IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MAHASISWA FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON DENGAN MENGGUNAKAN FOUR-TIER DIAGNOSTIC - Raden Intan Repository
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MAHASISWA FISIKA PADA MATERI
HUKUM NEWTON DENGAN MENGGUNAKAN FOUR-TIER DIAGNOSTIC
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Dalam Ilmu Fisika
Oleh :
RESTI RAHAYU
NPM : 1411090228
Jurusan : Pendidikan Fisika
Dosen Pembimbing 1 : Dr. Laila Maharani, M.Pd. Dosen Pembimbing 2 : Antomi Saregar, M.Pd., M. Si.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440 H/2018 M
ABSTRAK
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MAHASISWA FISIKA PADA MATERI
HUKUM NEWTON DENGAN MENGGUNAKAN FOUR-TIER DIAGNOSTIC
Oleh:
Resti Rahayu
Miskonsepsi atau keslahan konsep merupakan hal yang penting dan harus diidentifikasi sedini mungkin agar tidak menyebabkan kesalahan konsep pada konsep selanjutnya. Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Raden Intan Lampung yang bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi mahasiswa pada materi hukum Newton dan sub materi yang memiliki presentase miskonsepsi terbesar.
Jenis penelitian kuantitatif berupa deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan tingkat miskonsepsi mahasiswa dengan gambaran persentase jumlah. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 3 program studi pendidikan fisika di UIN Raden Intan Lampung. Instrumen pada penelitian ini menggunakan tes objektif pilihan jamak 4 tingkat (four-tier) pada tingkat 1 dan tiga merupakan pertanyaan atas soal dan alasan sedangkan pada tingkat 2 dan 4 berisi tingkat keyakinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat miskonsepsi mahasiswa pendidikan fisika sebesar 45, 5 % dan sub materi yang sering terjadi miskonsepsi adalah hukum
II Newton. Kata kunci : Four-Tier, Hukum Newton, Miskonsepsi
MOTTO
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari
depan dan belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia (Q.S Al-Ra’ad: 11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada kedua malaikat yang sudah Allah kirimkan yaitu kedua orang tua tercinta ayah dan ibu, tiada rezeki yang paling indah melainkan mendapatkan ayah dan ibu. Untuk ibu, terimakasih karena sudah mengandung ku selama kurang lebih sembilan bulan, merawat, membesarkan, menjaga adinda sampai sekarang. Terimakasih atas kasih sayang yang ibu curahkan, terimakasih untuk perhatian yang tiada henti hentinya ibu berikan kepadaku. Semoga Allah SWT selalu menjagamu ibu. Untuk ayah, terimakasih atas keringat yang engkau keluarkan demi kelanjutan hidup anak-anakmu. Bekerja tak pandang panas ataupun hujan, tak pandang siang maupun malam yang tak lain semua untuk anak- anak mu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan kepada ayah.
Terimakasih atas doa-doa yang sudah ayah dan ibu panjatkan demi kesuksesan ku. Karena bukan adinda yang hebat sehingga sampai pada tahap ini, melainkan doa-doa ayah dan ibu lah yang mampu menembus langit Allah SWT dan dikabulkan oleh Allah SWT. Terimakasih atas ridho yang sudah ayah dan ibu berikan dalam setiap langkah ku. Karena sesungguhnya ridho Allah SWT berada pada ridho orang tua.
RIWAYAT HIDUP
Peneliti merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Senadi dan Ibu Nispawati yang dilahirkan di Banjarmasin pada tanggal 13 Januari 1997.
Peneliti memiliki dua orang kakak perempuan yang telah menikah bernama Meli Damayanti dan Lia Marlina, S. Kom, serta satu orang adik bernama Septama Aditia.
