KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENJALIN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA SUKU JAWA DAN BALI DI DESA SIDORENO KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENJALIN KERUKUNAN
ANTAR UMAT BERAGAMA SUKU JAWA DAN BALI DI DESA SIDORENO
KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
SKRIPSI
DiajukanuntukMelengkapitTugas-tugasdanMemenuhiSyarat- SyaratGunaMemperolehGelarSarjanaSosial (S. Sos)
DalamIlmuDakwahdanKomunikasi Oleh
ERLINDA MINXSETIANI
NPM : 1441010094 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1440 H/2018 M
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENJALIN KERUKUNAN
ANTAR UMAT BERAGAMA SUKU JAWA DAN BALI DI DESA SIDORENO
KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Oleh
ERLINDA MINXSETIANI
NPM : 1441010094 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Pembimbing I : Prof. Dr. H. Khomsahrial Romli, M. Si
Pembimbing II : Yunidar Cut Mutia Yanti, S. Sos. M. Sos.IFAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1440 H/2018 M
ABSTRAK
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENJALIN KERUKUNAN
ANTAR UMAT BERAGAMA SUKU JAWA DAN BALI DI DESA SIDORENO
KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
ERLINDA MINXSETIANI
Komunikasi antarbudaya merupakan suatu proses penyampaian informasi atau pesan yang kemudian pengirim informasi pesan tersebut adalah anggota suatu budaya dan penerima pesanya adalah anggota dari suatu budaya lain. Dalam hal ini komunikasi antarbudaya tersebut dilakukan oleh masyarakat desa Sidoreno dalam menjalin kerukunan antar umat beragama suku Jawa dan Bali.
Sehubungan dengan hal tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana bentuk komunikasi antarbudaya yang di terapkan atau dilaksanakan masyarakat sidoreno dalam menjalin kerukunan umat beragama khususnya yang bersuku Jawa dan Bali. (2) bagaimana faktor pembangun kerukunan antar umat Islam dengan Hindunya. Dan adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi antarbudaya pada masyararakat suku Jawa dengan Bali dan mendeskripsikan faktor pembangun antar umat Islam dengan umat Hindu di desa Sidoreno Kecamatan Way panji Kabupaten Lampung Selatan.
Penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian lapangan (field
research) , dengan sifat penelitian deskriptif, guna memberikan kejelasan terhadap
masalah atau peristiwa yang diteliti. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada di desa Sidoreno, dan memperoleh sampel sebanyak 6 orang dengan menggunkan metode purposive sampling. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan metode interview, observasi, dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Komunikasi antarbudaya yang dilakukan masyarakat suku Jawa dan Bali melalui bentuk komunikasi interpersonal maupun komunikasi kelompok cukup efektif. Yang dalam hal ini komunikasi tersebut diterapkan di dalam kegiatan-kegiatan desa Sidoreno maupun dalam keseharian masyarakatnya. Dan Menjaga kerukunan dengan cara mempunyai sikap toleransi terhadap sesama manusia mampu menjadikan desa yang jauh dari kata konflik, saling menghargai walau berbeda agama, untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku. berpegang teguh dengan masing-masing keyakinan dan berpatokan dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Kata kunci: Komunikasi Antarbudaya, Kerukunan Umat Beragama
MOTTO
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (Q.S. Al-H ujarat: 49 Ayat 13).”
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepala Allah SWT dan dari hati yang terdalam atas karunia dan barokahnya sehingga saya bisa menyelesaikan karya kecilku ini. Sebagai tanda bukti cinta tulus ku persembahkan karya tulis ini kepada: 1.
Kedua orang tuaku, Bapakku Mukmin dan Ibuku Farida yang selalu senantiasa berdoa untuk kesuksesan anaknya, mencurahkan kasih sayangnya yang tiada henti, memberikan motivasi dan dengan sabar menantikan keberhasilanku, sehingga mengantarkanku meraih gelar sarjana.
2. kakakku Eko Sanjaya yang aku sayangi dan cintai, kerja kerasnya yang selalu membantuku, selalu menyemangatiku, menasehatiku sampai bisa dititik ini.
3. Kepada Hafid Fajarakhdi, terima kasih atas bantuan dan saranya, serta telah menyalurkan pikiranya, terima kasih banyak atas waktunya.
4. Sahabat-sahabat seperjuangan KPI A angkatan 2014 terutama Deka wulandari, konsalena, dan Ratna Dewi dan yang lainya yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terimakasih atas kasih sayang, bantuan, dukungan, dan motivasi serta semangat yang kalian berikan.
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Erlinda minxsetiani dilahirkan didesa Pancasila, Natar pada tanggal 29 Maret 1996, anak bungsu dari dua bersaudara, pasangan dari Bapak Mukmin dan Ibu Farida. Bertempat tinggal didesa Pancasila Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
Riwayat pendidikan yang penulis tempuh yaitu: 1. Pendidikan sekolah Dasar Negeri Pancasila, yang lulus pada tahun 2008.
2. Penulis melanjutkan pendidikan SMP Negeri 2 Natar, lulus pada tahun 2011.
3. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan SMA Negeri 2 Natar, dan lulus pada tahun 2014.
4. Kemudian atas izin Allah pada tahun 2014 penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung Fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi jurusan komunikasi dan penyiaran islam (KPI).
Penulis Erlinda Minxsetiani
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, berkat rahmat dan karunia- Nyalah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“Komunikasi
Antarbudaya Dalam Menjalin Kerukunan Antar Umat Beragama Suku Jawa
dan Bali di Desa Sidoreno Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung
Selatan”. Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah menegakan kalimat Tauhid serta membimbing umatnya kejalan yang penuh cahaya dan semoga kita termasuk kaum yang mendapat syafaatnya di hari akhir nanti, Amin.
Penulis menyadari dalam proses panjang pembuatan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan juga dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesepakatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada:
1. Prof. Dr. H. khomsahrial Romli, M.Si. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung, sekaligus sebagai pembimbing I, yang telah menyediakan waktu untuk memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Bambang Budiwiranto, M.Ag, MA. (AS) Ph.D. selaku ketua jurusan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan lampung.
3. Bunda Yunidar Cut Mutia Yanti, S. Sos. M. sos.I selaku sekretaris jurusan sekaligus sebagai pembimbing II, yang telah menyediakan waktu untuk memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen serta staff yang telah membantu dan membina penulisan selama menjadi mahasiswa FDIK UIN Raden Intan lampung.
5. Kapada Bapak Basori selaku kepala desa di Sidoreno beserta jajaranya yang telah terlibat memberikan sumber data serta informasi yang akurat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa suatu halangan apapun.
6. Kepada anggota SEDADU yang telah memberikan waktu untuk memberi motivasinya.
7. Terimakasih untuk Alkafia Fanani, Rachma, Siti Dewi, Irena, yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi, terimakasih juga kepada saudari ochi dulli yang selalu memberi saran kepada kami semua.
8. Perpustakaan UIN Raden Intan Lampung dan perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan referensi buku dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Almamater tercinta UIN Raden Intan lampung dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah SWT, dan penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kehilafan yang pernah penulis lakukan baik yang sengaja maupun tidak sengaja. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat untuk semua pihak khususnya bagi penulis dan pembaca.
Bandar Lampung, Agustus 2018
Erlinda Minxsetiani NPM. 1441010094
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv MOTTO ......................................................................................................... v PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xivBAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ......................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul ................................................................ 5 C. Latar Belakang Masalah ............................................................ 7 D. Rumusan Masalah ...................................................................... 13 E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 14 F. Manfaat Tujuan ........................................................................... 14 G. Metode Penelitian ...................................................................... 14 H. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 23 BAB II KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA A. Komunikasi Antarbudaya ........................................................... 28 1. Pengertian Komunikasi Antarbudaya .................................... 28 2. Hubungan Komunikasi dengan Budaya ................................. 30 3. Proses dan Bentuk Komunikasi Antarbudaya ........................ 31 4. Fungsi Komunikasi Antarbudaya ........................................... 38 5. Faktor Pendukung Komunikasi Antarbudaya ........................ 42 6. Hambatan Komunikasi Antarbudaya ..................................... 44 7. Kebudayaan Masyarakat Suku Jawa dan Bali ....................... 48 B. Kerukunan Umat Beragama ....................................................... 53 1. Pengertian Kerukunan Umat Beragama ................................ 53 2. Toleransi Menuju Kerukunan ............................................... 54 3. Unsur Pembentuk Terciptanya Kerukunan ........................... 55 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Kerukunan Antar Umat Beragama ...................................................................... 57 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Sidoreno ................................................... 64
1. Profil Desa Sidoreno .............................................................. 64 2.
Struktur Aparatur Kepemerintahan Desa Sidoreno................ 65 3. Geografis dan Demografi Desa Sidoreno .............................. 67 4. Nilai-nilai Budaya di Desa Sidoreno...................................... 73 5. Keadaan sosial ekonomi ......................................................... 74 B. Bentuk Komunikasi Antarbudaya dalam Menjalin
Kerukunan Umat Beragama Suku Jawa dan Bali di Desa Sidoreno ...................................................................................... 75 C. Faktor Pembangun Kerukunan Antar Umat Islam dan Hindu
Di Desa Sidoreno ........................................................................ 81
BAB IV KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENJALIN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA SUKU JAWA DAN
BALI DI DESA SIDORENO KECAMATAN WAY PANJI
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN A. Bentuk Komunikasi Antarbudaya dalam Menjalin Kerukunan Umat Beragama Suku Jawa dan Bali di Desa Sidoreno ...................................................................................... 88 B. Faktor Pembangun Kerukunan Antar Umat Islam dan Hindu Di Desa Sidoreno ........................................................................ 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 97 B. Saran ............................................................................................. 98 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRANDAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian Lampiran 2 Surat Keputusan Judul Skripsi Lampiran 3 Kartu Konsultasi Skripsi Lampiran 4 Kartu Hadir Skripsi Lampiran 5 Pedoman Wawancara Lampiran 6 Pedoman Observasi Lampiran 7 Pedoman Dokumentasi Lampiran 8 Daftar Nama Sampel Lampiran 9 Dokumentasi
DAFTAR TABEL
1.Tabel 01. Struktur pemerintahan kepala desa Sidoreno tahun 1991 s/d 2019 ........ 61 2. Tabel 02. Jumlah penduduk desa Sidoreno berdasarkan pendidikanya .................. 65 3. Tabel 03. Jumlah penduduk desa Sidoreno berdasarkan agama ............................. 66
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami isi skripsi ini,
perlu kiranya dibuat suatu penegasan judul skripsi, KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENJALIN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA SUKU JAWA DAN BALI DI DESA SIDORENO KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Untuk memudahkan pemahaman pembaca, maka penulis akan menjelaskan istilah masing-masing didalamnya. Istilah-istilah tersebut yaitu :
Komunikasi dapat dilihat dari etimologi (bahasa) dan terminology (istilah). Dari sudut etimologi, menurut Raymond S. Ross yang dikutip oleh Deddy Mulyana dalam buku ilmu kounikasi suatu pengantar bahwa “komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin
1 Dari pengertian tersebut komunikasi communis
yang berarti membuat sama.” bisa diartikan bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan yang bertujuan untuk membuat sama persepsi atau arti antara komunikator dengan komunikan.
1 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Rosdakarya 2007), Cet. Ke-
Sedangkan secara terminology menurut Colin Cherry yang dikutip oleh Burhan Bungin dalam bukunya yang berjudul sosiologi komunikasi bahwa komunikasi adalah penggunaan lambang-lambang untuk mencapai
2 kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau kejadian.
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan oleh manusia dengan saran tertentu dan imbas tertentu. Proses itu disampaikan oleh seseorang pada diri sendiri atau orang lain, penerima pesanya pun bisa diri sendiri atau orang lain, dalam skala luas ataupun sempit. Sarana untuk menyampaikan dan menerima pesan kadang berupa hal-hal yang melekat pada diri, kadang berupa hal-hal yang dibuat lebih lanjut dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Imbasnya kadang sesuai dengan keinginan pengirim atau
3 penerima pesan, kadang tidak sesuai.
Sedangkan menurut Charley H Dood sebagaimana dikutip oleh Rini Darmastuti memberi pengertian bahwa komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi maupun kelompok dengan menekankan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi komunikasi para peserta atau
4 partisipan komunikasi.
2 3 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana 2006) Cet. Ke-1, h. 254. 4 Zainul Maarif, Logika Komunikasi, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada 2015), h.14.
Rini Darmastuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Buku Litera,
Komunikasi Antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesanya adalah
5
anggota suatu budaya lainya. Komunikasi antarbudaya adalah proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan diantara mereka yang berbeda latar belakang budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau
6
bantuan hal lain disekitarnya yang memperjelas pesan. Adapun komunikasi antarbudaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komunikasi antarbudaya dalam menjalin kerukunan antar umat beragama suku Jawa dan Bali di desa Sidoreno Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan.
Kerukunan secara etimologis dalam bahasa Arab Yaitu
“ruknun”
berarti tiang, dasar, sila. Jamak dari ruknun adalah
“arkaan” artinya suatu
bangunan sederhana yang terdiri dari berbagai unsur. Dari kata arkaan diperoleh pengertian, bahwa kerukunan merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur yang berlainan dan setiap unsur tersebut saling menguatkan. Kesatuan tidak dapat terwujud jika ada diantara unsur tersebut
7 yang tidak berfungsi.
Kerukunan umat beragama dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan 5 kehidupan yang mencerminkan suasana damai, tertib, tentram, sejahtera,
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rahmat, Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2005), h.20. 6 Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2013), h.9. 7 Said Agil Husin Al Munawari, Fikih Antara Umat Beragama, (Yogyakarta: Lk Is hormat menghormati, harga menghargai, tenggang rasa, dan rasa gotong royong. Kerukunan antar umat beragama dapat dikatakan sebagai suatu kondisi sosial dimana semua golongan agama bisa hidup berdampingan bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.
Kerukunan antar umat beragama yang dimaksud adalah mengupayakan agar terciptanya suatu keadaan yang tidak ada pertentangan intern dalam masing-masing umat beragama. Khususnya masyarakat Sidoreno yang berlatar suku budaya Jawa dan Bali.
Suku adalah golongan sosial yang ada dikalangan masyarakat yang digunakan untuk membedakan golongan yang satu dengan golongan lainya.
Biasanya setiap suku memiliki ciri khas tersendiri. Suku juga bisa diartikan sebagai golongan manusia yang terikat dengan kebudayaan masyarakat
8
tertentu. berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan suku adalah sekumpulan orang yang mempunyai sifat-sifat kesamaan, baik dalam hal biologis maupun kebudayaan.
Desa Sidoreno adalah sebuah desa yang berada diwilayah Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan. Dan memiliki mayoritas penduduk bersuku jawa dan bali. Setelah diuraikan istilah-istilah dalam penegasan judul 8 diatas, maka secara keseluruhan yang dimaksud dalam judul penelitian ini
“Pengertian suku, ciri, dan jenis pengelompokanya menurut para ahli” (On-Line), tersedia adalah suatu penelitian untuk mengetahui suasana kehidupan antar umat beragama yang berbeda latar belakang budayanya yaitu yang bersuku jawa dan bali dalam hal sosial kemasyarakatan dalam menjalin kerukunanya dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, terlebih dalam hal ibadah.
Dari uraian tersebut, maksud dari judul skripsi yang berjudul “KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENJALIN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA SUKU JAWA DAN BALI DI DESA SIDORENO KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN” dapat penulis tegaskan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah suatu penelitian yang membahas tentang bentuk komunikasi yang terjadi dalam sebuah desa, yaitu proses penyampaian pesan, informasi, ide-ide atau gagasan dalam upaya menjalin kerukunan umat beragama yang berbeda latar belakang budayanya, yaitu pada masyarakat yang bersuku Jawa dan Bali desa Sidoreno Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan.
B. Alasan Memilih Judul
Judul adalah suatu yang sangat penting, karena judul merupakan cermin dari apa yang akan diuraikan, serta judul adalah merupakan patokan daripada karangan ilmiah. Adapun alasan memilih judul dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
1. Desa Sidoreno yang penduduknya mayoritas bersuku Jawa dan Bali maka perlu adanya managemen komunikasi. Komunikasi mempunyai peranan dan menjadi sarana utama yang dibutuhkan dalam proses pencapaian pesan yang bertujuan untuk menjalin kerukunan dan kesejahteraan masyarakat yang berbeda latar belakang budayanya. Maka dipandang penting untuk mengadakan kegiatan penelitian terhadap bentuk komunikasi antarbudaya dalam menjalin kerukunan antar umat beragama suku Jawa dan Bali didesa Sidoreno ini.
2. Desa sidoreno kecamatan way panji kabupaten lampung selatan merupakan suatu daerah yang mempunyai percampuran budaya yang cukup beragam suku, bahasa, ras, dan adat kebiasaan bebeda-beda. Tingginya perbedaan tersebut membuat potensi konflik menjadi sangat tinggi. Maka dipandang penting bagi penulis untuk dijadikan penelitian lapangan.
3. Dari penelitian ini penulis bermaksud untuk mengaplikasikan disiplin ilmu yang penulis pelajari di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yaitu Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Penulis berharap penelitian ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah direncanakan.
Karena mengingat sasaran, sarana dan prasarana, dana, waktu, dan tempat yang mudah dijangkau serta data-data yang dibutuhkan tersedia. Baik bersifat teoritis maupun data-data yang ada dilapangan sehingga tidak menyulitkan untuk mengadakan penelitian guna menunjang penyelesaian penyusunan skripsi ini.
C. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana dimaklumi bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku, bahasa, adat-istiadat dan agama. Sehingga bangsa Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. Mereka hidup tersebar dalam ribuan pulau. Keaneka ragaman suku, bahasa, adat-istiadat dan agama tersebut merupakan suatu kenyataan yang harus kita syukuri sebagai kekayaan bangsa. Namun disamping itu kemajemukan atau keaneka ragaman juga dapat mengandung kerawanan-kerawanan yang dapat memunculkan konflik-konflik kepentingan
9 antar kelompok yang berbeda-beda tersebut.
Bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa multi etnis, salah satu usaha untuk melestarikan kesatuan dan persatuan bangsa adalah saling mengenal, memahami, dan menyesuaikan budaya etnis yang satu dengan budaya etnis yang lainya. Sebagai bagian dari masyarakat yang terdiri dari berbagai macam budaya, tentunya kita juga berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya. Dan masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat
10
sebagai wadah dan pendukungnya. Dengan keterkaitan tersebut maka setiap
9 Departemen Agama Ri, Komplikasi Peraturan Perundang-undangan Kerukunan Hidup Umat Beragama Edisi Keenam , (Jakarta, 1997/1998), h.1. 10 Soerjono Soeknto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), individu masyarakatanya selalu membutuhkan suatu proses yang dapat membantu yaitu sebuah komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses dimana sebuah interaksi antara komunikan dengan komunikator yang melakukan pertukaran pesan didalamnya yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Seiring berjalanya waktu peradaban masyarakat telah berkembang demikian kompleksnya. Selain sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dan berkomunikasi dengan sesamanya, juga sebagai masyarakat yang latar belakang budaya yang berbeda-beda seperti halnya suku, bahasa, kepercayaan, adat istiadat, maupun antar kelas sosial. Maka tidaklah heran, ada kalanya masyarakat yang berbeda budaya tersebut harus berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu tertentu, sehingga menimbulkan apa yang disebut dengan komunikasi antarbudaya.
Komunikasi Antarbudaya ialah sebuah situasi yang terjadi bila pengirim pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesanya adalah anggota dari suatu budaya yang lain. Situasi ini tidak dapat dihindarkan, karena sebetulnya, setiap kali orang melakukan komunikasi dengan orang lain mengandung potensi antarbudaya. Hal ini dikarenakan setiap orang selalu berbeda budaya dengan orang lain, sekecil apapun perbedaan tersebut. Yang terkadang perbedaan latar belakang budaya tersebut yang menyebabkan akan terjadinya kesalah pahaman ataupun pemicu konflik antar kelompok
Desa sidoreno merupakan sebuah pedesaan yang mayoritas bersuku Jawa dan Bali. Untuk terjadinya konflik sangatlah besar dalam kehidupan bermasyarakat, mengingat dibeberapa wilayah sering terjadinya konflik salah satunya di desa Bali Nuraga sebelah utara dari desa Sidoreno yaitu antara suku Lampung dengan Bali. Konflik tersebut disebabkan oleh hal yang sepele,
11 yaitu hanya konflik antar pribadi yang berujung menjadi konflik antar suku.
Masyarakat suku Jawa dan Bali di desa Sidoreno adalah sama-sama penduduk pendatang. Karena desa ini adalah desa pemekaran dari desa
12 Sidoharjo pada tahun 1985. Dalam kehidapan sosial antara masyarakat suku
Jawa dan Bali, sekilas tidak ada perbedaan diantara mereka, tidak ada diskriminasi dan intimidasi serta kesenjangan antarbudaya. Hidup berdampingan membaur bersama dalam satu lingkungan, hidup rukun, damai dan tentram merupakan keadaan yang sangat dijaga oleh masyarakat Jawa dan Bali dikampung ini.
Menurut tokoh agama Hindu yaitu Bapak Mangku Swele masyarakat Jawa dan Masyarakat Bali merupakan dua suku yang sangat susah untuk disatukan. Berbeda halnya dengan masyarakat di desa ini, yang hidup rukun dan berdampingan membaur dengan satu desa tanpa ada diskriminasi, saling
11 Bayan Supri, Masyarakat Suku Jawa, wawancara dengan penulis, Sidoreno, Kamis, 12 Juli 2018.
12 terbuka dan memahamilah yang menjadi kunci subuah kerukunan antar suku
13 Jawa dan Bali.
Islam pada esensinya memandang manusia dan kemanusiaan secara positif dan optimistis. Menurut islam, manusia berasal dari satu asal yang sama, yaitu keturunan adam dan hawa. Meski berasal dari nenek moyang yang sama, namun juga berbangsa-bangsa yang lengkap dengan kebudayaan dan peradaban khas masing-masing. Semua perbedaan ini selanjutnya mendorong untuk saling kenal mengenal dan menumbuhkan apresiasi dan sikap hormat menghormati satu sama lain. Perbedaan diantara umat manusia, dalam pandangan islam, bukanlah karena warna kulit dan bangsa, tetapi tergantung
14 pada tingkat ketakwaaan masing-masing.
Seperti didalam Al- Qur’an telah dijelaskan dalam surah Al-Hujarat
Ayat 13, bahwa Allah menciptakan manusia itu dengan bermacam-macam suku dan bangsa.
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. 13 Sesungguhnya orang yang paling takwa diantara kamu.
Mangku Swele, Tokoh Agama Hindu, Wawancara dengan penulis, Sidoreno, Rabu, 11 Juli 2018. 14 Asep Syaefullah, Merukunkan Umat Beragama, (Jakarta : Grafinfo Khasanah Ilmu, 2007),
Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.(Q.S. Al-Hujarat: 49: 13).
Ayat tersebut membuktikan bahwa Allah menciptakan manusia tidak hanya dengan satu suku dan bangsa saja namun dengan bermacam-macam suku, budaya dan bangsa serta kita dituntut untuk saling kenal mengenal antara satu sama lainya. Namun Allah memandang manusia dari segi ketaqwaanya bukan dari suku dan budaya yang kita miliki.
Adapun suatu hal yang benar-benar harus disadari bahwa pertentangan-pertentangan dalam kehidpan sosial budaya sangat mengganggu, baik stabilitas nasional maupun kehidupan-kehidupan budaya itu sendiri. Tidak ada kerukunan antarbudaya yang menimbulkan problem-problem sosioal, politik, ekonomi, dan keagamaan yang sangat jauh dan luas akibatnya.
Agama, pendeknya, boleh menawarkan jalan kebenaran, tapi kita tidak boleh merasa paling benar. Agama boleh menawarkan kemenangan tapi tidak boleh menang sendiri. Dalam Islam, dan hak-hak yang diajamin. Bahkan diantaranya hak-hak untuk tidak beriman. Dalam surah Yunus (10):99 dinyatakan dengan jelas:
Artinya: Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang
yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa mnusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? (Q.S. Yunus: 10: 99).
Nilai toleransi beragama, ditegaskan dalam satu kaidah atau prinsip tidak ada paksaan dalam agama:
“tiadalah ada paksaan dalam beragama, nyatalah sudah suatu petunjuk dari kebatilan”. Toleransi yang mewajibkan
tiap-tiap pemeluknya untuk berjuang dan menjunjung kemerdekaan beragama, bukan bagi agama Islam saja akan tetapi bagi agama-agama ahli kitab. Yakni melindungi menyembah tuhan dalam gereja, biara, pure, sinagog dan dimasjid
15 dimana disebut nama Allah.
karenanya, untuk mewujudkan kerukunan tersebut hal ini tidak luput dari sebuah upaya yang harus dilakukan oleh setiap individu serta kesadaran dan apresiasi yang tinggi dari setiap masyarakat yang berbeda budaya tersebut, sehingga mampu mewujudkan kerukunan antarbudaya yang ada pada masyarakat desa Sidoreno tersebut.
16 Dengan jumlah penduduk yang cukup banyak yaitu 3.670 orang ,
kehidupan masyarakat di desa Sidoreno dari hasil interaksi sosial antar masyarakat yang berbeda budaya tersebut banyak hal yang bisa memicu terjadinya sebuah konflik, diantaranya adalah komunikasi yang tidak sejalan,
15 Umi Sumbulan, Nurjanah, PLURALISME AGAMA Makna Dan Lokalitas Pola Kerukunan Antar Umat Beragama, (Malang: UIN-Maliki Pres, 2013), h.31.
16 sukuisme yang terelalu ditonjolkan dari masing-masing budaya, serta kebudayaan nenek moyang yang mereka bangga-banggakan.
Setelah melihat yang terurai diatas tersebut untuk menghindari terjadinya konflik antar suku tersebut maka diadakanya sebuah kegiatan kemasyarakatan. Hal ini dilakukan demi mejalin keakraban antar satu budaya dengan budaya lainya. Adapun kegiatan yang biasa dilakukan adalah pengajian bapak-bapak yang dilaksanakan dari rumah kerumah setiap malam jum’at, pengajian ibu-ibu dimasjid pada hari jum’at sore, gotong royog dalam
17 membangun jalan, ronda malam serta rukun kematian.
Hal diatas merupakan hal yang menarik untuk diteliti, hal ini karena perbedaan latar belakang Budaya dan Agama yang ada dalam masyarakat desa Sidoreno akan mempengaruhi pola hubungan antar masing-masing kelompok dalam masyarakat tersebut, oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti Komunikasi Antarbudaya dalam Menjalin Kerukunan Antar Umat Beragama Suku Jawa dan Bali di Desa Sidoreno Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan.
D. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana Bentuk Komunikasi Antarbudaya dalam Menjalin Kerukunan Antar Umat Beragama suku Jawa dan Bali didesa Sidoreno Kecamatan 17 Way Panji Kabupaten Lampung Selatan?
2. Bagaimana Faktor Pembangun Kerukunan Antar Umat Islam dan Hindu di Desa Sidoreno ini?
E. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui bentuk komunikasi antarbudaya dalam menjalin kerukunan antar umat beragama suku Jawa dan Bali di desa Sidoreno Kecamatan Way Panji kabupaten Lampung Selatan.
2. Mendeskripsikan atau menganalisis faktor pembangun kerukunan antar umat Islam dan Hindu di desa Sidoreno.
F. Manfaat Panalitian 1.
Diharapkan dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang ilmu komunikasi melalui komunikasii antarbudaya desa Sisoreno Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan dalam menjalin kerukunan umat beragama yang bersuku Jawa dan Bali bagi perkembangan dunia Dakwah dan Komunikasi.
2. Diharapkan dari penelitian ini mampu memberikan dorongan dan semangat masyarakat di desa Sidoreno Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan dalam rangka mengoptimalkan kesejahteraan masyarakat, dan upayanya dalam meningkatkan kerukunanya.
G. Metode Penelitian
Untuk mempermudah dalam proses penelitian dan memperoleh hasil data dan informasi yang valid. Maka dalam skripsi ini penulis akan
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Secara terminologis, penelitian kualitatif menurut bodgan merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
18
atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-
19
dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Dalam pendekatan kualitatif ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainya. Dalam pendekatan ini lebih ditekankan pada persoalan kedalaman (kualitas) data, bukan
20 banyaknya (kuantitas) data.
2. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian a.
Jenis Penelitian Penelitian ini termaksud penelitin lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dilapangan atau responden.
Yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu 18 individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu atau untuk
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 2013), h.4. 19 Rahmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.56. 20
menentukan frekuensi adanya suatu hubungan tertentu antara suatu
21 gejala dengan lainnya dalam masyarakat.
Adapun yang mejadi objek penelitian adalah masyarakat desa Sidoreno Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan.
b.
Sifat Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang semata-mata menggambarkan atau mendiskripsikan situasi dan kejadian tertentu. Penelitian Deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek
22 sesuai dengan apa adanya.
Kemudian bentuk penelitian yang akan penulis lakukan adalah merupakan penelitian Kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
23 bahasanya dan peristilahhannya.
21 22 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat,( Jakarta: Gramedia, 1991), h.29. 23 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.57.
3. Populasi dan Sampel a.
Populasi populasi adalah “sekumpulan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
24 penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generelasisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari
25 dan kemudian ditarik kesimpulan.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan menarik kesimpulan.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Sidoreno dengan jumlah penduduk 3.670 jiwa yang terdiri dari 993 kepala keluarga.
Untuk meneliti secara keseluruhan tentunya tidak mungkin, karena itu dari jumlah tersebut akan diambil beberapa orang saja, 24 yang dianggap perlu sebagai mewakili anggota sampel.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.130. 25 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & G (Bandung: Alfabeta, 2013),
b.
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
26 betul-betul representatif (mewakili).
Sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah “sebagian atau wakil dari popolasi yang akan diteliti”. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian
27 sampel.
Dalam pelaksanaanya penulis menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
28 peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.
26 27 Ibid, h.81. 28 Op.Cit, h.117.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka kriteria yang akan dijadikan sampel penelitian adalah: 1)
Tokoh agama Islam penduduk asli desa Sidoreno, sering memberi ceramah atau dakwahnya baik dalam aktifitas pengajian ibu-ibu maupun dalam perayaan hari-hari besar Islam. Yang bernama Bapak Rohmat Subandi (50 tahun).
2) Tokoh agama Hindu penduduk asli desa sidoreno yang mengatur dalam peribadatanya. Yang bernama Bapak Mangku Swele (54 tahun).
3) Masyarakat penduduk tetap yang bersuku jawa dan bali. Yang bernama Bapak Bayan Supri (52 tahun) dan Bapak Nyoman Sudu
Adnyane (40 tahun). 4)
Kepala desa yang mampu menjelaskan atau memberi informasi tentang data-data desa. Yang bernama Bapak Basori (50 tahun).
Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 1 orang tokoh agam Islam, 1 tokoh Agama Hindu, 1 masyarakat bersuku jawa, 1 masyarakat bersuku bali, dan 1 kepala desa Sidoreno.
Karena dianggap data yang diperoleh belum mencukupi, maka penulis meminta kepada Kepala desa yaitu Bapak Basori untuk menunjuk orang yang dapat memberikan data dan informasi. Penulis desa), yang telah memberikan dokumentasi tentang profil desa Sidoreno mulai dari sejarah sampai dengan struktur desa.
Dengan demikian jumlah sampel adalah 6 orang, diantaranya 2 orang Aparat desa yaitu Kepala Desa dan Sekretaris Desa, 1 orang tokoh agama Islam dan 1 orang tokoh agama Hindu, 2 masyarakat dengan berbeda suku.
4. Metode Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian, diperlukan metode yang tepat. Dalam melakukan pengumpulan data untuk tujuan penelitian ini digunakan metode pengumpulan data observasi dan interview. Masing-masing akan jelaskan sebagai berikut: a.
Metode Observasi Metode observasi biasanya diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis dari hal-hal yang diselidiki. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Observasi Berperan Serta ( Participan Observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
29 sumber data penelitian.
2. 29 Observasi Nonpartisipan
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung, maka observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi partisipan yaitu, observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi, dimana pengamat dalam hal ini menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya. Dengan demikian pengamat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkan, termasuk yang
30 dirahasiakan sekalipun.
Maksud menggunakan metode observasi partisipan adalah pene;itian mengetahui secara mendalam kondisi masyarakat yang menjadi objek penelitian, yaitu masyarakat suku Jawa dan Bali. Hal ini dimungkinkan karena peneliti terlibat dalam kehidupan masyarakat.
Dalam hal ini, hal yang diobservasi antara lain, tentang sikap antara sesama anggota masyarakat suku Jawa dan Bali. Aktivitas pendidikan, sosial, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan lainya.
b.
Metode interview Metode Interview adalah suatu proses tanya jawab langsung 30 dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
Metode Interview disebut juga dengan wawancara, yaitu proses tanya jawab antara pewawancara dengan responden.