PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET.
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX)
MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
Renata Anindya Safira
1102971
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX)
MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Oleh
Renata Anindya Safira
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Program Studi Ilmu Keolahragaan
©Renata Anindya Safira 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
RENATA ANINDYA SAFIRA
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX)
MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. NIP. 19760812 200112 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Badruzaman, M.Pd NIP. 19591104 198601 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Program Studi Ilmu Keolahragaan
Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. NIP. 19760812 200112 1 001
(4)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX)
MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Renata Anindya Safira 1102971
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D.1 Drs. H. Badruzaman, M. Pd.2
Pencapaian prestasi puncak dalam bidang olahraga merupakan upaya yang kompleks karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor pendukung performa seorang
atlet dalam latihan maupun dalam pertandingan adalah VO2max. VO2max adalah
kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan menggunakan oksigen.
Dengan memiliki VO2max yang baik, maka seorang atlet tidak akan mudah lelah dan
dapat bermain prima selama pertandingan. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil Aerobic Maximal Capacity
(VO2Max) menggunakan Laboratorium Test dan Field Test pada pemain bola basket.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif komparatif. Sampel yang digunakan adalah pemain bola basket putri dari Unit Bola Basket Bumi Siliwangi UPI sebanyak 8
orang diambil menggunakan metode purposive sampling. Instrumen yang digunakan
adalah dengan 2 tes VO2max yaitu Laboratorium Test menggunakan Gas Analyzer dan
Field Test menggunakan Bleep Test. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik Independent Samples T-Test. Dari analisis data diperoleh hasil VO2max t = 2,068, p =
0,058 > 0,05 maka H0 diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan hasil Aerobic Maximal Capacity (VO2Max) menggunakan Laboratorium Test
dan Field Test pada pemain bola basket.
(5)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
RESULTS COMPARATIVE AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX)
USING LABORATORY TEST AND FIELD TEST ON BASKETBALL PLAYERS
Renata Anindya Safira 1102971
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D.1 Drs. H. Badruzaman, M. Pd.2
The achievement of peak performance in sports is a complex effort because it is influenced by many factors. One of the factors supporting the performance of an athlete in training or in matches is VO2max. VO2max is the maximum capacity of a person's
body to deliver and use oxygen. By having a good VO2max, then an athlete will not get
tired easily and can play primed for the match. The purpose of this study was to determine whether there are significant differences result Aerobic Maximal Capacity
(VO2max) using Laboratory Test and Field Test on basketball players. The method used
is descriptive comparative. The sample used is a women’s basketball player from Unit Bola Basket Bumi Siliwangi UPI as many as 8 people were taken using purposive
sampling method. The instrument used was the two VO2max test that is Laboratory Test
uses Gas Analyzer and Field Test using Bleep Test. Results were analyzed with statistical
test Independent Samples T-Test. From the data analysis results of VO2max t = 2.068, p =
0.058 > 0.05 then H0 accepted, which means there are no significant differences result
Aerobic Maximal Capacity (VO2max) using Laboratory Test and Field Test on Basketball
players.
(6)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ....viii
DAFTAR GAMBAR ... ....ix
DAFTAR LAMPIRAN ... ...x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Permainan Bola Basket ... 8
1. Posisi Pemain Bola Basket ... 10
B. Kondisi Fisik ... 11
1. Pengertian Kondisi Fisik ... 11
2. Komponen Kondisi Fisik ... 11
2.1. Kekuatan (Strength) ... 12
2.2. Kelentukan (Flexibility) ... 12
2.3. Kecepatan (Speed) ... 13
2.4. Daya Tahan (Endurance) ... 13
2.4.1. Daya Tahan Kardiorespirasi ... 14
C. Volume Oksigen Maksimal (VO2Max) ... 15
1. Faktor Yang Mempengaruhi VO2Max ... 18
D. Gas Analyzer ... 21
E. Field Test ... 22
1. Bleep Test ... 22
2. Aturan Pelaksanaan Bleep Test ... 23
F. Penelitian Terdahulu ... 24
G. Posisi Teoretis ... 26
H. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. Desain Penelitian ... 28
B. Partisipan ... 28
C. Populasi dan Sampel ... 29
(7)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Prosedur Penelitian ... 37
F. Analisis Data ... 37
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
B. Pengolahan dan Analisis Data ... 43
1. Uji Normalitas ... 44
2. Analisis Inferensi ... 45
C. Diskusi Temuan ... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
A. Simpulan ... 49
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN ... 53
(8)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada umumnya olahraga membutuhkan kondisi fisik yang baik agar seseorang dapat melakukan aktivitas dan mencapai prestasi dalam setiap cabang olahraganya masing-masing. Salah satu unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam olahraga yaitu daya tahan Kardiorespirasi. Menurut Antorin, K. dkk. (2000, hlm. 3) Daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik yang intens dan berkesinambungan dengan melibatkan sekelompok otot besar. Ketahanan kardiorespirasi ini termasuk unsur kondisi fisik yang paling penting.
Pada dasarnya, ada dua macam ketahanan kardiorespirasi, yaitu aerobic dan anaerobik. Selama berolahraga pada umumnya, dibutuhkan ketahananan aerobic untuk melakukan gerakan-gerakan eksplosif yang membutuhkan ledakan energi. Pengukuran ketahanan kardiorespirasi untuk kapasitas aerobic dapat dilakukan dengan cara mengukur konsumsi oksigen maksimal (VO2max).
Menurut Mackenzie, B. (2005, hlm. 1) VO2max is the maximum amount of oxygen in millilitres, one can use in one minute per kilogram of body weight. Menurut Welsman JR. dalam Agni, F. (2014, hlm. 7) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Karena VO2max ini dapat membatasi kapasitas kardiovaskuler seseorang, maka VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.
Carling, Reilly dan William (2009, hlm. 107) mengungkapkan bahwa “The maximal oxygen uptake is the highest value of VO2 attained during exercise” maksudnya adalah penyerapan oksigen maksimal (VO2max) adalah nilai tertinggi volume oksigen yang dicapai selama latihan.
Mackenzie (2005, hlm. 1) Those who are fit have higher VO2max values and can exercise more intensel than those who are not as well
(9)
2
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
conditioned, maksudnya adalah seseorang yang dalam keadaan fit memiliki nilai VO2max lebih tinggi dan dapat berolahraga lebih intens dibandingkan dengan mereka yang tidak dalam kondisi yang baik.
VO2Max merupakan salah satu indikator daya tahan kardiorespirasi atau daya tahan paru jantung. Artinya semakin besar nilai VO2Max maka daya tahan kardiorespirasi juga akan baik. Daya tahan kardiorespirasi yang baik akan berdampak pada kesehatan yang prima. Dalam permainan bola basket pertandingan dilakukan dalam waktu yang tidak singkat, yaitu 4 x 10 menit. Pemain dengan VO2Max yang bagus akan memiliki kelebihan untuk tidak mudah lelah dan dapat bermain dengan baik selama pertandingan.
Metode untuk mengukur besarnya nilai VO2Max seseorang diantaranya menggunakan metode tes dan pengukuran melalui laboratorium dan melalui tes lapangan. Tes laboratorium memiliki nilai akurasi yang tinggi karena sebelum tes dilaksanakan, kalibrasi dilakukan untuk pendeteksian suhu, kelembaban maupun ketinggian tempat. The calibration procedure must be specific to the method measuring the volume (Gore C.J. 2000, hlm. 119) maksudnya adalah prosedur dalam melakukankalibrasi harus sesuai dengan metode pengukuran volume.
The analyzers must be calibrated prior to any testing an at regular intervals over the expected physiological range of measurement (Gore C.J. 2000 hlm. 120). Gas Analyzer yang terdapat dalam laboratorium harus dilakukan kalibrasi sebelum melakukan tes agar data sesuai dan tidak terjadi kesalahan. Namun untuk melakukan tes ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan tidak semua orang memiliki alat tes ini dibandingkan menggunakan tes lapangan. Tes lapangan biasanya menggunakan alat-alat yang sederhana dan mudah dilakukan. Salah satu tes VO2Max yang dapat digunakan di lapangan adalah bleep test.
Bleep test biasanya digunakan untuk mengukur VO2Max seseorang dan tingkat kebugaran seseorang. Dengan Bleep Test kita dapat melakukan tes dalam kelompok besar, artinya dalam satu waktu kita dapat mengetes beberapa orang. Tes ini sering dilakukan di luar ruangan, sehingga kondisi
(10)
3
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan dapat mempengaruhi hasil. Tes ini menggunakan audio, kaset perlu di kalibrasi yang melibatkan timing interval satu menit dan membuat penyesuaian dengan jarak antara penanda.
Pada zaman modern saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sudah semakin baik dan canggih. IPTEK telah banyak berperan dalam peningkatan kualitas hidup seseorang, khususnya dalam pembelajaran dan prestasi olahraga. Teknologi, khususnya dalam pengumpulan dan teknik analisa data yang diolah oleh komputer, akan membantu para atlet dan pelatih dalam mencapai target dengan cepat dan tepat.
Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) sudah memiliki laboratorium yang di dalamnya terdapat alat untuk mengetahui VO2Max seseorang, yaitu
Cardio Pulmonary Exercise Test (CPET) atau Gas Analyzer. Alat tersebut sudah digunakan oleh beberapa klub yang mengikuti event, seperti PORDA, PON, SEA GAMES dan lainnya. Dengan menggunakan kemajuan teknologi tersebut dapat membantu untuk mengetahui VO2Max seseorang dengan akurasi yang tinggi.
Dengan memperhatikan dan menganalisa kondisi diatas, penulis merasa tertarik meneliti untuk mengetahui perbandingan nilai VO2Max melalui Laboratorium Test menggunakan Gas Analyzer dan Field Test dengan menggunakan Bleep Test pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket Bumi Siliwangi UPI. Maka penelitian ini berjudul “Perbandingan Hasil Aerobic Maximal Capacity (VO2Max) Menggunakan Laboratorium Test Dan Field Test Pada Pemain Bola Basket.
(11)
4
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil Aerobic Maximal Capacity (VO2max) menggunakan Laboratorium Test (Gas Analyzer) pada pemain bola basket?
2. Bagaimana hasil Aerobic Maximal Capacity (VO2max) menggunakan Field Test (Bleep Test) pada pemain bola basket? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil Aerobic Maximal
Capacity (VO2max) menggunakan Laboratorium Test (Gas
Analyzer) dan Field Test (Bleep Test) pada pemain bola basket?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui hasil Aerobic Maximal Capacity (VO2max) menggunakan Laboratorium Test (Gas Analyzer) pada pemain bola basket.
2. Ingin mengetahui hasil Aerobic Maximal Capacity (VO2max) menggunakan Field Test (Bleep Test) pada pemain bola basket. 3. Ingin mengetahui perbedaan yang signifikan hasil Aerobic
Maximal Capacity (VO2max) menggunakan Laboratorium Test
(Gas Analyzer) dan Field Test (Bleep Test) pada pemain bola basket.
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut diatas diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain:
1. Pelatih
Sebagai pedoman dan perbandingan hasil dalam melakukan tes VO2Max terhadap atletnya.
(12)
5
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Praktisi Olahraga
Penelitian ini menjadi bahan pembelajaran bagi olahragawan untuk memahami perbandingan hasil VO2Max menggunakan
Laboratorium Test (Gas Analyzer) dan Field Test (Bleep Test) dan menjadi bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut.
3. Peneliti
Setelah melakukan penelitian, peneliti akan mengetahui peran penting VO2max dalam aktivitas olahraga khususnya olahraga bola basket dan juga menjadi rujukan tambahan dalam mengetahui perbandingan yang dihasilkan dari Laboratorium Test (Gas Analyzer) dan Field Test (Bleep Test) dalam melakukan tes VO2Max.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur Organisasi dalam penulisan skripsi yang peneliti ambil adalah sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini penulis menuliskan masalah yang terjadi pada penelitian yang akan dilakukan. Selain itu penulis harus menuliskan atau menceritakan bagaimana tema atau masalah yang akan dibahas melalui point-point berikut:
A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian E. Struktur Organisasi Skripsi
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS
Pada bagian ini, peneliti membandingkan, masing-masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah yang
(13)
6
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan posisi/ pendiriannya disertai dengan alasan-alasan yang logis. Untuk itu pada bagian ini harus membahas tentang teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu mengenai penelitian yang akan dilakukan. Adapun cara penulisan dalam bab II adalah sebagai berikut :
A. Permainan Bola Basket 1. Posisi Pemain Basket B. Kondisi Fisik
1. Pengertian Kondisi Fisik 2. Komponen Kondisi Fisik
2.1.Kekuatan (Strength) 2.2.Kelentukan (Flexibility) 2.3.Kecepatan (Speed) 2.4.Daya Tahan (Endurance)
2.4.1. Daya Tahan Kardiorespirasi C. Volume Oksigen Maksimal (VO2Max)
1. Faktor Yang Mempengaruhi VO2Max D. Gas Analyzer
E. Field Test 1. Bleep Test
2. Aturan Pelaksanaan Bleep Test F. Penelitian Terdahulu
G. Posisi Teoretis H. Hipotesis
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah
(14)
7
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
analisis data yang dijalankan. Untuk itu dalam bab metode penelitian ini penulis menjelaskan bagaimana cara-cara penelitian yang akan dilakukannya melalui tahapan-tahapan berikut:
A. Desain Penelitian B. Partisipasi
C. Populasi Dan Sampel D. Instrument Penelitian E. Prosedur penelitian
4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun cara penulisannya adalah sebagai berikut :
A. Hasil Penelitian
B. Pengolahan dan Analisis Data C. Diskusi Temuan
5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Jadi dalam bab ini penulis menyimpulkan penelitiannya dari awal permasalahan sampai dilakukanya penelitian. Adapun cara penulisannya adalah sebagai berikut :
A. Simpulan
(15)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Adapun desain penelitiannya digambarkan seperti berikut ini:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Sumber: Sugiyono (2012, hlm. 112) Keterangan:
X1 = Hasil VO2max Laboratorium Test (Gas Analyzer) X2 = Hasil VO2max Field Test (Bleep Test)
Y = Pemain bola basket
B. Partisipan
Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari anggota UKM Bola Basket di Universitas Pendidikan Indonesia dengan nama Unit Bola Basket Bumi Siliwangi (UBBBS), jenis kelamin perempuan karena untuk menghindari perbedaan masa otot dan variasi penggunaan oksigen antar jenis kelamin, begitupun usia sampel 18-20 tahun. Lokasi penelitian ini di Laboratorium Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI Setiabudhi dan Lapang Tenis Indoor UPI. Kriteria sampel yang akan diambil yaitu mahasiswa yang masih aktif melakukan latihan olahraga bola basket di Unit Bola Basket Bumi Siliwangi.
Y
X1
X2
(16)
29
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2014, hlm.
117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun pengertian sampel menurut Arikunto (1998, hlm. 117) “sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi.”
Populasi dari penelitian mengenai perbandingan hasil Aerobic Maximal Capacity (VO2Max) menggunakan Laboratorium test (Gas Analyzer) dan
Field Test (Bleep Test) pada pemain bola basket adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket Bumi Siliwangi. Peneliti mengambil sampel pemain bola basket berjumlah 8 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Menurut Frankael dan Wallen (2012, hlm. 99) purposive sampling is different from convenience sampling in that researchers do not simply study whoever is available but rather use their judgment to select a sample that they believe, based on prior information, will provide the data they need.
Maksudnya adalah teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling berbeda dengan teknik pengambilan sampel lainnya, dalam penelitiannya tidak hanya mempelajari siapa yang tersedia melainkan menggunakan penilaian tersendiri dalam memilih sampel yang dipercaya, berdasarkan informasi sebelumnya, akan menyediakan data yang dibutuhkan.
Pada penelitian ini peneliti menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu dan harus memiliki kriteria serta karakteristik yang sesuai. Sampel merupakan mahasiswa yang masih aktif melakukan latihan olahraga bola basket di Unit Bola Basket Bumi Siliwangi.
(17)
30
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tes VO2max. Data yang dikumpulkan dan diolah adalah hasil tes VO2max menggunakan Laboratorium test (Gas Analyzer) dan
Field Test (Bleep test) pada pemain bola basket putri Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket Bumi Siliwangi UPI.
Penelitian ini membandingkan data dari 2 tes yang berbeda, maka instrumen yang digunakan pun terbagi menjadi 2 bagian yang digunakan pada Gas Analyzer dan Field test yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Laboratorium Test (Gas Analyzer)
Gas Analyzer adalah solusi ideal untuk penilaian respon fisiologis terhadap latihan. Fiturnya mempunyai komponen berkualitas tinggi dan analisis super cepat menjamin akurasi yang tepat, kehandalan dan analisis terhadap pertukaran gas paru, bahkan pada latihan intensitas tinggi.
a. Multi-use silicone face masks for RMR and VO2max testing Masker kit yang mudah untuk digunakan dan nyaman untuk digunakan selama sesi pengujian yang panjang (2-3 jam) dan pada intensitas latihan apapun. Masker kit terbuat dari karet silikon dan meminimalisir kebocoran udara ketika sedang digunakan dalam pengujian.
(18)
31
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2
Masker Kit
b. Calibration Syringe
COSMED 3L kalibrasi jarum suntik adalah alat presisi yang dapat diandalkan yang cepat dan mudah memverifikasi dan mengukur penyelarasan tekanan. menyediakan metode yang mudah dan dapat diandalkan kalibrasi dan pengukuran akurasi COSMED pernapasan alat ukur volume. 3-L merupakan ukuran 3 liter untuk memenuhi standar internasional dan persyaratan untuk peralatan spirometri. ATS / ERS Task Force standar, memerlukan pemeriksaan kalibrasi harian aliran dan volume spirometer menggunakan 3-L kalibrasi jarum suntik dengan akurasi ± 15 mL atau ± 0,5% dari skala penuh.
(19)
32
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3
Alat kalibrasi
c. H6 Heart Rate Sensor
Polar Heart Rate adalah perangkat kebugaran dengan akurasi penghitungan sensor denyut jantung yang baik, mudah dan sangat nyaman untuk dipakai.
Gambar 3.4 Polar Heart Rate
d. Treadmill
Treadmill adalah salah satu perangkat alat olahraga untuk berjalan atau berlari di tempat. Treadmill merupakan
(20)
33
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebuah mesin yang memiliki platform bergerak dengan conveyor belt lebar, dan digerakkan oleh motor listrik. Belt atau sabuk bergerak ke belakang, sedangkan pengguna bergerak mengikuti belt berjalan atau berlari pada kecepatan tertentu. Kecepatan belt bergerak disebut dengan speed. Dengan demikian, kecepatan berjalan atau berlari dapat dikendalikan dan diukur sesuai dengan kebutuhan latihan.
Gambar 3.5 Treadmill Pelaksanaan Gas Analyzer
Perlengkapan yang diperlukan :
- Ruangan dengan suhu tertentu atau tempat terbuka
- Treadmill
- Oksigen Analisis
Prosedur Pelaksanaan Tes :
(21)
34
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Petugas mengatur kalibrasi dengan Tubine Calibration dan Gas Calibration (Air dan Ergo)
- Atlet berdiri di Treadmill dan dihubungkan dengan alat-alat laboratorium.
- Petugas menentukan identitas profil atlet pada monitor
- Atlet berlari di Treadmill dan dilakukan sampai atlet tidak
mampu lagi berlari.
- Setelah atlet melakukan dengan maksimal, atlet istirahat di
tempat yang mengandung banyak oksigen.
- Petugas dapat melihat nilai VO2max atlet pada monitor.
2. Field Test (Bleep Test)
Bleep test ini menggunakan software yang dikembangkan oleh Fajar Agni, S. Si. salah satu lulusan Ilmu Keolahragaan FPOK UPI. Software Bleep Tes Tim ini merupakan terobosan baru dengan mengembangkan kekurangan yang ada dalam software luar negeri.
Kelebihan dari software ini adalah mempermudah memandu jalannya pengetesan Bleep test secara team dengan menghasilkan pencatatan yang lebih efektif dan bertindak sebagai perantara antara tester dengan testee untuk melakukan aktifitas dengan perintah yang harus dilakukan dalam Software komputer.
Software ini akan bekerja secara otomatis untuk memandu jalannya Bleep tes ketika seorang User Menekan tombol Mulai maka indikator waktu di dalam software akan berjalan dan suara beep akan keluar dari speaker yang sudah terpasang dengan perangkat komputer, suara beep akan sesuai dengan waktu level yang ditentukan dengan demikian teste melakukan Bleep tes atau berlari dengan jarak 20 meter secara bolak balik mengikuti irama Bleep yang keluar dari pengeras suara. Jika teste sudah tidak dapat mengikuti irama beep yang ditentukan atau dianggap sudah tidak sanggup berlari lagi maka user harus menekan tombol nomor untuk menghentikan tes. Hasil akan keluar jika semua pengetesan sudah dihentikan dengan tombol nomor. Jika hasil sudah
(22)
35
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selesai userakan diberikan pilihan apakah hasil dokumen tersebut akan dicetak langsung atau hasilnya di export ke Ms Word. Ms Exel dan Adobe Reader. Dapat disimpulkan bahwa hanya perlu Meng input data kemudian menekan tombol mulai untuk memulai dan tombol selesai untuk meberhentikan, maka hasil VO2max sudah dapat dinilai dan dianalisis. Tabel 3.1 berikut adalah ringkasan dari fungsi tombol serta menu yang ada di dalam software Bleep tes:
Tabel 3.1
Fungsi Tombol Dan Menu
TOMBOL/MENU FUNGSI
Mulai Tombol untuk memulai proses pemanduan tes
Tombol Nomor Tombol nomor berfungsi untuk memberhentikan tes secara individu.
Selesai Tombol selesai berfungsi untuk meberhentikan proses pemanduan tes
Arsip Menu arsip akan memunculkan isi data, hasil tes, statistic dan tutup jendela software Isi Data Menu ini adalah untuk mengisis data teste
Hasil Pengetesan Menu Hasil pengetesan akan memunculkan data hasil pengetesan.
Statistik Menu statistik pengetesan akan memunculkan statistik pengetesan.
Print Menu Print berfungsi untuk mencetak dokumen.
Export
Menu export berfungsi untuk mengalihkan format dokumen dengan pilihan Ms.Word Ms Exel dan Adobe reader.
Pelaksanaan Field Test (Bleep Test) Perlengkapan yang diperlukan
(23)
36
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Lapangan terbuka minimal 30 m X 30 m..
- Cones.
- Speaker atau alat pengeras suara. Prosedur Pelaksanaan Tes
Gambar 3.6
Diagram Cara Kerja Software
- Start aplikasi atau memulai aplikasi
- Sebelum software ini dijalankan untuk pengetesan, dilakukan pengisian data testee.
- Software ini akan bekerja secara otomatis untuk memandu jalannya Bleep tes ketika seorang User Menekan tombol Mulai maka indikator waktu di dalam software akan berjalan dan suara beep akan keluar dari speaker yang sudah terpasang dengan perangkat komputer, suara beep
(24)
37
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan sesuai dengan waktu level yang ditentukan dengan demikian teste melakukan Bleep tes atau berlari dengan jarak 20 meter secara bolak balik mengikuti irama Bleep yang keluar dari pengeras suara.
- Jika teste sudah tidak dapat mengikuti irama beep yang ditentukan atau dianggap sudah tidak sanggup berlari lagi maka user harus menekan tombol nomor untuk menghentikan tes.
- Hasil akan keluar jika semua pengetesan sudah dihentikan dengan tombol nomor.
- Jika hasil sudah selesai, hasil VO2max sudah dapat dinilai dan dianalisis langsung dari komputer atau user akan diberikan pilihan apakah hasil dokumen tersebut akan dicetak langsung atau hasilnya di export ke Ms. Word, Ms. Exel dan Adobe Reader.
E. Prosedur Penelitian
Untuk mengetahui gambaran langkah kerja, peneliti akan menjelaskan mengenai prosedur penelitian. Dengan adanya prosedur penelitian maka akan mempermudah dan membantu peneliti untuk memulai tahapan-tahapan dari sebuah penelitian. Peneliti akan menjelaskan mengenai prosedur penelitian sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Mentukan populasi, populasi dalam penelitian ini adalah anggota UKM Bola Basket di Universitas Pendidikan Indonesia dengan nama Unit Bola Basket Bumi Siliwangi (UBBBS) dan sampelnya 8 orang.
b. Melakukan pengambilan data, langkah selanjutnya adalah pengambilan data, data yang diambil adalah tes VO2Max. Pengambilan data dengan menggunakan Laboratorium test (Gas Analyzer) dilakukan pada tanggal 29 Juli 2015 dan pengambilan
(25)
38
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data dengan menggunakan Field test (Bleep Test) pada tanggal 31 Juli 2015.
c. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa lalu menarik kesimpulan dan memberi rekomendasi dari hasil pengolahan dan analisis data.
Penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan dalam bentuk gambar 3.7 dibawah ini.
Gambar 3.7 Prosedur Penelitian
F. Analisis Data
Data di analisis secara statistik dengan menggunakan aplikasi Statistikal Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0 for windows dengan analisis Independent Sample t Test. Pegujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah ada suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai
POPULASI
SAMPEL
LABORATORIUM TEST (GAS ANALYZER)
ANALISIS DATA
HASIL
FIELD TEST (BLEEP TEST)
(26)
39
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai paramameter untuk mengukur suatu populasi.
Analisis yang pertama adalah uji normalitas. Uji ini dilakukan untuk menentukan sifat distribusi data. Analisis untuk uji normalitas ini menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov Z. Uji statistik ini biasa digunakan untuk menentukan normalitas suatu kumpulan data. Analisis selanjutnya adalah menentukan perbedaan signifikansi untuk masing-masing data. Perbandingan dilakukan terhadap satu data dengan data yang lainnya. Uji statistik yang digunakan untuk analisis ini bergantung pada sifat normalitas data. Bila data yang dianalisis bersifat normal, maka uji statistik yang digunakan adalah independent sample t test. Tingkat kepercayaan analisis data
pada penelitian ini adalah 95%, sehingga nilai α untuk penelitian ini adalah
0,05.
1. Uji Normalitas
Peneliti menggunakan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Penulis menggunakan uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Independent Sample T-Test
Sebelum melakukan analisis Uji Independent Sample T-Test dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk syarat uji parametrik, jika tidak memenuhi syarat uji parametrik maka teknis analisis data diganti dengan Mann- Whitney. Apabila data normal maka menggunakan Independent Sample T-Test, dimana uji ini dilakukan untuk mengetahui suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata hasil VO2max lab test dan field
test. pengambilan keputusan uji ini, sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig (p) > 0,05 maka H0 diterima atau dinyatakan tidak terdapat perbedaan.
(27)
40
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Jika nilai Sig (p)< 0,05 maka H0 ditolak atau dinyatakan terdapat perbedaan.
Pada bagian ini, selain nilai T-test juga terdapat nilai uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Jika data homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian sama (Equal Variance Assume), jika data tidak homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian tidak sama (Equal Variance Not Assume).
(28)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pembahasan bab IV mengenai Perbandingan Hasil Aerobic Maximal Capacity (VO2Max) Menggunakan Laboratorium Test dan Field Test Pada Pemain Bola Basket (Studi Perbandingan Terhadap Pemain Bola Basket Putri Unit Bola Basket Bumi Siliwangi) diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil aerobic maximal capacity (VO2max) menggunakan laboratorium test dan
field test pada pemain bola basket. B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk penelitian yang selanjutnya diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Atlet Bola Basket
Setelah mengetahui hasil penelitian ini, atlet diharapkan agar dapat mengatur waktu istirahat agar stamina tetap baik.
2. Bagi Pelatih Bola Basket
Sudah sewajarnya seorang pelatih mengetahui keadaan dan kondisi seorang atletnya sendiri. Dengan adanya hasil penelitian ini pelatih tidak hanya memperhatikan porsi latihan saja akan tetapi harus mengetahui pola istirahat yang sesuai bagi para atletnya.
3. Bagi Bidang Keilmuan Keolahragaan
Bagi bidang kelimuan keolahragaan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Penulis menyarankan dalam mengembangkan penelitian ini agar dilakukan pada saat pertandingan sebenarnya dan perbanyak sampel.
(29)
50
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Agni, F. (2014). Pengembangan Software Bleep Test Tim Untuk Mengukur Kapasitas Aerob (VO2Max). (Skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Antorin K. dkk. (2000). Incidence Of The Oxygen Plateuat VO2Max During Exercise Testing To Volitional Fatigue. Journal of The American Society of Exercise Physiologists (3), hlm.2 Arikunto. (1998). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Jakarta. Arisandi, D. (2015). Analisis Penggunaan Kalori Atlet Bola Basket (Studi
Perbandingan Terhadap Posisi-Posisi Pemain Bola Basket Putri Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat 2014). (Skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Aziz, A.R. (2005). A Pilot Study Comparing Two Field Tests With The Treadmill Run Test In Soccer Players. Journal of Sport Science and Medicine (4), hlm. 105-112.
Carling, Reilly dan William. (2009). Performance Assessment For Field Sports. New York: Routledge.
Depkes. RI. (2005). Model dan Modul Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamaah Calon Haji/ Jamaah Haji melalui Sistem Managed Care (Asuransi Kesehatan), Jakarta.
Fraenkel dan Wallen. (2012). How to Design and Evalute Research in Education. New York: McGraw-Hill.
Frankston & District, Domestic Coaches Drill Book. Basketball Association Gore, C.J. (2000). Physiological Tests For Elite Athletes. Australian Sports
Commission. Australian Institute of Sport.
Harsono. (2001). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Dirjen Dikti P2 LPTK.
Imanudin, I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Iztok Kavcic, dkk. (2012). Comparative Study Of Measured And Predicted VO2max During A Multi-Stage Fitness Test With Junior
(30)
51
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soccer Players. Comparative Study of Measured And Predicted. Kinesiology 4 (1) : hlm. 18-23
Kilding, AE. (2006). Mengukur dan Memprediksi kekuatan aerobik maksimal di tingkat internasional atlet olahraga intermiten.The Journal of Sport Medicine dan Kebugaran Jasmani, 46 (3), hlm. 366-72
Kuntaraf. (1999). Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Indonesia Published House.
Len Kravitz, (2001). Panduan Lengkap dan Bugar Total. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm 5
Loftin M. dkk. (2004). Comparison of VO2Peak During Treadmill and Cycle Ergometry in Severely Overweight Youth. Journal of Sport Science and Medicine, 3, hlm. 254-260
Mackenzie, B. (2012). 101 Performance Evaluation Test. London: Jonathan Pye. Matjan, Bastinus N. (2009) Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kepelatihan, UPI.
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: UPI Bandung.
Palwaguna, R. (2015). Perbandingan Health Related Physical Fitness Antara Lansia Yang Mengikuti Senam Dengan Lansia Yang Tidak Mengikuti Senam (Studi Ex Post Facto Pada Lansia Di Perkumpulan Senam Sehat Indonesia Jln. Cihampelas Cimaung Rt.06 Rw.07 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung). (Skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Permatasari, Niluh K. (2015). Pengembangan Alat Ukur Waktu Reaksi Tangan Berbasis Microcontroller N.(Skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sugiyanto. (2009). Kajian tubuh pengetahuan (body of knowledge) ilmu keolahragaan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. hlm. 6-17.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Cv. Alfabeta.
(31)
52
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suherman A & Rahayu I. (2011). Statistika untuk ilmu keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumiyarsono, D. (2002). Keterampilan Bola Basket. Yogyakarta: UNY
Supriatin R. (2014). Kemampuan Daya Tahan (VO2max) Atlet Cabang Olahraga Bola Tangan. (Skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Syahid, A.M. (2014). Perbandingan Aerobic Maximal Capacity (VO2Max) antara Laboratorium dan Field Test Pada Atlet Rowing Indonesia Persiapan Asian Games Incheon 2014. (Skripsi) Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Tim Noakes, a Professor of Exercise and Sports Science at the University of Cape Town.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.
Winter, E.M. dkk. (2007). Sport And Exercise Physiology Testing Guidelines. The British Association of Sport and Exercise Science Guide. Routledge.
Yuliana. (2013). Profil Kondisi Fisik Anggota Pamor Peserta Ekspedisi 7 Puncak Nusantara. (Skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
(1)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai paramameter untuk mengukur suatu populasi.
Analisis yang pertama adalah uji normalitas. Uji ini dilakukan untuk menentukan sifat distribusi data. Analisis untuk uji normalitas ini menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov Z. Uji statistik ini biasa digunakan untuk menentukan normalitas suatu kumpulan data. Analisis selanjutnya adalah menentukan perbedaan signifikansi untuk masing-masing data. Perbandingan dilakukan terhadap satu data dengan data yang lainnya. Uji statistik yang digunakan untuk analisis ini bergantung pada sifat normalitas data. Bila data yang dianalisis bersifat normal, maka uji statistik yang digunakan adalah independent sample t test. Tingkat kepercayaan analisis data
pada penelitian ini adalah 95%, sehingga nilai α untuk penelitian ini adalah
0,05.
1. Uji Normalitas
Peneliti menggunakan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Penulis menggunakan uji normalitas dengan metode
Kolmogorov-Smirnov.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Independent Sample T-Test
Sebelum melakukan analisis Uji Independent Sample T-Test dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk syarat uji parametrik, jika tidak memenuhi syarat uji parametrik maka teknis analisis data diganti dengan Mann- Whitney. Apabila data normal maka menggunakan Independent Sample T-Test, dimana uji ini dilakukan untuk mengetahui suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata hasil VO2max lab test dan field
test. pengambilan keputusan uji ini, sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig (p) > 0,05 maka H0 diterima atau
(2)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Jika nilai Sig (p)< 0,05 maka H0 ditolak atau dinyatakan
terdapat perbedaan.
Pada bagian ini, selain nilai T-test juga terdapat nilai uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Jika data homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian sama (Equal Variance Assume), jika data tidak homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian tidak sama (Equal Variance Not Assume).
(3)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pembahasan bab IV
mengenai Perbandingan Hasil Aerobic Maximal Capacity (VO2Max)
Menggunakan Laboratorium Test dan Field Test Pada Pemain Bola Basket (Studi Perbandingan Terhadap Pemain Bola Basket Putri Unit Bola Basket Bumi Siliwangi) diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil aerobic maximal capacity (VO2max) menggunakan laboratorium test dan
field test pada pemain bola basket.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk penelitian yang selanjutnya diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Atlet Bola Basket
Setelah mengetahui hasil penelitian ini, atlet diharapkan agar dapat mengatur waktu istirahat agar stamina tetap baik.
2. Bagi Pelatih Bola Basket
Sudah sewajarnya seorang pelatih mengetahui keadaan dan kondisi seorang atletnya sendiri. Dengan adanya hasil penelitian ini pelatih tidak hanya memperhatikan porsi latihan saja akan tetapi harus mengetahui pola istirahat yang sesuai bagi para atletnya.
3. Bagi Bidang Keilmuan Keolahragaan
Bagi bidang kelimuan keolahragaan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Penulis menyarankan dalam mengembangkan penelitian ini agar dilakukan pada saat pertandingan sebenarnya dan perbanyak sampel.
(4)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agni, F. (2014). Pengembangan Software Bleep Test Tim Untuk Mengukur
Kapasitas Aerob (VO2Max). (Skripsi). Sekolah Pendidikan
Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Antorin K. dkk. (2000). Incidence Of The Oxygen Plateuat VO2Max During
Exercise Testing To Volitional Fatigue. Journal of The
American Society of Exercise Physiologists (3), hlm.2
Arikunto. (1998). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Jakarta. Arisandi, D. (2015). Analisis Penggunaan Kalori Atlet Bola Basket (Studi
Perbandingan Terhadap Posisi-Posisi Pemain Bola Basket
Putri Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat 2014). (Skripsi).
Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Aziz, A.R. (2005). A Pilot Study Comparing Two Field Tests With The Treadmill Run Test In Soccer Players. Journal of Sport Science and
Medicine (4), hlm. 105-112.
Carling, Reilly dan William. (2009). Performance Assessment For Field Sports. New York: Routledge.
Depkes. RI. (2005). Model dan Modul Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamaah
Calon Haji/ Jamaah Haji melalui Sistem Managed Care
(Asuransi Kesehatan), Jakarta.
Fraenkel dan Wallen. (2012). How to Design and Evalute Research in Education. New York: McGraw-Hill.
Frankston & District, Domestic Coaches Drill Book. Basketball Association Gore, C.J. (2000). Physiological Tests For Elite Athletes. Australian Sports
Commission. Australian Institute of Sport.
Harsono. (2001). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Dirjen Dikti P2 LPTK.
Imanudin, I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Iztok Kavcic, dkk. (2012). Comparative Study Of Measured And Predicted
(5)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soccer Players. Comparative Study of Measured And
Predicted. Kinesiology 4 (1) : hlm. 18-23
Kilding, AE. (2006). Mengukur dan Memprediksi kekuatan aerobik maksimal di
tingkat internasional atlet olahraga intermiten.The Journal
of Sport Medicine dan Kebugaran Jasmani, 46 (3), hlm.
366-72
Kuntaraf. (1999). Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Indonesia Published House.
Len Kravitz, (2001). Panduan Lengkap dan Bugar Total. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm 5
Loftin M. dkk. (2004). Comparison of VO2Peak During Treadmill and Cycle Ergometry in Severely Overweight Youth. Journal of Sport
Science and Medicine, 3, hlm. 254-260
Mackenzie, B. (2012). 101 Performance Evaluation Test. London: Jonathan Pye. Matjan, Bastinus N. (2009) Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kepelatihan, UPI.
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: UPI Bandung.
Palwaguna, R. (2015). Perbandingan Health Related Physical Fitness Antara Lansia Yang Mengikuti Senam Dengan Lansia Yang Tidak Mengikuti Senam (Studi Ex Post Facto Pada Lansia Di Perkumpulan Senam Sehat Indonesia Jln. Cihampelas Cimaung Rt.06 Rw.07 Kelurahan Taman Sari Kecamatan
Bandung Wetan Kota Bandung). (Skripsi). Sekolah
Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Permatasari, Niluh K. (2015). Pengembangan Alat Ukur Waktu Reaksi Tangan
Berbasis Microcontroller N.(Skripsi). Sekolah Pendidikan
Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sugiyanto. (2009). Kajian tubuh pengetahuan (body of knowledge) ilmu
keolahragaan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. hlm.
6-17.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Cv. Alfabeta.
(6)
Renata Anindya Safira, 2015
PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suherman A & Rahayu I. (2011). Statistika untuk ilmu keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumiyarsono, D. (2002). Keterampilan Bola Basket. Yogyakarta: UNY
Supriatin R. (2014). Kemampuan Daya Tahan (VO2max) Atlet Cabang Olahraga
Bola Tangan. (Skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Syahid, A.M. (2014). Perbandingan Aerobic Maximal Capacity (VO2Max) antara
Laboratorium dan Field Test Pada Atlet Rowing Indonesia
Persiapan Asian Games Incheon 2014. (Skripsi) Sekolah
Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Tim Noakes, a Professor of Exercise and Sports Science at the University of Cape
Town.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.
Winter, E.M. dkk. (2007). Sport And Exercise Physiology Testing Guidelines. The British Association of Sport and Exercise Science Guide. Routledge.
Yuliana. (2013). Profil Kondisi Fisik Anggota Pamor Peserta Ekspedisi 7 Puncak
Nusantara. (Skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana,