Bab V Penutup. - STUDI IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU DI SMK WALISONGO PECANGAAN JEPARA - UNISNU Repository

  dan analisis implementasi prinsip kepuasan pelanggan dan prinsip perbaikan berkelanjutan.

Bab V Penutup. Dalam bab paripurna ini penulis menyampaikan beberapa kesimpulan serta saran-saran dan kata penutup.

3. Bagian akhir

  Dalam bagian ini memuat tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran serta daftar riwayat hidup penulis.

  Bab I, Pendahuluan. Pada bagian ini memuat latar belakang masalah,

  rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi istilah, penelitian terdahulu serta sistematika penulisan.

  Bab II, Berisi Landasan Teori tentang Manajemen Mutu Terpadu. Dalam bab dua ini membahas tentang deskripsi teori yang meliputi, Pengertian manajemen mutu terpadu, konsep mutu dan konsep mutu

  pendidikan, unsur-unsur manajemen mutu terpadu, prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu, konsep kepuasan pelanggan dan konsep perbaikan berkelanjutan.

  Bab III, Metode Penelitian Pada bab ini berisi gambaran tentang metode penelitian yang digunakan

  yang antara lain memuat tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, waktu dan tempat penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengujian keabsahan data serta teknik analisis data.

  Bab IV, Kajian Obyek Penelitian Pada bab ini diurakan hasil penelitian yang terdiri dari sub bab pertama

  yang berisi deskripsi umum SMK Walisongo Pecangaan yang meliputi, sejarah sekolah, visi, misi dan tujuan SMK Walisongo, struktur organisasi, data guru dan karyawan, data siswa, data lulusan SMK serta

  ISO 9001:2008 di SMK Walisongo. Sub bab kedua yang menguraikan data hasil penelitian di SMK Walisongo yang berkaitan dengan implementasi prinsip fokus pelanggan dan implementasi prinsip pada Visi, Misi, dan Tujuan sekolah. Kendala yang dihadapi yaitu merubah budaya atau kebiasaan yang kurang sesuai dengan prinsip SMM

  ISO 9001:2008 adalah dokumentasi program yang telah dilaksanakan, implementasi metode pembelajaran PAIKEM kepada siswa kelas X tidak berjalan lancar.

  Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah penulis paparkan, semuanya membahas implementasi manajemen mutu terpadu secara umum, belum ada yang membahas secara mendalam dan secara khusus implementasi dari prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu, utamanya prinsip kepuasan pelanggan dan prinsip perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang implementasi prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara.

F. Sistematika Pembahasan

  Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Bagian awal berisi :

  Dalam bagian ini memuat beberapa halaman, diantaranya halaman sampul, halaman judul, halaman pernyataan keaslian, berita acara kelulusan dari (tim) penguji, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, abstrak, transliterasi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, pedoman transliterasi, daftar singkatan serta daftar lampiran. orang tua, pejabat pendidikan, pengusaha, dunia kerja/dunia pendidikan, guru dan karyawan. selain itu sekolah ini juga memperhatikan masalah layanan. Pelayanan yang terbaik tentunya akan menciptakan kepuasan pelanggan, serta memberdayakan sumber daya insani dan personil yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang di dalamnya termasuk siswa dan guru sebagai pengajar.

  4. Tesis mahasiswa Program Pasca Sarjana (PPS) Universitas Muhammadiyah Surakarta yang bernama Arwin Towaf Al-Kindi NIM 0100110027 dengan judul Impelementasi Total Quality

  Manajement Dalam Peningkatan Prestasi Siswa di SMK Batik I Surakarta

  Tahun 2014. Hasil dari penilitian ini adalah prestasi di SMA Batik tidak hanya menekankan pada prestasi akademik semata pada nilai sekolah dan nilai UN serta peringkat nilai tertinggi, melainkan menyeimbangkan antara prestasi akademik dengan non akademik. Hal ini sesuai dengan Visi SMA BATIK Surakarta yang menerapkan sistem integrasi IMTAQ dan IPTEK dengan menanamkan prinsip hidup berilmu-amaliyah dan beramal-ilmiah. Sepuluh unit komponen di SMA Batik 1 Surakarta dalam implementasi total quality management yakni Kepala Sekolah, Quality Management Representative + Tim ISO, Wakasek Kurikulum, Wakasek Kesiswaaan, Wakasek Sarana Prasarana, Wakasek Humas, Kepala Tata Usaha Tata, Bimbingan Konseling, Perpustakaan, dan Laboratorium. Kesepuluh unit kerja tersebut kemudian

  ISO 9000:2000 Cabang di Indonesia.

  2. Jurnal Saudari Hujaimatul Fauziah dalam Jurnal Sains dan Inovasi IV(2)

  92-101 (2008), tentang Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam

  Rangka Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Internal di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: SMA Al- Kautsar telah melakukan perbaikan secara terus menerus artinya selalu memperbaiki dan menyesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan para pelanggan internal sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggan internalnya saat ini dan untuk masa yang akan datang. Jika SMA Al-Kautsar dapat mempertahankan manajemen mutu terpadu yang telah dilaksanakan maka dapat menghasilkan tingkat kualitas produk pendidikan yang tinggi, baik ditinjau dari aspek prestasi dan disiplin ilmu pengetahuan umum maupun dari ilmu pengetahuan agama.

  3. Tesis mahasiswa Program Pasca Sarjana (PPS) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN Salatiga, yang bernama Rina Priarni, S.Pd.I dengan NIM : M1.11.017 dengan judul Implementasi Total Quality

  Management (TQM) Dalam Pendidikan di SMP Islam Al- Azhar 18

  Salatiga dan SMP IT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang, Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Total Qualit Management di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga dan SMP IT Nurul Islam TengaranTahun Pelajaran 2013/2014 masih sangat sederhana. Hal ini terbukti bahwa sekolah ini telah penelitian tentang bagaimana pelaksanaan atau penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, penulis membatasi hanya pada bagaimana implementasi prinsip kepuasan pelanggan dan prinsip perbaikan berkelanjutan tersebut dilaksanakan di SMK Walisongo Pecangaan Jepara.

E. Penelitian Terdahulu

  1. Tesis mahasiswa Program Pasca Sarjana (PPS) UIN Senan Kalijaga yang bernama Choirun Ahmadi, S.Ag., dengan NIM : 07223719 dengan judul

  Implementasi Sistem Manajemen Mutu di SMKN 2 Wonosari Gunung

  Kidul (Analisis terhadap pelayanan pelanggan eksternal primer ). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesungguhan dari SMKN 2 Wonosari dalam mengimplementasikan sistem manajemen mutu, yang menjadikan sekolah tersebut menjadi sekolah unggulan di daerah tersebut. Sistem manajemen mutu yang berfokus pada pelanggan ditunjukkan dengan adanya upaya yang sungguh-sungguh dalam menangkap aspirasi dari pelanggan baik dari murid, orang tua murid dan juga calon user dari lulusan sekolah. Dalam hal kualitas, sekolah tersebut menerapkan kebijakan mutu yang tercermin dalam visi dan misi sekolah tersebut, sasaran mutu yang merupakan arah atau tujuan mutu jangka tahunan dan prosedur mutu dalam rangka mewujudkan tujuan mutu. Evaluasi mutu dilakukan dalam setiap kegiatan, rapat bulanan dan rapat tahunan dan

  Untuk memahami permasalahan yang akan diteliti dan menghindari kesalahan penafsiran, maka kiranya penulis perlu definisikan dan tegaskan istilah-istilah yang digunakan dalam tesis ini. Adapun judul tesis ini adalah

  Studi terhadap implementasi prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara”. Adapun istilah-istilah yang perlu

  penulis tegaskan antara lain adalah:

  1. Impelmentasi bermakna pelaksanaan; penerapan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010:570). Dalam hal ini yang dimaksud adalah bagaimana penerapan prinsisp-prinsip manajemen mutu itu dilaksanakan dalam mengelola atau menjalankan sebuah organasasi atau sekolah.

  2. Prinsip-prinsip adalah prinsip-prinsip manajemen mutu yang meliputi kepuasan pelanggan, pengambilan keputusan berdasarkan fakta, respek terhadap semua orang dan perbaikan secara terus menerus (Husaini Usman, 2006:608).

  3. Manajemen mutu adalah suatu pendekatan manajemen yang memusatkan perhatian pada peningkatan mutu melalui peningkatan mutu semua komponen terkait (Nasution Nur, 2005:2).

  4. Terpadu, bermakna manajemen yang diterapkan melibatkan seluruh aparat di lingkungan perusahaan (H. Veithzal Rivai dan Hj. Syilviana Murni, 2009:481) Dalam konteks sekolah, berarti melibatkan seluruh pihak terkait dengan pendidikan di sekolah tersebut, baik itu siswa, guru, tenaga kependidikan, karyawan, komite sekolah, orang tua/wali dan a. Secara teoritis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran teori tentang manajemen mutu, khususnya yang berkaitan dengan implementasi prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sebuah sekolah atau madrasah. 2) Untuk memberikan informasi bagaimana implementasi prinsip- prinsip manajemen mutu terpadu dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga dapat dijadikan rujukan oleh sekolah lain atau bagi setiap pembaca yang tertarik untuk mengkaji lebih mendalam terhadap pokok permasalahan yang sama di tempat yang berbeda dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya masing-masing.

  b. Secara Praktis 1) Memberikan sumbangan pemikiran dan perbaikan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu pendidikan dalam pengelolaan sebuah lembaga pendidikan atau sekolah/madrasah. 2) Memberikan masukan bagi pengelola lembaga pendidikan di SMK

  Walisongo khususnya, dan sekolah atau madrasah lainnya dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu yang baik, sehingga diharapkan mutu atau kualitas sekolah dapat meningkat. Berpijak dari kondisi tersebut, menarik untuk dilakukan kajian lebih lanjut, bagaimana implementasi manajemen mutu terpadu di SMK Waliosongo Pecangaan, utamanya implementasi prinsip kepuasan pelanggan dan prinsip perbaikan berkelanjutan tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana kedua prinsip tersebut tersebut diterapkan di SMK Walisongo Pecangaan Jepara, maka penulis perlu melakukan penelitian dan kajian lebih lanjut dan mendalam.

  B. Rumusan Masalah

  Berpijak dari apa yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana implementasi prinsip kepuasan pelanggan dalam manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara?

  2. Bagaimana implementasi prinsip perbaikan berkelanjutan dalam manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara?

  C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

  a. Untuk menjelaskan bagaimana implementasi prinsip kepuasan pelanggan dalam manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara.

  b. Untuk menjelaskan bagaimana implementasi prinsip perbaikan berkelanjutan dalam manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara. sebagai salah satu dari aspek manajemen mutu terpadu pendidikan, maka sebuah model standarisasi yang relevan adalah model ISO. Menurut model ini, lembaga pendidikan menyediakan empat jenis pokok pendidikan, yaitu kurikulum, jasa administrasi, jasa ekstra kurikuler dan jasa pengabdian pada masyarakat (Moch. Idochi Anwar, 2013:73 ).

  Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, menunjukkan betapa pentingnya peran manajemen mutu dalam meningkatkan kualitas pendidikan di suatu sekolah. Dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMK Walisongo Pecangaan Jepara. Hal ini dikarenakan SMK Walisongo merupakan salah satu dari sedikit lembaga pendidikan swasta yang dikelola oleh yayasan pendidikan Islam di Jepara yang dalam pengelolaannya sudah menerapakan sistem manajemen mutu. SMK Walisongo Pecangaan menggunakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, dan dalam hal ini SMK Walisongo sudah mempunyai sertifikat Standar Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 tersebut.

  Namun demikian, tidak semua sekolah yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001: 2008 menerapkan manajemen mutu terpadu secara baik dan tidak menjamin bahwa sekolah tersebut adalah sekolah yang bermutu. Bahkan disinyalir banyak sekolah yang memperoleh sertifikat ISO hanya sekedar pencitraan sekolah agar ketika proses penerimaan siswa baru dapat memperoleh siswa yang banyak, namun tidak melaksanakan prinsip-prinsip manajemen yang dipersyaratkan dalam standar ISO secara konsisten, utamanya prinsip kepuasan pelanggan dan prinsip perbaikan berkelanjutan,

  

            

  Artinya: “ yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. al-Mulk ( 67):2). Di samping itu juga, dalam melaksanakan setiap pekerjaan itu harus didasarkan pada perencanaan yang matang, sebagaimana isyarat al-

  Qur’an dalam Surat al-Hasyr (59):18, yang berbunyi:

                     

  

  Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. al-Hasyr (59):18).

  Kaitannya pentingnya mutu dalam setiap aspek kehidupan, dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW. menyatakan pentingnya hasil kerja yang semakin hari semakin baik atau adanya perbaikan mutu berkelanjutan, yang dalam konsep manajemen mutu terpadu dikenal dengan istilah prinsip perbaikan berkelanjutan atau continuouse Improvement (Abuddin Nata, 2009:232). Hal ini sebagaimana bunyi hadis Nabi Muhammad SAW.:

  َﻮُﻬَـﻓ ِﻪ ِﺴْﻣَأ َﻞْﺜِﻣ ُﻪُﻣْﻮَـﻳ َنﺎَﻛ ْﻦَﻣَو ،ٌﺢﺑِاَر َﻮُﻬَـﻓ ِﻪ ِﺴْﻣَأ ْﻦِﻣ اًﺮْـﻴَﺧ ُﻪُﻣْﻮَـﻳ َﺎَﻛ ْﻦَﻣ ( ﻢﻠﺴﳌا ﻩاور )

  Artinya: “ Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari sebelumnya, maka ia telah beruntung,barangsiapa harinya seperti sebelumnya, maka ia telah merugi, dan barangsiapa yang harinya lebih jelek dari sebelumnya, maka ia tergolong orang- pendidikan atau sekolah (Marzuki Mahmud, 2012:1).

  Di era kontemporer, dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya model pengelolaan pendidikan berbasis industri. Pengelolaaan model ini mengandaikan adanya upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan manajemen perusahaan.

  Penerapan manajemen mutu dalam dunia pendidikan ini lebih popular dengan istilah total quality management atau manajemen mutu terpadu (Edward Sallis, 2010:5).

  Sebagaimana yang terjadi pada dunia produksi pada umumnya, kepedulian akan mutu produk pendidikan pun didorong oleh persoalan dasar, yaitu bagaimana mengintegrasikan semua fungsi dan proses dalam suatu organisasi agar tercapai peningkatan mutu secara berkelanjutan. Konsep manajemen mutu terpadu yang saat ini telah diadapatasi oleh banyak organisasi modern, yang memang berorientasi kepada persoalan dasar tersebut (Moch. Idochi Anwar, 2013:19).

  Mengingat betapa pentingnya manajemen mutu pendidikan sebagaimana tersebut di atas, dalam perspketif Islam, hal tersebut sejalan dengan semangat dan etos yang terdapat dalam ajaran agama Islam, sebagaimana yang diisyaratkan al-Qur’an dan al-Sunnah (H. Abuddin Nata, 2009:231). Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan itu harus mengutamakan hasil kerja yang berkualitas dan bermutu tinggi, sebagaimana isyarat dalam al-Qur’an Surat al-Mulk (76):2, yang berbunyi: untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu sebagaimana amanat undang-undang. Untuk dapat bersaing di tengah-tengah persaiangan global dan juga persaingan antar sekolah yang semakain ketat, tentunya sekolah dituntut untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan yang dilaksankannya. Hanya sekolah yang bermutu baik saja yang akan dapat menjaga eksistensi mereka, memenangkan persaingan antar sekolah dan persaingan di tingkat global.

  Namun Sebaliknya, sekolah yang mutunya biasa-biasa saja atau mutunya kurang baik, dan bahkan sekolah yang mutunya buruk, sekolah tersebut akan kesulitan dalam memenangkan persaingan antar sekolah apalagi persaingan di tingkat global. Sekolah yang demikian tentunya akan sulit berkembang dan kesulitan juga dalam menjaga eksistensi mereka. Sekolah yang mutunya kurang baik akan kesulitan dalam memperoleh siswa di setiap awal tahun pelajaran. Bahkan sekolah yang demikian lambat laun siswanya sedikit dan bahkan harus ditutup karena kurangnya siswa yang berminat di sekolah tersebut.

  Menyadari pentingnnya mutu dalam pendidikan, tentunya sekolah dituntut untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu baik dan selalu meningkatkan serta menjaga mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut. Namun demikian, tidaklah banyak sekolah yang mampu menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Salah satu masalah yang dihadapi sekolah-sekolah tersebut adalah permasalahan manajemen mutu pendidikan. Karena manajemen mutu sangat penting bagi semua organisasi meningkatakan mutu pendidikan melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan media pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan serta perbaikan mutu manajemen sekolah. Meskipun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan hasil yang memuaskan (H.E. Mulyasa, 2012:158).

  Berdasarkan data Human Development Report (HDR), United Nation

  

Development Programme (UNDP) melaporkan bahwa pada 2011, peringkat

  Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index) Indonesia meliputi peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala berada di urutan 124 dari 183 negara yang ada di dunia. Kondisi ini jauh berada di bawah Singapura (26), Brunei Darussalam (33), Malaysia (61), Thailand (103), Filipina (112), dan sedikit lebih baik dibandingkan Vietnam (128) dan Myanmar (149).

  Untuk pendidikan tingkat dasar yang meliputi SD, SMP dan SMA, hasil survei Badan Penelitian dan Pembangunan (Balitbang) Kemdiknas (2003) melaporkan bahwa dari 146.052 SD di Indonesia, hanya 8 sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dan dari 20.918 SMP yang ada, hanya 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP).

  Sementara itu, dari 8.036 SMA, hanya 7 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP) (http://aceh .tribunnews.

  

com/2013/01/03/potret-buram-pendidikan-kita, tanggal akses, 10 Januari

2016).

  

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Pendidikan dianggap sebagai salah satu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang dihasilkan institusi pendidikan merupakan motor penggerak pembangunan bangsa.

  Sering kali kebesaran suatu bangsa diukur sejauhmana masyarkatnya mengenyam pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat, maka semakin majulah bangsa tersebut. Kualitas pendidikan tidak saja dilihat dari kemegahan fasilitas pendidikan yang dimiliki, tetapi sejauhmana output atau lulusan suatu pendidikan dapat membangun sebagai manusia yang paripurna sebagimana tahapan pendidikan tersebut (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia, 2012:287)

  Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya adalah masalah mutu pendidikan. Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu isu sentral dalam pendidikan nasional, terutama berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang dan satuan pendidikan, utamanya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Rendahnya mutu pendidikan akan berakibat rendahnya mutu lulusan dari suatu lembaga pendidikan. Hal ini mengakibatkan pula rendahnya daya saing dari sumber daya manusia dan sulitnya mereka diterima dan diserap dalam dunia pekerjaan.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI SMK NEGERI 1 WONOGIRI

0 0 148

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN REGULER UNISNU JEPARA 1. Pendahuluan - PANDUAN PENGUSULAN PENGABDIAN UNISNU JEPARA TH 2016

0 0 11

KESADARAN HUKUM BERJILBAB STUDI KOMPARASI MAHASISWI STAIN KUDUS DAN UNISNU JEPARA (ANGKATAN 2013) - STAIN Kudus Repository

0 0 21

KESADARAN HUKUM BERJILBAB STUDI KOMPARASI MAHASISWI STAIN KUDUS DAN UNISNU JEPARA (ANGKATAN 2013) - STAIN Kudus Repository

0 2 68

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PELATIHAN KEAGAMAAN UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU AGAMIS SISWA DI MTS WALISONGO PECANGAAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - STAIN Kudus Repository

0 0 35

B. Sumber Data - IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS DALAM MENGANGANI HAMBATAN-HAMBATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS MATHOLI’UL HUDA TROSO PECANGAAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - STAIN Kudus Repository

0 0 7

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI, KEAKTIFAN DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MTS WALISONGO PECANGAAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

1 2 40

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT) DI SMP MUHAMMADIYAH PENENGAHAN LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository

0 0 102

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DI MA BAHRUL ULUM KECAMATAN SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS - Raden Intan Repository

0 0 133

PENGARUH IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI MAJENE

0 0 111