remaja putri karena tahu tentang prosedur
(Notoatmodjo, 2014; Syafrudin, 2009).
SADARI merupakan salah satu alasan yang
Notoatmodjo (2014) menyebutkan
menyebabkan remaja putri mengaplikasikan
bahwa penyuluhan akan berpengaruh
SADARI.
terhadap keterampilan. Proses belajar yang
Keterampilan pemeriksaan payudara
terjadi yakni pada metode ceramah, peserta
sendiri
(SADARI)
pada
kelompok
mendapat
informasi
melalui
indera
eksperimen didominasi oleh kategori cukup
pendengaran dan penglihatan dengan
sebesar 53,33%. Kategori baik sebesar 40%
menggunakan media slide/powerpoint.
dan
hanya 6,67%
yang
memiliki
Informasi mulai disadari, dipersepsi dan
keterampilan dengan kategori kurang.
diketahui oleh peserta (awareness) dan
Keterampilan kelompok kontrol didominasi
retensi pengetahuan muncul sebesar 5%.
oleh kategori cukup sebesar 46,67%.
Pada kelompok eksperimen dilanjutkan
Kategori baik sebesar 10% dan kategori
dengan metode diskusi. Proses yang terjadi
kurang sebesar 43,33%. Rata-rata skor
dalam tahap ini yang pertama adalah fase
keterampilan pada kelompok eksperimen
perkenalan yang akan mengaktifkan kembali
yakni 70,55 sedangkan pada kelompok
pengetahuan yang telah diberikan melalui
kontrol 56,11. Secara keseluruhan hasil
metode ceramah. Fase kedua adalah
penelitian menujukkan bahwa rata-rata nilai
eksplorasi, dimana responden didorong
keterampilan pemeriksaan payudara sendiri
untuk memahami materi secara mendalam,
antara kelompok eksperimen dan kelompok
terlibat aktif dengan saling tukar-menukar
kontrol memilliki perbedaan. Kelompok
informasi melalui interaksinya dengan
eksperimen
memiliki
rata-rata
skor
fasilitator maupun dengan peserta yang lain.
keterampilan yang lebih tinggi dibandingkan
Hal ini akan menyebabkan informasi yang
dengan kelompok kontrol.
didapat lebih banyak, meningkatkan
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
commit to user
pemahaman yang lebih mendalam terhadap
penelitian oleh Tarigan (2010) yang berjudul
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(SADARI) (Notoatmodjo, 2014). Faktortopik, mengembangkan pemikiran kritis
faktor tersebut tidak dikendalikan sehingga
serta perkembangan sosial. Fase selanjutnya
dapat berpengaruh terhadap keterampilan
yakni
penutup
dimana
fasilitator
responden.
meringkaskan poin-poin utama diskusi
Metode ceramah yang dilakukan pada
(Eggen & Kauchak, 2012; Jacobsen, 2009;
kelompok kontrol menunjukkan bahwa
Emilia, 2008). Retensi pengetahuan pada
keterampilan juga didominasi oleh kategori
metode diskusi sebesar 50%.
cukup sebesar 46,67%, disusul 43,33%
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
dengan kategori kurang dan terdapat pula
Qiftiyah (2012) yang didapatkan bahwa
responden yang memiliki keterampilan baik
terjadi perubahan yang signifikan pada
sebesar 10%. Sementara itu mean/ rata-rata
perilaku merokok siswa laki-laki kelas XI
skor
keterampilan
lebih
rendah
IPS SMA Negeri 4 Tuban setelah diberikan
dibandingkan pada kelompok eksperimen.
penyuluhan dengan menggunakan metode
Banyaknya responden yang memiliki
diskusi. Hal ini dikarenakan oleh beberapa
keterampilan dalam kategori kurang dapat
hal yaitu dalam diskusi kelompok ada
disebabkan karena kurangnya penguasaan
hubungan yang kuat antara pengetahuan
materi oleh siswa. Hal tersebut dapat
dengan praktek sehari-hari, yang biasanya
disebabkan karena ceramah hanya memiliki
tidak terdapat dalam metode lain seperti
retensi pengetahuan sebesar 5% (Emilia,
ceramah atau media massa, bahasa yang
2008), yang memungkinkan responden lupa
digunakan dalam diskusi lebih akrab bagi
dengan
langkah-langkah
pemeriksaan
peserta, sehingga memungkinkan peserta
payudara sendiri (SADARI), sehingga
tidak malu untuk berbicara, peserta dapat
berpengaruh pada keterampilan dalam
memberikan pertanyaan, menyampaikan
memperagakan pemeriksaan tersebut. Pada
gagasan atau memperbaiki pernyataan yang
metode ceramah, penyuluh lebih aktif, dan
pernah diungkapkannya terdahulu, peserta
komunikasi hanya terjadi satu arah. Hal ini
diskusi berkesempatan untuk menemukan
menyebabkan
informasi
tidak
lama
aspek masalah yang tidak diketahuinya.
mengendap atau diingat hanya untuk jangka
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendek (Susilo, 2011).
