PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DENGAN PEMBELAJARAN BIASA DI KELAS VIII SMP TRI JAYA MEDAN T.P. 2014/2015.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN
PENDEKATANPEMBELAJARANMATEMATIKAREALISTIK
(PMR) DENGAN PEMBELAJARAN BIASA DI
KELASVIIISMPTRIJAYAMEDANT.P.2014/2015

Oleh:
Zita Srikandi Sinaga
NIM 4103111087
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

i


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan kasihNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa
yang Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
dengan Pembelajaran Biasa di Kelas VIII SMP Tri Jaya Medan T.P.
2014/2015”, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Katrina Samosir, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak
Drs.W. L. Sihombing, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar
Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan FMIPA, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan memberikan
kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Darnah Suzaeni
Purba, S.Pd selaku Kepala SMP Tri Jaya Medan, Ibu Marlina Sinaga, S.Pd selaku
guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu penulis selama

v

melaksanakan penelitian, dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai SMP
Tri Jaya Medan.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda tersayang

P.M. Sinaga dan Ibunda tercinta M. Simbolon, yang selalu memberikan limpahan
kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai
harganya demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta Abang
Nico dan Adik tersayang Ayu yang begitu banyak memberikan doa dan motivasi,
semangat, bantuan serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di
UNIMED serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan,
semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Terima kasih juga buat sahabat penulis yaitu Tung’s Family (Nanda, Priska,
Puji, Santika, Renata, Ria, Rista, Siska, Tri Dwi, Vera) yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan semangat
dan dukungan dan teman-teman sekelas Matematika Reguler Dik C’10 yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa memberi dukungan berupa doa
dan semangat serta menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam tangis
maupun tawa.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari
segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis
berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.


Medan,
Penulis

Agustus 2014

Zita Srikandi Sinaga
NIM. 4103111087

vi

DAFTAR ISI
Halaman

Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii


Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Tabel

ix

Daftar Gambar

x


Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah

1

1.2.

Identifikasi Masalah

7

1.3.


Batasan Masalah

7

1.4.

Rumusan Masalah

7

1.5.

Tujuan Penelitian

8

1.6.

Manfaat Penelitian


8

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.

Hasil Belajar

9

2.2.

Pembelajaran

12

2.3.

Pembelajaran Matematika

13


2.4.

Pendekatan Pembelajaran

14

2.5.

Pendekatan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

15

2.5.1. Prinsip-Prinsip Pendekatan Pendekatan Pembelajaran

17

Matematika Realistik
2.5.2. Karakteristik Pendekatan Pendekatan Pembelajaran Matematika


19

Realistik
2.5.3. Langkah-Langkah Pendekatan Pendekatan Pembelajaran

21

vii

Matematika Realistik
2.5.4. Konsep Pembelajaran dalam Pendekatan Pembelajaran

24

Matematika Realistik
2.5.5. Teori yang Melandasi Pendekatan Pembelajaran Matematika

25

Realistik

2.5.6. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran

27

Matematika Realistik
2.6.

Pembelajaran Biasa

30

2.7.

Materi Pelajaran

32

2.7.1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

32

2.7.2. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

35

2.7.3. Aplikasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

40

2.8.

Penelitian Relevan

41

2.9.

Kerangka Konseptual

42

2.10. Hipotesis

43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.

Jenis Penelitian

44

3.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian

44

3.3.

Populasi dan Sampel

44

3.3.1. Populasi

44

3.3.2. Sampel

44

3.4.

45

Prosedur dan Rancangan Penelitian

3.4.1 Prosedur Penelitian

45

3.4.2 Rancangan Penelitian

46

3.5

47

Variabel Penelitian

3.5.1. Variabel Bebas

47

3.5.2. Variabel Terikat

47

3.5.3. Variabel Kontrol

47

3.5.4. Variabel Tidak Terkontrol

47

3.6.

48

Definisi Operasional

viii

3.7.

Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

49

3.7.1. Instrumen

49

3.7.2. Teknik Pengumpulan Data

50

3.8.

