DOCRPIJM 8df5df91be BAB V05 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN docx
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi
dokumen rencana seperti RTRW, RPJMD, RP2KP, RTBL, RISPAM, SSK dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan keterpaduan strategi pengembangan kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok
TengahBerdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), Arahan Pengembangan Pola dan Struktur Ruang, Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya; dan Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud.
Beberapa klasifikasi mengenai penetapan KSK ini didasari sudut kepentingan : 1). Pertahanan keamanan; 2). Ekonomi; 3). Lingkungan hidup; 4). Sosial budaya; dan 5). Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi. Sementara untuk arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup : 1). Arahan pengembangan pola ruang (Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya & Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH); dan 2). Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Berikut ini adalah penjabaran mengenai arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah kajian dalam kegiatan ini :
4. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
Pusat Pelayanan Lingkungan di Kabupaten Lombok Tengah ini terletak di Desa Barabali, Selebung, Sukadana, Pengembur, Pengengat, Selebung Rembiga dan Langko, Saba, Bakan, Bonder, Mangkung, Mekarsari, Ganti, Sukaraja, Kidang, Aik Bukak, Lantan, Tanak Beak, Aik Berik, Dasan Baru, Bebuak, Muncan, Ungga, Batu Jangkih, Pelambik, Bonjeruk, Pengenjek, Jelantik, Labulia, Sepakek, Sintung dan Bagu, dan Montong Terep.
3. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan;
2. Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan minimal 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;
1. Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan minimal 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;
Kawasan sempadan sungai sebagaimana arahan RTRW Kabupaten Lombok Tengah meliputi:
Kawasan Sempadan Sungai
Kawasan Sempadan Pantai membentang dari timur ke barat mulai dari Pantai Ujung Kelor di Teluk Awang yang berbatasan dengan Lombok Timur sampai Pantai Pengantap di Lombok Barat yang meliputi : Pantai Teluk Awang di Kecamatan Praya Timur, Pantai Teluk Bumbang, Pantai Gerupuk, Pantai Aan, Pantai Bunut, Pantai Seger, Pantai Mawun, di Kecamatan Pujut; Pantai Selong Belanak, Pantai Tomang-Omang, Pantai Tampah, Pantai Mawi, dan Pantai Rowok Pantai Serangan di Kecamatan Praya Barat; dan Pantai Torok Aik Belek di Kecamatan Praya Barat Daya sepanjang tepian pantai sejauh 35-250 (tiga puluh lima sampai dengan dua ratus lima puluh) meter dari titik pasang tertinggi secara proporsional sesuai dengan bentuk, letak, kebutuhan ekonomi dan budaya dan kondisi fisik pantai.
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya. Kawasan Sempadan Pantai
A. Kawasan Lindung
E. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten Lombok TengahPusat Pelayanan Kawasan di Kawasan terletak di Teratak, Ubung, dan Pringgarata
D. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Pusat Kegiatan Lokal promosi di Kabupaten Lombok Tengah terletak di Puyung, Mantang, Janapria, dan Selong Belanak.
C. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)
Pusat Kegiatan Lokal di Kabupaten Lombok Tengah terletak di Kopang, Sengkol dan Mujur.
B. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Pusat Kegiatan Wilayah Kabupaten Lombok Tengah ini berada di Praya
A. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Praya
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
- pada sungai besar (sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 (lima ratus) km² atau lebih ) minimal 100 (seratus) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
- pada sungai kecil (yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas kurang dari 500 (lima ratus) km2) minimal 50 (lima puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
- pada sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 2 (dua) meter, garis sempadan sungai minimal 10 (sepuluh)
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
meter dihintung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
- pada sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 2 (dua) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter, garis sempadan sungai ditetapkan minimal 15 (lima belas) meter dihintung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
- pada sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis sempadan sungai ditetapkan minimal 30 (tiga puluh) meter dihintung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Rencana Pengelolaan Sekitar Waduk Atau Danau
Rencana pengelolaan sekitar waduk atau danau meliputi: 1. perlindungan sekitar danau untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;
2. pengembangan tanaman perdu dan penutup tanah atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air; dan
3. membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara langsung untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi.
Kawasan Sempadan Mata Air
Kawasan sekitar mata air di 121 (seratus dua puluh satu) buah mata air yang tersebar di wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Kawasan sekitar mata air ini meliputi kawasan minimal 200 (dua ratus) meter di sekitar mata air. Sedangkan rencana pengelolaan kawasan perlindungan setempat lainnya dilakukan dengan memperhatikan fungsi utama kawasan tersebut.
