DOCRPIJM a7f4a96dd7 BAB V05 KETERPADUAN DAN 100 0 100

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

Pada bab ini berisikan penjelasan
mengenai kebijakan dan strategi dokumen
rencana seperti RTRW, RPJMD, RP2KP,
RTBL, RISPAM, SSK dan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan di Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK),
serta penjelasan mengenai Keterpaduan
Strategi dan Rencana Pembangunan pada
skala Kabupaten/Kota maupun kawasan

RPI2JM
Kabupaten
Lombok Barat
TAHUN 2015 - 2019

BAB 5.
KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KABUPATEN

LOMBOK BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-0

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

5.1

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Lombok Barat

Tata ruang yang telah disusun harus dijadikan pedoman pelaksanaan pembangunan.
Beberapa hal yang terkait dengan hal tersebut adalah pembentukan dan tugas Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah, Pokja-pokja pemanfaatan ruang dan pengendalian
terhadap ruang.
Dalam pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilakukan:
a) Perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang wilayah kabupaten dan
rencana tata ruang kawasan strategis;
b) Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur ruang dan pola ruang
wilayah dan kawasan strategis; dan

c) Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten dan kawasan strategis.
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang wilayah
kabupaten dan rencana tata ruang kawasan strategis maka ditetapkan kawasan budidaya
yang dikendalikan dan kawasan budi daya yang didorong pengembangannya. Pelaksanaan
pembangunan dilaksanakan melalui pengembangan kawasan secara terpadu. Pemanfaatan
ruang dilaksanakan sesuai dengan:
a) Standar pelayanan minimal bidang penataan ruang;
b) Standar kualitas lingkungan; dan
c) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

5.1.1. PENATAAN RUANG
Lebih lanjut guna mengatur penataan ruang di daerah, maka dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Persetujaun Substansi Dalam
Penatapan Rancangan Peraturan Daerah Tetang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Beserta Rencana Rincinya, pasal 18 disebutkan
bahwa :
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan :

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-1


DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

a. Perkembangan permasalahan nasional dan provinsi, serta hasil pengkajian implikasi
penataan ruang kabupaten yang ditunjukan dengan adanya analisis terhadap isu-isu
strategis nasional dan provinsi;
b. Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten yang ditunjukan
dengan adanya analisis terhadap pengembangan potensi ekonomi wilayah;
c. Keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten yang ditunjukan dengan adanya analisis
terhadap kesesuaian rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan provinsi
dengan rencana pembangunan kabupaten; daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup yang ditunjukkan dengan adanya analisis terhadap neraca penatagunaan tanah,
neraca penatagunaan sumber daya air, neraca penatagunaan udara, dan neraca
penatagunaan sumber daya alam lainnya;
d. Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang ditujukan dengan adanya analisis
terhadap indikasi program jangka panjang;
e. Rencana tata ruang wilayah kabupaten yang berbatasan yang ditunjukan dengan adanya
anlisis terhadap keterkaitan fungsional dengan wilayah sekitarnya; dan
f.


Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten yang ditunjukan dengan adanya
penetapan kawasan strategis kabupaten di dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten.

5.1.2. PRIORITAS DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN
Yang dimaksud Prioritas dan tahapan pembangunan wilayah Kabupaten Lombok Barat di
dasarkan atas :

(1) Program pemanfaatan ruang disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan.
(2) Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta, dan/atau
kerja sama pendanaan.

(3) Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Prioritas pelaksanaan rencana pembangunan atau indikasi program dilakukan karena
beberapa hal, antara lain :


Adanya keterbatasan dana pembangunan yang


tersedia pada setiap tahapan

pembangunan lima tahun.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-2

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT



Adanya komponen kawasan yang mempunyai efek ganda cukup besar untuk
mengarahkan perkembangan wilayah perencanaan sesuai dengan struktur yang
direncanakan, misalnya jaringan jalan, utilitas dan sebagainya.



Jumlah batas ambang penduduk yang ada untuk mendukung keberadaan suatu komponen
pengembangan, macam dan jenis fasilitas pelayanan lingkungan.




Adanya pentahapan pembangunan di wilayah perencanaan yang telah ditetapkan dalam
konsep pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Berdasarkan

pertimbangan

diatas,

maka

dapat

ditentukan

prioritas

pelaksanaan


pembangunan di Kabupaten Lombok Barat yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
perwujudan struktur ruang, perwujudan pola ruang wilayah, dan perwujudan dan
pengembangan kawasan strategis.
Pelaksanaan pembangunan dilakukan selama kurun waktu 20 tahun, yang dibagi menjadi 4
tahapan, yaitu :

(1) Tahap I

: 2011 - 2015

(2) Tahap II

: 2016 - 2020

(3) Tahap III

: 2021 - 2025

(4) Tahap IV


: 2026 - 2030

Prioritas dan tahapan pembangunan wilayah Kabupaten Lombok Barat di dasarkan atas :


Program pemanfaatan ruang disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan



Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta, dan/atau
kerja sama pendanaan.



Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Prioritas pelaksanaan rencana pembangunan atau indikasi program dilakukan karena
beberapa hal, antara lain :



Adanya keterbatasan dana

pembangunan yang

tersedia pada setiap tahapan

pembangunan lima tahun.


Adanya komponen kawasan yang mempunyai efek ganda cukup besar untuk
mengarahkan perkembangan wilayah perencanaan sesuai dengan struktur yang
direncanakan, misalnya jaringan jalan, utilitas dan sebagainya.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-3

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT




Jumlah batas ambang penduduk yang ada untuk mendukung keberadaan suatu komponen
pengembangan, macam dan jenis fasilitas pelayanan lingkungan.



Adanya pentahapan pembangunan di wilayah perencanaan yang telah ditetapkan dalam
konsep pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Kebutuhan fasilitas yang ada tidak dapat dibangun secara keseluruhan, hal ini dikarenakan
ada beberapa pertimbangan dalam penentuan program yang dilaksanakan pada wilayah
perencanaan. Dasar-dasar pertimbangan tersebut adalah :


Keterbatasan dana yang tersedia.



Adanya sarana dan prasarana yang telah ada yang masih dimanfaatkan.




Adanya permasalahan yang sifatnya mendesak untuk dilaksanakan.



Adanya komponen kawasan yang mempunyai multiplier effect yang besar untuk
merangsang tercapainya struktur yang diinginkan, misalnya jaringan jalan.

Berdasarkan pertimbangan di atas maka dapat disusun urutan prioritas pelaksanaan
pembangunan, yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.

5.1.3. Kawasan Strategis Provinsi
Kawasan strategis provinsi yang terdapat di Kabupaten Lombok Barat meliputi :
1. Mataram Metro meliputi sebagian wilayah Kecamatan Batu Layar, Kecamatan
Gunuingsari, Kecamatan Lingsar, Kecamatan Narmada, Kecamatan Labuapi, dan
Kecamatan Kediri dengan sektor unggulan perdagangan-jasa, industri dan pariwisata.
2. Kawasan Senggigi dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisata, industri dan
perikanan.
3. Kawasan Kute dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisata, industri dan perikanan.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-4

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-5

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

5.1.4. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Tujuan pengembangan kawasan strategis kabupaten Lombok Barat adalah
memberikan arahan pada jenis dan tahapan kegiatan untuk mewujudkan struktur pola
pemanfaatan ruang dan sumber daya yang menjamin pertumbuhan wilayah yang
berkelanjutan.
Sasaran pengembangan kawasan strategis kabupaten Lombok Barat adalah
pengelolaan dan pengaturan jenis dan bentuk kegiatan serta struktur pola pemanfaatan ruang
dan sumber daya.
Penetapan kawasan strategis Kabupaten Lombok Barat lebih ditekankan untuk
kepentingan pertumbuhah ekonomi, budaya dan lingkungan hidup.
Adapun kriteria penetapan kawasan strategis kabupaten Lombok Barat dari kepentingan
pertumbuhan ekonomi, budaya dan lingkungan hidup tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kawasan cepat tumbuh, adalah kawasan budidaya yang didalamnya terdapat
kegiatan-kegiatan produksi, jasa dan atau permukiman yang memberikan kontribusi
penting bagi pengembangan ekonomi kawasan maupun wilayah.
Ciri-cirinya adalah :
a. kawasan yang akan mempunyai kegiatan jasa dan produksi yang mempunyai skala
besar dan berperan secara regional.
b. kawasan yang mempunyai nilai tambah dan memberikan efek terhadap kegiatan
ekonomi kawasan dan wilayah.
c. kawasan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pertumbuhan yang berperan sebagai
pengembangan wilayah
2. Kawasan potensial berkembang, adalah kawasan budidaya yang didalamnya terdapat
sumber daya alam yang dapat dikembangkan untuk pengembangan kegiatan ekonomi
kawasan

serta memiliki posisi strategis dalam

kaitannya dengan pusat-pusat

pertumbuhan.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-6

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

Ciri-cirinya adalah:
a. Kawasan yang memiliki potensi sumber daya alam dan buatan yang potensial untuk
dikembangkan sebagai sektor yang diunggulkan
b. Kawasan yang berpeluang untuk menghasilkan produk-produk barang dan jasa yang
berorientasi pasar serta mampu bersaing

Kawasan strategis ekonomi merupakan suatu daerah yang mempunyai potensi
ekonomi untuk dikembangkan yang berbasis pada sumber daya alam dan melalui pusat-pusat
pengembangan penduduk, sehingga jika diterapkan teknologi dan modal maka daerah
tersebut diharapkan menjadi fungsi dan peran khusus bagi daerah sekitarnya (hinterland)
guna

mencapai

tujuan

pengembangan

wilayah

itu

sendiri.

Kawasan

ini

dapat

menghubungkan perkembangan antar wilayah dengan melakukan percepatan pemerataan
ekonomi. Kawasan strategis yang dikembangkan di Kabupaten Lombok Barat adalah :
1. Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Ekonomi :
a.

Kawasan Tunggal Kendali yang meliputi Kecamatan Batulayar,
Gunung Sari, Lingsar, Narmada, Kediri dan Labuapi, dengan sektor
unggulan perdagangan-jasa, industri dan pariwisata.

b.

Kawasan Senggigi dan Sekitarnya yang meliputi Kecamatan Batulayar
dengan sektor unggulan pariwisata, industri dan perikanan.

c.

Perkotaan Gerung dan sekitarnya

Dengan dibangunnya Bandara Internasional Lombok dan akses jalan By Pass Gerung –
BIL maka posisi kawasan perkotaan Gerung menjadi sangat strategis karena dilalui jalur
transportasi Mataram – Gerung – BIL dan Lembar – Gerung – BIL. Posisi ini apabila
dikembangkan dengan baik akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang
besar, namun sebaliknya apabila Gerung tidak dapat memanfaatkan posisi ini maka
sumberdaya yang ada justru akan tersedot ke Kota Mataram. Dengan ditetapkannya
Kawasan Perkotaan Gerung sebagai kawasan strategis kabupaten akan memberikan
dampak positif bagi perkembangan kawasan dan sekitarnya. Fungsi utama wilayah
Kawasan Perkotaan Gerung adalah sebagai pusat pelayanan pemerintahan, jasa dan
perdagangan skala wilayah, pendidikan tinggi dan menengah, kesehatan wilayah, serta
transportasi nasional (Terminal Penumpang Tipe A).

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-7

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

d. Kawasan Strategis Sekotong
Kawasan Sekotong memiliki beragam potensi sumberdaya alam yaitu potensi pariwisata,
perkebunan, perikanan, dan pertambangan berpeluang untuk peningkatan perekonomian
wilayah. Sekotong termasuk dalam program pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh dengan focus kegiatan utama pengembangan “Sekotong Kota Mandiri (SeTaRi)”
dengan fungsi pendukung pada pengembangan kegiatan-kegiatan pariwisata seperti Eco
Bay Marine.
Pengembangan Kawasan Sekotong akan memberikan dampak positif perkembangan
ekonomi wilayah Kabupaten Lombok Barat.
e. Kawasan Strategis Lebah Sempage
Pengembangan Kawasan Agropolitan Lebah Sempage merupakan salah satu upaya untuk
memecahkan permasalahan ketimpangan antar wilayah, desa – kota, dan pertanian – non
pertanian.

Pengembangan agropolitan dirasakan begitu esensial ketika konsep

pertumbuhan wilayah melalui penciptaan pusat-pusat pertumbuhan (growth poles) justru
tidak memberikan effek pemerataan kepada wilayah sekitarnya. Dengan kondisi seperti
tersebut diatas,

pengembangan wilayah sudah seharusnya berangkat pada suatu

paradigma pembangunan baru yang lebih menekankan pada pemerataan wilayah
ketimbang penciptaan pusat-pusat pertumbuhan.
Pengembangan Kawasan Agropolitan Lebah Sempage akan memberikan dampak positif
perkembangan ekonomi masyarakat perdesaan dan wilayah Kabupaten Lombok Barat
2. Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya :
a. Kawasan Strategis Narmada dan sekitarnya
Narmada termasuk dalam program pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
dengan focus kegiatan utama pada Revitalisasi Kota Narmada menjadi “Narmada Kota
Budaya” (Data Budaya). Kegiatan ini berfokus pada penguatan fungsi Kota Narmada
sebagai Pusat Kajian dan Inventarisasi Seni-Budaya Lombok. Potensi budaya yang
terdapat di Narmada dan sekitarnya adalah Taman Narmada, Taman Lingsar dengan
didukung beberapa acara budaya khas yaitu antara lain Perang Topat dan Pacuan Sapi.
Fungsi utama wilayah Kawasan Narmada adalah sebagai Pusat kajian pengembangan
seni dan budaya Lombok dan pengembangan Pariwisata Budaya.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-8

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

b. Kawasan Strategis Kediri dan sekitarnya
Kediri berada pada jalur lintas kabupaten yang menghubungkan Kabupaten Lombok Barat
dengan Kabupaten Lombok Tengah (Kota Praya, yang dalam struktur tata ruang nasional
ditetapkan sebagai PKW) berpotensi untuk berkembang menjadi PKL (Pusat Kegiatan
Lokal). Kediri termasuk dalam program pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh dengan focus kegiatan utama pada Revitalisasi Kota Kediri menjadi ”Kediri Kota
Santri” dengan menitikberatkan pembangunan Kediri sebagai Pusat Kajian Islam dan
Pusat Pesantren Membangun dengan prioritas kegiatan pada pembangunan pusat kajian
strategis yang diarahkan untuk meningkatkan fungsi pesantren sebagai salah satu agen
perubahan (agent of change) social.
3. Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Fungsi Dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup :
a. Kawasan Ekosistem Hutan Sesaot dan sekitarnya berada di Kecamatan Narmada dan
Kecamatan Lingsar;
b. Kawasan Ekosistem Hutan Pusuk Pass dan sekitarnya berada di Kecamatan
Batulayar dan Kecamatan Gunung Sari;

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-9

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

5.2

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD)
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-2, RPJM

ke-3 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai
bidang

dengan

menekankan

pencapaian

daya

saing

kompetitif perekonomian

berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berkualitas serta
kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Kesejahteraan rakyat terus membaik,
meningkat

sebanding

dengan

tingkat kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan

menengah dan merata yang didorong oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Kualitas sumberdaya manusia terus membaik ditandai dengan meningkatnya
kualitas dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung
oleh manajeman pendidikan yang efisien dan efektif. Selain itu kesejahteraan masyarakat
juga membaik dengan meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,
meningkatnya kesetaraan gender serta kejahteraan dan perlindungan anak.
Daya

saing

perekonomian

semakin

kuat

dan

kompetitif

dengan semakin

terpadunya agro industri, kelautan dan sumberdaya alam lainnya secara berkelanjutan,
terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama
pemerintah dengan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pengembangan pertanian diarahkan pada penataan agribisnis
dan perbaikan sub sistem agribisnis, revitalisasi agribisnis untuk pembangunanekonomi,
relokasi sumberdaya, pendanaan dan wilayah pertumbuhan agribisnis.
Pengembangan perindustrian diarahkan pada pengembangan industri rakyat
berorientasi ekspor, sedangkan penguatan perdagangan ditekankan pada penguasaan pasar
regional dan nasional dan seiring dengan selesainya pembangunan bandara Internasional
Lombok Tengah maka dapat dibuka akses internasional yang lebih besar.
Meningkatnya penegakan hukum yang didukung oleh kesadaran masyarakat luas akan
memberikan iklim investasi yang kondusif baik di bidang pariwisata maupun bidangbidang

lainnya

sehingga

memacu

pertumbuhan

ekonomi

dan membuka lapangan

kerja dan lapangan berusaha yang lebih luas.
Semakin baiknya daya dukung lingkungan sebagai salah satu indikasi keberhasilan
daripada pengendalian penduduk dan semakin serasinya pemanfaatan ruang yang konsisten
akan memberikan arah bagi pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Lombok Barat.
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-10

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

Di sisi lain, upaya pelestarian dan rehabilitasi sumberdaya alam yang terbarukan seperti hutan,
lahan pertanian dan perikanan semakin intensif. Hal tersebut akan mempercepat peningkatan
kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang.
Pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada pemantapan sarana prasarana publik
yang berorientasi pada pelayanan investasi. Selain itu juga diupayakan kemitraan dengan
pihak swasta untuk penyediaan jaringan komunikasi dan informasi, transportasi darat dan
laut, penyediaan energi listrik dan penyediaan air minum bagi masyarakat.
Di dalam perwujudan sistem pemerintahan yang baik, akan diarahkan pengembangan
sistem birokrasi yang lebih kompetitif dengan didukung birokrasi yang menerapkan meritz
system. Pola perencanaan partisipasif yang telah dijalankan dengan baik akan mempercepat
pemerataan pembangunan dan distribusi hasil pembangunan di masyarakat, sehingga
disparitas antar wilayah maupun pelaku pembangunan sedapat mungkin diminimalisir.
Strategi yang dilaksanakan untuk mendukung kebijakan, sebagai arah dalam
merumuskan program dan kegiatan untuk mempercepat pencapaian sasaran misi Pemerintah
Kabupaten Lombok

Barat

tahun 2014-2019

adalah dengan menetapkan

prioritas

pembangunan. Adapun secara umum prioritas pembangunan Kabupaten Lombok Barat
diarahkan pada :
1. Peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan aktualisasi budaya;
2. Pemerataan infrastruktur wilayah;
3. Penurunan angka kemiskinan dan masalah sosial;
4. Reformasi birokrasi dan penegakan hukum;
5. Peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan daerah;
6. Pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian Lingkungan hidup.
Adapun sinergi antara prioritas pembangunan tersebut dengan arah kebijakan dan program
pembangunan Kabupaten Lombok Barat tahun 2014-2019 sebagaimana dalam tabel 5.2
berikut.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-11

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

Tabel 5.2. Kebijakan Umum Dan Program Prioritas Pembangunan Daerah
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 - 2019

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-12

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-13

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-14

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-15

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-16

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-17

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-18

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-19

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-20

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-21

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

5.3

Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

Arahan pokok penataan bangunan yang diatur dalam Perda tentang Bangunan Gedung
Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut, yaitu:
a. Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung
Fungsi bangunan gedung menjadi penting untuk diatur, karena penggolongan
bangunan gedung berdasarkan fungsinya inilah yang merupakan pangkal tolak aktivitas
penyelenggaraan bangunan gedung mulai dari perencanaan, perizinan, pemanfaatan,
pembongkaran, hingga perawatannya. Pokok-pokok pengaturan mengenai fungsi
bangunan gedung adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan fungsinya, bangunan gedung dibedakan ke dalam bangunan gedung
dengan fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi usaha, fungsi sosial dan budaya,
serta fungsi khusus, dengan karakter sebagai berikut:
 Bangunan gedung dengan fungsi hunian

mempunyai fungsi utama sebagai

tempat tinggal manusia, dan dapat berupa rumah tinggal tunggal, rumah tinggal
deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara.
 angunan gedung dengan fungsi keagamaan mempunyai fungsi utama sebagai
tempat melakukan ibadah, dan dapat berupa bangunan masjid termasuk
mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara,
dan bangunan kelenteng.
 Bangunan gedung dengan fungsi usaha mempunyai fungsi utama sebagai
tempat melakukan kegiatan usaha, dan dapat berupa:
-

bangunan perkantoran: perkantoran pemerintah, perkantoran niaga, dan
sejenisnya;

-

bangunan perdagangan: pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan, mal, dan
sejenisnya;

-

bangunan perindustrian: industri kecil, industri sedang, industri besar/
berat;

-

bangunan perhotelan: hotel, motel, hostel, penginapan, dan sejenisnya;

-

bangunan wisata dan rekreasi: tempat rekreasi, bioskop, dan sejenisnya;

-

bangunan terminal: stasiun kereta, terminal bus, terminal udara, halte
bus, pelabuhan laut; dan

-

bangunan tempat penyimpanan: gudang, gedung tempat parkir, dan
sejenisnya.
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-22

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

 Bangunan dengan fungsi sosial dan budaya mempunyai fungsi utama sebagai
tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya, dan dapat berupa:
-

bangunan pelayanan pendidikan: sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah lanjutan, sekolah tinggi/universitas, sekolah luar biasa;

-

bangunan pelayanan kesehatan: puskesmas, poliklinik, rumah-bersalin,
rumah sakit klas A, B, C, dan sejenisnya;

-

bangunan kebudayaan: museum, gedung kesenian, dan sejenisnya;

-

bangunan

laboratorium:

laboratorium

fisika,

laboratorium

kimia,

laboratorium biologi, laboratorium kebakaran; dan
-

bangunan pelayanan umum: stadion/hall untuk kepentingan olah raga, dan
sejenisnya.

 Bangunan gedung dengan fungsi khusus mempunyai fungsi utama sebagai
tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat
nasional atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di
sekitarnya dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi, dan dapat berupa
bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan,
dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.
2) Bangunan

gedung

diklasifikasikan

berdasarkan

tingkat

kompleksitas,

tingkat

permanensi, tingkat risiko kebakaran, zonasi gempa, lokasi, ketinggian, dan/atau
kepemilikan.
 Klasifikasi

berdasarkan

tingkat

kompleksitas

meliputi

bangunan

gedung

sederhana, bangunan gedung tidak sederhana, dan bangunan gedung khusus.
 Klasifikasi

berdasarkan

tingkat

permanensi

meliputi

bangunan

gedung

permanen, bangunan gedung semi permanen, dan bangunan gedung darurat
atau sementara.
 Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko kebakaran meliputi bangunan gedung
tingkat risiko kebakaran tinggi, tingkat risiko kebakaran sedang, dan tingkat
risiko kebakaran rendah.
 Klasifikasi berdasarkan zonasi gempa meliputi tingkat zonasi gempa yang
ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
 Klasifikasi berdasarkan lokasi meliputi bangunan gedung di lokasi padat, bangunan
gedung di lokasi sedang, dan bangunan gedung di lokasi renggang.
 Klasifikasi berdasarkan ketinggian meliputi bangunan gedung bertingkat tinggi,
bangunan gedung bertingkat sedang, dan bangunan gedung bertingkat rendah.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-23

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

 Klasifikasi berdasarkan kepemilikan meliputi bangunan gedung milik negara,
bangunan gedung milik badan usaha, dan bangunan gedung milik perorangan.
3) Fungsi bangunan gedung diusulkan oleh calon pemilik bangunan gedung dalam
bentuk rencana teknis bangunan gedung.
4) Pemerintah daerah berwenang menetapkan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung.
5) Penetapan
mendirikan

fungsi

dan

bangunan

klasifikasi
gedung

bangunan

berdasarkan

gedung
RTRW

ditetapkan

dalam

izin

kabupaten/kota, RDTRKP,

dan/atau RTBL.
6) Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung dapat diubah melalui permohonan dari
pemilik bangunan gedung dan ditetapkan oleh Pemerintah daerah/Pemerintah.

b. Persyaratan Bangunan Gedung
Pokok-pokok pengaturan mengenai persyaratan bangunan gedung adalah sebagai
berikut:
1) Setiap

bangunan

gedung

harus

memenuhi

persyaratan

administratif

dan

persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
 Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi:
-

status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak
atas tanah;

-

status kepemilikan bangunan gedung; dan

-

izin mendirikan bangunan gedung.

2) Setiap bangunan gedung harus didirikan pada tanah yang status kepemilikannya
jelas,baik milik sendiri maupun milik pihak lain.
3) Status kepemilikan bangunan gedung dibuktikan dengan surat bukti kepemilikan
bangunan gedung yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, kecuali bangunan
gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, berdasarkan hasil kegiatan pendataan
bangunan gedung.
4) Setiap orang yang akan mendirikan bangunan gedung wajib memiliki izin
mendirikan bangunan gedung.
5) Izin mendirikan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
oleh pemerintah daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah,
melalui proses permohonan izin mendirikan bangunan gedung.
6) Setiap orang dalam mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan gedung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) wajib melengkapi dengan:
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-24

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

-

tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau tanda bukti perjanjian
pemanfaatan tanah;

-

data pemilik bangunan gedung;

-

rencana teknis bangunan gedung; dan

-

hasil analisis mengenai dampak lingkungan bagi bangunan gedung yang
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.

7) Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan
persyaratan keandalan bangunan gedung.
8) Persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang terdiri atas :
-

Peruntukan lokasi dan intensitas bangunan gedung;

-

Arsitektur bangunan gedung;

-

Pengendalian dampak lingkungan;

-

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL); dan

-

Pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air
dan/atau prasarana/sarana umum.

9) Persyaratan keandalan bangunan gedung yang terdiri atas :
-

Persyaratan keselamatan bangunan gedung;

-

Persyaratan kesehatan bangunan gedung;

-

Persyaratan kenyamanan bangunan gedung; dan

-

Persyaratan kemudahan bangunan gedung.

c. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
1) Penyelenggaraan

bangunan

gedung

terdiri

atas

kegiatan

pembangunan,

pemanfaatan, pelestarian serta pembongkaran.
2) Kegiatan

pembangunan

bangunan

gedung

diselenggarakan

melalui

proses

perencanaan teknis dan proses pelaksanaan konstruksi.
3) Perencanaan Teknis:
 Perencanaan
perencanaan

teknis

bangunan

bangunan

gedung

gedung
yang

dilakukan
memiliki

oleh

sertifikat

penyedia
sesuai

jasa

dengan

peraturan perundang-undangan.
 Perencanaan teknis harus disusun dalam suatu dokumen rencana teknis bangunan
gedung berdasarkan persyaratan teknis bangunan gedung, sesuai dengan
lokasi, fungsi, dan klasifikasi bangunan gedung.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-25

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

 Dokumen rencana teknis bangunan gedung berupa rencana-rencana teknis
arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata
ruang-dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail pelaksanaan,
rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat
 umum dan syarat teknis, rencana anggaran biaya pembangunan, dan/atau
laporan perencanaan.
 Dokumen rencana teknis diperiksa, dinilai, disetujui, dan disahkan untuk
memperoleh izin mendirikan bangunan gedung.
 Dokumen rencana teknis yang telah disetujui dikenakan biaya izin mendirikan
bangunan gedung yang nilainya ditetapkan berdasarkan klasifikasi bangunan
gedung.
 Dokumen rencana teknis yang biaya izin mendirikan bangunan gedungnya
telah

dibayar,

diterbitkan

izin

mendirikan

bangunan

gedung oleh

bupati/walikota, kecuali untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta dilakukan oleh
Gubernur, dan untuk bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah setelah
berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
4) Tim Ahli Bangunan Gedung
 Tim ahli bangunan gedung ditetapkan oleh bupati.
 Keanggotaan tim ahli bangunan gedung bersifat Ad hoc, independen, objektif
dan tidak mempunyai konflik kepentingan.
 Keanggotaan tim ahli bangunan gedung terdiri atas unsur-unsur perguruan
tinggi,

asosiasi

profesi,

masyarakat

ahli,

dan

instansi pemerintah yang

berkompeten dalam memberikan pertimbangan teknis di bidang

bangunan

gedung, yang meliputi bidang arsitektur bangunan
 Gedung dan perkotaan, struktur

dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal,

pertamanan/lanskap, dan tata ruangdalam/interior, serta keselamatan dan
kesehatan kerja serta keahlian lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan fungsi
bangunan gedung.
 Masa kerja tim ahli bangunan gedung adalah 1 (satu) tahun.
5) Proses Pelaksanaan Konstruksi:
 Pelaksanaan konstruksi bangunan gedung dimulai setelah pemilik bangunan
gedung memperoleh izin mendirikan bangunan gedung.
 Kegiatan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung meliputi pemeriksaan
dokumen pelaksanaan, persiapan lapangan, kegiatan konstruksi, pemeriksaan
akhir pekerjaan konstruksi dan penyerahan hasil akhir pekerjaan.
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-26

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

 Pemeriksaan
kebenaran,

dokumen
dan

pelaksanaan

keterlaksanaan

meliputi

konstruksi

pemeriksaan

kelengkapan,

(constructability)

dari

semua

dokumen pelaksanaan pekerjaan.
 Persiapan lapangan meliputi penyusunan program pelaksanaan, mobilisasi
sumber daya, dan penyiapan fisik lapangan.
 Kegiatan

konstruksi

meliputi

pelaksanaan

pekerjaan

konstruksi

fisik

di

lapangan, pembuatan laporan kemajuan pekerjaan, penyusunan gambar kerja
pelaksanaan (shop drawings) dan gambar pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan

yang

dilaksanakan

(as

built

drawings),

serta

kegiatan masa

pemeliharaan konstruksi.
 Kegiatan pemeriksaan akhir pekerjaan konstruksi meliputi pemeriksaan hasil
akhir pekerjaan konstruksi bangunan gedung terhadap kesesuaian dengan
dokumen pelaksanaan.
 Hasil akhir pekerjaan pelaksanaan konstruksi berwujud bangunan gedung yang
laik fungsi termasuk prasarana dan sarananya yang dilengkapi dengan
dokumen pelaksanaan konstruksi, gambar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
yang

dilaksanakan

(as

built

drawings),

pedoman

pengoperasian

dan

pemeliharaan bangunan gedung, peralatan serta perlengkapan mekanikal dan
elektrikal bangunan gedung serta dokumen penyerahan hasil pekerjaan.
6) Pengawasan konstruksi bangunan
 Pengawasan

konstruksi

bangunan

gedung berupa

kegiatan

pengawasan

pelaksanaan konstruksi atau kegiatan manajemen konstruksi pembangunan
bangunan gedung.
 Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung meliputi
pengawasan biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung pada
tahap pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan
gedung.
 Kegiatan manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung meliputi
pengendalian biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung, dari
tahap perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung, serta
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
 Pemeriksaan
kesesuaian

kelaikan

fungsi

fungsi, persyaratan

bangunan

gedung

tata bangunan,

meliputi

pemeriksaan

keselamatan, kesehatan,

kenyamanan, dan kemudahan, terhadap izin mendirikan bangunan gedung
yang telah diberikan.
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-27

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

7) Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
 Pemerintah daerah menerbitkan sertifikat laik fungsi terhadap bangunan
gedung yang telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan
fungsi berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai
syarat untuk dapat dimanfaatkan.
 Sertifikat laik fungsi berlaku selama 20 (dua puluh) tahun untuk rumah
tinggal tunggal dan rumah tinggal deret, serta berlaku 5 (lima) tahun untuk
bangunan gedung lainnya.
 Sertifikat laik fungsi bangunan gedung diberikan atas dasar permintaan
pemilik untuk seluruh atau sebagian bangunan gedung sesuai dengan hasil
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
8) Pemanfaatan Bangunan Gedung
 Pemanfaatan bangunan gedung merupakan kegiatan memanfaatkan bangunan
gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam izin mendirikan bangunan
gedung termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara
berkala.
 Pemanfaatan

bangunan

gedung

hanya

dapat

dilakukan

setelah

pemilik

bangunan gedung memperoleh sertifikat laik fungsi.
 Pemanfaatan

bangunan

gedung

wajib

dilaksanakan

oleh

pemilik

atau

pengguna secara tertib administratif dan teknis untuk menjamin kelaikan
fungsi bangunan gedung tanpa menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan.
9) Pemeliharaan Bangunan Gedung
 Pemeliharaan bangunan gedung harus dilakukan oleh pemilik dan/atau
pengguna

bangunan

gedung

dan

dapat

menggunakan

penyedia

jasa

pemeliharaan bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
 Kegiatan pemeliharaan bangunan gedung meliputi pembersihan, perapian,
pemeriksaan,

pengujian,

perbaikan

dan/atau

penggantian bahan atau

perlengkapan bangunan gedung, dan kegiatan sejenis lainnya berdasarkan
pedoman pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung.
 Hasil kegiatan pemeliharaan dituangkan dalam laporan pemeliharaan yang
digunakan untuk pertimbangan penetapan perpanjangan sertifikat laik fungsi
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-28

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

 Kegiatan pelaksanaan pemeliharaan bangunan gedung harus menerapkan
prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
10) Perawatan Bangunan Gedung
 Perawatan bangunan gedung dilakukan oleh pemilik dan/atau pengguna
bangunan

gedung

dan

dapat

bangunan

gedung

yang

menggunakan

memiliki

penyedia

jasa

perawatan

dengan

peraturan

meliputi

perbaikan

dan/atau

bahan

bangunan,

dan/atau

sertifikat

sesuai

perundang-undangan.
 Kegiatan

perawatan

penggantian

bagian

bangunan
bangunan,

gedung
komponen,

prasarana dan sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan
bangunan gedung.
 Rencana teknis perawatan bangunan gedung disusun oleh penyedia jasa
perawatan

bangunan

gedung

dengan

mempertimbangkan

dokumen

pelaksanaan konstruksi dan tingkat kerusakan bangunan gedung.
 Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung
dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen
rencana teknis perawatan bangunan gedung disetujui oleh pemerintah daerah.
 Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan yang
memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan
tim ahli bangunan gedung.
 Kegiatan pelaksanaan perawatan bangunan gedung harus menerapkan prinsipprinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
 Hasil

kegiatan

perawatan

dituangkan

dalam

laporan

perawatan

yang

digunakan untuk pertimbangan penetapan perpanjangan sertifikat laik fungsi
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
11) Pemeriksaan Secara Berkala Bangunan Gedung
 Pemeriksaan secara berkala bangunan gedung dilakukan oleh pemilik dan/atau
pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa pengkajian
teknis bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
 Pemeriksaan secara berkala bangunan gedung dilakukan untuk seluruh atau
sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana
dan sarana dalam rangka pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung,
guna memperoleh perpanjangan sertifikat laik fungsi.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-29

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

 Kegiatan

pemeriksaan

secara

berkala

bangunan

gedung

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) harus dicatat dalam bentuk laporan.
12) Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
 Perpanjangan sertifikat laik fungsi bangunan gedung pada masa pemanfaatan
diterbitkan oleh pemerintah daerah dalam jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun untuk rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret, dan dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun untuk bangunan gedung lainnya, berdasarkan hasil
pemeriksaan

kelaikan

fungsi

bangunan

gedung terhadap

pemenuhan

persyaratan teknis dan fungsi bangunan gedung sesuai dengan izin mendirikan
bangunan gedung.
 Pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung wajib mengajukan permohonan
perpanjangan sertifikat laik fungsi kepada pemerintah daerah paling lambat
60 (enam puluh) hari kalender sebelum masa berlaku sertifikat laik fungsi
berakhir.
 Sertifikat laik fungsi bangunan gedung diberikan atas dasar permintaan
pemilik untuk seluruh atau sebagian bangunan gedung sesuai dengan hasil
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
 Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung dilakukan oleh penyedia jasa
pengkajian teknis bangunan gedung, kecuali untuk rumah tinggal tunggal dan
rumah tinggal deret oleh pemerintah daerah.
13) Pengawasan Pemanfaatan Bangunan Gedung
 Pengawasan

terhadap

pemanfaatan

bangunan

gedung

dilakukan

oleh

pemerintah daerah pada saat pengajuan perpanjangan sertifikat laik fungsi
dan/atau adanya laporan dari masyarakat.
 Pemerintah daerah dapat melakukan pengawasan terhadap bangunan gedung
yang memiliki indikasi perubahan fungsi dan/atau bangunan gedung yang
membahayakan lingkungan.
14) Pelestarian Bangunan Gedung
 Perlindungan dan pelestarian meliputi kegiatan penetapan dan pemanfaatan
termasuk perawatan dan pemugaran, serta kegiatan pengawasannya yang
dilakukan

dengan

mengikuti

kaidah

pelestarian serta memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi.
15) Penetapan Bangunan Gedung yang Dilindungi dan Dilestarikan
 Bangunan gedung dan lingkungannya sebagai benda cagar budaya yang dilindungi
dan dilestarikan merupakan bangunan gedung berumur paling sedikit 50 (lima
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-30

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

puluh) tahun, atau mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh)
tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan termasuk nilai arsitektur dan teknologinya.
 Penetapan

bangunan

gedung

dan

lingkungannya

yang

dilindungi

dan

dilestarikan dilakukan oleh Bupati atas usulan kepala dinas terkait untuk
bangunan gedung dan lingkungannya yang memiliki nilai-nilai berskala lokal
atau setempat.
 Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat ditinjau secara berkala
5 (lima) tahun sekali.
 Bangunan gedung dan lingkungannya yang akan ditetapkan untuk dilindungi
dan dilestarikan atas usulan pemerintah daerah, dan/atau masyarakat harus
dengan sepengetahuan dari pemilik.
 Keputusan penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi
dan dilestarikan disampaikan secara tertulis kepada pemilik.
16) Klasifikasi Bangunan Gedung Cagar Budaya
 Klasifikasi bangunan gedung cagar budaya terdiri atas klasifikasi utama,
madya dan pratama.
 Klasifikasi utama diperuntukkan bagi bangunan gedung dan lingkungannya
yang secara fisik bentuk aslinya sama sekali tidak boleh diubah.
 Klasifikasi madya diperuntukkan bagi bangunan gedung dan lingkungannya
yang secara fisik bentuk asli eksteriornya sama sekali tidak boleh diubah,
namun tata ruang-dalamnya dapat diubah sebagian dengan tidak mengurangi
nilai-nilai perlindungan dan pelestariannya.
 Klasifikasi pratama diperuntukkan bagi bangunan gedung dan lingkungannya
yang

secara

fisik

bentuk

aslinya

dapat

diubah

sebagian dengan tidak

mengurangi nilai-nilai perlindungan dan pelestariannya serta dengan tidak
menghilangkan bagian utama bangunan gedung tersebut.
 Pemerintah daerah melakukan identifikasi dan dokumentasi terhadap bangunan
gedung dan lingkungannya yang memenuhi syarat sebagai bangunan gedung
gedung cagar budaya.
17) Pemanfaatan Bangunan Gedung Cagar Budaya
 Pemanfaatan bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan dilakukan
oleh

pemilik

dan/atau

pengguna

sesuai

dengan

kaidah pelestarian dan

klasifikasi bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-31

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

 Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung dan/atau lingkungannya
yang dilestarikan wajib melindungi bangunan gedung dan/atau lingkungannya
sesuai dengan klasifikasinya.
 Setiap bangunan gedung dan/atau lingkungannya yang ditetapkan untuk
dilindungi

dan

dilestarikan,

pemiliknya

dapat

memperoleh

insentif

dari

pemerintah daerah.
 Pelaksanaan pemeliharaan, perawatan, pemeriksaan secara berkala bangunan
gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan/atau dilestarikan dilakukan oleh
pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 73 sampai dengan Pasal 80.
18) Pemugaran bangunan gedung Cagar Budaya
 Pemugaran bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan merupakan
kegiatan memperbaiki dan memulihkan kembali bangunan gedung ke bentuk
aslinya.
 Pelaksanaan pemugaran bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi
dan/atau dilestarikan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
 Pelaksanaan

pemugaran

harus

memperhatikan

prinsip

keselamatan

dan

kesehatan kerja (K3), perlindungan dan pelestarian yang mencakup keaslian
bentuk, tata letak dan metode pelaksanaan, sistem struktur, penggunaan
bahan bangunan, dan nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan
termasuk nilai arsitektur dan teknologi.
19) Pembongkaran Bangunan Gedung
 Kegiatan pembongkaran bangunan gedung meliputi penetapan pembongkaran
dan pelaksanaan pembongkaran serta pengawasan pembongkaran.
20) Penetapan Pembongkaran
 Pemerintah daerah mengidentifikasi bangunan gedung yang akan ditetapkan
untuk

dibongkar

berdasarkan

hasil

pemeriksaan

dan/atau laporan dari

masyarakat.
 Bangunan gedung yang dapat dibongkar meliputi:
-

bangunan gedung yang tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki lagi;

-

bangunan

gedung

yang

pemanfaatannya

menimbulkan

bahaya

bagi

pengguna, masyarakat, dan lingkungannya; dan/atau
-

bangunan gedung yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan gedung.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-32

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

 Apabila hasil pengkajian teknis bangunan gedung memenuhi kriteria untuk
dibongkar, maka pemerintah daerah menetapkan bangunan gedung tersebut
untuk dibongkar dengan surat penetapan pembongkaran.
 Untuk bangunan gedung yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan
gedung pemerintah daerah menetapkan bangunan gedung tersebut untuk
dibongkar dengan surat penetapan pembongkaran.
 Isi

surat penetapan pembongkaran memuat

batas waktu pembongkaran,

prosedur pembongkaran, dan ancaman sanksi terhadap setiap pelanggaran.
 Penetapan bangunan gedung untuk dibongkar dilakukan melalui penerbitan
surat penetapan atau surat persetujuan pembongkaran oleh bupati.
 Penerbitan

surat

persetujuan

pembongkaran

bangunan

gedung

untuk

dibongkar dikecualikan untuk bangunan gedung rumah tinggal.
21) Pelaksanaan Pembongkaran
 Pembongkaran bangunan gedung dapat dilakukan oleh pemilik dan/atau
pengguna

bangunan

gedung

dan

dapat

menggunakan

penyedia

jasa

pembongkaran bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
 Dalam

hal

pemilik

dan/atau

pengguna

bangunan

gedung

yang

pembongkarannya ditetapkan dengan surat tidak melaksanakan pembongkaran
dalam batas waktu yang ditetapkan, surat persetujuan pembongkaran dicabut
kembali.
 Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat menimbulkan
dampak luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan
berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang disusun oleh penyedia jasa
perencanaan teknis yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
 Rencana teknis pembongkaran harus disetujui oleh pemerintah daerah setelah
mendapat pertimbangan dari tim ahli bangunan gedung.
 Dalam hal pelaksanaan pembongkaran berdampak luas terhadap keselamatan
umum dan lingkungan, pemilik dan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
melakukan sosialisasi dan pemberitahuan tertulis kepada masyarakat di sekitar
bangunan gedung, sebelum pelaksanaan pembongkaran.
 Pelaksanaan

pembongkaran

bangunan

gedung

mengikuti

prinsip-prinsip

keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
22) Pengawasan Pembongkaran Bangunan Gedung
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-33

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

 Pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung

dilakukan oleh

penyedia jasa pengawasan yang memiliki serti