ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SDENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Gangguan Sistem Persarafan:Stroke Non Hemoragik Di Ruang Cemapaka III RSUD Pandan Arang Boyolaluli.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SDENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi
Syarat – Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan

ARISKA DWI ETIKA SARI
J200120041

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SDENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI


NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi
Syarat – Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan

ARISKA DWI ETIKA SARI
J200120041

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
(Ariska Dwi Etika Sari, 2015, 51 Halaman)
Abstrak
Latar Belakang : Stroke merupakan penyakit otak karena adanya sumbatan atau
perdarahan dengan gejala lemas, lumpuh sesaat atau gejala berat sampai kehilangan

kesadaran dan kematiaan. Stroke penyebab kematian nomor tiga di negara maju
setelah penyakit jantung dan kanker sedangkan stroke di indonesia menduduki
peringkat pertama, penderita stroke mengalami kelemahan yang memerlukan
perawatan. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak pada kelompok usia
dewasa yang masih produktif. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran asuhan
keperawatan pada pasien dengan stroke non hemoragik yang meliputi pengkajian,
intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.Metode : Metode yang digunakan
adalah dengan pendekatan studi kasus yaitu metode ilmiah yang bersifat
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan data.Hasil :
Diagnosa yang muncul pada kasus adalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral,
gangguan mobilitas fisik dan hambatan komunikasi verbal. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil tidak terjadinya peningkatan intra
kranial, gangguan mobilitas fisik berkurang, hambatan komunikasi verbal berkurang.
Kesimpulan: Dalam melakukan asuhan keperawatan masalah hambatan komunikasi
verbal teratasi, masalah ketidak efektifan perfusi jaringan serebral dan gangguan
mobilitas fisik teratasi sebagian sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut dan
kerja sama dengan tim medis lain, pasien, serta keluarga sangat diperlukan untuk
keberhasilan asuhan keperawatan.
Kata kunci : Stroke, saraf, non hemoragik, iskemik, infark.


3

NURSING CARE TO MR.S WITH NEUROLOGIC SYSTEM DISORDERS:
NON HEMORRHAGIC STROKE IN CEMPAKA III ROOM ON RSUD
PANDAN ARANG BOYOLALI
(Ariska Dwi Etika Sari, 2015, 51 pages)
Abstract
Background: Stroke is a brain disease because of blockage or hemorrhage with
weakness symptoms, temporary paralysis or severe symptoms up to lose
consciousness and death. Stroke is the third cause of death in developed countries
after heart disease and cancer while in Indonesia stroke is in the first rank. Stroke
patients are experiencing weakness that needs medical treatment. This disease also
inflictthe highest disability in productive adult age group. Objective: To know the
description of nursing care in patients with non hemorrhagic stroke that include
assessment, intervention, implementation and evaluation of nursing care. Methods:
The method used was case study approach. It is a scientific method to collect data,
analyze the data and draw conclusions.Results: The emerging diagnosis on the case
were ineffectiveness of cerebral tissue perfusion, impaired physical mobility and
verbal communication barriers. After nursing care for 3x24 hours, it was obtained
that no occurrence of an increase in intracranial, decrease in impaired physical

mobility, and reduced verbal communication barriers. Conclusion: In doing nursing
care, verbal communication problem was resolved, problem of cerebral tissue
perfusion ineffectiveness and impaired physical mobility were partially resolved and
thus required further treatment and cooperation among other medical team, the
patient, and family was indispensable for the success of nursing care.
Keywords: Stroke, nerves, non hemorrhagic, ischemia, infarction.

4

ringan maupun berat (Yastroki,

A. PENDAHULUAN
Menurut Batticaca (2008)

2007).

stroke merupakan penyakit otak

Berdasarkan


data

yang

karena adanya sumbatan atau

diperoleh dari Rekam Medik

perdarahan

dengan

gejala

RSUD Pandan Arang Boyolali

sesaat

atau


pada tahun 2014 ditemukan

lemas,lumpuh

gejala berat sampai kehilangan

jumlah

pasien

stroke

1534

kesadaran dan kematiaan.

dengan

rincian


683

pasien

Stroke

stroke

penyebab

ke-matian

dan

hemoragik

851

nomor tiga di negara maju


pasien stroke non hemoragik.

setelah penyakit jantung dan

Di

kankerpenderita

Boyolali

mengalami

stroke

kelemahan

memerlukan

yang


perawatan.

RSUD

stroke

mencatat

kecatatan

Boyolali.

kelompok usia dewasa yang

kejadian
terus

bertambah di Ruang Cempaka
III


pada

Arang

hingga saat ini

Penyakit ini juga menimbulkan
terbanyak

Pandan

RSUD

Pandan

Arang

Tujuan umum penulis dapat

masih produktif. Stroke adalah


mengetahui

serangan otak yang timbulnya

konsep penyakit stroke dan

mendadak akibat tersumbatnya

mengimplementasikan

atau pecahnya pembuluh darah

keperawatan pada pasien stroke

otak, bukan hanya menyerang

non hemoragik

usia lanjut tetapi juga dialami

memberikan pemahaman pada

oleh

berusia

penulis agar berfikir logis dan

produktif. Stroke di Indonesia

sesuai dengan ilmiah yang ada

menduduki peringkat pertama

di lahan.

setiap tahun terjadi 500.000

Tujuan khusus agar penulis

penduduk

stroke,

mampu, memahami pengkajian

sekitar 2,5% atau 125.000 orang

pada Tn.S dengan stroke non

meninggal dan sisanya cacat

hemoragik,

mereka

yang

terkena

penentuan

dan

memahami

asuhan

serta akan

mengetahui
diagnosa

5

keperawatan

yang

sesuai

dengan

Tn.S

dengan

kasus

perdarahan pada bagian otak
(Koni, 2009).

hemoragik,

Menurut Ginsberg (2008),

menjelaskan penyusunan proses

Batticaca (2008) Stroke non

intervensi pada Tn.S dengan

hemoragik

stroke

hemoragik,

fungsi sistem saraf pusat fokal

melakukan implementasi yang

secara cepat yang berlangsung

tepat pada Tn.S dengan stroke

kurang

non

disebabkan

stroke

non

non

hemoragik,

adalah

dari

24

hilangnya

jam

karena

yang

trombus

mendeskripsikan evaluasi yang

maupun emboli pada pembuluh

telah

darah

dilakukan

pada

Tn.S

diotak,

pada

dengan stroke non hemoragik,

serangannya terjadi pada usia

menggambarkan

20-60

pendokumentasian yang sudah

timbul setelah beraktifitas fisik

dilakukan pada Tn.S

atau karena psikologis (mental)

dengan

stroke non hemoragik.
B. TINJUAN PUSTAKA

dan

biasanya

diakibatkan

mekanisme

vaskuler

oleh
emboli,

trombus, atau hemodinamik.