Peneliti memulai jenjang pendidikannya di SD Negeri 1 Negarabatin, Kotaagung Barat (2002-2008), kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Kotaagung, Tanggamus pada tahun 2008-2011. Peneliti menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Kotaagung pada tahun 2011-2014. Pada
25 Agustus 2014, peneliti terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan Fisika di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Pandansurat Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Al Kautsar Bandarlampung, dan atas izin Allah peneliti akan menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di bidang Pendidikan Fisika dari Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung pada tahun 2018.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah, dan kemudahan Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Fisika pada Materi Hukum Newton
dengan Menggunakan Four-Tier Diagnostic ” sebagai salah satu syarat untukmencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung. Sholawat beserta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafa’at nya di hari akhir kelak.
Peneliti amat menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak luput dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan rasa terima kesih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Ibu Dr. Yuberti, M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Fisika UIN
3. Ibu Dr. Laila Maharani, M. Pd selaku pembimbing I dan Bapak Antomi
Saregar, M. Pd., M. Si selaku Pembimbing II , yang telah membimbing serta mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Teman seperjuangan khususnya pendidikan fisika 2014 B yang selalu ada dalam kurang lebih 4 tahun bersama, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. . Harapan peneliti agar penelitian ini dapat menjadi sebuah masukan sekaligus pemikiran yang dapat ditindak lanjuti oleh penentu kebijakan dalam dunia pendidikan agar dapat memberikan motivasi kepada para pendidik khususnya guru supaya dapat mengembangkan potensinya sebagai seorang peneliti pendidikan, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Bandar Lampung, Oktober 2018 Peneliti,
Resti Rahayu NPM. 1411090228
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
MOTTO ................................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7 D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8 1. Secara Teoritis ...................................................................................... 8 2. Secara Praktis ....................................................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual ................................................................................. 10
2. Hukum Newton .................................................................................... 22 3.
Certainty of Response Index................................................................. 29 4. Tes Diagnostik Four-Tier .................................................................... 32 B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 33 C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Metode dan Prosedur Penelitian................................................................. 38 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 39 C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 39 1. Populasi ................................................................................................ 39 2. Sampel .................................................................................................. 40 3. Teknik Sampling .................................................................................. 40 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41 1. Dokumentasi ........................................................................................ 41 2. Tes ........................................................................................................ 41 E. Instrumen Penelitian................................................................................... 42 1. Uji Validitas ......................................................................................... 42 2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 44 3. Uji Tingkat Kesukaran ......................................................................... 46 4. Uji Daya Beda ...................................................................................... 47 5. Fungsi Pengecoh .................................................................................. 48 F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 53 1. Hasil Identifikasi Miskonsepsi Setiap Butir Soal ................................ 53 2. Hasil Identifikasi Miskonsepsi ............................................................. 55 B. Pembahasan ................................................................................................ 58 1. Hasil Identifikasi Miskonsepsi Setiap Butir Soal ................................ 59 2. Identifikasi Soal dengan Tingkat Miskonsepsi Terbesar ..................... 80 3. Identifikasi Miskonsepsi Keseluruhan ................................................. 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Skala CRI ( Certainty of Response Index)............................................. 30Tabel 2.2 Kriteria untuk Membedakan antara paham konsep, Tidak paham konsepdan Miskonsepsi .................................................................................... 31
Tabel 2.3 Kategori Konsepsi Siswa Berdasarkan Jawaban pada Four-Tier DiagnosticTest ......................................................................................................... 33