2. Rencana Pengelolaan Kawasan Pelestarian Alam
rencana pengelolaan kawasan pelestarian alam dilakukan secara kolaborasi yang meliputi: A. penataan kawasan hutan dalam rangka pemeliharaan batas;
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
B. penataan zonasi;
C. penyusunan rencana pengelolaan kawasan pelestarian alam; D. pembinaan daya dukung kawasan, antara lain inventarisasi/monitoring flora fauna dan ekosistem, pembinaan dan monitoring populasi dan habitatnya;
E. rehabilitasi kawasan di luar areal kawasan cagar alam; F. pemanfaatan kawasan, meliputi:
1. pariwisata alam dan jasa lingkungan (studi potensi dan obyek wisata alam dan jasa lingkungan serta perencanaan aktivitas pariwisata alam); dan
2. pendidikan bina cinta alam dan interpretasi (menyusun program interpretasi).
G. penelitian dan pengembangan, meliputi: 1. pengembangan program dan penelitian flora, fauna dan ekosistemnya; dan
2. identifikasi/inventarisasi sosial budaya masyarakat.
H. perlindungan dan pengamanan potensi kawasan, meliputi: 1. penguatan pelaksanaan perlindungan dan pengamanan; dan 2. penguatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. I. pengembangan sumberdaya manusia dalam rangka mendukung pengelolaan kawasan pelestarian alam, meliputi pendidikan dan pelatihan terhadap petugas dan masyarakat setempat;
3. Kawasan pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya
rencana pengelolaan kawasan cagar budaya terdiri dari : A. perlindungan kekayaan budaya berupa peninggalan-peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen nasional, dan keragaman bentuk geologi; dan
B. pengembangan kegiatan konservasi dan rehabilitasi yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
kegiatan alam maupun manusia.4. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan Bencana di Kabupaten meliputi:
A. Kawasan rawan bencana gunung berapi di Kecamatan Batukliang dan Kecamatan Kopang;
B. Kawasan rawan banjir meliputi kawasan sekitar sungai besar melewati Kecamatan Batukliang Utara dan Kopang;
C. Kawasan rawan gempa bumi mencakup seluruh wilayah kecamatan; D. Kawasan rawan gerakan tanah dan longsor mencakup Kecamatan Batukliang
Utara, Kecamatan Jonggat, Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut, Kecamatan Pringgarata dan Kecamatan Kopang; dan
E. Kawasan rawan gelombang pasang mencakup daerah sepanjang pesisir pantai selatan Pulau Lombok yang ada di wilayah Kabupaten yaitu Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut dan Praya Timur.
B. Kawasan Budidaya
1. Kawasan peruntukan hutan produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi merupakan kawasan hutan produksi tetap yang terdapat di kelompok Hutan Mareje Bonga (RTK 13) seluas 4.583,87 (empat ribu delapan ratus delapan puluh sembilan) hektar di Kecamatan Pujut, Praya Barat dan Praya Barat Daya. Pengelolaan Hutan Produksi Tetap sebagai berikut :
A. pengelolaan budidaya hutan, hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu serta jasa lingkungan yang ditujukan untuk kesinambungan produksi dengan memperhatikan kualitas lingkungan melalui pencegahan kerusakan tanah dan penurunan kesuburan tanah, mempertahankan bentang alam serta menjaga ketersediaan air;
B. pengembangan kegiatan budidaya hutan yang dapat mendorong terwujudnya kegiatan industri pengolahan hasil hutan,
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
dengan pengembangan jenis tanaman hutan industri melalui pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi (HTHR), Hutan Adat, Restorasi Ekosistem (RE) dan program lainnya;
C. Pemanfaatan dan Pemungutan Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu;
D. Penggunaan kawasan hutan untuk budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias, jamur, lebah, penangkaran satwa, budidaya sarang burung walet serta silvo pastura
E. penggunaan kawasan hutan produksi untuk kegiatan di luar budidaya hutan dan hasil hutan yang penggunaannya untuk kepentingan umum dan bersifat strategis, dilakukan dengan memperhatikan asas konservasi tanah dan air serta mempertimbangkan luas dan jangka waktu; dan
F. percepatan rehabilitasi kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kerapatan tegakan rendah.
2. Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian di terdiri atas:
1. kawasan pertanian tanaman pangan;
Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 53.453 (lima puluh tiga ribu empat ratus lima pulu tiga) hektar yang terdiri atas : 1. irigasi teknis seluas kurang lebih 24.282
(dua puluh empat ribu dua ratus delapan puluh dua) hektar; 2. irigasi setengah teknis seluas kurang lebih 14.666 (empat belas ribu enam ratus enam puluh enam) hektar;
3. irigasi sederhana PU seluas kurang lebih 3.115 (tiga ribu seratus lima belas) hektar;
4. irigasi non PU seluas kurang lebih 40 (empat puluh) hektar; dan
5. tadah hujan seluas kurang lebih 11.350 (sebelas ribu tiga ratus lima puluh) hektar.
