PENGARUH DISTRAKSI MENONTON ANIMASI KARTUN TERHADAP TINGKAT STRES HOSPITALISASI PADA ANAK SAAT DILAKUKAN INJEKSI BOLUS (Studi di Paviliun Seruni RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

PENGARUH DISTRAKSI MENONTON ANIMASI KARTUN TERHADAP TINGKAT

STRES HOSPITALISASI PADA ANAK SAAT DILAKUKAN INJEKSI BOLUS

(Studi di Paviliun Seruni RSUD Jombang)

  

Disusun Oleh:

DESSY EKAWATI

13.321.0013

  

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  i

  

PENGARUH DISTRAKSI MENONTON ANIMASI KARTUN TERHADAP TINGKAT

STRES HOSPITALISASI PADA ANAK SAAT DILAKUKAN INJEKSI BOLUS

(Studi di Paviliun Seruni RSUD Jombang)

  

SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1 Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

  

DESSY EKAWATI

13.321.0013

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Jombang, 17 Desember 1994. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dan merupakan anak dari pasangan Bapak Baderi dan Ibu Muni’ah.

  Pada tahun 2007 penulis lulus dari SDN Mancar 01 Peterongan, Jombang, pada tahun 2010 penulis lulus dari SMPN 2 Jombang, pada tahun 2013 penulis lulus dari SMAN 01 Mojoagung , pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekima Medika” Jombang melalui PMDK. Penulis memilih program stud

i S1 Keperawatan di STIKes “ICMe” Jombang.

  Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar – benarnya.

  Jombang, Mei 2017

DESSY EKAWATI 13.321.0013

  

MOTTO

  “Bagaimanapun keadaan kita, sedih, bahagia, waktu tidak pernah berhenti untuk menunggu. Waktu tetap berjalan. “

  

vii

  

PERSEMBAHAN

  Syukur Alhamdulillah saya ucapkan akan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai sesuai dengan yang dijadwalkan. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan. Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.

  Kedua orang tua saya (Bapak Baderi dan Ibu Muni’ah) yang tak henti mencurahkan do’a serta kasih sayang yang tak terhingga. Dengan semangat dan dukungan yang tiada hentinya , baik secara moril maupun materi. Hanya do’a dan prestasi yang dapat saya berikan. Terima kasih ayah dan ibu atas do’a dan kasih sayang yang telah kalian berikan.

  2. Semua keluarga saya khususnya ketiga adik saya serta nenek saya yang telah banyak memberi do’a , semangat serta dukungan demi kelancaran kuliah saya.

  3. Teman – teman Mahasiswa S1 – Keperawatan STIKes ICMe Jombang yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah saya dan memotivasi disetiap langkah saya.

4. Kedua dosen pembimbing saya, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns., M.Kep.

  serta Bapak Sumarsono, S.Si., M.MT yang telah membimbing saya dengan sabar dan teliti dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga ilmu dan nasehat yang beliau berdua berikan dapat bermanfaat.

  5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen S1 Keperawatan terima kasih banyak atas semua ilmu , nasehat serta motivasi yang telah diberikan dan semoga bermanfaat.

  6. Kepala ruangan dan seluruh perawat di Paviliun Seruni RSUD Jombang yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitiandan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia

  • –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Distraksi Menonton Animasi Kartun Terhadap Tingkat Stres Hospitalisasi Pada Anak Saat Dilakukan Injeksi Bolus (Studi di Paviliun Seruni RSUD Jombang)“ ini dengan sebaik-baiknya.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak H.Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku ketua STIKes ICMe Jombang; Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns,.M.Kep. selaku Kaprodi S1 Keperawatan dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini; Bapak Sumarsono, S.Si., M.MTselaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya demi terselesaikannya skripsi ini; Direktur RSUD Jombang yang telah memberikan ijin penelitian serta kepala ruangan dan seluruh perawat Paviliun Seruni yang telah memberikan ijin penelitian serta menyediakan data yang diperlukan selama menyelesaikan skripsi ini.

  Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.

  Jombang, Mei 2017 Penulis

  

ABSTRAK

PENGARUH DISTRAKSI MENONTON ANIMASI KARTUN TERHADAP TINGKAT

STRES HOSPITALISASI PADA ANAK SAAT DILAKUKAN INJEKSI BOLUS

(Studi di Paviliun Seruni RSUD Jombang)

Oleh :

  

Dessy Ekawati

  Hospitalisasi bagi anak merupakan suatu tindakan yang akan membatasi anak dengan dunia luar. Saat anak dalam masa perawatan sering didapatkan anak menangis, terlihat gelisah, rewel dan bersikap tidak kooperatif. Anak sering merasa ketakutan dan cemas karena bertemu dengan orang baru, lingkungan baru serta tindakan medis maupun keperawatan yang diberikan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh distraksi menonton animasi kartun terhadap tingkat stres hospitalisasi pada anak saat dilakukan injeksi bolus di Paviliun Seruni RSUD Jombang.

