HUBUNGAN ADIKSI, KONTROL DIRI DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU CYBERSEX PADA REMAJA SEKOLAH LANJUT TINGKAT ATAS DI KUBU RAYA - Repository UM Pontianak

  

HUBUNGAN ADIKSI, KONTROL DIRI DAN TIPE KEPRIBADIAN

TERHADAP PERILAKU CYBERSEX PADA REMAJA

SEKOLAH LANJUT TINGKAT ATAS

DI KUBU RAYA

SKRIPSI

  

OLEH :

  

VALENA DILA KARSINTA

NPM : 141510225

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH PONTIANAK

TAHUN

  

2017

  

HUBUNGAN ADIKSI, KONTROL DIRI DAN TIPE KEPRIBADIAN

TERHADAP PERILAKU CYBERSEX PADA REMAJA

SEKOLAH LANJUT TINGKAT ATAS

DI KUBU RAYA

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh :

Valena Dila Karsinta

  

NPM : 141510225

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH PONTIANAK

TAHUN

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengatahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Segala prosedur dalam

penyusunan skripsi saya jalankan melalui prosedur dan kaidah yang benar serta

didukung dengan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

  Jika dikemudian hari ditemukan kecurangan, maka saya bersedia untuk

menerima saksi berupa pencabutan hak terhadap ijasah dan gelar yang saya

terima.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

  Pontianak, 04 September 2017 Valena Dila Karsinta NPM : 141510225

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Motto :

“DON’T LOSE THE FAITH, KEEP PRAYING, KEEP TRYING”

“Jangan kehilangan iman, tetap berdoa, tetap mencoba”

  Persembahan :

Dengan tidak melupakan ucapan Pujisyukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa yang telah memberikan berkat danra hmat-Nya, karya

ini ku persembahkan kepada :

  •  Kedua orangtuaku tercinta Bapak Yulius Kurniawan dan Ibu

    Putriana Lidia

     Adik-adikku tersayang Felisia Carissa Novela dan Angela

    Atira Yulda

     Sahabat seperjuanganku Donatila Naria Mieke, Desi Angreani,

    Purwa Indra Santoso dan Yunik Septawati  Almamater UnMuh Pontianak

  

BIODATA

BIODATA PENULIS Nama : Valena Dila Karsinta Tempat, Tanggal lahir : Pontianak , 23Mei 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Khatolik Nama Orang Tua Ayah : Yulius Kurniawan Ibu : Putriana Lidia Alamat : Jl. Adi Sucipto Gg. Ikhlas No. 3 Kubu Raya

JENJANG PENDIDIKAN

  SD : SD St. Monika (1999-2004) SMP : Kristen Immanuel II (2005-2007) SMA : Gembala Baik (2008-2010) D-III : Akademi Kebidanan St. Benedicta (2010-2013)

S1 (SKM) : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Pontianak (2014-2017)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala rahmat

Tuhan Yesus yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta diberikan

kesehatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

Adiksi, Kontrol Diri dan Tipe Kepribadian Terhadap Perilaku Cybersex pada

Remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya

  ”. Penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan serta

bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa

dukungan dan bantuan dari semua pihak, skripsi ini tidak akan terwujud, untuk itu

perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak

H. Helman Fachri, SE.,M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak.

  

2. Ibu Linda Suwarni, S.K.M., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pontianak

  

3. Bapak M. Taufik, S.K.M., MKM selaku dosen Pembimbing I yang dengan

penuh kesabaran hati telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada penyusunan skripsi penelitian ini.

  

4. Iskandar Arfan, S.K.M., M.Kes (Epid) selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan saran-saran yang berkaitan dengan penyusunan skripsi penelitian ini.

  

5. Seluruh Dosen dan Staf yang telah membantu kelancaran dan penyelesaian

proses pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak.

  

6. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberi doa restu, motivasi,

semangat, nasehat dan dukungan materi kepada penulis.

  

7. Rekan-rekan seangkatan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu

persatu dan telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi penelitian ini.

  

8. Seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan, bantuan dan semangat

serta doa untuk kesuksesan penulis.

  Mudah-mudahan penulisan skripsi penelitian ini bermanfaat bagi kita

semua dan semoga segala usaha yang telah dilaksanakan kiranya mendapat berkat

dari Tuhan Yesus.