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
2. tanaman hortikultura;Kawasan pertanian hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman unggulan mangga, manggis, durian, sawo, rambutan, semangka dan melon dengan luas kurang lebih 20.280 (dua puluh ribu dua ratus delapan puluh) hektar;
3. Perkebunan; dan
Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman unggulan kelapa, kopi, jambu mete, jarak pagar serta tembakau dengan luas wilayah kurang lebih 40.970 (empat puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh) hektar; 4. Peternakan.
Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar di seluruh kecamatan dengan komoditi unggulan sapi;
3. Kawasan peruntukan perikanan
Kawasan peruntukan perikanan ini terbagi kedalam 3 (tiga) kelompok, diantaranya yaitu Kawasan Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya dan Pengolahan Hasil Perikanan. Berikut ini merupakan uraian mengenai ketiga kawasan tersebut:
1. Kawasan perikanan tangkap terdiri atas:
A. potensi perikanan tangkap di laut yang memanfaatkan potensi perairan di sepanjang pantai Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Praya Timur sejauh 4 (empat) mil laut dari garis pantai dengan tetap memperhatikan zona kawasan lindung serta zona kawasan pariwisata;
B. potensi perikanan tangkap di perairan umum yang memanfaatkan potensi waduk, sungai dan embung tersebar di seluruh kecamatan seluas kurang lebih 4.203 (empat ribu dua ratus tiga) hektar.
2. Kawasan perikanan budidaya terdiri atas:
A. potensi perikanan budidaya air tawar terletak di seluruh kecamatan seluas
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
kurang lebih 8.819 (delapan ribu delapan ratus sembilan belas) hektar terdiri dari kolam, mina padi dan karamba; dan
B. potensi perikanan budidaya air payau seluas kurang lebih 900 (sembilan ratus) hektar terletak di Kecamatan Praya Timur meliputi Desa Bilelando dan Desa Kidang, Kecamatan Praya Barat meliputi Desa Mekar Sari dan Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat Daya meliputi Desa Montong Ajan dan Kecamatan Pujut meliputi Desa Teruai, Desa Bangkat, Desa Pengengat dan Desa Mertak dengan tetap memperhatikan zona kawasan lindung serta zona kawasan pariwisata.
C. potensi perikanan budidaya laut seluas kurang lebih 2.620 (dua ribu enam ratus dua puluh) hektar terletak Kecamatan Praya Timur, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Praya Barat Daya dan Kecamatan Pujut terdiri dari budidaya rumput laut, budidaya mutiara, budidaya kerang darah, budidaya teripang dan budidaya ikan;
D. balai benih ikan (BBI) teletak di kelurahan Gerunung Kecamatan Praya, Desa Pemepek Kecamatan Pringgarata, Desa Aik Bukak Kecamatan Batukliang Utara dan Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat; dan
E. unit pembenihan rakyat (UPR) tersebar di Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Batukliang, Kecamatan Kopang, Kecamatan Pringgarata, Kecamatan Jonggat dan Kecamatan Praya.
3. Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan terdiri atas: A. kawasan pengolahan hasil perikanan skala mikro dan kecil tersebar di seluruh kecamatan;
B. kawasan pengolahan hasil perikanan skala menengah dan besar diarahkan di kawasan minapolitan Gerupuk dan Awang di Kecamatan Pujut;
C. kawasan pemasaran hasil perikanan teridiri atas pasar ikan yang tersebar di pasar tradisional yang terdapat di seluruh kecamatan;
D. tempat pelelangan ikan (TPI) terletak di Desa Mertak Kecamatan Pujut;
E. pengembangan tempat pelelangan ikan (TPI) diarahkan di Kecamatan Praya
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
Barat Daya, Praya Barat, Pujut dan Praya Timur.
F. pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Awang terletak di Desa Mertak Kecamatan Pujut.
4. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri terdiri atas kawasan industri mikro, kecil, menengah dan besar. Kawasan industri mikro dan kecil ini meliputi kawasan agroindustri dan kerajinan rumah tangga yang terdapat di seluruh kecamatan. Pengembangan Kawasan industri menengah dan besar diarahkan di Kecamatan Praya Tengah, Kecamatan Praya Timur, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Janapria.
5. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Terdapat empat kawasan objek wisata yang termasuk kedalam Kawasan Pariwisata, diantaranya yaitu:
A. kawasan objek wisata alam; Kawasan objek wisata alam meliputi wisata alam hutan dan/perairan pedalaman di Kecamatan Batukliang Utara, Pujut, dan Praya Barat; wisata alam bahari di Kecamatan Pujut, Praya Barat dan dan Praya Barat Daya; dan wisata alam geologi dan/ vulkanologi di Kecamatan Batukliang Utara, Kopang, Pujut dan Praya Barat;
B. kawasan objek wisata sejarah; Kawasan objek wisata sejarah meliputi perkampungan tradisional di Kecamatan Pujut, masjid kuno di Kecamaan Pujut dan makam bersejarah di Kecamatan Kopang, Praya Tengah, Pujut; Janapria, Batukliang, Praya Timur, dan Praya.
C. kawasan objek wisata budaya; dan Kawasan objek wisata budaya meliputi kerajinan gerabah di Kecamatan Praya Barat, kerajinan tenun di Kecamatan Jonggat dan kerajinan anyaman di Kecamatan Praya Timur dan Janapria D. kawasan objek wisata buatan.
Kawasan objek wisata buatan meliputi festival khusus yang tersebar di seluruh kecamatan dan wisata agro di Kecamatan Batukliang Utara.
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
6. Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan peruntukan permukiman meliputi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan yang tersebar di seluruh kecamatan. Pengembangan kawasan permukiman ini dilakukan pada daerah datar sampai bergelombang dengan kelerengan lahan 0% - 25%, bukan kawasan lindung, bukan kawasan rawan bencana, aksesibilitas baik dan tersedia air bersih yang cukup. Sedangkan kawasan permukiman skala besar diarahkan di Kawasan Perkotaan Praya dan sekitarnya.
7. Kawasan Peruntukan Jasa dan Perdagangan
Kawasan peruntukan jasa dan perdagangan skala Kabupaten diarahkan di Kawasan Perkotaan Praya dan skala kecamatan diarahkan di masing- masing ibukota kecamatan.
8. Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya terdiri atas:
A. kawasan pusat pemerintahan; Kawasan pusat pemerintahan diarahkan di Kawasan Perkotaan Praya.
B. kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; dan Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi : kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang terdapat di Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Praya Timur dan Kecamatan Pujut.
C. kawasan pertahanan dan keamanan negara.
Kawasan pertahanan keamanan negara meliputi: 1. kodim Lombok Tengah di Kecamatan
Praya; 2. koramil terletak di kecamatan praya, kopang, pringgarata, pujut, dan janapria; 3. posramil terletak di kecamatan jonggat, praya tengah, praya timur, batukliang, batukliang utara, dan praya barat daya;
4. pos angkatan laut terletak di Kecamatan Praya Timur, Pujut, Praya Barat dan Praya Barat Daya.
5. rencana pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan darat, laut dan udara dilakukan sesuai dengan
Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang
kebijakan nasional dan peraturan perundangan.
Sumber: RTRW Lombok Tengah, 2011 - 2031
Pada dasarnya dalam pemilihan kawasan strategis ditinjau dari potensi perkembangan yang dimilikinya dan dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Pemilihan kawasan strategis ini juga dapat berpengaruh terhadapa keberlangsungan terhadap sector lainnya. Berikut akan
- – dibahas kawasan strategis yang telah ditetapkan oleh RTRW Kabupaten Lombok Tengah 2011 2031. Berikut ini merupakan uraian mengenai Kawasan Strategis Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031:
Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Lombok Tengah Tabel 5.2 No. Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan
1 Kawasan strategis Nasional kawasan strategis dari Kawasan Taman Nasional (KSN) kepentingan Daya Dukung Gunung Rinjani
Lingkungan Hidup
2 Kawasan Strategis Provinsi kawasan strategis dari Kawasan Kuta dan (KSP) kepentingan pertumbuhan sekitarnya. ekonomi
3 Kawasan strategis Kabupaten sudut Kepentingan
a. kawasan Kuta dan Pertumbuhan Ekonomi sekitarnya di Kecamatan
Pujut dengan sektor unggulan pariwisata dan industri;
b. kawasan Selong Belanak dan sekitarnya di Kecamatan Praya Barat dan Kecamatan Praya Barat Daya dengan sektor unggulan pariwisata dan industri;
c. kawasan Sade dan sekitarnya di Kecamatan Pujut dengan sektor unggulan pariwisata; d. kawasan Perkotaan Praya yang meliputi sebagian Kecamatan Praya, sebagian Kecamatan Praya Tengah, sebagaian Kecamatan Praya Barat, sebagian Kecamatan Praya Barat Daya, dan sebagian Kecamatan Pujut dengan sektor unggulan
No. Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan
perdagangan-jasa, industri, pendidikan, dan pariwisata;
e. kawasan Agropolitan Aik Meneng yang meliputi Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Kopang dan Kecamatan Janapria dengan sektor unggulan agroindustri, pariwisata serta konservasi; dan
f. kawasan Minapolitan di Kawasan Gerupuk dan Awang dengan sektor unggulan perikanan dan industri.
4 Kawasan strategis Kabupaten sudut Kepentingan Daya
a. kawasan Benang Stokel Dukung Lingkungan Hidup dan Benang Kelambu di
Kecamatan Batukliang Utara;
b. taman nasional Gunung Rinjani di Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Kopang; dan
c. kawasan bendungan Batujai dan kawasan preservasinya di Kecamatan Praya, Praya Tengah dan Praya Barat dan d. kawasan bendungan Pengga yang termasuk Kawasan Gunung Pupuh, Gunung Lengungsi, dan Gunung Ngabok di Kecamatan Praya Barat Daya.
5 Kawasan strategis Kabupaten Kawasan strategis dari sudut
a. situs Batu Rijang dan Kepentingan Sosial Budaya sekitarnya di Kecamatan
Praya Barat;
b. makam Srewe dan sekitarnya di Kecamatan Praya Tengah; dan
c. makam Ketak dan sekitarnya di Kecamatan
No. Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan
Kopang
d. situs Langko dan sekitarnya di Kecamatan Kopang dan Janapria.
Sumber: Bappeda Kabupaten Lombok Tengah, 2014
Selanjutnya pada sub bab ini selain membahas rencana struktur dan pola ruang, perencanaan kawasan strategis, sub bab ini juga akan membahas indikasi program yang kiranya akan mengatur rencana struktur pola dan kawasan strategis yang sudah direncanakan. Berikut ini adalah table
- – mengenai indikasi program yang telah ditetapkan pada RTRW Kabupaten Lombok Tengah 2011 2031.
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi
Utama KSK Pendanaan Pelaksana(Ya/Tidak) Program Perwujudan Pusat Kegiatan
1 Penyusunan PKW, PKL dan Ya APBN Dinas PU Rencana Detail PKLP APBDP Bappeda kawasan Perkotaan
APBD Kab.
Program Perwujudan Sistem Prasarana
2 Peningkatan jalan- Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dishubkominfo jalan lokal Lombok Dinas PU Tengah
3 Menyiapkan rencana Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dishubkominfo lokasi, Lombok Dinas PU pembangunan- Tengah pengembangan- pengelolaan- pemeliharaan fisik tempat parkir dan jembatan
4 Studi kelayakan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU pengembangan Lombok PLN pembangkit baru Tengah
(air, matahari, uap, Swasta dll)
5 Memperluas Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU pelayanan jaringan Lombok PDAM air bersih sampai ke Tengah tingkat lingkungan
Swasta
6 Melestarikan sumber Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU daya guna Lombok PDAM keberlanjutan
Tengah ketersediaan air Swasta
7 Studi tentang cara Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU atau sistem Lombok
No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi
Utama KSK Pendanaan Pelaksana (Ya/Tidak)pemantauan dan Tengah PDAM pengendalian Swasta pemakaian air tanah dalam
8 Studi dan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU peningkatan sumber Lombok PDAM air baku
Tengah Swasta
9 Pemilahan teknologi Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH pengelolaan dan Lombok Dis PU pengolahan sampah Tengah
10 Pengembangan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH sistem terpusat, Lombok Dis PU pada daerah Tengah perkotaan tingkat kepadatan tinggi
11 Pengembangan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH sistem individual Lombok Dis PU atau pengelolaan Tengah setempat pada daerah terpencil tingkat kepadatan rendah
12 Identifikasi jenis Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH limbah Lombok Dis PU Tengah
13 Pengembangan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH teknologi Lombok Dis PU pengelolaan dan Tengah pengolahan air limbah
14 Pengembangan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH sarana dan Lombok Dis PU prasarana
Tengah pengolahan air limbah
Program Perwujudan Sektor Kehutanan
15 Kawasan Hutan di Seluruh kecamatan APBN Dishutbun
Kabupaten Lombok APBDP Tengah
APBDK Rehabilitasi Hutan Peningkatan Daya
No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
Seluruh kecamatan APBDP APBDK
Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)
A. Penertiban kegiatan budidaya disekitar BIL
Terbuka Hijau
19 Kawasan Ruang
APBDP APBDK Dis PU Bappeda
Seluruh mata air yang tersebar di bagian utara wilayah Kabupaten Lombok Tengah
B. Rehabilitasi vegetasi disekitar mata air
APBDP APBDK Dis PU Bappeda
Seluruh mata air yang tersebar di bagian utara wilayah Kabupaten Lombok Tengah
A. Mencegah kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi kawasan sekitar mata air
Mata Air
18 Kawasan Sekitar
Dis PU Bappeda
C. Mencegah pembangunan di sekitar DAS yang melebihi batas ketentuan yang berlaku
Dukung DAS
Dis PU Bappeda
Seluruh kecamatan APBDP APBDK
B. Mencegah kegiatan budidaya yang dapat mengganggu/ merusak kualitas air sungai
APBDP APBDK Dis PU Bappeda
Sungai yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah
A. Menetapkan batas sempadan sungai dalam rencana detail tata ruang
Sempadan Sungai
17 Kawasan
APBN APBDP APBDK Dishutbun BKSDA
Kawasan Gunung Rinjani dan sekitarnya dan secara umum diarahkan pada masing-masing kecamatan
Pemantapan fungsi kawasan konservasi dan resapan air
Air
16 Kawasan Resapan
APBDP APBDK Dis PU Bappeda KLH
No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
A. Melindungi kelestarian fauna dan flora serta lingkungan
Makam Srewe, Nyatoq, Bila Tawah, Ketaq, Baloq Tui, Benue, Embung Puntiq, Istana Raja Kopang, Lamak Sura, Raja Langko, Raja Marong, Patih Raja Langko, Rangga Tapon, Pejanggik, Subaikah/Sumbek, dan Makam Montong Sari; Situs Batu Rijang; Masjid Jami‟ Praya, Masjid Kuno Gunung Pujut dan Rembitan; Dusun Tradisional Sade dan Nde; Kawasan Memelak dan Pejanggik
21 Melindungi kelestarian kawasan cagar budaya
APBN APBDP APBDK Dishutbun Dinas Budpar BKSDA
Gunung Glepak Balinkeculit, Gunung Margejek, Gunung Pengolon, Gunung Prabu Dundang, Gunung Tunak
B. Mengatur pengelolaan di kawasan di Taman Wisata Alam
APBN APBDP APBDK Dishutbun Dinas Budpar BKSDA
TWA Gunung Meresek, Hutan Pantai Terawas, Gunung Glepak Balinkeculit, Gunung Margejek, Gunung Pengolon, Gunung Prabu Dundang, Gunung Tunak
(Pelestarian Alam Wisata Alam)
B. Pengendalian ketinggian bangunan di sekitar BIL
dan Cagar Budaya
20 Pelestarian Alam
APBDP APBDK Dis PU Bappeda KLH
Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)
C. Pengembangan RTHK berupa ruang terbuka untuk aktifivitas olahraga dan rekreasi sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka hijau
APBDP APBDK Dis PU Bappeda KLH
Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)
APBDP APBDK Dinas Budpar Bappeda
- sda- APBDP
APBDP APBDK Dinas Budpar Bappeda
B. Mencegah kegiatan budidaya pada kawasan rawan bencana bencana gunung berapi meliputi : Gunung Rinjani di Kec. Batukliang utara dan Kopang bencana banjir yaitu kawasan sekitar sungai besar melewati Kec. Batukliang Utara dan Kopang
Dis PU Bappeda
Seluruh wilayah kecamatan APBN APBDP APBDK
A. Inventarisasi kawasan rawan bencana
Bencana
33 Kawasan Rawan
APBN APBDP APBDK Dishutbun Bappeda
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
32 Mengembangkan zona-zona pemanfaatan ruang untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata dan rekreasi, dan pendidikan.
Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)
No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
31 Pengamanan kawasan cagar budaya dari berbagai bentuk ancaman baik oleh kegiatan manusia maupun alam
APBDP APBDK Dinas Budpar Bappeda
Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)
30 Mengatur pengelolaan kawasan cagar budaya
APBDP APBDK Dinas Budpar Bappeda
Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)
29 Sosialisasi lokasi dan luasan kawasan cagar budaya
APBDK Dinas Budpar Bappeda
28 Menentukan dan menetapkan batasan kawasan cagar budaya
APBN APBDP APBDK Dis PU Bappeda
No. Usulan Program Utama
Lokasi Merupakan
KSKB. Peningkatan produktifitas hutan produksi
B. Evaluasi tingkat kesuburan lahan Seluruh Wilayah Kecamatan
APBDK Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas PU
Seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah
A. Memetakan lahan sawah yang beririgasi teknis
Peruntukan Pertanian Lahan Basah
35 Kawasan
APBN APBDP APBDK Dishutbun
Kawasan Hutan Mareje Bonga (RTK 13)
APBN APBDP APBDK Dishutbun
(Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
Kawasan Hutan Mareje Bonga (RTK 13)
A. Pengembangan produksi komoditas andalan/unggulan daerah
Peruntukan Hutan Produksi
34 Kawasan
Program Perwujudan Kawasan Budidaya
Dis PU Bappeda
Seluruh wilayah kecamatan APBN APBDP APBDK
Pengembangan manajemen informasi atau deteksi dini bencana sebagai upaya pencegahan bencana.
bencana gerakan tanah dan longsor meliputi Kec. Batukliang Utara, Jonggat, Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Pringgarata dan Kopang gelombang pasang dan tsunami mencakup daerah sepanjang pesisir pantai selatan Pulau Lombok yang ada di Lombok Tengah yaitu Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut dan Praya Timur
APBDK Dinas Pertanian dan Peternakan,
No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi Utama KSK Pendanaan Pelaksana (Ya/Tidak)
Dinas PU
C. Evaluasi Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian kesesuaian lahan Kecamatan dan
Peternakan, Dinas PU
D. Mencegah dan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian membatasi alih Kecamatan dan fungsi lahan sawah
Peternakan, menjadi kegiatan Dinas PU budidaya lainnya
E. Pembinaan dan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian peningkatan Kecamatan dan produksi komoditas
Peternakan, andalan/unggulan Dinas PU daerah
F. Peningkatan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian produktifitas lahan Kecamatan dan sawah
Peternakan, Dinas PU
G. Pengembangan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian kegiatan agroindustri Kecamatan dan
Peternakan, Dinas PU
H. Pemeliharaan dan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian peningkatan Kecamatan dan prasarana pengairan
Peternakan, Dinas PU
36 Kawasan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian
Peruntukan
Kecamatan dan
Pertanian Lahan
Peternakan,
Kering
A. Pengembangan kegiatan pada lahan- lahan yang memiliki potensi/kesesuaian lahan pertanian tanaman pertanian lahan kering secara optimal B. Pembinaan dan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian peningkatan Kecamatan dan produksi komoditas
Peternakan, andalan/unggulan daerah
C. Peningkatan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian produktifitas Kecamatan dan tanaman lahan
Peternakan, kering Dinas PU
37 Perkebunan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian Kecamatan dan
No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi Utama KSK Pendanaan Pelaksana (Ya/Tidak)
A. Pengembangan Peternakan, agroindustri dan
Dinas PU penyiapan sarana- prasarana pendukung B. Pengembangan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian kegiatan agrowisata Kecamatan dan pada kawasan yang
Peternakan, potensial Dinas PU
C. Pengembangan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian luas areal pada Kecamatan dan lahan-lahan yang
Peternakan, memiliki Dinas PU potensi/kesesuaian lahan
D. Pengembangan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian produksi komoditas Kecamatan dan andalan/unggulan
Peternakan, daerah Dinas PU
E. Meminimalkan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian alih fungsi lahan Kecamatan dan perkebunan
Peternakan, terutama pada Dinas PU tingkat sangat sesuai
38 Kawasan Seluruh kecamatan APBDK Dinas PU
Peruntukan di Kabupaten Bappeda Permukiman Lombok Tengah
A. Menyusun daftar terlarang untuk pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
B. Menyusun Seluruh kecamatan APBDK Dinas PU peraturan daerah di Kabupaten Bappeda khusus permukiman Lombok Tengah
C. Identifikasi pola- Seluruh kecamatan APBDK Bappeda pola permukiman di Kabupaten perkotaan dan Lombok Tengah perdesaan D. Menyusun pola Seluruh kecamatan APBDK Bappeda tata bangunan di Kabupaten perumahan dan Lombok Tengah permukiman kota dan desa
No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
Seluruh Wilayah Kecamatan
YA APBDP APBDK Dinas PU
Kecamatan Batukliang Utara, Kopang dan Janapria
a. Penyusunan RDTR pengembangan kawasan
Pengembangan Kawasan Agropolitan Aik Meneng
Dinas PU Bappeda 1.3.
YA APBN, APBDP, APBDK
Kawasan Perkotaan Praya
1.2. Pengembangan Kawasan Perkotaan Praya dan penyusunan RDTR pengembangan kawasan
Bappeda
YA APBDP APBDK Disbudpar
Kawasan Selong Belanak dan sekitarnya, Kawasan Sade dan sekitarnya
d. Penyusunan RDTR pengembangan kawasan
Bappeda
YA APBDP APBDK Disbudpar
c. Pengelolaan kawasan dan pengendalian tata ruang
E. Menyediakan lahan yang sesuai dengan kriteria kesesuaian lahan permukiman
39 Pengelolaan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
Seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah
APBDK Bappeda
F. Pengembangan fasilitas pendukung permukiman
Seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah
APBDK Bappeda
Perwujudan Pengembangan Kawasan Strategis
1.1. Pengembangan Kawasan Pariwisata
Bappeda
a. Promosi pariwisata Kawasan Kuta dan sekitarnya, Kawasan Selong Belanak dan sekitarnya, Kawasan Sade dan sekitarnya
YA APBDP APBDK Disbudpar
Bappeda
b. Pembangunan kawasan dan prasarana pendukungnya
Kawasan Kuta dan sekitarnya, Kawasan Selong Belanak dan sekitarnya, Kawasan Sade dan sekitarnya
YA APBDP APBDK Disbudpar
Bappeda
No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
40 Pengelolaan kawasan strategis dari sudut kepentingan daya dukung lingkungan
3.2. Perlindungan Situs Batu Rijan dan sekitarnya, Makam Srewe dan sekitarnya, Makam Ketak dan sekitarnya, situs langko dan sekitarnya.
3.1. Penyusunan RDTR pengembangan kawasan
41 Pengelolaan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
YA APBDP APBDK Dishutbun Disbudpar Dinas PU
Kawasan air terjun Benang Kelambu dan Benang Stokel di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara, Taman Nasional Gunung Rinjani serta Kawasan Bendungan Batujai dan Pengga
2.3. Pengelolaan kawasan dan pengendalian tata ruang
Dishutbun Disbudpar Dinas PU Bappeda
YA APBN, APBDP APBDK
Kawasan air terjun Benang Kelambu dan Benang Stokel di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara, Taman Nasional Gunung Rinjani serta Kawasan Bendungan Batujai dan Pengga
2.2. Perlindungan dan rehabilitasi ekosistem
2.1. Penyusunan RDTR pengembangan kawasan
Diskanlut
b. Pembangunan kawasan dan prasarana pendukungnya
Dinas PU Bappeda
APBDP, APBDK
Kawasan Gerupuk dan Awang YA APBN,
1.4. Pengembanban kawasan Minapolitan dan penyusunan RDTR pengembangan kawasan
Bappeda
YA APBDP APBDK Dinas PU
Kecamatan Batukliang Utara, Kopang dan Janapria
c. Pengelolaan kawasan dan pengendalian tata ruang
Bappeda
YA APBDP APBDK Dinas PU
Kecamatan Batukliang Utara, Kopang dan Janapria
YA APBDP APBDK Disbudpar Bappeda
No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi
Utama KSK Pendanaan Pelaksana (Ya/Tidak)dan pengelolaan kawasan
Sumber: Bappeda Kabupaten Lombok Tengah, 2014
5.2.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Lombok TengahRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan Undang- Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencanarencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CK seperti visi, misi, serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Tengah merumuskan Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) sebagai suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial suatu lingkungan wilayah daerah dalam jangka waktu tertentu.
A. Cakupan dan Tujuan
Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan demikian akan berkenaan dengan tiga hal pokok yaitu komunitas, area atau lahan, serta sumberdaya yang berada di dalamnya. Dalam kaitan ini Perencanaan Pembangunan Daerah harus memperhatikan aspek lingkungan, aspek potensi dan masalah daerah, aspek institusi perencana, aspek ruang dan waktu, serta aspek legalitas kebijakan. Dalam pemanfaatan sumberdaya yang terbatas guna menciptakan kesejahteraan sosial masyarakat, keterpaduan dan kesinambungan perencanaan pembangunan, baik secara sektoral, spatial, maupun temporal, menjadi sangat penting. Aspek legalitas kebijakan, di sisi lain, akan memberi landasan bagi transparansi dan akuntabilitas dalam pemanfaatan sumberdaya tersebut.
RPJMD ini memberikan pedoman arah dan kesinambungan kebijakan sekaligus menjadi payung legal bagi Perencanaan Pembangunan Daerah. RPJMD berpedomankan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. Di sisi lain, RPJMD akan menjadi landasan bagi penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-Daerah) dan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah mengacu kepada Undang- undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana ini memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program-program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam keranga regulasi pendanaan yang bersifat indikatif.
Lebih lanjut, muatan, peran dan proses penyusunan RPJMD ini dirumuskan sebagai: RPJMD berfungsi sebagai dokumen perencanaan makro, memuat penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah jangka waktu lima tahun dan dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangat Daerah (Renstra- Daerah), dan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun.
Proses penyusunan RPJMD secara pertisipatif melalui berbagai tahapan perencanaan partisipatif yang mellibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan.