PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI.

(1)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR

KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI

HANDAYANI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Oleh :

IRMALITA PURNAMASARI 0704150

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


(2)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(3)

Riset – Peningkatan Pemahaman Stuktur Kalimat – Dr. Sima M, M.Pd; Dra. Hj. Sri W, M.Pd

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES

SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA

SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B

DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Dr. Sima Mulyadi, M. Pd, Dra. Hj. Sri Widati, M. Pd, Irmalita P Uni versitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Hand Phone Melalui Short Massages Service (SMS) Untuk Meningkatkan Pemahaman Stuktur Kalimat Dalam Tata Bahasa Indonesia Pada Siswa Tunarungu Ringan Kelas VIII SMPLB-B di SLB-B/C Tut Wuri Handayani”, bertujuan untuk mengetahui penggunaan media (SMS) sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia dalam meningkatkan pemahaman anak tunarungu ringan terhadap stuktur kalimat dalam tata bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan di SLB-B/C Tut Wuri Handayani dengan subjek penelitian siswa kelas VIII SMPLB sebanyak dua orang siswa. Metode yang digunakan adalah Single Subject Research dengan desain A-B-A. Hasil pengolahan keseluruhan data menunjukkan perolehan pada baseline (A-1) persentase ke-2 subjek ada pada kisaran 20-30% lalu meningkat pada fase intervensi (B) sebesar 40- 60% dengan selisih 20% dan fase baseline (A-2) meningkat dengan persentase 60-80% dengan selisih 20%. Hasil analisis tersebut maka media handphone melalui fitur SMS merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa tunarungu ringan yang menjadi subjek penelitian ini dalam memahami struktur kalimat berpola S-P-O-K-K.

Kata Kunci : Pemahaman Stuktur Kalimat, media SMS, anak tunarungu. PENDAHULUAN

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa terdapat suatu masalah yang dialami siswa tunarungu dalam berkomunikasi dengan teman-temanya atau sanak keluarga yang cukup jauh jaraknya, jika komunikasi dilaksanakan secara berhadapan siswa tunarungu dapat melakukan komunikasi menggunakan bahasa isyarat, namun lain halnya jika mereka harus berkomunikasi dengan jarak yang jauh, tentunya mereka mengalami kesulitan, dimana orang yang mereka hadapi tidak berada dihadapan mereka.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi komunikasi yang pesat, kesulitan berkomunikasi yang

dialami baik oleh siswa tunarungu maupun siswa pada umumnya dapat diminimalisir oleh pengggunaan media Hand Phone (HP), karena dengan adanya fitur SMS pada media HP memudahkan siswa tunarungu berkomunikasi dengan cara menuliskan kata-kata yang ingin diungkapkan melalui pengetikan kata-kata pada layanan fitur SMS. pada umumnya dapat diminimalisir oleh pengggunaan media Hand Phone (HP), karena dengan adanya fitur SMS pada media HP memudahkan siswa tunarungu berkomunikasi dengan cara menuliskan kata-kata yang ingin diungkapkan melalui pengetikan kata-kata pada layanan fitur SMS.


(4)

Riset – Peningkatan Pemahaman Stuktur Kalimat – Dr. Sima M, M.Pd; Dra. Hj. Sri W, M.Pd

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Fitur SMS ini berdampak baik pada

siswa tunarungu karena layanan ini mengandung pembelajaran berkomunkasi jarak jauh yang dapat melatih kemampuan siswa tunarungu untuk dapat menyusun kata-kata yang ia tulis agar dimengerti orang lain. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kadang kala kita menemukan kalimat-kalimat yang rancu pada SMS yang kita baca dari anak tunarungu tersebut, seperti ”Saya makan sudah”, sehingga stuktur kalimatnya menjadi salah. Kalimat-kalimatnya kurang dapat dipahami karena terdapat penyusunan kata yang kurang tepat.

Penggunaaan media HP ini dilakukan untuk mengoreksi sejauh mana keterampilan siswa dalam menyusun kata dengan benar karena untuk mengetahui kemampuan siswa secara natural diperlukan suatu pengkoreksian melalui setting pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa akan lebih leluasa untuk mengkomunikasikan keinginannya baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran, seperti yang dikemukakan Irawan, A. (Ginting , 2005) yang berpendapat bahwa :

Pendekatan pembelajaran di luar

kelas (out-door learning) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran serta menggunakan berbagai permainan sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.

Mengacu pada hal tersebut maka layanan fitur SMS pada HP dapat digunakan sebagai media belajar dan pendekatan belajar di luar kelas yang mendukung pembelajaran untuk melatih ketrampilan siswa dalam menyusun kata dalam pemahaman struktur pola kalimat dan tata bahasa dengan benar.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini berjudul “Penggunaan Media Hand Phone Melalui Short Massages Services (SMS) untuk Meningkatkan Pemahaman Sturktur Kalimat dalam Tata Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Ringan Kelas VIII SMPLB di SLB-BC Tut Wuri Handayani”, penelitian ini sebagai alternatif yang dapat untuk meningkatkan pemahaman sturktur kalimat siswa tunarungu.

METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif menggunakan metode eksperimen dengan penelitian subjek tunggal yang mana penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti untuk mengetahui perubahan atau akibat yang terjadi dari suatu perlakuan.

Metode eksperimen dengan subjek tunggal atau lebih dikenal dengan istilah SSR (Single Subject Research) adalah suatu metode yang bertujuan memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya pengaruh atau perubahan yang terjadi dari suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.

Desain yang digunakan dalam penelitian

ini adalah desain A-B-A. dengan tahapan A-1 (Baseline 1), B (Treatment), A-2 (Baseline 2.1).

A-1 merupakan kondisi awal kemampuan subjek pemahaman struktur kalimat yang ditunjukkan dengan penyusunan pola kalimat berformat S-P-O-K-K sebelum mendapat perlakuan, untuk mengukur kemampuan digunakan tes tertulis bentuk soal pertanyaan. Fase ini dilakukan sebanyak 4x sesi setiap harinya dilakukan 1x sesi.

Fase Intervensi (B) ini merupakan fase dimana subjek diberi perlakuan dalam proses pembelajaran pemahaman struktur kalimat yang ditunjukkan dengan penyusunan pola kalimat berformat S-P-O-K-K dengan menggunakan HP yang diketik


(5)

Riset – Peningkatan Pemahaman Stuktur Kalimat – Dr. Sima M, M.Pd; Dra. Hj. Sri W, M.Pd

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Melalui format SMS dengan beberapa

repetisi, dilakukan sebanyak 8x sesi setiap harinya dilakukan 1x sesi.

Baseline (A-2) merupakan fase pengulangan kondisi dari fase A-1 setelah diberikan intervensi atau perlakuan, hal ini dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi sejauh mana perlakuan tersebut berpengaruh pada sasaran perilaku. Fase ini dilakukan sebanyak 4x sesi.

