HUBUNGAN ADIKSI, KONTROL DIRI DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU CYBERSEX PADA REMAJA SEKOLAH LANJUT TINGKAT ATAS DI KUBU RAYA - Repository UM Pontianak
HUBUNGAN ADIKSI, KONTROL DIRI DAN TIPE KEPRIBADIAN
TERHADAP PERILAKU CYBERSEX PADA REMAJA
SEKOLAH LANJUT TINGKAT ATAS
DI KUBU RAYA
SKRIPSI
OLEH :
VALENA DILA KARSINTA
NPM : 141510225
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN
2017
HUBUNGAN ADIKSI, KONTROL DIRI DAN TIPE KEPRIBADIAN
TERHADAP PERILAKU CYBERSEX PADA REMAJA
SEKOLAH LANJUT TINGKAT ATAS
DI KUBU RAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh :
Valena Dila Karsinta
NPM : 141510225
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUNPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengatahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Segala prosedur dalam
penyusunan skripsi saya jalankan melalui prosedur dan kaidah yang benar serta
didukung dengan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.Jika dikemudian hari ditemukan kecurangan, maka saya bersedia untuk
menerima saksi berupa pencabutan hak terhadap ijasah dan gelar yang saya
terima.Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Pontianak, 04 September 2017 Valena Dila Karsinta NPM : 141510225
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“DON’T LOSE THE FAITH, KEEP PRAYING, KEEP TRYING”
“Jangan kehilangan iman, tetap berdoa, tetap mencoba”
Persembahan :
Dengan tidak melupakan ucapan Pujisyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan berkat danra hmat-Nya, karya
ini ku persembahkan kepada : Kedua orangtuaku tercinta Bapak Yulius Kurniawan dan Ibu
Putriana Lidia Adik-adikku tersayang Felisia Carissa Novela dan Angela
Atira Yulda Sahabat seperjuanganku Donatila Naria Mieke, Desi Angreani,
Purwa Indra Santoso dan Yunik Septawati Almamater UnMuh Pontianak
BIODATA
BIODATA PENULIS Nama : Valena Dila Karsinta Tempat, Tanggal lahir : Pontianak , 23Mei 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Khatolik Nama Orang Tua Ayah : Yulius Kurniawan Ibu : Putriana Lidia Alamat : Jl. Adi Sucipto Gg. Ikhlas No. 3 Kubu RayaJENJANG PENDIDIKAN
SD : SD St. Monika (1999-2004) SMP : Kristen Immanuel II (2005-2007) SMA : Gembala Baik (2008-2010) D-III : Akademi Kebidanan St. Benedicta (2010-2013)
S1 (SKM) : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak (2014-2017)KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala rahmat
Tuhan Yesus yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta diberikan
kesehatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “HubunganAdiksi, Kontrol Diri dan Tipe Kepribadian Terhadap Perilaku Cybersex pada
Remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya”. Penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan serta
bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
dukungan dan bantuan dari semua pihak, skripsi ini tidak akan terwujud, untuk itu
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Bapak
H. Helman Fachri, SE.,M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak.
2. Ibu Linda Suwarni, S.K.M., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pontianak
3. Bapak M. Taufik, S.K.M., MKM selaku dosen Pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran hati telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada penyusunan skripsi penelitian ini.
4. Iskandar Arfan, S.K.M., M.Kes (Epid) selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan saran-saran yang berkaitan dengan penyusunan skripsi penelitian ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf yang telah membantu kelancaran dan penyelesaian
proses pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak.
6. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberi doa restu, motivasi,
semangat, nasehat dan dukungan materi kepada penulis.
7. Rekan-rekan seangkatan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu
persatu dan telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi penelitian ini.
8. Seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan, bantuan dan semangat
serta doa untuk kesuksesan penulis.Mudah-mudahan penulisan skripsi penelitian ini bermanfaat bagi kita
semua dan semoga segala usaha yang telah dilaksanakan kiranya mendapat berkat
dari Tuhan Yesus.Pontianak, 04 September 2017 Valena Dila Karsinta NPM : 141510225
ABSTRAK
FAKULTAS ILMU KESEHATANSKRIPSI, SEPTEMBER 2017
VALENA DILA KARSINTA
HUBUNGAN ADIKSI, KONTROL DIRI DAN TIPE KEPRIBADIAN
TERHADAP PERILAKU CYBERSEX PADA REMAJA SEKOLAH LANJUT
TINGKAT ATAS DI KUBU RAYA xvi + 117 halaman + 25 tabel +1 gambar + 4 lampiranLatar belakang: Pengakses situs porno di Indonesia peringkat enam Tahun 2013,
peringkat ketiga Tahun 2014 dan peringkat kedua Tahun 2015. Remaja
merupakan salah satu umur yang mudah untuk terpengaruh pornografi. Hasil
survey terhadap 50 orang siswa di SMA dan SMK mengalami adiksi cybersex
60%, kontrol diri rendah 20%, tipe kepribadian introvet 4% dan berperilaku
cybersex 14%. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan adiksi, kontrol diri dan
tipe kepribadian terhadap perilaku cybersex pada remaja di Sekolah Lanjut
Tingkat Atas di Kubu Raya.
Metode: Populasi di 4 sekolah yaitu SMA Negeri, SMA Swasta, SMA Islam dan
SMA Kristen dengan sampel sebanyak 158 orang siswa/i menggunakan desain
analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel
menggunakan simple random sampling menggunakan uji chi-square dengan
kepercayaan 95%.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa adiksi berpengaruh signifikan secara
individu terhadap perilaku Cybersex dengan p value 0,038 dan PR 1,412, kontrol
diri berpengaruh signifikan secara individu terhadap perilaku Cybersex dengan p
value 0,000 dan PR 10,446, tipe keperibadian berpengaruh signifikan secara
individu terhadap perilaku Cybersex dengan p value 0,029 dan PR 1,480.
Saran: Orang tua hendaknya memberikan kontrol terhadap penggunaan Hp yang
belebihan dengan teguran, nasihat dan melakukan pengecekan terhadap Hp yang
digunakan anaknya untuk menghindari perilaku cybersex.Kata Kunci : Adiksi, Kontrol Diri, Tipe Kepribadian, Perilaku Cybersex Daftar Pustaka : 105(1990-2015)
ABSTRACT
FACULTY OF HEALTH SCIENCESTHESIS, SEPTEMBER 2017
CORRELATION OF ADDICTION, SELF-CONTROL, PERSONALITY,
AND CYBERSEX BEHAVIOR AMONG STUDENTS OF SENIOR HIGH
SCHOOLS IN KUBU RAYA
xvi + 117 pages + 25 tables + 1 figure + 4 appendices
Background : People of Indonesia have been exposed to cybersex for years. In
2013, it ranked sixth, in 2014, it ranked third, and in 2015, it ranked fifth. The
dominant cybersex users are adolescents, as their curiosity to porn sites is high. A
survey conducted to 50 students of senior high and vocational schools shows that
60% of them are addicted to porn sites, 20% of them have low self-control, 4% of
them are introvert, and 14% of them have cybersex behavior. This study aimed at
finding out the correlation of addiction, self-control, personality, cybersex
behavior among students of senior high schools in Kubu Raya.
Method: The samples were 158 students selected from 4 schools (public, private,
Islamic, and Catholic schools). The designs of the study were analytic and cross
sectional. The data analysis was chi square test.
Results: The study shows significant correlations of addiction (p value=0,038 PR
1,412), self-control (p value=0,000 PR 10,446), personality (p value=0,029 PR
1,480), and cybersex behavior .
Suggestion: To avoid the adolescents from cybersex behavior, parents need to
control of their kid‟s device by giving advice, and routinely checking the device.
Keywords: addiction, self-control, personality, cybersex behavior References: 105 (1990-2015)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN . ....................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
BIODATA ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah.. .......................................................................
11
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................
12
1.4. Manfaat Penelitian.........................................................................
12
1.5. Orisinalitas Peneliti .......................................................................
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
17
2.1. Remaja ...........................................................................................
17
2.2. Cybersex ........................................................................................
27
2.3. Adiksi ............................................................................................
30
2.4. Kontrol Diri ...................................................................................
33
2.5. Tipe Kepribadian ...........................................................................
43
2.6. Teori perilaku Lawrence Green .....................................................
56
2.7. Kerangka Teori ..............................................................................
57
BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................... 59
3.1. Kerangka Konsep ........................................................................... 59
3.2. Variabel Penelitian .......................................................................... 59
3.3. Definisi Operasional ........................................................................ 60
3.4. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 61
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................. 63
4.1. Desain Penelitian ............................................................................. 63
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 63
4.3. Populasi dan Sampel ....................................................................... 63
4.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 67
4.5. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data .......................................... 68
4.6. Teknik Analisa Data ........................................................................ 68
4.7. Teknik Penyajian Data .................................................................... 69
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 71
5.1. Hasil Penelitian ............................................................................... 71
5.2. Pembahasan ..................................................................................... 88
5.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 106
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 109
6.1. Kesimpulan...................................................................................... 109
6.2. Saran ................................................................................................ 110
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Orisinilitas Penelitian .................................................................... 14 Tabel III.1 Definisi Operasional Penelitian .................................................... 59
Tabel IV.1 Jumlah Sampel .............................................................................. 65
Tabel IV.2 Proporsi Sampel ............................................................................ 65
Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di SMA Kabupaten Kubu Raya ................................................... 75 Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di SMA Kabupaten Kubu Raya ............................ 75 Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Di SMA Kabupaten Kubu Raya ................................................... 76Tabel V.4 Adiksi ............................................................................................ 76
Tabel V.5 Distribusi Jawaban per Item Pertanyaan Berdasarkan KuesionerTentang Adiksi .............................................................................. 77
Tabel V.6 Kontrol Diri ................................................................................... 78
Tabel V.7 Distribusi Jawaban per Item Pertanyaan Berdasarkan Kuesioner Tentang Kontrol Diri .................................................................... 79Tabel V.8 Tipe Kepribadian .......................................................................... 80
Tabel V.9 Distribusi Jawaban per Item Pertanyaan Berdasarkan KuesionerTentang Tipe Kepribadian ............................................................ 80
Tabel V.10 Cybersex ........................................................................................ 83
Tabel V.11 Distribusi Jawaban per Item Pertanyaan Berdasarkan Kuesioner Tentang Perilaku Cybersex ........................................................... 83 Tabel V.12 Hubungan antara Adiksi dengan Perilaku Cybersex pada Remaja Di Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya ............................ 84 Tabel V.13 Hubungan antara Kontrol Diri dengan Perilaku Cybersex Pada Remaja di Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya ....... 85 Tabel V.14 Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Perilaku Cybersex Pada Remaja di SekolahLanjut Tingkat Atas di Kubu Raya ........ 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 58
Gambar V.1 Alur Penelitian ............................................................................ 74
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Surat Pernyataan Ketersediaan Sebagai Informan
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Lampiran 3 Izin Penelitian Lampiran 4 Output SPSS Lampiran 5 DokumentasiBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa dapat diwujudkan secara optimal melalui penyelenggaraan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar, rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan (Aslam, 2013).
Kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) 2012, kelompok usia remaja (10-19 tahun) pada tahun 2010 menempati seperlima jumlah penduduk dunia, dan 83% di antaranya hidup di negara-negara berkembang. Usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan dan melahirkan usia dini, aborsi yang tidak aman, Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), pelecehan seksual dan perkosaan.
Menurut United Nations High Commisioner for Refugees atau UNHCR (2012), remaja atau adolescent adalah penduduk yang berusia 10-19 tahun.
Pada saat ini, sekitar 1,3 miliar komposisi penduduk dunia tergolong usia
remaja (UNFPA, 2007). Sedangkan di Indonesia, komposisi penduduk
berusia remaja mencapai 45 juta jiwa atau sekitar seperlima dari estimasi total
jumlah penduduk Indonesia (Kemenkes RI, 2012). Kelompok remaja ini
dapat menjadi modal bagi pembangunan bangsa apabila memiliki kualitas
yang memadai. Sebaliknya, kelompok remaja dapat menjadi beban dalam
pembangunan suatu bangsa bila tidak memiliki kualitas yang diharapkan.Sampai saat ini dilaporkan banyak permasalahan yang menyangkut
remaja, mulai dari putus sekolah, kenakalan remaja hingga hal-hal yang
berhubungan dengan paparan penyakit yang berdampak terhadap angka
kesakitan dan kematian remaja. Suroso (2015), melaporkan bahwa tingkat
kecelakaan dan luka yang disengaja paling tinggi pada kelompok remaja.
