PERSEPSI MASYARAKAT TWITTER TERHADAP FPI PASCA STATUS “ADIT FPI” DI SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER ( STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FPI PASCA STATUS “ADIT FPI” DI SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER).

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT

TWITTER

TERHADAP FPI PASCA

STATUS “ADIT FPI” DI SITUS JEJARING SOSIAL

TWITTER

( STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG PERSEPSI

MASYARAKAT TERHADAP FPI PASCA STATUS “ADIT FPI” DI

SITUS JEJARING SOSIAL

TWITTER

)

SKRIPSI

OLEH SEALY RICA .H

0643010054

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA


(2)

“PERSEPSI MASYARAKAT TWITTER TERHADAP STATUS “ADIT FPI” DI SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER

Disusun Oleh :

SEALY RICA HENDRO NPM. 0643010054

Telah dipertahankan dihadapkan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 13 Juni 2011

PEMBIMBING TIM PENGUJI

1. Ketua

Dra. Dyva Claretta, M.Si NPT. 3 6601 94 0025 1

Dr. Catur Suratnoaji, M.Si NPT. 3 6804 94 0028 1 2. Sekretaris

Dra. Dyva Claretta, M.Si NPT. 3 6601 94 0025 1

3.Anggota

Yuli Candrasari, S.Sos, M.Si NPT. 3 7107 94 0027 1

Mengetahui,

DEKAN

Dra.Ec.Hj.Suparwati,M.Si NIP. 030 175 349


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis panjatkan karena dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, Skripsi yang berjudul “ PERSEPSI MASYARAKAT TWITTER TERHADAP STATUS ADIT FPI DI SITUS JEJARING SOSIAL TWIITER ” dapat penulis susun dan selesai sebagai wujud pertanggung jawaban atas terlaksananya kegiatan skripsi .

Dalam proses penyelesaian Skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

2. Dra. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

4. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

5. Dra. Dyva Claretta, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis. Terima kasih atas segala kontribusi Ibu terkait penyusunan Skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan FISIP hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.

7. Bapak Hendro, Mama Ria, Utha dan Acha selaku orang tua dan adik-adik penulis, terima kasih sudah memberikan support yang luar biasa besar kepada penulis dari hari ke hari hingga skripsi ini terselesaikan.


(4)

8. Keluarga besar Paduan Suara “Gita Widya Giri” – UPN “Veteran” Jawa Timur. Pak Irwan selaku pelatih, Ibu Rochani selaku Pembina, serta seluruh alumni, anggota aktif dan sahabat-sahabat PS GWG yang telah memberikan beribu kenangan yang membekas di hati. Aku bangga bisa menjadi bagian dari sejarah PS GWG.

9. Terima kasih untuk M. Dicky ‘Coco’ yang sudah menjadi sahabat, kakak, sekaligus teman dekat yang senantiasa menemani selama kurang lebih 4 tahun dan memberi motivasi yang luar biasa kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat terbaikku yang luar biasa baik untuk selalu memberi aku canda tawa, perhatian dan memotivasi dari sebelum berlangsungnya proses kripsi hingga selesainya skripsi ini: Saras, Agnez, Rani, Arini, Ronald, Lintang P.Y, Rigky Nodang “Pino”, Gigih “Gie” Januwiardi, Yogi, Jojo, Tiwi, Ona, Pradis, mas Bungsu, Andrew.

11. Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini, untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu peneliti harapkan demi tercapainya hal terbaik dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, Juni 2011 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1. Persepsi ... 11

2.1.1.1. Jenis Persepsi ... 17

2.1.1.2 Karakteristik Persepsi ... 18

2.1.1.3. Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi ... 19

2.1.1.4. Proses Persepsi ... 20

2.1.1.6. Proses Terjadinya Persepsi... 20

2.1.2. Organisasi Keagamaan... 22

2.1.3. FPI ... 22

2.1.3.1. Latar Belakang Berdirinya FPI ... 23


(6)

2.1.4 Situs Jejaring Sosial Twitter... 25

2.1.4.1. Sejarah Twitter... 26

2.1.4.2. Konten Dalam Twitter... 28

2.1.5 Akun Twitter Adit FPI ... 30

2.2. Teori Uses and Gratification ... 30

2.3. Kerangka Berpikir... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34

3.1 Metode Penelitian ... 34

3.2 Definisi Operasional ... 35

3.2.1. FPI ... 35

3.2.2. Adit FPI ... 37

3.2.3. Persepsi ... ... 37

3.3. Informan... 38

3.4. Teknik Pengumpulan Data………... 38

3.5. Teknik Analisis Data... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 41

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data .. 41

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

4.1.1.1. Masyarakat Pengguna Twitter di Surabaya... 41

4.1.2 Penyajian Data ... 43


(7)

4.2 Analisis Data ... 46 4.2.1 Persepsi Masyarakat Pengguna Twitter di Surabaya

Terhadap FPI ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59 5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ABSTRAKSI


(8)

ABSTRAKSI

Sealy Rica Hendro, PERSEPSI MASYARAKAT TWITTER TERHADAP

STATUS “ADIT FPI” DI SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER ( STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP STATUS “ADIT FPI” DI SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER)

Penelitian ini didasarkan pada fenomena status sebuah akun bernama Adit_FPI di situs jejaring sosial twitter yang terjadi pada beberapa bulan silam. Dimana akun Adit_FPI tersebut menuliskan sederetan kata-kata kasar dalam status-statusnya yang bersifat menyinggung SARA. Di beberapa status-statusnya tertulis beberapa kata-kata kotor yang menodai agama Nasrani dengan menyebutkan Yesus dalam satu kalimat tersebut.

Persepsi adalah inti dari komunikasi. Dan persepsi juga dapat diartikan sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah pemberian makna kepada stimulus indawi ( sensori stimuli ),. Hubungan sensasi dan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi, walaupun begitu menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan juga memori. Cara pandang pada penelitian ini akan menentukan bagaimana sebenarnya persepsi masyarakat Surabaya terhadap status twitter Adit FPI tersebut. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori agenda-setting, yaitu teori yang menyimpulkan bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam – dalamnya melalui pengumpulan data sedalam – dalamnya. Dan jika data yang dikumpulkan sudah mendalam,dan dapat menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Yang lebih ditekankan dalam penelitian ini adalah persoalan kedalaman ( kualitas ) data, bukannya banyaknya ( kuantitas ) data.

Dari hasil analisi penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat twitter Surabaya mempersepsikan status twitter Adit FPI bertendensi untuk mengadudomba antar umat beragama dengan menyebar fitnah SARA melalui situs jejaring sosial twitter.

Keyword : persepsi, status twitter Adit FPI.  


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dari zaman ke zaman perkembangan kehidupan manusia

selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Pada zaman modern seperti sekarang ini hal yang mengalami perkembangan yang pesat dan jauh lebih maju dari sebelumnya meliputi berbagai aspek dalam kehidupan bermasyarakat, mulai dari ilmu pengetahuan, teknologi, gaya hidup hingga pada aspek religi.

Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia merupakan aspek kehidupan yang paling cepat berkembang pesat di antara lainnya. Manusia masa kini yang hidup di era modernisasi dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas terhadap lingkungan di sekitarnya dan juga mengikuti perkembangan teknologi yang sedang bertumbuh pesat di masa kini serta menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Gaya hidup masyarakat masa kini juga dapat dipengaruhi dari aspek pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini. Tingkat pengetahuan dan perkembangan teknologi manusia di masa kini merupakan salah satu faktor penyebab beragamnya gaya hidup yang ada di masyarakat era masa kini. Dari


(10)

beberapa aspek tersebut, salah satu aspek yang cukup berpengaruh dalam kehidupan masyarakat masa kini adalah aspek religi.

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, secara kodrati kita dilahirkan sebagai manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan sebagai umat yang taat beragama kita harus mampu menjalankan ibadah sesuai dengan iman dan keyakinan masing-masing pribadi masyarakat di Indonesia. Hal ini juga sebagai wujud pencerminan sila pertama dalam Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Indonesia merupakan negara yang Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda namun satu jua. Makna dari kalimat tersebut adalah walaupun kita semua berbeda keyakinan satu sama lain, namun kita tetap satu, bernegara Indonesia. Negara kita merupakan negara yang mengakui lima agama, antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Di Indonesia sendiri, mayoritas penduduknya memeluk agama muslim, sehingga perkembangan penyebaran agama muslim ini sendiri selalu menjadi sorotan di kalangan masyarakat. Seiring berjalannya waktu, dari jaman ke jaman, pengajaran-pengajaran terhadap agama Islam pun kian meluas ke seluruh daerah di Indonesia. Akan tetapi tidak jarang juga hal ini justru menjadi polemik tersendiri di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya pengembangan pemikiran dan juga paham-paham baru dari beberapa pihak yang bermunculan di era modernisasi seperti sekarang ini yang


(11)

berdasar atas ajaran Islam, seperti Muhammadiyah, Nadhlatul Ulama (NU) hingga organisasi-organisasi yang berbasis agama Islam seperti salah satu contohnya FPI. Dengan kemunculan pengembangan ajaran yang berbeda-beda itulah secara tidak langsung dapat menimbulkan polemik atau pro dan kontra tersendiri di kalangan masyarakat.

Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia FPI yang merupakan singkatan dari Front Pembela Islam ini dibentuk dengan tujuan untuk menegakkan hukum dan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ajaran agama Islam. FPI selalu berusaha bertindak keras dalam menghadapi beberapa permasalahan yang dinilai tidak sesuai dengan hukum dan kaidah Islam. Namun banyak masyarakat yang menilai, khususnya sesama umat beragama muslim justru menilai bahwa tindakan FPI cenderung mengarah kepada tindakan yang anarkis dan tidak mencerminkan norma-norma beragama dalam ajaran Islam.