  Pontianak, 04 September 2017 Valena Dila Karsinta NPM : 141510225

  

ABSTRAK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

SKRIPSI, SEPTEMBER 2017

  VALENA DILA KARSINTA

HUBUNGAN ADIKSI, KONTROL DIRI DAN TIPE KEPRIBADIAN

TERHADAP PERILAKU CYBERSEX PADA REMAJA SEKOLAH LANJUT

TINGKAT ATAS DI KUBU RAYA xvi + 117 halaman + 25 tabel +1 gambar + 4 lampiran

Latar belakang: Pengakses situs porno di Indonesia peringkat enam Tahun 2013,

peringkat ketiga Tahun 2014 dan peringkat kedua Tahun 2015. Remaja

merupakan salah satu umur yang mudah untuk terpengaruh pornografi. Hasil

survey terhadap 50 orang siswa di SMA dan SMK mengalami adiksi cybersex

60%, kontrol diri rendah 20%, tipe kepribadian introvet 4% dan berperilaku

cybersex 14%. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan adiksi, kontrol diri dan

tipe kepribadian terhadap perilaku cybersex pada remaja di Sekolah Lanjut

Tingkat Atas di Kubu Raya.

  

Metode: Populasi di 4 sekolah yaitu SMA Negeri, SMA Swasta, SMA Islam dan

SMA Kristen dengan sampel sebanyak 158 orang siswa/i menggunakan desain

analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel

menggunakan simple random sampling menggunakan uji chi-square dengan

kepercayaan 95%.

  

Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa adiksi berpengaruh signifikan secara

individu terhadap perilaku Cybersex dengan p value 0,038 dan PR 1,412, kontrol

diri berpengaruh signifikan secara individu terhadap perilaku Cybersex dengan p

value 0,000 dan PR 10,446, tipe keperibadian berpengaruh signifikan secara

individu terhadap perilaku Cybersex dengan p value 0,029 dan PR 1,480.

  

Saran: Orang tua hendaknya memberikan kontrol terhadap penggunaan Hp yang

belebihan dengan teguran, nasihat dan melakukan pengecekan terhadap Hp yang

digunakan anaknya untuk menghindari perilaku cybersex.

  Kata Kunci : Adiksi, Kontrol Diri, Tipe Kepribadian, Perilaku Cybersex Daftar Pustaka : 105(1990-2015)

  

ABSTRACT

FACULTY OF HEALTH SCIENCES

THESIS, SEPTEMBER 2017

  

CORRELATION OF ADDICTION, SELF-CONTROL, PERSONALITY,

AND CYBERSEX BEHAVIOR AMONG STUDENTS OF SENIOR HIGH

SCHOOLS IN KUBU RAYA

  xvi + 117 pages + 25 tables + 1 figure + 4 appendices

Background : People of Indonesia have been exposed to cybersex for years. In

2013, it ranked sixth, in 2014, it ranked third, and in 2015, it ranked fifth. The

dominant cybersex users are adolescents, as their curiosity to porn sites is high. A

survey conducted to 50 students of senior high and vocational schools shows that

60% of them are addicted to porn sites, 20% of them have low self-control, 4% of

them are introvert, and 14% of them have cybersex behavior. This study aimed at

finding out the correlation of addiction, self-control, personality, cybersex

behavior among students of senior high schools in Kubu Raya.

  

Method: The samples were 158 students selected from 4 schools (public, private,

Islamic, and Catholic schools). The designs of the study were analytic and cross

sectional. The data analysis was chi square test.

  

Results: The study shows significant correlations of addiction (p value=0,038 PR

1,412), self-control (p value=0,000 PR 10,446), personality (p value=0,029 PR

1,480), and cybersex behavior .

  

Suggestion: To avoid the adolescents from cybersex behavior, parents need to

control of their kid‟s device by giving advice, and routinely checking the device.

Keywords: addiction, self-control, personality, cybersex behavior References: 105 (1990-2015)

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN . ....................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

BIODATA ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

ABSTRACT ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

  1

1.1. Latar Belakang ..............................................................................

  1

1.2. Rumusan Masalah.. .......................................................................

  11

1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................

