PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA (KATARSIS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 4 METRO PUSAT

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA (KATARSIS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN

MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A

SD NEGERI 4 METRO PUSAT Oleh

LIA DEVIANA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat. Salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangan adalah dengan permainan. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Permainan Bahasa (Katarsis).

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang difokuskan pada situasi kelas. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Alat pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes hasil belajar. Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui model pembelajaran Permainan Bahasa (Katarsis) dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat semakin meningkat, pada siklus I sebesar 65,36%, siklus II sebesar 74,22%, dan pada siklus III sebesar 83,45%. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 8,86%, sedangkan pada siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 9,23%. Begitu pula dengan keterampilan membaca pemahaman siswa meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I sebesar 61,54%, siklus II sebesar 73,08%, dan pada siklus III sebesar 88,46%. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 11,54%, sedangkan pada siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 15,38%.

Berdasarkan hasil temuan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan agar guru kelas IV Sekolah Dasar dapat menggunakan model pembelajaran Permainan Bahasa (Katarsis) dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa dapat meningkat.

Kata kunci: aktivitas, keterampilan, membaca pemahaman, permainan bahasa (katarsis).


(2)

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai model, motivator, fasilitator, inovator dan manajer. Dalam pembelajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan. Selain itu, guru hendaknya mampu membangkitkan semangat belajar siswa dalam memilih strategi yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Melalui proses pembelajaran yang bermutu, siswa akan memperoleh kematangan pribadi yang handal. Untuk mencapai pribadi yang matang, setiap individu manusia memerlukan sejumlah kecakapan dan keterampilan tertentu yang harus dikembangkan melalui proses pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

Bahasa merupakan salah satu keterampilan terpenting manusia untuk memungkinkan unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi ini. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca, dan menulis (Lerner dalam Abdurrahman, 2003: 183). Menurut Ownes (dalam Abdurrahman, 2003: 183) bahasa merupakan kode


(3)

atau sistem konvensional yang disepakati secara sosial untuk menyajikan berbagai pengertian melalui penggunaan simbol-simbol sembarang(arbitrary symbols) dan tersusun berdasarkan aturan yang telah ditentukan. Melalui bahasa, manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman dalam rangka meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam lingkungan yang lebih luas. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia di semua tingkat pendidikan sangat penting.

Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia, para siswa diajak untuk berlatih dan belajar berbahasa melalui aspek keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan memiliki keterampilan berbahasa Indonesia secara baik dan benar, kelak anak diharapkan menjadi generasi yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya.

Depdiknas (2006: 4) mengemukakan pembelajaran keterampilan berbahasa bukan semata-mata menambah keterampilan siswa menggunakan bahasa Indonesia, melainkan juga meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial sebagai penunjang dalam mempelajari semua bidang studi. Pada salah satu keterampilan berbahasa yang tidak kalah penting dalam kehidupan pelajar dan mahasiswa adalah keterampilan membaca.


(4)

Bond (dalam Abdurrahman, 2003: 200) mengemukakan bahwa membaca merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membangun sejumlah pengetahuan. Manusia tidak mungkin membaca tanpa menggerakkan mata dan menggunakan pikiran. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan pada seluruh proses belajar.

Keterampilan membaca berkaitan secara langsung dengan seluruh proses belajar siswa di SD. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca siswa salah satunya adalah keterampilan membaca pemahaman.

Membaca pemahaman merupakan membaca yang tujuan utamanya untuk memahami bacaan secara tepat dan cepat. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami isi informasi yang disajikan dalam berbagai teks bacaan. Dengan demikian guru dituntut untuk menyiapkan bacaan yang memuat informasi yang relevan untuk siswa-siswanya. Untuk dapat melaksanakan semua itu guru harus kreatif dan inovatif.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat, diperoleh keterangan bahwa hasil belajar pada mata


(5)

pelajaran bahasa Indonesia masih rendah. Hasil ini terlihat pada hasil ulangan harian bahasa Indonesia di semester genap TP 2011/2012 dengan jumlah 26 siswa, sebanyak 11 siswa telah tuntas belajar dengan persentase 42,31% sedangkan 15 siswa belum tuntas belajar dengan persentase 57,70%. Berdasarkan data tersebut masih ada nilai siswa yang belum memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Hal itu diduga kuat akibat guru bahasa Indonesia belum menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan salah satunya yaitu penggunaan permainan bahasa (katarsis). Kebanyakan guru belum melibatkan siswa secara aktif dan kreatif sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan membaca berlangsung monoton dan membosankan. Guru mengungkapkan bahwa bila siswa diberikan pertanyaan dari isi teks bacaan yang telah dibaca, jawaban tersebut sering menyimpang, sebagian besar jawaban siswa tidak benar dan siswa merasa kurang percaya diri untuk menjawab serta mengajukan pendapatnya ketika siswa diberikan pertanyaan dan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dikuasai. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terlihat kekurangmampuan siswa dalam keterampilan membaca untuk memahami isi suatu teks bacaan.

Berdasarkan data yang telah peneliti uraikan, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman bagi siswa kelas IV A SDN 4 Metro Pusat. Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa adalah dengan menggunakan permainan bahasa (katarsis) sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa dalam keterampilan membaca suatu teks bacaan. Permainan bahasa mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk memperoleh


(6)

kegembiraan sebagai fungsi bermain, dan untuk melatih keterampilan berbahasa tertentu sebagai materi pelajaran. Setiap permainan terdapat unsur rintangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut berupa masalah yang harus diselesaikan. Bahkan dapat berupa kompetisi yang memunculkan potensi baru. Tantangan tersebut dapat melatih keterampilan berbahasa siswa.

Penggunaan bentuk-bentuk permainan dalam pembelajaran akan memberi suasana yang menyenangkan dalam proses belajar, sehingga proses belajar siswa dilakukan tanpa adanya keterpaksaan, tetapi justru belajar dengan rasa senang hati. Selain itu, dengan bermain siswa dapat berbuat lebih santai. Dengan cara santai tersebut, sel-sel otak siswa dapat berkembang akhirnya siswa dapat menyerap informasi dari teks bacaan yang telah dibaca oleh siswa dan siswa juga dapat memperoleh kesan yang mendalam terhadap materi pelajaran. Materi pelajaran dapat disimpan terus dalam ingatan jangka panjang. Dengan cara demikian, pembelajaran keterampilan membaca pun menjadi sajian materi yang selalu dirindukan dan dinantikan oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat

judul “Penggunaan Permainan Bahasa (katarsis) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:

1.2.1 Rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat pada proses pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dari fakta bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan jumlah 26 siswa, sebanyak 11 siswa telah tuntas belajar dengan persentase 42,31% sedangkan 15 siswa belum


(7)

tuntas belajar dengan persentase 57,70%. Berdasarkan data tersebut masih ada nilai siswa yang belum memenuhi standar KKM yang ditetapkan yaitu 65.

1.2.2 Guru belum menggunakan permainan bahasa (katarsis) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa.

1.2.3 Sebagian siswa bila menjawab pertanyaan guru, jawabannya sering menyimpang.

1.2.4 Guru belum melibatkan siswa secara aktif dan kreatif sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan membaca berlangsung monoton dan membosankan berakibat pada aktivitas siswa menjadi rendah.

1.3 Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar penelitian dapat terarah dan terfokus secara cermat. Masalah tersebut difokuskan sebagai berikut.

“Penggunaan permainan bahasa (katarsis) sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam pembelajaran bahasa Indonesia”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1.4.1 Bagaimanakah penggunaan permainan bahasa (katarsis) secara tepat untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam membaca pemahaman pada proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat?

1.4.2 Bagaimanakah penggunaan permainan bahasa (katarsis) secara tepat untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat?


(8)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.5.1 Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui permainan bahasa(katarsis).

1.5.2 Peningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui permainan bahasa(katarsis).

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1.6.1 Bagi siswa

Dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan permainan bahasa (katarsis)pada siswa SD Negeri 4 Metro Pusat.