Keberadaan FPI di Indonesia sudah menjadi pro dan kontra selama beberapa tahun terakhir. Sebagian besar masyarakat menyatakan kontra dengan keberadaan FPI di Indonesia, namun beberapa pihak kaum minoritas menyatakan pro dengan keberadaan FPI. Dewasa ini masyarakat memandang keberadaan FPI hanya semakin memperburuk citra Islam di mata umat beragama lain. Hal ini disebabkan oleh tindakan FPI yang selalu frontal dan cenderung arogan dalam menyikapi suatu permasalahan.


(12)

Media massa cukup sering memberitakan ormas FPI ini dalam beberapa kesempatan terutama di kala pihak FPI berseteru dengan suatu pihak tertentu dan FPI mulai bertindak arogan sehingga keberadaannya dinilai sudah meresahkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Berbagai macam pemberitaan media massa tentang tindakan FPI selama ini memang bisa menjadi salah satu bukti nyata bahwa FPI merupakan ormas Islam yang dominan di negara kita. Ada pula beberapa pemberitaan di media televisi yang meliput bagaimana tindakan FPI dalam menegakkan hukum Islam di negara ini, di antaranya pada saat menjelang bulan Ramadhan ataupun pada saat bulan Ramadhan berjalan. Mereka tidak segan untuk menggerebek atau bahkan merusak beberapa tempat makan yang buka pada saat jam puasa serta beberapa pemberitaan lain yang meliputi kegiatan FPI.

Akan tetapi tidak sedikit pula orang yang mendukung tindak tanduk FPI dengan turut ambil bagian menjadi anggota dari FPI tersebut. Oleh sebab itu, FPI tergolong sebagai salah satu ormas Islam terbesar yang berkembang di Indonesia. Roda keorganisasian mereka tidak hanya meliputi daerah ibukota saja, namun juga meliputi beberapa kota besar lainnya hingga ke daerah-daerah kecilnya sekalipun.

Aktifitas lain dari FPI juga meliputi bidang sosial lainnya seperti mengadakan posko-posko penyaluran bantuan serta terlibat langsung sebagai relawan dalam beberapa kasus bencana alam yang


(13)

pernah terjadi di Indonesia antara lain musibah tsunami yang terjadi di Aceh, gempa di Jogja, tsunami di Pangandaran hingga yang terkini adalah musiba letusan gunung Merapi yang terjadi di Yogyakarta.

Fenomena pro dan kontra terhadap FPI tidak hanya terjadi di kehidupan nyata sehari-hari, melainkan juga merambah ke dalam dunia maya. Dengan kata lain, fenomena ini juga berkembang hingga di dalam kehidupan bersosialisasi di situs jejaring sosial, salah satunya twitter. Pro dan kontra keberadaan FPI juga sempat menggegerkan dunia twitter dengan kemunculan beberapa status yang ditulis sebuah akun twitter atas nama ”adit_FPI”. Di dalam akunnya, si pemilik akun tersebut menulis beberapa status yang isinya berupa rangkaian kata dalam kalimat yang mengandung unsur penodaan terhadap agamanya sendiri yaitu Islam. Selain itu ia juga menulis status yang isinya melecehkan agama lain yang ada di Indonesia. Ia menuliskan kata-kata yang berbau penghinaan terhadap agama Kristen di Twitter-nya. Bunyi tulisannya adalah:

 “@adit_FPI: KIRA2 YESUS BISA NGACENG GA YA KL LIAT LUNA MAYA TELANJANG HAHAHA,,,,GOSIPNYA SICH YESUS BISEKS."

 “@adit_FPI: APA DASAR ORANG KRISTEN


(14)

 “@adit_FPI: ENAK BGT JD ORANG KRISTEN ABIS ML TINGGAL PENGAMPUNAN DOSA,,,TRUS DOSA HILANG,,,DSR AGAMA TOLOLLL”

Hal ini tentu saja menuai respon dalam bentuk protes dan kecaman dari berbagai pihak dan hanya dalam waktu hitungan jam setelah status-status tersebut ditulis, sebagian besar pengguna twitter di Indonesia heboh mempergunjingkan status akun twitter atas nama ”adit_FPI” tersebut sehingga dalam waktu yang bersamaan topik pembahasan twitter tentang “adit_FPI” masuk dalam hitungan tiga topik unggulan di dunia, yang lebih dikenal dengan istilah trending topics dalam situs jejaring sosial twitter tersebut.

Oleh sebab itu, para pengguna twitter di Indonesia beramai-ramai menyatakan secara tegas meminta kepada pihak administrator situs jejaring sosial twitter untuk memblokir akun twitter “adit_FPI” tersebut karena telah melakukan pelecehan serta penodaan agama yang berdampak negatif bagi banyak pihak dan secara tidak langsung apa yang diperbuatnya telah mencoreng nama harum bangsa Indonesia di mata dunia dalam lingkup situs jejaring sosial twitter.

Tuaian protes dan kecaman terhadap pemilik akun twitter “adit_FPI” pada akhirnya membawa dampak negatif tersendiri terhadap ormas Islam FPI tersebut. Hal ini dikarenakan pemilik akun twitter “adit_FPI” mencantumkan kata FPI pada nama akunnya sehingga tuaian protes dan kecaman yang terus menerus berdatangan berdampak


(15)

menimbulkan beberapa persepsi terhadap FPI di kalangan masyarakat pengguna situs jejaring sosial twitter, mulai dari kalangan mahasiswa hingga kalangan publik figur yang juga pengguna situs twitter, meliputi

profesi artis, pemuka agama, hingga jajaran pejabat tinggi negara. Dari semua peristiwa yang sudah peneliti sebutkan, maka

dapat diketahui bahwa status yang telah ditulis dan dipublikasikan oleh pemilik akun twitter “adit_FPI” dalam akunnya pasti akan menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat.

Di samping itu, dalam sebuah situs jejaring sosial seperti twitter tingkat keakuratan atau validitas keaslian data pemilik sebuah akun twitter sangatlah tidak terjamin karena sangat besar kemungkinan identitas yang dimuat dalam akun twitter atas nama “Adit_FPI” itu sendiri merupakan fiktif belaka dan dibuat hanya untuk kepentingan suatu pihak semata yang bersifat menyinggung SARA bahkan mengandung unsur penodaan agama satu sama lain. Hal ini menjadi salah satu pemicu sehingga semakin banyak pula persepsi yang dapat muncul akibat dari permasalahan yang di teliti dalam penelitian ini.

Persepsi sendiri merupakan inti dari komunikasi, sedangkan penafsiran ( interpretasi ) adalah inti dari persepsi yang identik dengan penyandian balik ( decoding ) dalam proses komunikasi. ( Mulyana, 2001 : 167 ).


(16)

Persepsi merupakan penilaian atau cara pandang individu terhadap suatu objek yang dilatarbelakangi oleh pengalaman masing – masing individu terhadap objek tersebut yang berbeda – beda dan tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, keterampilan, dan juga kepercayaan.

Dalam sebuah proses persepsi, banyak rangsangan yang sampai pada kita melalui pancaindera kita, namun kita tidak menyampaikan itu semua secara acak. Alih – alih kita mengenali objek – objek tersebut secara spesifik, dan kejadian – kejadian tertentu yang memiliki pola tertentu. Alasannya sederhana saja, karena persepsi kita adalah suatu proses aktif yang menuntut suatu tatanan dan makna atas berbagai rangsangan yang kita terima. ( Mulyana, 2001 : 170 ).

Atensi tidak dapat terelakkan karena sebelum kita merespon atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, kita harus terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti bahwa persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain dan juga diri sendiri. Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian kita cenderung dianggap sebagai penyebab kejadian – kejadian berikutnya. ( Mulyana, 2001 : 169 ).

Ini dapat dilihat dari kecenderungan kita dalam mempersepsi dan memperlakukan orang yang sama dengan perlakuan yang berbeda dengan pakaian yang berbeda. ( Mulyana, 2001 : 347 ).


(17)

Beranjak dari masalah tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui secara pasti bagaimana persepsi masyarakat Surabaya terhadap status “adit_FPI” dalam situs jejaring sosial twitter. Dan peneliti juga menitik beratkan penelitian ini pada masyarakat di kota Surabaya, sebagai kota metropolitan, yang notabene sudah tidak awam akan dunia maya, khususnya untuk situs jejaring sosial twitter.

Selain karena alasan di atas, peneliti memilih kota Surabaya karena kota Surabaya merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di tanah Jawa dengan adanya Masjid Ampel yang didirikan pada abad ke – 15 oleh Sunan Ampel, dan juga karena mayoritas penduduk Surabaya beragama Islam.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat tentang latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini, adalah : “ Bagaimana Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Status adit_FPI dalam Situs Jejaring Sosial Twitter? “.


(18)

Tujuan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat twitter di Surabaya terhadap status “adit_FPI” dalam situs jejaring sosial twitter.

1.4. Manfaat Penelitian

Ada 2 manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini,

yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan atau landasan pemikiran pada ilmu komunikasi mengenai persepsi dan komunikasi non verbal.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan wacana bagi masyarakat tentang FPI.


(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh gambaran mengenai sesuatu melalui pemilihan, pengetahuan, dan pergantian informasi tentang sesuatu tersebut. Tindakan seseorang terhadap sesuatu hal banyak dipengaruhi oleh hal – hal tersebut.

Persepsi menurut Deddy Mulyana ( 2001 : 167 ) adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi merupakan inti komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepilah yang menentukan kita memiliki suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.