1. Pengertian
Stroke

dan

tahun

adalah

terjadinya

gangguan pada aktivitas suplai

2. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan

darah ke otak. Ketika aliran

trombus

darah menuju otak terganggu,

iskemia (Muttaqin, 2008).

maka oksigen dan nutrisi tidak

3. Patofisiologi

dapat dikirim ke otak. Kondisi
ini

akan

serebral

,emboli,

Trombus dan emboli di

mengakibatkan

dalam pembuluh darah akan

kerusakan sel-sel otak hingga

terlepas dan terbawa hingga

membuat mati. Matinya sel-sel

terperangkap dalam pembuluh

otak

menyebabkan

darah distal, lalu menyebabkan

pembuluh darah otak pecah,

berkurangnya aliran darah yang

sehingga

menuju ke otak sehingga sel

kadang

mengakibatkan

otak

akan

mengalami

6

kekurangan nutrisi dan juga

adanya

oksigen,

darah otak oleh thrombus atau

sel

otak

yang

penyumbatan

aliran

mengalami kekurangan oksigen

berkembangnya

dan glukosa akan menyebabkan

pada dinding pembuluh darah

asidosis

sehingga

lalu

asidosis

akan

aterosklerosis

arteri

menjadi

mengakibatkan natrium klorida

tersumbat, aliran darah kearea

dan air masuk ke dalam sel otak

thrombus menjadi berkurang

dan kalium meninggalkan sel

menyebabkan

otak sehingga terjadi edema

kemudian menjadi kompleks

setempat, trombus dan emboli

iskemia akhirnya terjadi infark

akan

pada jaringan otak.

menyebabkan

iskemia

Emboli

pada jaringan yang tidak dialiri

iskemia

disebabkan

oleh

oleh darah , jika kondisi terus

embolus yang berjalan menuju

menurus akan terjadinya infark.

arteri serebral melalui arteri

Kemudian kalium akan masuk

karotis. Terjadinya blok pada

dan

arteri

memicu

serangkaian

tersebut

menyebabkan

radikal bebas sehingga terjadi

iskemia

perusakan membran sel lalu

berkembang cepat dan terjadi

mengkerut

gangguan

dan

tubuh

yang

tiba-tiba

neurologist

mengalami defisit neurologis

(Price, 2006).

(Esther, 2010).

C. TINJUAN KASUS

fokal

Stroke non hemoragik dapat

Pengkajian dilakukan pada

berupa iskemia atau emboli dan

tanggal 15 April 2015 pukul

trombus

13.00 WIB di Ruang Cempaka

terjadi

serebral,
saat

biasanya

setelah

istirahat.Tidak
perdarahan
iskemia

namun

yang

lama

III

RSUD

Boyolali. Data diperoleh dari

terjadi

pasien

menimbulkan

dan

timbul

meliputi:

sekunder.

disebabkan

keluarga,rekam

medis pasien, dan perawat jaga.
Data

Iskemia

Arang

terjadi

hipoksia dan selanjutnya dapat
edema

Pandan

yang

didapat

penulis

oleh

7

di Ruang Cempaka III dan
dilakukan

Biodata
Pasien bernama Tn.S umur

perawatan

lanjut.

46 tahun, jenis kelamin laki-

Diagnosa keperawatan

laki,

1. Ketidakefektifan

beragama

Islam,

lebih

perfusi

pendidikan SMP, status kawin,

jaringan

serebral

alamat Sawit Boyolali dirawat

berhubungan

dengan

sejak hari selasa 13 April 2015

gangguan arteri

jam

11.00

715041xx,

WIB,
pasien

no

RM

dirawat

diruang Cempaka III dengan
diagnosa medik SNH (Stroke

2. Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan

dengan

kerusakan neuromuskuler
3. Hambatan

komunikasi

Non Hemoragik).

verbal berhubungan dengan

Keluhan utama

perubahan pada sistem saraf

Pasien mengatakan anggota
gerak sebelah kiri sulit untuk
digerakan.

pusat (Muttaqin, 2008).
D. PEMBAHASAN
Pengkajian Keperawatan

Riwayat kesehatan sekarang
Sebelum dirawat di rumah

Secara

umum

data

yang

ditemukan dalam kasus tidak

sakit Tn.S dirumah sedang tidur

jauh

setelah pasien bangun tidur

dalam teori. Namun masih ada

tiba-tiba

beberapa data yang tidak sama

pasien

sulit

berbeda dengan

fokus

menggerakan tangan serta kaki

dengan

kirinya, pasien berbicara pelo

pembahasannya adalah sebagi

lalu oleh keluarga dibawa ke

berikut :

Rumah Sakit Pandan Arang

teori.

Berikut

Keluhan utama : pada kasus

Boyolali.Pasien datang melalui

ditemukan

IGD

Pandan

mengalami kelemahan anggota

Arang Boyolali di IGD pasien

gerak pada sebelah kiri hal

mendapat terapi infus RL 20

tersebut sesuai dengan teori

tetes permenit. Pasien dipindah

yang telah dijelaskan bahwa

Rumah

Sakit

bahwa

pasien

8

pasien

biasanya

mengalami

iskemik

otak.Iskemik

kelemahan anggota gerak baik

terjadi

sebagian

singkat kurang dari 10-15 menit

maupun

seluruh

dalam

yang

waktu

bagian tubuh tiba-tiba lemas

dapat

tanpa diketahui penyebabnya

sementara dan bukan defisit

dan

hasil

permanen. Sedangkan iskemik

dilakukan

yeng terjadi dalam waktu yang

sesuai

pengkajian

dengan
yang

menyebabkan

yang

defisit

(Muttaqin, 2008).

lama dapat menyebabkan sel

Diagnosa Keperawatan

mati

Berdasarkan

dan

yang

mengakibatkan infark pada otak

hasil

(Batticaca, 2008). Menegakkan

pengkajian pada pasien yang

diagnosa ini harus dibuktikan

telah dilakuakan pada tanggal

dengan

15 April 2015 di RSUD Pandan

kesadaran, tidak ada keluhan

Arang Boyolali secara umum

pusing,

tidak

sensori motor kranial yang utuh.

penulis

data

permanen

dapatkan

ada

berarti

dari

perbedaan
antara

yang

diagnosa

adanya

penurunan

menunjukkan

Diagnosa

ini

penulis
pasien

keperawatan yang di temukan

tegakkan

karena

dalam

mengatakan

pusing,

kasus

Tn.S

dengan

fungsi

anggota

diagnosa keperawatan yang di

gerak sebelah kiri lemah saat

temukan dalam teori.

sebelum dibawa ke rumah sakit

Berikut

adalah

diagnosa

dan

data-data

lain

yang

yang muncul pada kasus dan

mendukung diagnosa ini adalah

sesuai

pemeriksaan

dengan

teori:

GCS

E3V5M6

perfusi

kesadaran composmentis, TTV

jaringan serebral berhubungan

(15 April 2015 jam 13.00 WIB)

gangguan aliran arteri.Perubah

TD

perfusi darah pada otak akan

82x/menit,

menyebabkan keadaan hipoksia.

22x/menit, hasil CT Scan :

Hipoksia

lacunar infark di pericornu

Ketidakefektifan

lama

yang

dapat

berlangsung

:

140/100

mmHg,

S:3650C,

N:
RR:

menyebabkan

9

anterior,

ventrikel

lateralis

dextra, awal atrofi cerebri.

tangan

Gangguan mobilitas fisik
ditempat

tidur

kiri lemah uji kekuatan otot
kiri

hanya

berupa

perubahan dari tonus otot dan

berhubungan

tidak dapat menggerakkan sendi

dengan

kerusakan

nilai 1, tangan kanan mampu

neuromuscular.

Gangguan

diangkat namun tidak dapat

mobilitas fisik yang terjadi pada

menahan tangan pemeriksa nilai

pasien

segera

4, capilarry refill test 2 detik.

diatasi maka akan menyebabkan

Ekstremitas bawah : sebelah

atrofi otot, serta menyebabkan

kiri tidak bisa digerakkan, uji

penurunan

kekuatan

stroke

tidak

sirkulasi

yang

otot

kaki

kanan

berakibat lebih lanjut dan akan

mampu mengangkat kaki kanan

mengakibatkan

iskemik

namun tidak dapat menahan

jaringan dan dengan adanya

tangan pemeriksa nilai 4 kaki

kerusakan sirkulasi ini akan

kirihanya berupa perubahan dari

mengakibatkan terjadinya ke-

tonus otot nilai 1.

rusakan pada kulit (dekubitus)

Hambatan

(Batticaca,

2008).

verbal

komunikasi

berhubungan

dengan

Menegakkan diagnosa ini harus

perubahan pada sistem saraf

diperlukan bukti tidak mampu

pusat. Hambatan komunikasi

mobilisasi di tempat tidur, tidak

verbal tidak diatasi maka akan

mampu

berakibat

melakukan

rentang

pergerakan penuh seluruh sendi.
Diagnosa

ini

penulis

ketidak

mampuan

individu

untuk

mengekspresikan

keadaan

tegakkan karena ditemukan data

dirinya dan dapat berakibat

subyektif keluarga mengatakan

lanjut pada penurunan harga

semua

di

diri pasien (Batticaca, 2008).

tempat tidur maupun yang lain

Penulis menegakkan diagnosa

harus dibantu oleh keluarga,

ini

sedangkan

obyektifnya

subyektif

ekstremitas atas : ekstremitas

terdengar

kegiatan

data

pasien

karena

didapatkan
keluarga
tidak

jelas

data
pasien
saat

10

berbicara, pasien mengatakan

sirkulasi, membantu mencegah

lidahnya sulit digerakkan dan

kontraktur (Corwin,2009).

data obyektif, mulut tampak
merot

ke

kiri,

lidah

Implementasi

tidak

untuk

diagnosa hambatan komunikasi

simetris.

verbal mengkaji kemampuan

Implementasi

diagnosa

ketidakefektifan

pasien

untuk

berbicara,

perfusi

mendengar dan berkomunikasi

jaringan serebral. Pengkajian

dengan orang lain, menjelaskan

tanda-tanda

kepada

vital

dilakukan

karena pada keadaan
otoregulasi

normal,

keluarga

mengapa

pasien tidak bisa berbicara dan

mempertahankan

memahami

pembicaraan,

keadaan tekanan darah sistemik

memberi penguatan positif atas

berubah

usaha

secara

kegagalan

fluktuasi,

otoregulasi

menyebabkan

pasien

berkomunikasi,

akan

kerusakan

dengan

untuk

berkolaborasi

dokter

tentang

vaskuler serebri yang dapat

kebutuhan terapi wicara. Pada

dimanifestasikan

implementasi

dengan

mengkaji

peningkatan sistolik dan diikuti

kemampuan pasien untuk bicara

oleh

tekanan

dapat membantu menentukan

sedangkan

daerah dan derajat kerusakan

penurunan

diastolik,
peningkatan

suhu

menggambarkan

dapat

serebral

infeksi (Muttaqin, 2008).

gangguan

atau

fisik,

mengubah posisi setiap 2 jam,

seluruh

E.

Evaluasi
lakukan

tindakan pelatihan ROM dan

tujuan

melatih rentang gerak sendi

dengan

dilakukan untuk meminimalkan

Gambaran

otot,

tahap

proses

EVALUASI

melatih rentang gerak sendi,

atrofi

dan

komunikasi (Smeltzer, 2005).

diagnosa

mobilitas

terjadi

kesulitan pasien dalam beberapa

perjalanan

Implementasi

yang

yang

penulis

membandingkan
yang ingin
hasil

yang

umum

dicapai
nyata.
keadaan

meningkatkan

11

pasien yang dilakukan asuhan

baringnya

dengan

bantuan

keperawatan sebagai berikut :

keluarga,

belum

mampu

Ketidakefektifan
gangguan

melakukan rentang pergerakan

perfusi

jaringan

penuh

seluruh

sendi.

serebral berhubungan dengan

Berdasarkan

gangguan arteri. Hasil evaluasi

tersebut

terakhir

menyimpulkan bahwa masalah

didapatkan

data

hasil
maka

subyektif pasien mengatakan

teratasi

sudah

menyimpulkan

tidak

obyektif,

pusing,

E3V5M6

darah130/100
Berdasarkan

hasil

data

evaluasi
penulis

sebagian.

Penulis
masalah

tekanan

teratasi

mmHg.

menurut penulis ada beberapa

tersebut

kriteria hasil tidak penulis

sebagian

penulis menyimpulkan bahwa

temukan

masalah

pada

diagnosa

tersebut, yaitu pasien mampu

pertama

teratasi

sebagian

melakukan rentang pergerakan

dengan kriteria hasil, tidak ada

penuh seluruh sendi sehingga

keluhan pusing, tekanan darah

intervensi

dilanjutkan,

120/80 mmHg. Planningnya

penguatan

positif

intervensi dilanjutkan pantau

pasien

peningkatan

pasien

intracranial

Gangguan mobilitas fisik
berhubungan

Hasil

beri

terhadap

keluarga

berusaha

saat
untuk

Hambatan

komunikasi

dengan

verbal berhubungan dengan

neuromuscular.

perubahan pada sistem saraf

evaluasi

didapatkan

dan

evaluasi

bergerak (Tarwoto,2007).

(Batticaca,2008).

kerusakan

pada

karena

hari

data

ketiga

subyektif

pusat.
didapatkan

Hasil
data

evaluasi
subyektif

sudah

pasien mengatakan kaku pada

lebih lancar untuk tirah baring

lidahnya berkurang. Obyektif,

dengan bantuan keluarga.Data

bicara pasien terdengar lebih

obyektif,

jelas, bibir tidak perot lagi,

pasien

mengatakan

pasien

menunjukkan

usaha

tampak
tirah

pasien

tampak

mampu

12

mengenali

pesan

yang

pasien. Setelah diberikan
asuhan keperawatan 3x24

diterima (Muttaqin,2008).
evaluasi

jam, masalah yang dialami

penulis

pasien teratasi sebagian, dan

menyimpulkan bahwa masalah

intervensi tetap dilanjutkan

teratasi. Penulis memberikan

sampai

kesimpulan tersebut karena

sepenuhnya.

penulis menemukan keadaan

Saran

yang sesuai dengan kriteria

Bagi penulis

hasil yang diharapkan, yaitu

Sebagai

Berdasarkan
tersebut

pasien

mampu

pesan

yang

mengenali

diterima

dan

masalah

teratasi

perawat

hendaknya lebih jeli dalam
mengkaji

klien

untuk

pasien mampu menggunakan

menentukan diagnosa dan

bahasa isyarat atau verbal.

intervensi yang tepat serta

Intervensi dihentikan.

melakukan kolaborasi yang
baik dengan semua tenaga

F. PENUTUP

medis agar meningkatkan

Kesimpulan
Memberikan
keperawatan

pada

penulis

Tn.S,

melakukan

pengkajian,
data,

asuhan

menganalisa

menarik

diagnosa,

melakukan

perencanaan,

melakukan

tindakan

keperawatan

dan

mengevaluasi pasien stroke
non

hemoragik.

Hasil

pengkajian mulai tanggal

kualitas dalam pemberian
asuhan keperawatan.
Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan

keluarga

mampu memahami tentang
penyakit

dan

perawatan

pada klien agar tidak terjadi
gangguan
dapat

nutrisi,

serta

melanjutkan

perawatan di rumah dengan
baik.

15-17 April 2015, penulis
dapat menarik tiga diagnosa
dari masalah yang dialami

13

DAFTAR PUSTAKA
Batticaca Fransisca, C. 2008.
Asuhan
Keperawatan
pada
Klien
dengan
Gangguan
Sistem
Persarafan.Jakarta
:
Salemba Medika
Corwin, J. Elizabeth. 2009.
Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta : EGC
Esther,
Chang.
2010.
Patofisiologi
Aplikasi
pada
Praktek
Keperawatan.Jakarta
:
EGC
Ginsberg,
Lionel.
Lecture
Neurologi.Jakarta
Erlangga

2008.
Notes
:

Koni,
Endang.
2009.
Mengenal&Mencegah
Penyakit
Jantung,
Kanker,
Stroke.Yogyakarta
:
Kirana Publisher.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku
Ajar
Asuhan
Keperawatan
Klien
dengan
Gangguan
Persarafan. Jakarta :
Salemba Medika
Price, S.A. 2006. Patofisiologi
Konsep Klinis ProsesProses Penyakit.Jakarta :
EGC
Smeltzer, Suzanne. 2005.
Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Tarwoto, Wartonah, Eros SS.
2007.
Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan
Sistem Persarafan.Jakarta
: CV. Sagung Seto.
Yastroki (Yayasan Stroke
Indonesia).
2007.
Penderita
Stroke
Meningkat.
Jakarta:
Yayasan Stroke Indonesia

14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
(Ariska Dwi Etika Sari, 2015, 51 Halaman)
Abstrak
Latar Belakang : Stroke merupakan penyakit otak karena adanya sumbatan atau
perdarahan dengan gejala lemas, lumpuh sesaat atau gejala berat sampai kehilangan
kesadaran dan kematiaan. Stroke penyebab kematian nomor tiga di negara maju
setelah penyakit jantung dan kanker sedangkan stroke di indonesia menduduki
peringkat pertama, penderita stroke mengalami kelemahan yang memerlukan
perawatan. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak pada kelompok usia
dewasa yang masih produktif. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran asuhan
keperawatan pada pasien dengan stroke non hemoragik yang meliputi pengkajian,
intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.Metode : Metode yang digunakan
adalah dengan pendekatan studi kasus yaitu metode ilmiah yang bersifat
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan data.Hasil :
Diagnosa yang muncul pada kasus adalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral,
gangguan mobilitas fisik dan hambatan komunikasi verbal. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil tidak terjadinya peningkatan intra
kranial, gangguan mobilitas fisik berkurang, hambatan komunikasi verbal berkurang.
Kesimpulan: Dalam melakukan asuhan keperawatan masalah hambatan komunikasi
verbal teratasi, masalah ketidak efektifan perfusi jaringan serebral dan gangguan
mobilitas fisik teratasi sebagian sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut dan
kerja sama dengan tim medis lain, pasien, serta keluarga sangat diperlukan untuk
keberhasilan asuhan keperawatan.
Kata kunci : Stroke, saraf, non hemoragik, iskemik, infark.

3

NURSING CARE TO MR.S WITH NEUROLOGIC SYSTEM DISORDERS:
NON HEMORRHAGIC STROKE IN CEMPAKA III ROOM ON RSUD
PANDAN ARANG BOYOLALI
(Ariska Dwi Etika Sari, 2015, 51 pages)
Abstract
Background: Stroke is a brain disease because of blockage or hemorrhage with
weakness symptoms, temporary paralysis or severe symptoms up to lose
consciousness and death. Stroke is the third cause of death in developed countries
after heart disease and cancer while in Indonesia stroke is in the first rank. Stroke
patients are experiencing weakness that needs medical treatment. This disease also
inflictthe highest disability in productive adult age group. Objective: To know the
description of nursing care in patients with non hemorrhagic stroke that include
assessment, intervention, implementation and evaluation of nursing care. Methods:
The method used was case study approach. It is a scientific method to collect data,
analyze the data and draw conclusions.Results: The emerging diagnosis on the case
were ineffectiveness of cerebral tissue perfusion, impaired physical mobility and
verbal communication barriers. After nursing care for 3x24 hours, it was obtained
that no occurrence of an increase in intracranial, decrease in impaired physical
mobility, and reduced verbal communication barriers. Conclusion: In doing nursing
care, verbal communication problem was resolved, problem of cerebral tissue
perfusion ineffectiveness and impaired physical mobility were partially resolved and
thus required further treatment and cooperation among other medical team, the
patient, and family was indispensable for the success of nursing care.
Keywords: Stroke, nerves, non hemorrhagic, ischemia, infarction.

4

ringan maupun berat (Yastroki,

A. PENDAHULUAN
Menurut Batticaca (2008)

2007).

stroke merupakan penyakit otak

Berdasarkan

data

yang

karena adanya sumbatan atau

diperoleh dari Rekam Medik

perdarahan

dengan

gejala

RSUD Pandan Arang Boyolali

sesaat

atau

pada tahun 2014 ditemukan

lemas,lumpuh

gejala berat sampai kehilangan

jumlah

pasien

stroke

1534

kesadaran dan kematiaan.

dengan

rincian

683

pasien

Stroke

stroke

penyebab

ke-matian

dan

hemoragik

851

nomor tiga di negara maju

pasien stroke non hemoragik.

setelah penyakit jantung dan

Di

kankerpenderita

Boyolali

mengalami

stroke

kelemahan

memerlukan

yang

perawatan.

RSUD

stroke

mencatat

kecatatan

Boyolali.

kelompok usia dewasa yang

kejadian
terus

bertambah di Ruang Cempaka
III

pada

Arang

hingga saat ini

Penyakit ini juga menimbulkan
terbanyak

Pandan

RSUD

Pandan

Arang

Tujuan umum penulis dapat

masih produktif. Stroke adalah

mengetahui

serangan otak yang timbulnya

konsep penyakit stroke dan

mendadak akibat tersumbatnya

mengimplementasikan

atau pecahnya pembuluh darah

keperawatan pada pasien stroke

otak, bukan hanya menyerang

non hemoragik

usia lanjut tetapi juga dialami

memberikan pemahaman pada

oleh

berusia

penulis agar berfikir logis dan

produktif. Stroke di Indonesia

sesuai dengan ilmiah yang ada

menduduki peringkat pertama

di lahan.

setiap tahun terjadi 500.000

Tujuan khusus agar penulis

penduduk

stroke,

mampu, memahami pengkajian

sekitar 2,5% atau 125.000 orang

pada Tn.S dengan stroke non

meninggal dan sisanya cacat

hemoragik,

mereka

yang

terkena

penentuan

dan

memahami

asuhan

serta akan

mengetahui
diagnosa

5

keperawatan

yang

sesuai

dengan

Tn.S

dengan

kasus

perdarahan pada bagian otak
(Koni, 2009).

hemoragik,

Menurut Ginsberg (2008),

menjelaskan penyusunan proses

Batticaca (2008) Stroke non

intervensi pada Tn.S dengan

hemoragik

stroke

hemoragik,

fungsi sistem saraf pusat fokal

melakukan implementasi yang

secara cepat yang berlangsung

tepat pada Tn.S dengan stroke

kurang

non

disebabkan

stroke

non

non

hemoragik,

adalah

dari

24

hilangnya

jam

karena

yang

trombus

mendeskripsikan evaluasi yang

maupun emboli pada pembuluh

telah

darah

dilakukan

pada

Tn.S

diotak,

pada

dengan stroke non hemoragik,

serangannya terjadi pada usia

menggambarkan

20-60

pendokumentasian yang sudah

timbul setelah beraktifitas fisik

dilakukan pada Tn.S

atau karena psikologis (mental)

dengan

stroke non hemoragik.
B. TINJUAN PUSTAKA

dan

biasanya

diakibatkan

mekanisme

vaskuler

oleh
emboli,

trombus, atau hemodinamik.

1. Pengertian
Stroke

dan

tahun

adalah

terjadinya

gangguan pada aktivitas suplai

2. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan

darah ke otak. Ketika aliran

trombus

darah menuju otak terganggu,

iskemia (Muttaqin, 2008).

maka oksigen dan nutrisi tidak

3. Patofisiologi

dapat dikirim ke otak. Kondisi
ini

akan

serebral

,emboli,

Trombus dan emboli di

mengakibatkan

dalam pembuluh darah akan

kerusakan sel-sel otak hingga

terlepas dan terbawa hingga

membuat mati. Matinya sel-sel

terperangkap dalam pembuluh

otak

menyebabkan

darah distal, lalu menyebabkan

pembuluh darah otak pecah,

berkurangnya aliran darah yang

sehingga

menuju ke otak sehingga sel

kadang

mengakibatkan

otak

akan

mengalami

6

kekurangan nutrisi dan juga

adanya

oksigen,

darah otak oleh thrombus atau

sel

otak

yang

penyumbatan

aliran

mengalami kekurangan oksigen

berkembangnya

dan glukosa akan menyebabkan

pada dinding pembuluh darah

asidosis

sehingga

lalu

asidosis

akan

aterosklerosis

arteri

menjadi

mengakibatkan natrium klorida

tersumbat, aliran darah kearea

dan air masuk ke dalam sel otak

thrombus menjadi berkurang

dan kalium meninggalkan sel

menyebabkan

otak sehingga terjadi edema

kemudian menjadi kompleks

setempat, trombus dan emboli

iskemia akhirnya terjadi infark

akan

pada jaringan otak.

menyebabkan

iskemia

Emboli

pada jaringan yang tidak dialiri

iskemia

disebabkan

oleh

oleh darah , jika kondisi terus

embolus yang berjalan menuju

menurus akan terjadinya infark.

arteri serebral melalui arteri

Kemudian kalium akan masuk

karotis. Terjadinya blok pada

dan

arteri

memicu

serangkaian

tersebut

menyebabkan

radikal bebas sehingga terjadi

iskemia

perusakan membran sel lalu

berkembang cepat dan terjadi

mengkerut

gangguan

dan

tubuh

yang

tiba-tiba

neurologist

mengalami defisit neurologis

(Price, 2006).

(Esther, 2010).

C. TINJUAN KASUS

fokal

Stroke non hemoragik dapat

Pengkajian dilakukan pada

berupa iskemia atau emboli dan

tanggal 15 April 2015 pukul

trombus

13.00 WIB di Ruang Cempaka

terjadi

serebral,
saat

biasanya

setelah

istirahat.Tidak
perdarahan
iskemia

namun

yang

lama

III

RSUD

Boyolali. Data diperoleh dari

terjadi

pasien

menimbulkan

dan

timbul

meliputi:

sekunder.

disebabkan

keluarga,rekam

medis pasien, dan perawat jaga.
Data

Iskemia

Arang

terjadi

hipoksia dan selanjutnya dapat
edema

Pandan

yang

didapat

penulis

oleh

7

di Ruang Cempaka III dan
dilakukan

Biodata
Pasien bernama Tn.S umur

perawatan

lanjut.

46 tahun, jenis kelamin laki-

Diagnosa keperawatan

laki,

1. Ketidakefektifan

beragama

Islam,

lebih

perfusi

pendidikan SMP, status kawin,

jaringan

serebral

alamat Sawit Boyolali dirawat

berhubungan

dengan

sejak hari selasa 13 April 2015

gangguan arteri

jam

11.00

715041xx,

WIB,
pasien

no

RM

dirawat

diruang Cempaka III dengan
diagnosa medik SNH (Stroke

2. Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan

dengan

kerusakan neuromuskuler
3. Hambatan

komunikasi

Non Hemoragik).

verbal berhubungan dengan

Keluhan utama

perubahan pada sistem saraf

Pasien mengatakan anggota
gerak sebelah kiri sulit untuk
digerakan.

pusat (Muttaqin, 2008).
D. PEMBAHASAN
Pengkajian Keperawatan

Riwayat kesehatan sekarang
Sebelum dirawat di rumah

Secara

umum

data

yang

ditemukan dalam kasus tidak

sakit Tn.S dirumah sedang tidur

jauh

setelah pasien bangun tidur

dalam teori. Namun masih ada

tiba-tiba

beberapa data yang tidak sama

pasien

sulit

berbeda dengan

fokus

menggerakan tangan serta kaki

dengan

kirinya, pasien berbicara pelo

pembahasannya adalah sebagi

lalu oleh keluarga dibawa ke

berikut :

Rumah Sakit Pandan Arang

teori.

Berikut

Keluhan utama : pada kasus

Boyolali.Pasien datang melalui

ditemukan

IGD

Pandan

mengalami kelemahan anggota

Arang Boyolali di IGD pasien

gerak pada sebelah kiri hal

mendapat terapi infus RL 20

tersebut sesuai dengan teori

tetes permenit. Pasien dipindah

yang telah dijelaskan bahwa

Rumah

Sakit

bahwa

pasien

8

pasien

biasanya

mengalami

iskemik

otak.Iskemik

kelemahan anggota gerak baik

terjadi

sebagian

singkat kurang dari 10-15 menit

maupun

seluruh

dalam

yang

waktu

bagian tubuh tiba-tiba lemas

dapat

tanpa diketahui penyebabnya

sementara dan bukan defisit

dan

hasil

permanen. Sedangkan iskemik

dilakukan

yeng terjadi dalam waktu yang

sesuai

pengkajian

dengan
yang

menyebabkan

yang

defisit

(Muttaqin, 2008).

lama dapat menyebabkan sel

Diagnosa Keperawatan

mati

Berdasarkan

dan

yang

mengakibatkan infark pada otak

hasil

(Batticaca, 2008). Menegakkan

pengkajian pada pasien yang

diagnosa ini harus dibuktikan

telah dilakuakan pada tanggal

dengan

15 April 2015 di RSUD Pandan

kesadaran, tidak ada keluhan

Arang Boyolali secara umum

pusing,

tidak

sensori motor kranial yang utuh.