1.6.2 Bagi guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan permainan bahasa(katarsis)secara tepat.

1.6.3 Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui penggunaan permainan bahasa (katarsis) sebagai inovasi pembelajaran yang dapat berlangsung aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan khususnya dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman.

1.6.4 Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan permainan bahasa (katarsis) dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Indonesia.


(9)

2.1 Pengertian Permainan Bahasa

Pada hakikatnya, permainan adalah aktivitas yang memiliki keterampilan dan memiliki peranan penting dalam pemerolehan bahasa dan wahana bagi anak untuk belajar mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemuinya dengan cara yang menggembirakan. Apabila keterampilan yang diperoleh dalam permainan itu berupa keterampilan bahasa tertentu, permainan tersebut dinamakan permainan bahasa (Soepamo dalam Suyatna, 2008: 122). Permainan bahasa mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk memperoleh kegembiraan sebagai fungsi bermain, dan untuk melatih keterampilan berbahasa tertentu sebagai materi pelajaran. Bila ada permainan menggembirakan tetapi tidak melatih keterampilan berbahasa, tidak dapat disebut permainan bahasa. Permainan bahasa harus memenuhi kedua syarat, yaitu menggembirakan dan melatih keterampilan berbahasa.

Permainan bahasa tidak dimaksudkan untuk mengukur atau mengevaluasi hasil belajar siswa. Kalaupun dipaksakan, bukan alat evaluasi yang baik, sebab permainan bahasa tersebut mengandung unsur spekulasi yang cukup besar (Soepamo, dalam Suyatna, 2008: 122). Hal tersebut dapat dimengerti, sebab sekelompok anak, atau seorang anak yang menang dalam


(10)

permainan belum tentu secara utuh mencerminkan siswa yang pandai. Demikian juga, siswa yang kalah dalam permainan, belum tentu mencerminkan siswa yang kurang pandai. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu permainan. Ada beberapa faktor penentu keberhasilan permainan bahasa. Menurut Soepamo (dalam Suyatna, 2008: 122) ada empat faktor yang menentukan keberhasilan permainan bahasa di kelas, yaitu: (1) faktor situasi dan kondisi, (2) faktor peraturan permainan, (3) faktor pemain, dan (4) faktor pemimpin permainan.

Situasi dan kondisi apa pun sebenarnya permainan bahasa dapat dilakukan. Namun, agar efektif, tetap saja harus memperhatikan situasi dan kondisi. Permainan bahasa yang menimbulkan suara gaduh kepada kelas yang lain, tentu tidak menguntungkan. Demikian juga, permainan bahasa yang terlalu sering atau permainan yang terlalu memakan waktu lama akan membosankan siswa.

Permainan bahasa dalam pelaksanaannya memiliki kelebihan dan kekurangan. Soepamo (dalam Suyatna, 2008: 123) mengungkapkan adanya kelebihan dan kekurangan permainan bahasa. Sebagai kelebihan permainan bahasa ialah: (a) permainan bahasa sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, (b) aktivitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tetapi juga mental, (c) dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (d) dapat memupuk rasa solidaritas dan kerjasama, (e) dengan permainan materi lebih mengesankan sehingga sukar dilupakan. Sedangkan kekurangan permainan bahasa ialah: (a) bila jumlah siswa SD terlalu banyak akan sulit untuk melibatkan seluruh siswa dalam permainan, (b) tidak semua materi dapat dilaksanakan melalui permainan, (c) permainan banyak mengandung unsur spekulasi sehingga sulit untuk dijadikan ukuran yang terpercaya.


(11)

2.1.1 Jenis-jenis Permainan dalam Pembelajaran

Menurut Suyatno (2005: 13) ada dua jenis permainan dalam pembelajaran. Permainan yang pertama mengarah pada permainan yang digunakan untuk pendidikan. Permainan tersebut digunakan dengan tujuan tertentu. Kedua jenis permainan dalam proses belajar yang memang digunakan semata-mata sebagai ”permainan murni”, yakni apa yang disebut ”pemecah kebekuan” (ice breaker) atau ”pembangkit semangat” (energizer). Permainan tersebut bukan untuk membahas suatu topik tertentu, tetapi hanya untuk menghidupkan suasana, misalnya, ketika para peserta didik mulai lelah, mengantuk, atau bosan.

Dua jenis permainan dalam pembelajaran di atas, yang akan digunakan/dipilih oleh peneliti dalam PTK ini adalah permainan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas IV SD yaitu permainan yang digunakan untuk pendidikan.

2.1.2 Manfaat Permainan Bahasa dalam Pembelajaran

Permainan yang tepat dapat membuat pembelajaran menyenangkan dan menarik, dapat menguatkan pembelajaran, dan bahkan menjadi semacam ujian. Kesenangan bermain yang tidak terhalang melepaskan segala macam endorfin positif dalam tubuh seseorang, melatih kesehatan, dan membuat seseorang merasa hidup sepenuhnya. Bagi banyak orang, ungkapan kehidupan dan kecerdasan kreatif yang paling tinggi di dalam diri seseorang tercapai dalam sebuah permainan. Permainan belajar (learning games) yang menciptakan atmosfer menggembirakan dan


(12)

membebaskan kecerdasan penuh dan tak terhalang dapat memberi banyak sumbangan.

Menurut Suyatno (2005: 14) permainan belajar, jika dimanfaatkan secara bijaksana, dapat:

1. Menyingkirkan “keseriusan” yang menghambat. 2. Menghilangkan stres dalam lingkungan belajar. 3. Mengajak orang terlibat penuh.

4. Meningkatkan proses belajar. 5. Membangun kreativitas diri.

6. Mencapai tujuan dengan ketidaksabaran. 7. Meraih makna belajar melalui pengalaman. 8. Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar.

Suyatno (2005: 15) mengemukakan pembelajaran tidak selalu membutuhkan permainan, dan permainan sendiri tidak selalu mempercepat pembelajaran. Akan tetapi, permainan yang dimanfaatkan dengan bijaksana dapat menambah variasi, semangat, dan minat pada sebagian program belajar. Seperti semua teknik belajar, permainan bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan sarana untuk mencapai tujuan, yaitu meningkatkan pembelajaran. Terkadang permainan bisa menarik, cerdik, menyenangkan, dan sangat memikat, namun tidak memberi hasil penting pada pembelajaran. Jika demikian, permainan tersebut hanya membuang-buang waktu dan harus ditinggalkan. Jika sebuah permainan menghasilkan peningkatan dalam pembelajaran dan prestasi belajar, digunakan. Jika tidak, tinggalkan permainan tersebut.

2.1.3 Permainan Dapat Menambah Nilai

Kemaslah permainan dengan baik. Kemasan tersebut harus memberikan nilai tambah bagi ketercapaian belajar peserta didik. Berikut


(13)

rambu-rambu agar permainan belajar dapat menjadi efektif dan bernilai tambah bagi belajar peserta didik (Suyatno, 2005: 15).

a. Permainan harus terkait langsung dengan tempat belajar. Kaitkan permainan belajar dengan tempat belajar, baik itu bentuk, fungsi, situasi, maupun iklim yang akan digunakan. Permainan terbaik adalah yang terkait dengan tempat belajar sehingga dapat memberi nilai bagi perolehan pengetahuan, menguatkan sikap, dan mendorong tindakan yang penting bagi keberhasilan belajar.

b. Permainan harus dikemas agar dapat mengajari pembelajar cara berpikir, mengakses informasi, bereaksi, memahami, berkembang, dan menciptakan nilai dunia nyata bagi siswa. c. Permainan harus memberikan kebebasan kepada peserta didik

untuk bekerjasama dan berkreasi (setiap persaingan dalam permainan haruslah antar-tim, bukan antar-individu).

d. Permainan harus menarik dan menantang, namun tidak sampai membuat orang kecewa dan kehilangan akal.

e. Permainan harus dapat menyediakan cukup waktu untuk merenung, memberikan umpan balik, berdialog, dan berintegrasi bagi peserta didik.

f. Permainan hendaklah sangat menyenangkan dan mengasyikkan, namun tidak sampai membuat pembelajar tampak bodoh atau dangkal. (permainan yang dangkal dapat merugikan pembelajar).

