2. Pengertian Meningkatkan - 352014017 BAB II SAMPAI BAB TERAKHIR

  

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Upaya, Meningkatkan, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran, dan Pembelajaran Sejarah

  1. Pengertian Upaya

  Menurut Kamisa (2013:383), “Upaya merupakan usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencarari jalan keluar dan sebagainya dengan daya upaya. Sedangkan menurut Poerwadarminta (1991:574), “Upaya adalah usaha untuk menyampaikan maksud, akal dan ikhtiar”. Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa upaya merupakan suatu usaha atau tindakan untuk memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dalam mencapai sesuatu tertentu.

  2. Pengertian Meningkatkan

  Menurut Sangadji (2010:98), “Meningkatkan berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik”. Sedangkan menurut Daradjad (2014:172), “Meningkatkan adalah menaikkan kualitas dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan”. Meningkatkan yaitu “usaha untuk tercapainya suatu peningkatkan biasanya diperlukan perencanaan dan eksekusi yang baik ” (Nasution,2004:36).

  Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa meningkatkan yaitu suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan. Dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran agar menjadi lebih baik. Meningkatkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar yang di dapat oleh siswa kelas X SMA Fitra Abdi Palembang.

  3. Pengertian Hasil Belajar

  Hasil belajar ialah gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu :

  1) Faktor Internal

  Faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor internal meliputi: a)

  Faktor fisiologis Faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif bagi kegiatan belajar seseorang.

  b) Faktor psikologis 1.

  Kecerdasan / intelegensi peserta didik Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksi rengsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

  2. Motivasi Faktor yang mempengaruhi keaktifan kegiatan belajar peserta didik.

  Motivasilah yang mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar.

  3. Minat Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

  4. Sikap Sikap dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap orang, peristiwa, dan sebagainya.

  5. Bakat Secara umum bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Baharuddin,2010:19-25).

2) Faktor eksternal

  a) Lingkungan sosial 1.

  Lingkungan sosial sekolah Kondisi lingkungan sekolah seperti guru, dan teman-teman sekolah dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Hbungan yang harmonis antara kegiatanna dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik.

  2. Lingkungan sosial masyarakat Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik akan mempengaruhi proses hasil belajar peserta didik.

  3. Lingkungan sosial keluarga Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat orang tua, pengelolaan keluarga dapat memberi dampak bagi aktivitas belajar peserta didik.

  b) Lingkungan non sosial

  Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, dan suasana yang tenang akan membawa pada kondisi belajar yang baik. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam yang tidak mendukung, maka proses belajar akan terganggu.

3) Faktor instrumental

  a) Hadware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.

  b) Software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, panduan silabus dan lain sebagainya.

  c) Faktor materi pelajaran, harus disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga dengan model mengajar guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik (Baharuddin,2010:26-28).

  Menurut Sanjaya (2010:214), “Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru”. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada 3 aspek ranah belajar yang dinilai dalam kegiatan belajar yaitu : a.

  Ranah Kognitif, berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual.

  b.

  Ranah afektif, terkait dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori dalam ranah afektif yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup.

  c.

  Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampauan fisik seperti keterampilan motoric dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf.

  Kategori ranah psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guieded respons), penyesuaian (adaption), dan kreativirtas. (Sudjiono, 2007:49)

  Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Abdurrahman (199:82), Hasil belajar adalah “Kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern yang dimiliki siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka menulis tes hasil belajar.

  4. Pengertian Metode Pembelajaran

  Metode secara harfiah berarti cara. Secara umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nana Sudjana (2005:76), metode pembelajaran adalah “Cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubu ngan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Menurut

  Hamzah (2008:2), metode pembelajaran adalah “cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tentukan.

  5. Pengertian Pembelajaran Sejarah

  Sejarah adalah peristiwa yang terjadi dimasa lampau, yang benar-benar terjadi, dan dapat dibuktikan kebenarannya baik secara nalar maupun ilmiah. Sejarah menjadi salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Secara umum kurikulum Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan program pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan bagi siswa.

  Dalam Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar” (Hamalik, 2001:66).

  Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. hal ini sesuai dengan kutipan dibawah ini:

  Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melihatkan dan mengunakan pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktifitas yang dengan sengaja untuk memodifikasikan berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercaapailah tujuan kurikulum (Hardini, 2012:10).

  Menurut Isjoni (2007:11), “Pembelajaran sejarah adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajarann sejarah”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah adalah mempelajari, memahami dan mengartikan suatu peristiwa masa lampau.