Selain itu, kelompok remaja juga mengalami peningkatan jumlah sebagai
penderita HIV dan AIDS, penggunaan tembakau, obat terlarang, kekerasan,
kenakalan, pelecehan seksual, dan aborsi (Suroso, 2015). Angka kematian
remaja diprediksi akan mengalami peningkatan sehubungan dengan
bertambahnya kejadian kehamilan remaja yang mencapai rata-rata 20%.Remaja sebagai penerus generasi bangsa adalah aset yang harus dijaga
dan jamin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Remaja yang sehat
akan menjamin kelangsungan pembangunan bangsa di masa yang akan
datang. Dengan demikian status kesehatan remaja adalah suatu hal yang perlu
mendapat perhatian seperti dipelihara dengan baik dan ditingkatkan agar
dapat menciptakan generasi muda yang sehat, tangguh dan produktif serta
mempunyai daya saing di era globalisasi sekarang ini (Depkes RI, 2009).Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa
dewasa (Sarwono, 2012). Banyak yang menyebut masa remaja adalah masa
pencarian jati diri ataupun masa rentan. Karena remaja mudah terpengaruh
oleh teman, lingkungan dan tidak jarang pula menjerumuskan pada hal-hal
yang negatif. Salah satunya menggunakan media internet untuk mengakses
situs-situs porno atau yang biasa disebut cybersex (Erawati, 2012).Sajian situs porno di internet selain memperlihatkan gambar-gambar
wanita telanjang, ternyata juga menayangkan video hubungan seksual,
paedophilia (foto telanjang anak-anak), hebephilia (foto telanjang remaja)
dan paraphilia (materi seks “menyimpang”); termasuk di antaranya gambar-gambar sadomasochism (perilaku seks dengan siksaan fisik), perilaku
sodomi, urinasi (perilaku seks dengan urin), defekasi (perilaku seks dengan
feses ) dan perilaku seks dengan hewan (Rahmawati, 2012).Ketertarikan remaja terhadap materi porno di internet berkaitan dengan
masa transisi yang sedang dialami remaja, masa transisi tersebut ditandai
dengan berubahnya fisik, seksual, emosional, religi, moral, sosial, maupun
intelektual. Aspek seksual ditunjukkan remaja dengan memiliki rasa ingin
tahu yang besar mengenai misteri seks, mereka bertanya-tanya, apakah
mereka memiliki daya tarik seksual, bagaimana caranya berperilaku sexy
(Santrock, 2003).Kematangan-kematangan organ-organ seksual dan perubahan
hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan seksual dalam diri remaja
(Desminta, 2012). Hurlock (2013) juga menyatakan bahwa remaja yang
mengalami perubahan seksual akan meningkatkan dorongan seksual yang
ditandai dengan keingin tahuan yang besar terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan seks dan berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks,
termasuk informasi tentang seks melalui akses internet.Jumlah pengguna internet di Indonesia, 50% di antaranya tidak bisa
menahan diri untuk tidak membuka situs porno, hampir 60% telah mengambil
peran dalam online sex atau melakukan aktivitas seksual dengan seseorang
yang bukan pasangannya (Sari, 2012). Hasil survei yang dilakukan Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 4.500 pelajar SMP dan SMA
di 12 kota besar Indonesia menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan.
Sebanyak 97 persen responden mengaku telah mengakses situs berkonten
pornografi dan juga menonton video porno melalui internet (Wahyudi, 2015).
Perilaku seksual remaja di Kalimantan Barat (Kalbar) sebagian besar
terpaparan media pornografi (57,3%) (Suwarni, 2015). Pontianak Post, (2016)
merilis bahwa Kota Pontianak merupakan tertinggi pengaduan kejahatan
seksual yaitu 12 (dua belas) kasus, Kubu Raya 3 (tiga) kasus, Sanggau 2
(dua) kasus, Singkawang, Bengkayang, Ketapang, masing-masing 1 (satu)
kasus. Laporan pengaduan kejahatan terhadap anak tersebut, karena
seseorang sering mengunggah situs porno atau menonton film porno
(Pontianak Post, 2016).Studi yang dilakukan melalui Cyber Compare.net Tahun 2014
kebiasaan penggunaan Internet di Inggris. Penelitian berfokus pada aktivitas
sehari-hari yang dilakukan orang-orang menggunakan teknologi serta gadget.
Dari total 1.612 pria dan wanita berusia lebih dari 18 tahun yang rutin
melakukan aktivitas seksual, yaitu: sexting sebanyak 37%, video seks pada
posisi kedua dengan 30% dan webcam sex sebanyak 26% pada posisi ketiga
(Editor: Kuba, 2014). Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka
83,7 juta orang pada tahun 2014. Dengan angka tersebut menempatkan
Indonesia sebagai negara terbesar dengan jumlah pengguna internet terbesar
ke-6 di dunia. Sedangkan pengakses situs porno di Indonesia setiap tahunnya
mengalami peningkatan, Tahun 2013 Indonesia berada diperingkat enam,
Tahun 2014 meningkat menjadi peringkat ketiga dan 2015 peringkat kedua di
Dunia (Tribune, 2016).Aisyah (2005) menunjukkan bahwa: “media informasi seperti website
atau situs-situs di internet yang berisi gambar-gambar, video atau tulisan yang
berbau pornografi atau mengumbar seksualitas menjadi salah satu faktor
determinan yang mempengaruhi prilaku seksual bebas pada remaja”. Hal inididukung oleh sebuah penelitian yang di lakukan Pusat Studi Hukum
Universitas Islam Indonesia menyebutkan sekitar 15% dari 202 remaja
berumur 15-25 tahun pernah melakukan hubungan seks karena terpengaruh
oleh tayangan pornografi melalui internet, VCD, televisi dan bacaan
pornografi. Selain itu, terungkap 93,5% remaja telah menyaksikan VCD
porno dengan alasan sekedar ingin tahu (Sipayung 2013).Pria remaja berusia 12 hingga 17 tahun yang secara teratur melihat situs
porno cenderung melakukan hubungan seks pada usia dini, mereka cenderung
berani mencoba seks oral dan meniru apa yang di lihatnya di internet (Jones,
2015). Menurut Ermida (dalam Aprilia, 2009) hampir 80% gambar di internet
adalah gambar porno. Internet juga merupakan sarana bercengkrama yang
bertopik fantasi dan komunikasi fantasi lain yang dierotiskan maupun tidak
dierotiskan diantara penggunanya, salah satunya adalah cybersex (Sari, 2012).
Cybersex , saat ini telah menjadi sebuah fenomenal sexsual yang
bertumbuh cukup pesat, terutama dikota-kota besar di mana internet semakin
mudah diakses. Apalagi ditambah pula semakin menjamurnya situs porno,
fasilitas chatting yang menawarkan webcam dan internet phone. Hal ini
tentunya menjadi penyebab semakin tingginya cybersex.Menurut Aram (2001) gambar/situs porno dapat meningkatkan
neurotrasmitter ketika terjadi rangsangan seksual yang menghasilkan efek
menyenangkan bagi tubuh sehingga cenderung diulang dan secara psikologis
dapat menimbulkan adiksi. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Rahmawati,
(2002) internet dapat menciptakan kecanduan cybersex.Kecanduan situs porno internet (cyber-sexual addiction), yaitu
seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs situs porno atau cybersex
secara kompulsif. Individu yang mengalami kecanduan cybersex atau
pornografi melalui internet ditandai dengan ketergantungan melihat,
menemukan, menelusuri, mendownload, dan berlangganan serta
memperdagangkan pornografi secara online atau melakukan percakapan
tentang fantasi seksual melalui chat rooms (Basri, 2014).Pecandu akan terus meminta sesuatu yang lebih dan lebih. Pada kasus
adiksi terhadap pornografi, ditandai dengan ketergantungan melihat,
menemukan, menelusuri, mendownload, dan berlangganan serta
memperdagangkan pornografi secara online atau melakukan percakapan
tentang fantasi seksual melalui chat rooms (Basri, 2014).Pecandu cybersex, perlu diberikan pemahaman agama yang baik agar
dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pecandu cybersex
dapat mengontrol dirinya, karena seseorang yang melakukan praktek agama
dengan baik, yang tujuannya adalah semata-mata hanya untuk menyembah
tuhan, maka dengan hal ini seseorang dapat mengontrol perilakunya atau
dengan kata lain meningkatkan kontrol dirinya. Goldfried dan Merbaum
dalam Ghufran (dalam Khairunnisa, 2013) mendefinisikan kontrol diri
sebagai suatu kemampuan menyusun, membimbing, mengatur dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah
konsekuensi positif. Rahmawati (2002) menyebutkan ada hubungan antara
religiusitas dengan kecenderungan mengakses situs porno pada remaja.
Makin tinggi tingkat religiusitas remaja, makin rendah kecenderungannya
untuk mengakses situs porno, sebaliknya semakin rendah religiusitasnya
semakin tinggi kecenderungannya untuk mengakses situs porno.Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah perilaku seks di
kalangan remaja di antaranya kepribadian (Pratiwi, 2015). Purnomosidi
(2015) juga menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kecanduan seks
remaja adalah tipe kepribadian yang terdiri dari kepribadian introvert dan tipe
kepribadian extrovert. Bila sudah menjadi kecanduan, cybersex ini menjadi
kombinasi adiksi, yaitu adiksi seks dan adiksi internet, di mana seseorang
secara berulang menggunakan fasilitas internet guna pemuasan hasrat
seksualnya (Pravi, 2010).Orang dengan tipe kepribadian introvert cenderung memiliki tingkat
kecanduan yang lebih besar dari orang bertipe kepribadian extrovert dalam
mengunjungi situs porno atau cybersex Meskipun secara implicit,
nampak pada saat seseorang menghadapi situasi dilema sampai dengan ia
melakukan sesuatu pastilah ia sudah melakukan pengambilan keputusan
(Purnomosidi, 2015). Ada hubungan antara tipe kepribadian dengan perilaku
seksual berisiko remaja (Candra, 2014).Carners, Delmonico, dan Griffin (2011) mengkategorikan beberapa
bentuk perilaku cybersex, yang pertama adalah mengakses pornografi di
internet (seperti gambar, video, cerita teks, majalah, film, dan game). Real
time dengan pasangan fantasi atau chatting yang memuat obrolan erotis
dengan teman chat di ruang mengobrol juga banyak diperbincangkan saat ini,
bahkan beberapa orang sampai menggunakan kamera web untuk melihat
pasangan mereka di ruang ngobrol (Carvalheira & Gomes, 2012).Emmylia (2014) menyebutkan sex di dunia cyber melaui jaringan
Internet yang sebagaian besar perilaku cybersex adalah para remaja yang
masih labil dan belum cukup matang. Cooper dan Griffin-Shelley (dalam
Daneback, Cooper, & Mansson, 2005) mengatakan bahwa pada beberapa
kasus, mereka saling tukar menukar gambar mereka sendiri atau gambar-
gambar erotis dan gambar-gambar bergerak yang mereka dapat dari web
internet.Penelitian yang dilakukan Sultoni (2012) menyebutkan dampak media
internet terhadap perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa yaitu mahasiswa
yang melakukan perilaku seks bebas dalam kategori ringan ada 5 orang atau
(33,33%) dikarenakan mahasiswa tersebut berkencan berpelukan,
berpegangan tangan dan ciuman bibir.Saat ini dengan teknologi internet, semakin mudah bagi remaja untuk
mendapatkan berbagai bentuk sajian seks online (cybersex) tanpa filter. Hal
ini secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak negatif bagi
remaja, sehingga dalam waktu dekat atau malah saat ini jenis-jenis pornografi
ini akan menjadi persoalan serius yang menyangkut masalah moral. Pada
tataran aksi dampak cybersex bisa berwujud kekerasan seksual. yang bersifat
kriminal, sedangkan dalam tataran ideologis akan melahirkan berbagai
perilaku seks yang menyimpang (Gunawan, 2014).Hasil survey terhadap 50 orang siswa yaitu SMK Santa Monika, SMA
Adisucipto, SMA Widya Pratama, SMK Pertukangan Santo Yusuf dan SMK
Immanuel II Kubu Raya diketahui bahwa siswa SMK Santa Monika sebagian
besar mengalami adiksi cybersex 8 orang atau 80%, 10 orang atau 100%
SMA Adisucipto mengalami adiksi cybersex, 5 orang atau 50% SMA Widya
Pratama mengalami adiksi cybersex dan 7 orang atau 70% siswa SMK
Immanuel II Kubu Raya mengalami adiksi cybersex.Adiksi cybersex yang dilakukan berupa mengakses dan menonton
adegan-adegan seksual di internet, mendownload video seks, siswa juga
kurang melakukan kontrol diri dengan tidak memikirkan akibat dari
perbuatannya dan siswa memiliki tipe kepribadian tertutup untuk hal yang
berkaitan dengan pornografi yang dilakukannya, tidak mendengarkan nasehat
teman lain dan kurang mengamalkan ajaran agama, bahkan ada sebagian
siswa yang suka membicarakan tentang seksual secara terbuka, ikut-ikutan
teman yang suka berperilaku negatif seperti mengajak membuka situs
pornografi melalui Hp dari hal tersebut ada siswa yang berkeinginan
melakukan onani, bahkan mengaku pernah melakukan ciuman, pelukan dan
bahkan senggama dengan pasangannya (pacar) (Wawancara, 21 Januari
2016).Selain itu, berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada 10 orang siswa
menunjukkan perilaku adiksi, di mana sebanyak 4 orang siswa mengatakan
gelisah apabila dalam seminggu tidak melakukan cybersex dan 3 orang siswa
yang mengatakan melakukan cybersex karena ingin menghindari masalah,
kemudian 3 orang siswa lupa waktu kalau sedang melakukan cybersex.
Sebanyak 5 orang siswa menabung agar paket internet terus aktif dan
sebanyak 5 orang siswa mengaku sering menyendiri apabila melakukan
cybersex. Kemudian sebanyak 4 orang siswa memilih melakukan cybersex karena aman dari penyakit, biayanya murah dan tidak seorang kawanpun yang tahu perilakunya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu adanya suatu penelitian tentang “Hubungan Adiksi, Kontrol Diri dan Tipe Kepribadian Terhadap Perilaku Cybersex pada Remaja di Sekolah Lanjut Tingkat Atas di
Kubu Raya .
”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran adiksi remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?
2. Bagaimana gambaran kontrol diri remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?
3. Bagaimana gambaran tipe kepribadian remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?
4. Apakah adiksi berhubungan dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?
5. Apakah kontrol diri berhubungan dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?
6. Apakah tipe kepribadian berhubungan dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan adiksi, “ kontrol diri dan tipe kepribadian terhadap perilaku cybersex pada remaja di Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya ”.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran adiksi remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya.
b. Untuk mengetahui gambaran kontrol diri remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya.
c. Untuk mengetahui gambaran tipe kperibadian remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya.
d. Untuk mengetahui hubungan adiksi dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya.
e. Untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan perilaku cybersex
pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya .
f. Untuk mengetahui hubungan tipe kepribadian dengan perilaku cybersex pada remaja Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya .
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pertimbangan bagi para remaja tentang dampak dari Cybersex yang dapat mempengaruhi pandangan dan perilaku seksual mereka serta bagaiman seks yang sehat.
2. Bagi Dinas Pendidikan Dapat dijadikan bahan informasi atau masukan agar dinas pendidikan mengadakan edukasi cybersex terhadap sekolah-sekolah yang berada di dalam lingkungan kerjanya.
3. Bagi Orangtua Diharapkan orangtua dapat memahami perilaku remaja dalam proses perkembangannya terutama memberikan bimbingan dan informasi yang tepat mengenai seksualitas.
4. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan atau acuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan masalah yang sama.
1.5 Orisilinitas Penelitian
Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan cybersex sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1.1 Orisinalitas PenelitiNO Nama Penulis Judul Metodologi Variabel yang diteliti Variabel yang berhubungan
1. Alvivo Darma Chandra Hubungan Tipe Kepribadian dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMKN “X” Jember
Cross Sectional Tipe kepribadian dan perilaku seksual berisiko Ada hubungan antara tipe kepribadian dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMKN “X” Jember.
2. Gusana Prinda Erawati Hubungan Antara Cybersex Dengan Perilaku Masturbasi Pada Remaja Di SMA Kesatrian