Beberapa rambu-rambu permainan belajar di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa permainan terbaik adalah yang terkait dengan tempat belajar sehingga dapat memberi nilai bagi perolehan pengetahuan bagi keberhasilan belajar.

2.1.4 Macam-macam Permainan Bahasa (Katarsis)

Permainan sebagai media pendidikan memerlukan keterampilan sendiri yang harus dimiliki guru. Keterampilan tersebut memerlukan semacam “kajian” terlebih dahulu; seperti membaca bahan-bahan teoretis yang ada, kasus-kasus nyata, mencari contoh-contoh yang relevan, menyusun aturan permainan, menyiapkan alat permainan, dan seterusnya.


(14)

Dengan demikian permainan akan menjadi efektif asalkan kemampuan dan keterampilan teknis metodologis dimiliki oleh guru. Caranya, guru menggunakan rancangan permainan yang sudah pernah ada dan sudah terbukti efektif digunakan. Untuk itu guru dapat mengubah dan menyesuaikan secara kreatif disesuaikan dengan aspek keterampilan membaca yang akan ditekankan dan dievaluasi.

Jenis permainan bahasa yang akan digunakan guru dalam pembelajaran disesuaikan dengan kegiatan membaca yang diharapkan (memahami isi teks bacaan melalui membaca pemahaman). Agar permainan dapat terarah dalam pelaksanaan pembelajaran dan tercapai tujuan sesuai dengan harapan, guru harus memiliki permainan bahasa yang relevan.

Permainan bahasa memiliki berbagai macam dan model. Macam dan model permainan bahasa yang berkaitan dengan keterampilan membaca pemahaman menurut Suyatno (2005: 44) antara lain:

1. Kolom Kata Kalimat. Alat-alat yang digunakan dalam permainan ini berupa teks bacaan/wacana, karton, dan alat tulis. Kegiatan berikut dapat membantu siswa mengenal apa yang dimaksud kata dan kalimat. Guru membagikan teks bacaan kepada setiap kelompok. Siswa membaca teks bacaan “Tanaman Cabai”. Guru membuat dua kolom yang akan diisi kata dan kalimat dalam selembar karton. Tiap siswa menerima lembar tersebut. Pada kolom kata siswa menuliskan kata-kata yang sulit kemudian siswa memaknai kata-kata tersebut dalam kamus/ensiklopedi. Pada kolom kalimat siswa menuliskan kalimat yang ditentukan dari pikiran pokok pada setiap paragraf teks bacaan. Setelah selesai menuliskan ke dalam kolom dan menyeleksinya, siswa


(15)

melaporkan hasilnya. Kelompok yang paling banyak menuliskan kata dan kalimat secara cepat karena dibatasi waktu, kelompok tersebutlah pemenangnya.

2. Cup Asyik. Alat yang digunakan dalam permainan ini berupa teks bacaan/wacana dan kartu berbentuk persegi. Dengan menggunakan permainan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap teks bacaan yang telah dibacanya, melalui pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks bacaan tersebut. Siswa membagi kelompok. Guru membagikan teks bacaan pada masing kelompok dan masing-masing kelompok diminta untuk membacakan teks bacaan“Kegemaran yang Dapat Merusak”. Guru memberikan masing-masing kelompok setumpuk kartu yang dibentuk persegi yang telah dituliskan berbagai jawaban pada kartu. Guru memberikan sebuah pertanyaan. Kemudian siswa membuka kartu. Apabila kelompok menjumpai adanya pasangan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru, kelompok yang cepat menemukan jawaban pada kartu yang sesuai dengan pertanyaan tersebut hendaknya kelompok berteriak“cup asyik”.

3. Botol Jawaban (melengkapi bacaan). Alat yang digunakan dalam permainan ini berupa teks bacaan/wacana, botol, dan karton. Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok dibagikan suatu teks bacaan “Mengenal Kopi” dan siswa diminta untuk membaca teks bacaan tersebut. Setelah diberikan waktu untuk membaca, teks bacaan tersebut dikumpulkan kembali. Dengan menggunakan media karton guru menempelkan di papan tulis sebuah paragraf bacaan yang telah dirumpangkan kalimatnya. Dengan menggunakan botol yang di


(16)

dalamnya terdapat beberapa jawaban yang telah disediakan oleh guru. Botol tersebut dioper dari satu siswa ke siswa yang lainnya dengan menggunakan lagu yang telah diubah syairnya. Bila botol berhenti bersamaan dengan lagu yang dinyanyikan, kelompok diminta untuk mengeluarkan jawaban yang terdapat di dalam botol kemudian meletakkan jawaban tersebut sesuai dengan paragraf atau bacaan rumpang yang telah disediakan guru di papan tulis. Fasilitator dan siswa yang lain dapat mengomentari jawaban bila perlu. Bila jawaban salah atau tidak sesuai, permainan diteruskan sampai ada kelompok yang dapat menjawab benar. Jika kelompok yang menjawab paling banyak benar maka kelompok tersebutlah pemenangnya.

Permainan Kolom Kata Kalimat, Cup Asyik, dan Botol Jawaban, merupakan jenis permainan yang akan digunakan/dipilih oleh peneliti dalam PTK dari siklus I sampai siklus III.

2.2 Aktivitas Belajar

2.2.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 23) aktivitas adalah keaktifan, kegiatan. Kunandar (2010: 277), aktivitas adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perbuatan, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Meyer (2002: 90) menyatakan aktivitas belajar sebagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk mengubah perilakunya melalui pengalaman yang diperoleh secara langsung dalam proses belajar dan pembelajaran. Sedangkan Hamalik (dalam Susanti, 2009: 28), menyatakan


(17)

bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengalaman tertentu dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2.3 Pengertian Keterampilan Membaca

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1180), keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Muttaqin (dalam http://saiful muttaqin.Blogspot.com, tanggal akses 30 Desember 2011.@ 15.00), keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar. Keterampilan dirancang sebagai proses belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat dan tepat melalui belajar.

Broto (dalam Abdurrahman, 2003: 200) mengemukakan bahwa membaca merupakan kegiatan berbahasa berupa proses melisankan dan mengolah bahan bacaan secara aktif, membaca juga merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Membaca bukan hanya mengungkapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan. Sedangkan keterampilan membaca adalah keterampilan reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru (Marahimin dalam Suwarjo, 2008: 94).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah kemampuan seseorang untuk


(18)

memperoleh informasi, ilmu atau pengetahuan melalui proses belajar yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

2.3.1 Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan membaca secara umum adalah untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dari teks yang dibacanya, yang mencakup isi dan memahami makna bacaan. Berkaitan dengan tujuan membaca, Tarigan (2008: 9–10) mengungkapkan beberapa tujuan membaca yaitu:

a. Membaca untuk menemukan atau memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details of facts).

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

c. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for sequence or organization).

d. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

e. Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).

f. Membaca untuk menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).

g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).

Beberapa tujuan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa membaca memiliki tujuan yang sangat penting bagi semua pembaca. Tujuan membaca tersebut antara lain untuk mencari informasi tentang suatu hal, mengetahui secara mendetail dan menyeluruh isi bacaan, serta menilai kebenaran suatu gagasan isi bacaan yang ditulis oleh pengarang dalam bentuk teks.


(19)

2.3.2 Jenis-jenis Membaca

Tarigan (2008: 13-14) mengungkapkan jenis-jenis membaca ditinjau dari bersuara atau tidaknya si pembaca, ketika seseorang membaca dapat digolongkan menjadi dua, yaitu membaca nyaring (aloud reading) dan membaca dalam hati (silent reading). Penjelasan ini didasarkan pada perbedaan tujuan yang akan dicapai.

Membaca nyaring (aloud reading) adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, siswa, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Dalam membaca nyaring faktor suara perlu diperhatikan secara baik, karena membaca ini berkaitan dengan si pendengarnya. Membaca nyaring yang baik menuntut agar pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena pembaca haruslah melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar.

Membaca dalam hati (silent reading) faktor suara tidak terlalu diperhatikan, karena hanya dimanfaatkan untuk diri sendiri dan dipandang hanya untuk tujuan yang bersifat pemahaman. Dalam kegiatan membaca ini pembaca hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory) yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Membaca ini sebagai kunci bagi semua ilmu pengetahuan, karena dalam kegiatan membaca apa pun orang pasti menggunakan jenis membaca dalam hati. Membaca dalam hati dibagi atas membaca ekstensif dan membaca intensif. Membaca ekstensif adalah


(20)

membaca secara luas yang objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin, karena tujuannya untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat. Jenis membaca yang termasuk dalam membaca ekstensif adalah membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan jenis membaca intensif adalah membaca secara studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas dengan tujuan untuk latihan pola-pola kalimat, latihan kosakata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi. Jenis membaca yang termasuk dalam membaca intensif adalah membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Kegiatan membaca telaah isi meliputi kegiatan membaca pemahaman, membaca kritis, membaca ide-ide. Sedangkan kegiatan membaca telaah bahasa meliputi membaca bahasa dan membaca sastra.

Berdasarkan pembagian jenis-jenis membaca menurut Tarigan tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca banyak sekali jenisnya. Dari jenis membaca tersebut, dapat diketahui bahwa jenis membaca tersebut memiliki ciri dan karakter yang berbeda-beda antara jenis membaca yang satu dengan jenis membaca yang lainnya. Lebih lanjut Abdurrahman (2003: 203) mengatakan bahwa pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pembelajaran membaca di SD dibagi menjadi dua jenis, yaitu membaca permulaan untuk kelas rendah dan membaca lanjut untuk kelas tinggi. Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I Sekolah Dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran membaca lanjut di SD umumnya terjadi pada saat siswa telah duduk di kelas IV atau V SD.


(21)

Dua jenis membaca di atas, yang akan digunakan/dipilih oleh peneliti dalam PTK ini adalah membaca yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas IV SD yaitu membaca pemahaman dalam membaca intensif.

2.4 Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman termasuk dalam membaca telaah isi yaitu proses membaca yang memerlukan pemahaman atau kecermatan si pembaca terhadap teks yang dibacanya. Membaca jenis ini lebih menekankan pada proses menelaah isinya secara mendalam, sehingga si pembaca dituntut untuk lebih konsentrasi terhadap teks yang dibacanya.

Menurut Rubin (dalam Sutarjo, http://tarjo2009.blogspot.com/2009 /03/hakekat-membaca-proses-membaca-jenis_8558.html, tanggal akses 19 Februari 2011. @ 15.30), bahwa membaca pemahaman adalah proses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan. Dengan demikian, dalam proses membaca diperlukan suatu pemahaman yang tinggi dari pembacanya agar dapat memahami isi dari teks bacaan yang dibacanya.

Moesono (dalam Widyaningsih, http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/colle ct/skripsi/archives/HASH1ee5.dir/doc.pdf, tanggal akses 17 Februari 2011. @ 14.05), juga mengungkapkan bahwa untuk mencapai pemahaman yang optimal ada beberapa kemampuan yang harus dikembangkan pada siswa, yaitu:

“(1) siswa harus sudah mencapai keterampilan membaca (Reading Skills) yang terdiri atas kemampuan persepsi, kemampuan atensi, dan identifikasi kata, (2) keterampilan reading comperhension atau pemahaman membaca, (3) membekali siswa dengan keterampilan belajar, (4) memberi latihan membaca fluent dan speed (lancar dan cepat), (5) mengembangkan minat yang besar untuk membaca, memotivasi membaca, dan mengembangkan membaca untuk kesenangan pada siswa, yaitu unsur-unsur afektif dalam kegiatan membaca”.


(22)

Alexander (dalam Widiyanti, http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collec t/skripsi/archives/HASH9845/94d73d6e.dir/doc.pdf, tanggal akses 19 Februari 2011. @ 16.16), berpendapat bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca pemahaman adalah bahan bacaan. Bahan bacaan yang memiliki kesukaran tinggi akan menjadi kendala bagi siswa dalam memahami bahan bacaan. Sebaliknya siswa akan dapat memahami secara baik bahan bacaan yang tergolong mudah. Oleh sebab itu, bahan bacaan yang akan disajikan hendaklah dipilih yang memiliki tingkat keterbacaan tinggi, bentuk kalimat yang efektif, tidak ada unsur asing yang tidak perlu, dan memiliki pola penalaran yang runtut.

Membaca pemahaman dalam membaca intensif sebagai kegiatan membaca dalam hati. Membaca dalam hati adalah cara atau teknik membaca tanpa suara. Membaca dalam hati lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata. Tujuan membaca dalam hati ialah melatih kemampuan siswa dalam memahami isi wacana/bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk keperluan studi dan menambah ilmu pengetahuan/informasi. Setelah siswa membaca, siswa diberikan tugas untuk menjawab pertanyaan, kemudian bacaan ditutup. Pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran. Guru hendaknya tidak hanya memberikan pertanyaan ingatan atau sebaliknya hanya memberi pertanyaan pikiran saja. Pertanyaan ingatan menanyakan tentang isi bacaan sedangkan pertanyaan pikiran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami/ menanggapi seluruh isi bacaan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah proses membaca yang memerlukan kecermatan atau


(23)

ketelitian seseorang untuk memahami dan mengerti isi teks bacaan yang dibacanya untuk membangun sejumlah pengetahuan.

2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan

Permainan Bahasa (Katarsis)

Langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman dengan permainan bahasa (katarsis) adalah:

a. Kegiatan Awal

1. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi materi pembelajaran, menyusun aturan permainan, menyiapkan alat permainan, program semester, silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan lembar kerja siswa.

2. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti

1. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok, kemudian guru memberi penjelasan dan contoh cara melakukan permainan bahasa yang akan dilakukan dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman.

2. Siswa dituntun untuk membaca teks wacana dengan permainan bahasa agar mereka mengerti dan senang dengan belajar membacanya, sehingga tidak jenuh serta berdiskusi kelompok dengan mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum paham.


(24)

3. Guru berkeliling dan memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan atau kesulitan-kesulitan yang muncul atau dialami oleh para siswa sekaligus mengontrol jalannya proses interaksi antarsiswa.

4. Siswa mengerjakan tugas permainan bahasa pada lembar kerja sesuai soal-soal perintah dalam permainan bahasa yang dilakukan.

5. Masing-masing kelompok mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.

c. Kegiatan Akhir

1. Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara bersama-sama dan menjadikan lebih bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

2. Siswa diberi penguatan dengan harapan siswa akan termotivasi untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran membaca bahasa Indonesia dengan membaca buku bacaan di perpustakaan, membaca buku teks yang berkaitan, atau melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan materi pembelajaran membaca (Adaptasi dari Arsyad, 2002: 46).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksankan pembelajaran membaca pemahaman dengan permainan bahsa (katarsis), ada tiga langkah kegiatan yang dilaksanakan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir serta beberapa hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan sehingga nantinya dalam pelaksanaan kegiatannya benar-benar sesuai dengan yang diharapkan.

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu: ”Apabila dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan Permainan Bahasa (Katarsis) maka aktivitas dan


(25)

keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dapat meningkat”.


(26)

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas (Kunandar, 2010: 10).

3.2 Setting Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV A SDN 4 Metro Pusat, dengan jumlah siswa 26 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 4 Metro Pusat, tepatnya di Jalan Mr. Gele Harun Kecamatan Metro Pusat.

c. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2011/2012 selama 7 bulan dari bulan Agustus sampai bulan Februari.