  12

1.4. Manfaat Penelitian.........................................................................

  12

1.5. Orisinalitas Peneliti .......................................................................

  13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

  17

2.1. Remaja ...........................................................................................

  17

2.2. Cybersex ........................................................................................

  27

2.3. Adiksi ............................................................................................

  30

2.4. Kontrol Diri ...................................................................................

  33

2.5. Tipe Kepribadian ...........................................................................

  43

2.6. Teori perilaku Lawrence Green .....................................................

  56

2.7. Kerangka Teori ..............................................................................

  57

  

BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................... 59

  3.1. Kerangka Konsep ........................................................................... 59

  3.2. Variabel Penelitian .......................................................................... 59

  3.3. Definisi Operasional ........................................................................ 60

  3.4. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 61

  

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................. 63

  4.1. Desain Penelitian ............................................................................. 63

  4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 63

  4.3. Populasi dan Sampel ....................................................................... 63

  4.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 67

  4.5. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data .......................................... 68

  4.6. Teknik Analisa Data ........................................................................ 68

  4.7. Teknik Penyajian Data .................................................................... 69

  

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 71

  5.1. Hasil Penelitian ............................................................................... 71

  5.2. Pembahasan ..................................................................................... 88

  5.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 106

  

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 109

  6.1. Kesimpulan...................................................................................... 109

  6.2. Saran ................................................................................................ 110

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112

LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Orisinilitas Penelitian .................................................................... 14 Tabel III.1 Definisi Operasional Penelitian .................................................... 59

  

Tabel IV.1 Jumlah Sampel .............................................................................. 65

Tabel IV.2 Proporsi Sampel ............................................................................ 65

Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di SMA Kabupaten Kubu Raya ................................................... 75 Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di SMA Kabupaten Kubu Raya ............................ 75 Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Di SMA Kabupaten Kubu Raya ................................................... 76

Tabel V.4 Adiksi ............................................................................................ 76

Tabel V.5 Distribusi Jawaban per Item Pertanyaan Berdasarkan Kuesioner

  Tentang Adiksi .............................................................................. 77

Tabel V.6 Kontrol Diri ................................................................................... 78

Tabel V.7 Distribusi Jawaban per Item Pertanyaan Berdasarkan Kuesioner Tentang Kontrol Diri .................................................................... 79

Tabel V.8 Tipe Kepribadian .......................................................................... 80

Tabel V.9 Distribusi Jawaban per Item Pertanyaan Berdasarkan Kuesioner

  Tentang Tipe Kepribadian ............................................................ 80

Tabel V.10 Cybersex ........................................................................................ 83

Tabel V.11 Distribusi Jawaban per Item Pertanyaan Berdasarkan Kuesioner Tentang Perilaku Cybersex ........................................................... 83 Tabel V.12 Hubungan antara Adiksi dengan Perilaku Cybersex pada Remaja Di Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya ............................ 84 Tabel V.13 Hubungan antara Kontrol Diri dengan Perilaku Cybersex Pada Remaja di Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya ....... 85 Tabel V.14 Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Perilaku Cybersex Pada Remaja di SekolahLanjut Tingkat Atas di Kubu Raya ........ 86

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 58

Gambar V.1 Alur Penelitian ............................................................................ 74

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran1 Surat Pernyataan Ketersediaan Sebagai Informan

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Lampiran 3 Izin Penelitian Lampiran 4 Output SPSS Lampiran 5 Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

  Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa dapat diwujudkan secara optimal melalui penyelenggaraan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar, rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan (Aslam, 2013).

  Kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) 2012, kelompok usia remaja (10-19 tahun) pada tahun 2010 menempati seperlima jumlah penduduk dunia, dan 83% di antaranya hidup di negara-negara berkembang. Usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan dan melahirkan usia dini, aborsi yang tidak aman, Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), pelecehan seksual dan perkosaan.

  Menurut United Nations High Commisioner for Refugees atau UNHCR (2012), remaja atau adolescent adalah penduduk yang berusia 10-19 tahun.

  

Pada saat ini, sekitar 1,3 miliar komposisi penduduk dunia tergolong usia

remaja (UNFPA, 2007). Sedangkan di Indonesia, komposisi penduduk

berusia remaja mencapai 45 juta jiwa atau sekitar seperlima dari estimasi total

jumlah penduduk Indonesia (Kemenkes RI, 2012). Kelompok remaja ini

dapat menjadi modal bagi pembangunan bangsa apabila memiliki kualitas

yang memadai. Sebaliknya, kelompok remaja dapat menjadi beban dalam

pembangunan suatu bangsa bila tidak memiliki kualitas yang diharapkan.

  Sampai saat ini dilaporkan banyak permasalahan yang menyangkut

remaja, mulai dari putus sekolah, kenakalan remaja hingga hal-hal yang

berhubungan dengan paparan penyakit yang berdampak terhadap angka

kesakitan dan kematian remaja. Suroso (2015), melaporkan bahwa tingkat

kecelakaan dan luka yang disengaja paling tinggi pada kelompok remaja.

Selain itu, kelompok remaja juga mengalami peningkatan jumlah sebagai

penderita HIV dan AIDS, penggunaan tembakau, obat terlarang, kekerasan,

kenakalan, pelecehan seksual, dan aborsi (Suroso, 2015). Angka kematian

remaja diprediksi akan mengalami peningkatan sehubungan dengan

bertambahnya kejadian kehamilan remaja yang mencapai rata-rata 20%.

  Remaja sebagai penerus generasi bangsa adalah aset yang harus dijaga

dan jamin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Remaja yang sehat

akan menjamin kelangsungan pembangunan bangsa di masa yang akan

datang. Dengan demikian status kesehatan remaja adalah suatu hal yang perlu

mendapat perhatian seperti dipelihara dengan baik dan ditingkatkan agar

  

dapat menciptakan generasi muda yang sehat, tangguh dan produktif serta

mempunyai daya saing di era globalisasi sekarang ini (Depkes RI, 2009).

  Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa

dewasa (Sarwono, 2012). Banyak yang menyebut masa remaja adalah masa

pencarian jati diri ataupun masa rentan. Karena remaja mudah terpengaruh

oleh teman, lingkungan dan tidak jarang pula menjerumuskan pada hal-hal

yang negatif. Salah satunya menggunakan media internet untuk mengakses

situs-situs porno atau yang biasa disebut cybersex (Erawati, 2012).

  Sajian situs porno di internet selain memperlihatkan gambar-gambar

wanita telanjang, ternyata juga menayangkan video hubungan seksual,

paedophilia (foto telanjang anak-anak), hebephilia (foto telanjang remaja)

dan paraphilia (materi seks “menyimpang”); termasuk di antaranya gambar-

gambar sadomasochism (perilaku seks dengan siksaan fisik), perilaku

sodomi, urinasi (perilaku seks dengan urin), defekasi (perilaku seks dengan

feses ) dan perilaku seks dengan hewan (Rahmawati, 2012).

  Ketertarikan remaja terhadap materi porno di internet berkaitan dengan

masa transisi yang sedang dialami remaja, masa transisi tersebut ditandai

dengan berubahnya fisik, seksual, emosional, religi, moral, sosial, maupun

intelektual. Aspek seksual ditunjukkan remaja dengan memiliki rasa ingin

tahu yang besar mengenai misteri seks, mereka bertanya-tanya, apakah

mereka memiliki daya tarik seksual, bagaimana caranya berperilaku sexy

(Santrock, 2003).

  Kematangan-kematangan organ-organ seksual dan perubahan

hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan seksual dalam diri remaja

(Desminta, 2012). Hurlock (2013) juga menyatakan bahwa remaja yang

mengalami perubahan seksual akan meningkatkan dorongan seksual yang

ditandai dengan keingin tahuan yang besar terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan seks dan berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks,

termasuk informasi tentang seks melalui akses internet.

  Jumlah pengguna internet di Indonesia, 50% di antaranya tidak bisa

menahan diri untuk tidak membuka situs porno, hampir 60% telah mengambil

peran dalam online sex atau melakukan aktivitas seksual dengan seseorang

yang bukan pasangannya (Sari, 2012). Hasil survei yang dilakukan Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 4.500 pelajar SMP dan SMA

di 12 kota besar Indonesia menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan.

  

Sebanyak 97 persen responden mengaku telah mengakses situs berkonten

pornografi dan juga menonton video porno melalui internet (Wahyudi, 2015).

  Perilaku seksual remaja di Kalimantan Barat (Kalbar) sebagian besar

terpaparan media pornografi (57,3%) (Suwarni, 2015). Pontianak Post, (2016)

merilis bahwa Kota Pontianak merupakan tertinggi pengaduan kejahatan

seksual yaitu 12 (dua belas) kasus, Kubu Raya 3 (tiga) kasus, Sanggau 2

(dua) kasus, Singkawang, Bengkayang, Ketapang, masing-masing 1 (satu)

kasus. Laporan pengaduan kejahatan terhadap anak tersebut, karena

seseorang sering mengunggah situs porno atau menonton film porno

(Pontianak Post, 2016).

