Disdik dan KPA Gandeng RSHS Luncurkan Impact.
oA
•
S e la s a
R a b u
o
K a m is
o
J u m a t
o
S a b tu
o
M in g g u
15
14
12
13
11
9
10
6
7
8
4
5
3
30
28
29
27
25
26
23
24
20
21
22
19dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2
O P e b
D is d ik
o
M a r
O A p r
d a n
G a n d e n g
O M e i
O J u n
KPA
R S H S
L u n c u r ka n
Im p a c t
E Y C K M A N , (G M )..
U ntukm em utus m ata rantai penyebaran HN / A ID S ,
D inas P endidikan K ota B andung dan K om isi P enanggulangan A ID S (K PA ) bekerja sam a dengan R um ah
S akit H asan S adikin (R S H S ) m eluncurkan Integrated M anagem ent for P revention and T reatm ent for
HN / A ID S (Im pact).
P rogram ini akan diterapkan di 52 sekolah m enengah pertam a negeri (S M P N ). S aat ini, di K ota B andung
terdapat 2.123 kasus HN / A ID S dan m erupakan tertinggi di J aw a B arat.
. M enurut S ekretaris D isdik K ota B andung, D adang
Iradi, sebelum nya telah ada 5 S M P yang telah m engadopsi Im pact yang m erupakan program penguatan
bahan ajar pendidikan pencegahan penyalahg~ naan
narkoba dan pendidikan kesehatan reproduksi.
"kita m aunya Im pact ini dapat diterapkan di sem ua
S M P negeri, yakni 52 sekolah pada 2011 m endatang.
Jika tidak, setengah darijum lah sekolah itu dulu. K ala~
berhasil, m aka akan m eluas pada sekolah sw asta,
ujarnya di sela-sela sarasehan kepala S M P se-K ota
B andung dalam pencegahan HN / A ID S di A uditori-um F akultas K edokteran U npad, Jln. E yckm an, S e.lasa (30/11).
D ikatakan D adang, perluasan Im pact pada sem ua
S M P karena dinilai berhasil diterapkan di 5 S M P sebelum nya, A palagi pem berian m ata ajartersebut, m elibatkan langsung tenaga kedokteran (R S H ~ ) yang paham betul m engenai kesehatan re roduksl.
O J u l
O A g s
O S e p
O O kt
O N o v
.D e s
"A gar tidak m em bebani sisw a, m aka ti~ ~ ada aturan baku m engenai penem patan Im pact iD 1. S ekolah
bisa m enyelaraskannya dengan m ata pelajaran yang
sudah ada. S eperti yang dilakukan oleh 5 sekolah sebelum nya, diintegrasikan pada B im bingan dan ~ onseling (B K ) dengan i jam pelajaran dalam satu rm nggu," tam bahnya.
.
M engenai dipilihnya S M P , kata D adang, karena lebih
baik difokuskan pada sisw a m enjelang rem aja. "Jika
S M A , takutnya akan terlam bat, U sia di tingkat ~ M ~
dianggap lebih baik dan lebih cepat untuk segera diben
inform asi m engenai bahaya penyalahgunaan narkoba, kesehatan reproduksi, dan bahayanya HN / A ID S ,"
terangnya.
P u tu s p ad a 2 0 1 1
D i tem pat yang sam a, K etua H arian K PA K ota B andung, S ukarno m enam bahkan, a~ ar dapat dite~ i~ a
oleh sisw a S M P , m ata ajar harus disusun sedem ikian
rupa dengan bahasa sisw a. D iharapkan, sisw a akan
lebih m engerti dan m udah paham . S ebab penyebaran
HN / A ID S ini tidak hanya dari jarum suntik tetapi juga akibat seks bebas .
"D engan adanya kurikulum tersebut, K PA beren:
cana m em utus m ata rantai penyebaran HN / A ID S
K ota B andung pada 2011 m endatang," tuturnya.
H ingga S eptem ber 2010, katanya, di K ota B andung
terdapat 2.123 kasus yang terdiri atas 1.024 kasus HN
positif dan 1.081 kasus A ID S . Jum lah ini terus
m eningkat setiap bulan. P ada Juli di tahun yang sam a
saja kasusnya hanya 2.100.
"D arijum lah tersebut, 64,33% -nya atau 658 orang,
untuk pengidap HN paling banyak diderita usia rem aja antara 15-29 tahun akibatjarum suntik yang tidak
steril di kalangan N A P Z A suntik," terangnya.
S elain pem berian m ata ajar; K PA K ota B andungjuga m enyebar 12.000 kondom ke enam kecam atan yang
ditengarai
sebagai
tem pat
yang
dianggap
b erisik o /ren tan penularan H IV / A ID S . M enurut
S ukarno, enam w ilayah tersebut, K ec.B ojongloa !'idul,
K ec. B atu N unggal, K ec. C oblong, K ec. R ancasan, K ec.