B. Metode Pembelajaran Active Learning

  Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan (Sudjana, 2007:176). Dalam melakukan tugasnya seorang guru harus memiliki pengetahuan berbagai metode pembelajaran.

  Active Learning (pembelajaran aktif) dimaksudkan untuk mengoptimalkan

  penggunaan semua potensi yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tertuju pada proses pembelajaran (Silberman. 1996:21). Menurut

  Hasan (2001:9), arti kata dari active learning “Active artinya rajin, sibuk, giat dan learning yang berarti mempelajari, belajar”.

  Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa Active Learning untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimmiliki oleh anak didik, sehingga anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki, dan juga untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

  Menurut Marno (2010:149-151) ada banyak metode active learning yang dapat digunakan guru untuk mengaktifkan pembelajaran kepada siswa antara lain: a.

  Metode Learning Starts Whit A Question b. Metode The Power Of Two c. Metode Jigsaw Learning d. Metode Card Short e. Metode Everyone Is A Teacher Here C.

   Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here 1. Pengertian Model Everyone Is A Teacher Here

  Menurut Hisyam (2008:60), Model Everyone Is A Teacher Here adalah “model yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual”. Model ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi teman-temannya. Dengan model ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibat dan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

  Sedang kan menurut Mel Silbermen (2009:171), model Everyone Is A Teacher

  Here

  adalah “sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu”. Model ini memberika kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap peserta didik lainnya.

  Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran Everyone Is A Teacher Here adalah suatu model untuk mendapatkan partisipasi atau meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here

  Langkah-langkah Everyone Is A Teacher Here dalam Hisyam (2008:60) yaitu: a.

  Guru membagikan secarik kertas kosong kepada seluruh peserta didik dan meminta mereka menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas.

  b.

  Guru mengumpukan kertas yang telah di isi pertanyaan oleh siswa , kemudian mengacak kertas lalu dibagikan kembali ke siswa.

  c.

  Guru memastikan peserta didik tidak menerima kerta pertanyaan yang telah ditulis sendiri. Meminta peserta didik membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawaban.

  d.

  Meminta peserta didik sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.

  e.

  Setelah jawaban diberikan, meminta peserta didik lainnya untuk menambah jawaban apabila jawaban kurang tepat. f.

  Melanjutkan dengan suka relawan berikutnya untuk membacakan soal serta jawabannya.

  3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Kelebihan a.

  Pertanyaan dapat menarik dan memuaskan perhatian peserta didik, sekalipun ketika itu peserta didik sedang rebut, dan yang mengantuk kembali segar dan hilang ngantuknya.

  b.

  Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir , termasuk daya ingatan.

  c.

  Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

  d.

  Melatih peserta didik untuk banyak berbicara (Zaini, 2008:60).

  Kelemahan a.

  Memerlukan banyak waktu.

  b.

  Peserta didik merasa takut apabila guru kurang dapat mendorong peserta didik untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.

  c.

  Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami peserta didik (Zaini,2008:60).

D. Tinjauan Terhadap SMA Fitra Abdi Palembang 1. Visi dan Misi SMA Fitra Abdi Palembang Visi SMA Fitra Abdi Palembang

  “Unggul Dalam Prestasi, Imtaq, dan IPTEK, Wawasan Lingkungan”

  Misi SMA Fitra Abdi Palembang

  (1) Meningkatkan prestasi dalam bidang akademi

  (2) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa dan meningkatkan pengalaman agama keyakinan masing-masing

  (3) Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dan administrasi sekolah

  (4) Meningkatkan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sekolah yang bersih dan hijau

  2. Keadaan Guru dan Staf TU SMA Fitra Abdi Palembang Table Daftar Guru dan Staf

  No Kedudukan Jenis Kelamin Jumlah Kepala Sekolah P

  1

  1 Wakil Humas P

  1

  2

  3 Wakil Prasa, Kesiswaan, Kurikulum P

  2

  4 Guru

  P

  20 L

  6 Staf TU P

  3

  5 Jumlah

  33 Orang

  sumber : Tata Usaha SMA Fitra Abdi Palembang 2017

3. Sarana dan Prasarana SMA Fitra Abdi Palembang No Sarana dan Prasarana Jumlah

  Ruang Kelas

  12

  1 Ruang Kepala Sekolah

  1

  2

  3 Ruang Kesiswaan

  1

  4 Ruang Guru

  1

  5 Ruang TU

  1

  6 Laboratorium

  1

  7 Perpustakaan dan Koperasi

  1

  8 Ruang UKS

  1 Ruang Olahraga

  1

  9

  10 Masjid

  1

  11 Kantin

  1

  12 Toilet Murid

  2

  13 Toilet Guru

  2

  14 Dapur

  1

  15 Lapangan

  1

  1

  16 Parkir

  1

  17 Meja Piket 4.

   Pembelajaran Sejarah di SMA Fitra Abdi Palembang

  Pembelajaran sejarah berbeda dengan ilmu sejarah, karena penekananya dalam pengajaran sejarah tetap terkait dengan tujuan pendidikan pada pengajaran sejarah tetap terkait dengan tujuan pendidikan pada umumnya yaitu ikut membangun kepribadian dan sikap mental siswa. pembelajaran sejarah dalam kurikulum 2013 SMA memiliki alokasi waktu yang cukup banyak. Pembelajaran sejarah di jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri dari Sejarah Peminatan dan Sejarah Wajib, sedangkan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam hanya terdiri dari sejarah wajib. Alokasi waktu sejarah peminatan yaitu 4 x 45 menit dalam seminggu, sedangkan sejarah wajib yaitu 2 x 45 menit dalam seminggu.

  Sejarah wajib disebut juga sejarah Indonesia, yang lebih mengutamakan pada penumbuhan ranah afektif. Sejarah digunakan untuk sekedar pengetahuan umum agar peserta didik mampu mengambil hikmah dari suatu kejadian sejarah untuk menjadikan kehidupan di masa datang lebih baik. Dalam sejarah wajib ruang lingkup sejarah digunakan sebagai pembelajaran untuk menumbuhkan sikap rasa cinta tanah air dan mengembangkan karakteristik perserta didik untuk mencapai tujuan pendidik bangsa.

  Sedangkan sejarah peminatan dipelajari secara konstektual dan kritis. Sejara peminatan dapat diperluas dan diperdalam dengan penerapan ilmu sejarah.

  Pembelajaran sejarah di SMA Fitra Abdi Palembang telah menggunakan Kurikulum 2013 pembelajaran sejarah sebagi kehidupan sejarah memiliki nilai-nilai yang bisa kita warisi dan menjadi akar bagi kehidupan bangsa di masa depan. Oleh karena itu, sejarah memiliki arti penting sebagai pengalaman yang bisa menjadi suatu pedoman atau pegangan hidup bagi suatu bangsa pada masa sekarang dan masa depan.

E. Uraian Materi Pembelajaran

  Materi pembelajaran yang dibahas dalam peneliti yang dilakukan peneliti yaitu “Hakekat dan Ruang Lingkup Sejarah, sub Materi Sejarah Sebagai Ilmu, Peristiwa, Kisah, dan Seni

  ” dengan materi sebagi berikut : 1.

   Pengertian Sejarah

  Istilah “sejarah” berasal dari bahasa Arab yaitu syajaratun ysng berarti pohon, maksud pohon di sini adalah “pohon keluarga”, asal usul atau silsilah. Arti sejarah merupakan alih bahasa inggris yaitu history, yang berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu historia yang berarti belajar dengan cara bertanya. Menurut beberapa tokoh pengertian sejarah yaitu :  W.J.S Poerwadarminta, menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian berikut .

  • Sejarah bererti silsilah atau asal-usul.
  • Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
  • Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

   Moh. Ali, menyatakan pengertian sejarah sebagai berikut

  • Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
  • Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
  • Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan kejadian dan peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.

  Dari uraian tentang sejarah itu, dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

2. Sejarah sebagai Peristiwa

  Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sejak masa lampau menjadi materi yang sangat penting dalam pembahasan ilmu sejarah. Bahkan melalui peristiwa itu, ilmu sejarah mendapat suatu gambaran tentang kehidupan manusia di masa lampau, atau dapat mengetahui sebab-akibat terjadinya suatu peristiwa. Para ahli sejarah atau para sejarawan tidak begitu saja mencatat rangkaian peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau itu, tetapi juga mencoba menelusuri awal mula munculnya suatu peristiwa atau mencari sebab-sebab munculnya peristiwa itu.

  Bahkan para ahli sejara, berusaha untuk mengembangkan pembahasan peristiwa sejara sampai kepada sector kehidupan manusia yang menjadi pendorong munculnya peristiwa tersebut, seperti masalah sosial, masalah budaya, masalah ekonomi, masalah politik, masalah kepercayaan atau masalah-masalah lainnya. Sejarah sebagai peristiwa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

   Peristiwa itu abadi, artinya kekal, tidak berubah, dan tetap dikenang sepanjang masa.

   Peristiwa itu unik, artinya hanya terjadi sekali, tidak akan terulang yang sama persis untuk kedua kalinya (einmaligh).

   Peristiwa itu penting, artinya diadikan momentum, karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan banyak orang.

3. Sejarah sebagai Kisah

  Sejarah sebagai suatu kisah, tidak pernah lepas dari peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi di masa lampau. Alasannya, peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau itu meninggalkan jejak-jejak sejarah yang memiliki arti penting dalam menyusun kisah sejarah.

4. Sejarah sebagai Ilmu

  Menurut ilmuwan Burry berpendapat, sejarah adalah sutau ilmu pengetahuan, tidak kurang dan tidak lebih. York Powell menyatakan bahwa sejarah bukanlah sekedar suatu cerita yang indah, instruktif, dan mengasyikkan, tetapi merupakan cabang ilmu pengetahuan. Dari uraian diatas dapat diartikan sejarah sebagai ilmu, ditempatkan sebagai pengetahuan tentang masa lampau yang disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah agar mendapatkan kebenaran mengenai peristiwa masa lampau. Karakteristik sejarah sebagai ilmu adalah sebagai berikut :

   Bersifat empiris  Memiliki objek  Memiliki teori  Memiliki metode  Mempunyai generalisasi 5.

   Sejarah sebagai Seni

  Sejarah sebagai seni, dianjurkan oleh tokoh George Maauly, Macauly menyatakan bahwa menulis sebuah kisah peristiwa sejarah tidak mudah, karena memerlukan imajinasi dan seni. Dalam menulis kisah sejarah digunakan bahasa yang indah, komunikatif, menarik, dan isinya mudah dimengerti, maka diperlukan seni dalam penulisan sejarah. Sehingga seorang penulis sejarah harus memiliki seni dalam menyampaikan kisah-kisah sejarah.

6. Kegunaan dan Manfaat Sejarah

  Mempelajari sejara dapat memberikan makna dan pelajaran kepada seseorang, kelompok, ataupun bangsa. Sejarah atau kejadian di masa lampau dapat dikatakan sebagai guru yang berharga bagi masa yang akan datang. Apabila kita teliti, kehidupan sejarah memiliki nilai-nilai yang bisa kita warisi dan menjadi akar bagi kehidupan bangsa di masa depan. Oleh karena itu, sejarah memiliki arti penting sebagai pengalaman yang bisa menjadi suatu pedoman atau pegangan hidup bagi suatu bangsa pada masa sekarang dan masa depan. Manfaat sejarah yaitu antara lain :

   Guna Rekreatif, kisah atau peristiwa sejarah dapat dinikmati tanpa batas ruang dan waktu.

   Guna Edukatif, belajar sejarah untuk mempelajari banyak kearifan, kehebatan, kebijaksanaan tokoh dan peristiwa masa lalu.

   Guna Inspiratif, menimbulkan banyak inspirasi penting dalam menanamkan nilai-nilai positif.

   Guna Instruktif, menyampaikan perkembangan, pengetahuan untuk menambah wawasan nilai positif.

  F.

  

Sintak Model Pembelajaran Active Learning Everyone Is A Teacher Here

  Sintak merupakan bagian yang menadi unsur dari model maupun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Hal ini diperjelas oleh Joeye & Well

  (1982) dalam situs Zamzuri (2012:4 Mei 2018), yang menyatakan bahwa “model pembelajaran memiliki lima unsur dasar, salah hdiartikan sintak pembelajaran merupakan langkah-langkah pembelajaran yang disusun sebagai petunjuk atau pedoman saat mengajar. Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa Sintak pembelajaran adalah tahapan awal kegiatan yang disusun dengan sistematik untuk memudahkan guru untuk mengajar dan lebih dapat dipahami siswa.

  Sintak Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Hakekat dan Ruang Lingkup Sejarah

  (Sejrah Sebagai Ilmu, Peristiwa, Kisah, dan Seni) Model Everyone Is A Teacher Here

  Guru Siswa

  Siswa mendengarkan guru Guru mengenalkan dan

  

Apersepsi

  saat menyampaikan materi menyampaikan materi Siswa membentuk kelompok,

  Guru membagi siswa dalam

  

Elaborasi

  dan masing-masing siswa beberapa kelompok dan kartu membuat sebuah pertanyaan indeks kepada setiap siswa dalam sebuah Kartu

  Guru memberikan kesempatan Siswa menyampaikan pendapat

  Publikasi

  ke depan kelas. Siswa haruh kepada setiap kelompok untuk siap menerima kritik dan saran menyampaikan pendapatnya dari kelompok lainnya

  Guru membimbing siswa untuk

  Konfirmasi Siswa menyimpulkan

  mendapatkan kesimpulan akhir G.

   Hip

  permasalahan yang didiskusikan

G. Hipotesis Tindakan

  Menurut Arikunto (2006:71), hipotesis adalah “Suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Sedangkan Nawawi (2006:33) berpendapat bahwa “hipotesis merupakan pemecahan masalah yang bersifat sementara, karena belum diuji atau dibuktikan kebenarannya, yang setelah diuji mungkin benar dan mungkin salah”. Dari pendapat diatas penulis menarik kesimpulan bahwa Hipotesis sebagai jawaban sementara dari masalah penelitian yang berkaitan dua variable atau lebih.

  Penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai penelitian yang bertumpu pada perbaikan kinerja guru, dalam hipotesis dirumuskan dugaan yang akan terjadi jika dilakukan suatu perlakuan tertentu. “Hipotesis dirumuskan bukan sekedar ingin mengetahui adanya keterkaitan antar variable, tetapi mengambarkan adanya perlakuan yang harus dilakukan serta pengaruh perlakuan tersebut terhadap hasil yang akan dicapai” (Sanjaya, 2009:125).

  1. Upaya model pembelajaran Active Learning Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran sejarah kelas X IPA

  1 SMA Fitra Abdi Palembang tahun ajaran 2018/2019 bila nilai hasil post tes siswa dapat mencapai kriteria KKM 70.

2. Upaya pembelajaran Active Learning Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kata metode berasal dari kata Methoos yang berarti cara atau jalan. Alwi

  (2005:740) metode adalah “cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di inginkan”. Selanjutnya Purwanto (2010:164) mengatakan bahwa metode adalah “cara tertentu yang dilakukan secara terencana, sitematik, dan teratur sehingga setiap tahap diarahkan kepada pemecahan masalah”.

  Sedangkan menurut Arikunto (2006:160), metode merupakan “cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitiannya”. Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguanaan tertentu. Dari kutiapan diatas dapat ditari kesimpulan bahwa metode adalah cara yang teratur, terencana, sistematik atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

  Menur ut Suryabrata (2012:11), peneliti pendidikan diartikan sebagai “ilmu yang mempelajari cara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhdap pertanyaan-pertanyaan tertentu yang dilakukan untuk mendukung satu sama lain agar penelitian yang dilakukan mempunyai bobot yang cukup memadai sehingga harus dilengkapi dan sumber-sumber yang tidak meragukan”. Sedangkan menurut Indriantoro dan Supomo (1999:16) penelitian “merupakan refleksi dari keingin sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam”.

  Dapat di tarik kesimpulan bahwa penelitian pendidikan adalah suatu ilmu, keinginan yang disusun secara sistematis untuk memecahkan masalah dan mendapatkan jawaban. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian pendidikan.

  Menurut Sugiyono (2017:6), penelitian pendidikan diartikan “Sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat di temukan, dan di buktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.

  Sedangkan menurut Furchan (2007:32), penelitian pendidikan adalah “Cara yang di gunakan orang untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat di pertanggung jawabkan mengenai proses pendidikan yang menggunakan metode penyelidikan yang sesuai dengan prosedur dasar dan konsepsi ilmu yang berlaku”.

  Jadi, dapat disimpulkan metode penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan orang untuk mendapatkan informasi yang berguna atau sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan sehingga dapat memahami, memecahkan masalah dalam bidang pendidikan.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  Sebelum membahas tentang pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan pengertian pendekatan. Menurut Kartodirdjo sekaligus merekontruksi peristiwa sejarah dari berbagai sudut pandang yang berhubungan dengan permasalahan”.

  Sedangkan menurut Alwi (2005:246) Pendekatan adalah “cara usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian”. Dari pendapat di atas, penulis menggunakan beberapa jenis pendekatan antara lain pendekatan Geografis, Pendekatan Sosiologis, Pendekatan Pisikologis.

  a) Pendekatan Geografis

  Pendekatan Geografis adalah “Suatu usaha untuk mengetahui letak wilayah yang digunakan untuk kepentingan manusia” (Kartodirdjo,1993:5), selanjutnya menuru Kas Lengkap Bahasa Indonesia (Alwi,2005:335), Geografi adalah “Ilmu bumi yang mencangkup wilayah dan tempat”.

  Dalam penulis simpulkan bahwa pendekatan geografi merupakan ilmu bumi atau sebuah pendekatan yang erat kaitannya dengan masalah letak wilayah maupun denah suatu wilayah. Dalam penelitian ini letak lokasi penelitian ialah SMA Fitra Abdi Palembang yang beralamatkan Jl. Tegal Binangun, Plaju Darat.

  b) Pendekatan Sosiologis

  Menurut Abdurrahman (1999:11) pendekatan sosiologis adalah “pendekatan yang dipergunakan dalam mengambarkan tentang peristiwa masa lalu, maka di dalamnya terungkap segi- segi sosial yang dikaji”. Selanjutnya Alwi (2005:185) mengat akan bahwa “pendekatan sosiologi merupakan pengetahuan atau ilmu tentang dan perubahannya”. Dari kutipan di atas, penulis simpulkan bahwa pendekatan Sosiologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang digunakan mempelajari hubungan antara masyarakat, masyarakat dengan lingkungan, sosial atau pergaulan.

  Konstruksi sejarah dengan pendekatan sosiologis itu bahkan dapat pula dikatakan sebagai sejarah dengan pendekatan sosial, karena pembahasannya mencangkup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial.

  Dalam hal ini penulis mencoba menitik beratkan pendekatan sosiologis pada antara siswa dengan siswa, siswa dan guru terhadap mata pelajaran sejarah pada proses belajar-mengajar yang berlangsung di sekolah.

c) Pendekatan Psikologis

  Pendekatan psikologis merupakan “segala sesuatu yang dapat memberikan jawaban tentang apa sebenarnya manusia itu, maka manusia berbuat atau berlaku demikian, apa yang mendorongnya berbuat demikian, apa maksud dan tujuan berbuat demikian” (Purwanto,2011:1). Pendekatan pisikologis sosial berasumsi bahwa “kehidupan dan perilaku individu tidak sendiri, individu ada di dalam lingkungan sosial, oleh karena itu kepribadian individu dibentuk oleh kepribadian sosial” (Liliweri,2012:78).

  Dari penjelas diatas penulis menyimpulkan bahwa pendekatan pisikologis membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan perilaku kehidupan manusia dalam lingkungan sosial. Dalam penelitian ini peneliti melihat keadaan pisikologis dari siswa SMA Fitra Abdi Palembang saat sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

  2. Jenis Penelitian

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action

  

research ). Penelitian tiandakan kelas (PTK) merupakan perkembang dari penelitian

  tindakan oleh Kurt Lewin, “Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang hambatan oleh para pelaksanan program dalam kegiatannya dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan” (Sukmadinata,2010:140).

  Sehingga penulis menarik kesimpulan penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses pencermatan yang terencana untuk memecahkan masalah di dalam kelas dengan menganalisis setiap perubahan dan tindakan yang terjadi.

  Kurt Lewin mengembangkan konsep pokok penelitian tindakan yang terdiri dari empat komponen yaitu : 1) Perencanaa atau Planning. 2) Tindakan atau Acting. 3) Pengamatan atau observing, dan. 4) Refleksi atau reflecting.

  Hubungan ke empat komponen ini menunjukkan “sebuah siklus atau kegiatan berulang yang menjadi ciri utama dari penelitian tindakan, jadi bukan hanya satu kali intervensi saja” (Arikunto,2014:131).

  C. Lokasi Penelitian

  Peneliti melaksanakan penelitian di beberapa tempat yaitu di perpustakaan dan sekolah. Beberapa perpustakaan yang di jadikan lokasi penelitian antara lain (1) Ruang baca ka. Prodi Sejarah; (2) Perpustakaan FKIP UMP; (3) Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Palembang; (4) Perpustakaan PGRI Palembang. Sedangkan sekolah yang dijadikan lokasi penelitian yaitu SMA Fitra Abdi Palembang yang beralamatkan Jl. Tegal Binangun Plaju Darat.

  D. Kehadiran Peneliti

  Peneliti dalam penelitian tindakan terlibat secara langsung dalam proses penelitian. “Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan pengamatan, evaluasi dan refleksi tindakan untuk merangcang tindakan pada putaran waktu berikutnya” (Mulyatiningsih,2013:66). Peneliti dalam penelitian tindakan kelas dibantu oleh Rahmawati, S.Pd., guru mata pelajaran sejarah yang bersangkutan.

  Pada penelitian kelas, istilah yang digunakan ialah tindakan (action). Tindakan yang dilakukan dalam kegiatan penelitian merupakan tindakan yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Tindakan yang diterapkan merupakan tindakan baru yang belum pernah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari. Dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari proses belajar mengajar sehingga menciptakan hasil belajar yang memuaskan.

  Kehadiran peneliti dalam penelitian untuk pengamatan dan survey ke beberapa perpustakaan di mulai dari bulan Maret hingga bulan Agustus. Sedangkan kehadiran penelii di SMA Fitra Abdi Palembang berlangsung dari tanggal 30 Agustus 2018 hingga 20 September 2018. Dari mulai masa observasi hingga penelitian berakhir.

  E. Subjek Penelitian

  Ukuran subjek penelitian tindakan cukup satu kelas yang mengalami masalah saja. “Penelitian tindakan mengambil subjek penelitian yang di pilih secara survei yaitu kelas yang mengalami permasalah saja” (Mulyatiningsih,2013:65). Subjek penelitian ini dilakukan di satu kelas yaitu kelas X IPA 1 di SMA Fitra Abdi Palembang. Jumlah siswa pada kelas X IPA 1 yaitu berjumlah 36 siswa dengan 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kelas X IPA 1 di jadikan subjek penelitian di karena, Siswa kelas

  IPA 1 ini memiliki permasalahan keaktifan siswa yang kurang dalam pembelajaran sejarah dan juga kelas IPA 1 ini belum pernah di adakan nya Penelitian Tindakan Kelas.

  Selain itu peneliti ingin memberikan pengajaran yang baru dengan menggunakan model Active Learning Everyone Is A Teacher Here untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas.

  F. Tolak Ukur Keberhasilan

  Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, menyusun suatu tolak ukur yang menjadi acuan berhasilnya tindakan yang di lakukan yaitu :

  1. Guru dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model Everyone Is A Teacher Here.

  2. Guru dapat menerapkan sintak model Everyone Is A Teacher Here dalam proses pembelajaran di kelas.

  3.

  80 % siswa pada kelas tersebut, hasil belajarnya meningkat dan melebihi batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.

4. Pada setiap siklusnya terjadi peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran sejarah.

  Untuk mengukur presentase siswa yang melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran dengan rumus : ℎ

  × 100 %  Presentase =

  ℎ Untuk mengukur tuntas dan tidak tuntasnya hasil tes dengan menggunakan rumus:

   Ketuntasa = ℎ × 100 %

  ℎ  Ketidaktuntasan=

  ℎ × 100 %

  ℎ G.

   Sumber Data

  Menurut Arikunto (2009:88) sumber data adalah “Benda hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data”. Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder.

  1. Sumber Data Primer

  Menurut Abdurrahman (2011:35) sumber data primer adalah “Sumber asli, berupa kesaksian pelaku atau saksi mata yang hadir dan melihat suatu peristiwa sumber ini di hasilkan dari sisa atau jejak orang sezaman dengan peristiwa itu”. Selanjutnya menurut Arikunto (2010:93), sumber data primer yaitu “Sumber data yang di peroleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara)”.

  Dapat di tarik kesimpulan bahwa sumber data primer adalah sumber asli berupa kesaksian orang yang ikut langsung dalam sebuah kejadian sejarah, orang yang mengalami sebuah peristiwaa sejaraah. Dalam penelitian ini sumber data primer di peroleh dari : a)

  Guru mata pelajaran sejarah kelas X IPA 1 SMA Fitra Abdi Palembang, sekaligus yang menjadi pengamatan 1 yaitu ibu Rahmawati, S.Pd.

  b) Siswa-siswi kelas X IPA 1 SMA Fitra Abdi Palembang yang menjadi subjek penelitian.

  2. Sumber Data Sekunder

  Menurut Abdurrahman (2011:35) sum ber data sekunder adalah “Sumber yang di peroleh dari tangan kedua, yaitu orang yang yang tahu peristiwa secara langsung dan sumber ini di peroleh dari buku- buku, dokumentasi dan arsip”. Selanjutnya menurut

  Hugiono (1992:32) sumber data sekunder adalah “Kesaksian mulai perantara yang berasal dari buku- buku tangan ke dua sejarawan”. Sedangkan menurut Arikunto

  (2010:93) sumber data sekunder adalah “Sumber data penelitian yang di peroleh

  Dapat ditarik kesimpulan bahwa data sekunder adalah kesaksian atau data yang di peroleh dari orang yang tidak terlibat secara langsung pada peristiwa tersebut, ataupun dari penjelasaan-penjelasan buku dan cerita orang lain. dalam penelitian ini sumber data primer yang digunakan peneliti yaitu :

  Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

  Djamarah, Syaiful dan Zain Aswan. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.

  Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara Hisyam, Zaini. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani Marno dan Idris. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran. Yogyakarta : Ar-Ruuz Media.

  Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Seri, Herman. 2013. Landasan Pendidikan. Palembang: FKIP UMP Sudjana, Nana. 2007. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

  Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Prenadamedia Grup H.

   Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu Observasi, Wawancara, Tes dan Dokumentasi.

  1. Observasi

  Observasi adalah “alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejal ya ng di selidiki” (Narbuko dan

  Achmadi,2010:70), menurut Arikunton (2010:199) observasi adalah “meliputi kegitan pemuatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indera” sedangkan menurut Alwi (2005:794) menyatakan bahwa “observasi adalah peninjauan secara cermat, sebelum praktek mengajar, para calon guru mengadakan kunjungan ke sekolah- sekolah tempat mereka akan mengajar”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan seorang peneliti sebelum melakukan penelitian di suatu tempat.

  Dalam observasi, penulis menggunakan teknik observasi langsung dengan melakukan pengamatan terhdap objek penelitian yaitu siswa di SMA Fitra Abdi Palembang dan peneliti sendiri dengan dibantu oleh observer lain yaitu ibu Rahmawati, S.Pd guru sejarah. Sebagai alat pemantau kegiatan, obserfasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan oleh peneliti dan siswa dalam setiap siklus atau tindakan pembelajaran sesuai dengan focus masalah. Dari hasil pengamatan tersebut dapat di nyatakan berbagai kelemahan sehingga dapat ditindak lanjuti untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.

  2. Wawancara

  Menurut Narbuko dan Achmad (2010:83) wawancara adalah “Proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisa antara dua orang atau keterangan- adalah “Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber”. Penulis menyimpulkan bahwa, wawancara adalah proses Tanya jawab yang dilakukan secara langsung oleh dua orang atau lebih.

  Dari penjelasan di atas, penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah yaitu Ibu Rahmawati, S.Pd. Mengenai pelaksanaan pembelajaran sejarah di kelas X IPA 1. Dari wawancara tersebut peneliti juga sedikit banyak mengetahui situasi dan kondisi dari kelas yang dijadikan subjek penelitian.

  Dari kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa wawancara merupakan Tanya jawab yang dilakukan secara langsung oleh seseorang dengan narasumber untuk memberikan keterangan dan informasi yang di butuhkan dalam penelitian

3. Dokumentasi

  Menurut Arikunto (2010:201) dokumentasi adalah “Barang-barang tertulis yang di peroleh dengan cara mengumpulkan data, mengambil data-data dari catatan, dokumen, buku, majalah, arsip, surat, dan administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti”. Dalam penelitian ini dokumentasi yang penulis gunakan data tentang sejarah berdirinya SMA Fitra Abdi Palembang. Dokumen ini di ambil dari sekolah sebagai lampiran, dokumen ini berupa:

  a) Profil sekolah SMA Fitra Abdi Palembang

  b) Hasil Tes siswa

  c) Hasil wawancara degan guru mata pelajaran sejarah di SMA Fitra Abdi

  Palembang Menurut Sugiyono (2011:58) “Dokmentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter.

  Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan dokumentasi merupakan sebuah cara untuk menyediakan bukti yang akurat. Dalam pengumpulan data, dokumentasi digunakan peneliti untuk mengetahui data-data mengenai siswa dan kondisibelajar siswa yang dijadikan sampel penelitian.

4. Tes

  Menurut Arikunto (2014:193), “Tes adalah serentetan pertanyaan, latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Sedangkan menurut Sanjaya (2009:99) “Tes sebagai alat ukur dikataka memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan tes memiliki tingkat reabilitas atau kendala jika tes tersebut menghasilkan informasi yang konsisten”.

  Dari kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa, tes merupakan alat pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kogmitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Adapun tujuan di lakukannya tes yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diadakannya tindakan perlakuan dengan menggunakan model Everyone Is A Teacher Here. Tes dilakukan setiap kali tindakan siklus berakhir. Tes yang dibuat peneliti berbentuk pilihan ganda sebanyak lima belas (15) soal, dengan pilihan ganda (a, b, c, d, atau e).

  ℎ

  Nilai Tes (N) =

  × 100 ℎ ℎ