Selain definisi persepsi di atas, peneliti akan memberikan beberapa definisi persepsi menurut beberapa ahli, diantaranya menurut Brian Fellows bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu


(20)

organisasi menerima dan menganalisis informasi. Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken berpendapat bahwa persepsi adalah sesuatu yang memungkinkan kita memperoleh kesadaan akan sekeliling dan lingkungan kita. Berbeda dengan Philip Goodacre dan Jennifer Follers yang lebih berpendapat bahwa persepsi merupakan proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangannya. Sedangkan menurut Joseph A. Devito, persepsi adalah proses dengan apa kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. ( Rakhmat, 2003 : 58 ).

Stephen P. Robins dalam bukunya Prinsip – Prinsip Perilaku Organisasi, menjelaskan bahwa persepsi adalah :

“ Suatu proses, dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasi kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama, tetapi memahaminya secara berbeda. Kenyataannya adalah bahwa tak seorangpun dari kita melihat realitas yang kita lakukan adalah menginterpretasikan apa yang kita lihat dan menyebutkannya sebagai realitas “. ( Robbins, 2002 : 46 ).

Persepsi merupakan suatu proses dimana individu sangat menyadari akan aspek lingkungannya. Persepsi akan timbul karena adanya rangsangan dari luar yang akan menekan saraf sensor seseorang melalui indera penglihatan, peraba, penciuman, pengecap, dan pendengar. Rangsangan disini akan diseleksi, diorganisir oleh setiap individu dengan caranya sendiri dimana pengalaman dapat diperoleh dari masa lalu atau dapat dipelajari dari orang lain sehingga individu tersebut akan memperoleh pengalaman. Persepsi baru


(21)

terbentuk bila ada perhatian, pengertian, dan penerimaan dari individu sesuai dengan kebutuhan individu dalam pengamatannya.

Hasil pengalaman individu tersebut akan membentuk suatu pandangan terhadap suatu hal. Dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu hal dapat berbeda dengan persepsi orang lain. Hal ini dikarenakan tiap manusia mengalami proses penerimaan ( pemahaman ), dimana seseorang menafsirkan beberapa hal melalui panca inderanya agar dapat memberi makna pada lingkungannya dan proses tersebut mempengaruhi perilakunya.

Menurut Ujang (2000 : 112 ), persepsi adalah bagaimana cara kita memandang dunia sekitar kita. Karena cara atau proses tersebut berbeda untuk tiap individu sesuai keinginan, nilai – nilai serta harapan masing – masing individu, maka persepsi mengenai suatu hal tersebut tentunya berbeda untuk setiap individu. Selanjutnya masing – masing individu akan cenderung bertindak dan beraksi berdasarkan persepsinya masing – masing.

Suatu dorongan yang sama tidak selalu menimbulkan tindakan – tindakan yang sama pula, hal ini disebabkan oleh tanggapan ( persepsi ) yang berbeda bagi masing – masing individu. Persepsi mampu membedakan tindakan masing – masing individu dalam proses pemuasan kebutuhan. Persepsi menjembatani seseorang dalam membuktikan suatu kenyataan. Oleh karena itu, seseorang harus bisa memilih dengan teliti busana yang pantas dan sesuai dengan jati diri


(22)

mereka, karena penampilan dapat membentuk identitas kita dan juga dapat menimbulkan persepsi dari orang lain yang melihatnya.Persepsi dapat juga disimpulkan sebagai proses kognitif yang menyangkut peneriman stimulus, mengorganisir, dan mentafsirkan masukan untuk menciptakan bentuk yang bermakna nyata.

Seseorang mempunyai persepsi yang berbeda – beda terhadap objek rangsangan yang sama karena adanya tiga proses yang berkenaan dengan persepsi yaitu penerimaan sumber rangsangan secara selektif, perubahan makna informasi secara selektif yang mengingat sesuatu yang selektif.

Menurut Desiderato, persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah pemberian makna kepada stimulus indrawi ( sensori stimuli ). Hubungan sensasi dan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan juga memori. ( Rakhmat, 2003 : 51 ).

Menurut William J. Stanton, persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertahkan berdasarkan pada masa lalu, stimuli rangsangan yang kita terima berdasarkan lima indera.

Sedangkan menurut Bilson Simamora ( 2002 : 102 ), persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses menyeleksi,


(23)

mengorganisasikan, dan juga menginterpretasikan stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh.

Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa diartikan sebagai inti dari komunikasi itu sendiri, sedangkan penafsiran ( interpretasi ) adalah inti dari persepsi yang identik dengan penyandian ( decoding ) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak pada definisi dari John R. Wenburg dan juga William W. Wilmor yang mengatakan bahwa persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna atau menutut Rudolf F. Vverderbor, bahwa persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi. ( Mulyana, 2001 : 107 )

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk sebuah persepsi, konsumen melakukan proses memilih, mengorganisasikan, dan juga menginterpretasikannya sebagai stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal, yang selanjutnya mengungkapkan pandangan, pendapat, maupun tanggapan mengenai hal tersebut.

Penilaian masyarakat terhadap sebuah produk tertentu dapat bersifat positif dan juga negatif. Semuanya tergantung dari individu atau masyarakat dalam mempersepsikan produk yang ditawarkan, dibandingkan dengan harapan konsumen yang seharusnya mereka terima. Jika dalam kenyataan sama dengan yang diharapkan, maka masyarakat akan memberikan penilaian yang positif terhadap produk tersebut, tetapi bila ternyata produk yang diterima tidak sesuai dengan


(24)

harapan konsumen yang menggunakannya, maka masyarakat akan memberikan penilaian yang negatitif terhadap produk tersebnut.

Menurut Linda L. Davidoff yang diterjemahkan oleh Mari Juniati, hakekat persepsi ada tiga, yaitu :

1. Persepsi bukanlah cermin realitas

Orang seringkali menganggap bahwa persepsi menyajikan atau pencerminan yang sempurna mengenai realitas atau kenyataan. Persepsi Bukanlah cermin. Pertama, indera kita tidak memberikan respons erhadap aspek – aspek yang ada di dalam lingkungan. Kedua, manusia seringkali melakukan persepsi rangsang – rangsang yang pada kenyataannya tidak ada. Ketiga, persepsi manusia tergantung pada apa yang ia harapkan, pengalaman, motivasi.

2. Persepsi : kemampuan kognitif yang multifaset pada awal pembentukan proses persepsi, orang telah menentukan dulu apa yang akan diperhatikan.

Setiap kali kita memusatkan perhatian, lebih besar kemungkinannya anda akan memperoleh makna atau apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan pengalaman lalu, dan untuk kemudian hari ditinggal kembali. Kesadaran dan ingatan juga dapat mempengaruhi persepsi.

3. Atensi : peranannya pada persepsi, atensi atau perhatian adalah keterbukaan kita unutk memilih sesuatu.


(25)

Beberapa orang psikolog, melihat atensi sebagai sejenis alat saring ( filter ) yang akan menyaring semua informasi pada detik – detik yang berbeda pada proses persepsi. ( Juariah, 2004 : 28 )

2.1.1.1. Jenis Persepsi

Persepsi manusia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Persepsi terhadap terhadap lingkungan fisik ( objek ), adalah :

Persepsi manusia terhadap objek melalui lambang – lambang fisik atau sifat – sifat luar dari suatu benda. Dapat diartikan bahwa manusia dalam menilai suatu benda mempunyai persepsi yang berbeda – beda. Dan persepsi terhadap objek bersifat status karena objek tidak mempersiapkan manusia ketika manusia tersebut mempersiapkan objek – objek tersebut.

2. Persepsi terhadap manusia, adalah :

Persepsi manusia terhadap orang melalui sifat – sifat luar dan dalam ( perasaan, motif, dan harapan ), dapat diartikan manusia bersifat interaktif karena manusia akan mempersiapkannya dan bersifat dinamis karena persepsi terhadap manusia bisa berubah – ubah dari waktu ke waktu.

3. Persepsi terhadap lingkungan sosial, adalah :

Ssuatu proses bagaimana seseorang menangkap arti dari objek sosial dan kejadian – kejadian yang kita alami dari lingkungan kita. ( Mulyana, 2001 : 172 ).


(26)

2.1.1.2. Karakteristik Persepsi

Menurut Busch dan Houston ( 1985 ) yang dikutip oleh

Ujang Sumarwan ( 2000 : 113 ), karakteristik persepsi dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Bersifat Selektif

Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau kemampuan mereka dalam proses semua informasi dari lingkungan. Seseorang pasti berhadapan dengan sub kumpulan yang terbatas dari objek – objek dan peristiwa – peristiwa yang banyak sekali dalam lingkungan mereka. Masyarakat cenderung memperhatikan aspek lingkungan yang berhubungan dengan urusan pribadi mereka. Mereka mengesampingkan urusan – urusan lain yang tidak berkaitan dengan dengan urusan pribadi mereka.

2. Terorganisir atau teratur

Suatu perangsang atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari perangsang lain. Rangsangan – rangsangan dikelompokkan kedalam suatu pola atau informasi yang membentuk keseluruhan. Jadi ketika seseorang memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha untuk mengatur.

3. Stimulus

Stimulus adalah apa yang dirasakan, dan arti yang terdapat didalamnyaadalah fungsi dari perangsang atau pendorong itu sendiri.


(27)

4. Subyektif

Persepsi merupakan fungsi factor pribadi hal – hal yang berasal dari sifat penikmat attau perasa, kebutuhan, nilai – nilai, motif, pengalaman masa lalu, pola pikir dan kepribadian seseorang dalam individu memainkan suatu peran dalam persepsi.

2.1.1.3. Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi

Menurut Walgito ( 2001 : 70 ) dalam persepsi stimulus

merupakan salah satu factor yang mempunyai peranan. Faktor – faktor yang berperan dalam persepsi diantaranya adalah :

1. Objek yang dipersepsikan dimana objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera. Stimulus dapat datang dari luar individu yang bersangkutan. Dapat diartikan bahwa konsumen dalam mempersepsikan suatu produk dipengaruhi oleh rangsangan baik dari dalam maupun dari luar individu.

2. Alat indera merupakan alat yang dipergunakan manusia dalam menerima stimulus. Dengan mempunyai alat indera, maka konsumen dapat memberikan respon terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan produsen.

3. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu dan sekumpulan objek. Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.


(28)

2.1.1.4. Proses Persepsi

Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen, diantaranya :

1. Seleksi

Adalah proses penyaringan alat indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas, dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpersonal

Yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, motivasi, dll. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya.

3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang samapai. ( Sobur, 2003 : 447 )

2.1.1.5. Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Alex Sobur, ( 2003 : 449 ), proses terjadinya

persepsi terdiri dari


(29)

1. Terjadinya Stimulasi Alat Indera ( sensory Stimulation )

Pada tahap pertama, alat – alat indera kita akan dirangsang. Setiap individu pasti memiliki kemampuan penginderaan untuk merasakan stimulus ( rangsangan ), walau kadang tidak selalu digunakan.

2. Stimulasi Terhadap Alat Indera Diatur

Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prisip Proksimitas ( Proximity ) atau kemiripan, sedangkan prisip lain adalah kelengkapan ( Closure ) atau kita mempersepsikan gambar atau pesan yang dalam kenyataan tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap. Apa yang kita persepsikan, juga kita tata kedalam suatu pola yang bermaknabagi kita, pola ini belum tentu benar atau salah dari segi objektif tertentu.

3. Stimulasi Alat Indera Ditafsirkan – Dievaluasi

Langkah ketiga adalah penafsiran dan evaluasi yang tidak semata – mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada diri kita. Karena walaupun kita semua sama – sama menerima sebuah pesan, cara masing – masing orang menafsirkan – mengevaluasinya adalah tidak sama.


(30)

2.1.2.

Organisasi Keagamaan

Organisasi keagamaan merupakan suatu wadah masyarakat dalam kegiatan bersosialisasi dimana sebuah organisasi tersebut dibentuk atas dasar azas keagamaan. Dan di dalam keorganisasiannya, organisasi keagamaan ini berbasis pada suatu agama tertentu sesuai dengan ajaran agama yang telah ditentukan masing-masing.

2.1.3. FPI

Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam bergaris keras yang berpusat di Jakarta. FPI memiliki Laskar Pembela Islam, kelompok paramiliter dari organisasi tersebut yang kontroversial karena melakukan aksi-aksi "penertiban" (sweeping) terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam terutama pada masa Ramadan dan seringkali berujung pada kekerasan.

Organisasi ini terkenal dan kontroversial karena aksi-aksinya sejak tahun 1998. Rangkaian aksi yang berujung pada kekerasan sering diperlihatkan dalam media massa.


(31)

2.1.3.1 Latar Belakang Berdirinya FPI

FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. Pendirian organisasi ini hanya empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, karena pada saat pemerintahan orde baru presiden tidak mentoleransi tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara sekuler.

Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjadi wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam menegakkan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar di setiap aspek kehidupan.

Latar belakang pendirian FPI sebagaimana diklaim oleh organisasi tersebut antara lain:

1. Adanya penderitaan panjang ummat Islam di Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa.


(32)

2. Adanya kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan.

3. Adanya kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta ummat Islam.

2.1.3.2 Struktur Organisasi FPI

FPI memiliki struktur organisasi yang terdiri atas: 1. Dewan Pimpinan Pusat, sebagai pengurus organisasi

berskala nasional

o Ketua Majelis Syura DPP FPI: Hb. Muhsin Ahmad Al-Attas

o Ketua Majelis Tanfidzi DPP FPI: Habib Rizieq (2003-2008)

2. Dewan Pimpinan Daerah, sebagai pengurus organisasi berskala provinsi

o Ketua FPI bagian Surakarta (disingkat FPIS) adalah Abu Bakar Ba'asyir

3. Dewan Pimpinan Wilayah, sebagai pengurus organisasi berskala Kota/Kabupaten

4. Dewan Pimpinan Cabang, sebagai pengurus organisasi berskala kecamatan.


(33)

2.1.4.

Situs Jejaring Sosial

Twitter

Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkan jaringan sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut tweets. Tweets adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Tweets bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat tweets penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut (follower).

Semua pengguna dapat mengirim dan menerima tweets melalui situs Twitter, aplikasi eksternal yang kompatibel (telepon seluler), atau dengan pesan singkat (SMS) yang tersedia di negara-negara tertentu. Situs ini berbasis di San Bruno, California dekat San Francisco, di mana situs ini pertama kali dibuat. Twitter juga memiliki server dan kantor di San Antonio, Texas dan Boston, Massachusetts.

Sejak dibentuk pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey, Twitter telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia dan saat ini memiliki lebih dari 100 juta pengguna. Hal ini kadang-kadang digambarkan sebagai "SMS dari internet".


(34)

2.1.4.1.

Sejarah

Twitter

Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide twttr dimana individu bisa menggunakan SMS layanan untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. Proyek ini dimulai pada tanggal 21 Maret 2006, ketika Dorsey menerbitkan pesan Twitter pertama di 21:50 Pacific Standard Time (PST): "hanya menyiapkan twttr saya."

Twitter pertama digunakan sebagai layanan internal untuk karyawan Odeo dan versi lengkap diperkenalkan secara terbuka pada tanggal 15 Juli 2006. Twitter menjadi perusahaan sendiri pada bulan April 2007.

Popularitas Twitter mulai meningkat pada tahun 2007 ketika terdapat festival South by Southwest (SXSW). Selama acara tersebut berlangsung, penggunaan Twitter meningkat dari 20.000 tweets per hari menjadi 60.000. Reaksi di festival itu sangat positif. Pada tanggal 14 September 2010, Twitter mengganti logo dan meluncurkan desain baru.

Pertumbuhan twitter Sudah lebih dari 400.000 tweets diposting per kuartal pada tahun 2007. Kemudian berkembang


(35)

menjad 100 juta tweets diposting per kuartal pada 2008. Pada akhir tahun 2009, 2 miliar per kuartal tweets sudah diposting. Pada kuartal pertama tahun 2010, 4 miliar tweets yang diposting. Pada bulan Februari 2010 pengguna Twitter mengirimkan 50 juta tweets per hari. Pada Juni 2010, sekitar 65 juta tweets yang diposting setiap hari, setara dengan sekitar 750 tweets dikirim setiap detik, menurut Twitter.

Pengguna Twitter akan menjadi lebih aktif ketika ada kejadian menonjol. Sebagai contoh, rekor diciptakan pada Piala Dunia 2010, ketika penggemar menulis 2940 tweets per detik di kedua periode 30 setelah Jepang mencetak gol melawan Kamerun pada tanggal 14 Juni 2010. Rekor dipatahkan lagi ketika 3085 tweets per detik yang diposting setelah kemenangan Los Angeles Lakers di Final NBA 2010 pada tanggal 17 Juni 2010. Hal ini pun terjadi ketika penyanyi Michael Jackson meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2009, server Twitter turun karena pengguna memperbarui status mereka untuk memasukkan kata-kata "Michael Jackson" pada tingkat 100.000 tweets per jam.


(36)

2.1.4.2 Konten Dalam

Twitter

1. Home

Pada halaman utama kita bisa melihat tweets yang dikirimkan oleh orang-orang yang menjadi teman kita.

2. Profile

Pada halaman ini yang akan dilihat oleh seluruh orang

mengenai profil atau data diri serta tweet yang sudah pernah di-posting.

3. Follower

Pengikut adalah pengguna lain yang ingin menjadikan kita sebagai teman. Bila pengguna lain menjadi follower akun seseorang, maka tweets seseorang yang ia ikuti tersebut akan masuk ke dalam halaman utama.

4. Following

Kebalikan dari follower, following adalah akun seseorang yang mengikuti akun pengguna lain agar tweets yang dikirim oleh orang yang diikuti tersebut masuk ke dalam halaman utama.


(37)

5. Mentions

Biasanya konten ini merupakan balasan dari percakapan agar sesama pengguna bisa langsung menandai orang yang akan diajak bicara.

6. Favorite

Tweets ditandai sebagai favorit agar tidak hilang oleh halaman sebelumnya.

7. Direct Message

Fungsi direct message lebih bisa disebut SMS karena pengiriman pesan langsung di antara pengguna tanpa ada pengguna lain yang bisa melihat pesan tersebut kecuali pengguna yang dikirimi pesan.

8. Hashtag

Penanda yang ditulis di depan topik tertentu agar pengguna lain bisa mencari topik yang sejenis yang ditulis oleh orang lain juga


(38)

9. List

Pengguna twitter dapat mengelompokkan following mereka ke dalam satu grup atau list. sehingga memudahkan untuk dapat melihat secara keseluruhan para username yang mereka follow 10.Trending Topic

Topik yang sedang banyak dibicarakan banyak pengguna dalam suatu waktu yang bersamaan

11.Isi Tweet

Isi Tweets menurut Pear Analytics.

 Berita

 Spam

 promosi diri

 Celoteh tidak berarti

 Percakapan


(39)

2.1.5.

Akun

Twitter

Adit FPI

Adit FPI adalah salah satu akun Twitter milik seseorang bernama Adit Rafiansyah. Ia menuliskan sederetan kata-kata kotor dalam beberapa tweet-nya mengandung penghinaan terhadap agama Kristen di Twitter-nya. Hal ini dapat dilihat dari sebaris kalimat dalam salah satu statusnya yang paling fenomenal berikut ini :

Bunyi tulisannya adalah "KIRA2 YESUS BISA NGACENG GA YA KL LIAT LUNA MAYA TELANJANG HAHAHA,,,,GOSIPNYA SICH YESUS BISEKS."

Kata-kata tersebut membuat marah jutaan pengguna Twitter di Indonesia. Tidak hanya yang beragama Kristen, tapi juga yang beragama Islam. Ini membuat nama Adit FPI terus disebut dan menjadi Trending Topics dalam jangka waktu satu jam. Hingga kini identitas dari pemilik akun twitter Adit FPI ini belum diketahui dengan jelas dan belum pernah terekspos secara luas. Namun dikarenakan munculnya berbagai kecaman dan laporan masyarakat twitter ke pihak manajemen Twitter, maka akun Adit FPI pun sudah ditutup.

Adapun beberapa isi status Adit FPI diantaranya sebagai berikut :

 “@adit_FPI: KIRA2 YESUS BISA NGACENG GA YA KL LIAT LUNA MAYA TELANJANG HAHAHA,,,,GOSIPNYA SICH YESUS BISEKS."


(40)

 “@adit_FPI: APA DASAR ORANG KRISTEN MENYEMBAH YESUS TOLOL(MIRIP NABI ISA),,,,”

 “@adit_FPI: ENAK BGT JD ORANG KRISTEN ABIS ML TINGGAL PENGAMPUNAN DOSA,,,TRUS DOSA HILANG,,,DSR AGAMA TOLOLLL”

2.2 Teori Agenda Setting

Teori Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.

2.3 Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran


(41)

penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas,

pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.

2. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan

atau menurunkan dukungan moral.

3. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan,

pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.

2.2

Kerangka Berpikir

Secara garis besar, FPI merupakan organisasi Islam garis keras selalu menegakkan hukum dan kaidah yang berlaku dalam ajaran agama Islam, namun terkadang tidak sejalan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Sedangkan pihak FPI sendiri mengklaim bahwa mereka adalah pihak yang berkewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat Islam.

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atau suatu individu terhadap stimulus. Stimulus didapat dari


(42)

proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan – hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.

Proses kognisi dimulai dari persepsi.

Adapun kerangka berpikir tersebut adalah sebagai berikut :

FPI      Persepsi           Analisis    Kesimpulan 

 


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam – dalamnnya melalui pengumpulan data sedalam – dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang dikumpulkan sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman ( kualitas ) data, bukannya banyaknya ( kuantitas ), data. ( Krisyantono, 2007 : 58 ).

Menurut Rakhmat ( 2004 : 24 ), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk beberapa hal, diantaranya adalah :

1. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek – praktek yang berlaku.

2. Membuat perbandingan atau evaluasi.

3. Menumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.


(44)

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dar pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi deskriptif untuk menggambarkan persepsi masyarakat terhadap para wanita yang menggunakan busana muslim dalam kegiatan sehari – harinya.

3.2.

Definisi Operasional

3.2.1.

FPI

Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam bergaris keras yang berpusat di Jakarta. FPI memiliki Laskar Pembela Islam, kelompok paramiliter dari organisasi tersebut yang kontroversial karena melakukan aksi-aksi "penertiban" (sweeping) terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam terutama pada masa Ramadan dan seringkali berujung pada kekerasan.

Organisasi ini terkenal dan kontroversial karena aksi- aksinya sejak tahun 1998. Rangkaian aksi yang berujung pada kekerasan sering diperlihatkan dalam media massa.


(45)

FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. Pendirian organisasi ini hanya empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, karena pada saat pemerintahan orde baru presiden tidak mentoleransi tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara sekuler.

Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjadi wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam menegakkan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar di setiap aspek kehidupan.

Latar belakang pendirian FPI sebagaimana diklaim oleh organisasi tersebut antara lain:

1. Adanya penderitaan panjang ummat Islam di Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa.

2. Adanya kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan.


(46)

3. Adanya kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta ummat Islam.

3.2.2.

Adit FPI

Adit FPI merupakan nama salah satu akun Twitter milik seseorang bernama Adit Rafiansyah. Dalam akunnya ia menuliskan kata-kata yang berbau penghinaan terhadap agama Kristen di Twitter -nya. Hal ini membuat masyarakat Indonesia pengguna Twitter marah. Tidak hanya yang beragama Kristen, tapi juga yang beragama Islam. Ini membuat nama Adit FPI terus disebut dan menjadi Trending Topics. Dan karena berbagai kecaman dan laporan ke manajemen Twitter, akun Adit FPI pun sudah ditutup.

3.2.3.

Persepsi

Persepsi adalah proses pemahaman apaupun pemberian

makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek peristiwa, atau hubungan – hubungan antar gejala yang selanjutna diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.

Definisi lain dari persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan


(47)

tanggapan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. ( Mulyana, 2001 : 167 ).

3.3.

Informan

Pada penelitian ini, yang menjadi informan atau subjek penelitian yaitu para informan yang terdiri dari laki – laki dan perempuan dengan latar belakang yang berbeda.

Pengumpulan data akan dilakukan berdasarkan jawaban yang diberikan oleh masyarakat muslim & non – muslim, meliputi profesi ustadzah, mahasiswa dan asisten dosen, yang dapat dijadikan sebagai informan utama atau informan kunci.

3.4.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :

1. Wawancara

Merupakan percakapan antara periset – seseorang yang berharap mendapatkan informasi. Dan informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek ( Berger dalam Krisyantono, 2007 : 96 ). Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah indepth interview atau wawancara mendalam, yaitu mendapatkan informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti ( Bungin, 2001 : 110 ).


(48)

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara mendalam adalah suatu cara mendapatkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Penulis melakukan wawancara mendalam (indepth interview) kepada kurang lebih tujuh orang informan yang menjadi narasumber atas penelitian yang dibuat oleh penulis ini.

Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi yang tinggi secara intensif. Selanjutnya, dibedakan antara responden ( orang yang akan diwawancarai hanya sekali ), dengan informan ( orang yang ingin periset ketahui atau pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali ). ( Krisyantono, 2007 : 96 ).

2. Observasi

Merupakan kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan perlengkapan pancainderanya yang kita miliki, kita sering mengamati objek – objek yang ada disekitar kita. Kegiatan observasi ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk memahami lingkungan. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tana mediator, sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. ( Krisyantono, 2007 : 106 ).

Penulis melakukan observasi atau peninjauan dengan mengakses ke dalam situs jejaring sosial twitter dan juga beberapa situs berita online


(49)

terkemuka yang memuat beberapa berita yang terkait kasus penodaan agama oleh Adit FPI tersebut.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Melalui pendekatan metodologi ini akan dapat menjangkau secara komprehensif dengan tujuan tanpa mengurangi akurasi metodologi yang diinginkan.

Pada tahap awal analisis data, penelitian dilakukan bersamaan dengan proses pengambilan data. Analisis data penelitian berupa proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan, dan dokumen yang telah terkumpul. Data kemudian direduksi karena pada saat proses pengambilan data tersebut tidak langsung terdapat proses analisis. Sedangkan interpretasi bertujuan untuk memberikan makna terhadap hasil analisis data yang sudah dilakukan serta mencari implikasinya terhadap teori yang sudah dilakukan untuk menafsirkan hasil analisis.


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1.1. Masyarakat Pengguna Twitter di Surabaya

Penelitian dengan judul “

Persepsi Masyarakat Pengguna Twitter di Surabaya Terhadap FPI Pasca Status adit_FPI dalam Situs Jejaring Sosial Twitter“ ini dilakukan di kota Surabaya. Kota Surabaya sendiri termasuk kota metropolitan, dan juga kota besar kedua di Indonesia setelah kota Jakarta. Sehingga pola hidup modernisasi di segala aspek juga telah berkembang pesat di Surabaya. Salah satunya adalah teknologi internet, dimana terdapat berbagai fasilitas media online yang bersifat jejaring sosial atau lebih familiar disebut social network. Ada berbagai macam jenis social network yang tengah booming di kalangan masyarakat Surabaya, di antaranya berupa obrolan (chat) dan situs (web).

Twitter merupakan salah satu situs jejaring sosial yang sedang eksis di kalangan masyarakat Surabaya kini. Hampir sebagian besar masyarakat Surabaya sudah tergabung menjadi user akun Twitter


(51)

terhitung mulai satu tahun belakangan sehingga situs tersebut tidak lagi asing bagi sebagian besar masyarakat Surabaya masa kini. Seiring berjalannya waktu, Twitter tidak hanya berfungsi sebagai wadah apresiasi seseorang atau suatu pihak untuk mengekspresikan dirinya dalam wujud kata-kata saja namun belakangan Twitter juga dimanfaatkan untuk beberapa hal lainnya antara lain untuk kepentingan promosi suatu produk atau jasa, untuk berbagi kata-kata bijak sebagai suatu motivasi tersendiri, dan juga untuk berbagi berita-berita yang ter-uptodate dari berbagai portal berita online, semuanya dapat mereka tuangkan berupa tweets yang notabene lebih simple dalam penyampaiannya namun tetap lugas. Di samping itu penggunaan situs jejaris sosial twitter ini dinilai lebih sederhana dan lebih praktis sehingga memudahkan para new-user untuk mengaktifkan dan menggunakan twitter tersebut. Oleh sebab itu, masyarakat Surabaya masa kini lebih memilih situs jejaring sosial twitter sebagai media berinteraksi dengan pengguna twitter satu sama lain.

Dari keterangan di atas, dapat diketahui bahwa masyarakat Surabaya masa kini menganggap bahwa twitter merupakan wadah berkomunikasi online yang menguntungkan dalam beragam hal dalam aspek kehidupan, baik itu bersifat personal ataupun general atau menyeluruh sehingga masyarakat twitter di kota tercinta ini juga semakin meningkat dari waktu ke waktu.


(52)

4.1.1.2.

Status Adit FPI di

Twitter

Adapun isi status Adit FPI di twitter antara lain sebagai berikut :  “@adit_FPI: KIRA2 YESUS BISA NGACENG GA YA KL LIAT

LUNA MAYA TELANJANG HAHAHA,,,,GOSIPNYA SICH YESUS BISEKS."

 “@adit_FPI: APA DASAR ORANG KRISTEN MENYEMBAH YESUS TOLOL(MIRIP NABI ISA),,,,”

 “@adit_FPI: ENAK BGT JD ORANG KRISTEN ABIS ML TINGGAL PENGAMPUNAN DOSA,,,TRUS DOSA HILANG,,,DSR AGAMA TOLOLLL”

4.1.2. Penyajian Data

Penelitian ini dilakukan selama 4 ( empat ) bulan, di kota Surabaya. Sebagaimana yang peneliti jelaskan sebelumnya, bahwa subjek penelitian yang dijadikan informan tidak dapat dibatasi atau ditentukan karena analisi yang digunakan adalah kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan bagaimana persepsi masyarakat pengguna Twitter di Surabaya terhadap FPI pasca status yang ditulis oleh sebuah akun twitter atas nama “adit_FPI” yang mengandung unsur penodaan agama tersebut. Data diperoleh dengan melakukan observasi ( pengamatan ) dan in depth interview (


(53)

wawancara mendalam ) terhadap beberapa masyarakat pengguna Twitter di Surabaya yang telah ditentukan sebagai informan oleh peneliti, dengan latar belakang yang berbeda – beda.

Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi sebanyak – banyaknya dari para informan, sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati perilaku dan juga perkembangan situasi yang diteliti.

Data yang diperoleh tersebut kemudian akan disajikan secara deskriptif dan dianalisis secara kualitatif, sehingga akan didapatkan gambatan, jawaban, serta kesimpulan dari pokok permasalahan yang diangkat.

4.1.3. Identitas Informan

Dalam penelitian ini, yang akan dijadikan informan adalah masyarakat Surabaya pengguna Twitter aktif dimana kriterianya telah ditentukan oleh penulis. Kriteria informan yang ditentukan antara lain informan yang seorang user twitter aktif tersebut mewakili agama muslim dan agama non-muslim yang meliputi profesi ustadzah, asisten dosen dan mahasiswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi objek sosial dari masyarakat pengguna Twitter di Surabaya terhadap


(54)

status yang ditulis oleh sebuah akun twitter atas nama “adit_FPI” yang mengandung unsur penodaan agama tersebut.

Setiap informan pasti memiliki latar belakang, pengalaman, pendapat, dan informasi yang akan diperlukan peneliti dalam menyusun penelitian ini.

Berikut ini peneliti mencantumkan tabel dari informan – informan yang telah diwawancarai :

Tabel Identitas Informan

Informan Usia Jenis Kelamin

Agama Pekerjaan

Informan 1

45 tahun

Wanita Islam Uztadzah

Informan 2

21 tahun

Wanita Islam Mahasiswi

Informan 3

24 tahun

Laki - Laki

Kristen Asisten Dosen


(55)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan – informan dengan latar belakang yang berbeda satu dengan yang lainnya akan menghasilkan jawaban – jawaban yang beraneka ragam, tergantung pada tingkat pengetahuan, latar belakang, pengalaman, dan juga kebiasaan.

4.2. Analisis Data

4.2.1. Persepsi Masyarakat Pengguna

Twitter

di Surabaya

Terhadap Status Adit FPI

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa pada

dasarnya persepsi masyarakat twiter di Surabaya terhadap status twitter Adit FPI dapat diketahui melalui pertanyaan – pertanyaan berikut ini : 1. Bagaimana tanggapan anda setelah membaca tweet si Adit FPI yang

heboh dipergunjingkan di twitter?

2. Apakah menurut anda sosok Adit FPI adalah anggota FPI asli? 3. Menurut anda organisasi FPI itu seperti apa?

4. Bagaimana persepsi anda terhadap fenomena kasus Adit FPI di twitter tersebut?

Masing – masing informan memiliki latar belakang pengalaman yang berbeda antara satu dengan yang lain. Adapun latar belakang pengalaman tersebut pada dasarnya menyebabkan munculnya persepsi terhadap FPI pasca status twitter Adit FPI yang berbeda – beda


(56)

pula. Itu semua terjadi karena memang ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya persepsi pada seorang individu, diantaranya adalah latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang yang lainnya, antara budaya yang berbeda, dan juga suasana psikologis yang berbeda, sehingga menyebabkan perbedaan persepsi seseorang dalam mempersepsi objek tertentu.

Di samping itu penulis juga melakukan observasi dalam situs jejaring sosial twitter untuk memastikan keabsahan keberadaan akun twitter Adit FPI tersebut, penulis mengajukan pertanyaan kepada akun resmi pihak FPI yang berjudul “FPI_online” apakah seseorang yang ada di balik akun twitter Adit FPI tersebut, sang administrator dari akun FPI_online menyatakan bahwa identitas Adit FPI tidak terdaftar sebagai anggota resmi dari ormas Islam FPI tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan tersebut, menunjukkan bahwa persepsi yang diberikan oleh informan terhadap status twitter Adit FPI dapat disimpulkan cenderung negatif yang disampaikan dengan berbagai pendapat antara informan satu dengan yang lain. Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan juga bahwa fenomena ini memperburuk pencitraan masyarakat terhadap agama Islam dan juga FPI sendiri. Hal ini terjadi karena mereka menganggap sebelum kemunculan fenomena status twitter Adit FPI ini FPI juga sudah


(57)

menjadi pro dan kontra tersendiri di kalangan masyarakat twitter di Surabaya.

Dari semua keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa di Surabaya yang mayoritas penduduknya beragama muslim, mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap status twitter Adit FPI. Berikut adalah hasil wawancara dengan para informan :

Informan 1 :

“Saya shock pas pertama kali baca status-statusnya karena kata-katanya itu lho benar-benar kayak orang tidak berpendidikan. Saya heran, kenapa orang itu sebegitu bejatnya sampai berani berkata-kata kotor menyangkut SARA di twitter. Itu berarti dia orang yang memang mau mengadudomba antara agama satu dengan agama lain”

( Interview : Jumat, 3 Desember 2010, pukul 11.30 WIB )

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 1, peneliti mendapatkan informasi bahwa informan menyatakan terkejut saat membaca status twitter Adit FPI dan ia beranggapan bahwa si pemilik akun Adit FPI tersebut hanya ingin mengadudomba antara agama satu dengan agama lain. Dalam proses wawancara ini, informan tersebut memberi jawaban spontan dengan mimik serius.

Informan 2

“Saya miris banget kalau baca tweet-tweetnya si Adit FPI, habisnya isinya itu omong kasar semua, gak ada baik-baiknya. Masa iya orang Islam begitu ngomongnya di twitter. Bikin rusuh aja.”


(58)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 2, peneliti mendapat informasi bahwa informan menyatakan merasa miris saat membaca status twitter Adit FPI karena sebelumnya ia belum pernah membaca status di situs jejaring sosial yang semata-mata menghina agama lain dan merasa heran seorang umat beragama berkata-kata kotor seperti itu. Dalam proses wawancara ini, informan tersebut memberi jawaban dengan serius tapi santai.

Informan 3

“Saya masih ga percaya aja ada orang sebejat itu. Otaknya ga dipake kayaknya. Omongannya malu-maluin agamanya sendiri deh”

( Interview : Selasa, 11 Januari 2011, pukul 13.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 3, peneliti mendapat informasi bahwa status twitter Adit FPI justru mempermalukan agama yang dianutnya sebagaimana dia mengaku-aku sebagai seorang anggota Front Pembela Islam. Pada kesempatan wawancara ini informan memberi jawaban dengan sikap serius tapi santai.

Dari hasil wawancara diatas, peneliti sudah mendapatkan beberapa informasi yang berbeda antara Informan 1, Informan 2 dan Informan 3.


(59)

Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan berikutnya, yaitu apakah menurut mereka sosok Adit FPI merupakan anggota FPI asli, informan-informan memberikan jawaban yang notabene sama. Berikut hasil wawancara dengan ketiga informan :

Informan 1 :

“Kalau saya sih ga yakin. Menurut saya statusnya terkesan hanya untuk menyebarkan fitnah SARA saja dengan membawa-bawa nama FPI. Tapi ya tetap aja dia malu-maluin FPI.”

( Interview : Jumat, 3 Desember 2010, pukul 11.30 WIB )

Informan 2

“Aku ga yakin juga sih.. tapi statusnya itu lho kejem banget ya sampe menghujat Yesus gitu.”

( Interview : Minggu, 19 Desember 2010, pukul 14.00 WIB )

Informan 3

“Saya tidak yakin, tapi siapapun dia yang pasti hatinya busuk sekali. Bahkan mungkin melebihi anggota FPI yang asli.”

( Interview : Selasa, 11 Januari 2011, pukul 13.00 WIB )

Dalam proses wawancara peneliti menyampaikan pertanyaan selanjutnya yaitu menurut informan organisasi FPI itu seperti apa, berikut hasil wawancara kepada ketiga informain :

Informan 1 :

“Menurut saya, FPI itu satu-satunya organisasi keagamaan Islam yang konsisten berpegang teguh pada kaidah-kaidah ajaran agama Islam dan


(60)

setau saya FPI itu ormas Islam yang straight, dalam artian mereka bertindak dengan perbuatan yang nyata bukan dengan perkataan yang bersifat fitnah apalagi di twitter seperti itu.”

( Interview : Jumat, 3 Desember 2010, pukul 11.30 WIB )

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 1, peneliti mendapatkan informasi bahwa menurut informan FPI merupakan ormas Islam yang konsistem berpegang pada kaidah-kaidah ajaran agama Islam, mereka bertindak dengan perbuatan yang nyata bukan dengan perkataan yang bersifat fitnah. Dalam wawancara ini, informan tersebut memberi jawaban serius.

Informan 2

“Menurut aku FPI tuh organisasi Islam garis keras terbesar di Indonesia karena kayaknya emang berkembang luas ke seluruh daerah di tiap kota di Indonesia.”

( Interview : Minggu, 19 Desember 2010, pukul 14.00 WIB )

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 2, peneliti mendapat informasi bahwa menurut informan FPI adalah organisasi Islam garis keras terbesar di Indonesia karena sudah berkembang luas ke seluruh daerah di tiap kota di Indonesia. Dalam proses wawancara ini, informan tersebut memberi jawaban dengan santai.

Informan 3

“FPI sepertinya organisasi masyarakat yang justru meresahkan masyarakat karena tindakannya sudah berlebihan bahkan bisa dibilang keterlaluan sekali.”


(61)

( Interview : Selasa, 11 Januari 2011, pukul 13.00 WIB )

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 3, peneliti mendapat informasi bahwa FPI sepertinya organisasi masyarakat yang justru meresahkan masyarakat karena tindakanya sudah berlebihan. Pada kesempatan wawancara ini, informan tersebut memberi jawaban tegas dan serius, dengan nada yang sedikit menggebu-gebu

Perbedaan jawaban tersebut, diketahui dari jawaban ketiga informan. Dari jawaban – jawaban yang diperoleh peneliti, melalui wawancara ini peneliti ingin mendapatkan informasi tentang bagaimana persepsi anda terhadap fenomena kasus Adit FPI di twitter tersebut. Berikut adalah hasil wawancara dengan para informan :

Informan 1 :

“Menurut saya dia sengaja menulis status seperti itu dengan tujuan mengadu-domba antara agama Islam dengan Nasrani, karena di tweetnya dia sering membahas dan menyebut tuhan-nya umat Nasrani yaitu Yesus.”

( Interview : Jumat, 3 Desember 2010, pukul 11.30 WIB )

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 1, peneliti mendapatkan informasi bahwa informan mempersepsikan sosok Adit FPI sengaja menulis status seperti itu bertujuan untuk mengadudomba antara agama Islam dengan Nasrani. Dalam proses wawancara ini,


(62)

informan tersebut memberi jawaban lugas sambil sesekali tersenyum ramah.

Informan 2

“Menurutku FPI itu memang suka bertindak ekstrim dan statusnya si Adit FPI ini malah bikin orang makin ngeri dan gak simpatik sama FPI. Padahal selama ini udah banyak orang menganggap FPI itu buruk, dengan adanya kasus ini bisa jadi bakal lebih buruk lagi citra FPI di mata orang banyak.”

( Interview : Minggu, 19 Desember 2010, pukul 14.00 WIB )

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 2, peneliti mendapat informasi bahwa menurut informan status twitter Adit FPI membuat masyarakat semakin tidak simpatik terhadap FPI. Hal ini dikarenakan pandangannya terhadap FPI sebelumnya buruk dan dengan adanya fenomena ini menurutnya dapat memperburuk citra FPI di masyarakat. Dalam proses wawancara ini, informan tersebut memberi jawaban dengan santai.

Informan 3

“Keberadaan FPI sudah meresahkan masyarakat khususnya umat beragama lain dan status Adit FPI sudah menodai agama lain yang mana itu sudah termasuk tindakan melanggar hukum di Indonesia. Jelas-jelas di UU tertulis bahwa kita bebas menganut ajaran dan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.”


(63)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 3, peneliti mendapat informasi bahwa status twitter Adit FPI termasuk tindakan melanggar hukum di Indonesia karena sudah menghujat dan menodai agama lain karena dalam Undang-Undang Dasar telah tertulis bahwa kita berhak memeluk agama sesuai kepercayaan masing-masing serta beribadah menurut agama yang dianutnya. Pada kesempatan wawancara ini, informan tersebut memberi jawaban tegas dan serius, dengan nada yang sedikit menggebu-gebu.

Perbedaan jawaban yang diberikan oleh para informan diakibatkan oleh perbedaan pengalaman yang pernah dialami oleh para informan. Hal ini juga dipengaruhi adanya perbedaan cara berpikir dan sudur pandang masing-masing informan. Dan ketika peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan saat melakukan wawancara, ketiga informan memberikan jawaban yang sama namun dengan sudut pandang dan alasan yang berbeda satu sama lain. Secara garis besarnya, para informan menyatakan bahwa fenomena status Adit FPI di twitter sangat mempengaruhi persepsi masyarakat twitter terhadap FPI.

Beragamnya persepsi pada setiap individu ini bisa saja terjadi seperti pendapat Ujang ( 2000 : 112 ), bahwa : persepsi adalah bagaimana cara kita memandang dunia sekitar kita. Karena cara atau


(64)

proses tersebut berbeda untuk tiap individu sesuai keinginan, nilai – nilai, serta harapan masing – masing individu, maka persepsi mengenai suatu hal tersebut tentunya berbeda untuk setiap individu. Selanjunya, masing – masing individu akan cenderung bertindak dan beraksi berdasarkan persepsinya masing – masing.

Suatu dorongan yang sama tidak selalu menimbulkan tindakan – tindakan yang sama pula, hal ini disebabkan oleh tanggapan ( persepsi ) yang berbeda bagi masing – masing individu. Persepsi mampu membedakan tindakan masing – masing individu dalam proses pemuasan kebutuhan.

Persepsi menjembatani seseorang dalam membuktikan suatu kenyataan. Oleh karena itu, seseorang harus bisa memilih dengan teliti busana yang pantas dan sesuai dengan jati diri mereka, karena penampilan dapat membentuk identitas kita dan juga dapat menimbulkan persepsi dari orang lain yang melihatnya.Persepsi dapat juga disimpulkan sebagai proses kognitif yang menyangkut peneriman stimulus, mengorganisir, dan mentafsirkan masukan untuk menciptakan bentuk yang bermakna nyata.

Seseorang mempunyai persepsi yang berbeda – beda terhadap objek rangsangan yang sama karena adanya tiga proses yang berkenaan dengan persepsi yaitu penerimaan sumber rangsangan secara selektif, perubahan makna informasi secara selektif yang mengingat sesuatu yang selektif.


(65)

Menurut Desiderato, persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah pemberian makna kepada stimulus indrawi ( sensori stimuli ). Hubungan sensasi dan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan juga memori. ( Rakhmat, 2003 : 51 ).

Menurut William J. Stanton, persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertahkan berdasarkan pada masa lalu, stimuli rangsangan yang kita terima berdasarkan lima indera.

Sedangkan menurut Bilson Simamora ( 2002 : 102 ), persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses menyeleksi, mengorganisasikan, dan juga menginterpretasikan stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh.

Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa diartikan sebagai inti dari komunikasi itu sendiri, sedangkan penafsiran ( interpretasi ) adalah inti dari persepsi yang identik dengan penyandian ( decoding ) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak pada definisi dari John R. Wenburg dan juga William W. Wilmor yang mengatakan bahwa persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna atau menutut Rudolf F. Vverderbor, bahwa persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi. ( Mulyana, 2001 : 107 )


(66)

Penilaian masyarakat terhadap sebuah pesan tertentu dapat bersifat positif dan juga negatif. Semuanya tergantung dari individu atau masyarakat dalam mempersepsikan pesan yang disampaikan, dibandingkan dengan harapan masyarakat yang seharusnya mereka terima. Jika dalam kenyataan sama dengan yang diharapkan, maka masyarakat akan memberikan penilaian yang positif terhadap pesan tersebut, tetapi bila ternyata pesan yang diterima tidak sesuai dengan harapan masyarakat, maka masyarakat akan memberikan penilaian yang negatif terhadap pesan tersebut. 

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk sebuah persepsi, masyarakat melakukan proses memilih, mengorganisasikan, dan juga menginterpretasikannya sebagai stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal, yang selanjutnya mengungkapkan pandangan, pendapat, maupun tanggapan mengenai hal tersebut.

Begitu pula dalam penelitian ini, pada saat melakukan wawancara, peneliti berusaha mendapatkan jawaban – jawaban sebanyak mungkin. Dan selain jawaban – jawaban dari para informan, peneliti juga berusaha menangkap pesan non verbal dari para informan pada saat mereka menjawab pertanyaan – pertanyaan dari peneliti selama proses wawancara berjalan. Di antara ketiga informan, masing-masing mempunyai persepsi yang sama tentang pertanyaan –


(67)

pertanyaan yang diberikan peneliti, tetapi mereka semua mempunyai alasan yang berbeda satu dengan yang lain.

Pada saat wawancara, peneliti juga memperhatikan bagaimana sikap para informan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diberikan peneliti, dan ternyata mereka memberi jawaban dengan sungguh – sungguh dan juga ramah pada peneliti, walaupun dalam kondisi santai dan terkadang mengeluarkan kata – kata dengan nada bercanda. Di samping itu ada pula informan yang terlihat sangat menggebu-gebu dan emosional dalam menyampaikan pernyataannya menanggapi pertanyaan dari peneliti, akan tetapi apa yang ia sampaikan kepada peneliti bisa menghasilkan jawaban-jawaban yang memuaskan bagi peneliti, sehingga komunikasi dua arah dalam wawancara ini berlangsung dengan baik dan berkualitas.


(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a.

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti,

dapat diketahui bahwa Informan 1 mempersepsikan fenomena status twitter Adit FPI hanya ingin mengadudomba antar agama yang diperbuat oleh seseorang di balik akun twitter Adit FPI tersebut dengan membuat fenomena penodaan agama. Sedangkan berdasar hasil wawancara terhadap Informan 2 dan Informan 3, mereka mempersepsikan fenomena status twitter Adit FPI ingin memperburuk citra agama Islam di mata masyarakat dengan menyangkutpautkan FPI secara tidak langsung.

Dan dari hasil kegiatan wawancara tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa masyarakat twitter Surabaya mempersepsikan status twitter Adit FPI bertendensi untuk mengadudomba antar umat


(69)

beragama dengan menyebar fitnah SARA melalui situs jejaring sosial twitter. Di samping itu masyarakat juga mempersepsikan status twitter Adit FPI ingin memperburuk citra agama Islam dengan melakukan kebohongan publik yang mengaku-aku sebagai salah satu anggota FPI.

b.

Saran

Banyak pihak yang terpancing emosi saat pertama kali membaca status dari Adit FPI ataupun semacamnya maka dengan adanya penelitian ini diharapkan bagi para pengguna twitter atau situs jejaring sosial lainnya agar dapat lebih bisa berpikir positif dalam menyikapi fenomena-fenomena yang terjadi di suatu media situs jejaring sosial manapun. Sama halnya terhadap fenomena penodaan agama yang dilakukan oleh sebuah akun twitter Adit FPI yang terjadi beberapa bulan silam.

Hal ini dikarenakan suatu profil seseorang dalam situs jejaring sosial tidak bisa dipastikan keabsahan identitasnya, apakah itu nyata ataukah itu fiktif belaka karena di dalam suatu media online seperti suatu situs jejaring sosial tidak memerlukan pembuktian keaslian identitas seseorang karena pada dasarnya semua hanya bersifat “just for fun” atau hanya mencari kesenangan semata di dalam dunia maya.


(70)

62   

Maka dari itu, kita sebagai makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi antar individu satu sama lain sebaiknya mampu bersikap lebih bijaksana dan berpikir rasional dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya dalam kehidupan bermasyarakat di dunia maya dengan menggunakan suatu situs jejaring sosial dan pergunakanlah wadah situs jejaring sosial seefektif mungkin sebagaimana mestinya.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, Dr. S.Sos.,MS.i, 2001. “ Metodologi Penelitian Sosal “, Surabaya : Airlangga University Press.

Krisyantono, Rachmad, 2006. “ Riset Komunikasi “, Jakarta : Kencana Pranada Media Group

Mulyana, Dedi, M.A., Ph. D, 2001. “ Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar “, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sumarwan, Ujang, 2000. “ Perilaku Konsumen Teori dan Penerapan “. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Robbins, Stephen P, 2002. “ Prinsip – Prinsip Perilaku Organisasi “, Jakarta : Erlangga.

Sobur, Alex, Drs., MSi., 2003. “ Psikologi Umum “, Bandung : CV.Pustaka Setia.

SITUS :

http://id.wikipedia.org/wiki/Front_Pembela_Islam

http://id.wikipedia.org/wiki/Twitter


(1)

Penilaian masyarakat terhadap sebuah pesan tertentu dapat bersifat positif dan juga negatif. Semuanya tergantung dari individu atau masyarakat dalam mempersepsikan pesan yang disampaikan, dibandingkan dengan harapan masyarakat yang seharusnya mereka terima. Jika dalam kenyataan sama dengan yang diharapkan, maka masyarakat akan memberikan penilaian yang positif terhadap pesan tersebut, tetapi bila ternyata pesan yang diterima tidak sesuai dengan harapan masyarakat, maka masyarakat akan memberikan penilaian yang negatif terhadap pesan tersebut. 

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk sebuah persepsi, masyarakat melakukan proses memilih, mengorganisasikan, dan juga menginterpretasikannya sebagai stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal, yang selanjutnya mengungkapkan pandangan, pendapat, maupun tanggapan mengenai hal tersebut.

Begitu pula dalam penelitian ini, pada saat melakukan wawancara, peneliti berusaha mendapatkan jawaban – jawaban sebanyak mungkin. Dan selain jawaban – jawaban dari para informan, peneliti juga berusaha menangkap pesan non verbal dari para informan pada saat mereka menjawab pertanyaan – pertanyaan dari peneliti selama proses wawancara berjalan. Di antara ketiga informan, masing-masing mempunyai persepsi yang sama tentang pertanyaan –


(2)

pertanyaan yang diberikan peneliti, tetapi mereka semua mempunyai alasan yang berbeda satu dengan yang lain.

Pada saat wawancara, peneliti juga memperhatikan bagaimana sikap para informan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diberikan peneliti, dan ternyata mereka memberi jawaban dengan sungguh – sungguh dan juga ramah pada peneliti, walaupun dalam kondisi santai dan terkadang mengeluarkan kata – kata dengan nada bercanda. Di samping itu ada pula informan yang terlihat sangat menggebu-gebu dan emosional dalam menyampaikan pernyataannya menanggapi pertanyaan dari peneliti, akan tetapi apa yang ia sampaikan kepada peneliti bisa menghasilkan jawaban-jawaban yang memuaskan bagi peneliti, sehingga komunikasi dua arah dalam wawancara ini berlangsung dengan baik dan berkualitas.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a.

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa Informan 1 mempersepsikan fenomena status twitter Adit FPI hanya ingin mengadudomba antar agama yang diperbuat oleh seseorang di balik akun twitter Adit FPI tersebut dengan membuat fenomena penodaan agama. Sedangkan berdasar hasil wawancara terhadap Informan 2 dan Informan 3, mereka mempersepsikan fenomena status twitter Adit FPI ingin memperburuk citra agama Islam di mata masyarakat dengan menyangkutpautkan FPI secara tidak langsung.

Dan dari hasil kegiatan wawancara tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa masyarakat twitter Surabaya mempersepsikan


(4)

beragama dengan menyebar fitnah SARA melalui situs jejaring sosial twitter. Di samping itu masyarakat juga mempersepsikan status twitter Adit FPI ingin memperburuk citra agama Islam dengan melakukan kebohongan publik yang mengaku-aku sebagai salah satu anggota FPI.

b.

Saran

Banyak pihak yang terpancing emosi saat pertama kali membaca status dari Adit FPI ataupun semacamnya maka dengan adanya penelitian ini diharapkan bagi para pengguna twitter atau situs jejaring sosial lainnya agar dapat lebih bisa berpikir positif dalam menyikapi fenomena-fenomena yang terjadi di suatu media situs jejaring sosial manapun. Sama halnya terhadap fenomena penodaan agama yang dilakukan oleh sebuah akun twitter Adit FPI yang terjadi beberapa bulan silam.

Hal ini dikarenakan suatu profil seseorang dalam situs jejaring sosial tidak bisa dipastikan keabsahan identitasnya, apakah itu nyata ataukah itu fiktif belaka karena di dalam suatu media online seperti suatu situs jejaring sosial tidak memerlukan pembuktian keaslian identitas seseorang karena pada dasarnya semua hanya bersifat “just for fun” atau hanya mencari kesenangan semata di dalam dunia maya.


(5)

62 

 

Maka dari itu, kita sebagai makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi antar individu satu sama lain sebaiknya mampu bersikap lebih bijaksana dan berpikir rasional dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya dalam kehidupan bermasyarakat di dunia maya dengan menggunakan suatu situs jejaring sosial dan pergunakanlah wadah situs jejaring sosial seefektif mungkin sebagaimana mestinya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, Dr. S.Sos.,MS.i, 2001. “ Metodologi Penelitian Sosal “, Surabaya : Airlangga University Press.

Krisyantono, Rachmad, 2006. “ Riset Komunikasi “, Jakarta : Kencana Pranada Media Group

Mulyana, Dedi, M.A., Ph. D, 2001. “ Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar “, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sumarwan, Ujang, 2000. “ Perilaku Konsumen Teori dan Penerapan “. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Robbins, Stephen P, 2002. “ Prinsip – Prinsip Perilaku Organisasi “, Jakarta : Erlangga.

Sobur, Alex, Drs., MSi., 2003. “ Psikologi Umum “, Bandung : CV.Pustaka Setia.

SITUS :

http://id.wikipedia.org/wiki/Front_Pembela_Islam

http://id.wikipedia.org/wiki/Twitter


Dokumen yang terkait

Sentiment Analysis dengan Naive Bayes untuk Melihat Persepsi Masyarakat terhadap Batik pada Jejaring Sosial Twitter

0 4 7

ANALISIS OPINI PUBLIK TERHADAP BRAND DI SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER MENGGUNAKAN ANALISIS OPINI PUBLIK TERHADAP BRAND DI SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER.

0 4 11

PENGARUH TERPAAN BERITA FPI PENGARUH TERPAAN BERITA FPI TERHADAP SIKAP MAHASISWA FISIP UAJY PADA ORGANISASI FPI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Terpaan Pemberitaan FPI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP UAJY Kepada Organisasi FPI).

0 3 18

PENDAHULUAN PENGARUH TERPAAN BERITA FPI TERHADAP SIKAP MAHASISWA FISIP UAJY PADA ORGANISASI FPI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Terpaan Pemberitaan FPI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP UAJY Kepada Organisasi FPI).

0 16 37

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN PENGARUH TERPAAN BERITA FPI TERHADAP SIKAP MAHASISWA FISIP UAJY PADA ORGANISASI FPI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Terpaan Pemberitaan FPI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP UAJY Kepada Organisasi FPI).

0 4 10

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH TERPAAN BERITA FPI TERHADAP SIKAP MAHASISWA FISIP UAJY PADA ORGANISASI FPI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Terpaan Pemberitaan FPI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP UAJY Kepada Organisasi FPI).

0 2 47

Pemaknaan Pengguna Twitter (Tweeps) Mengenai Fitur-Fitur Situs Jejaring Sosial Twitter Studi Fenomenologi Pemaknaan Para Pengguna Twitter (Tweeps) Mengenai Fitur-Fitur Situs Jejaring Sosial Twitter Di Indonesia.

0 0 1

Situs Jejaring Sosial Twitter @UI_library pada Perpustakaan Universitas Indonesia.

0 0 2

fpi masyarakat power point abidatul mutawadliah

0 1 12

fpi konsep masyarakat muslim abidatul mutawadliahb

0 2 14