(27)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.

3.3.1 Teknik Tes

Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwanti, dkk. 2008: 2.26). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia dengan permainan bahasa (katarsis) pada kelas IVA SD Negeri 4 Metro Pusat khususnya tes kemampuan membaca dalam memahami isi bacaan. Data yang terkumpul melalui teknik tes berupa data kuantitatif.

3.3.2 Teknik Nontes

Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi baik secara langsung maupun tidak langsung (Poerwanti, dkk. 2008: 2.26). Secara sederhana, observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data (Kerlinger dalam Aunnurrahman, dkk. 2009: 8-20). Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan permainan bahasa (katarsis) pembelajaran di kelas akan lebih efektif, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung.


(28)

3.4 Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan lembar observasi.

3.4.1 Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui kemampuan keterampilan membaca siswa dalam memahami isi bacaan/teks bacaan pada pembelajaran bahasa Indonesia.

3.4.2 Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa maupun peneliti saat pembelajaran dilaksanakan/ berlangsung.

3.4.3 Dokumentasi, digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas belajar siswa dan juga aktivitas kinerja guru selama proses pembelajaran.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara mengumpulkan data untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang akan diajarkan guru yaitu keterampilan membaca dalam memahami isi bacaan siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat.

a. Analisis Kualitatif

a) Rumus analisis aktivitas belajar siswa

100

SM

R

NP


(29)

Keterangan:

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2002)

b) Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran

Keterangan:

86% - 100% = Baik sekali 71% - 85% = Baik 56% - 70% = Cukup 41% - 55% = Kurang 32% - 40% = Sangat Kurang

Adaptasi dari Departemen Pendidikan Nasional (dalam Www.Sdn-Cisarua .Sch.Id/....Guru....Guru..../265-Penilaian-Kinerja-Guru.Html. Tanggal akses 01 [email protected]).

b. Analisis Kuantitatif

Digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang akan diajarkan guru yaitu keterampilan membaca dalam memahami isi bacaan dan penilaian proses membaca siswa. Adapun aspek yang dinilai meliputi: 1) kemampuan menemukan pikiran pokok setiap paragraf, 2) menangkap isi teks bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat, 3) menceritakan kembali teks bacaan dengan bahasanya sendiri/kata-katanya sendiri, 4) menjawab pertanyaan


(30)

dengan lengkap. Teknik penyekoran proses keterampilan membaca (terlampir). Data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut:

a) Ketuntasan Individual

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor/ item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes

b) Ketuntasan Klasikal

Keterangan:

KK = Ketuntasan Klasikal STB = Siswa yang Tuntas Belajar SS = Seluruh Siswa


(31)

3.6 Indikator Keberhasilan Pembelajaran

Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika:

3.6.1 Adanya peningkatan persentase aktivitas siswa dan kinerja guru disetiap siklusnya mencapai persentase sebesar≥76%.

3.6.2 Adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa secara klasikal mencapai minimal ≥76% dari seluruh siswa mencapai kategori baik/ skor≥71.

3.6.3 Adanya peningkatan persentase evaluasi hasil belajar siswa setiap siklusnya mencapai persentase sebesar ≥76% dari seluruh siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. (diadaptasi dari Depdiknas, 2008: 5).

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian yang digunakan adalah berupa rangkaian langkah-langkah berbentuk spiral yang dikemukakan Kemmis (Wiriaatmadja, 2006: 66) yaitu setiap langkah/siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama dilakukan pada tahap perencanaan (planing). Dilanjutkan dengan tindakan (action) disertai dengan pengamatan (observing). Ebut (dalam Aunurrahman, dkk. 2009: 3.6) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan-tindakan tersebut. Selanjutnya kegiatan refleksi (reflect) melalui diskusi antarpeneliti yang akan mengahasilkan rencana


(32)

perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. Siklus tindakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.


(33)

Gambar: Modifikasi dari Wardhani (2007: 2.4).

3.9 Urutan Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Perencanaan I

SIKLUS I

Pengamatan I

Perencanaan II

SIKLUS II

Pengamatan II

Perencanaan III

SIKLUS III

Pengamatan III

Pelaksanaan I Refleksi I

Pelaksanaan II Refleksi II

Pelaksanaan III Refleksi III


(34)

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk

kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan

Materi pembelajaran pada siklus I dengan pokok bahasan “Pikiran Pokok”. Adapun permainan bahasa (katarsis) yang dilakukan adalah “Kolom Kata Kalimat”.

Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus I adalah sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang sesuatu yang berhubungan

dengan pikiran pokok sebagai apersepsi untuk menggiring pemikiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran tentang Pikiran Pokok.

b. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama lagu yang berhubungan dengan Pikiran Pokok berjudul “Menanam Jagung” yang telah diganti syairnya.

c. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari bersama.

d. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang pikiran pokok dengan menggunakan media (tulisan berupa paragraf yang dituliskan pada karton).

e. Siswa membentuk kelompok kerja siswa yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 orang.


(35)

f. Guru membagikan alat-alat (teks bacaan dan karton) yang diperlukan dalam permainan kepada setiap kelompok.

g. Dengan permainan “Kolom Kata Kalimat” siswa menuliskan kolom kata dan kalimat dari teks bacaan yang telah dibaca oleh siswa sebelumnya, kemudian menuliskan sebanyak-banyaknya pada masing-masing kolom yang telah disediakan. Sebelumnya guru memberitahukan aturan mainnya.

h. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya. i. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju membacakan hasil

kerja kelompok yaitu menentukan kata dan kalimat dalam setiap paragraf bacaan.

j. Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.

k. Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk dinilai.

l. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan di sekolah.

m. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan oleh siswa sebelumnya.

n. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan tadi.

Berdasarkan kajian hasil tes tersebut guru bersama observer merumuskan kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus I sebagai koreksi yang dijadikan bahan pertimbangan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

3. Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini guru meminta bantuan kepada observer untuk mengadakan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran.


(36)

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan maupun kelemahan atau kekurangan. Bila itu adalah kelemahan atau kekurangan yang dilakukan oleh peneliti dalam siklus pertama, maka dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus ke dua. Sedangkan kebaikan yang sudah dilakukan pada siklus pertama perlu dipertahankan untuk siklus ke dua dan untuk seterusnya dijadikan contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan datang. Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar.

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan

Materi pembelajaran pada siklus II “Membuat Ringkasan”. Adapun permainan bahasa (katarsis) yang dilakukan adalah “Cup Asyik”. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus II adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang sesuatu yang berhubungan dengan memahami teks untuk membuat ringkasan sebagai apersepsi untuk menggiring pemikiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran tentang memahami teks.


(37)

b. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama lagu yang berhubungan dengan memahami teks berjudul “Bermain Layang-layang” yang telah diganti syairnya.

c. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari bersama.

d. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang memahami teks dengan menggunakan media (teks bacaan) serta bagaimana membuat sebuah ringkasan pada sebuah bacaan.

e. Siswa membentuk kelompok kerja siswa yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 orang.

f. Guru membagikan teks bacaan pada masing-masing kelompok. g. Masing-masing kelompok membaca teks bacaan tersebut.

h. Setelah selesai dibaca, teks bacaan dikumpulkan kembali di atas meja guru.

i. Guru membagikan kepada masing-masing kelompok setumpuk kartu yang telah dituliskan jawabannya pada kartu tersebut.

j. Guru memberikan sebuah pertanyaan. Kemudian siswa membuka kartu. Jika jawaban dalam kartu sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa langsung berteriak “cup asyik”. Permainan dilakukan sampai pertanyaan habis terjawab.

k. Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.

l. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan di sekolah.

m. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan oleh siswa sebelumnya.

n. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan tadi.


(38)

3. Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini guru meminta bantuan kepada observer untuk mengadakan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi

Dalam tahap refleksi ini juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan pada siklus yang pertama. Hasil dari siklus ini akan dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan siklus berikutnya yaitu siklus yang ketiga.

Siklus III

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar.

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan

Materi pembelajaran pada siklus III “Melengkapi Kalimat”. Adapun permainan bahasa (katarsis) yang dilakukan adalah “Botol Jawaban”. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus III adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang sesuatu yang berhubungan dengan petunjuk pemakaian benda sebagai apersepsi untuk menggiring pemikiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran tentang kalimat sesuai EYD.


(39)

b. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama lagu yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, berjudul “Lihat Kebunku” yang telah diganti syairnya.

c. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari bersama.

d. Guru menjelaskan materi pembelajaran. tentang bagaimana membuat kalimat yang baik dan benar.

e. Guru memberikan teks bacaan pada masing-masing siswa, kemudian meminta siswa untuk menuliskan paragraf yang telah dirumpangkan. f. Siswa membacakan hasilnya di depan kelas. Kegiatan ini dilakukan

secara bergantian.

g. Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.

h. Siswa membentuk kelompok kerja siswa yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 orang.

i. Guru membagikan teks bacaan kepada masing-masing kelompok. j. Masing-masing kelompok membaca teks bacaan tersebut dan

diminta untuk memahami isi dari teks bacaan tersebut.

k. Melalui permainan siswa bersama-sama bernyanyi dengan memegang botol yang berisi jawaban yang di oper dari satu siswa ke siswa yang lainnya, setelah nyanyian berhenti kelompok yang memegang botol tersebut dituntut untuk meletakkan jawaban yang sesuai pada paragraf yang telah dirumpangkan. Namun sebelumnya guru memberitahukan aturan mainnya.

l. Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan jawaban dari jawaban yang telah siswa ambil.


(40)

n. Fasilitator dan siswa yang lain dapat mengomentari jawaban bila perlu. Permainan diteruskan sampai ada kelompok yang dapat menjawab benar.

o. Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.

p. Kelompok yang paling banyak menjawab benar maka kelompok tersebutlah pemenangnya.

q. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan di sekolah.

r. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan oleh siswa sebelumnya.

s. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan tadi.

3. Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini guru meminta bantuan kepada observer untuk mengadakan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi

Dalam tahap refleksi ini juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan pada siklus yang kedua, namun bila hasil dari siklus ini diharapkan sudah tercapai maka tindakan dalam siklus III dihentikan. Namun meskipun siklus III telah selesai dan semua aspek yang diamati sudah meningkat, tetapi bukan berarti proses pembelajaran sudah sempurna. Guru harus tetap mempertahankan kondisi kelas seperti waktu penelitian, sehingga tetap dilaksanakan untuk waktu yang akan datang, tidak berhenti sampai disini.


(41)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Pembelajaran menggunakan permainan bahasa (katarsis) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam membaca pemahaman. Hal ini sesuai dengan hasil rekapitulasi atau pembahasan dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar (65,36%), siklus II sebesar (74,22%), dan siklus III sebesar (83,45%). Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (8,86%), dan peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar (9,23%).

5.1.2 Pembelajaran menggunakan permainan bahasa (katarsis) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat. Pada siklus I persentase ketuntasan sebesar (61,54%), siklus II sebesar (73,08%), dan pada siklus III sebesar (88,46%). Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (11,54%), dan peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar (15,38%).


(42)

5.1.3 Setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan permainan bahasa (katarsis) dapat meningkatkan kinerja guru. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar (59,68%), siklus II sebesar (75,61%), dan siklus III sebesar (86,24%). Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (15,93%), dan peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar (10,63%).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil simpulan penelitian di atas, berikut ini disampaikan beberapa saran yaitu:

5.2.1 Kepada Siswa, hendaknya senantiasa memperkaya ilmu pengetahuan dengan membudayakan kegiatan membaca agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

5.2.2 Kepada Guru, hendaknya dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru dapat menggunakan model permainan bahasa (katarsis) sebagai alternatif dalam pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi, minat siswa, serta pembelajaran yang menyenangkan untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran.

5.2.3 Kepada Sekolah, diimbau dapat memfasilitasi guru dalam pengembangan model pembelajaran di kelas agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.


(43)

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 4 METRO PUSAT

(Skripsi)

Oleh:

LIA DEVIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(44)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACAPEMAHAMAN DALAMPEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 4 METRO PUSAT

Oleh

LIA DEVIANA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat. Salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangan adalah dengan permainan. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Permainan Bahasa (Katarsis).

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang difokuskan pada situasi kelas. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Alat pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes hasil belajar. Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui model pembelajaran Permainan Bahasa (Katarsis) dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat semakin meningkat, pada siklus I sebesar 65,36%, siklus II sebesar 74,22%, dan pada siklus III sebesar 83,45%. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 8,86%, sedangkan pada siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 9,23%. Begitu pula dengan keterampilan membaca pemahaman siswa meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I sebesar 61,54%, siklus II sebesar 73,08%, dan pada siklus III sebesar 88,46%. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 11,54%, sedangkan pada siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 15,38%.

Berdasarkan hasil temuan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan agar guru kelas IV Sekolah Dasar dapat menggunakan model pembelajaran Permainan Bahasa (Katarsis) dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa dapat meningkat.

Kata kunci: aktivitas, keterampilan, membaca pemahaman, permainan bahasa (katarsis).


(45)

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 4 METRO PUSAT

Oleh

LIA DEVIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(46)

MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 4 METRO PUSAT

Nama Mahasiswa : LIA DEVIANA

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713053035

Program Studi : S1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd. NIP 19551222 197903 1 003

Dra. Sulistiasih, M.Pd. NIP 19550508 198103 2 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(47)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd. ...

Sekretaris : Dra. Sulistiasih, M.Pd. ...

Penguji Utama : Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(48)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lia Deviana

NPM : 0713053035

Program Studi : S1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian yang berjudul

“Penggunaan Permainan Bahasa (Katarsis) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa

Kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat” adalah benar-benar hasil karya sendiri.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya, dan apabila di kemudian hari ternyata tidak benar, saya bersedia dituntut berdasarkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 19 Oktober 2011 Yang Membuat Pernyataan


(49)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Kota Gajah pada tanggal 19 September 1989, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bapak Zulkifli, S.Sos (Alm.) dan Ibu Nuriah.

Pendidikan peneliti dimulai dari Taman Kanak-kanak PGRI Metro diselesaikan tahun 1995. Peneliti melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Metro Timur diselesaikan tahun 2001. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Metro diselesaikan tahun 2004. Pada tahun 2004/2005 peneliti melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Metro dan lulus tahun 2007. Pada tahun 2007/2008 peneliti diterima sebagai mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(50)

Dan Bahwasannya Seseorang Manusia Tidak

Memperoleh Selain Apa yang Telah

Diusahakannya

(QS. An-Najm (53): 39).

Sesungguhnya sesudah kesulitan

itu ada kemudahan

(Q.S Alam Nasyrah: 6).

Disiplin dalam bertugas, dewasa dalam

bertindak, dan dinamis


(51)

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Alwi, Hasasan, dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Yrama Widya. Bandung.

Arsyad, Ashar. 2002. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada Karya Aksara. Jakarta.

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Darisman. 2006.Mari Belajar Bahasa Indonesia.Yudhistira. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran.Dikti. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Balai Pustaka. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. www.sdn-cisarua. sch.id/....guru.... guru ..../265-penilaian-kinerja-guru.html, (tanggal akses 01 Februari 2011. @ 11.15).

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.PT Rajawali Pers. Jakarta.

Meyer, Dave. 2002.The Achelerated Learning Handbook. Kaifa. Bandung. Mulyasa. 2006.Kurikulum yang Disempurnakan.Rosda. Bandung.

Muttaqin, Saiful. 2008. Pengertian Keterampilan. http://saifulmuttaqin.Blogspot/ 2008/01pembelajaran-keterampilan.html, (tanggal akses 30 Desember 2011. @ 15.00).


(52)

Nur’aini, Umri. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD Kelas V. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Nurcholis, Hanif. 2007. Sasebi Saya Senang Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung.

Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Standar Kompetensi Lulusan dan Spesifikasi Ujian Akhir SMP/MTS. http://smpn12magelang.site90.net/webayangan/ soalweb/BIN-smp-04.pdf. (Tanggal akses 29 Maret 2011. @ 13.20).

Rofi’uddin, Ahmad. & Darmiyati, Zuchdi. 1998/1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Ditjen Dikti Proyek PGSD IBRD: LOAN 3496-IND. Jakarta.

Sunyono. 2005. Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Susanti, Yeni. 2009. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 1 Rama Nirwana. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sutarjo. 2009.Membaca dan Berbagai Aspeknya.http: //tarjo 2009. blogspot.com /2009/03/hakekat-membaca-proses-membaca-jenis_8558.html, (Tanggal akses, Sabtu 19 Februari 2011. @ 15.30).

Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Surya Pena Gemilang. Malang.

Suyatna, Agus. 2008. Model Pembelajaran PAIKEM. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suyatno. 2005. Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra. PT Grasindo. Jakarta.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.

Wardani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.


(53)

Warsidi, Edi & Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Widiyanti, Indriani. 2005. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Pada Siswa Kelas IVd SD PL Bernardus Semara ng Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi.Unes.http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/ collect/skripsi/archives/HASH9845/94d73d6e.dir/doc.pdf, (Tanggal akses 19 Februari 2011. @ 16.16).

Widyaningsih, Tri. 2007. Peningkatan Keterampilan Membaca Diagram Melalui Pendekatan PAKEM Dengan Media Overhead Transparans Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Watukumpul Pemalang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Unes. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/ archives/HASH1ee5.dir/doc.pdf, (Tanggal akses 17 Februari 2011. @ 14.05).


(54)

i

Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT penguasa alam semesta, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, memberikan akal dan semangat untuk senantiasa bertawakal. Sholawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Dengan rasa syukur dan kerendahan hati kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

1. Papaku tercinta Zulkifli, S.Sos (Alm.) dan Mamaku tersayang Nuriah yang selalu menuntunku dalam akhlak Islam, yang selalu mendoakan setulus hati pada setiap langkah dan tujuanku, selalu memberi semangat dan selalu menanti kesuksesanku.

2. Kakak sepupuku Haidir Ali dan ketiga adikku tersayang Eva Restiana, Anggun Selvyana, dan Syntia Fitriana, yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepadaku.

3. Bapak dan Ibu dosenku tercinta yang selalu memberikan ilmu yang bermanfaat dan dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan motivasi.

4. Zahrial Yudha Prawira, yang selalu memberikan motivasi dan semangat. Jadilah yang terbaik bagi keluarga dan masa depan.


(55)

ii Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Penggunaan Permainan Bahasa (Katarsis) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat”

adalah salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Pada kesempatan ini peneliti ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Haryanto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.


(56)

iii

kesempatan dan kemudahan kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya penelitian skripsi ini.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP S1 PGSD Metro yang telah memberi kemudahan dan arahan kepada peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu dalam hal akademik.

7. Bapak Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I skripsi yang dengan sabar dan senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan motivasi, sehingga peneliti semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak atas segala nasihat yang telah diberikan.

8. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang dengan sabar dan senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan dukungan dan masukan kepada peneliti.

9. Ibu Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan saran yang membangun terhadap substansi skripsi ini.

10. Seluruh dosen, staf administrasi, penjaga ruang baca, dan seluruh karyawan FKIP S1 PGSD, terimakasih atas bantuan dan jasa-jasa yang telah diberikan kepada peneliti.


(57)

iv peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Ibu Dewi Wati, selaku guru di SD Negeri 4 Metro Pusat yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan membantu peneliti selama melakukan penelitian. 13. Seluruh guru, staf administrasi, dan seluruh karyawan di SD Negeri 4 Metro Pusat yang telah memberikan kemudahan dan motivasi yang membangun kepada peneliti.

14. Keluarga besarku, terimakasih atas segala bantuan dan motivasi yang telah diberikan. Semoga tali silahturahmi kita tetap terjaga.

15. Teman-teman dekatku, Revi, Nia, Kokom, Uti, Devi Yulita, Risti, Uus, Jeni, Rini, Maya, Apri, terimakasih atas doa dan dukungannya.

16. Teman-teman angkatan 2007, semoga kita semua bisa menjadi guru yang profesional.

17. Seluruh adik-adik tingkatku, jadilah kebanggaan bagi almamater kita tercinta Universitas Lampung.

Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Metro, 19 Oktober 2011 Peneliti


(58)

v

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1...Latar Belakang Masalah... 1

1.2...Identifikasi Masalah ... 5

1.3...Batasan Masalah ... 6

1.4...Rumusan Masalah ... 6

1.5...Tujuan Penelitian ... 7

1.6...Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Permainan Bahasa... 8

2.1.1...Jenis-jenis Permainan dalam Pembelajaran ... 10

2.1.2...Manfaat Permainan Bahasa dalam Pembelajaran... 10

2.1.3...Permainan Dapat Menambah Nilai ... 11

2.1.4... Macam-macam Permainan Bahasa (katarsis) ... 12

2.2 Aktivitas Belajar ... 15

2.2.1...Pengertian Aktivitas Belajar... 15

2.3 Pengertian Keterampilan Membaca... 16

2.3.1 Tujuan Membaca ... 17

2.3.2 Jenis-jenis Membaca ... 18

2.4 Membaca Pemahaman ... 20

2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Permainan Bahasa (Katarsis)... 22


(59)

vi

3.1...Rancangan Penelitian ... 24 3.2...Setting

Penelitian ... 24 3.3...Teknik

Pengumpulan Data ... 25 3.4...Alat

Pengumpulan Data ... 26 3.5...Teknik

Analisis Data... 26 3.6...Indikator

Keberhasilan Pembelajaran... 29 3.7...Prosedur

Penelitian ... 29 3.8... ... ... ...Urutan

Tindakan Penelitian ... 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1...Hasil Penelitian ... 38 4.1.1...Profil SD

Negeri 4 Metro Pusat ... 38 4.1.2...Deskripsi

Awal ... 40 4.1.3...Pelaksanaan

Kegiatan Pembelajaran Siklus I, II, dan III... 41 4.1.3.1...Siklus I

... 41 4.1.3.2...Siklus II

... 59 4.1.3.3...Siklus III

... 74 4.2...Hasil

Analisis Siklus I,II, dan III ... 88 4.2.1...Aktivitas

Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 88 4.2.2...Kinerja

Guru dalam Proses Pembelajaran ... 90 4.2.3...Hasil

Keterampilan Membaca Siswa dalam Proses

Pembelajaran ... 93 4.2.4 Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran... 94 4.3...Pembahasa


(60)

vii

Guru dalam Proses Pembelajaran ... 98 4.3.3...Hasil

Keterampilan Membaca Siswa dalam Proses

Pembelajaran ... 99 4.2.4...Hasil

Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1...Kesimpula n ... 101 5.2...Saran

... 102 DAFTAR PUSTAKA


(61)

viii Tabel

Halaman

4.1...Data keadaan guru SD Negeri 4 Metro Pusat ... 39 4.2...Reka pitulasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 ... 45 4.3...Reka pitulasi kinerja guru pada siklus I pertemuan 1 ... 46 4.4...Reka pitulasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ... 52 4.5...Reka pitulasi kinerja guru pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ... 53 4.6...Reka pitulasi evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I... 55 4.7...Rekap

itulasi nilai keterampilan membaca pemahaman siswa siklus I... 56 4.8...Rekap

itulasi rata-rata perolehan nilai proses membaca pemahaman tiap aspek

pada siklus I ... 56 4.9...Reka

pitulasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1... 62 4.10...