Berdasarkan keterangan di atas maka desain A-B-A menjelaskan bahwa baseline (A) sebagai tahap yang dipakai untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki sisiwa tunarungu, intervensi (B) sebagai tahap dari proses pemberian perlakuan pada kemampuan yang diukur dengan diberlakukannya media HP melalui SMS , dan baseline (A-2) sebagai tahap evaluasi untuk mengetahui hasil setelah diberi perlakuan pada kemampuan yang telah diukur.

Subjek dalam penelitian ini adalah dua siswa SMPLB-B di SLB-B/C Tut Wuri Handayani, yang mengalami gangguan tingkat pendengaran pada taraf ringan. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit Cicendo diperoleh data tingat pendengaran 42db dan termasuk pada tingkat tunarungu ringan, siswa tersebut berinisial IN. IN adalah siswa kelas VIII SMPLB-B, dia termasuk siswa yang rajin dalam mengikuti segala kegiatan di sekolahnya.

IN adalah siswa yang baik juga pendiam, peneliti tertarik kepada IN saat peneliti melakukan sedikit wawancara tentang IN. Guru kelas IN bernama Bapak Agus mengatakan bahwa IN termasuk anak yang rajin dan pintar, akan tetapi jika dia bertanya tentang masalah disekolahnya melalui telepon genggam atau handphone, SMS IN kurang dapat dimengerti kemana arah tujuan kalimat yang dia kirimkan melalui SMS. Namun ketika di ajak berbicara melalui bahasa verbal anak sedikit bisa mengatakan kata-kata yang dapat dipahami pendengar walaupun terbata-bata. Hal ini terbawa hingga saat anak menuliskan kalimat panjang seperti cerita tentang kesehariannya, ada

beberapa kalimat yang kurang dapat dipahami atau rancu.

Subjek peneliti yang kedua berinisial RS, berbeda dengan IN, RS walaupun rajin mengikuti kegiatan belajar akan tetapi RS mengalami hambatan dalam berbahasa. RS kurang dapat berbahasa verbal, menyusun kalimat pun RS masih kurang dapat dipahami.

Dengan dua subjek tersebut peneliti terpancing untuk terjun meneliti dan memberikan inovasi baru mengenai media belajar anak agar anak mampu meningkatkan kemampuan menyusun stuktur kalimat lebih baik. Peneliti mengajukan media handphone melalui fitur sms yang akan dikembangkan menjadi media yang diusahakan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam hal menyusun stuktur kalimat dengan menggunakan stuktur kalimat S-P-O-K-K.

Instrumen adalah alat bantu pengumpul data yang digunakan pada waktu penelitian (Arikunto, S. 2010 : 192). Instrumen atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, tes yang dimaksud adalah tes untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tunarungu ringan mengenai struktur pola kalimat (SPOKK) menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal pertanyaan, selain itu peneliti melampirkan RPP yang menjelaskan proses pembelajaran menggunakan media HP.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah yaitu dengan sistem pencatatan produk permanen dimana data yang diperoleh berasal dari perilaku atau tindakan dari subjek, menggunakan pola desain A-B-A, yaitu persentase kemampuan subjek dalam memahami struktur kalimat berpola SPOKK.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes tertulis dengan bentuk soal pertanyaan berjumlah 10 soal. Kriteria penilaian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah skor 1 (satu) diberikan jika siswa dapat menjawab soal dengan benar, dan skor 0 (nol) diberikan jika siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar.


(6)

Riset – Peningkatan Pemahaman Stuktur Kalimat – Dr. Sima M, M.Pd; Dra. Hj. Sri W, M.Pd

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil penlitian mengacu pada indikator

penelitian berupa kemampuan siswa tunarungu ringan untuk memahami struktur kalimat berpola S-P-O-K-K yang diungkapkan dengan cara membuat kalimat berpola S-P-O-K-K menggunakan fitur SMS

dimana kalimat tersebut merupakan jawaban dari instrumen penelitian yang peneliti susun.

Berdasarkan penelitian terhadap RS dalam menyusun stuktur kalimat S-P-O-K-K data hasil Baseline 1, Intervensi dan Baseline 2 dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 1

Skor Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) Kemampuan RS dalam Menyusun Stuktur Kalimat S-P-O-K-K

Baseline 1 (A-1) Intervensi (B) Baseline 2 (A-2) Sesi Skor Skor

Max

Persentase Sesi Skor Skor Max

Persentase Sesi Skor Skor Max

Persentase

1 2 10 20 1 2 10 20 1 5 10 50

2 3 10 30 2 3 10 30 2 6 10 60

3 2 10 20 3 3 10 30 3 6 10 60

4 3 10 30 4 4 10 40 4 7 10 70

5 3 10 30 6 4 10 40 7 5 10 50 8 5 10 50

Agar dapat dipahami, data table 1 tentang skor Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline 2 (A-2). Kemampuan RS dalam

Menyusun stuktur kalimat S-P-O-K-K di atas dapat dipaparkan dalam bentuk grafik, yaitu sebagai berikut:

Grafik 1

Skor Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) Kemampuan RS dalam Menyusun Stuktur Kalimat S-P-O-K-K Hasil penelitian pada subjek ke 2 yang

berinisial IN tidak jauh berbeda dengan subjek pertama, IN memiliki skor meningkat setelah diberikan intervensi, lebih jelasnya skor selama

Baseline 1 (A-1), Intervensi (B) dan Baseline 2 (A-2) dilakukan, peneliti mendapatkan hasil data dari IN yang akan dipaparkan pada table berikut: 0 20 40 60 80


(7)

Riset – Peningkatan Pemahaman Stuktur Kalimat – Dr. Sima M, M.Pd; Dra. Hj. Sri W, M.Pd

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 2

Skor Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) Kemampuan IN dalam Menyusun Stuktur Kalimat S-P-O-K-K

Baseline 1 (A-1) Intervensi (B) Baseline 2 (A-2) Sesi Skor Skor

Max

Persentase Sesi Skor Skor Max

Persentase Sesi Skor Skor Max

Persentase

1 3 10 30 1 3 10 30 1 6 10 60

2 3 10 30 2 4 10 40 2 7 10 70

3 2 10 20 3 3 10 30 3 8 10 80

4 3 10 30 4 4 10 40 4 8 10 80

5 4 10 40 6 5 10 50 7 5 10 50 8 6 10 60 Agar dapat dipahami, data table 1 tentang

skor Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline 2 (A-2). Kemampuan IN dalam

Menyusun stuktur kalimat S-P-O-K-K di atas dapat dipaparkan dalam bentuk grafik, yaitu sebagai berikut:

Grafik 2

Skor Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) Kemampuan IN dalam Menyusun Stuktur Kalimat S-P-O-K-K

Grafik 3

Grafik ini menggambarkan perbandingan skor dan persentase ke 2 subjek

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

P e rs e n ta se P e rke m b a n g a n K e m a m p a u n M e m a h a m i K a li m a t B e rp o la S -P -O -K -K RS IN 0 20 40 60 80 100


(8)

Riset – Peningkatan Pemahaman Stuktur Kalimat – Dr. Sima M, M.Pd; Dra. Hj. Sri W, M.Pd

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan grafik di atas, RS pada sesi

ke 1, 2 dan 3 memperoleh skor 2, 3 dan 2 dengan persentase sebesar 20%, 30 %, dan 20%, dari ke 3 sesi tersebut maka nilai tertinggi adalah 3 dengan persentase sebesar 30% dan nilai terendah adalah 2 dengan persentase 20%, untuk sesi terakhir yaitu sesi 4 nilai yang diperoleh adalah 3 dengan persentase 30%, analisis ini memberikan kesimpulan bahwa RS memperoleh nilai tertinggi 3 dengan persentase 30% dan nilai terendah 2 yang ditunjukkan dengan persentase 20%, selisih skor yang diperoleh RS adalah 2 poin.

Hasil pada fase baseline (A-1) yang diperoleh oleh IN hampir sama dengan RS pada sesi ke-1, 2 dan 3 perolehan sekor IN adalah 3, 3 dan 2 yang menghasilkan persentase 30%,30 % dan 20%, sedangkan untuk fase ke 4 mendapatkan nilai 3 dengan persentase 30 %. Pemaparan tersebut menyimpulkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh IN adalah 3 dengan persentase sebesar 30% sedangkan untuk skor terendah adalah 2 dengan persentase 20 %, selisih skornya adalah 2 poin.

Grafik 3 di atas menggambarkan kondisi awal ke-2 subjek sebelum diberi perlakuan, hasil yang didapat oleh ke-2 subjek berada pada kisaran nilai 2 - 3 dengan presentase sebesar 20% hingga 30% hal ini telah menggambarkan kestabilan dari tingkat stabilitas.

Fase intervensi (B) menunjukkan peningkatan RS, dari 8 kali sesi RS mendapatkan skor terendah 2 (20%) lalu meningkat dengan perolehan skor 4 ( 40%) dan mencapai skor tertinggi 5 (50 %), selisih skor yang didapatkan RS pada fase ini sebesar 3 poin.

Hasil analisis perolehan skor untuk IN memperoleh peningkatan kemampuan yang ditunjukkan dengan perolehan skor terendah 3 (30%), meningkat dengan skor 4 (40%), 5 (50%), sampai pencapaian skor tertinggi sebesar 6 (60%), selisih skor yang diperoleh adalah 3 poin

Grafik intervensi di atas menunjukan tingkat ketidakstabilan data dari ke-2 subjek,hasil yang didapat oleh ke-2 subjek berada pada kisaran nilai 3–6dengan persentase sebesar 30% hingga 60% walaupun data belum stabil hasil intervensi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pada ke 2 subjek dengan perolehan peningkatan skor yang sama sebesar 3 poin dibandingkan pada fase baseline (A-1). hasil yang didapat oleh ke-2 subjek berada pada kisaran nilai 3–6dengan persentase sebesar 30% hingga 60% walaupun data belum stabil hasil intervensi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pada ke 2 subjek dengan perolehan peningkatan skor yang sama sebesar 3 poin dibandingkan pada fase baseline (A-1).

Berlandaskan pada grafik 4.3 hasil yang diperoleh RS menunjukan bahwa pada sesi ke 13 perolehan skor adalah 5 (50 %), sesi ke 14, 15 skornya adalah 6 (60%) sedangkan sesi ke 16 skornya 7 (70%), data perolehan skor tersebut memberikan penjelasn bahwa skor tertinggi yang diperoleh RS pada fase baseline (A-2) adalah 7 dengan persentase sebesar 71% dan skor terendah adalah 5 yang menghasilkan presentase sebesar 50%, dengan selisih skor sebesar 2 poin.

Data perolehan skor IN pada sesi ke 13 nilainya 6 (60%), sesi 14 adalah 7 (70%) untuk sesi terakhir yaitu sesi ke 15,16 perolehan skor sebanyak 8 (80%), data tersebut menunjukan perolehan skor tertinggi adalah 8 dengan persentase sebesar 80% dan skor terendah adalah 6 dengan presentase sebesar 60 % dengan selisih skor 2 poin.

Pemaparan tersebut menyimpulkan bahwa dari data di atas tingkat kestabilan untuk RS pada fase baseline (A-2) menunjukkan ketidakstabilan, sedangkan tingkat kestabilan IN pada fase (A-2) menujukkan tingkat kestabilan yang stabil, meskipun demikian kemampuan memahami struktur kalimat berpola S-P-O-K-K


(9)

Riset – Peningkatan Pemahaman Stuktur Kalimat – Dr. Sima M, M.Pd; Dra. Hj. Sri W, M.Pd

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami peningkatan. PEMBAHASAN PENELITIAN

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan media handphone melalui fitur SMS ini mampu memudahkan siswa dalam memahami struktur pola kalimat S-P-O-K-K, dengan menggunakan HP siswa mampu mengemukakan kalimat dengan leluasa dan pengkoreksian struktur kalimatpun tidak membuat siswa canggung. Siswa lebih mudah diajak untuk berkomunikasi sehingga pembelajaran pola kalimat S-P-O-K-K lebih mudah dimengerti hal ini ditunjukkan oleh perolehan ke-2 subjek dalam setiap fase mengalami peningkatan.

Pengaruh intervensi terhadap target behavior pada penelitian inipun berpengaruh baik hal ini ditunjukan dengan persentase data overlap keseluruhan fase yang berkisar 0%-25%.

Hasil pengolahan keseluruhan data menunjukkan perolehan pada baseline (A-1) persentase ke-2 subjek ada pada kisaran 20-30% lalu meningkat pada fase intervensi (B) sebesar 40- 60% dengan selisih 20% dan fase baseline (A-2) meningkat dengan persentase 60-80% dengan selisih 20%.

Hasil analisis tersebut maka media handphone melalui fitur SMS merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa tunarungu ringan yang menjadi subjek penelitian ini dalam memahami struktur kalimat berpola S-P-O-K-K.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan

pengolahan analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa media handphone melalui fitur SMS berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman struktur kalimat berpola S-P-O-K-K siswa tunarungu ringan anak yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini, yang ditunjukkan dengan meningkatnya mean level adapun kelebihan media SMS dalam penelitian ini adalah mampu

meningkatkan minat siswa dalam membaca pemahaman, membuat atmosfir pembelajaran yang menyenangkan dan mampu mengatasi sifat pasif siswa saat kegiatan belajar mengajar sedangkan kelemahan media SMS dalam penelitian ini adalah membuat anak menjadi tidak tertarik mengalihkan perhatiannya untuk pelajaran lain dan tidak semua anak memiliki alat komunikasi yang dinamakan handphone. DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M, Sudjadi. (1994). Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Alwi, H. et al. (1998). Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Jakarta : Grafindo.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiono, Sari Kata Bahasa Indonesia. Jakarta : Nusantara.

Bunawan, L. Dan Yuwati, S. C. (2000).

Penguasaan Bahasa Anak


(10)

Riset – Peningkatan Pemahaman Stuktur Kalimat – Dr. Sima M, M.Pd; Dra. Hj. Sri W, M.Pd

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alifin, Z. Dan Junaiyah. (2008). Sintaksis.

Damaianti, S. V. Dan Sita Resmi, N. (2006). Sintaksis Bahasa Indonesia.

Bandung: Pusat Literasi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Haryati, A. (2004). Studi Tentang Stuktur Kalimat Anak Tunarungu Dalam Bentuk Tulisan. Skripsi Pada Jurusan PLB FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Keraf, G. (1984). Tata Bahasa Indonesia. Jakarta : Nusa Indah.

Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. http://www.total.or.id/info.php?kk=short%20

massage%20service

S. Permanarian. dan T, Didi. (2008). Definisi dan Klasifikasi Tunarungu. (online) Tersedia:

http://permanarian16.Blogspot.com/2

008/04/definisi-dan-klasifikasi-tunarungu.html. (1 November 2009)

Sadja’ah, Edja. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Mendengar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Somad, P. dan Hernawati, T. (1996).Ortopedagogik Anak Tunarungu. Proyek Pendidikan

Rama.

Tenaga Guru, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan Tinggi. Sudjana. (1992). Metoda Statistika.

Bandung : Taristo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung :

Alfabeta.

Sunanto, J. et.al. (2006). Penelitian dengan subjek tunggal. Bandung: UPI Press. Sunanto, J.et.al. (2005). Pengantar

Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Tsukuba: CRICED University of Tsukuba

Tarigan, G. H. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tarmansyah. (1996). Gangguan

Komunikasi. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional. Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa

Indonesia. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.


(11)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II MEDIA HANDPHONE DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN A. Konsep Dasar Tunarungu ... 8

B. Media Hand Phone Melalui Short Messages Service (SMS) ……….. 14

C. Stuktur Kalimat Dalam Tata Bahasa Indonesia ... 18

D. Kerangka Berfikir ... 20

E. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ... 23

B. Metode Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 25

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 30


(12)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 37 B. Analisis Data ... 43 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ... 62 B. Rekomendasi ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel :

4.1 Data Baseline 1 (A-1)... 37

4.2 Data Intervensi (B) ... 39

4.3 Data Baseline 2 (A-2) ... 41

4.4 Data Panjang Kondisi ... 43

4.5 Data Estimasi Kecenderungan Arah ... 45

4.6 Data Kecenderungan Stabilitas ... 51

4.7 Data Jejak Data ... 52

4.8 Data Level Stabilitas dan Rentang ... 52

4.9 Data Perubahan Level ... 53

4.10 Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi ... 54

4.11 Data Jumlah Variabel Yang Diubah ... 55

4.12 Data Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 55

4.13 Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 56

4.14 Data Perubahan Level ... 57

4.15 Data Persentase Overlap ... 59


(14)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik :

4.1 Hasil Baseline 1 (A-1) ... 38

4.2 Hasil Intervensi (B) ... 40

4.3 Hasil Baseline 2 (A-2) ... 41

4.4 Perkembangan Kemampuan Memahami Struktur Kalimat Berpola S-P-O-K-K ... 42

4.5 Estimasi Kecendrungan Arah ... 44

4.6 Data Overlap A-1 dan B ... 58


(15)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri karena selalu membutuhkan orang lain dalam setiap kegiatan. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai mahluk sosial, manusia dituntut memiliki berbagai keterampilan, salah satunya keterampilan berkomunikasi, baik yang dilakukan secara verbal maupun non verbal.

Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya, melalui bahasa manusia bisa bersosialisasi dengan lingkungannya, melakukan interaksi antara satu dengan yang lainnya, hal inipun berlaku pada siswa tunarungu yang idealnya merekapun memerlukan komunikasi di lingkungan sekitarnya, namun salah satu faktor penghambatnya adalah keterbatasan siswa dalam masalah pendengaran

Hambatan pendengaran berdampak pada kehidupan anak tunarungu baik pada aspek akademik maupun sosial, hal ini merupakan beberapa dampak dari hambatannya yang berpengaruh pada permasalahan bahasa. Kesulitan berbahasa menimbulkan masalah yang serius dimana bahasa memegang peranan penting untuk seseorang dalam mengkomunikasikan keinginan, ide, dan gaya berinteraksi.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa terdapat suatu masalah yang dialami siswa tunarungu dalam berkomunikasi dengan teman-temanya atau sanak keluarga yang cukup jauh jaraknya, jika komunikasi dilaksanakan secara berhadapan siswa tunarungu dapat melakukan komunikasi menggunakan bahasa isyarat, namun lain halnya jika mereka harus berkomunikasi dengan jarak yang jauh, tentunya mereka mengalami kesulitan, dimana orang yang mereka hadapi tidak berada dihadapan mereka.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi komunikasi yang pesat, kesulitan berkomunikasi yang dialami baik oleh siswa tunarungu maupun siswa pada umumnya dapat diminimalisir oleh pengggunaan media Hand Phone (HP), karena dengan adanya fitur SMS pada media HP memudahkan siswa tunarungu berkomunikasi dengan cara menuliskan kata-kata yang ingin diungkapkan melalui pengetikan kata-kata pada layanan fitur SMS.


(16)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fitur SMS ini berdampak baik pada siswa tunarungu karena layanan ini mengandung pembelajaran berkomunkasi jarak jauh yang dapat melatih kemampuan siswa tunarungu untuk dapat menyusun kata-kata yang ia tulis agar dimengerti orang lain. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kadang kala kita menemukan kalimat-kalimat yang rancu pada SMS yang kita baca dari anak tunarungu tersebut, seperti ”Saya makan sudah”, sehingga stuktur kalimatnya menjadi salah. Kalimat-kalimatnya kurang dapat dipahami karena terdapat penyusunan kata yang kurang tepat.

Penggunaaan media HP ini dilakukan untuk mengoreksi sejauh mana keterampilan siswa dalam menyusun kata dengan benar karena untuk mengetahui kemampuan siswa secara natural diperlukan suatu pengkoreksian melalui setting pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa akan lebih leluasa untuk mengkomunikasikan keinginannya baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran, seperti yang dikemukakan Irawan, A. (Ginting , 2005) yang berpendapat bahwa :

Pendekatan pembelajaran di luar kelas (out-door learning) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran serta menggunakan berbagai permainan sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.

Mengacu pada hal tersebut maka layanan fitur SMS pada HP dapat digunakan sebagai media belajar dan pendekatan belajar di luar kelas yang mendukung pembelajaran untuk melatih ketrampilan siswa dalam menyusun kata dalam pemahaman struktur pola kalimat dan tata bahasa dengan benar.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini berjudul “Penggunaan Media Hand Phone Melalui Short Massages Services (SMS) untuk Meningkatkan Pemahaman Sturktur Kalimat dalam Tata Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Ringan Kelas VIII SMPLB di SLB-BC Tut Wuri Handayani”, penelitian ini sebagai alternatif yang dapat untuk meningkatkan pemahaman sturktur kalimat siswa tunarungu.

B.Identifikasi Masalah

Banyak permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penggunaan media Hand Phone Melalui Shor Massages Services (SMS) terhadap peningkatan pemahaman sturktur kalimat siswa tunarungu ringan kelas VIII SMPLB di SLB-BC Tut Wuri Handayani, dari banyaknya permasalahan yang ada peneliti melakukan identifikasi masalah, adapun indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(17)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Siswa tunarungu mengalami hambatan komunikasi dan interaksi diakibatkan oleh keterbatasn fungsi pendengaran yang mempengaruhi kemampuan dalam berbahasa sehinngga berdampak pada kemampuan akademik dan sosialisasinya.

2) Keterbatasan media pembelajaran yang mendukung serta atmosfir pembelajaran yang dapat mempengaruhi psikologi siswa tunarungu dalam mempelajari dan memahami pola struktur kalimat Bahasa Indonesia.

3) Kemampuan membaca siswa tunarungu dapat dijadikan kunci keberhasilan penggunaan media HP melalui SMS untuk membuat kalimat yang berstruktur, karena idealnya dengan kemampuan membaca yang baik akan mempermudah siswa dalam menuliskan ide, pendapat/ keinginannya dalam fitur SMS.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal yang memfokuskan pada penggunaan media Hand Phone melalui Short Massages Services (SMS) terhadap peningkatan pemahaman sturktur kalimat siswa tunarungu ringan kelas VIII SMPLB di SLB-BC Tut Wuri Handayani,. Adapun batasan permasalahan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1) Bagaimana pemahaman struktur kalimat siswa tunarungu ringan kelas VIII SMPLB di SLB-B/C Tut Wuri Handayani sebelum diberikan pembelajaran menggunakan media HP melalui SMS, yang dtunjukkan melalui kemampuan menyusun kalimat pola SPOKK?

2) Bagaimana pemahaman struktur kalimat siswa tunarungu ringan kelas VIII SMPLB di SLB-B/C Tut Wuri Handayani setelah diberikan pembelajaran menggunakan media HP melalui SMS , yang ditunjukkan melalui kemampuan menyusun kalimat pola SPOKK?

3) Seberapa besar peningkatan tentang pemahaman struktur kalimat dalam tata bahasa siswa tunarungu ringan dengan menggunakan media SMS pada kelas VIII SMPLB di SLB-B/C Tut Wuri Handayani ?

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


(18)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Apakah penggunaan hand phone melalui SMS berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman struktur kalimat dalam tata bahasa Indonesia siswa tunarungu ringan kelas VIII SMPLB di SLB-B/C Tut Wuri Handayani?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh media handphone melalui SMS terhadap peningkatan pemahaman stuktur kalimat dalam tata bahasa Indonesia siswa tunarungu ringan kelas VIII SMPLB di SLB-B/C Tut Wuri Handayani.

b. Tujuan Khusus

1) Mengetahui pemahaman struktur kalimat siswa tunarungu ringan kelas VIII SMPLB di SLB-B/C Tut Wuri Handayani sebelum diberikan pembelajaran menggunakan media HP melalui SMS yang ditunjukkan dalam kemampuan siswa dalam menyusun kalimat berpola SPOKK.

2) Mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman struktur kalimat siswa tunarungu kelas VIII SMPLB di SLB-B/C Tut Wuri Handayani setelah diberikan pembelajaran menggunakan media HP melalui SMS dalam menyusun kalimat berpola SPOKK.

3) Mengetahui seberapa besar pengaruh media SMS terhadap peningkatan pemahaman struktur kalimat siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB-B/C Tut Wuri Handayani.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat tidak hanya untuk siswa tetapi juga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pengembangan pemahaman struktur kalimat dalam tata Bahasa Indonesia siswa tunarungu, adapun kegunaan yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Media HP diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai struktur kalimat sehingga dapat digunakan dalam komunikasi sehari-hari.


(19)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberikan kontribusi bagi guru sebagai alternatif media yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman struktur kalimat dalam tata bahasa Indonesia.

c. Bagi sekolah

Diharapkan dapat mendukung dan memfasilitasi penggunaan HP dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia khususnya dalam menysusun kalimat terstruktur.


(20)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep Variabel

Variabel dalam penelitian ini merupakan objek yang diteliti. Objek penelitian yang diteliti ini saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau variabel yang mempengaruhi perubahan yang terjadi pada objek yang diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan media HP melalui SMS.Heinich, dkk (Arsyad, 2007:4) berpendapat bahwa “media adalah perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima, dapat berupa foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dll” sedangkan handphone merupakan alat komunikasi berbentuk perankat keras yang dapat digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh menggunakan SIM CARD sebagai penanda aktivitasi identitas pengguna, dan SMS adalah data pesan bertipe asynchoronous yang artinya, pengiriman data dilakukan dengan mekanisme pengiriman pesan secara protocol (berasal dari satu sumber intruksional) yang mana pengirim dan penerima SMS tidak perlu berada dalam status berhubungan (connected/ online) satu sama lain ketika akan saling bertukar pesan SMS,

Batasan tersebut memberikan kesimpulan bahwa media handphone melalui SMS dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan pesan dalam format tes tertulis yang di tik oleh pengirimnya dengan pola kalimat yang tertstruktur yang dapat dipahami oleh penerima.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat atau variabel yang dipengaruhi oleh varibel bebas, dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah pemahaman struktur kalimat.

Struktur kalimat dalam penelitian ini berupa pola kalimat S-P-O-K-K, karena penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari pola kalimat S-P-O-K


(21)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah spesifikasi teknis dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan untuk mengukur setiap variabel penelitian.

a. Variabel bebas

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, variabel bebas dalam penelitian ini adalah media Handphone melalui SMS, karena media HP melalui SMS ini menjadi penyebab ada tidaknya peningkatan pemahaman struktur kalimat siswa tunarungu.

Media HP melalui SMS dalam penelitian berupa HP pada umumnya, dimana penggunaannya melalui HP yang digunakan siswa sehari-hari, untuk mengetahui kemampuannya peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam bentuk kalimat tanya.

Berikut ini merupakan tahap-tahap dari teknis pelaksanaan penelitian pemahaman struktur kalimat menggunakan HP melalui SMS, adalah sebagai berikut :

1) Peneliti mengirim pesan berupa kalimat tanya yang diketik pada HP.

2) Siswa tunarungu membalas pesan dari kalimat tanya yang diberikan oleh peneliti.

3) Peneliti mengkoreksi setiap kata yang ada pada kalimat balasan siswa tunarungu sesuai pola kalimat SPOKK.

b. Variabel terikat

Pemahaman struktur kalimat (S-P-O-K-K) menjadi variabel terikat dalam penelitian ini, dibatasi oleh indikator sebegai berikut:

1) Pola kalimat berdasarkan S-P-O-K-K.

2) Kata dalam kalimat utuh dalam arti tidak terjadi salah pengetikan seperti omisi, adisi, hesitasi, dsb.

3) Hasil pengetikan SMS siswa tunarungu dapat dimengerti oleh pembaca. B. Metode Penelitian.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif menggunakan metode eksperimen dengan penelitian subjek tunggal yang mana


(22)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti untuk mengetahui perubahan atau akibat yang terjadi dari suatu perlakuan.

Metode eksperimen dengan subjek tunggal atau lebih dikenal dengan istilah SSR (Single Subject Research) adalah suatu metode yang bertujuan memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya pengaruh atau perubahan yang terjadi dari suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. dengan tahapan A-1 (Baseline 1), B (Treatment), A-2 (Baseline 2.1).

Gambar 3.1 Desain A-B-A

Keterangan : a. A-1 (Baseline)

A-1 merupakan kondisi awal kemampuan subjek pemahaman struktur kalimat yang ditunjukkan dengan penyusunan pola kalimat berformat S-P-O-K-K sebelum mendapat perlakuan, untuk mengukur kemampuan digunakan tes tertulis bentuk soal pertanyaan. Fase ini dilakukan sebanyak 4x sesi setiap harinya dilakukan 1x sesi.

b. B (Intervensi)

Fase ini merupakan fase dimana subjek diberi perlakuan dalam proses pembelajaran pemahaman struktur kalimat yang ditunjukkan dengan penyusunan pola kalimat berformat S-P-O-K-K dengan menggunakan HP yang diketik melalui format SMS dengan beberapa repetisi, dilakukan sebanyak 8x sesi setiap harinya dilakukan 1x sesi .


(23)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. A-2 (Baseline)

Baseline (A-2) merupakan fase pengulangan kondisi dari fase A-1 setelah diberikan intervensi atau perlakuan, hal ini dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi sejauh mana perlakuan tersebut berpengaruh pada sasaran perilaku. Fase ini dilakukan sebanyak 4 sesi

Berdasarkan keterangan di atas maka desain A-B-A menjelaskan bahwa baseline (A) sebagai tahap yang dipakai untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki sisiwa tunarungu, intervensi (B) sebagai tahap dari proses pemberian perlakuan pada kemampuan yang diukur dengan diberlakukannya media HP melalui SMS , dan baseline (A-2) sebagai tahap evaluasi untuk mengetahui hasil setelah diberi perlakuan pada kemampuan yang telah diukur.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Baseline (A-1)

Prosedur dimulai dengan pengukuran target behavior (pemahaman struktur kalimat SPOKK siswa tunarungu) yang dilakukan sebanyak 4 kali sesi, data yang dikumpulkan dengan cara memberikan tes tertulis dengan bentuk soal pertanyaan yang diarahkan pada jawaban berpola SPOKK. Gambaran pencatatan yang digunakan pada baseline (A-1) adalah pencatatan produk permanen yang artinya setiap sesinya akan dicatat berapa kali hasil jawaban benar siswa, semua jawaban benar akan dihitung pada jumlah skor tiap sesinya, hal ini untuk mempermudah mengetahui kestabilan yang akan diukur melalui baseline (A-1).

b. Intervensi (B)

Dalam fase ini peneliti memberikan perlakuan menggunakan media HP berformat SMS yang dilakukan sebanyak 8 kali sesi. Pengukuran dan pencatatan kemampuan siswa dilakukan seperti hanya pengukuran dan pencatatan pada fase baseline (A-1).


(24)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah fase (B) selesai lakukan pengulangan tes seperti pada fase (A-1) yang dilakukan sebanyak 5 kali sesi tanpa menggunakan HP. Pengukuran dan pencatatannya seperti yang dilakukakan pada fase A-1 dan B.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah dua siswa SMPLB-B di SLB-B/C Tut Wuri Handayani, yang mengalami gangguan tingkat pendengaran pada taraf ringan. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit Cicendo diperoleh data tingat pendengaran 42db dan termasuk pada tingkat tunarungu ringan, siswa tersebut berinisial IN. IN adalah siswa kelas VIII SMPLB-B, dia termasuk siswa yang rajin dalam mengikuti segala kegiatan di sekolahnya. IN adalah siswa yang baik juga pendiam, peneliti tertarik kepada IN saat peneliti melakukan sedikit wawancara tentang IN. Guru kelas IN bernama Bapak Agus mengatakan bahwa IN termasuk anak yang rajin dan pintar, akan tetapi jika dia bertanya tentang masalah disekolahnya melalui telepon genggam atau handphone, SMS IN kurang dapat dimengerti kemana arah tujuan kalimat yang dia kirimkan melalui SMS. Namun ketika di ajak berbicara melalui bahasa verbal anak sedikit bisa mengatakan kata-kata yang dapat dipahami pendengar walaupun terbata-bata. Hal ini terbawa hingga saat anak menuliskan kalimat panjang seperti cerita tentang kesehariannya, ada beberapa kalimat yang kurang dapat dipahami atau rancu.

Subjek peneliti yang kedua berinisial RS, berbeda dengan IN, RS walaupun rajin mengikuti kegiatan belajar akan tetapi RS mengalami hambatan dalam berbahasa. RS kurang dapat berbahasa verbal, menyusun kalimat pun RS masih kurang dapat dipahami. Dengan dua subjek tersebut peneliti terpancing untuk terjun meneliti dan memberikan inovasi baru mengenai media belajar anak agar anak mampu meningkatkan kemampuan menyusun stuktur kalimat lebih baik. Peneliti mengajukan media handphone melalui fitur sms yang akan dikembangkan menjadi media yang diusahakan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam hal menyusun stuktur kalimat dengan menggunakan stuktur kalimat S-P-O-K-K.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu pengumpul data yang digunakan pada waktu penelitian (Arikunto, S. 2010 : 192). Instrumen atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, tes yang dimaksud adalah tes untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tunarungu ringan mengenai struktur pola kalimat (SPOKK) menggunakan tes


(25)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertulis dengan bentuk soal pertanyaan, selain itu peneliti melampirkan RPP yang menjelaskan proses pembelajaran menggunakan media HP, adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelititian ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi

Peneliti berupaya untuk menyesuaikan kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kemampuan anak, Kisi-kisi instrumen inilah yang menjadi acuan dalam pengukuran peningkatan pemahaman struktur kalimat siswa tunarungu yang menjadi subjek penelitian ini.

b. Penyusunan Rencana Program Pembelajaran

Penyusunan RPP disesuaikan dengan kisi-kisi yaitu berdasarkan pada kemampuan awal anak.

c. Kriteria penilaian

Kriteria penilaian dilakukan melalui tes tertulis dengan pertanyaan berjumlah 10 soal. setiap jawaban yang benar akan diberikan skor 1 dan setiap jawaban yang salah akan diberikan skor 0 (nol).

Setelah menyusun insttrumen penelitian maka peneliti mengadakan justifikasi instrument oleh tim ahli, validasi dan realibilitas

1) Justifikasi Instrumen Oleh Tim Ahli

Justifikasi instrument oleh tim ahli atau expert judgement bertujuan untuk melihat layak atau tidaknya instrument tersebut menjadi alat tes dalam penelitian. Proses justifikasi melibatkan 3 orang ahli diantaranya 1 dosen PLB-UPI dan 2 guru SLB-B Tut Wuri Handayani.

2) Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument” (Arikunto, 2010 : 211).

Merujuk pada pengertian tersebut maka validitas adalah ukuran ketepatan sebuah instrumen dalam megukur data agar data yang terkumpul tidak menyimpang.

Penelitian ini memilih validitas isi menggunakan teknik penilaian ahli dimana penilaian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan instrument yang telah disusun


(26)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti, data yang diperoleh dari penilaian tim ahli dinilai validitasnya menggunakan rumus sebagai berikut :

� = n

N x100%

Ket :

� : Jumlah cocok

� : Jumlah penilaian tim ahli P : Presentase

(Hasil penilaian validitas tersebut dilampirkan) 3) Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat kelayakan sebuah instrument sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya, dalam penelitian ini reliabilitas merujuk pada kelayakan intrumen untuk mengukur kemampuan membaca.

Instrumen yang baik harus dapat mengungkap data yang bisa dipercaya, oleh karena itu dalam penelitian ini instrument yang telah disusun dan diujicobakan, hal ini bertujuan untuk mengetahui reliabilitas instrument.

Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas internal, karena dalam uji coba instrument peneliti menganalisis data dari satu kali pengetesan. Metode yang digunakan adalah metode belah dua (Split Half Method) ganjil genap dengan cara menghitung korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

��= n XY −( X)( Y)

n X2−( X2) n Y2−( Y2) Keterangan :

rb = Koefisien korelasi n = Jumlah Siswa

X = Jumlah skor butir ganjil untuk setiap subjek Y = Jumlah skor butir ganjil untuk setiap subjek

= Jumlah hasil perkalian XY


(27)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan tes secara keseluruhan menggunakan rumus Spearmen- Brown dengan rumus sebagai berikut :

r = 2 �� 1 +�� Keterangan :

r = Koefisien internal seluruh item

rb = Korelasi product moment antar belahan Tingkat reabilitas data dianalisis dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria Interpretasi

0.00 – 0.20 Sangat rendah

0.21 – 0.40 Rendah

0.41 – 0.60 Cukup

0.61 – 0.80 Tinggi

0.81 – 1.00 Sangat Tinggi

Tabel di atas menunjukkan tingkat reabilitas sebuah instrument sebagai alat pengumpul data, sehingga instrument tersebut layak digunakan dalam sebuah penelitian

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah yaitu dengan sistem pencatatan produk permanen dimana data yang diperoleh berasal dari perilaku atau tindakan dari subjek, menggunakan pola desain A-B-A, yaitu persentase kemampuan subjek dalam memahami struktur kalimat berpola SPOKK .

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes tertulis dengan bentuk soal pertanyaan berjumlah 10 soal. Kriteria penilaian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah skor 1 (satu) diberikan jika siswa dapat menjawab soal dengan


(28)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar, dan skor 0 (nol) diberikan jika siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar. Data yang terkumpul maka skor akan dihitung dengan menggunakan rumus :

Persentase = Skor siswa

Skor Max � 100 %

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan akhir sebelum menarik kesimpulan dalam sebuah penelitian. Pada penelitian subjek tunggal (Single Subject Reseach) analisis data menggunakan statistik deskriptif sederhana Pengolahan dan penganalisisan data yang sudah dihimpun bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hasil intervensi. Analisis data disajikan melalui tampilan grafik, grafik yang digunakan adalah grafik garis dan bertujuan untuk memperjelas dan mempermudah dalam memahami data peningkatan pemahaman struktur kalimat (SPOKK) menggunakan media HP berformat SMS setelah diberikan perlakuan.

Beberapa komponen grafik garis adalah sebagai berikut (Sunanto, 2006:30) :

1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar untuk variabel bebas (sesi). 2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal untuk variabel terikat

(frekuensi).

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan Y sebagai titik awal skala. 4. Skala berupa garis-garis pendek X dan Y menunjukkan ukuran (presentase). 5. Label kondisi, menggambarkan konsisi baseline/ intervensi.

6. Garis perubahan kondisi merupakan garis vertikal menggambarkan perubahan setiap kondisi.

7. Judul grafik, bertujuan untuk memberi kejelasan hubungan antar 2 variabel. Langkah-langkah penganalisisan data adalah sebagai berikut:

1. Menskor hasil pengukuran data pada fase baseline (A-1) dari subjek pada setiap sesinya.

2. Menskor hasil pengukuran data pada fase intervensi (B) dari subjek pada setiap sesinya.

3. Menskor hasil pengukuran data pada fase baseline (A-2) dari subjek pada setiap sesinya.


(29)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Membuat tabel perhitungan dari setiap fase baseline (A-1 dan A-2) dan fase intervensi (B) pada subjek setiap sesinya.

5. Menjumlah semua skor pada fase baseline, intervensi pada subjek setiap sesinya. 6. Membandingkan skor-skor pada tiap fase dari subjek.

7. Membuat analisis dari grafik perkembangan menggunakan desain A-B-A untuk melihat sejauh mana perubahan kemampuan membaca pemahaman terjadi.


(30)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa media handphone melalui fitur SMS berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman struktur kalimat berpola S-P-O-K-K siswa tunarungu ringan anak yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini, yang ditunjukkan dengan meningkatnya mean level adapun kelebihan media SMS dalam penelitian ini adalah mampu meningkatkan minat siswa dalam membaca pemahaman, membuat atmosfir pembelajaran yang menyenangkan dan mampu mengatasi sifat pasif siswa saat kegiatan belajar mengajar sedangkan kelemahan media SMS dalam penelitian ini adalah membuat anak menjadi tidak tertarik mengalihkan perhatiannya untuk pelajaran lain dan tidak semua anak memiliki alat komunikasi yang dinamakan handphone.

B.Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru

Mengacu pada keberhasilan penelitian, media handphone dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai media pembelajaran, oleh karena media handphone dapat dimanfaatkan sebagai media yang dapat membantu permasalahan komunikasi siswa tunarungu baik dalam tata bahasa, maupun dalam melatih pembendaharaan kata.

2. Bagi Orang Tua

Media handphone melalui SMS dapat menjadi acuan untuk menimbulkan dan motivasi minat belajar siswa tunarungu ringan, selain membawa dampak negative juga dapat melatih siswa secara komunikatif jika penggunaannya digunakan dengan baik.


(31)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan media handpone dan tata bahasa siswa tunarungu dengan ragam yang berbeda sehingga penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang sudah ada.


(32)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M, Sudjadi. (1994). Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Alwi, H. et al. (1998). Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Alifin, Z. Dan Junaiyah. (2008). Sintaksis. Jakarta : Grafindo.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Budiono, Sari Kata Bahasa Indonesia. Jakarta : Nusantara.

Bunawan, L. Dan Yuwati, S. C. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.

Damaianti, S. V. Dan Sita Resmi, N. (2006). Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung : Pusat Literasi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI. Haryati, A. (2004). Studi Tentang Stuktur Kalimat Anak Tunarungu Dalam Bentuk Tulisan. Skripsi Pada Jurusan PLB FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan. Keraf, G. (1984). Tata Bahasa Indonesia. Jakarta : Nusa Indah.

Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. http://www.total.or.id/info.php?kk=short%20massage%20service

S. Permanarian. dan T, Didi. (2008). Definisi dan Klasifikasi Tunarungu. (online) Tersedia :

http://permanarian16.Blogspot.com/2008/04/definisi-dan-klasifikasi-tunarungu.html. (1 November 2009)

Sadja’ah, Edja. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Mendengar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Somad, P. dan Hernawati, T. (1996).Ortopedagogik Anak Tunarungu. Proyek Pendidikan Tenaga Guru, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan Tinggi.

Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung : Taristo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung : Alfabeta.


(33)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunanto, J. et.al. (2006). Penelitian dengan subjek tunggal. Bandung: UPI Press. Sunanto, J.et.al. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Tsukuba:

CRICED University of Tsukuba

Tarigan, G. H. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tarmansyah. (1996). Gangguan Komunikasi. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.


(1)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar, dan skor 0 (nol) diberikan jika siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar. Data yang terkumpul maka skor akan dihitung dengan menggunakan rumus :

Persentase = Skor siswa

Skor Max � 100 %

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan akhir sebelum menarik kesimpulan dalam sebuah penelitian. Pada penelitian subjek tunggal (Single Subject Reseach) analisis data menggunakan statistik deskriptif sederhana Pengolahan dan penganalisisan data yang sudah dihimpun bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hasil intervensi. Analisis data disajikan melalui tampilan grafik, grafik yang digunakan adalah grafik garis dan bertujuan untuk memperjelas dan mempermudah dalam memahami data peningkatan pemahaman struktur kalimat (SPOKK) menggunakan media HP berformat SMS setelah diberikan perlakuan.

Beberapa komponen grafik garis adalah sebagai berikut (Sunanto, 2006:30) :

1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar untuk variabel bebas (sesi). 2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal untuk variabel terikat

(frekuensi).

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan Y sebagai titik awal skala. 4. Skala berupa garis-garis pendek X dan Y menunjukkan ukuran (presentase). 5. Label kondisi, menggambarkan konsisi baseline/ intervensi.

6. Garis perubahan kondisi merupakan garis vertikal menggambarkan perubahan setiap kondisi.

7. Judul grafik, bertujuan untuk memberi kejelasan hubungan antar 2 variabel. Langkah-langkah penganalisisan data adalah sebagai berikut:

1. Menskor hasil pengukuran data pada fase baseline (A-1) dari subjek pada setiap sesinya.

2. Menskor hasil pengukuran data pada fase intervensi (B) dari subjek pada setiap sesinya.

3. Menskor hasil pengukuran data pada fase baseline (A-2) dari subjek pada setiap sesinya.


(2)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Membuat tabel perhitungan dari setiap fase baseline (A-1 dan A-2) dan fase intervensi (B) pada subjek setiap sesinya.

5. Menjumlah semua skor pada fase baseline, intervensi pada subjek setiap sesinya. 6. Membandingkan skor-skor pada tiap fase dari subjek.

7. Membuat analisis dari grafik perkembangan menggunakan desain A-B-A untuk melihat sejauh mana perubahan kemampuan membaca pemahaman terjadi.


(3)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa media handphone melalui fitur SMS berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman struktur kalimat berpola S-P-O-K-K siswa tunarungu ringan anak yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini, yang ditunjukkan dengan meningkatnya mean level adapun kelebihan media SMS dalam penelitian ini adalah mampu meningkatkan minat siswa dalam membaca pemahaman, membuat atmosfir pembelajaran yang menyenangkan dan mampu mengatasi sifat pasif siswa saat kegiatan belajar mengajar sedangkan kelemahan media SMS dalam penelitian ini adalah membuat anak menjadi tidak tertarik mengalihkan perhatiannya untuk pelajaran lain dan tidak semua anak memiliki alat komunikasi yang dinamakan handphone.

B.Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru

Mengacu pada keberhasilan penelitian, media handphone dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai media pembelajaran, oleh karena media handphone dapat dimanfaatkan sebagai media yang dapat membantu permasalahan komunikasi siswa tunarungu baik dalam tata bahasa, maupun dalam melatih pembendaharaan kata.

2. Bagi Orang Tua

Media handphone melalui SMS dapat menjadi acuan untuk menimbulkan dan motivasi minat belajar siswa tunarungu ringan, selain membawa dampak negative juga dapat melatih siswa secara komunikatif jika penggunaannya digunakan dengan baik.


(4)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan media handpone dan tata bahasa siswa tunarungu dengan ragam yang berbeda sehingga penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang sudah ada.


(5)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M, Sudjadi. (1994). Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Alwi, H. et al. (1998). Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Alifin, Z. Dan Junaiyah. (2008). Sintaksis. Jakarta : Grafindo.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Budiono, Sari Kata Bahasa Indonesia. Jakarta : Nusantara.

Bunawan, L. Dan Yuwati, S. C. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.

Damaianti, S. V. Dan Sita Resmi, N. (2006). Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung : Pusat Literasi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI. Haryati, A. (2004). Studi Tentang Stuktur Kalimat Anak Tunarungu Dalam Bentuk Tulisan. Skripsi Pada Jurusan PLB FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan. Keraf, G. (1984). Tata Bahasa Indonesia. Jakarta : Nusa Indah.

Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. http://www.total.or.id/info.php?kk=short%20massage%20service

S. Permanarian. dan T, Didi. (2008). Definisi dan Klasifikasi Tunarungu. (online) Tersedia : http://permanarian16.Blogspot.com/2008/04/definisi-dan-klasifikasi-tunarungu.html. (1 November 2009)

Sadja’ah, Edja. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Mendengar.

Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Somad, P. dan Hernawati, T. (1996).Ortopedagogik Anak Tunarungu. Proyek Pendidikan Tenaga Guru, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan Tinggi.

Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung : Taristo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung : Alfabeta.


(6)

IRMALITA PURNAMASARI, 2013

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunanto, J. et.al. (2006). Penelitian dengan subjek tunggal. Bandung: UPI Press. Sunanto, J.et.al. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Tsukuba:

CRICED University of Tsukuba

Tarigan, G. H. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tarmansyah. (1996). Gangguan Komunikasi. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.