penulis

data

permanen

dapatkan

ada

berarti

dari

perbedaan
antara

yang

diagnosa

adanya

penurunan

menunjukkan

Diagnosa

ini

penulis
pasien

keperawatan yang di temukan

tegakkan

karena

dalam

mengatakan

pusing,

kasus

Tn.S

dengan

fungsi

anggota

diagnosa keperawatan yang di

gerak sebelah kiri lemah saat

temukan dalam teori.

sebelum dibawa ke rumah sakit

Berikut

adalah

diagnosa

dan

data-data

lain

yang

yang muncul pada kasus dan

mendukung diagnosa ini adalah

sesuai

pemeriksaan

dengan

teori:

GCS

E3V5M6

perfusi

kesadaran composmentis, TTV

jaringan serebral berhubungan

(15 April 2015 jam 13.00 WIB)

gangguan aliran arteri.Perubah

TD

perfusi darah pada otak akan

82x/menit,

menyebabkan keadaan hipoksia.

22x/menit, hasil CT Scan :

Hipoksia

lacunar infark di pericornu

Ketidakefektifan

lama

yang

dapat

berlangsung

:

140/100

mmHg,

S:3650C,

N:
RR:

menyebabkan

9

anterior,

ventrikel

lateralis

dextra, awal atrofi cerebri.

tangan

Gangguan mobilitas fisik
ditempat

tidur

kiri lemah uji kekuatan otot
kiri

hanya

berupa

perubahan dari tonus otot dan

berhubungan

tidak dapat menggerakkan sendi

dengan

kerusakan

nilai 1, tangan kanan mampu

neuromuscular.

Gangguan

diangkat namun tidak dapat

mobilitas fisik yang terjadi pada

menahan tangan pemeriksa nilai

pasien

segera

4, capilarry refill test 2 detik.

diatasi maka akan menyebabkan

Ekstremitas bawah : sebelah

atrofi otot, serta menyebabkan

kiri tidak bisa digerakkan, uji

penurunan

kekuatan

stroke

tidak

sirkulasi

yang

otot

kaki

kanan

berakibat lebih lanjut dan akan

mampu mengangkat kaki kanan

mengakibatkan

iskemik

namun tidak dapat menahan

jaringan dan dengan adanya

tangan pemeriksa nilai 4 kaki

kerusakan sirkulasi ini akan

kirihanya berupa perubahan dari

mengakibatkan terjadinya ke-

tonus otot nilai 1.

rusakan pada kulit (dekubitus)

Hambatan

(Batticaca,

2008).

verbal

komunikasi

berhubungan

dengan

Menegakkan diagnosa ini harus

perubahan pada sistem saraf

diperlukan bukti tidak mampu

pusat. Hambatan komunikasi

mobilisasi di tempat tidur, tidak

verbal tidak diatasi maka akan

mampu

berakibat

melakukan

rentang

pergerakan penuh seluruh sendi.
Diagnosa

ini

penulis

ketidak

mampuan

individu

untuk

mengekspresikan

keadaan

tegakkan karena ditemukan data

dirinya dan dapat berakibat

subyektif keluarga mengatakan

lanjut pada penurunan harga

semua

di

diri pasien (Batticaca, 2008).

tempat tidur maupun yang lain

Penulis menegakkan diagnosa

harus dibantu oleh keluarga,

ini

sedangkan

obyektifnya

subyektif

ekstremitas atas : ekstremitas

terdengar

kegiatan

data

pasien

karena

didapatkan
keluarga
tidak

jelas

data
pasien
saat

10

berbicara, pasien mengatakan

sirkulasi, membantu mencegah

lidahnya sulit digerakkan dan

kontraktur (Corwin,2009).

data obyektif, mulut tampak
merot

ke

kiri,

lidah

Implementasi

tidak

untuk

diagnosa hambatan komunikasi

simetris.

verbal mengkaji kemampuan

Implementasi

diagnosa

ketidakefektifan

pasien

untuk

berbicara,

perfusi

mendengar dan berkomunikasi

jaringan serebral. Pengkajian

dengan orang lain, menjelaskan

tanda-tanda

kepada

vital

dilakukan

karena pada keadaan
otoregulasi

normal,

keluarga

mengapa

pasien tidak bisa berbicara dan

mempertahankan

memahami

pembicaraan,

keadaan tekanan darah sistemik

memberi penguatan positif atas

berubah

usaha

secara

kegagalan

fluktuasi,

otoregulasi

menyebabkan

pasien

berkomunikasi,

akan

kerusakan

dengan

untuk

berkolaborasi

dokter

tentang

vaskuler serebri yang dapat

kebutuhan terapi wicara. Pada

dimanifestasikan

implementasi

dengan

mengkaji

peningkatan sistolik dan diikuti

kemampuan pasien untuk bicara

oleh

tekanan

dapat membantu menentukan

sedangkan

daerah dan derajat kerusakan

penurunan

diastolik,
peningkatan

suhu

menggambarkan

dapat

serebral

infeksi (Muttaqin, 2008).

gangguan

atau

fisik,

mengubah posisi setiap 2 jam,

seluruh

E.

Evaluasi
lakukan

tindakan pelatihan ROM dan

tujuan

melatih rentang gerak sendi

dengan

dilakukan untuk meminimalkan

Gambaran

otot,

tahap

proses

EVALUASI

melatih rentang gerak sendi,

atrofi

dan

komunikasi (Smeltzer, 2005).

diagnosa

mobilitas

terjadi

kesulitan pasien dalam beberapa

perjalanan

Implementasi

yang

yang

penulis

membandingkan
yang ingin
hasil

yang

umum

dicapai
nyata.
keadaan

meningkatkan

11

pasien yang dilakukan asuhan

baringnya

dengan

bantuan

keperawatan sebagai berikut :

keluarga,

belum

mampu

Ketidakefektifan
gangguan

melakukan rentang pergerakan

perfusi

jaringan

penuh

seluruh

sendi.

serebral berhubungan dengan

Berdasarkan

gangguan arteri. Hasil evaluasi

tersebut

terakhir

menyimpulkan bahwa masalah

didapatkan

data

hasil
maka

subyektif pasien mengatakan

teratasi

sudah

menyimpulkan

tidak

obyektif,

pusing,

E3V5M6

darah130/100
Berdasarkan

hasil

data

evaluasi
penulis

sebagian.

Penulis
masalah

tekanan

teratasi

mmHg.

menurut penulis ada beberapa

tersebut

kriteria hasil tidak penulis

sebagian

penulis menyimpulkan bahwa

temukan

masalah

pada

diagnosa

tersebut, yaitu pasien mampu

pertama

teratasi

sebagian

melakukan rentang pergerakan

dengan kriteria hasil, tidak ada

penuh seluruh sendi sehingga

keluhan pusing, tekanan darah

intervensi

dilanjutkan,

120/80 mmHg. Planningnya

penguatan

positif

intervensi dilanjutkan pantau

pasien

peningkatan

pasien

intracranial

Gangguan mobilitas fisik
berhubungan

Hasil

beri

terhadap

keluarga

berusaha

saat
untuk

Hambatan

komunikasi

dengan

verbal berhubungan dengan

neuromuscular.

perubahan pada sistem saraf

evaluasi

didapatkan

dan

evaluasi

bergerak (Tarwoto,2007).

(Batticaca,2008).

kerusakan

pada

karena

hari

data

ketiga

subyektif

pusat.
didapatkan

Hasil
data

evaluasi
subyektif

sudah

pasien mengatakan kaku pada

lebih lancar untuk tirah baring

lidahnya berkurang. Obyektif,

dengan bantuan keluarga.Data

bicara pasien terdengar lebih

obyektif,

jelas, bibir tidak perot lagi,

pasien

mengatakan

pasien

menunjukkan

usaha

tampak
tirah

pasien

tampak

mampu

12

mengenali

pesan

yang

pasien. Setelah diberikan
asuhan keperawatan 3x24

diterima (Muttaqin,2008).
evaluasi

jam, masalah yang dialami

penulis

pasien teratasi sebagian, dan

menyimpulkan bahwa masalah

intervensi tetap dilanjutkan

teratasi. Penulis memberikan

sampai

kesimpulan tersebut karena

sepenuhnya.

penulis menemukan keadaan

Saran

yang sesuai dengan kriteria

Bagi penulis

hasil yang diharapkan, yaitu

Sebagai

Berdasarkan
tersebut

pasien

mampu

pesan

yang

mengenali

diterima

dan

masalah

teratasi

perawat

hendaknya lebih jeli dalam
mengkaji

klien

untuk

pasien mampu menggunakan

menentukan diagnosa dan

bahasa isyarat atau verbal.

intervensi yang tepat serta

Intervensi dihentikan.

melakukan kolaborasi yang
baik dengan semua tenaga

F. PENUTUP

medis agar meningkatkan

Kesimpulan
Memberikan
keperawatan

pada

penulis

Tn.S,

melakukan

pengkajian,
data,

asuhan

menganalisa

menarik

diagnosa,

melakukan

perencanaan,

melakukan

tindakan

keperawatan

dan

mengevaluasi pasien stroke
non

hemoragik.

Hasil

pengkajian mulai tanggal

kualitas dalam pemberian
asuhan keperawatan.
Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan

keluarga

mampu memahami tentang
penyakit

dan

perawatan

pada klien agar tidak terjadi
gangguan
dapat

nutrisi,

serta

melanjutkan

perawatan di rumah dengan
baik.

15-17 April 2015, penulis
dapat menarik tiga diagnosa
dari masalah yang dialami

13

DAFTAR PUSTAKA
Batticaca Fransisca, C. 2008.
Asuhan
Keperawatan
pada
Klien
dengan
Gangguan
Sistem
Persarafan.Jakarta
:
Salemba Medika
Corwin, J. Elizabeth. 2009.
Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta : EGC
Esther,
Chang.
2010.
Patofisiologi
Aplikasi
pada
Praktek
Keperawatan.Jakarta
:
EGC
Ginsberg,
Lionel.
Lecture
Neurologi.Jakarta
Erlangga

2008.
Notes
:

Koni,
Endang.
2009.
Mengenal&Mencegah
Penyakit
Jantung,
Kanker,
Stroke.Yogyakarta
:
Kirana Publisher.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku
Ajar
Asuhan
Keperawatan
Klien
dengan
Gangguan
Persarafan. Jakarta :
Salemba Medika
Price, S.A. 2006. Patofisiologi
Konsep Klinis ProsesProses Penyakit.Jakarta :
EGC
Smeltzer, Suzanne. 2005.
Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Tarwoto, Wartonah, Eros SS.
2007.
Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan
Sistem Persarafan.Jakarta
: CV. Sagung Seto.
Yastroki (Yayasan Stroke
Indonesia).
2007.
Penderita
Stroke
Meningkat.
Jakarta:
Yayasan Stroke Indonesia

14

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Gangguan Sistem Persarafan:Stroke Non Hemoragik Di Ruang Cemapaka III RSUD Pandan Arang Boyolaluli.

0 5 20

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Gangguan Sistem Persarafan:Stroke Non Hemoragik Di Ruang Cemapaka III RSUD Pandan Arang Boyolaluli.

0 2 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Gangguan Sistem Persarafan: Stroke Non Hemoragik Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali.

0 1 23

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Gangguan Sistem Persarafan: Stroke Non Hemoragik Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali.

0 3 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Gangguan Sistem Persarafan: Stroke Non Hemoragik Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali.

1 5 17

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Melitus Dan Di Ruang Cempaka Iii Rsud Pandan Arang Boyolali.

0 1 11

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Melitus Dan Di Ruang Cempaka Iii Rsud Pandan Arang Boyolali.

0 1 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN : STROKE NON HAEMORAGIC DI RUANG CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI.

0 0 5

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada Tn. J Dengan Gangguan Sistem Pernapasan : Tb Paru Di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali.

0 1 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN :TB PARU DI RUANG CEMPAKA III “Asuhan Keperawatan Pada Tn.J dengan Gangguan Sistem Pernapasan : TB Paru di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali”.

0 1 15