Rekapitulasi kinerja guru pada siklus II pertemuan 1 ... 63 4.11...

Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1 dan 2... 68 4.12...

Rekapitulasi kinerja guru pada siklus II pertemuan 1 dan 2 ... 69 4.13...

Rekapitulasi evaluasi hasil belajar siswa siklus II... 70 4.14...

Rekapitulasi nilai keterampilan membaca pemahaman siswa siklus II... 71 4.15...

Rekapitulasi rata-rata perolehan nilai proses membaca pemahaman tiap aspek

pada siklus II... 72 4.16...Rekap

itulasi aktivitas siswa pada siklus III pertemuan 1 ... 76 4.17...Reka pitulasi kinerja guru pada siklus III pertemuan 1 ... 77


(62)

ix

itulasi kinerja guru pada siklus III pertemuan 1 dan 2... 83 4.20...Reka pitulasi evaluasi hasil belajar siswa siklus III... 85 4.21...Rekap

itulasi nilai keterampilan membaca pemahaman siswa siklus III ... 86 4.22...Rekap

itulasi rata-rata perolehan nilai proses membaca pemahaman tiap aspek

pada siklus III ... 86 4.23...

Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus I, II, dan III... 88 4.24 Rekapitulasi persentase kinerja guru dalam proses pembelajaran pada

siklus I, II, dan III ... 91 4.25 Rekapitulasi peningkatan nilai keterampilan membaca siswa

dalam proses pembelajaran... 93 4.26...


(63)

x

Grafik Halaman

4.1...Rekapitula si presentase aktivitas siswa siklus I, II dan III ... 90 4.2...Rekapitula si persentase kinerja guru siklus I, II, dan III ... 92 4.3...Rekapitula

si peningkatan nilai keterampilan membaca pemahaman

siswa dalam proses pembelajaran ... 94 4.4...Rekapitula

si nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran

membaca pemahaman dengan menggunakan model permainan


(64)

xi

Lampiran Halaman

1...Surat Izin Penelitian... 106 2....Surat Izin Pernyataan ... 108 3....Surat

Keterangan Penelitian ... 109 4...Pemetaan SK/KD... 110 5....Silabus

Bahasa Indonesia Kelas IV SD ... 111 6...Jadwal

Penelitian Tindakan Kelas... 112 7...Rencana

Perbaikan Pembelajaran Siklus I... 113 8....Format

Penilaian Proses Membaca... 133 9...Daftar Hadir

Siklus I... 134 10....Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 135 11....Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 136 12...Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ... 137 13....Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ... 139 14...Daftar Nilai

pre-testSiklus I Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 141 15....Hasil


(65)

xii

Siklus I ... 143 17...Dafta

r Nilaipost-testSiklus I Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 145 18....Lembar

Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 146 19...Foto

Pembelajaran pada Siklus I ... 149 20....Rencana

Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 150 21....Format

Penilaian Proses Membaca... 167 22...Daftar Hadir

Siklus II ... 168 23....Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1... 169 24...Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2... 170 25....Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1... 171 26....Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2... 173 27...Daftar Nilai

pre-testSiklus II Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 175 28...Hasil

Keterampilan Membaca Siswa Siklus II ... 176 29...Hasil

Penilaian Komponen-komponen Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat pada

Siklus II ... 177 31...Daftar Nilai

post-testSiklus II Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 179 32....Lembar

Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 180 33...Foto


(1)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman 4.1...Data

keadaan guru SD Negeri 4 Metro Pusat ... 39 4.2...Reka pitulasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 ... 45 4.3...Reka pitulasi kinerja guru pada siklus I pertemuan 1 ... 46 4.4...Reka pitulasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ... 52 4.5...Reka pitulasi kinerja guru pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ... 53 4.6...Reka pitulasi evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I... 55 4.7...Rekap

itulasi nilai keterampilan membaca pemahaman siswa siklus I... 56 4.8...Rekap

itulasi rata-rata perolehan nilai proses membaca pemahaman tiap aspek

pada siklus I ... 56 4.9...Reka

pitulasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1... 62 4.10...

Rekapitulasi kinerja guru pada siklus II pertemuan 1 ... 63 4.11...

Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1 dan 2... 68 4.12...

Rekapitulasi kinerja guru pada siklus II pertemuan 1 dan 2 ... 69 4.13...

Rekapitulasi evaluasi hasil belajar siswa siklus II... 70 4.14...

Rekapitulasi nilai keterampilan membaca pemahaman siswa siklus II... 71 4.15...

Rekapitulasi rata-rata perolehan nilai proses membaca pemahaman tiap aspek

pada siklus II... 72 4.16...Rekap


(2)

4.18...Rekap itulasi aktivitas siswa pada siklus III pertemuan 1 dan 2... 82 4.19...Rekap

itulasi kinerja guru pada siklus III pertemuan 1 dan 2... 83 4.20...Reka pitulasi evaluasi hasil belajar siswa siklus III... 85 4.21...Rekap

itulasi nilai keterampilan membaca pemahaman siswa siklus III ... 86 4.22...Rekap

itulasi rata-rata perolehan nilai proses membaca pemahaman tiap aspek

pada siklus III ... 86 4.23...

Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus I, II, dan III... 88

4.24 Rekapitulasi persentase kinerja guru dalam proses pembelajaran pada

siklus I, II, dan III ... 91

4.25 Rekapitulasi peningkatan nilai keterampilan membaca siswa

dalam proses pembelajaran... 93 4.26...


(3)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1...Rekapitula si presentase aktivitas siswa siklus I, II dan III ... 90 4.2...Rekapitula si persentase kinerja guru siklus I, II, dan III ... 92 4.3...Rekapitula

si peningkatan nilai keterampilan membaca pemahaman

siswa dalam proses pembelajaran ... 94 4.4...Rekapitula

si nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran

membaca pemahaman dengan menggunakan model permainan


(4)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1...Surat Izin Penelitian... 106 2....Surat Izin Pernyataan ... 108 3....Surat

Keterangan Penelitian ... 109 4...Pemetaan SK/KD... 110 5....Silabus

Bahasa Indonesia Kelas IV SD ... 111 6...Jadwal

Penelitian Tindakan Kelas... 112 7...Rencana

Perbaikan Pembelajaran Siklus I... 113 8....Format

Penilaian Proses Membaca... 133 9...Daftar Hadir

Siklus I... 134 10....Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 135 11....Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 136 12...Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ... 137 13....Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ... 139 14...Daftar Nilai

pre-testSiklus I Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 141 15....Hasil


(5)

16...Hasil Penilaian Komponen-komponen Keterampilan Membaca

Pemahaman Siswa Kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat pada

Siklus I ... 143 17...Dafta

r Nilaipost-testSiklus I Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 145 18....Lembar

Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 146 19...Foto

Pembelajaran pada Siklus I ... 149 20....Rencana

Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 150 21....Format

Penilaian Proses Membaca... 167 22...Daftar Hadir

Siklus II ... 168 23....Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1... 169 24...Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2... 170 25....Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1... 171 26....Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2... 173 27...Daftar Nilai

pre-testSiklus II Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 175 28...Hasil

Keterampilan Membaca Siswa Siklus II ... 176 29...Hasil

Penilaian Komponen-komponen Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat pada

Siklus II ... 177 31...Daftar Nilai

post-testSiklus II Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 179 32....Lembar

Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 180 33...Foto


(6)

34...Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III ... 184 35....Format

Penilaian Proses Membaca... 203 36...Daftar Hadir

Siklus III ... 204 37....Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 1... 205 38....Lembar

Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 2... 206 39...Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 1... 207 40....Lembar

Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 2... 209 41...Daftar Nilai

pre-testSiklus III Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 211 42....Hasil

Keterampilan Membaca Siswa Siklus III... 212 43...Hasil

Penilaian Komponen-komponen Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat pada

Siklus III ... 213 44....Daftar Nilai

post-testSiklus III Siswa Kelas IV A

SD Negeri 4 Metro Pusat ... 215 45....Lembar

Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus III... 216 46...Foto