DOCRPIJM 8df5df91be BAB V05 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN docx

  

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi

dokumen rencana seperti RTRW, RPJMD, RP2KP, RTBL, RISPAM, SSK dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan

Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan keterpaduan strategi pengembangan kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).

  

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok

Tengah

  Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), Arahan Pengembangan Pola dan Struktur Ruang, Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya; dan Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud.

  Beberapa klasifikasi mengenai penetapan KSK ini didasari sudut kepentingan : 1). Pertahanan keamanan; 2). Ekonomi; 3). Lingkungan hidup; 4). Sosial budaya; dan 5). Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi. Sementara untuk arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup : 1). Arahan pengembangan pola ruang (Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya & Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH); dan 2). Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

  Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Berikut ini adalah penjabaran mengenai arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah kajian dalam kegiatan ini :

  4. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan

  Pusat Pelayanan Lingkungan di Kabupaten Lombok Tengah ini terletak di Desa Barabali, Selebung, Sukadana, Pengembur, Pengengat, Selebung Rembiga dan Langko, Saba, Bakan, Bonder, Mangkung, Mekarsari, Ganti, Sukaraja, Kidang, Aik Bukak, Lantan, Tanak Beak, Aik Berik, Dasan Baru, Bebuak, Muncan, Ungga, Batu Jangkih, Pelambik, Bonjeruk, Pengenjek, Jelantik, Labulia, Sepakek, Sintung dan Bagu, dan Montong Terep.

  3. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan;

  2. Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan minimal 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;

  1. Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan minimal 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;

  Kawasan sempadan sungai sebagaimana arahan RTRW Kabupaten Lombok Tengah meliputi:

  Kawasan Sempadan Sungai

  Kawasan Sempadan Pantai membentang dari timur ke barat mulai dari Pantai Ujung Kelor di Teluk Awang yang berbatasan dengan Lombok Timur sampai Pantai Pengantap di Lombok Barat yang meliputi : Pantai Teluk Awang di Kecamatan Praya Timur, Pantai Teluk Bumbang, Pantai Gerupuk, Pantai Aan, Pantai Bunut, Pantai Seger, Pantai Mawun, di Kecamatan Pujut; Pantai Selong Belanak, Pantai Tomang-Omang, Pantai Tampah, Pantai Mawi, dan Pantai Rowok Pantai Serangan di Kecamatan Praya Barat; dan Pantai Torok Aik Belek di Kecamatan Praya Barat Daya sepanjang tepian pantai sejauh 35-250 (tiga puluh lima sampai dengan dua ratus lima puluh) meter dari titik pasang tertinggi secara proporsional sesuai dengan bentuk, letak, kebutuhan ekonomi dan budaya dan kondisi fisik pantai.

  1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya. Kawasan Sempadan Pantai

  A. Kawasan Lindung

  E. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten Lombok Tengah

  Pusat Pelayanan Kawasan di Kawasan terletak di Teratak, Ubung, dan Pringgarata

  D. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

  Pusat Kegiatan Lokal promosi di Kabupaten Lombok Tengah terletak di Puyung, Mantang, Janapria, dan Selong Belanak.

  C. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)

  Pusat Kegiatan Lokal di Kabupaten Lombok Tengah terletak di Kopang, Sengkol dan Mujur.

  B. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

  Pusat Kegiatan Wilayah Kabupaten Lombok Tengah ini berada di Praya

  A. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Praya

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

  • pada sungai besar (sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 (lima ratus) km² atau lebih ) minimal 100 (seratus) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
  • pada sungai kecil (yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas kurang dari 500 (lima ratus) km2) minimal 50 (lima puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
  • pada sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 2 (dua) meter, garis sempadan sungai minimal 10 (sepuluh)

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

  meter dihintung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

  • pada sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 2 (dua) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter, garis sempadan sungai ditetapkan minimal 15 (lima belas) meter dihintung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
  • pada sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis sempadan sungai ditetapkan minimal 30 (tiga puluh) meter dihintung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

  Rencana Pengelolaan Sekitar Waduk Atau Danau

  Rencana pengelolaan sekitar waduk atau danau meliputi: 1. perlindungan sekitar danau untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;

  2. pengembangan tanaman perdu dan penutup tanah atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air; dan

  3. membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara langsung untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi.

  Kawasan Sempadan Mata Air

  Kawasan sekitar mata air di 121 (seratus dua puluh satu) buah mata air yang tersebar di wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Kawasan sekitar mata air ini meliputi kawasan minimal 200 (dua ratus) meter di sekitar mata air. Sedangkan rencana pengelolaan kawasan perlindungan setempat lainnya dilakukan dengan memperhatikan fungsi utama kawasan tersebut.

  2. Rencana Pengelolaan Kawasan Pelestarian Alam

  rencana pengelolaan kawasan pelestarian alam dilakukan secara kolaborasi yang meliputi: A. penataan kawasan hutan dalam rangka pemeliharaan batas;

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

  B. penataan zonasi;

  C. penyusunan rencana pengelolaan kawasan pelestarian alam; D. pembinaan daya dukung kawasan, antara lain inventarisasi/monitoring flora fauna dan ekosistem, pembinaan dan monitoring populasi dan habitatnya;

  E. rehabilitasi kawasan di luar areal kawasan cagar alam; F. pemanfaatan kawasan, meliputi:

  1. pariwisata alam dan jasa lingkungan (studi potensi dan obyek wisata alam dan jasa lingkungan serta perencanaan aktivitas pariwisata alam); dan

  2. pendidikan bina cinta alam dan interpretasi (menyusun program interpretasi).

  G. penelitian dan pengembangan, meliputi: 1. pengembangan program dan penelitian flora, fauna dan ekosistemnya; dan

  2. identifikasi/inventarisasi sosial budaya masyarakat.

  H. perlindungan dan pengamanan potensi kawasan, meliputi: 1. penguatan pelaksanaan perlindungan dan pengamanan; dan 2. penguatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. I. pengembangan sumberdaya manusia dalam rangka mendukung pengelolaan kawasan pelestarian alam, meliputi pendidikan dan pelatihan terhadap petugas dan masyarakat setempat;

  3. Kawasan pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya

  rencana pengelolaan kawasan cagar budaya terdiri dari : A. perlindungan kekayaan budaya berupa peninggalan-peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen nasional, dan keragaman bentuk geologi; dan

  B. pengembangan kegiatan konservasi dan rehabilitasi yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

kegiatan alam maupun manusia.

  4. Kawasan Rawan Bencana Alam

  Kawasan rawan Bencana di Kabupaten meliputi:

  A. Kawasan rawan bencana gunung berapi di Kecamatan Batukliang dan Kecamatan Kopang;

  B. Kawasan rawan banjir meliputi kawasan sekitar sungai besar melewati Kecamatan Batukliang Utara dan Kopang;

  C. Kawasan rawan gempa bumi mencakup seluruh wilayah kecamatan; D. Kawasan rawan gerakan tanah dan longsor mencakup Kecamatan Batukliang

  Utara, Kecamatan Jonggat, Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut, Kecamatan Pringgarata dan Kecamatan Kopang; dan

  E. Kawasan rawan gelombang pasang mencakup daerah sepanjang pesisir pantai selatan Pulau Lombok yang ada di wilayah Kabupaten yaitu Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut dan Praya Timur.

  B. Kawasan Budidaya

  1. Kawasan peruntukan hutan produksi

  Kawasan peruntukan hutan produksi merupakan kawasan hutan produksi tetap yang terdapat di kelompok Hutan Mareje Bonga (RTK 13) seluas 4.583,87 (empat ribu delapan ratus delapan puluh sembilan) hektar di Kecamatan Pujut, Praya Barat dan Praya Barat Daya. Pengelolaan Hutan Produksi Tetap sebagai berikut :

  A. pengelolaan budidaya hutan, hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu serta jasa lingkungan yang ditujukan untuk kesinambungan produksi dengan memperhatikan kualitas lingkungan melalui pencegahan kerusakan tanah dan penurunan kesuburan tanah, mempertahankan bentang alam serta menjaga ketersediaan air;

  B. pengembangan kegiatan budidaya hutan yang dapat mendorong terwujudnya kegiatan industri pengolahan hasil hutan,

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

  dengan pengembangan jenis tanaman hutan industri melalui pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi (HTHR), Hutan Adat, Restorasi Ekosistem (RE) dan program lainnya;

  C. Pemanfaatan dan Pemungutan Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu;

  D. Penggunaan kawasan hutan untuk budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias, jamur, lebah, penangkaran satwa, budidaya sarang burung walet serta silvo pastura

  E. penggunaan kawasan hutan produksi untuk kegiatan di luar budidaya hutan dan hasil hutan yang penggunaannya untuk kepentingan umum dan bersifat strategis, dilakukan dengan memperhatikan asas konservasi tanah dan air serta mempertimbangkan luas dan jangka waktu; dan

  F. percepatan rehabilitasi kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kerapatan tegakan rendah.

  2. Kawasan peruntukan pertanian

  Kawasan peruntukan pertanian di terdiri atas:

  1. kawasan pertanian tanaman pangan;

  Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 53.453 (lima puluh tiga ribu empat ratus lima pulu tiga) hektar yang terdiri atas : 1. irigasi teknis seluas kurang lebih 24.282

  (dua puluh empat ribu dua ratus delapan puluh dua) hektar; 2. irigasi setengah teknis seluas kurang lebih 14.666 (empat belas ribu enam ratus enam puluh enam) hektar;

  3. irigasi sederhana PU seluas kurang lebih 3.115 (tiga ribu seratus lima belas) hektar;

  4. irigasi non PU seluas kurang lebih 40 (empat puluh) hektar; dan

  5. tadah hujan seluas kurang lebih 11.350 (sebelas ribu tiga ratus lima puluh) hektar.

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

2. tanaman hortikultura;

  Kawasan pertanian hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman unggulan mangga, manggis, durian, sawo, rambutan, semangka dan melon dengan luas kurang lebih 20.280 (dua puluh ribu dua ratus delapan puluh) hektar;

  3. Perkebunan; dan

  Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman unggulan kelapa, kopi, jambu mete, jarak pagar serta tembakau dengan luas wilayah kurang lebih 40.970 (empat puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh) hektar; 4. Peternakan.

  Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar di seluruh kecamatan dengan komoditi unggulan sapi;

  3. Kawasan peruntukan perikanan

  Kawasan peruntukan perikanan ini terbagi kedalam 3 (tiga) kelompok, diantaranya yaitu Kawasan Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya dan Pengolahan Hasil Perikanan. Berikut ini merupakan uraian mengenai ketiga kawasan tersebut:

  1. Kawasan perikanan tangkap terdiri atas:

  A. potensi perikanan tangkap di laut yang memanfaatkan potensi perairan di sepanjang pantai Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Praya Timur sejauh 4 (empat) mil laut dari garis pantai dengan tetap memperhatikan zona kawasan lindung serta zona kawasan pariwisata;

  B. potensi perikanan tangkap di perairan umum yang memanfaatkan potensi waduk, sungai dan embung tersebar di seluruh kecamatan seluas kurang lebih 4.203 (empat ribu dua ratus tiga) hektar.

  2. Kawasan perikanan budidaya terdiri atas:

  A. potensi perikanan budidaya air tawar terletak di seluruh kecamatan seluas

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

  kurang lebih 8.819 (delapan ribu delapan ratus sembilan belas) hektar terdiri dari kolam, mina padi dan karamba; dan

  B. potensi perikanan budidaya air payau seluas kurang lebih 900 (sembilan ratus) hektar terletak di Kecamatan Praya Timur meliputi Desa Bilelando dan Desa Kidang, Kecamatan Praya Barat meliputi Desa Mekar Sari dan Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat Daya meliputi Desa Montong Ajan dan Kecamatan Pujut meliputi Desa Teruai, Desa Bangkat, Desa Pengengat dan Desa Mertak dengan tetap memperhatikan zona kawasan lindung serta zona kawasan pariwisata.

  C. potensi perikanan budidaya laut seluas kurang lebih 2.620 (dua ribu enam ratus dua puluh) hektar terletak Kecamatan Praya Timur, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Praya Barat Daya dan Kecamatan Pujut terdiri dari budidaya rumput laut, budidaya mutiara, budidaya kerang darah, budidaya teripang dan budidaya ikan;

  D. balai benih ikan (BBI) teletak di kelurahan Gerunung Kecamatan Praya, Desa Pemepek Kecamatan Pringgarata, Desa Aik Bukak Kecamatan Batukliang Utara dan Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat; dan

  E. unit pembenihan rakyat (UPR) tersebar di Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Batukliang, Kecamatan Kopang, Kecamatan Pringgarata, Kecamatan Jonggat dan Kecamatan Praya.

  3. Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan terdiri atas: A. kawasan pengolahan hasil perikanan skala mikro dan kecil tersebar di seluruh kecamatan;

  B. kawasan pengolahan hasil perikanan skala menengah dan besar diarahkan di kawasan minapolitan Gerupuk dan Awang di Kecamatan Pujut;

  C. kawasan pemasaran hasil perikanan teridiri atas pasar ikan yang tersebar di pasar tradisional yang terdapat di seluruh kecamatan;

  D. tempat pelelangan ikan (TPI) terletak di Desa Mertak Kecamatan Pujut;

  E. pengembangan tempat pelelangan ikan (TPI) diarahkan di Kecamatan Praya

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

  Barat Daya, Praya Barat, Pujut dan Praya Timur.

  F. pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Awang terletak di Desa Mertak Kecamatan Pujut.

  4. Kawasan Peruntukan Industri

  Kawasan peruntukan industri terdiri atas kawasan industri mikro, kecil, menengah dan besar. Kawasan industri mikro dan kecil ini meliputi kawasan agroindustri dan kerajinan rumah tangga yang terdapat di seluruh kecamatan. Pengembangan Kawasan industri menengah dan besar diarahkan di Kecamatan Praya Tengah, Kecamatan Praya Timur, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Janapria.

  5. Kawasan Peruntukan Pariwisata

  Terdapat empat kawasan objek wisata yang termasuk kedalam Kawasan Pariwisata, diantaranya yaitu:

  A. kawasan objek wisata alam; Kawasan objek wisata alam meliputi wisata alam hutan dan/perairan pedalaman di Kecamatan Batukliang Utara, Pujut, dan Praya Barat; wisata alam bahari di Kecamatan Pujut, Praya Barat dan dan Praya Barat Daya; dan wisata alam geologi dan/ vulkanologi di Kecamatan Batukliang Utara, Kopang, Pujut dan Praya Barat;

  B. kawasan objek wisata sejarah; Kawasan objek wisata sejarah meliputi perkampungan tradisional di Kecamatan Pujut, masjid kuno di Kecamaan Pujut dan makam bersejarah di Kecamatan Kopang, Praya Tengah, Pujut; Janapria, Batukliang, Praya Timur, dan Praya.

  C. kawasan objek wisata budaya; dan Kawasan objek wisata budaya meliputi kerajinan gerabah di Kecamatan Praya Barat, kerajinan tenun di Kecamatan Jonggat dan kerajinan anyaman di Kecamatan Praya Timur dan Janapria D. kawasan objek wisata buatan.

  Kawasan objek wisata buatan meliputi festival khusus yang tersebar di seluruh kecamatan dan wisata agro di Kecamatan Batukliang Utara.

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

  6. Kawasan Peruntukan Permukiman

  Kawasan peruntukan permukiman meliputi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan yang tersebar di seluruh kecamatan. Pengembangan kawasan permukiman ini dilakukan pada daerah datar sampai bergelombang dengan kelerengan lahan 0% - 25%, bukan kawasan lindung, bukan kawasan rawan bencana, aksesibilitas baik dan tersedia air bersih yang cukup. Sedangkan kawasan permukiman skala besar diarahkan di Kawasan Perkotaan Praya dan sekitarnya.

  7. Kawasan Peruntukan Jasa dan Perdagangan

  Kawasan peruntukan jasa dan perdagangan skala Kabupaten diarahkan di Kawasan Perkotaan Praya dan skala kecamatan diarahkan di masing- masing ibukota kecamatan.

  8. Kawasan Peruntukan Lainnya

  Kawasan peruntukan lainnya terdiri atas:

  A. kawasan pusat pemerintahan; Kawasan pusat pemerintahan diarahkan di Kawasan Perkotaan Praya.

  B. kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; dan Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi : kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang terdapat di Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Praya Timur dan Kecamatan Pujut.

  C. kawasan pertahanan dan keamanan negara.

  Kawasan pertahanan keamanan negara meliputi: 1. kodim Lombok Tengah di Kecamatan

  Praya; 2. koramil terletak di kecamatan praya, kopang, pringgarata, pujut, dan janapria; 3. posramil terletak di kecamatan jonggat, praya tengah, praya timur, batukliang, batukliang utara, dan praya barat daya;

  4. pos angkatan laut terletak di Kecamatan Praya Timur, Pujut, Praya Barat dan Praya Barat Daya.

  5. rencana pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan darat, laut dan udara dilakukan sesuai dengan

  

Arahan Stuktur Ruang Arahan Pola Ruang

  kebijakan nasional dan peraturan perundangan.

  Sumber: RTRW Lombok Tengah, 2011 - 2031

  Pada dasarnya dalam pemilihan kawasan strategis ditinjau dari potensi perkembangan yang dimilikinya dan dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Pemilihan kawasan strategis ini juga dapat berpengaruh terhadapa keberlangsungan terhadap sector lainnya. Berikut akan

  • – dibahas kawasan strategis yang telah ditetapkan oleh RTRW Kabupaten Lombok Tengah 2011 2031. Berikut ini merupakan uraian mengenai Kawasan Strategis Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031:

  Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Lombok Tengah Tabel 5.2 No. Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan

  1 Kawasan strategis Nasional kawasan strategis dari Kawasan Taman Nasional (KSN) kepentingan Daya Dukung Gunung Rinjani

  Lingkungan Hidup

  2 Kawasan Strategis Provinsi kawasan strategis dari Kawasan Kuta dan (KSP) kepentingan pertumbuhan sekitarnya. ekonomi

  3 Kawasan strategis Kabupaten sudut Kepentingan

  a. kawasan Kuta dan Pertumbuhan Ekonomi sekitarnya di Kecamatan

  Pujut dengan sektor unggulan pariwisata dan industri;

  b. kawasan Selong Belanak dan sekitarnya di Kecamatan Praya Barat dan Kecamatan Praya Barat Daya dengan sektor unggulan pariwisata dan industri;

  c. kawasan Sade dan sekitarnya di Kecamatan Pujut dengan sektor unggulan pariwisata; d. kawasan Perkotaan Praya yang meliputi sebagian Kecamatan Praya, sebagian Kecamatan Praya Tengah, sebagaian Kecamatan Praya Barat, sebagian Kecamatan Praya Barat Daya, dan sebagian Kecamatan Pujut dengan sektor unggulan

  

No. Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan

  perdagangan-jasa, industri, pendidikan, dan pariwisata;

  e. kawasan Agropolitan Aik Meneng yang meliputi Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Kopang dan Kecamatan Janapria dengan sektor unggulan agroindustri, pariwisata serta konservasi; dan

  f. kawasan Minapolitan di Kawasan Gerupuk dan Awang dengan sektor unggulan perikanan dan industri.

  4 Kawasan strategis Kabupaten sudut Kepentingan Daya

  a. kawasan Benang Stokel Dukung Lingkungan Hidup dan Benang Kelambu di

  Kecamatan Batukliang Utara;

  b. taman nasional Gunung Rinjani di Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Kopang; dan

  c. kawasan bendungan Batujai dan kawasan preservasinya di Kecamatan Praya, Praya Tengah dan Praya Barat dan d. kawasan bendungan Pengga yang termasuk Kawasan Gunung Pupuh, Gunung Lengungsi, dan Gunung Ngabok di Kecamatan Praya Barat Daya.

  5 Kawasan strategis Kabupaten Kawasan strategis dari sudut

  a. situs Batu Rijang dan Kepentingan Sosial Budaya sekitarnya di Kecamatan

  Praya Barat;

  b. makam Srewe dan sekitarnya di Kecamatan Praya Tengah; dan

  c. makam Ketak dan sekitarnya di Kecamatan

  

No. Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan

  Kopang

  d. situs Langko dan sekitarnya di Kecamatan Kopang dan Janapria.

  Sumber: Bappeda Kabupaten Lombok Tengah, 2014

  Selanjutnya pada sub bab ini selain membahas rencana struktur dan pola ruang, perencanaan kawasan strategis, sub bab ini juga akan membahas indikasi program yang kiranya akan mengatur rencana struktur pola dan kawasan strategis yang sudah direncanakan. Berikut ini adalah table

  • – mengenai indikasi program yang telah ditetapkan pada RTRW Kabupaten Lombok Tengah 2011 2031.

Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Lombok Tengah terkait

  Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi

Utama KSK Pendanaan Pelaksana

  (Ya/Tidak) Program Perwujudan Pusat Kegiatan

  1 Penyusunan PKW, PKL dan Ya APBN Dinas PU Rencana Detail PKLP APBDP Bappeda kawasan Perkotaan

  APBD Kab.

  Program Perwujudan Sistem Prasarana

  2 Peningkatan jalan- Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dishubkominfo jalan lokal Lombok Dinas PU Tengah

  3 Menyiapkan rencana Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dishubkominfo lokasi, Lombok Dinas PU pembangunan- Tengah pengembangan- pengelolaan- pemeliharaan fisik tempat parkir dan jembatan

  4 Studi kelayakan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU pengembangan Lombok PLN pembangkit baru Tengah

  (air, matahari, uap, Swasta dll)

  5 Memperluas Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU pelayanan jaringan Lombok PDAM air bersih sampai ke Tengah tingkat lingkungan

  Swasta

  6 Melestarikan sumber Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU daya guna Lombok PDAM keberlanjutan

  Tengah ketersediaan air Swasta

  7 Studi tentang cara Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU atau sistem Lombok

  

No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi

Utama KSK Pendanaan Pelaksana (Ya/Tidak)

  pemantauan dan Tengah PDAM pengendalian Swasta pemakaian air tanah dalam

  8 Studi dan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. Dis PU peningkatan sumber Lombok PDAM air baku

  Tengah Swasta

  9 Pemilahan teknologi Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH pengelolaan dan Lombok Dis PU pengolahan sampah Tengah

  10 Pengembangan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH sistem terpusat, Lombok Dis PU pada daerah Tengah perkotaan tingkat kepadatan tinggi

  11 Pengembangan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH sistem individual Lombok Dis PU atau pengelolaan Tengah setempat pada daerah terpencil tingkat kepadatan rendah

  12 Identifikasi jenis Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH limbah Lombok Dis PU Tengah

  13 Pengembangan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH teknologi Lombok Dis PU pengelolaan dan Tengah pengolahan air limbah

  14 Pengembangan Seluruh kecamatan Ya APBD Kab. KLH sarana dan Lombok Dis PU prasarana

  Tengah pengolahan air limbah

  Program Perwujudan Sektor Kehutanan

  15 Kawasan Hutan di Seluruh kecamatan APBN Dishutbun

  Kabupaten Lombok APBDP Tengah

  APBDK Rehabilitasi Hutan Peningkatan Daya

  No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana

  Seluruh kecamatan APBDP APBDK

  Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)

  A. Penertiban kegiatan budidaya disekitar BIL

  Terbuka Hijau

  19 Kawasan Ruang

  APBDP APBDK Dis PU Bappeda

  Seluruh mata air yang tersebar di bagian utara wilayah Kabupaten Lombok Tengah

  B. Rehabilitasi vegetasi disekitar mata air

  APBDP APBDK Dis PU Bappeda

  Seluruh mata air yang tersebar di bagian utara wilayah Kabupaten Lombok Tengah

  A. Mencegah kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi kawasan sekitar mata air

  Mata Air

  18 Kawasan Sekitar

  Dis PU Bappeda

  C. Mencegah pembangunan di sekitar DAS yang melebihi batas ketentuan yang berlaku

  Dukung DAS

  Dis PU Bappeda

  Seluruh kecamatan APBDP APBDK

  B. Mencegah kegiatan budidaya yang dapat mengganggu/ merusak kualitas air sungai

  APBDP APBDK Dis PU Bappeda

  Sungai yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah

  A. Menetapkan batas sempadan sungai dalam rencana detail tata ruang

  Sempadan Sungai

  17 Kawasan

  APBN APBDP APBDK Dishutbun BKSDA

  Kawasan Gunung Rinjani dan sekitarnya dan secara umum diarahkan pada masing-masing kecamatan

  Pemantapan fungsi kawasan konservasi dan resapan air

  Air

  16 Kawasan Resapan

  APBDP APBDK Dis PU Bappeda KLH

  No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana

  A. Melindungi kelestarian fauna dan flora serta lingkungan

  Makam Srewe, Nyatoq, Bila Tawah, Ketaq, Baloq Tui, Benue, Embung Puntiq, Istana Raja Kopang, Lamak Sura, Raja Langko, Raja Marong, Patih Raja Langko, Rangga Tapon, Pejanggik, Subaikah/Sumbek, dan Makam Montong Sari; Situs Batu Rijang; Masjid Jami‟ Praya, Masjid Kuno Gunung Pujut dan Rembitan; Dusun Tradisional Sade dan Nde; Kawasan Memelak dan Pejanggik

  21 Melindungi kelestarian kawasan cagar budaya

  APBN APBDP APBDK Dishutbun Dinas Budpar BKSDA

  Gunung Glepak Balinkeculit, Gunung Margejek, Gunung Pengolon, Gunung Prabu Dundang, Gunung Tunak

  B. Mengatur pengelolaan di kawasan di Taman Wisata Alam

  APBN APBDP APBDK Dishutbun Dinas Budpar BKSDA

  TWA Gunung Meresek, Hutan Pantai Terawas, Gunung Glepak Balinkeculit, Gunung Margejek, Gunung Pengolon, Gunung Prabu Dundang, Gunung Tunak

  (Pelestarian Alam Wisata Alam)

  B. Pengendalian ketinggian bangunan di sekitar BIL

  dan Cagar Budaya

  20 Pelestarian Alam

  APBDP APBDK Dis PU Bappeda KLH

  Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)

  C. Pengembangan RTHK berupa ruang terbuka untuk aktifivitas olahraga dan rekreasi sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka hijau

  APBDP APBDK Dis PU Bappeda KLH

  Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)

  APBDP APBDK Dinas Budpar Bappeda

  • sda- APBDP

  APBDP APBDK Dinas Budpar Bappeda

  B. Mencegah kegiatan budidaya pada kawasan rawan bencana bencana gunung berapi meliputi : Gunung Rinjani di Kec. Batukliang utara dan Kopang bencana banjir yaitu kawasan sekitar sungai besar melewati Kec. Batukliang Utara dan Kopang

  Dis PU Bappeda

  Seluruh wilayah kecamatan APBN APBDP APBDK

  A. Inventarisasi kawasan rawan bencana

  Bencana

  33 Kawasan Rawan

  APBN APBDP APBDK Dishutbun Bappeda

  Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani

  32 Mengembangkan zona-zona pemanfaatan ruang untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata dan rekreasi, dan pendidikan.

  Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)

  No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana

  31 Pengamanan kawasan cagar budaya dari berbagai bentuk ancaman baik oleh kegiatan manusia maupun alam

  APBDP APBDK Dinas Budpar Bappeda

  Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)

  30 Mengatur pengelolaan kawasan cagar budaya

  APBDP APBDK Dinas Budpar Bappeda

  Ruang terbuka/ruang bebas sekitar Bandara Udara Lombok (BIL)

  29 Sosialisasi lokasi dan luasan kawasan cagar budaya

  APBDK Dinas Budpar Bappeda

  28 Menentukan dan menetapkan batasan kawasan cagar budaya

  APBN APBDP APBDK Dis PU Bappeda

  No. Usulan Program Utama

Lokasi Merupakan

KSK

  B. Peningkatan produktifitas hutan produksi

  B. Evaluasi tingkat kesuburan lahan Seluruh Wilayah Kecamatan

  APBDK Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas PU

  Seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah

  A. Memetakan lahan sawah yang beririgasi teknis

  Peruntukan Pertanian Lahan Basah

  35 Kawasan

  APBN APBDP APBDK Dishutbun

  Kawasan Hutan Mareje Bonga (RTK 13)

  APBN APBDP APBDK Dishutbun

  (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana

  Kawasan Hutan Mareje Bonga (RTK 13)

  A. Pengembangan produksi komoditas andalan/unggulan daerah

  Peruntukan Hutan Produksi

  34 Kawasan

  Program Perwujudan Kawasan Budidaya

  Dis PU Bappeda

  Seluruh wilayah kecamatan APBN APBDP APBDK

  Pengembangan manajemen informasi atau deteksi dini bencana sebagai upaya pencegahan bencana.

  bencana gerakan tanah dan longsor meliputi Kec. Batukliang Utara, Jonggat, Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Pringgarata dan Kopang gelombang pasang dan tsunami mencakup daerah sepanjang pesisir pantai selatan Pulau Lombok yang ada di Lombok Tengah yaitu Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut dan Praya Timur

  APBDK Dinas Pertanian dan Peternakan,

  No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi Utama KSK Pendanaan Pelaksana (Ya/Tidak)

  Dinas PU

  C. Evaluasi Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian kesesuaian lahan Kecamatan dan

  Peternakan, Dinas PU

  D. Mencegah dan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian membatasi alih Kecamatan dan fungsi lahan sawah

  Peternakan, menjadi kegiatan Dinas PU budidaya lainnya

  E. Pembinaan dan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian peningkatan Kecamatan dan produksi komoditas

  Peternakan, andalan/unggulan Dinas PU daerah

  F. Peningkatan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian produktifitas lahan Kecamatan dan sawah

  Peternakan, Dinas PU

  G. Pengembangan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian kegiatan agroindustri Kecamatan dan

  Peternakan, Dinas PU

  H. Pemeliharaan dan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian peningkatan Kecamatan dan prasarana pengairan

  Peternakan, Dinas PU

  36 Kawasan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian

  Peruntukan

  Kecamatan dan

  Pertanian Lahan

  Peternakan,

  Kering

  A. Pengembangan kegiatan pada lahan- lahan yang memiliki potensi/kesesuaian lahan pertanian tanaman pertanian lahan kering secara optimal B. Pembinaan dan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian peningkatan Kecamatan dan produksi komoditas

  Peternakan, andalan/unggulan daerah

  C. Peningkatan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian produktifitas Kecamatan dan tanaman lahan

  Peternakan, kering Dinas PU

  37 Perkebunan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian Kecamatan dan

  No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi Utama KSK Pendanaan Pelaksana (Ya/Tidak)

  A. Pengembangan Peternakan, agroindustri dan

  Dinas PU penyiapan sarana- prasarana pendukung B. Pengembangan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian kegiatan agrowisata Kecamatan dan pada kawasan yang

  Peternakan, potensial Dinas PU

  C. Pengembangan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian luas areal pada Kecamatan dan lahan-lahan yang

  Peternakan, memiliki Dinas PU potensi/kesesuaian lahan

  D. Pengembangan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian produksi komoditas Kecamatan dan andalan/unggulan

  Peternakan, daerah Dinas PU

  E. Meminimalkan Seluruh Wilayah APBDK Dinas Pertanian alih fungsi lahan Kecamatan dan perkebunan

  Peternakan, terutama pada Dinas PU tingkat sangat sesuai

  38 Kawasan Seluruh kecamatan APBDK Dinas PU

  Peruntukan di Kabupaten Bappeda Permukiman Lombok Tengah

  A. Menyusun daftar terlarang untuk pengembangan kawasan perumahan dan permukiman

  B. Menyusun Seluruh kecamatan APBDK Dinas PU peraturan daerah di Kabupaten Bappeda khusus permukiman Lombok Tengah

  C. Identifikasi pola- Seluruh kecamatan APBDK Bappeda pola permukiman di Kabupaten perkotaan dan Lombok Tengah perdesaan D. Menyusun pola Seluruh kecamatan APBDK Bappeda tata bangunan di Kabupaten perumahan dan Lombok Tengah permukiman kota dan desa

  No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana

  Seluruh Wilayah Kecamatan

  YA APBDP APBDK Dinas PU

  Kecamatan Batukliang Utara, Kopang dan Janapria

  a. Penyusunan RDTR pengembangan kawasan

  Pengembangan Kawasan Agropolitan Aik Meneng

  Dinas PU Bappeda 1.3.

  YA APBN, APBDP, APBDK

  Kawasan Perkotaan Praya

  1.2. Pengembangan Kawasan Perkotaan Praya dan penyusunan RDTR pengembangan kawasan

  Bappeda

  YA APBDP APBDK Disbudpar

  Kawasan Selong Belanak dan sekitarnya, Kawasan Sade dan sekitarnya

  d. Penyusunan RDTR pengembangan kawasan

  Bappeda

  YA APBDP APBDK Disbudpar

  c. Pengelolaan kawasan dan pengendalian tata ruang

  E. Menyediakan lahan yang sesuai dengan kriteria kesesuaian lahan permukiman

  39 Pengelolaan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

  Seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah

  APBDK Bappeda

  F. Pengembangan fasilitas pendukung permukiman

  Seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah

  APBDK Bappeda

  Perwujudan Pengembangan Kawasan Strategis

  1.1. Pengembangan Kawasan Pariwisata

  Bappeda

  a. Promosi pariwisata Kawasan Kuta dan sekitarnya, Kawasan Selong Belanak dan sekitarnya, Kawasan Sade dan sekitarnya

  YA APBDP APBDK Disbudpar

  Bappeda

  b. Pembangunan kawasan dan prasarana pendukungnya

  Kawasan Kuta dan sekitarnya, Kawasan Selong Belanak dan sekitarnya, Kawasan Sade dan sekitarnya

  YA APBDP APBDK Disbudpar

  Bappeda

  No. Usulan Program Utama Lokasi Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana

  40 Pengelolaan kawasan strategis dari sudut kepentingan daya dukung lingkungan

  3.2. Perlindungan Situs Batu Rijan dan sekitarnya, Makam Srewe dan sekitarnya, Makam Ketak dan sekitarnya, situs langko dan sekitarnya.

  3.1. Penyusunan RDTR pengembangan kawasan

  41 Pengelolaan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya

  YA APBDP APBDK Dishutbun Disbudpar Dinas PU

  Kawasan air terjun Benang Kelambu dan Benang Stokel di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara, Taman Nasional Gunung Rinjani serta Kawasan Bendungan Batujai dan Pengga

  2.3. Pengelolaan kawasan dan pengendalian tata ruang

  Dishutbun Disbudpar Dinas PU Bappeda

  YA APBN, APBDP APBDK

  Kawasan air terjun Benang Kelambu dan Benang Stokel di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara, Taman Nasional Gunung Rinjani serta Kawasan Bendungan Batujai dan Pengga

  2.2. Perlindungan dan rehabilitasi ekosistem

  2.1. Penyusunan RDTR pengembangan kawasan

  Diskanlut

  b. Pembangunan kawasan dan prasarana pendukungnya

  Dinas PU Bappeda

  APBDP, APBDK

  Kawasan Gerupuk dan Awang YA APBN,

  1.4. Pengembanban kawasan Minapolitan dan penyusunan RDTR pengembangan kawasan

  Bappeda

  YA APBDP APBDK Dinas PU

  Kecamatan Batukliang Utara, Kopang dan Janapria

  c. Pengelolaan kawasan dan pengendalian tata ruang

  Bappeda

  YA APBDP APBDK Dinas PU

  Kecamatan Batukliang Utara, Kopang dan Janapria

  YA APBDP APBDK Disbudpar Bappeda

  

No. Usulan Program Lokasi Merupakan Sumber Instansi

Utama KSK Pendanaan Pelaksana (Ya/Tidak)

  dan pengelolaan kawasan

  Sumber: Bappeda Kabupaten Lombok Tengah, 2014

  

5.2.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Lombok Tengah

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan Undang- Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencanarencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

  Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CK seperti visi, misi, serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Tengah merumuskan Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) sebagai suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial suatu lingkungan wilayah daerah dalam jangka waktu tertentu.

A. Cakupan dan Tujuan

  Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan demikian akan berkenaan dengan tiga hal pokok yaitu komunitas, area atau lahan, serta sumberdaya yang berada di dalamnya. Dalam kaitan ini Perencanaan Pembangunan Daerah harus memperhatikan aspek lingkungan, aspek potensi dan masalah daerah, aspek institusi perencana, aspek ruang dan waktu, serta aspek legalitas kebijakan. Dalam pemanfaatan sumberdaya yang terbatas guna menciptakan kesejahteraan sosial masyarakat, keterpaduan dan kesinambungan perencanaan pembangunan, baik secara sektoral, spatial, maupun temporal, menjadi sangat penting. Aspek legalitas kebijakan, di sisi lain, akan memberi landasan bagi transparansi dan akuntabilitas dalam pemanfaatan sumberdaya tersebut.

  RPJMD ini memberikan pedoman arah dan kesinambungan kebijakan sekaligus menjadi payung legal bagi Perencanaan Pembangunan Daerah. RPJMD berpedomankan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. Di sisi lain, RPJMD akan menjadi landasan bagi penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-Daerah) dan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun.

  Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah mengacu kepada Undang- undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana ini memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program-program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam keranga regulasi pendanaan yang bersifat indikatif.

  Lebih lanjut, muatan, peran dan proses penyusunan RPJMD ini dirumuskan sebagai:  RPJMD berfungsi sebagai dokumen perencanaan makro, memuat penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah jangka waktu lima tahun dan dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangat Daerah (Renstra- Daerah), dan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun.

   Proses penyusunan RPJMD secara pertisipatif melalui berbagai tahapan perencanaan partisipatif yang mellibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan.