BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Setiyo Indra Prayitno BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

  di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Terjadinya gangguan kesehatan pada masa tersebut, dapat berakibat negatif bagi pertumbuhan anak itu seumur hidupnya (Soetjiningsih, 1995). Dengan demikian, masalah kesehatan balita cukup memegang peranan penting dalam peningkatan taraf kesehatan suatu daerah. Salah satu masalah kesehatan balita yang cukup penting di Indonesia adalah diare, sebab diare masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi dan jumlah kasus diare pada balita setiap tahunnya rata-rata diatas 40% (Dinkes Jawa Tengah, 2009).

  Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat, 2008). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah tata laksana diare yang tidak tepat di rumah. Untuk itu salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium

  1

  

Development Goals (goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3

  bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015, salah satunya dengan cara tata laksana yang cepat dan tepat terhadap penderita diare (Kemenkes RI dalam buletin diare, 2011).

  Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah angka kematian diare di Jawa Tengah tahun 2006 mengalami penurunan, tetapi tahun 2007 sampai tahun 2009 mengalami kenaikan, hal ini disebabkan tatalaksana diare yang belum sesuai dengan standar SOP (Standar Operating Procedure), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan diare dan pengetahuan petugas tentang upaya penanggulangan diare.

  Data Profil Kesehatan Kabupaten Purbalingga juga menunjukkan penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan balita.

  Dari 8.816 kasus diare yang dilaporkan, proporsi diare pada balita pada tahun 2008 sebesar 68,47% dan tahun 2009 adalah sebesar 45,86 % (DKK Purbalingga, 2009). Pada tahun 2011 di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga jumlah rawat inap penderita diare pada anak berjumlah 732 dengan rata-rata perbulan 61 anak diare (Rekam Medik, 2011). Meskipun mengalami penurunan, seperti diketahui berdasarkan data Dinkes Jawa Tengah (2009) jumlah kasus diare pada balita setiap tahunnya rata-rata di atas 40%.

  Tingginya kasus diare dapat disebabkan oleh salah satu yaitu faktor perilaku masyarakat yang erat kaitannya dengan tindakan pencegahan dalam meminimalisir terjadinya diare. Selain itu, tindakan pencegahan diare juga dipengaruhi oleh pengetahuan ibu (Depkes RI, 2002). Masalah kurangnya pengetahuan merupakan faktor resiko diare yang merupakan faktor yang bermakna dari salah satu faktor ibu. Pada aspek pengetahuan, rendahnya pengatahuan ibu merupakan faktor yang menyebabkan penyakit diare pada bayi dan balita (Adisasmito, 2007).

  Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2005) bahwa peran ibu dalam melakukan pencegahan dan penanganan terhadap diare diperlukan suatu pengetahuan, karena pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang penting. Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan perilaku, tetapi mempunyai hubungan yang positif, yakni dengan peningkatan pengetahuan maka terjadinya perubahan perilaku yang cepat.

  Masalah kurang pengetahuan ibu pada anak dengan diare ini dapat disebabkan oleh informasi yang kurang yang menyebabkan tidak mementingkan pola hidup yang sehat. Sehingga rasa ingin tahu masih kurang, khususnya dalam penanganan atau pencegahan diare. Untuk itu rencana yang dilakukan adalah mengatasi masalah pengetahuan agar keluarga memahami atau mengetahui cara mengatasi masalah diare (Hidayat, 2008).

  Salah satu cara meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan penyakit diare pada anak adalah melalui berbagai pendidikan kesehatan mengenai diare. Salah satu peran perawat sebagai pendidik (Healt

  

Education ) dalam rangka memberikan pendidikan kesehatan (promosi

  kesehatan) kepada individu, keluarga terutama ibu, kelompok dan masyarakat maupun bentuk desiminasi ilmu kepada peserta (Gaffar, 1999).

  Peran perawat meliputi pelaksana pelayanan keperawatan (Provider of

  

Nursing Care ), pendidik (Health Education), pengamat kesehatan (Health

Monitor ), koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services),

  pembaharu (Inovator), pengorganisir pelayanan kesehatan (Organisator), panutan (Role Model), tempat bertanya (Fasilitator) dan pengelola (Manager) (Effendy, 1998).

  Pendidikan kesehatan (promosi kesehatan) untuk meningkatakan pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan diare pada anak dapat dilakukan melalui media pendidikan kesehatan berupa media cetak dalam bentuk buku saku diare. Pendidikan kesehatan menggunakan buku saku diare tersebut ditujukan agar orang tua (ibu) dari anak mengetahui apa itu diare, tanda-tanda diare, akibat yang ditimbulkan oleh diare dan mampu melakukan pertolongan pertama pada penderita diare, sebelum dibawa ke Instansi Kesehatan untuk mendapatkan pertolongan medis, guna menurunkan resiko kematian balita akibat diare (Supartini, 2004). Berdasarkan hasil penelitian Astuti dkk. (2011) menyatakan ada hubungan yang erat antara pengetahuan Ibu tentang sanitasi makanan dengan kejadian diare pada Balita. Penelitian Ivone dkk, (2009) menunjukkan pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi insidensi diare pada balita. Sedangkan penelitian Khasanah (2011) pengaruh pemberian booklet penyakit TBC terhadap tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang resiko penularan penyakit TBC, menunjukkan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pasien dan keluarga sebelum dan sesudah diberikan booklet penyakit TBC.

  Berdasarkan data dan hasil penelitian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Pemberian Buku Saku Diare Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Cara Pencegahan Dan Penanganan Diare pada Anak di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ?”.

B. Perumusan Masalah

  Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar menunjukkan dari tahun ke tahun penyakit diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah tata laksana yang tidak cepat dan tepat di rumah, adapun tata laksana yang cepat dan tepat harus didukung dengan suatu pengetahuan terutama terhadap ibu mengenai cara pencegahan dan penanganan diare pada anak. Berdasarkan permasalahan tersebut untuk meningkatkan pengetahuan ibu, peneliti bermaksud memberikan pendidikan kesehatan menggunakan media Buku Saku Diare agar pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan diare dapat meningkat. Sehingga perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimana efektifitas pemberian buku saku diare terhadap pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan diare pada anak di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga? ”.

C. Tujuan Penelitian 1.

  Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivitas pemberian buku saku diare terhadap pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan diare pada anak.

2. Tujuan khusus a.

  Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu.

  b.

  Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan pada anak diare sebelum diberi buku saku diare.

  c.

  Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan diare sesudah diberi buku saku diare.

  d.

  Untuk mengetahui efektifitas pemberian buku saku terhadap pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan diare pada anak sebelum dan sesudah diberikan buku saku diare.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini bagi: 1.

  Bagi Ibu Dapat memberikan tambahan wawasan dan peningkatan pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan penyakit diare pada anak secara dini.

  2. Bagi Peniliti Dapat menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian secara baik dan benar sehingga bisa menjadikan motivasi dan landasan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

  3. Institusi Rumah Sakit Sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien dan keluarga yang didambakan semua orang.

  4. Bagi Ilmu Pengetahuan Diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai penyakit diare pada anak.

E. Penelitian Terkait 1.

  Assiddiqi (2009) dengan judul “Tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan diare pada balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru”. Desain penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif. Disimpulkan bahwa pengetahuan ibu terhadap penanganan diare pada balita di di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru berada pada kategori sedang. Persamaannya terletak pada variabel terikatnya yaitu pengetahuan ibu. Sedangkan perbedannya terletak pada variabel bebas dan desain penelitian.

  2. Hamdani (2009) dengan judul “Pengaruh faktor upaya pengobatan dan pencegahan yang dilakukan ibu pada balita dengan penyakit diare di Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya”. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross-sectional dengan menggunakan

  

simple random sampling . Hasil penelitian, variabel yang berhubungan

  secara bermakna dengan kejadian diare pada balita adalah status gizi anak, sumber air bersih, tempat pembuangan tinja, lamanya pemberian ASI, kebiasaan cuci tangan. Adapun perbedaan antara penelitian Hamdani dengan penelitian ini yaitu pada variabelnya dan desain penelitiannya yang berbeda.

  3. Khasanah (2011) dengan judul “Pengaruh pemberian booklet penyakit TBC terhadap tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang resiko penularan penyakit TBC dirawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Umum Banyumas”. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualititatif dengan rancangan pre experiment one grup tehnik sampling purposing sampling

  judgmental sampling. Hasil penelitian terdapat perbedaan tingkat

  pengetahuan pasien dan keluarga sebelum dan sesudah diberikan booklet penyakit TBC. Adapun persamaan dengan peneliti adalah variabel bebasnya media pendidikan kesehatan dan desainnya sama namun sasaran penelitian berbeda. Pada penelitian Khasanah pada TBC sedangkan penelitian yang akan diteliti tentang diare pada anak.

  4. Supriyanto (2010) dengan judul” Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan praktik penanganan balita diare dirumah pada wilayah Puskesmas Kalimanah Purbalingga”. Penelitian ini bersifat analitik dengan cross

  

sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental

sampling. Hasil penelitian ini adalah bahwa pengetahuan ibu baik memahami penanganan diare yang benar, sedangkan pengetahuan ibu dengan praktik penanganan diare ada hubungan dan sikap ibu dengan praktik penanganan ada hubungan. Adapun kesamaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel terikatnya yaitu penanganan diare. Sedangkan perbedannya varibel bebas serta desain penelitiannya.