Perpindahan Kalor secara Konveksi Copy

PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI
Pendahuluan
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya
belajar atau bagaimana informasi yang diproses di dalam pikiran siswa. Sehinga
diharapkan suatu proses pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai
hasil belajar.
Kondisi Belajar Robert Gagné
Tiga variasi belajar yang diidentifikasi oleh Gagné adalah kapabilitas kognitif. Varian
itu adalah informasi verbal, keterampilan intelektual, dan strategi kognitif. Untuk
terjadinya belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun
kondisi eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai hasil
belajar terdahulu. Memori siswa yang terdahulu merupakan komponen kemampuan yang
baru ditempatkannya bersama-sama. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang
dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran. Sebagai hasil belajar (learning outcomes),
Gagné menyatakan dalam lima kelompok, yaitu intelektual skill, cognitive strategy, verbal
information, motor skill, dan attitude.
Tabel
Tinjauan atas lima variasi belajar
Kategori
Belajar
Informasi

verbal
Keterampilan
intelektual
Strategi
kognitif
Keterampilan
motorik
Sikap

Kapabilitas
Pengambilan informasi yang
tersimpan
Operasi mental yang
memungkinkan individu untuk
merespon konsep aktualisasi
lingkungan
Proses kontrol pelaksana yang
mengatur pemikiran dan belajar
dari pemelajar
Kapabilitas dan “rencana

eksekutif” untuk melakukan
konsekuensi gerakan fisik
Predisposisi ke tindakan positif
atau negatif terhadap orang,
obyek atau peristiwa

Penampilan
Menyatakan atau
mengkomuikasikan informasi
tersebut dengan berbagai cara
Berinteraksi dengan lingkungan
tersebut dengan menggunakan
simbol
Mengelola ingatan, pemikiran,
dan pemelajaran seseorang
secara efisien
Mendemonstrasikan urutan fisik
dan tindakan
Memilih tindakan personal
terhadap atau menjauh dari

obyek, peristiwa, atau orang

Gagné lebih lanjut menekankan pentingnya kondisi internal dan kondisi eksternal
dalam suatu pembelajaran, agar siswa memperoleh hasil yang diharapkan. Dengan
demikian, sebaiknya memerhatikan atau menata pembelajaran yang memungkinkan
mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar informasi yang baru dapat dipahaminya.
Kondisi eksternal bertujuan antara lain merangsang ingatan siswa, penginformasian tujuan
pembelajaran, membimbing belajar materi yang baru, memberikan kesempatan kepada
siswa menghubungkan dengan informasi baru.

Gambar : Komponen Esensial dalam Belajar dan Pembelajaran
Robert Gagné memberi kerangka pada analisis kondisi belajar yang mempengaruhi
belajar manusia dari perspektif pengidentifikasian faktor-fakor yang dapat memberi
perbedaan dalam pembelajaran. Akibatnya, peralihan dari prinsip belajar secara teoritis ke
dalam prinsip pembelajaran tidak membutuhkan penerjemahan. Asumsi tentang
pembelajaran di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut sebagai
desain pembelajaran.

2


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah

: SMP

Kelas / Semester

: VII (tujuh)/Semester 1

Mata Pelajaran

: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Standar Kompetensi

: 3.

Kompetensi Dasar


: 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan

Memahami wujud dan perubahannya.
suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Indikator

: 1.
2.

Menjelaskan macam-macam perpindahan kalor.
Menunjukkan penerapan sifat-sifat perpindahan kalor.

Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat :
1.

Membedakan macam-macam perpindahan kalor.

2.


Mengamati daya hantar kalor.

3.

Mengamati perpindahan kalor secara konveksi pada udara.

4.

Mengamati daya serap radiasi kalor.

5.

Mengaplikasikan penerapan sifat-sifat perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Pembelajaran

: Kalor


Metode Pembelajaran : Model:
- Direct Instruction (DI).
- Cooperative Learning.
Metode:
- Diskusi kelompok.

- Eksperimen.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a.

Kegiatan Pendahuluan


Motivasi dan apersepsi
- Samakah prinsip kerja antara pendingin ruangan dengan lemari es?

3

- Mengapa benda yang berwarna hitam lebih menyerap panas daripada benda
berwarna putih?



Prasyarat pengetahuan
- Bagaimana aplikasi konsep pemanfaatan sifat kalor dalam kehidupan seharihari?
- Apakah perbedaan antara konduksi, konveksi dan radiasi?



Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b.

Kegiatan Inti
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pemanfaatan sifat kalor
dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk melakukan eksperimen
perpindahan kalor secara konveksi.
 Peserta didik melakukan eksperimen dengan menggunakan kardus bekas
yang bagian depan di buang kemudian ditutup menggunakan plastik. Pada

bagian atas diberi lubang sebanyak 2 buah yang berfungsi sebagai cerobong.
Cerobong terbuat dari karton yang digulung.
 Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau
kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat
langsung memberikan bimbingan.
 Peserta

didik

mendiskusikan

dengan

kelompoknya

untuk

membuat


kesimpulan dari hasil percobaan.
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
 Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan penerapan sifat-sifat
perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
c.

Kegiatan Penutup
- Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
4

- Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
- Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Sumber Belajar
a.

Buku IPA Terpadu

b.


Buku kerja.

c.

Alat-alat praktikum.

Penilaian Hasil Belajar
a.

Teknik Penilaian:
- Tes unjuk kerja.
- Tes tertulis.
- Observasi.

b.

Bentuk Instrumen:
- Uji petik kerja produk.
- PG dan Uraian.

c.

Contoh Instrumen:
- Contoh tes PG
Jika memasak air, seluruh bagian air akan menjadi panas. Hal ini disebabkan
kalor dipindahkan dalam air secara....
a. konduksi

c. radiasi

b. konveksi

d. infeksi

5

Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah.
Bagaimana kalor dapat berpindah? Kalor dapat berpindah melalui tiga cara yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi.
Perpindahan Kalor secara Konveksi
Pernahkah kamu memindahkan benda-benda dan kamuikut bergerak serta membawa
sendiri benda-benda tersebut?Perhatikan Gambar.

Gambar : Seseorang membawa benda berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lain.
Seperti pada perpindahan secara konduksi, jika benda-benda tersebut dianggap
sebagai kalor dan seseorangtersebut dianggap sebagai molekul, maka dapat disimpulkan
bahwa kalor tersebut berpindah disertai dengan perpindahan molekulnya. Perpindahan
kalor dengan disertai perpindahan molekulnya dinamakan konveksi.
Nah, agar kamu lebih memahami peristiwa konveksi di udara lakukanlah Kegiatan
berikut.
Perpindahan Panas secara Konveksi
Tujuan:
Menyelidiki peristiwa perpindahan panas secara konveksi
Alat dan bahan:
1.

Papan triplek

5.

Lilin

2.

Plastik mika bening

6.

Kertas/Obat nyamuk

3.

Pipa paralon

7.

Korek api

4.

Isolasi

Prosedur kerja:
1.

Membuat kotak dari papan triplek, dimana pada bagian atas diberi lubang
sebanyak 2 buah untuk cerobong.
6

2.

Pada bagian depan menggunakan plastik mika bening dan di isolasi agar bagian
dalam kotak terlihat ketika dilakukan pengamatan.

3.

Setelah itu, buat dua buah cerobong asap dari pipa paralon (cerobong a dan b).
Perhatikan gambar.

4.

Nyalakan kertas/obat nyamuk, kemudian letakkan kertas/obat nyamuk yang
sudah terbakar tersebut di atas cerobong b.

5.

Nyalakan lilin, kemudian letakkan di bawah cerobong a.

Diskusikanlah pertanyaan berikut untuk mendapatkan kesimpulan!
1.

Ke arah manakah asap dari obat nyamuk yang terbakar mengalir?

2.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Dari Kegiatan di atas, kalian dapat mengamati bahwa ternyata arah asap dari obat
nyamuk yang terbakar masuk ke dalam dus melalui cerobong b. Tahukah kamu mengapa
peristiwa tersebut dapat terjadi?
Nyala lilin yang disimpan di bawah cerobong a, menyebabkan udara panas di sekitar
cerobong a naik. Hal ini menyebabkan udara yang dingin dari cerobong b bergerak ke
bawah cerobong untuk menempati ruang yang ditinggalkan udara panas. Itulah sebabnya
asap dari obat nyamuk yang terbakar di atas cerobong arah alirannya masuk ke dalam
kardus, kemudian asap tersebut keluar dari cerobong a.
Perpindahan panas secara konveksi juga terjadi dalam peristiwa alam, seperti
terjadinya angin laut dan angin darat.
Pada siang hari, panas matahari menyebabkan daratan lebih cepat panas daripada
lautan. Hal ini menyebabkan udara di atas daratan menjadi lebih panas daripada udara di
atas laut. Oleh karena itu, udara di atas daratan naik dan tempatnya digantikan oleh udara
di atas laut sehingga terjadilah aliran udara dari lautan menuju daratan yang dinamakan
angin laut.
7

Pada malam hari, daratan lebih cepat dingin daripada lautan. Hal ini menyebabkan
udara di atas daratan lebih dingin daripada udara di atas lautan. Oleh karena itu, udara di
atas laut naik dan tempatnya digantikan oleh udara di atas darat sehingga terjadilah aliran
udara dari daratan menuju lautan yang dinamakan angin darat.

Nah, dapatkah kamu memberikan contoh peristiwa perpindahan panas secara
konveksi pada kehidupan sehari-hari. Diskusikanlah dengan teman-temanmu, kemudian
bacakan hasilnya di depan kelas.
Kesimpulan
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Perpindahan kalor
secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dalam zat tersebut.
Perpindahan kalor yang diikuti oleh perpindahan partikel-partikel zatnya disebut
konveksi/aliran. Selain perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair, ternyata
konveksi juga dapat terjadi pada gas/udara. Peristiwa konveksi kalor melalui penghantar
gas sama dengan konveksi kalor melalui penghantar air.

8

Daftar Pustaka
Gredler, E.M, 2011, Learning and Instruction: teori dan aplikasi, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Trianto, 2009, Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wasis & Irianto, 2008, Ilmu Pengetahuan Alam 1: SMP/MTs kelas VII, Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

9