keterampilan pada kelompok eksperimen
Hasil penelitian ini sejalan dengan
didominasi dengan kategori cukup dan
penelitian oleh Wulandari (2013) yang
terdapat 2 responden (6,67%) yang memiliki
berjudul “Perbedaan Penyuluhan Kesehatan
kategori kurang hal ini dapat disebabkan
Metode Ceramah dan Diskusi terhadap
karena berbagai faktor yang mempengaruhi
Sikap tentang SADARI ditinjau dari
seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan,
Pengetahuan”,
menyebutkan
bahwa
nilai, tradisi serta hubungan sosial
komunikasi dalam ceramah hanya satu arah
responden. Motivasi dapat berpengaruh
(one
way
communication)
sehingga
terhadap
keterampilan
seperti
yang
kemungkinan belajar lebih sedikit karena
disebutkan dalam penelitian Melina (2014)
tidak ada umpan balik. Ceramah tidak sesuai
bahwa individu yang memiliki motivasi
untuk mempelajari keterampilan yang rumit,
tinggi memiliki tingkat keterampilan yang
penyaji harus menguasai semua materi dan
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
cepat membosankan bila ceramah kurang
memiliki
motivasi
rendah.
Fasilitas
menarik bahkan bisa terjadi timbulnya
pelayanan kesehatan, serta sikap dan
pengertian lain apabila sasaran kurang
perilaku tenaga kesehatan dan tokoh
memperhatikan (Emilia, 2008).
masyarakat juga berpengaruh terhadap
commit to user
keterampilan pemeriksaan payudara sendiri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil
analisis
bivariat
menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna
antara
keterampilan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI) siswi setelah diberikan
penyuluhan dengan metode ceramah
dan penyuluhan dengan metode diskusi.
Metode diskusi lebih meningkatkan
enyuluhan dengan metode diskusi dapat
meningkatkan
keterampilan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI) pada siswi SMA N 1 Sewon.
Penyebabnya adalah pada penyuluhan
metode diskusi terdapat keterlibatan
siswi berupa interaksi antarpeserta
maupun dengan fasilitator, adanya
asesmen dan umpan balik dan adanya
kesempatan untuk memperdalam materi
dikarenakan sebelumnya sudah ada
dasar
pengetahuan dari
metode
ceramah.
Penelitian ini didukung oleh
penelitian Green dalam Emilia (2008)
yang menyebutkan bahwa metode
diskusi
kelompok
lebih
efektif
dibandingkan
metode
ceramah
kelompok bila diperlukan adanya
perubahan sikap, atau keterampilan
problem solving atau penjelasan tentang
keterampilan. Kusumawardani (2012)
menambahkan
bahwa
adanya
pemberian penyuluhan kesehatan maka
pengetahuan akan bertambah sehingga
praktik juga akan lebih baik.
Keterbatasan penelitian ini adalah
tidak adanya pretest sehingga tidak
dapat diketahui besarnya peningkatan
keterampilan sebelum penyuluhan dan
sesudah penyuluhan. Selain itu peneliti
tidak mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi keterampilan seperti
pengetahuan, sikap, dan motivasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Mayoritas umur responden yakni 17
tahun baik dari kelompok eksperimen,
sebanyak 60% maupun kelompok
kontrol, sebanyak 70%. Umur 16 tahun
sebanyak 36,67% pada kelompok
eksperimen dan 30% pada kelompok
kontrol. Umur 15 tahun sebanyak 3,33%
pada kelompok eksperimen. Mayoritas
responden dari kelompok eksperimen,
sebanyak 70% dan kelompok kontrol
sebanyak
73,33%
belum
pernah
mengetahui
tentang
pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI). Responden
yang sudah mendapatkan informasi
tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)
30%
pada
kelompok
eksperimen dan 26,67% pada kelompok
kontrol.
2. Responden pada kelompok eksperimen
yang memiliki keterampilan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) baik
sebanyak 40%, cukup 53,33%, dan
kurang
6,67%.
Rata-rata
skor
keterampilan responden sebesar 70,55.
3. Responden pada kelompok kontrol yang
memiliki keterampilan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) baik 10%,
cukup 46,67%, dan kurang 43,33%. Ratarata skor keterampilan responden sebesar
56,11.
4. Ada perbedaan penyuluhan dengan
metode ceramah dan diskusi terhadap
keterampilan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) dengan p-value
sebesar 0,000 (p < 0,05)
Saran
1. Bagi sekolah
Pihak sekolah melalui bagian Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) hendaknya
membuat program penyuluhan kesehatan
remaja dan melakukan kerja sama dengan
pihak puskesmas untuk mengadakan
penyuluhan kesehatan remaja terutama
commit to user
tentang pemeriksaan payudara sendiri
perpustakaan.uns.ac.id
(SADARI) kepada seluruh siswi di
sekolah tersebut dengan menggunakan
metode diskusi.
2. Bagi responden
Responden diharapkan dapat melakukan
kegiatan diskusi baik saat pelajaran
maupun
membahas
topik-topik
kesehatan agar dapat lebih meningkatkan
keterampilan dalam hal ini pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
dan
responden
diharapkan
melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
secara teratur setiap bulan.
3. Bagi Bidan/petugas kesehatan bidang
kesehatan reproduksi puskesmas wilayah
Sewon
Bidan/petugas
kesehatan
bidang
kesehatan reproduksi puskesmas wilayah
Sewon sebaiknya juga membuat program
penyuluhan kesehatan remaja, termasuk
SADARI yang bekerja sama dengan
pihak sekolah menengah atas di
Kecamatan Sewon dengan metode
diskusi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti
selanjutnya
dapat
mengembangkan
penelitian
tentang
metode penyuluhan kesehatan untuk
meningkatkan keterampilan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) atau topik
kesehatan reproduksi lainnya. Selain itu
peneliti selanjutnya yang melakukan
penelitian serupa agar meneliti skor
pretest sehingga diketahui kenaikan ratarata skor yang dikehendaki, serta
melakukan kajian terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi keterampilan seperti
pengetahuan, sikap, motivasi, dll.
DAFTAR PUSTAKA
digilib.uns.ac.id
Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008.
Strategi
Pembelajaran
dan
Pemilihannya .
https://www.scribd.com/doc/215061565
/14-KODE-03-B5-StrategiPembelajaran-Dan-Pemilihannya
(4
Januari 2015)
Efendi, F., 2008. Keperawatan Kesehatan
Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
pp. 62-5.
Eggen, P., Kauchak, D., 2012. Strategi
Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir . 6th
ed. Jakarta: Indeks. pp.155-64.
Emilia, O., 2008. Promosi Kesehatan dalam
Lingkup
Kesehatan
Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press.
pp. 31-5, 66-7.
Hidayat, AA., 2011. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisis Data .
Jakarta: Salemba Medika. pp. 60-1.
International Agency For Research on
Cancer , 2012. World Cancer Factsheet.
http://www.cruk.org/cancerstats
(20
November 2014)
Jacobsen, DA., Eggen, P., Kauchak, D.,
2009. Methods For Teaching Metodemetode
Pengaja ran
Meningkatkan
Belajar Siswa TK – SMA. 8th ed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. pp. 215-7,
238-41.
Kemenkes RI, 2014. Hilangkan Mitos
tentang
Kanker .
http://www.depkes.go.id/article/print/20
1407070001/hilangkan-mitos-tentangkanker.html (22 November 2014)
Agustiani,
H.,
2006.
Psikologi
Perkembangan-Pendekatan
Ekologi
Kusumawardani, E., 2012. Pengaruh
Kaitannya dengan Konsep Diri dan
Penyuluhan
Kesehatan
terhadap
Penyesuaian Diri pada
Remaja .
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Bandung: PT Refika Aditama. pp.121 commit to user
Praktik Ibu dalam Pencegahan Demam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdarah
Dengue
pada
Anak.
Universitas Diponegoro. Skripsi.
Majid, A., 2013. Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. pp.
194-7, 200-5.
Melina, F., 2014. Perbedaan Media
Pembelajaran (Leaflet dan Video)
terhadap
Keterampilan
SADARI
Ditinjau
dari
Motivasi.
http://s2mkk.pasca.uns.ac.id/?cat=2&pa
ged=17(30 Mei 2015)
Notoatmodjo, S., 2014. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. pp.
29-33.
Qiftiyah, M., 2012. Perbedaan Penyuluhan
dengan Metode Ceramah dan Diskusi
terhadap Perilaku Merokok di SMA
Negeri
4
Tuban.
http://lppm.stikesnu.com/wpcontent/uploads/2014/02/1-MariyatulQ.pdf (30 Mei 2015)
Riwidikdo, H., 2013. Statistik Untuk
Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS . Yogyakarta:
Pustaka Rihama. pp. 125-142, 185-208.
Sari, DA., 2014. Pengaruh Penyuluhan
Metode
Demonstrasi
terhadap
Keterampilan SADARI Siswi Kelas X
dan XI SMA N 1 Kasihan. Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta . KTI.
SIRS Dinas Kesehatan DIY, 2013. Jumlah
Penderita Kanker Payudara menurut
Usia dan Kabupaten/Kota Provinsi DIY
Tahun 2013.
Suhita, BM., 2008. Perbedaan Health
Education terhadap Pengetahuan dan
Keterampilan Wanita Dewasa tentang “
SADARI “ dalam Upaya Deteksi Dini
Ca Mammae di Kediri. Universitas
Sebelas Maret. Tesis
Sumiati, dkk., 2009. Kesehatan Remaja dan
Konseling. 1st ed. Jakarta: Trans Info
Media. pp 10-6.
Susilo, R., 2011. Pendidikan Kesehatan
dalam Kepera watan. Yogyakarta: Nuha
Medika. pp. 82-5.
Syafrudin, FY., 2009. Promosi Kesehatan
untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
Trans Info Medika. pp. 70-7.
Tarigan, AP., 2010. Efektivitas Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok
Terhadap Pengetahuan dan Sikap
tentang Kesehatan Reproduksi pada
Remaja
di
Yayasan
Pendidikan
Harapan Mekar Medan . Universitas
Sumatera
Utara.
Tesis.
http://repository.usu.ac.id/handle/12345
6789/21925 (8 Januari 2015)
Wulandari,
FI.,
2013.
Perbedaan
Penyuluhan
Kesehatan
Metode
Ceramah dan Diskusi terhadap Sikap
tentang
SADARI
ditinjau
dari
Pengetahuan.
Universitas
Sebelas
Maret. Tesis
Zaini, H., 2008. Strategi pembelajaran Aktif.
Yogyakarta : CTSD. pp. 91-100, 120-9.
commit to user
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENYULUHAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI
KELAS XI SMA N 1 SEWON
Arsyita Putri Rahmatika *)
Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta
*)
Email : [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Kabupaten Bantul memiliki jumlah penderita kanker payudara terbanyak di
DIY. Ditemukan 3 penderita dalam rentang usia 15-24 tahun. Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) merupakan deteksi dini kanker payudara. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan penyuluhan metode ceramah dan diskusi terhadap keterampilan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Metode: Penelitian ini menggunakan metode
Eksperimen semu dengan pendekatan postest-only with control group design . Subjek penelitian
adalah siswi kelas XI di SMA N 1 Sewon yang diambil dengan teknik cluster random sampling .