A nta ani, dan K ec. S ukajadi. (B .1 0 7 )* *
Kliping Humas Unpad 2010
31
•
S e la s a
R a b u
o
K a m is
o
J u m a t
o
S a b tu
o
M in g g u
15
14
12
13
11
9
10
6
7
8
4
5
3
30
28
29
27
25
26
23
24
20
21
22
19dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2
O P e b
D is d ik
o
M a r
O A p r
d a n
G a n d e n g
O M e i
O J u n
KPA
R S H S
L u n c u r ka n
Im p a c t
E Y C K M A N , (G M )..
U ntukm em utus m ata rantai penyebaran HN / A ID S ,
D inas P endidikan K ota B andung dan K om isi P enanggulangan A ID S (K PA ) bekerja sam a dengan R um ah
S akit H asan S adikin (R S H S ) m eluncurkan Integrated M anagem ent for P revention and T reatm ent for
HN / A ID S (Im pact).
P rogram ini akan diterapkan di 52 sekolah m enengah pertam a negeri (S M P N ). S aat ini, di K ota B andung
terdapat 2.123 kasus HN / A ID S dan m erupakan tertinggi di J aw a B arat.
. M enurut S ekretaris D isdik K ota B andung, D adang
Iradi, sebelum nya telah ada 5 S M P yang telah m engadopsi Im pact yang m erupakan program penguatan
bahan ajar pendidikan pencegahan penyalahg~ naan
narkoba dan pendidikan kesehatan reproduksi.
"kita m aunya Im pact ini dapat diterapkan di sem ua
S M P negeri, yakni 52 sekolah pada 2011 m endatang.
Jika tidak, setengah darijum lah sekolah itu dulu. K ala~
berhasil, m aka akan m eluas pada sekolah sw asta,
ujarnya di sela-sela sarasehan kepala S M P se-K ota
B andung dalam pencegahan HN / A ID S di A uditori-um F akultas K edokteran U npad, Jln. E yckm an, S e.lasa (30/11).
D ikatakan D adang, perluasan Im pact pada sem ua
S M P karena dinilai berhasil diterapkan di 5 S M P sebelum nya, A palagi pem berian m ata ajartersebut, m elibatkan langsung tenaga kedokteran (R S H ~ ) yang paham betul m engenai kesehatan re roduksl.
O J u l
O A g s
O S e p
O O kt
O N o v
.D e s
"A gar tidak m em bebani sisw a, m aka ti~ ~ ada aturan baku m engenai penem patan Im pact iD 1. S ekolah
bisa m enyelaraskannya dengan m ata pelajaran yang
sudah ada. S eperti yang dilakukan oleh 5 sekolah sebelum nya, diintegrasikan pada B im bingan dan ~ onseling (B K ) dengan i jam pelajaran dalam satu rm nggu," tam bahnya.
.
M engenai dipilihnya S M P , kata D adang, karena lebih
baik difokuskan pada sisw a m enjelang rem aja. "Jika
S M A , takutnya akan terlam bat, U sia di tingkat ~ M ~
dianggap lebih baik dan lebih cepat untuk segera diben
inform asi m engenai bahaya penyalahgunaan narkoba, kesehatan reproduksi, dan bahayanya HN / A ID S ,"
terangnya.
P u tu s p ad a 2 0 1 1
D i tem pat yang sam a, K etua H arian K PA K ota B andung, S ukarno m enam bahkan, a~ ar dapat dite~ i~ a
oleh sisw a S M P , m ata ajar harus disusun sedem ikian
rupa dengan bahasa sisw a. D iharapkan, sisw a akan
lebih m engerti dan m udah paham . S ebab penyebaran
HN / A ID S ini tidak hanya dari jarum suntik tetapi juga akibat seks bebas .
"D engan adanya kurikulum tersebut, K PA beren:
cana m em utus m ata rantai penyebaran HN / A ID S
K ota B andung pada 2011 m endatang," tuturnya.
H ingga S eptem ber 2010, katanya, di K ota B andung
terdapat 2.123 kasus yang terdiri atas 1.024 kasus HN
positif dan 1.081 kasus A ID S . Jum lah ini terus
m eningkat setiap bulan. P ada Juli di tahun yang sam a
saja kasusnya hanya 2.100.
"D arijum lah tersebut, 64,33% -nya atau 658 orang,
untuk pengidap HN paling banyak diderita usia rem aja antara 15-29 tahun akibatjarum suntik yang tidak
steril di kalangan N A P Z A suntik," terangnya.
S elain pem berian m ata ajar; K PA K ota B andungjuga m enyebar 12.000 kondom ke enam kecam atan yang
ditengarai
sebagai
tem pat
yang
dianggap
b erisik o /ren tan penularan H IV / A ID S . M enurut
S ukarno, enam w ilayah tersebut, K ec.B ojongloa !'idul,
K ec. B atu N unggal, K ec. C oblong, K ec. R ancasan, K ec.
A nta ani, dan K ec. S ukajadi. (B .1 0 7 )* *
Kliping Humas Unpad 2010
31