53

Teknik Analisis Data

3.8.1. Uji Normalitas

53

3.8.2. Uji Homogenitas

54

3.8.3. Uji Hipotesis

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskripsi Data Hasil Penelitian

56

4.1.1 Nilai Posttes Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

56

4.2

58

Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Normalitas Data

58

4.2.2 Uji Homogenitas Data

58

4.2.3 Pengujian Hipotesis

59

4.3

59

Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

63

5.2

Saran

63

Daftar Pustaka

64

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik 21
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Biasa

32

Tabel 3.1 Desain Penelitian

47

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Posttes

49

Tabel 4.1 Data Nilai Posttes Kelas VIII-A dan VIII-B

56

Tabel 4.2 Nilai Posttes Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

57

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data dengan Lilliefors

58

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas

58

Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttes

59

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1

67

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 2

99

Lampiran 3

Lembar Kerja Siswa I

123

Lampiran 4

Lembar Kerja Siswa II

131

Lampiran 5

Kisi-kisi Posttes

137

Lampiran 6

Soal Tes Akhir (Posttes)

138

Lampiran 7

Kunci Jawaban Soal Tes Akhir (Posttes)

141

Lampiran 8

Perhitungan Validitas Tes

142

Lampiran 9

Data Validitas Soal Posttes

144

Lmapiran 10 Perhitungan Reliabilitas Tes

146

Lampiran 11 Data Validitas Soal Posttes

147

Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

149

Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda Soal

150

Lampiran 14 Data Nilai Posttes Siswa

152

Lampiran 15 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Simpangan Baku

153

Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas

155

Lampiran 17 Perhitungan Uji Homogenitas

158

Lampiran 18 Perhitungan Uji Hipotesis

159

Lampiran 19 Daftar Nama Siswa

161

Lampiran 20 Dokumentasi

164

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi
pembangunan suatu bangsa dan negara. Dengan adanya pendidikan maka akan
tercipta suatu masyarakat yang pintar, intelek, dan memiliki kemampuan berpikir
tinggi. Di samping itu dengan adanya pendidikan akan tercipta pula suatu sumber
daya manusia yang berkualitas sehingga mampu berkompetensi dalam era
globalisasi saat ini. Dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas baik dalam hal pengetahuan dan sikap maka perlu diciptakan
pendidikan yang unggul yaitu pendidikan yang dapat mengembangkan potensi
dan kapasitas intelektual siswa secara optimal.
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam berbagai
aspek kehidupan, salah satunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Matematika merupakan ilmu yang secara langsung maupun tidak langsung
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Soedjadi (2000:107) juga menyatakan bahwa :
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik secara aspek terapan
maupun aspek penalarannya menpunyai peranan penting dalam upaya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini berarti bahwa sampai
batas tertentu matematika perlu dikuasai oleh segenap warga bangsa
Indonesia, baik penerapannya maupun pola pikirnya.”
Peranan yang sangat besar ini telah hampir dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui karena matematika
merupakan cabang ilmu yang penerapannya banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran
yang harus dipelajari dan dipahami siswa. Cokroft (dalam Uno, 2011:108) juga
mengungkapkan bahwa matematika perlu diajarkan karena matematika sangat
dibutuhkan dan berguna dalam berbagai bidang kehidupan, baik dalam sains,
perdagangan dan industri. Penyebab utama pentingnya matematika adalah
kemampuan siswa bermatematika merupakan landasan dan wahana pokok yang

1

2

menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk dapat melatih siswa berpikir
dengan jelas, logis, sistematis, dan kreatif, serta memiliki kepribadian dan
keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan pernyataan di atas, Cornelius (dalam Abdurrahman,
2009:25) juga mengatakan bahwa :
Alasan perlunya belajar matematika yaitu karena : (1) sarana berpikir yang
jelas dan konkrit, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan seharihari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi
pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreatifitas, (5) sarana
untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa matematika memiliki peranan yang
sangat penting dalam pendidikan. Melihat pentingnya peran matematika tersebut
seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik
karena aplikasinya langsung berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Namun kenyataan yang terjadi saat ini menunjukkan masih banyak siswa
mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Banyak kendala yang dihadapi
seperti dalam hal ketelitian, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung serta
pemahaman konsep. Selain itu, matematika juga mempunyai sifat yang abstrak.
Hambatan-hambatan ini menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai
pelajaran yang sulit dipahami dan juga menimbulkan rasa malas untuk
mempelajarinya.
Hal senada juga diungkapkan Bambang (2008:6) :
Salah satu faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran yang
sulit adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis,
sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang
membingungkan. Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika
karena matematika penuh dengan hitungan.
Reaksi berantai ini terus berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa
„Matematika adalah pelajaran yang sulit‟. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang
bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran matematika di sekolah.
Akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran matematika
menjadi rendah.

3

Negara Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dibandingkan dengan
negara lain. Menurut Kompas (2013), data yang diperoleh dari UNESCO pada
tahun 2013 bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan
penilaian EDI (Education Development Index) atau Indeks Pembangunan
Pendidikan. Selain itu, Utari (2013) juga mengungkapkan :
Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Program for International
Student Assessment (PISA) pada awal pekan Desember 2013, dari 65
negara yang terdaftar, Indonesia menduduki peringkat ke-64. Penilaian
yang dilakukan setiap tiga tahun sekali ini ditinjau berdasarkan
kemampuan matematika, sains, dan membaca.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa tersebut menunjukkan
ketuntasan belajar matematika siswa belum mencapai target. Keadaan ini
seharusnya menjadi keprihatinan bersama dan menjadi pendorong bagi berbagai
pihak agar secara aktif ikut berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan
nasional. Untuk mengatasi rendahnya nilai matematika tersebut, para pendidik
juga harus berusaha mengadakan perbaikan dan peningkatan di segala segi yang
menyangkut pendidikan matematika.
Abdurrahman (2009 : 252) menyatakan bahwa :
Rendahnya hasil pembelajaran matematika disebabkan karena kebanyakan
siswa menganggap matematika itu sulit. Kesulitan tersebut terjadi karena
mereka tidak mengerti tentang materi tersebut, pondasi dasar mereka
tentang materi tersebut tidak terlalu kuat.
Itu artinya, ada sesuatu yang tidak sesuai dengan model/metode
pembelajaran matematika di negara ini. Proses belajar mengajar merupakan inti
dari kegiatan pendidikan di sekolah. Agar tujuan pendidikan dan pembelajaran
berjalan dengan benar, perlu dilakukan

pembaharuan dalam kegiatan belajar

mengajar. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal, maka ada berbagai
model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
praktiknya, tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi
dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat
haruslah memperhatikan kondisi siswa, materi bahan ajar, fasilitas media yang
tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Trianto (2009 : 22) menyatakan bahwa

4

“Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.”
Merujuk pada hal ini perkembangan model pembelajaran terus mengalami
perubahan dari model tradisional menuju model yang lebih modern. Model
pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun
rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan
pembelajaran. Tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara yang
lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila
telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu. Oleh sebab itu,
beberapa model pembelajaran yang ada perlu kiranya diseleksi agar diperoleh
model pembelajaran yang mana yang paling baik untuk mengajarkan suatu materi
tertentu sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat dicapai.
Menurut Hudojo (1988 : 203), tujuan pembelajaran matematika yang harus
dicapai pada pendidikan formal, antara lain :
1. Melatih cara berpikir dalam bernalar atau menarik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,
menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistens, dan inkonsistens.
2. Mengembangkan aktivitas yang menyebabkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan, mengembangkan pemikiran divergen orisinal, rasa ingin
tahu, membuat prediksi, dan dugaan sementara serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan.
Agar tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat dicapai maka dalam
proses pembelajaran matematika diperlukan suatu model/metode mengajar yang
bervariasi. Artinya, dalam penggunaan model/metode mengajar tidak harus sama
untuk semua materi. Suatu model/metode mengajar tertentu cocok untuk satu
materi tetapi bisa saja model/metode tersebut tidak sesuai dengan materi yang
lain. Strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan suatu
materi selama ini masih dirasakan kurang sesuai. Guru sebagai salah satu unsur
yang mendukung pendidikan harus mampu menciptakan proses pembelajaran
yang kreatif, inovatif, dan menarik. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih

5

dan menguasai berbagai model atau metode pembelajaran agar sesuai dengan
materi yang diajarkan. Masalah klasik yang sering muncul dalam pembelajaran
matematika di Indonesia adalah masih banyak guru yang melakukan proses
pembelajaran matematika di sekolah dengan pembelajaran biasa atau sering
disebut pendekatan konvensional, yakni guru secara aktif mengajarkan materi
matematika, kemudian memberi contoh dan latihan. Di sisi lain, siswa
mendengarkan, mencatat dan mengerjakan latihan yang diberikan guru.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan peneliti di SMP Tri Jaya
Medan juga diperoleh informasi bahwa cara mengajar guru masih cenderung
didominasi penggunaan metode ceramah, latihan, dan tanya jawab.
Di dalam penerapannya, seringkali konsep matematika yang diajarkan
kepada siswa dilakukan dengan pemberitahuan, bukan dengan cara eksplorasi
melalui pengetahuan siswa. Belajar matematika akan lebih bermakna jika siswa
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahui atau menghafalnya.
Menurut Sagala (2012:1) bahwa “Belajar matematika dengan mengandalkan
kekuatan mengingat rumus dan menghafal konsep-konsep tanpa pemahaman
adalah tidak bermakna dan menyebabkan siswa cepat melupakan konsep yang
telah dipelajari.” Selain itu, guru dalam pembelajarannya di kelas jarang
mengaitkan konsep matematika dengan pengalaman siswa secara nyata.
Akibatnya siswa kurang mampu memahami materi matematika yang bersifat
abstrak.
Agar siswa memahami objek kajian matematika yang abstrak maka
diperlukan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang tepat. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan

peran guru dalam proses

pembelajaran. Agar pembelajaran matematika tidak berpusat pada guru dan siswa
juga lebih aktif dalam proses pembelajaran maka guru perlu memilih suatu model
pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dan juga dapat
menumbuhkan respon positif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran tercapai dengan optimal. Guru perlu melakukan pembaharuan dalam
pembelajaran matematika dengan cara bagaimana materi matematika dapat
dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti serta dapat

6

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa. Salah satu pendekatan dalam
pembelajaran matematika yang mudah dipahami dan

dapat memberikan

kesempatan bagi siswa untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika
melalui eksplorasi masalah-masalah nyata adalah pendekatan pembelajaran
matematika realistik. Pendekatan pembelajaran matematika realistik merupakan
salah satu pendekatan yang berorientasi pada aktivitas siswa dan dikembangkan
untuk mendekatkan matematika kepada siswa melalui pengalaman sehari-hari.
Hadi mengungkapkan bahwa :
Dalam PMR, matematika dianggap sebagai aktivitas manusia dan harus
dikaitkan dengan realitas. Siswa harus diberikan kesempatan untuk
menemukan kembali (to reinvent) konsep matematika di bawah bimbingan
orang dewasa (guided reinventation) dan penemuan kembali ide dan
konsep matematika tersebut harus dimulai dari penjelajahan berbagai
persoalan dan situasi dunia riil. Sehingga matematika sebaiknya tidak
diberikan kepada siswa sebagai suatu produk jadi, melainkan sebagai
bentuk kegiatan dalam mengkonstruksi konsep matematika.
Bila dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat konvensional,
pembelajaran dengan PMR memiliki keunggulan yaitu penggunaan masalahmasalah nyata dari kehidupan sehari-hari sebagai titik awal pembelajaran
matematika untuk menunjukkan bahwa matematika sebenarnya dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Benda-benda dan objek-objek nyata yang akrab dengan
kehidupan sehari-hari siswa dijadikan alat peraga dalam pembelajaran
matematika. Melalui masalah kontekstual tersebut, siswa dibimbing oleh guru
secara interaktif sehingga siswa menemukan sendiri atau dengan bantuan orang
lain (guided reinvention), apakah jawaban mereka benar atau salah.

Dengan

demikian, siswa dapat memahami konsep matematika yang dipelajari sehingga
proses belajar matematika siswa menjadi bermakna. Selain itu, pendekatan
pembelajaran tersebut memberi peluang kepada siswa agar dapat mengemukakan
dan membahas suatu materi sesuai dengan pengalaman mereka, yang diperoleh
secara bekerja sama. Dengan demikian, peneliti terdorong untuk mencari tahu
bagaimana hasil belajar siswa dengan pendekatan pembelajaran matematika
realistik dan pembelajaran biasa.

7

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui perbedaan
hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik
dan pembelajaran biasa sehingga peneliti mengambil judul penelitian tentang
“Perbedaan

Hasil

Belajar

Siswa

yang

Menggunakan

Pendekatan

Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dengan Pembelajaran Biasa di
Kelas VIII SMP Tri Jaya Medan T.P. 2014/2015”

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut :
1. Matematika merupakan pelajaran yang sulit dipahami siswa
2. Rendahnya hasil belajar matematika siswa
3. Dalam proses pembelajaran, guru masih menggunakan model
pembelajaran yang kurang tepat
4. Pendekatan

Pembelajaran

Matematika

Realistik

belum

pernah

diterapkan di SMP Tri Jaya Medan

1.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
dikemukakan, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa
2. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat
3. Pendekatan

Pembelajaran

Matematika

Realistik

belum

pernah

diterapkan di SMP Tri Jaya Medan

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan
di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar
siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan pembelajaran biasa di kelas VIII
SMP Tri jaya Medan T.P. 2014/2015?

8

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan
pembelajaran biasa di kelas VIII SMP Tri Jaya Medan T.P. 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk membandingkan model
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi siswa
Membuka pikiran siswa bahwa matematika itu tidak sesulit yang siswa
bayangkan dan membantu siswa dalam memahami konsep matematika.
3. Bagi peneliti
Menambah wawasan pengetahuan bagi diri sendiri tentang Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) sehingga dapat diterapkan
pada proses pembelajaran sesungguhnya.
4. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang
ingin meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh

kesimpulan, yaitu:
Hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran matematika
realistik (PMR) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan pembelajaran
biasa di kelas VIII SMP Tri Jaya Medan T.P. 2014/2015. Hal tersebut
diperlihatkan secara statistik bahwa thitung > ttabel (2,128 > 1,672).

5.2.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah:
1.

Kepada guru dan calon guru matematika dapat menjadikan pendekatan
pembelajaran matematika realistik (PMR) sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar

matematika siswa dan dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik tanpa mengganggu
materi pelajaran selanjutnya supaya hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
2.

Kepada siswa disarankan untuk melakukan persiapan dalam belajar,
berperan aktif dan saling bekerjasama dalam diskusi kelompok sehingga
memperoleh hasil yang lebih baik terhadap materi yang sedang dipelajari.

3.

Kepada pengelola pendidikan disarankan untuk memberikan kesempatan
kepada para guru untuk melakukan perubahan dalam usaha meningkatkan
hasil belajar matematika.

4.

Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama
dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil
penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan
matematika.

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Rineka Cipta, Jakarta.
Ahref,

(2013), http://7topranking.blogspot.com/2013/02/7-definisi-pendidikanmenurut-para-ahli.html (diakses pada tanggal 10/2/2014 20.17)

Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta, Jakarta.
Asmin dan Abil, (2012), Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar Dengan
Analisis Klasik Dan Modern, Larispa, Medan.
Bambang, R., (2008), http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangunketerampilan-komunikasi-matematika.html (diakses pada tanggal
12/2/2014 21.00)
Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
Erman, Suherman, (1999), Strategi Belajar Mengajar Matematika, Universitas
Terbuka, Jakarta.
Hasratuddin, (2010), Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP
Melalui
Pendekatan
Matematika
Realistik
:
http://eprints.unsri.ac.id/841/1/3_Hasratudin_19-33.pdf
(diakses
pada tanggal 18/3/2014 15.23)
Hadi, Sutarto, (2005), Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya,
Tulip, Banjarmasin.
Hamid, Abdul, (2009), Teori Belajar dan Pembelajaran, Unimed Press, Medan.
Hudojo, H, (1988), Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK, Jakarta.
Husna, (2012), Studi Komparatif Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Kreativitas Matematika Siswa dengan Menggunakan Pendekatan
Matematika Realistik dan Pendekatan Konvensional. Medan :
FMIPA UNIMED (Tidak Dipublikasikan)
Irwansyah, (2012), Perbedaan Kemampuan Representasi Dan Disposisi
Matematis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik Dan Pendekatan Ekspositori Di SMP Negeri Takengon.
Medan : FMIPA UNIMED (Tidak Dipublikasikan)

64

65

Kompas, (2013), http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikanindonesia-refleksi-2-mei-552591.html (diakses pada tanggal
21/3/2014 21.08)
Mushliha, (2012), Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dan Kecerdasan
Emosional Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan
Pendekatan Matematika Di Madrasah Tsana Wiyah Negeri 3
Medan Tahun Ajaran 2011/2012. Medan : FMIPA UNIMED
(Tidak Dipublikasikan)
Nurhidayah,

Eka, (2010), Penerapan Pembelajaran Realistik Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Kelas VII Smp Negeri 1 Arse
Tahun Ajaran 2009/2010. Medan : FMIPA UNIMED (Tidak
Dipublikasikan)

Panjaitan, Binsar, (2009), Evaluasi Program Pendidikan, Poda, Medan.
Purwanto, M. Ngalim, (2000), Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rusdi,

(2010), http://anrusmath.wordpress.com/2009/05/13/pengembangan-2/
(diakses pada tanggal 2/3/2014 19.15)

Sagala, Syaiful, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sitanggang, Ahmadin, (2012), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Komunikasi Matematik Melalui Pendekatan Matematika
Realistik pada Siswa SMP Kelas VII Langsa. Medan : FMIPA
UNIMED (Tidak Dipublikasikan)
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Soedjadi, R, (2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sukino, (2004), Matematika untuk SMP Kelas VIII, Erlangga, Jakarta.
Sunarto, (2009), http://sunartombs. Wordpress.com/2009/03/02/model-modelpembelajaran.html (diakses pada tanggal 3/9/2014 20.00)
Suwarsono,

(2011), http://dasar-teori.blogspot.com/2011/10/keunggulan-dankelemahan-pembelajaran.html (diakses pada tanggal 2/12/2014
12.29)

Tanti, (2013), http://catatantanti.blogspot.com/2013/04/pembelajaran-biasa.html
(diakses pada tanggal 8/5/2014 15.45)

66

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana,
Jakarta.
Uno, Hamzah. B, (2011), Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, Bumi Aksara,
Jakarta.
Utari.

(2014),
http://acdpindonesia.wordpress.com/2013/12/09/pisa-2012pembelajaran-untuk-indonesia/ (diakses pada tanggal 5/3/2014
15.30)

Wau, Yasaratodo, (2013), Profesi Pendidikan, Unimed Press, Medan.
Wijaya, Aryadi, (2012), Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif
Pendekatan Pembelajaran Matematika, Graha Ilmu, Yogyakarta.

ii

RIWAYAT HIDUP
Zita Srikandi Sinaga dilahirkan di Medan, pada tanggal 3 Mei 1992.
Ayah bernama P. M Sinaga dan Ibu bernama M. Simbolon dan merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Swasta Katolik
St. Antonius II Medan, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Swasta Katolik Tri Sakti 1 Medan, dan lulus pada
tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 5
Medan, dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program
Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN.

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

36

Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian

46

Gambar 4.1 Histogram Nilai Posttes Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 57