Jumlah sampel sebanyak 60 responden, dengan 30 responden sebagai kelompok eksperimen dan
30 lainnya sebagai kalompok kontrol. Analisis data menggunakan independent t test dengan taraf
signifikansi 95%. Hasil: Rata-rata nilai keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
pada kelompok diskusi sebesar 70,55, sedangkan pada kelompok ceramah sebesar 55,37. Hasil
analisis t = 5,002 dengan p = 0,000. Kesimpulan: Ada perbedaan penyuluhan metode ceramah
dan diskusi terhadap keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi kelas XI
SMA N 1 Sewon. Kata kunci : Ceramah, Diskusi, Keterampilan Pemeriksaan Payudara Sendiri
ABSTRACT
Background: Bantul Regency has the largest breast cancer victims in the Special Region of
Yogyakarta province. Three victims with the age ranging from 15 to 24 years old were
found.Self-breast examination is an early detection of breast cancer. Objective: To investigate
the difference between lecturing method extension and discussion method extension on selfbreast examination skill. Method: Experimental method with postest-only with control group
design. Its subjects were female students in Grade XI of State Senior Secondary School 1 of
Sewon. Samples of research were taken by using cluster random sampling technique. They
consisted of 60 respondents and were divided into two groups, namely: experimental group and
control group. Each consisted of 30 students. The data of research were analyzed by using the
independent t test at the significance level of 95%. Result: The mean score of the self-breast
examination of the group discussion was 70.55 whereas that of the lecturing group was 55.37.
The result t-test was t = 5.002 with the p-value of 0.000. Conclusion: There was a difference
between lecturing method extension anddiscussion method extension on self-breast examination
skill of female students in Grade XI of State Senior Secondary School 1 of Sewon. Keywords:
Lecturing, Discussion, Self-breast examination skill
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengetahuan kesehatan dan mendasari
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan penyebab
perilaku kesehatan. Penyuluhan tentang
tersering kematian wanita akibat kanker di
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
seluruh dunia. Sebanyak 1,7 juta wanita
diperlukan untuk membentuk keterampilan
terdiagnosis kanker payudara, 6,3 juta
pemeriksaan payudara sendiri yang baik
wanita hidup dengan kanker payudara yang
sehingga akan terbentuk perilaku kesehatan
terdeteksi dalam lima tahun sebelumnya,
dalam hal mendeteksi kelainan pada
dan kematian wanita akibat kanker payudara
payudara. Metode merupakan salah satu
sebanyak 522.000 (International Agency for
faktor yang mempengaruhi penyuluhan.
Research on Cancer , 2012). Sistem
Ceramah merupakan metode yang paling
Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010
sering digunakan dalam penyuluhan
menyebutkan kanker payudara menempati
terutama dalam memperkenalkan topik baru.
urutan pertama pada pasien rawat inap di
Namun hanya 5% materi yang dapat diingat.
seluruh RS di Indonesia yakni sebesar
Dengan metode diskusi, peserta dapat
mengingat 50% materi (Emilia, 2008;
12.014 orang (28,7%) (Kemenkes RI, 2014).
Majid, 2013; Zaini, 2008).
Hasil studi pendahuluan tentang
Uraian di atas mendasari peneliti untuk
penderita
kanker
payudara
menurut
mengambil judul “Perbedaan Penyuluhan
kabupaten/kota Provinsi DIY tahun 2013
Metode Ceramah dan Diskusi terhadap
menyebutkan bahwa Kabupaten Bantul
Keterampilan Pemeriksaan Payudara Sendiri
memiliki jumlah penderita kanker payudara
(SADARI) pada Siswi Kelas XI SMA N 1
terbesar diantara kelima kabupaten di
Sewon”.
Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 305
orang, dan ditemukan 3 penderita dalam
rentang usia 15-24 tahun (SIRS Dinas
METODE PENELITIAN
Kesehatan DIY, 2014).
Penelitian ini menggunakan desain
Deteksi
dini
kanker
payudara
penelitian eksperimen semu dengan
merupakan
prioritas.
Kesembuhan
pendekatan postest-only with control group
meningkat jika kanker payudara ditemukan
design. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1
Sewon, Bantul, Yogyakarta pada bulan
dalam stadium dini. Hasil penelitian
Desember 2014 - Juni 2015. Populasi pada
menyebutkan sekitar 90% kanker payudara
penelitian ini adalah siswi Kelas XI SMA N
ditemukan dengan SADARI (Long dalam
Suhita, 2008). SADARI tepat dilakukan
1 Sewon sejumlah 158 orang.
pada remaja usia 16-17 tahun, dikarenakan
Teknik sampling yang digunakan adalah
pada usia tersebut terjadi perkembangan
teknik cluster random sampling. Kelas XI
yang terdiri dari 10 kelas diambil 4 kelas
puncak atau mendekati sempurnanya
perkembangan payudara seorang wanita
secara acak dengan teknik undian. Tiap
(Sumiati, 2009). Hasil studi pendahuluan di
individu di dalam kelompok/kelas yang
SMA N 1 Sewon Bantul didapatkan
terpilih akan diambil sebagai sampel. Empat
keterangan bahwa sekolah tersebut belum
kelas yang diperoleh secara acak dari hasil
pernah mendapatkan penyuluhan tentang
undian adalah kelas XI MIA 2 sejumlah 20
SADARI. Dari 10 siswa, 8 siswi (80%)
siswi, XI MIA 6 sebanyak 10 siswi, XI IIS 1
belum mengetahui tentang SADARI.
sebanyak 16 siswi, dan XI IIS 2 sebanyak 14
Penyuluhan merupakan suatu yang
siswi.
diperlukan untuk menyampaikan pesan
Estimasi besar sampel dalam penelitian
kesehatan
kepada
kelompok/individu,
ini adalah 30 orang untuk masing-masing
commit to user
dengan
harapan
dapat
memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
grup, sehingga total sampel yang diperlukan
yakni 60 responden.
Pemberian
intervensi
berupa
penyuluhan dengan metode ceramah dan
diskusi. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cheklist Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) diambil dari
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014)
yang sudah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
Analisis univariat dalam penelitian ini
untuk
mendeskripsikan
karakteristik
responden dan keterampilan sesudah
intervensi dengan menghitung distribusi
frekuensi dan presentase. Analisis bivariat
pada penelitian ini sebelumnya dilakukan uji
normalitas
data
menggunakan
uji
Kolmogorof–Smirnov. Analisis bivariat yang
digunakan adalah uji t test tidak berpasangan
(independen
sampel
t-test)
dengan
menggunakan bantuan program SPSS
(Statistical Package for Social Science) For
Windows versi 16.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
1. Umur responden
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan Umur di SMA N 1 Sewon
Umur
(tahun)
15
16
17
Jumlah
Kelompok Eksperimen
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
1
3,33
11
36,67
18
60
30
100
Kelompok Kontrol
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
0
0
9
30
21
70
30
100
2. Keterpaparan
informasi
tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan keterpaparan informasi tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
SMA N 1 Sewon
Keterpaparan
informasi
Belum
Sudah
Jumlah
Kelompok Kontrol
Frek.
(n)
22
8
30
Presentase
(%)
73,33
26,67
100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada
kelompok eksperimen, 21 responden (70%)
belum pernah mengetahui informasi tentang
pemeriksaan payudara sendiri sementara itu
9 responden (30%) pernah mendapatkan
informasi tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI). Pada kelompok kontrol,
22 responden (73,33%) belum pernah
mengetahui informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri, dan 6 responden (26,67%)
pernah mendapatkan informasi tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Keterampilan Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI)
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi nilai
keterampilan pada kelompok eksperimen
(diskusi) dan kelompok kontrol (ceramah) di
SMA N 1 Sewon
Keterampilan
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas
responden dari kelompok eksperimen
berumur 17 tahun (60%). Sebelas responden
(36,67%) berumur 16 tahun, dan 1
responden (3,33%) berumur 15 tahun. Pada
kelompok kontrol, sebagian besar responden
juga berusia 17 tahun (70%). Responden
yang berumur 16 tahun sebanyak 9 orang
(30%), dan tidak ada responden yang
berusia 15 tahun.
Kelompok
Eksperimen
Frek.
Presentase
(n)
(%)
21
70
9
30
30
100
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Kelompok Eksperimen
Frek.
Presentase
(n)
(%)
12
40
16
53,33
2
6,67
30
100
Kelompok Kontrol
Frek.
Presentase
(n)
(%)
3
10
14
46,67
13
43,33
30
100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.3 menunjukkan distribusi
frekuensi nilai keterampilan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) responden yang
dikategorikan menurut Riwidikdo (2013)
menjadi baik dengan nilai >76,59, cukup
dengan rentang 50,07-76,59,dan kurang
dengan nilai 0,05).
pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI).
commit to
user
Mayoritas responden baik dari kelompok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Efektivitas Metode Ceramah dan Diskusi
eksperimen (70%) maupun kelompok
Kelompok Terhadap Pengetahuan dan Sikap
kontrol (73,33%) belum pernah mengetahui
tentang Kesehatan Reproduksi pada Remaja
tentang pemeriksaan payudara sendiri
di Yayasan Pendidikan Harapan Mekar
(SADARI). Salah satu penyebabnya adalah
Medan”, menyebutkan bahwa perilaku
belum adanya informasi dan penyuluhan
merupakan respons seseorang terhadap
tentang pemeriksaan payudara sendiri
stimulus dari luar berupa respons terbuka
(SADARI). Berdasarkan wawancara dengan
(praktik/tindakan).
Perlakuan
berupa
penanggung jawab UKS SMA N 1 Sewon,
penyuluhan pada penelitian ini adalah suatu
UKS SMA N 1 Sewon memang belum
stimulus yang diberikan dengan dua cara
memiliki program penyuluhan tentang
yang berbeda, yaitu dengan metode diskusi
kesehatan remaja yang diprakarsai sendiri
dan metode ceramah, hasil penelitian
dengan melakukan kerja sama dengan pihak
menunjukkan bahwa dengan stimulus yang
puskesmas ataupun instansi kesehatan
berbeda akan menimbulkan hasil atau
lainnya.
respon yang berbeda. Metode diskusi
Keterpaparan
informasi
akan
memberikan dampak pada nilai yang
berpengaruh terhadap pengetahuan yang
meningkat pada kelompok eksperimen.
berdampak pada keterampilan seseorang.
Metode diskusi memanfaatkan komunikasi
Karayurt (2008) menyebutkan bahwa
dua arah (two way method ) serta interaksi
pengetahuan yang baik tentang prosedur
antarindividu untuk mencapai pemahaman
SADARI sangat penting dimiliki oleh
yang lebih mendalam terhadap suatu materi
remaja putri karena tahu tentang prosedur
(Notoatmodjo, 2014; Syafrudin, 2009).
SADARI merupakan salah satu alasan yang
Notoatmodjo (2014) menyebutkan
menyebabkan remaja putri mengaplikasikan
bahwa penyuluhan akan berpengaruh
SADARI.
terhadap keterampilan. Proses belajar yang
Keterampilan pemeriksaan payudara
terjadi yakni pada metode ceramah, peserta
sendiri
(SADARI)
pada
kelompok
mendapat
informasi
melalui
indera
eksperimen didominasi oleh kategori cukup
pendengaran dan penglihatan dengan
sebesar 53,33%. Kategori baik sebesar 40%
menggunakan media slide/powerpoint.
dan
hanya 6,67%
yang
memiliki
Informasi mulai disadari, dipersepsi dan
keterampilan dengan kategori kurang.
diketahui oleh peserta (awareness) dan
Keterampilan kelompok kontrol didominasi
retensi pengetahuan muncul sebesar 5%.
oleh kategori cukup sebesar 46,67%.
Pada kelompok eksperimen dilanjutkan
Kategori baik sebesar 10% dan kategori
dengan metode diskusi. Proses yang terjadi
kurang sebesar 43,33%. Rata-rata skor
dalam tahap ini yang pertama adalah fase
keterampilan pada kelompok eksperimen
perkenalan yang akan mengaktifkan kembali
yakni 70,55 sedangkan pada kelompok
pengetahuan yang telah diberikan melalui
kontrol 56,11. Secara keseluruhan hasil
metode ceramah. Fase kedua adalah
penelitian menujukkan bahwa rata-rata nilai
eksplorasi, dimana responden didorong
keterampilan pemeriksaan payudara sendiri
untuk memahami materi secara mendalam,
antara kelompok eksperimen dan kelompok
terlibat aktif dengan saling tukar-menukar
kontrol memilliki perbedaan. Kelompok
informasi melalui interaksinya dengan
eksperimen
memiliki
rata-rata
skor
fasilitator maupun dengan peserta yang lain.
keterampilan yang lebih tinggi dibandingkan
Hal ini akan menyebabkan informasi yang
dengan kelompok kontrol.
didapat lebih banyak, meningkatkan
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
commit to user
pemahaman yang lebih mendalam terhadap
penelitian oleh Tarigan (2010) yang berjudul
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(SADARI) (Notoatmodjo, 2014). Faktortopik, mengembangkan pemikiran kritis
faktor tersebut tidak dikendalikan sehingga
serta perkembangan sosial. Fase selanjutnya
dapat berpengaruh terhadap keterampilan
yakni
penutup
dimana
fasilitator
responden.
meringkaskan poin-poin utama diskusi
Metode ceramah yang dilakukan pada
(Eggen & Kauchak, 2012; Jacobsen, 2009;
kelompok kontrol menunjukkan bahwa
Emilia, 2008). Retensi pengetahuan pada
keterampilan juga didominasi oleh kategori
metode diskusi sebesar 50%.
cukup sebesar 46,67%, disusul 43,33%
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
dengan kategori kurang dan terdapat pula
Qiftiyah (2012) yang didapatkan bahwa
responden yang memiliki keterampilan baik
terjadi perubahan yang signifikan pada
sebesar 10%. Sementara itu mean/ rata-rata
perilaku merokok siswa laki-laki kelas XI
skor
keterampilan
lebih
rendah
IPS SMA Negeri 4 Tuban setelah diberikan
dibandingkan pada kelompok eksperimen.
penyuluhan dengan menggunakan metode
Banyaknya responden yang memiliki
diskusi. Hal ini dikarenakan oleh beberapa
keterampilan dalam kategori kurang dapat
hal yaitu dalam diskusi kelompok ada
disebabkan karena kurangnya penguasaan
hubungan yang kuat antara pengetahuan
materi oleh siswa. Hal tersebut dapat
dengan praktek sehari-hari, yang biasanya
disebabkan karena ceramah hanya memiliki
tidak terdapat dalam metode lain seperti
retensi pengetahuan sebesar 5% (Emilia,
ceramah atau media massa, bahasa yang
2008), yang memungkinkan responden lupa
digunakan dalam diskusi lebih akrab bagi
dengan
langkah-langkah
pemeriksaan
peserta, sehingga memungkinkan peserta
payudara sendiri (SADARI), sehingga
tidak malu untuk berbicara, peserta dapat
berpengaruh pada keterampilan dalam
memberikan pertanyaan, menyampaikan
memperagakan pemeriksaan tersebut. Pada
gagasan atau memperbaiki pernyataan yang
metode ceramah, penyuluh lebih aktif, dan
pernah diungkapkannya terdahulu, peserta
komunikasi hanya terjadi satu arah. Hal ini
diskusi berkesempatan untuk menemukan
menyebabkan
informasi
tidak
lama
aspek masalah yang tidak diketahuinya.
mengendap atau diingat hanya untuk jangka
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendek (Susilo, 2011).
keterampilan pada kelompok eksperimen
Hasil penelitian ini sejalan dengan
didominasi dengan kategori cukup dan
penelitian oleh Wulandari (2013) yang
terdapat 2 responden (6,67%) yang memiliki
berjudul “Perbedaan Penyuluhan Kesehatan
kategori kurang hal ini dapat disebabkan
Metode Ceramah dan Diskusi terhadap
karena berbagai faktor yang mempengaruhi
Sikap tentang SADARI ditinjau dari
seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan,
Pengetahuan”,
menyebutkan
bahwa
nilai, tradisi serta hubungan sosial
komunikasi dalam ceramah hanya satu arah
responden. Motivasi dapat berpengaruh
(one
way
communication)
sehingga
terhadap
keterampilan
seperti
yang
kemungkinan belajar lebih sedikit karena
disebutkan dalam penelitian Melina (2014)
tidak ada umpan balik. Ceramah tidak sesuai
bahwa individu yang memiliki motivasi
untuk mempelajari keterampilan yang rumit,
tinggi memiliki tingkat keterampilan yang
penyaji harus menguasai semua materi dan
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
cepat membosankan bila ceramah kurang
memiliki
motivasi
rendah.
Fasilitas
menarik bahkan bisa terjadi timbulnya
pelayanan kesehatan, serta sikap dan
pengertian lain apabila sasaran kurang
perilaku tenaga kesehatan dan tokoh
memperhatikan (Emilia, 2008).
masyarakat juga berpengaruh terhadap
commit to user
keterampilan pemeriksaan payudara sendiri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil
analisis
bivariat
menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna
antara
keterampilan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI) siswi setelah diberikan
penyuluhan dengan metode ceramah
dan penyuluhan dengan metode diskusi.
Metode diskusi lebih meningkatkan
enyuluhan dengan metode diskusi dapat
meningkatkan
keterampilan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI) pada siswi SMA N 1 Sewon.
Penyebabnya adalah pada penyuluhan
metode diskusi terdapat keterlibatan
siswi berupa interaksi antarpeserta
maupun dengan fasilitator, adanya
asesmen dan umpan balik dan adanya
kesempatan untuk memperdalam materi
dikarenakan sebelumnya sudah ada
dasar
pengetahuan dari
metode
ceramah.
Penelitian ini didukung oleh
penelitian Green dalam Emilia (2008)
yang menyebutkan bahwa metode
diskusi
kelompok
lebih
efektif
dibandingkan
metode
ceramah
kelompok bila diperlukan adanya
perubahan sikap, atau keterampilan
problem solving atau penjelasan tentang
keterampilan. Kusumawardani (2012)
menambahkan
bahwa
adanya
pemberian penyuluhan kesehatan maka
pengetahuan akan bertambah sehingga
praktik juga akan lebih baik.
Keterbatasan penelitian ini adalah
tidak adanya pretest sehingga tidak
dapat diketahui besarnya peningkatan
keterampilan sebelum penyuluhan dan
sesudah penyuluhan. Selain itu peneliti
tidak mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi keterampilan seperti
pengetahuan, sikap, dan motivasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Mayoritas umur responden yakni 17
tahun baik dari kelompok eksperimen,
sebanyak 60% maupun kelompok
kontrol, sebanyak 70%. Umur 16 tahun
sebanyak 36,67% pada kelompok
eksperimen dan 30% pada kelompok
kontrol. Umur 15 tahun sebanyak 3,33%
pada kelompok eksperimen. Mayoritas
responden dari kelompok eksperimen,
sebanyak 70% dan kelompok kontrol
sebanyak
73,33%
belum
pernah
mengetahui
tentang
pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI). Responden
yang sudah mendapatkan informasi
tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)
30%
pada
kelompok
eksperimen dan 26,67% pada kelompok
kontrol.
2. Responden pada kelompok eksperimen
yang memiliki keterampilan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) baik
sebanyak 40%, cukup 53,33%, dan
kurang
6,67%.
Rata-rata
skor
keterampilan responden sebesar 70,55.
3. Responden pada kelompok kontrol yang
memiliki keterampilan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) baik 10%,
cukup 46,67%, dan kurang 43,33%. Ratarata skor keterampilan responden sebesar
56,11.
4. Ada perbedaan penyuluhan dengan
metode ceramah dan diskusi terhadap
keterampilan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) dengan p-value
sebesar 0,000 (p < 0,05)
Saran
1. Bagi sekolah
Pihak sekolah melalui bagian Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) hendaknya
membuat program penyuluhan kesehatan
remaja dan melakukan kerja sama dengan
pihak puskesmas untuk mengadakan
penyuluhan kesehatan remaja terutama
commit to user
tentang pemeriksaan payudara sendiri
perpustakaan.uns.ac.id
(SADARI) kepada seluruh siswi di
sekolah tersebut dengan menggunakan
metode diskusi.
2. Bagi responden
Responden diharapkan dapat melakukan
kegiatan diskusi baik saat pelajaran
maupun
membahas
topik-topik
kesehatan agar dapat lebih meningkatkan
keterampilan dalam hal ini pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
dan
responden
diharapkan
melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
secara teratur setiap bulan.
3. Bagi Bidan/petugas kesehatan bidang
kesehatan reproduksi puskesmas wilayah
Sewon
Bidan/petugas
kesehatan
bidang
kesehatan reproduksi puskesmas wilayah
Sewon sebaiknya juga membuat program
penyuluhan kesehatan remaja, termasuk
SADARI yang bekerja sama dengan
pihak sekolah menengah atas di
Kecamatan Sewon dengan metode
diskusi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti
selanjutnya
dapat
mengembangkan
penelitian
tentang
metode penyuluhan kesehatan untuk
meningkatkan keterampilan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) atau topik
kesehatan reproduksi lainnya. Selain itu
peneliti selanjutnya yang melakukan
penelitian serupa agar meneliti skor
pretest sehingga diketahui kenaikan ratarata skor yang dikehendaki, serta
melakukan kajian terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi keterampilan seperti
pengetahuan, sikap, motivasi, dll.
DAFTAR PUSTAKA
digilib.uns.ac.id
Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008.
Strategi
Pembelajaran
dan
Pemilihannya .
https://www.scribd.com/doc/215061565
/14-KODE-03-B5-StrategiPembelajaran-Dan-Pemilihannya
(4
Januari 2015)
Efendi, F., 2008. Keperawatan Kesehatan
Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
pp. 62-5.
Eggen, P., Kauchak, D., 2012. Strategi
Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir . 6th
ed. Jakarta: Indeks. pp.155-64.
Emilia, O., 2008. Promosi Kesehatan dalam
Lingkup
Kesehatan
Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press.
pp. 31-5, 66-7.
Hidayat, AA., 2011. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisis Data .
Jakarta: Salemba Medika. pp. 60-1.
International Agency For Research on
Cancer , 2012. World Cancer Factsheet.
http://www.cruk.org/cancerstats
(20
November 2014)
Jacobsen, DA., Eggen, P., Kauchak, D.,
2009. Methods For Teaching Metodemetode
Pengaja ran
Meningkatkan
Belajar Siswa TK – SMA. 8th ed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. pp. 215-7,
238-41.
Kemenkes RI, 2014. Hilangkan Mitos
tentang
Kanker .
http://www.depkes.go.id/article/print/20
1407070001/hilangkan-mitos-tentangkanker.html (22 November 2014)
Agustiani,
H.,
2006.
Psikologi
Perkembangan-Pendekatan
Ekologi
Kusumawardani, E., 2012. Pengaruh
Kaitannya dengan Konsep Diri dan
Penyuluhan
Kesehatan
terhadap
Penyesuaian Diri pada
Remaja .
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Bandung: PT Refika Aditama. pp.121 commit to user
Praktik Ibu dalam Pencegahan Demam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdarah
Dengue
pada
Anak.
Universitas Diponegoro. Skripsi.
Majid, A., 2013. Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. pp.
194-7, 200-5.
Melina, F., 2014. Perbedaan Media
Pembelajaran (Leaflet dan Video)
terhadap
Keterampilan
SADARI
Ditinjau
dari
Motivasi.
http://s2mkk.pasca.uns.ac.id/?cat=2&pa
ged=17(30 Mei 2015)
Notoatmodjo, S., 2014. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. pp.
29-33.
Qiftiyah, M., 2012. Perbedaan Penyuluhan
dengan Metode Ceramah dan Diskusi
terhadap Perilaku Merokok di SMA
Negeri
4
Tuban.
http://lppm.stikesnu.com/wpcontent/uploads/2014/02/1-MariyatulQ.pdf (30 Mei 2015)
Riwidikdo, H., 2013. Statistik Untuk
Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS . Yogyakarta:
Pustaka Rihama. pp. 125-142, 185-208.
Sari, DA., 2014. Pengaruh Penyuluhan
Metode
Demonstrasi
terhadap
Keterampilan SADARI Siswi Kelas X
dan XI SMA N 1 Kasihan. Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta . KTI.
SIRS Dinas Kesehatan DIY, 2013. Jumlah
Penderita Kanker Payudara menurut
Usia dan Kabupaten/Kota Provinsi DIY
Tahun 2013.
Suhita, BM., 2008. Perbedaan Health
Education terhadap Pengetahuan dan
Keterampilan Wanita Dewasa tentang “
SADARI “ dalam Upaya Deteksi Dini
Ca Mammae di Kediri. Universitas
Sebelas Maret. Tesis
Sumiati, dkk., 2009. Kesehatan Remaja dan
Konseling. 1st ed. Jakarta: Trans Info
Media. pp 10-6.
Susilo, R., 2011. Pendidikan Kesehatan
dalam Kepera watan. Yogyakarta: Nuha
Medika. pp. 82-5.
Syafrudin, FY., 2009. Promosi Kesehatan
untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
Trans Info Medika. pp. 70-7.
Tarigan, AP., 2010. Efektivitas Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok
Terhadap Pengetahuan dan Sikap
tentang Kesehatan Reproduksi pada
Remaja
di
Yayasan
Pendidikan
Harapan Mekar Medan . Universitas
Sumatera
Utara.
Tesis.
http://repository.usu.ac.id/handle/12345
6789/21925 (8 Januari 2015)
Wulandari,
FI.,
2013.
Perbedaan
Penyuluhan
Kesehatan
Metode
Ceramah dan Diskusi terhadap Sikap
tentang
SADARI
ditinjau
dari
Pengetahuan.
Universitas
Sebelas
Maret. Tesis
Zaini, H., 2008. Strategi pembelajaran Aktif.
Yogyakarta : CTSD. pp. 91-100, 120-9.
commit to user