  Desain penelitian ini adalah one group pre test post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah rata

  • – rata pasien anak per bulan usia 3 – 5 tahun selama tahun 2016 di Paviliun Seruni RSUD Jombang sejumlah 57 anak, sampelnya berjumlah 50 anak dengan teknik consequtive sampling. Variabel

  

independent yakni distraksi menonton animasi kartun serta variabel dependent

  yaitu tingkat stres hospitalisasi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi Modifikasi DASS 21. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon test .

  Hasil penelitian ini didapatkan dari 50 responden, sebelum pemberian distraksi sebagian besar responden mengalami tingkat stres hospitalisasi berat sejumlah 28 anak (56%) dan stres sedang sejumlah 22 anak (44%), sesudah pemberian distraksi hampir seluruh responden mengalami tingkat stres hospitalisasi ringan sejumlah 40 anak (80%) dan stres sedang sejumlah 10 anak (20%). Uji statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p

  = 0.000 < α (0.05)

  1 sehingga H ditolak dan H diterima.

  Kesimpulannya adalah ada pengaruh distraksi menonton animasi kartun terhadap tingkat stres hospitalisasi pada anak saat dilakukan injeksi bolus di Paviliun Seruni RSUD Jombang.

  Kata Kunci: anak, distraksi, stres hospitalisasi

  x

  

ABSTRACT

THE EFFECT OF DISTRACTION WATCHING CARTOON ANIMATION ON THE LEVEL

OF STRESS HOSPITALIZATION TO CHILDREN WHEN BOLUS INJECTION WAS DONE

(Studied in the Pavilion of Seruni RSUD Jombang)

by :

  

Dessy Ekawati

Hospitalization for children is an act that will limit children to the outside

world. When the child in the treatment often found the child crying, looking

anxious, fussy and uncooperative. Children often feel frightened and anxious

about meeting new people, new surroundings as well as the medical or nursing

actions given to the child. The purpose of this research was to analyze the effect of

distraction watching cartoon animation on level of stress hospitalization to

children when bolus injection was done in the Pavilion of Seruni RSUD Jombang.

  This research design was one group pre test post test design. The population in this research was the average pediatric patient per month of age 3

  • – 5 years

    old during the year 2016 in the Paviliun of Seruni RSUD Jombang numbered 57

    children, the samples were numbered 50 children with technique of consequtive

    sampling. The independent variabel which was distraction of watching cartoon

    animation and the dependent variabel which was the level of stres hospitalization.

    Data collecting used observation sheet of modification DASS 21. Data analyzing

    techniques used a statistical test of Wilcoxon test.

  The results was obtained that’s from 50 respondents, before giving

distraction most of respondents experienced severe hospitalization stress levels in

number were 28 children (56%) and moderate hospitalization stress levels in

number were 22 children (44%),while after giving disraction almost all of

respondent experienced light hospitalization stress levels in number were 40

children (80%)and moderate hospitalization stress levels in number were 10

children (20%). The statistical test of Wilcoxon showed that’s the value of p =

0.000 < α (0.05) so H0 was rejected and H1 was accepted.

  The conclusion was there’s an influence distraction of watching cartoon

animation on the stress level of hospitalization in children When bolus injection

was done in the Pavilion of Seruni RSUD Jombang.

  Keywords : child, distraction, hospitalization stress

  xi

  

DAFTAR ISI

.................................................................................................... HALAMAN JUDUL i

  

HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................................. ii

................................................................................................ iii

  LEMBAR KEASLIAN ....................................................................................... iv

  LEMBAR PERSETUJUAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................................ v

  .................................................................................. vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................................... MOTTO vii

  ......................................................................................................... viii PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix

.......................................................................................................................

  ABSTRAK

  x

  

ABSTRACT .................................................................................................................... xi

................................................................................................................... DAFTAR ISI xii

  

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv

.................................................................................................... DAFTAR GAMBAR

  xv

  ................................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ......................................................... xvii

  1 PENDAHULUAN BAB ..............................................................................................

  1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................

  4 ..........................................................................................

  1.3 Tujuan Penelitian 4 .......................................................................................

  1.4 Manfaat Penelitian

  5

  2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2.1 Konsep Anak ...............................................................................................

  6 ...........................................................................