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen ......................................... 42Tabel 3.2 Ketentuan Uji Validitas ......................................................................... 43Tabel 3.3 Interpretasi Korelasi r xy ......................................................................... 43Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ................................................................................. 44Tabel 3.5 Ketentuan Uji Reliabilitas ..................................................................... 45Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ............................................................................... 45Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran ................................................................... 46Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ................................................................. 47Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda ......................................................................... 48Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda ..................................................................... 48Tabel 3.11 Hasil Uji Pengecoh pada Tingkat 1 ..................................................... 50Tabel 3.12 Hasil Uji Pengecoh pada Tingkat 3 ..................................................... 50Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Soal Tes .................................................................. 51Tabel 3.14 Kriteria CRI ......................................................................................... 51Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa Miskonsepsi, Paham, Tidak Paham Konsep, Error... 54Tabel 4.2 Hasil Analisis Konsep Mahasiswa ........................................................ 54Tabel 4.3 Hasil Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pendidikan Fisika ............. 56Tabel 4.4 Kategori Persentase Tingkat Miskonsepsi ............................................ 85
DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN DIAGRAM
Halaman
Gambar 2.1 Motor yang direm tiba-tiba ............................................................... 26Gambar 2.2 Contoh Pasangan gaya Aksi Reaksi ................................................... 29Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 37 Grafik 4.1 Persentase Setiap Kategori per Soal .................................................... 55
Grafik 4.2 Persentase Jawaban Mahasiswa........................................................... 59
Grafik 4.3 Persentase Mahasiswa yang Mengalami Miskonsepsi ........................ 85
Diagram 4.1 Kategori Konsep Soal Nomor 1 ....................................................... 61
Diagram 4.2 Kategori Konsep Soal Nomor 2 ....................................................... 64
Diagram 4.3 Kategori Konsep Soal Nomor 3 ....................................................... 66
Diagram 4.4 Kategori Konsep Soal Nomor 4 ....................................................... 69
Diagram 4.5 Kategori Konsep Soal Nomor 5 ....................................................... 72
Diagram 4.6 Kategori Konsep Soal Nomor 6 ....................................................... 74
Diagram 4.7 Kategori Konsep Soal Nomor 7 ....................................................... 76
Diagram 4.8 Kategori Konsep Soal Nomor 8 ....................................................... 78
Diagram 4.9 Kategori Konsep Soal Nomor 9 ....................................................... 80
Diagram 4.10 Kategori Miskonsepsi Terbesar Soal Nomor 3 .............................. 81
Diagram 4.11 Kategori Miskonsepsi Terbesar Soal Nomor 5 .............................. 83
Diagram 4.12 Kategori Miskonsepsi Terbesar Soal Nomor 8 .............................. 84
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Analisis Pra Penelitian.................................................. 93 Lampiran 2 Kisi-kisi Iinstrumen ............................................................... 95 Lampiran 3 Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi ........................................ 96 Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Identifikasi Miskonsepsi .................... 114 Lampiran 5 Hasil Validasi Expert Judgement ......................................... 119 Lampiran 6 Dokumentasi ........................................................................ 121 Lampiran 7 Uji Validitas Butir Soal......................................................... 123 Lampiran 8 Uji Reliabilitas ...................................................................... 124 Lampiran 9 Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ................................ 125 Lampiran 10 Uji Pengecoh ....................................................................... 126 Lampiran 11 Surat-surat
Nota Dinas Pembimbing I dan II
- Surat Izin Pra Penelitian -
Surat Balasan Pra Penelitian
- Surat Izin Penelitian -
Surat Balasan Penelitian
- Lembar Surat Pernyataan Koreksi EYD Teman Sejawat -
Surat Bebas Plagiat
- Bukti Bebas Plagiat -
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman, kebutuhan manusia semakin kompleks. Mulai dari kebutuhan kesehatan, ekonomi, sosial, maupun pendidikan. Semua
kebutuhan tersebut harus terpenuhi demi tercapainya hidup yang ideal. Salah satunya adalah kebutuhan pendidikan. Kebutuhan pendidikan harus dipenuhi karena pendidikan merupakan pemicu berkembangnya potensi yang ada dalam
1 masyarakat .
Tercapainya suatu tujuan pendidikan erat hubungannya dengan proses pendidikan. Yang menjadi pokok dari proses pendidikan adalah proses
2
pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan belajar dan mengajar . Di dalam proses pembelajaran inilah pengarahan siswa pada konsep yang benar dan ini menjadi tugas dari seorang guru atau pendidik.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan 1 Esti Wahyuningsih, ‘Identifikasi Miskonsepsi IPA Siswa Kelas V Di SD Kansius Beji Tahun
Pelajaran 2015/2016’, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2016. h.169
2 Dessy Rositasari, Nanda Saridewi, and Salamah Agung, ‘Pengembangan Tes Diagnostik Two-
2
3
pendidikan menengah . Selain itu, guru juga menjadi pembuka pintu
4
pengetahuan baru bagi peserta didiknya . Dalam Islam pendidik berarti orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa),
5
kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa) . Berdasarakan pengertian pendidik di atas, dapat ditarik benang merah bahwa pendidik adalah seorang yang memiliki kapasitas ilmu dan memiliki tugas untuk memajukan peserta didiknya, memberikan pemahaman yang benar kepada peserta didiknya mengenai suatu konsep. Untuk itu, guru sangat penting agar tidak mengalami salah konsep. Penjelasan mengenai pentingnya memahami juga telah dijelaskan sejak 1400 tahun yang lalu dalam Al-Quran surat Al-Ghasiyyah sebagai berikut:
Artinya:
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? ” (QS. Al- Ghasiyyah: 17-20)
3 Farida Nurlaila Zunaidah, ‘Meningkatkan Kompetensi Calon Guru Melalui Kegiatan Microteaching Berbasis Lesson Study ( LS ) Mahasiswa Pendidikan Biologi’, Efektor, 2016.
4 Laila Maharani and Muhammad Mansur, ‘Efektivitas Konseling Puisi Sebagai Media
Bimbingan Dan Konseling Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik Kelas VII SMPN 24
Bandar Lapung Tahun Ajaran 2015/2016’, Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 03.2 (2016). h.115 53 Berdsasarkan surat Al-Ghasiyyah ayat 17-20 di atas dapat diketahui bahwa perintah memahami dan memperhatikan sesuatu sudah sejak 1400 tahun silam. Di dalam surat Al-Ghasiyyah manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa selalu memperhatikan serta memahami tentang apa yang telah Allah ciptakan, fenomena alam yang ada serta mengapa Allah menciptakan semua yang ada di alam.
Fakta mengatakan bahwa tidak semua siswa menangkap informasi yang diberikan oleh guru. Apalagi di dalam mata pelajaran fisika yang memuat konsep
6
ilmiah sehingga sulit untuk dipahami . Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan
7
antara pemahaman peserta didik dan konsep yang dianut para ahli . Berdasarkan
Ria Zulvita, A. Halim dan Elisa
penelitian yang dilakukan oleh , materi Mekanika menduduki peringkat pertama dibandingkan dengan listrik, optik,bumi dan
8
antariksa yang diteliti mengenai miskonsepsi . Hal ini menunjukkan bahwa mekanika merupakan materi yang banyak menyebabkan peserta didik mengalami miskonsepsi.
6 Sri Jumin i, Banar Dwi Retyanto, and Vivi Noviyanti, ‘Identifikasi Miskonsepsi Fisika Menggunakan Three- Tier Diagnostic Test Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak’, 2016.h.197;
Fathia Rahmi and Mara Bangun Harahap, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Dengan
Menggunakan Peta Pikiran Sebagai Upaya Mengurangi Miskonsepsi Siswa’, Jurnal INPAFI, 1.2
(2013).h.185-186. 7 Dimas Adiansyah Syahrul and Woro Setyarsih, ‘Identifikasi Miskonsepsi Dan PenyebabMiskonsepsi Siswa Dengan Three- Tier Diagnostic Test Pada Materi Dinamika Rotasi’, Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika , 4.3 (2015.).h.67; Surya Gumilar, ‘Analisis Miskonsepsi Konsep Gaya
Menggunakan Certainty of Respon Index ( Cri )’, Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran Fisika,
2.1 (2016).h.60. 8 Ria Zulv ita, A Halim, and Elisa, ‘Identifikasi Dan Remediasi Miskonsepsi Konsep Hukum
4 Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat menekankan pada pemahaman konsep
9
. Sehingga peserta didik dituntut untuk memahami konsep sesuai dengan konsep yang sudah ada. Antara peserta didik yang paham konsep dengan tidak paham konsep sulit untuk membedakan antara keduanya. Untuk itu perlu upaya membedakan antara peserta didik yang paham konsep dengan peserta yang salah konsep bahkan tidak tahu konsep
10
. Pada penelitian ini, peneliti mengambil materi hukum Newton sebagai fokus materi karena materi hukum Newton membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam sehingga peserta didik terkadang tidak terlalu mempelajari secara mendalam dan hal ini lah yang menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi. Adanya perbedaan konsep yang dipahami seseorang dengan konsep para ahli disebut dengan miskonsepsi
11 .
Penyebab miskonsepsi salah satunya karena konsep awal (prakonsep) yang sudah dimiliki
12
. Selain sebab prakonsep yang dimiliki oleh peserta didik, miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh guru, sumber belajar, metode 9 Fitri Nurul Sholihat, Achmad Samsudin, and Muhamad Gina Nugraha, ‘Identifikasi
Miskonsepsi Dan Penyebab Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test Pada Sub-
Materi Flu ida Dinamik: Azas Kontinuitas’, Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 3.2 (2017).h.176 10 Syahrul and Setyarsih. 11 Putri Retno Artiawati, Riski Muliyani, and Yudi Kurniawan, ‘Identifikasi Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Menggunakan Three Tier-Test Pada Materi Gerak Lurus Beraturan ( GLB )’,
Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika , 1.1 (2016).h.13; Nursarifa Zahra, Kamaluddin, and Muslimin,
‘Identifikasi Miskonsepsi Fisika Pada Siswa SMAN Di Kota Palu’, Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako , 3.3 (2015).h.61. 12 Septi Maulini, Yudi Kurniawan, and Riski Muliyani, ‘The Three Tier-Test Untuk
Mengungkap Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Pada Konsep Konstanta Pegas’, Jurnal Ilmu
Pendidikan Fisika , 2.2 (2017).h.28; Muhammad Habibbulloh, Budi Jatmiko, and Wahono Widodo,
‘Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Guided Discovery Berbasis Lab Virtual Untuk
5
13 pembelajaran yang digunakan oleh peserta, hingga siswa itu sendiri .
Berdasarkan sebab miskonsepsi tersebut, guru merupakan salah satu sebab miskonsepsi. Dimana sebelum menjadi guru, terlebih menjalani pendidikan dan menjadi mahasiswa. Hal ini yang menjadi sebab peneliti menjadikan mahasiswa fisika sebagai objek penelitian. Karena peneliti menganggap, perlu mengidentifikasi miskonsepsi terlebih dahulu terhadap suatu materi supaya saat menyampaikan materi kepada peserta didiknya tidak salah konsep.
Berdasarkan penyebab miskonsepsi tersebut, tentu saja miskonsepsi sangat mudah untuk dialami oleh seseorang. Hal ini sangat berbahaya bagi mahasiswa terlebih yang akan menjadi pendidik dalam menyampaikan informasi kepada peserta didiknya kelak. Selain itu, konsep yang salah akan terus dibawa dan akan
14
sulit memahami konsep selanjutnya . Dampak yang diakibatkan apabila seseorang mengalami miskonsepsi adalah peserta didik akan mengalami
15
miskonsepsi dan menurunnya hasil belajar dari peserta didik Melihat dampak yang disebabkan oleh miskonsepsi, maka sangat perlu untuk dilakukannya identifikasi mengenai miskonsepsi sebagai usaha untuk
13 Tri Ade Mustaqim, Zulfiani, and Yanti Herlanti, ‘Identifikasi Miskonsepsi Siswa Dengan
Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) Pada Konsep Fotosintesis Dan Respirasi
Tumbuhan Tri Ade Mustaqim, Zulfiani, Yanti Herlanti’, EDUSAINS, 6.2 (2014), 146–52. h. 146 14 Satya Sadhu and others, ‘Analysis of Acid-Base Misconceptions Using Modified Certainty of Response Index ( CRI ) and Diagnost ic Interview for Different Student Levels Cognitive’,
International Journal of Science and Applied Science : Conference Series, 1.2 (2017), 91–100
<https://doi.org/10.20961/ijsascs.v1i2.5126>.h.92 15 A Viyandari, S Priatmoko, and Latifah, ‘Analisis Miskonsepsi Siswa Terhadap Materi6
16
meminimalisir turunnya hasil belajar. Secara umum, miskonsepsi sulit untuk
17
dideteksi terlebih apabila tidak mendapat tantangan konsep lain . Sesuai dengan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan, melalui kuesioner yang peneliti bagikan kepada sampel dapat diketahui bahwa perlu dilakukannya tes diagnostik miskonsepsi pada pelajaran fisika khusunya hukum Newton.
Terdapat banyak desain tes diagnostik yang dapat digunakan untuk
18
19
mendeteksi miskonsepsi. Yaitu tes diagnostik, Two-Tier , Three-Tier , Four-
20
21 Tier , dan Certainty of Response Index . Perbedaan tes diagnostik timbul tentu
saja karena adanya perkembangan kebutuhan dalam proses pembelajaran serta penyempurnaan atas tes diagnostik sebelumnya. Namun, walaupun berbeda tes diagnostik tetap memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengidentifikasi miskonsepsi.
Berdasarkan uraian mengenai bahaya yang disebabkan oleh miskonsepsi, peneliti menganggap perlu dilakukannya identifikasi miskonsepsi. Karena jika tidak diidentifikasi, maka mahasiswa akan selalu membawa konsep yang salah. Pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan desain tes diagnostik four-tier 16 17 Ibid
Supriyati, ‘Pengembangan Model Pembelajaran POEW Untuk Mendapatkan Gambaran
Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMA Materi Suhu Dan Kalor’, Jurnal Pendidikan Fisika, 3.2 (2015).h.2
18 19 Rositasari, Saridewi, and Agung; Viyandari, Priatmoko, and Latifah. 20 Jumini, Retyanto, and Noviyanti; Syahrul and Setyarsih.Riska Irsanti, Ibnu Khaldun, and Latifah Hanum, ‘Identifikasi Miskonsepsi Siswa
Menggunakan Four- TierDiagnostic Test Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Larutan Non Elektrolit
Di Kelas X SMA Islam Al- Falah Kabupaten Aceh Besar Abstrak Pendahuluan Metode Penelitian’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) , 2.3 (2017), 230 –37. 217 tanpa dikombinasikan dengan Certainty of Response Index. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain tes diagnostik Four-Tier yang dikombinasi dengan Certainty of Response Index. Tes diagnostik dipercaya
22
efektif dalam mengidentifikasi miskonsepsi . Desain tes diagnostik four-tier
23 adalah tes diagnostik yang dikembangkan dari tes diagnostik 3 tingkat .
Sehingga inilah beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Belum pernah diadakannya tes identifikasi miskonsepsi pada materi hukum Newton
2. Fisika merupakan pelajaran yang sulit, yang menekankan pada pemahaman konsep
3. Miskonsepsi memiliki dampak yang dapat menurunkan hasil belajar.
4. Kurangnya inisiatif dari mahasiswa dalam belajar fisika C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Identifikasi miskonsepsi pada penelitian ini menggunakan instrumen tes
four-tier diagnostic 2. 22 Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah Hukum Newton Derya Kaltakci- gurel, Ali Eryilmaz, and Lillian Christie Mcdermott, ‘Development and
Application of a Four-Tier Test to Assess Pre- Service Physics Teachers ’ Misconceptions About
8
3. Miskonsepsi pada penelitian dianalisis dengan menggunakan tes dalam bentuk multiple choice berdesain four-tier disertai dengan Certainty of
Response Index (CRI) D.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1.
Apakah terdapat miskonsepsi pada materi hukum Newton pada mahasiswa Pendidikan Fisika semester 3 Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung? 2. Sub materi apa sajakah yang persentase miskonsepsinya terbesar pada materi hukum Newton di program studi pendidikan fisika semester 3
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung? E.
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui miskonsepsi pada materi hukum Newton di Mahasiswa Pendidikan Fisika semester 3 Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2. Untuk mengetahui sub materi apa sajakah yang persentase miskonsepsinya terbesar pada materi hukum Newton di program studi pendidikan fisika semester 3 Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1.
Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keabsahan ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran fisika dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi
9
2. Secara Praktis a.
Bagi dosen pengampu mata kuliah, dapat memberikan rujukan soal tes diagnostik miskonsepsi empat tingkat (four-tier).
b.
Bagi mahasiswa selaku objek penelitian, dapat mengetahui tingkat miskonsepsi diri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Miskonsepsi a. Konsep Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep
merupakan batu pembangun pikiran. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang
1
diperolehnya . Konsep berkembang melalui satu seri tingkatan. Tingkatan- tingkatan itu mulai dengan hanya mampu menunjukan suatu contoh suatu
2
konsep hingga dapat sepenuhnya menjelaskan atribut-atribut konsep Menurut Hulse, Egeth dan Deese definisi konsep adalah sekumpulan atau seperangkat sifat yang dihubungkan oleh aturan-aturan tertentu atau konsep merupakan bayangan mental, ide dan proses.
Walgito mengemukakan bahwa konsep merupakan konstruksi simbolik yang menggambarkan ciri-ciri suatu objek atau kejadian. 1 Pembentukan konsep merupakan suatu proses dimana siswa dituntut untuk
11 menentukan dasar terhadap apa yang akan mereka gunakan untuk membangun kategori-kategori atau pembentukan konsep merupakan ketajaman berfikir dalam mengklasifikasikan objek atau ide
3
. Dan konsep memiliki sifat- sifat umum
4
.1) Definisi Konsep
Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri yang identik atau sama
5
. Berikut ini merupakan definisi konsep menurut beberapa ahli : a)
Woodruft Konsep merupakan suatu ide tau gagasan yang relative ssempurna dan bermakna mengenai suatu objek. Konsep juga merupakan produk membuat pengertian terhadap objek-objek melalui pengalaman dan bahasanya sendiri
6 .
b) Gagne 3 Resky Nurmalasari, Amiruddin Kade, and Kamaluddin, „Pengaruh Model Learning Cycle
Tipe 7e Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas V
II SMP Negeri 19 Palu‟, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) , 1.2 (2014).h.19 4 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2011).h.161 5 Syaiful bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 11th edn (Jakarta: Rineka Cipta, 2011). 6
12 Konsep adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang
7
mewakili ciri yang sama
c) Rosser
Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-
8
hubungan yang mempunyai kemiripan
d) Ausubel
Konsep merupakan benda-benda, kejadian-kejadian, situasi- situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri khas dan yang terwakili
9 dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol.
b.
Ciri-Ciri Konsep 1) Atribut konsep suatu sifat yang membedakan antara konsep satu dengan konsep lainya.
2) Atribut nilai- nilai yaitu adanya variasi- variasi yang terdapat pada suatu atribut, konsep menjadi bermacam- macam karena jumlah nilai yang berbeda. 3) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep
10 7 dengan konsep lainya .
Evelin Siregar and Hartini Nara, Teori Belajar Dan Pembelajaran (Bogor: Penerbit Ghaila Indonesia, 2010). h.7 8 9 Kustiyah, Op.cit. h.25 Yuyu R. Tayubi, „Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan
Certainty of Response Index (CRI)‟, Jurnal Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 24 (2005).
13 Dalam mempelajari konsep siswa diharapkan mampu mengidentifikasi contoh-contoh konsep yang baru. Setidaknya ada empat hal yang dapat dijadikan indikator dalam mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep atau belum, berikut rinciannya:
1) Ia dapat menyebutkan nama contoh- contoh konsep bila dia melihatnya.
2) Ia dapat menyatakan ciri- ciri konsep tersebut.
3) Ia dapat memilih, membedakan antara contoh- contoh dari yang bukan contoh.
4) Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan
11 dengan konsep tersebut .
Apabila terdapat siswa yang tidak mengetahui konsep, guru dapat melakukan prosedur di bawah ini: 1)
Bila semua siswa belum memahami konsep, maka keseluruhan kelas perlu diadakan review.
2) Siswa yang telah mengetahui konsep berbentuk sebagai tutor terhadap siswa lainnya, terutama jika jumlah yang telah mengetahui dan yang belum mengetahui konsep seimbang atau sama.
3) Pertanyaan- pertanyaan pada tes disertai dengan kunci dari sumber- sumber refrensi, yang dapat digunakan secara bebas oleh siswa sendiri.
14
12
4) .
Memberikan review kepada siswa secara individual c. Pembagian Konsep
Djamarah membedakan konsep menjadi dua yaitu: 1)
Konsep Konkret adalah pengertian yang menunjukkan pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep ini mewakili benda tertentu seperti meja dan kursi. 2)
Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkup hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Hanya dirasakan adanya melalui proses mental. Misalnya saudara sepupu, saudara kandung, paman, bibi dan belajar. Untuk memberikan pengertian pada semua kata itu diperlukan
13 konsep yang didefinisikan dengan menggunakan lambang bahasa .
Selama menuntut ilmu siswa dituntut untuk mengusai konsep tertentu. Sebab dengan menguasai konsep, maka akan diperoleh pengertian atas suatu materi yang dipelajari. Seseorang yang tidak menguasai konsep tertentu akan mengalami kesulitan memahami suatu kalimat yang
14
dibaca d. Pembentukan Konsep
12 13 Ibid,h.167 14 Djamarah, Op. Cit., h.31
15 Setiap konsep yang ada dalam pikiran seseorang dapat terbentuk sedemikian rupa, berkembang dan mengalami perubahan yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Menurut Ausubel konsep dapat diperoleh dengan cara, yaitu formasi konsep dan melalui asimilasi konsep. Maksud formasi dan asimilasi adalah:
a) Formasi Konsep
Pembentukan konsep-konsep sebelum anak memperoleh pendidikan formal melalui proses induksi. Ketika siswa dihadapkan pada rangsangan lingkungan, ia mengabstraksikan sifat-sifat atau atribut-atribut yang sama dari berbagai stimulus. Pembentukan konsep merupakan bentuk belajar penemuan setidaknya dalam bentuk primitif yang melibatkan prose-proses psikologi seperti analisis diskriminatif, abstraksi, diferensial, pembentukan, hipotesis, penguji dan generalisasi. Pembentukan konsep ini juga ditunjukkan oleh orang-orang yang lebih tua dalam situasi kehidupan nyata dan didalam laboratorium tetapi dengan tingkat
15 yang lebih tinggi .
b) 15 Asimilasi konsep
16 Asimilasi konsep bersifat deduktif didapat setelah memasuki pendidikan formal. Siswa yang belajar akan menghubungkan atribut-atribut dengan gagasan yang relevan yang sudah ada dalam
16
struktur kognitif mereka e. Pembelajaran dan Pengajaran Konsep
Konsep pada umumnya dipelajari dengan dua cara yaitu dengan cara pengamatan dan cara definisi sebagai berikut: 1)
Cara Pengamatan Umumnya konsep dengan cara ini dipelajari secara nonformal. Mi salnya, anak mempelajari konsep “mobil” dengan mendengarkan kendaraan menyertakan sepeda motor kedalam konsep “mobil” tetapi, setelah waktu berjalan konsep itu diperbaiki hingga anak tersebut dapat dengan jelas membedakan “mobil” dari
17 .
“bukan mobil” 2)
Cara Definisi Suatu konsep yang hanya dapat diartikan dengan tepat melalui cara member definisi, misalnya untuk mempelajari tante, seseorang perempuan yang saudara laki-laki atau saudara perempuannya (atau ipar laki-laki atau ipar perempuan) mempunyai anak bukan dengan 16 mengamati wanita yang dipanggil dengan sebutan tante.
17 Berdasarkan definisi tersebut, contoh dan bukan contoh “tante” dapat dibedakan dengan cepat
18 .
Tenny Son dan Park mengusulkan guru mengikuti tiga aturan ketika menyajikan contoh konsep.
1) Urutkan contoh-contoh dari yang mudah hingga yang sulit
2) Pilih contoh yang berbeda dari yang satu dengan yang lain
3) Bandingkan dan bedakan contoh dan bukan yang contoh
19 f.
Pengertian Miskonsepsi Miskonsepsi merupakan adanya kesalahpahaman yang dialami murid dengan konsep yang ada saat menangkap serta menafsirkan konsep tersebut
20
. Berikut pengertian miskonsepsi menurut beberapa ahli: 1)