  Studi yang dilakukan melalui Cyber Compare.net Tahun 2014

kebiasaan penggunaan Internet di Inggris. Penelitian berfokus pada aktivitas

sehari-hari yang dilakukan orang-orang menggunakan teknologi serta gadget.

Dari total 1.612 pria dan wanita berusia lebih dari 18 tahun yang rutin

melakukan aktivitas seksual, yaitu: sexting sebanyak 37%, video seks pada

posisi kedua dengan 30% dan webcam sex sebanyak 26% pada posisi ketiga

(Editor: Kuba, 2014). Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka

83,7 juta orang pada tahun 2014. Dengan angka tersebut menempatkan

Indonesia sebagai negara terbesar dengan jumlah pengguna internet terbesar

ke-6 di dunia. Sedangkan pengakses situs porno di Indonesia setiap tahunnya

mengalami peningkatan, Tahun 2013 Indonesia berada diperingkat enam,

Tahun 2014 meningkat menjadi peringkat ketiga dan 2015 peringkat kedua di

Dunia (Tribune, 2016).

  Aisyah (2005) menunjukkan bahwa: “media informasi seperti website

atau situs-situs di internet yang berisi gambar-gambar, video atau tulisan yang

berbau pornografi atau mengumbar seksualitas menjadi salah satu faktor

determinan yang mempengaruhi prilaku seksual bebas pada remaja”. Hal ini

didukung oleh sebuah penelitian yang di lakukan Pusat Studi Hukum

  

Universitas Islam Indonesia menyebutkan sekitar 15% dari 202 remaja

berumur 15-25 tahun pernah melakukan hubungan seks karena terpengaruh

oleh tayangan pornografi melalui internet, VCD, televisi dan bacaan

pornografi. Selain itu, terungkap 93,5% remaja telah menyaksikan VCD

porno dengan alasan sekedar ingin tahu (Sipayung 2013).

  Pria remaja berusia 12 hingga 17 tahun yang secara teratur melihat situs

porno cenderung melakukan hubungan seks pada usia dini, mereka cenderung

berani mencoba seks oral dan meniru apa yang di lihatnya di internet (Jones,

2015). Menurut Ermida (dalam Aprilia, 2009) hampir 80% gambar di internet

adalah gambar porno. Internet juga merupakan sarana bercengkrama yang

bertopik fantasi dan komunikasi fantasi lain yang dierotiskan maupun tidak

dierotiskan diantara penggunanya, salah satunya adalah cybersex (Sari, 2012).

  Cybersex , saat ini telah menjadi sebuah fenomenal sexsual yang

bertumbuh cukup pesat, terutama dikota-kota besar di mana internet semakin

mudah diakses. Apalagi ditambah pula semakin menjamurnya situs porno,

fasilitas chatting yang menawarkan webcam dan internet phone. Hal ini

tentunya menjadi penyebab semakin tingginya cybersex.

  Menurut Aram (2001) gambar/situs porno dapat meningkatkan

neurotrasmitter ketika terjadi rangsangan seksual yang menghasilkan efek

menyenangkan bagi tubuh sehingga cenderung diulang dan secara psikologis

dapat menimbulkan adiksi. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Rahmawati,

(2002) internet dapat menciptakan kecanduan cybersex.

  Kecanduan situs porno internet (cyber-sexual addiction), yaitu

seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs situs porno atau cybersex

secara kompulsif. Individu yang mengalami kecanduan cybersex atau

pornografi melalui internet ditandai dengan ketergantungan melihat,

menemukan, menelusuri, mendownload, dan berlangganan serta

  

memperdagangkan pornografi secara online atau melakukan percakapan

tentang fantasi seksual melalui chat rooms (Basri, 2014).

  Pecandu akan terus meminta sesuatu yang lebih dan lebih. Pada kasus

adiksi terhadap pornografi, ditandai dengan ketergantungan melihat,

menemukan, menelusuri, mendownload, dan berlangganan serta

memperdagangkan pornografi secara online atau melakukan percakapan

tentang fantasi seksual melalui chat rooms (Basri, 2014).

  Pecandu cybersex, perlu diberikan pemahaman agama yang baik agar

dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pecandu cybersex

dapat mengontrol dirinya, karena seseorang yang melakukan praktek agama

dengan baik, yang tujuannya adalah semata-mata hanya untuk menyembah

tuhan, maka dengan hal ini seseorang dapat mengontrol perilakunya atau

dengan kata lain meningkatkan kontrol dirinya. Goldfried dan Merbaum

dalam Ghufran (dalam Khairunnisa, 2013) mendefinisikan kontrol diri

sebagai suatu kemampuan menyusun, membimbing, mengatur dan

mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah

konsekuensi positif. Rahmawati (2002) menyebutkan ada hubungan antara

religiusitas dengan kecenderungan mengakses situs porno pada remaja.

Makin tinggi tingkat religiusitas remaja, makin rendah kecenderungannya

untuk mengakses situs porno, sebaliknya semakin rendah religiusitasnya

semakin tinggi kecenderungannya untuk mengakses situs porno.

  Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah perilaku seks di

kalangan remaja di antaranya kepribadian (Pratiwi, 2015). Purnomosidi

  

(2015) juga menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kecanduan seks

remaja adalah tipe kepribadian yang terdiri dari kepribadian introvert dan tipe

kepribadian extrovert. Bila sudah menjadi kecanduan, cybersex ini menjadi

kombinasi adiksi, yaitu adiksi seks dan adiksi internet, di mana seseorang

secara berulang menggunakan fasilitas internet guna pemuasan hasrat

seksualnya (Pravi, 2010).

  Orang dengan tipe kepribadian introvert cenderung memiliki tingkat

kecanduan yang lebih besar dari orang bertipe kepribadian extrovert dalam

mengunjungi situs porno atau cybersex Meskipun secara implicit,

nampak pada saat seseorang menghadapi situasi dilema sampai dengan ia

melakukan sesuatu pastilah ia sudah melakukan pengambilan keputusan

(Purnomosidi, 2015). Ada hubungan antara tipe kepribadian dengan perilaku

seksual berisiko remaja (Candra, 2014).

  Carners, Delmonico, dan Griffin (2011) mengkategorikan beberapa

bentuk perilaku cybersex, yang pertama adalah mengakses pornografi di

internet (seperti gambar, video, cerita teks, majalah, film, dan game). Real

time dengan pasangan fantasi atau chatting yang memuat obrolan erotis

dengan teman chat di ruang mengobrol juga banyak diperbincangkan saat ini,

bahkan beberapa orang sampai menggunakan kamera web untuk melihat

pasangan mereka di ruang ngobrol (Carvalheira & Gomes, 2012).

  Emmylia (2014) menyebutkan sex di dunia cyber melaui jaringan

Internet yang sebagaian besar perilaku cybersex adalah para remaja yang

masih labil dan belum cukup matang. Cooper dan Griffin-Shelley (dalam

  

Daneback, Cooper, & Mansson, 2005) mengatakan bahwa pada beberapa

kasus, mereka saling tukar menukar gambar mereka sendiri atau gambar-

gambar erotis dan gambar-gambar bergerak yang mereka dapat dari web

internet.

  Penelitian yang dilakukan Sultoni (2012) menyebutkan dampak media

internet terhadap perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa yaitu mahasiswa

yang melakukan perilaku seks bebas dalam kategori ringan ada 5 orang atau

(33,33%) dikarenakan mahasiswa tersebut berkencan berpelukan,

berpegangan tangan dan ciuman bibir.

  Saat ini dengan teknologi internet, semakin mudah bagi remaja untuk

mendapatkan berbagai bentuk sajian seks online (cybersex) tanpa filter. Hal

ini secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak negatif bagi

remaja, sehingga dalam waktu dekat atau malah saat ini jenis-jenis pornografi

ini akan menjadi persoalan serius yang menyangkut masalah moral. Pada

tataran aksi dampak cybersex bisa berwujud kekerasan seksual. yang bersifat

kriminal, sedangkan dalam tataran ideologis akan melahirkan berbagai

perilaku seks yang menyimpang (Gunawan, 2014).

  Hasil survey terhadap 50 orang siswa yaitu SMK Santa Monika, SMA

Adisucipto, SMA Widya Pratama, SMK Pertukangan Santo Yusuf dan SMK

Immanuel II Kubu Raya diketahui bahwa siswa SMK Santa Monika sebagian

besar mengalami adiksi cybersex 8 orang atau 80%, 10 orang atau 100%

SMA Adisucipto mengalami adiksi cybersex, 5 orang atau 50% SMA Widya

  

Pratama mengalami adiksi cybersex dan 7 orang atau 70% siswa SMK

Immanuel II Kubu Raya mengalami adiksi cybersex.

  Adiksi cybersex yang dilakukan berupa mengakses dan menonton

adegan-adegan seksual di internet, mendownload video seks, siswa juga

kurang melakukan kontrol diri dengan tidak memikirkan akibat dari

perbuatannya dan siswa memiliki tipe kepribadian tertutup untuk hal yang

berkaitan dengan pornografi yang dilakukannya, tidak mendengarkan nasehat

teman lain dan kurang mengamalkan ajaran agama, bahkan ada sebagian

siswa yang suka membicarakan tentang seksual secara terbuka, ikut-ikutan

teman yang suka berperilaku negatif seperti mengajak membuka situs

pornografi melalui Hp dari hal tersebut ada siswa yang berkeinginan

melakukan onani, bahkan mengaku pernah melakukan ciuman, pelukan dan

bahkan senggama dengan pasangannya (pacar) (Wawancara, 21 Januari

2016).

  Selain itu, berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada 10 orang siswa

menunjukkan perilaku adiksi, di mana sebanyak 4 orang siswa mengatakan

gelisah apabila dalam seminggu tidak melakukan cybersex dan 3 orang siswa

yang mengatakan melakukan cybersex karena ingin menghindari masalah,

kemudian 3 orang siswa lupa waktu kalau sedang melakukan cybersex.

Sebanyak 5 orang siswa menabung agar paket internet terus aktif dan

sebanyak 5 orang siswa mengaku sering menyendiri apabila melakukan

cybersex. Kemudian sebanyak 4 orang siswa memilih melakukan cybersex karena aman dari penyakit, biayanya murah dan tidak seorang kawanpun yang tahu perilakunya.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu adanya suatu penelitian tentang “Hubungan Adiksi, Kontrol Diri dan Tipe Kepribadian Terhadap Perilaku Cybersex pada Remaja di Sekolah Lanjut Tingkat Atas di

  Kubu Raya .

  ”

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

  1. Bagaimana gambaran adiksi remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?

  2. Bagaimana gambaran kontrol diri remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?

  3. Bagaimana gambaran tipe kepribadian remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?

  4. Apakah adiksi berhubungan dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?

  5. Apakah kontrol diri berhubungan dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?

  6. Apakah tipe kepribadian berhubungan dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?

1.3 Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan adiksi, “ kontrol diri dan tipe kepribadian terhadap perilaku cybersex pada remaja di Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya ”.

2. Tujuan Khusus

  a. Untuk mengetahui gambaran adiksi remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya.

  b. Untuk mengetahui gambaran kontrol diri remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya.

  c. Untuk mengetahui gambaran tipe kperibadian remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya.

  d. Untuk mengetahui hubungan adiksi dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya.

  e. Untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan perilaku cybersex

pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya .

  f. Untuk mengetahui hubungan tipe kepribadian dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya .

1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu:

  1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pertimbangan bagi para remaja tentang dampak dari Cybersex yang dapat mempengaruhi pandangan dan perilaku seksual mereka serta bagaiman seks yang sehat.

  2. Bagi Dinas Pendidikan Dapat dijadikan bahan informasi atau masukan agar dinas pendidikan mengadakan edukasi cybersex terhadap sekolah-sekolah yang berada di dalam lingkungan kerjanya.

  3. Bagi Orangtua Diharapkan orangtua dapat memahami perilaku remaja dalam proses perkembangannya terutama memberikan bimbingan dan informasi yang tepat mengenai seksualitas.

  4. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan atau acuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan masalah yang sama.

1.5 Orisilinitas Penelitian

  Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan cybersex sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1.1 Orisinalitas Peneliti

  NO Nama Penulis Judul Metodologi Variabel yang diteliti Variabel yang berhubungan

  1. Alvivo Darma Chandra Hubungan Tipe Kepribadian dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMKN “X” Jember

  Cross Sectional Tipe kepribadian dan perilaku seksual berisiko Ada hubungan antara tipe kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMKN “X” Jember.

  2. Gusana Prinda Erawati Hubungan Antara Cybersex Dengan Perilaku Masturbasi Pada Remaja Di SMA Kesatrian