  2.1.1 Pengertian Anak 6 ...................................

  2.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

  7 2.1.3 Prinsip ........................................

  21

  • – prinsip Keperawatan Anak .......................................................................

  2.2 Konsep Stres Hospitalisasi

  23 ........................................................

  2.2.1 Definisi Stres Hospitalisasi

  23 ..................

  2.2.2 Stresor dan Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi

  23 2.2.3 Dampak Hospitalisasi ..................................................................

  26

  2.2.4 Tingkat Stres Hospitalisasi

  4.3 Populasi, sampel dan sampling ...............................................................

  38 BAB

  3 KERANGKA KONSEPTUAL

  3.1 Kerangka Konsetual ..................................................................................

  41 3.2 Hipotesis ......................................................................................................

  42 BAB

  4 METODE PENELITIAN

  4.1 Desain Penelitian ........................................................................................

  43 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................

  44

  44

  37

  4.4 Kerangka Kerja ...........................................................................................

  46

  4.5 Identifikasi Variabel ..................................................................................

  47

  4.6 Definisi Operasional ..................................................................................

  47

  4.7 Instrumen Penelitian ..................................................................................

  48

  4.8 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ..............................................

  51 4.9 Pengolahan dan analisa data ....................................................................

  2.5 Pengaruh distraksi menonton animasi kartun terhadap tingkat stres hospitalisasi anak

  2.4.4 Hal Yang Harus Diperhatikan Selama Pemberian Obat

  27

  32

  2.2.5 Pengukuran Tingkat Stres Hospitalisasi

  28

  2.2.6 Cara Mengatasi Dampak Hospitalisasi Pada Anak

  29

  2.3 Teknik Distraksi .........................................................................................

  32

  2.3.1 Definisi Teknik Distraksi

  32

  2.3.2 Tujuan dan Manfaat Teknik Distraksi

  2.3.3 Prosedur Teknik Distraksi

  36

  32

  2.3.4 Kelemahan dan Kelebihan Animasi Sebagai Media Distraksi Stres Hospitalisasi

  35

  2.4 Injeksi Intravena Secara Tidak Langsung (Bolus) ..............................

  36

  2.4.1 Definisi Bolus

  36

  2.4.2 Tujuan Bolus

  36

  2.4.3 Pengaruh Injeksi Bolus Terhadap Stres Hospitalisasi Anak

  52

  4.11 Keterbatasan penelitian ……………………………………….... 56

  xiii

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  5.1 Hasil Penelitian

  57

  5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  57

  5.1.2 Data Umum

  58

  5.1.3 Data Khusus

  61

  5.2 Pembahasan

  64

  5.2.1 Tingkat stres hospitalisasi pada anak saat dilakukan injeksi bolus sebelum pemberian distraksi menonton animasi kartun

  64

  5.2.2 Tingkat stres hospitalisasi pada anak saat dilakukan injeksi bolus sesudah pemberian distraksi menonton animasi kartun

  67

  5.2.3 Pengaruh distraksi menonton animasi kartun terhadap tingkat stres hospitalisasi pada anak saat dilakukan injeksi bolus

  70 BAB 6 PENUTUP

  6.1 Kesimpulan

  73

  6.2 Saran

  73 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN

  • – Posttest Design .............................................................

  59

  5.8 Tabulasi silang pengaruh distraksi menonton animasi kartun terhadap tingkat stres hospitalisasi pada aak saat dilakukan injeksi bolus di Paviliun Seruni RSUD Jombang .....................................................

  62

  5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat stres hospitalisasi pada anak saat dilakukan injeksi bolus sesudah pemberian distraksi menonton animasi kartun di Paviliun Seruni RSUD Jombang ..................................................................................................

  61

  5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat stres hospitalisasi pada anak saat dilakukan injeksi bolus sebelum pemberian distraksi menonton animasi kartun di Paviliun Seruni RSUD Jombang ..................................................................................................

  60

  ......................................................

  5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis penyakit pasien anak di Paviliun Seruni RSUD Jombang

  60

  5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengalaman hospitalisasi pasien anak di Paviliun Seruni RSUD Jombang ..................

  59

  5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama masuk rumah sakit (MRS) pasien anak di Paviliun Seruni RSUD Jombang ...........................

  5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur pasien anak di Paviliun Seruni RSUD Jombang .....................................................................

  

DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Pieget ...........................................

  58

  ......................................................

  5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin pasien anak di Paviliun Seruni RSUD Jombang

  48

  43 4.2 Definisi operasional ............................................................................................

  4.1 One Group Pretest

  20

  2.5 Delapan Tahap Perkembangan Psikososial Menurut Erikson ...................

  20

  16 2.3 Teori Psikoseksual Menurut Freud .................................................................

  13 2.3 Tahap Perkembangan Spiritual Menurut Fowler .........................................

  2.2 Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg .........................................

  11

  63

  

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman 3.1 Kerangka konseptual ..............................................................................................

  41 .........................................................................................................

  4.1 Kerangka kerja

  46

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Lembar Permohonan Menjadi Responden 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 3. Lembar Observasi Modifikasi DASS 21 4. Lembar SOP Teknik Distraksi Menonton Animasi Kartun 5. Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan 6. Lembar Surat Studi Pendahuluan 7. Lembar Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian dari

  RSUD Jombang 8. Lembar Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 9. Lembar Konsultasi Proposal Penelitian dan Skripsi 10.

  Jadwal Kegiatan Penelitian 11. Lembar Tabulasi Data Umum 12. Lembar Tabulasi Data Khusus 13. Lembar Hasil Output SPSS Data Umum 14. Lembar Hasil Output SPSS Data Khusus 15. Lembar Bebas Plagiasi

DAFTAR LAMBANG

  1. H1 : hipotesis alternatif 2. % : prosentase 3.

  : alfa (tingkat signifikansi) 4.

  1 : sebelum perlakuan (pretest)

  O

  2

  5. : sesudah perlakuan (posttest) O 6.

  X : perlakuan

  7. N : jumlah populasi 8. n : jumlah sampel 9. > : lebih besar 10. < : lebih kecil 11.

  ≥: lebih besar sama dengan 12. ≤: lebih kecil sama dengan

  : Total (sigma)

  13. ∑

DAFTAR SINGKATAN

  STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah DASS : Depression Anxiety Stress Scale SPSS : Statistic Package for The Social Software SOP : Standart Operasional Prosedur

  xviii

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

1.1 Hospitalisasi bagi anak merupakan suatu tindakan yang akan membatasi

  anak dengan dunia luar. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi anak terlebih bila anak tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya di rumah sakit (Supartini, 2012). Fenomena yang terjadi di rumah sakit saat anak dalam masa perawatan sering didapatkan anak sering menangis, terlihat gelisah, rewel dan bersikap tidak kooperatif. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya rasa takut anak terhadap pengobatan, lingkungan yang asing bagi anak serta takut pada petugas kesehatan yang datang meskipun hanya untuk mengukur suhu sekalipun (Ambarwati, 2015). Pengalaman hospitalisasi yang dialami anak selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi anak, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial anak dalam berinteraksi terutama pihak rumah sakit termasuk pada perawat. Masalah tersebut akan berpengaruh pada pelayanan keperawatan yang akan diberikan misalnya saat pemberian obat melalui injeksi bolus.

  Timbulnya berbagai jenis penyakit yang menyerang anak

  • – anak membuat populasi anak yang dirawat dirumah sakit meningkat, sehingga semakin banyak anak
  • – anak yang mengalami stress akibat hospitalisasi. Berdasarkan data Perhimpunan Nasional Rumah Sakit Anak di Amerika, sebanyak 6,5 juta anak/tahun yang menjalani perawatan di rumah sakit dengan usia kurang dari 17 tahun (CDC National Health Report, 2013). Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi

  2 Nasional (Susenas) tahun 2016, angka kesakitan anak umur 0

  • – 6 tahun tertinggi terdapat pada umur 1
  • – 2 tahun yakni pada anak laki – laki sebesar 49% dengan perawatan selama 4 hari sedangkan untuk anak perempuan sebesar 49,6% dengan perawatan selama 4 hari. Proporsi angka kesakitan pada umu>– 12 tahun menurut Susenas 2016 terdapat angka tertinggi pada umur 7 tahun yakni sebesar 27,7% pada anak laki
  • – laki dan 28,2% pada anak perempuan dengan rata – rata perawatan selam
  • – 4 hari (Susenas, 2016). Angka proporsi kesakitan anak di Paviliun Seruni RSUD Jombang pada bulan Januari 2017 sebesar 399 anak dan pada bulan Februari 2017 sebesar 272 anak.

  Berdasarkan penelitian Cut (2012) yang dilakukan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta tentang “Hubungan Lama Rawat Inap Dengan Stres Anak Akibat Hospitalisasi” melaporkan bahwa rata – rata anak usia sekolah mengalami stres sedang (47,5%) saat menjalani hospitalisasi. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 6 Maret 2017 di Paviliun Seruni RSUD Jombang didapatkan hasil bahwa dari 10 anak usia 3

  • – 5 tahun yang menjalani hospitalisasi, seluruh anak mengalami gejala stres hospitalisasi saat dilakukan injeksi bolus, seperti menangis, memanggil nama ibunya, tidak bersikap kooperatif bahkan memukul orang yang berada disekitarnya tanpa disengaja. Hal tersebut membuktikan bahwa anak yang dirawat di rumah sakit hampir seluruhnya mengalami stress hospitalisasi.

  Asuhan keperawatan selama proses hospitalisasi pada umumnya memerlukan tindakan invasif berupa pemasangan infus dan injeksi (Nursalam, 2005). Tindakan invasif tersebut dapat menimbulkan sugesti secara langsung pada anak. Anak akan meyakini bahwa dirawat dirumah sakit (hospitalisasi) adalah

  .

  3 pengobatan yang menakutkan. Stress yang dialami anak memberikan berbagai dampak yang cukup mempengaruhi proses perawatan selama di rumah sakit, misalnya waktu perawatan yang seharusnya diperlukan untuk kesembuhan anak hanya 4 hari, akan menjadi lebih lama karena anak tidak dapat bersikap kooperatif akibat stress yang anak alami dan mengakibatkan waktu perawatan yang dibutuhkan semakin lama (Ibung, 2008).

  Perawat memerlukan teknik komunikasi terapeutik yang efektif dalam setiap tindakan yang akan diberikan kepada klien termasuk untuk prosedur pemberian injeksi bolus, selain itu diperlukan pula teknik non farmakologis agar anak dapat bersikap kooperatif misalnya dengan teknik distraksi (pengalihan) (Prasetyo, 2010). Salah satu teknik distraksi yang dapat dilakukan pada anak adalah menonton kartun animasi (Wong, 2009). Ketika anak lebih fokus pada kegiatan menonton film kartun, hal tersebut mengakibatkan impuls nyeri yang disebabkan adanya cidera tidak mengalir melalui tulang belakang, pesan nyeri tidak tersampaikan ke otak sehingga anak tidak merasakan nyeri (Brannon dkk, 2013).

  Penelitian yang dilakukan oleh Chusniyah (2016) pada anak usia 6-9 tahun dengan judul

  Pengaruh Bimbingan Imajinasi Mengunakan Media Audio Visual

  (Video) Terhadap Stress Hospitalisasi Anak di RS Islam Surabaya” menunjukan hasil analisa perbedaan rerata didapatkan pada kelompok perlakuan nilai rerata sebelum intervensi (pretest) 12.25 (stres sedang ) dan setelah dilakukan bimbingan imajinasi menggunakan media video (post test) memiliki nilai rerata 6.75 (stres ringan). Penelitian tersebut membuktikan bahwa tingkat stres hospitalisasi juga dapat diturunkan dengan metode distraksi jenis lain berupa imajinasi terbimbing.

  .

  4 Dari uraian diatas dan melihat fenomena yang terjadi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh teknik distraksi menonton kartun animasi terhadap tingkat stress hospitalisasi anak saat dilakukan prosedur injeksi bolus.

  Rumusan masalah

1.2 Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat

  diambil adalah apakah ada pengaruh teknik distraksi menonton kartun animasi terhadap tingkat stress hospitalisasi pada anak saat dilakukan prosedur injeksi

  bolus ? Tujuan

  1.3

  1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis pengaruh teknik distraksi menonton kartun animasi terhadap tingkat stress hospitalisasi pada anak saat dilakukan prosedur injeksi bolus.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1. hospitalisasi pada anak saat dilakukan

  Mengidentifikasi tingkat stress prosedur injeksi bolus sebelum pemberian teknik distraksi menonton kartun animasi.

  2. Mengidentifikasi tingkat stress hospitalisasi pada anak saat dilakukan prosedur injeksi bolus sesudah pemberian teknik distraksi menonton kartun animasi.

3. Menganalisis pengaruh teknik distraksi menonton kartun animasi terhadap tingkat stress hospitalisasi pada anak saat dilakukan prosedur injeksi bolus.

  .

  5

1.4 Manfaat

  1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian pustaka untuk menambah kasanah keilmuan dalam bidang keperawatan anak .

  1.4.2 Manfaat Praktis 1.

  Bagi perawat rumah sakit Sebagai bahan masukan guna lebih meningkatkan kreatifitas saat memberikan asuhan keperawatan terutama dalam mengatasi stres hospitalisasi yang dialami anak.

  2. Bagi Institusi STIKes ICME Sebagai bahan tambahan pengetahuan dalam memberikan materi tentang keperawatan anak.

  3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai informasi serta menjadi referensi ilmiah pada penelitian lebih lanjut untuk lebih menyempurnakan pembahasan dan penggunaan perlakuan atau metode lain guna membantu mengatasi stres hospitalisasi yang dialami anak

  • – anak saat perawatan dirumah sakit. Penelitian lanjutan dapat berupa penelitian dengan sampel yang lebih besar, jenis dan rancangan penelitian yang berbeda serta penggunaan kelompok kontrol.

  .

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep anak

  2.1.1 Pengertian Anak Anak adalah individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak yaitu masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), prasekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun) (Wong, 2009). Anak satu dengan anak lainnya memiliki rentang yang berbeda mengingat latar belakang anak berbeda. Anak memiliki rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial dalam proses perkembangannya (Winarno, 2012).

  Perkembangan konsep diri anak sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia pada anak. Pola koping yang dimiliki anak juga sudah terbentuk mulai bayi, hal ini dapat terlihat saat bayi menangis (Supartini, 2012).

  Salah satu pola koping yang dimiliki anak adalah menangis seperti saat anak lapar, sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya.

  Perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi. Perilaku sosial pada anak saat masih bayi sudah terlihat seperti saat anak mau diajak orang lain, bersama dengan orang banyak dengan menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah mulai menunjukkan terbentuknya perilaku sosial yang sesuai dengan perkembangan usia. Perubahan perilaku sosial juga dapat

  7 berubah sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti saat anak sudah mau bermain dengan kelompoknya (Azis, 2005).

  Anak merupakan individu yang rentan karena perkembangan kompleks yang terjadi di setiap tahap masa kanak- kanak dan masa remaja. Anak juga secara fisiologis lebih rentan dibandingkan orang dewasa serta memiliki pengalaman yang terbatas, yang mempengaruhi pemahaman dan persepsi mereka mengenai dunia (Supartini, 2012). Penyakit awal yang menyerang anak seringkali mendadak dan penurunan status kesehatan dapat berlangsung dengan cepat. Faktor yang mempengaruhi adalah sistem pernapasan dan kardiovaskular yang belum matang, memiliki tingkat metabolisme yang lebih cepat, pertukaran gas yang lebih besar dan asupan cairan serta asupan kalori yang lebih tinggi per kilogram berat badan dibandingkan orang dewasa. Kerentanan terhadap ketidakseimbangan cairan pada anak adalah akibat jumlah dan distribusi cairan di dalam tubuh (Wong, 2009).

  Tubuh anak terdiri dari 70

  • – 75% cairan, dibandingkan dengan 57 – 60% cairan pada orang dewasa. Sebagian besar cairan pada anak
  • – anak berada di kompartemen cairan ekstrasel , sehingga cairan ini lebih dapat diakses. Oleh karena itu apabila anak kehilangan cairan yang relatif sedang dapat mengurangi volume darah, menyebabkan syok, asidosis dan kematian (Slepin, 2006).

  2.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Aspek tumbuh kembang pada anak merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial.

  Winarno (2012) menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu:

  .

  8

1. Faktor Herediter

  Supartini (2004) menjelaskan bahwa faktor herediter merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan, yaitu suku, ras dan jenis kelamin.

  2. Faktor Lingkungan (Hidayat, 2008) Faktor lingkungan merupakan faktor yang berperan penting dalam menentukan tercapai dan tidak suatu potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan dibagi menjadi dua, yaitu: a) Faktor Pranatal

  Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi ibu hamil, lingkungan mekanis, toksin/zat kimia, hormon, radiasi, infeksi, kelainan imunologis dan kondisi psikologis ibu.

  b) Faktor Paskanatal Faktor paskanatal merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi anak setelah lahir. Secara umum dapat digolongkan menjadi lingkungan biologis, faktor fisik, faktor psikososial, dan faktor keluarga.

I. Pertumbuhan Anak

  Pertumbuhan anak yaitu bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multifikasi sel-sel tubuh serta bertambah besarnya ukuran sel (Wong, 2009). Adanya multifikasi dan pertambahan ukuran sel berarti terdapat pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak dimu/lai proses konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dan sperma hingga dewasa (IDAI, 2000). Pertumbuhan lebih ditekankan pada

  .

  9 bertambahnya ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti bertambahnya ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Pertumbuhan pada masa anak-anak bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak. Pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki. Kematangan pertumbuhan pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, lalu secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah. Pertumbuhan kepala pada masa fetal lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu 50 % dari total panjang badan. Pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur.

  Besar kepala pada usia dua tahun kurang dari seperempat panjang badan keseluruhan, sedangkan ukuran ekstremitas bawah lebih dari seperempatnya.

II. Perkembangan

  Perkembangan yaitu bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ- organ, dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2000). Aspek perkembangan bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh. Perkembangan diawali dengan berfungsinya jantung untuk memompakan darah, kemampuan untuk bernafas, sampai kemampuan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan, memungut benda-benda di sekelilingnya serta kematangan emosi dan sosial anak. Perkembangan anak menurut Winarno (2012) meliputi : .

  10

  1. Perkembangan Kognitif Piaget (Winarno, 2012) mengemukakan ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis, yaitu : a.

  Tahap Sensori Motorik 0 – 2 tahun (Sensory Motoric Stage) Anak yang berada di tahap ini memperoleh pengalaman melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra). Pada tahap ini, bayi lahir dengan reflek bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih kompleks. Anak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap. Anak hanya dapat mengetahui hal

  • – hal yang ditangkap dengan indranya (Winarno, 2012).

  b.

  Tahap Pre Operasi 2 – 7 tahun (Pre Operational Stage) Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian tindakan kognitif yang konkret, seperti mengklasifikasikan sekelompok objek, menata letak benda – benda menurut urutan tertentu, dan membilang. Anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya tetapi masih terbatas pada hal

  • – hal yang dapat dijumpai dilingkungannya saja (Winarno, 2012).

  c.

  Tahap operasi konkret 7 11 tahun (Concrete Operational Stage) Anak

  • – anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah Dasar dan telah memahami operasi logis dengan bantuan benda
  • – benda konkret. Anak telah dapat mengetahuii simbol – simbol sistematis tetapi belum dapat menghadapi
  • – hal yang abstrak (tak berwujud) (Winarno, 2012).

  d.

  Tahap operasi formal 11 tahun keatas (Formal Operational Stage) Anak sudah mampu memahami bentuk argumen dan tidak dibingungkan oleh isi argumen. Pada tahap ini, anak telah memasuki

  .

  • – 2 tahun Tahap 1 Lahir – 1 bulan Sebagian besar tindakan bersifat reflek Penggunaan Reflek Tahap 2

  • – 4 bulan Persepsi tentang berbagai kejadian terpusat pada Reaksi Sirkuler tubuh Primer Objek merupakan eksistensi diri Tahap 3
  • – 8 bulan Mengenali lingkungan eksternal

    Reaksi Sirkuler dan Membuat perubahan secara aktif di dalam lingkungan

    Sekunder Tahap 4
  • – 12 bulan Dapat membedakan tujuan dari cara pencapaian Koordinasi Skema tujuan tersebut Sekunder Tahap 5
  • – 18 bulan Mencoba dan menemukan tujuan serta cara baru Reaksi Sirkuler untuk mencapai tujuan Tersier Ritual merupakan hal penting Tahap 6
  • – 24 bulan Menginterpretasi lingkungan dengan kesan mental Penemuan Arti Melakukan permainan imajinasi dan imitasi yang Baru Fase Prakonseptual
  • – 4 tahun Menggunakan pendekatan egosentrikuntuk mengakomodasi tuntutan lingkungan Semua hal bermakna dan berkaitan dengan “aku” Mengeksplorasi lingkungan Bahasa berkembang dengan cepat Mengasosiasikan kata dengan objek
  • – kata mengekspresikan pikiran Fase Operasi
  • – 11 tahun Menyelesaikan masalah yang konkret Konkret Mulai memahami hubungan seperti ukuran Mengerti kanan dan kiri Sadar akan sudut pandang orang Fase Operasi

  Pre Conventional 2. Conventional 3. Post Conventional (Supartini, 2012).

  2. Perkembangan Moral Perkembangan moral anak menurut Kohlberg didasarkan dari perkembangan kognitif anak dan terdiri atas tiga tahapan utama , yaitu : 1.

  11 – 15 tahun Menggunakan pemikiran yang rasional Formal Pola pikir yang deduktuf dan futuristik

Sumber : Piaget, J. (1996). The Origin of Intelligence in Children . International

Universities Press, Inc.

  7

  Fase Pemikiran

4 – 7 tahun Pola pikir egosentrik berkurang

Intuitif Memimikirkan sebuah ide pada satu waktu Melibatkan orang lain di lingkungan tersebut Kata

  2

  12

  18

  8

  4

  1

  Fase dan Tahap Usia Perilaku Signifikan Fase Sensorimotor Lahir

Tabel 2.1 Fase Perkembangan Kognitif Menurut Pieget

  11 tahap baru dalam logika orang dewasa, yaitu mampu melakukan penalran abstrak. Operasi formal memungkinkan berkembangnya sistem nilai dan ideal serta pemahaman untuk masalah filosofis (Winarno, 2012).

  .

  12 a.

  Fase Pre Conventional Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasar dari peletakan nilai moral. Fase ini terdiri dari tiga tahapan.

  Tahap satu didasari oleh adanya rasa egosentris pada anak. Tahap dua yaitu orientasi hukumandan ketaatan. Tahap selanjutnya yaitu anak berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan.

  b.

  Fase Conventional Anak berorentasi pada mutualitas hubungan interpersonal dengan kelompok. Anak sudah mampu bekerjasama dengan kelompok dan mempelajari serta mengadpsi norma

  • – norma yang ada di dalam kelompok selain norma yang ada di keluarganya. Anak mempersepsikan perilakunya sebagai suatu kebaikan ketika perilaku anak menyebabkan mereka diterima oleh keluarga atau teman sekelompoknya. Anak akan mempersepsikan perilakunya sebagai suatu keburukan ketika tindakannya mengganggu hubungannya dengan keluarga, temannya atau kelompoknya. Anak melihat keadilan sebagai suatu yang saling menguntungkan antar individu.

  c.

  Fase Post Conventional Anak usia remaja telah mampu membuat pilihan berdasar pada prinsip yang dimiliki dan yang diyakini. Segala tindakan yang diyakininya dipersepsikan sebagai suatu kebaikan. Ada dua fase pada tahapan ini, yaitu orientasi pada hukum dan orientasi pada prinsip etik yang umum. Pada fase pertama , anak mendapatkan nilai budaya, hukum dan perilaku yang tepat yang menguntungkan bagi masyarakat sebagai

  .

  13 sesuatu yang baik. Fase kedua adalah dapat menilai perilaku baik dan buruk pada dirinya sendiri.

Tabel 2.2 Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg

  Tingkat Tahap Usia Rata – rata

  1. Orientasi Hukuman dan Kepatuhan Todler usia 7 Anak berespon terhadap Takut terhadap hukuman, bukan rasa tahun peraturan budaya mengenai label hormat terhadap otoritas merupakan baik buruk , benar atau salah. alasan terbentuknya keputusan, perilaku Peraturan yang terbentuk secara dan konformitas. eksternal menentukan tindakan 2. Orientasi Relavist Instrumental Prasekolah

  • 1. Pra Convensional
  • – usia yang benar atau salah. Anak Konformitas didasarkan pada sekolah memahaminya dalam istilah kebutuhan egosentrik dan narsisistik. hukuman, penghargaan atau Tidak ada rasa keadilan, loyalitas dan pertukaran kebaikan. terima kasih. Fase Egosentrik

  3. Orientasi Persetujuan Interpersonal Usia sekolah

Individu memikirkan upaya Keputusan dan perilaku didasarkan dewasa (sebagian

untuk mempertahankan harapan pada kekhawatiran akan reaksi orang besar wanita berada

dan peraturan keluarga, lain. Individu menginginkan pada tahap ini) kelompok, negara serta persetujuan dan penghargaan dari masyarakat. Perasaan bersalah orang lain. Respon empati, yang telah berkembang dan didasarkan pada pemahaman tentang mempengaruhi perilaku. perasaan orang lain, merupakan faktor Individu menerima nilai tertentu terbentuknya keputusan dan

konformitas, loyalitas dan perilaku. Remaja dan dewasa

berusaha aktif dalam 4. Orientasi Hukum dan Tata Tertib (sebagian besar

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP LANSIA DALAM MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA (Studi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 12

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DENGAN DEPRESI POSTPARTUM (Studi di RSIA Muslimat Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

TERAPI PERNAFASAAN DIAFRAGMA TERHADAP KENYAMANAN PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) BERBASIS TEORI OF COMFORT (Di Ruang Paviliun Cempaka RSUD Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 136

IDENTIFIKASI CEMARAN JAMUR Candida albicans PADA AIR BAK TOILET DI RUANG BERSALIN (Studi di RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 64

PENGARUH JUS MELON TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 106

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN HARGA DIRI RENDAH PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM” (Studi di Paviliun Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 104

PENGARUH TERAPI PUZZLE TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU AGRESIF ANAK PRA SEKOLAH (Studi di TK Bina Insani Candimulyo Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 107

PENGARUH METODE SIMULATION GAME TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS (Studi di Kelas X SMA PGRI 2 Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 136

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN KADAR GULA DARAH ACAK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (Studi di Ruang Dahlia RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 9

KEBIASAAN JAJAN ANAK DI SEKOLAH DENGAN KEJADIAN DEMAM TYPHOID PADA ANAK USIA SEKOLAH (Studi di Paviliun Seruni RSUD Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 2 119