BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri 1. Pengertian Industri - BAB II HEDWIN PRAMONO GEOGRAFI'12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri 1. Pengertian Industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah

  atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa ).

  Menurut I Made Sandi (1985:148) industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi- tingginya. Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Wahana geogrrafi SMA di .

2. Macam-macam Industri di Indonesia

  Adapun macam-macam industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut.

  a. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku

  1) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan. 2) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain. 3) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

  b. Klasifikasi Industri Berdasarkan Produksi Yang Dihasilkan

  1) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut.. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman. 2) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

  3) Industri tersier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

  c. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah

  1) Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan. 2) Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis. 3) Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan.

  Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.

  d. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha

  1) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

  2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

  3) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak). 4) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.

  5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas.

  Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

e. Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi

  1) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

  2) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

  f. Klasifikasi Industri Berdasarkan Barang Yang Dihasilkan

  1) Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan. 2) Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

  g. Klasifikasi Industri Berdasarkan Modal Yang Digunakan

  1) Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.

  2) Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan. 3) Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

h. Klasifikasi Industri Berdasarkan Subjek Pengelola

  1) Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan. 2) Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.

i. Klasifikasi Industri Berdasarkan Cara Pengorganisasian

  1) Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan. 2) Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.

  3) Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.

  j. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja

  1) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

  2) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan. 3) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik. 4) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang ..

  Berdasarkan pengelompokan-pengelompokan di atas, maka dalam hal ini industri konveksi di tempat penelitian merupakan kelompok industri kecil yang jumlah pekerjanya antara 5 sampai 19 orang dan industri konveksi tersebut melakukan kegiatan produksinya menggunakan teknologi mesin jahit dan mesin obras, disamping tempat produksinya yang tidak terpisah dengan tempat tinggal, serta para pengusahanya menjadikan usahanya sebagai mata pencahariaan utama.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Industri a. Proses Produksi

  Produksi dalam arti ekonomi mempunyai pengertian semua kegiatan yang meningkatkan nilai kegunaan atau faedah (utility) suatu benda. Ini dapat berupa kegiatan yang meningkatkan kegunaan dengan mengubah bentuk atau menghasilkan barang baru (utility of form). Dapat pula meningkatnya kegunaan suatu benda itu karena adanya kegiatan yang mengakibatkan dapat berpindahnya pemilikan suatu benda dari tangan seseorang ketangan orang lain.(Sriyadi, 1991:6)

  Proses produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor adalah sebagai berikut:

  1) Faktor produksi alam, faktor ini merupakan faktor produksi pokok yang paling penting dalam rangka persiapan, pengadaan dan pengembangan industri kecil. 2) Faktor produksi tenaga kerja, faktor ini yang paling penting adalah sumber daya manusia.

  3) Faktor produksi modal, faktor ini berupa modal tetap seperti gedung, mesin, alat-alat dan modal kerja yang paling penting.

  4) Faktor produksi kemampuan berusaha, faktor ini sangat tergantung pada kualitas SDM.

  Industri kecil konveksi di Desa Tembok Kidul sangat dipengaruhi oleh faktor produksi modal terutama modal kerja. Modal kerja sangat penting untuk kelangsungan produksi, karena tanpa adanya modal kerja usaha dalam bidang tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan.

b. Bahan Baku

  Menurut Ahyani bahan baku atau bahan mentah merupakan bahan yang digunakan untuk keperluan proses produksi. Hal-hal yang berkaitan dengan bahan baku selama satu periode:

  1) Jumlah kebutuhan bahan baku selama satu periode 2) Kelayakan harga barang 3) Kontinuitas persediaan barang

  4) Kualitas bahan baku 5) Sifat bahan baku 6) Biaya pengangkutan bahan baku (Syamriloade, 2010 di

  Bahan baku pokok untuk pembuatan pakaian jadi adalah kain atau bahan yang berukuran panjang yang belum di pola menjadi pakaian jadi, Untuk memperoleh bahan baku tersebut membeli kepada pedagang grosir di daerah pasar Tegal Gubug, Cirebon.

c. Modal

  Modal adalah sesutu yang sangat dibutuhkan di dalam sebuah perusaan, salah satu yang utama di dalam perusahaan adalah ini. modal itu banyak macam macamnya .modal adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menjalankan suatu usaha perusahaan. modal juga dapat dari dalam perusahan atau yang penambahan dari pihak pemilik perusaan dan juga dari pihak lain . modal sangat besar mempengaruhi dalam jalanya suatu hidupnya perusahaan. penentuan modal yang baik di dalam perusahaan dapat mempengaruhi jalanya kesuksesan perusahaan (Purba di.

  Macam-macam modal: 1) Modal Menurut Pemiliknya a) Modal perseorangan, artinya modal tersebut dimiliki oleh perseorangan.

  Misalnya, gedung dan kendaraan. b) Modal masyarakat, artinya modal tersebut dimiliki oleh banyak orang dan untuk kepentingan orang banyak. Misalnya, jalan dan jembatan 2) Modal Menurut Wujudnya a) Konkret, artinya modal yang jelas wujudnya, tetapi dapat dilihat.

  Misalnya, gedung, mesin, dan peralatan.

  b) Abstrak, artinya modal yang tidak terlihat, tetapi kegunaannya dapat dirasakan. Misalnya, nama baik perusahaan, keahlian karyawan, dan hak cipta. 3) Modal Menurut Bentuknya a) Uang, artinya modal berupa dana.

  b) Barang, artinya modal berupa alat yang digunakan dalam proses produksi. Misalnya, mesin, gedung, dan kendaraan.

  4) Modal Menurut Sifatnya

  a) Modal tetap, artinya modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali masa produksi. Misalnya, mesin, kendaraan, dan gedung.

  b) Modal lancar, artinya modal yang habis dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan baku, kertas, dan bahan bakar mesin.

  5) Modal Menurut Sumbernya a) Modal sendiri, artinya modal yang berasal dari pemilik perusahaan.

  Misalnya, saham dan tabungan. b) Modal pinjaman, artinya modal pinjaman dari pihak lain (Putra, 2010 di http://ekonomikelasx.blogspot.com).

d. Pemasaran

  Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitanya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.

  Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju ).

  Dalam memasarkan produk para pengusaha konveksi di tempat penelitian ada yang memasarkan di luar kota, ada juga yang didalam kota, ada juga yang tidak perlu ke luar rumah untuk memasrkan hasil produksinya. Para pedagang dari berbagai kota besarlah yang datang ke rumahnya untuk

  

kulakan. Hal ini tergantung bulan, apabila hamper mendekati bulan puasa atau lebaran, biasanya bakul yang dating sendiri, tapi apabila bukan bulan puasa maka sebaliknya.

  e. Teknologi

  Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya (Djoyohadikusumo di ).

  Teknologi berkaitan erat dengan peralatan dan cara-cara yang digunakan dalam proses produksi suatu industri. Proses produksi pada pembuatan pakaian jadi di Desa Tembok Kidul yaitu dengan setrika, mesin jahit, mesin obras.

  f. Tenaga Kerja 1) Pengertian

  Tenaga kerja adalah kekuatan dan atau suatu kemampuan yang dimiliki oleh suatu manusia untuk melakukan kerja. Kerja merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dilakukan untuk memenuhi suatu kebutuhan hidup. Dalam pengertian kerja ini adalah kerja fisik dan non fisik, yang hasilnya dapat berupa benda material maupun non material. (Daljoeni,1992:52).

2) Macam-macam tenaga kerja

  Tenaga kerja meliputi dua faktor yaitu :

  a) Kuantitatif, artinya banyaknya tenaga kerja yang dapat direkrut untuk menunjang kegiatan industri tersebut.

  b) Kualitatif, artinya banyaknya tenaga kerja yang dapat direkrut berdasarkan kesesuaiannya terhadap kegiatan industri yang sedang berlangsung. (Daljoeni,1992:59).

  Ketrampilan merupakan kemampuan seseorang di dalam melakukan suatu pekerjaan. Kemampuan itu biasanya diperoleh melalui latihan, baik secara formal maupun secara informal. Secara formal apabila latihan dilakukan di suatu lembaga pendidikan khusus, sedangkan secara informal apabila latihan dilakukan di lingkungan masyarakat atau keluarga. Pendidikan dan latihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan ketrampilan seseorang, dengan demikian akan meningkatkan produktivitas kerja

  Pada umumnya tenaga kerja pada industri kecil mempunyai kelemahan pada pengetahuan dan ketrampilan yang rendah, sehingga mengalami kesulitan dalam menciptakan motif dan hiasan baru dalam menghasilkan produk, dan hanya mengandalkan pengalaman kerja sehingga dapat menghambat perkembangan industri kecil. (Depdikbud, 1992:100)

  Di samping itu pada industri kecil tenaga kerja yang direkrut relatif sedikit dan bersifat sementara serta mudah didapat karena tidak memerlukan pendidikan yang khusus, sehingga tidak memerlukan biaya yang tinggi untuk upah tenaga kerja (Kabul, 1990:28).

  Pengupahan tenaga kerja pada industri kecil konveksi di tempat penelitian biasanya dilakukan secara harian, tetapi ada juga yang menggunakan perhitungan per-baju, hal ini tergantung jenis keahliannya.

3) Penyerapan Tenaga Kerja

  Penyerapan tenaga kerja adalah seberapa banyak jumlah tenaga kerja yang dapat ditampung dan diserap sebagai pekerja (Sukarwati, di ). Dalam hal ini penyerapan tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masuknya sejumlah tenaga kerja yang tertampung pada industri kecil konveksi Tembok Kidul di mana tenaga kerja tersebut berasal dari dalam desa maupun dari luar desa. Penyerapan tenaga kerja dapat diklasifikasikan berdasarkan:

  a) Sex Ratio Dalam penyerapan tenaga kerja, pengusaha mempertimbangkan tentang kualitas tenaga kerja yang akan bekerja pada perusahaanya.

  Kualitas tenaga kerja juga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin dari tenaga kerja tersebut. Selain itu pengusaha juga melihat tentang apa yang diproduksi oleh perusahaanya, karena sesuai atau tidaknya tenaga kerja yang dibutuhkan akan berpengaruh pada produk yang dihasilkan.

  b) Komposisi Umum Komposisi umum yang dimaksud yaitu tentang perbandingan tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan yang berdasarkan pada umur dan jenis kelamin.

  c) Pendidikan Pendidikan yang dimaksud yaitu pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh seseorang yang diukur dari pemilikan ijazah. Pendidikan juga ikut mempengaruhi kualitas yang dimiliki oleh tenaga kerja. Dengan telah menempuh pendidikan yang tinggi maka dapat dikatakan tenaga kerja tersebut mempunyai kualitas tentang keahlian yang handal pula.

  d) Usia Usia adalah jumlah ulang tahun terakhir yang pernah dilalui oleh seseorang. Dalam menyerap tenaga kerja, perusahaan juga mempertimbangkan dari segi usia tenaga kerja tersebut. Karena usia juga akan mempengaruhi produktivitas dari tenaga kerja dalam bekerja, selain itu untuk mematuhi peraturan pemerintah tentang batasan angkatan kerja yang diperbolehkaan bekerja. e) Daerah Asal Daerah asal adalah daerah di mana tenaga kerja bertempat tinggal.

  Perusahaan dalam menyerap tenaga kerja juga mempertimbangkan tentang dari mana asal tenaaga kerja tersebut. Karena jauh atau dekatnya tempat tinggal juga akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja khususnya tentang kedisiplinan dalam hal ketepatan waktu bekerja. Suatu proses produksi dalam suatu kegiatan industri memerlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan ketrampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan industri. Jenis pekerjaan yang diperoleh seseorang tergantung pada berbagai faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor lainnya.

  Faktor dari pekerjaan meliputi tingkat pendidikan, ketrampilan dan ketekunan dalam bekerja serta kemampuan memilih alternatif pekerjaan.

  Sedangkan faktor lingkungan menyangkut adanya kegiatan yang dapat diisi oleh anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyerapan tenaga kerja : (1). Tersedianya Tenaga Kerja.

  Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang memadai. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu.

  Jumlah tenaga kerja juga masih dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin dan upah tenaga kerja.

  (2). Kualitas Tenaga Kerja

  Dalam proses produksi diperlukan spesialisasi paada jenis pekerjaan dan ini jumlahnya terbatas. Bila masalah tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam produksi. (3). Jenis Kelamin.

  Kualitas tenaga kerja dipengaruhi oleh jenis kelamin dan pengalaman. Untuk memilih tenaga kerja yang baik diperlukan persyaratan tertentu, meliputi:

  (4). Keahlian (5). Umur (6). Jenis kelamin (7). Kondisi fisik dan kesehatan (8). Kejujuran dan kondisi mental (Wibowo Singgih, 1980:39).

  Industri konveksi di Desa Tembok Kidul memberikan kontribusi yaitu sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sebagian masyarakat desa tersebut dan masyarakat lain.

g. Fasilitas Transportasi

  Transportasi meliputi darat, air, dan udara yang kesemuanya sangat diperlukan bagi berlangsungnya sebuah industri. Ini bertalian dengan dua hal yaitu usaha mendatangkan bahan mentah dan usaha memasarkan hasil produksi.

  Ketersediaan sarana prasarana transportasi akan memperlancar perpindahan arus barang, benda, makhluk hidup dari satu tempat ke tempat yang lain. Di tinjau dari sisi industri kelancaran transportasi akan mempertinggi efisiensi. Disamping faktor geografis yang meliputi modal, manajemen, kebijakan pemerintah dan faktor pribadi. (Daldjoeni,1992:59-60)

  Dari segi geografis, di Desa Tembok Kidul Kecamatan Adiwerna merupakan desa yang berada di tengah-tengah wilayah kecamatan yaitu dilalui jalan raya yang menghubungkan jalur Kabupaten Tegal dengan Kota Madya Tegal. Di Kota Tegal sendiri terdapat pelabuhan yang berskala cukup besar yaitu nomor tiga di Jawa Tengah setelah pelabuhan Tanjung Emas dan pelabuhan Cilacap. Dilihat dari segi geografisnya, hal ini sangat potensial untuk mempermudah pemasaran produk-produk sehingga dapat menekan biaya produksi.

h. Pendapatan

  Pendapatan adalah hasil yang diperoleh manusia setelah mereka melaksanakan aktivitas kerja. Bentuk pendapatan dapat bermacam-macam sesuai dengan aktivitas yang dilakukan oleh penduduk. Di mana orang yang bekerja mengharapkan adanya upah atau imbalan dari orang yang memberikan pekerjaan.

  Menurut Eldon S. Hendriksen (dalam Marianus Sinaga, 1993 : 164) mendefinisikan “Pendapatan adalah ekspresi moneter dari keseluruhan produk atau jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan kepada pelanggannya selama satu periode”. Menurut definisi ini, maka pendapatan diukur berdasarkan jumlah barang dan jasa yang diserahkan kepada pembeli atau langganan (dengan menggunakan satuan mata uang tertentu). Jadi merupakan aliran keluarnya (out flow) nilai atas barang atau jasa yang ditransfer kepada langganannya. Selanjutnya Zaki Baridwan (1992 : 30) mengutarakan : “Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha” (Syamriloade, 2010. id.shvoong.com).

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa upah adalah sejumlah pembayaran yang diterima buruh atau karyawan karena ia melakukan tugasnya yaitu menghasilkan produk. Sedangkan komponen-komponen upah meliputi :

  1) Nilai uang yang diterima Uang dianggap sebagai alat motivasi, karena uang yang diterima tersebut dapat digunakan untuk mengubah perilaku pegawai dengan cepat dan kuat sekali, dikarenakan bahwa uang merupakan bentuk penghargaan atas prestasi kerja yang memuaskan.

  2) Sistem Pengupahan.

  Ada beberapa cara dalam membayar upah yaitu: a) Sistem Upah Menurut Waktu Sistem ini dihitung berdasar jumlah tetap untuk setiap jam kerja.

  b) Sistem Upah Perpotong Sistem upah perpotong dihitung berdasarkan prestasi kerja yang dihasilkan pekerja.

  c) Sistem Upah Borongan Sistem ini diberikan pada kelompok pekerja dan tidak kepada masing- masing pekerja. Upah ini diselenggarakan terutama pada suatu jenis pekerjaan yang hasilnya sulit diukur.

  d) Sistem skala upah berubah Sistem ini menggunaakan dua cara :

  (1). Sistem upah sliding scale Sistem ini menghubungkan antara tingkat upah dengan tingkat harga penjualan barang-barang hasil produksi perusahaan.

  (2). Sistem upah indeks Sistem ini menghubungkan antara tingkat angka indeks dengan biaya kehidupan.

  e) Sistem upah dengan pembagian laba Sistem ini dibagi dua yaitu:

  (1). Sistem pertisipasi, maksudnya pekerja menerima disamping upah biasa, juga sebagian laba badan usaha tempat ia bekerja.

  (2). Sistem rekaan, yaitu suatu bentuk yang khas dari sistem upah pembagian laba. f) Sistem upah premi Dalam sistem ini tingkat upah akan dihubungkan dengan premi yang ditentukan. (Komaruddin, www.scribd.com/doc/2010).

  Sedangkan sistem pengupahan yang digunakan di tempat penelitian adalah sistem upah menurut waktu dan sistem upah perpotong.

B. Industri Kecil

  Industri kecil adalah kegiatan industri yang dikerjakan di rumah-rumah penduduk, yang pekerjanya merupakan anggota keluarga sendiri yang tidak terikat jam kerja dan tempat. Bahwa industri kecil adalah usaha produktif di luar usaha pertanian, baik itu merupakan mata pencaharian utama maupun sampingan (Tambunan, 1993:83). Sedang menurut I Made Sandi (1990:154) industri kecil adalah industri yang bergerak dengan sejumlah tenaga kerja dan modal kecil, menggunakan teknologi sederhana tetapi jumlah keseluruhan tenaga kerja mungkin besar karena merupakan industri rumah tangga.

  Selanjutnya Singgih Wibowo (1988:3) menambahkan industri kecil merupakan perusahaan perorangan dengan bentuk usaha paling murah, sederhana dalam pengolahannya, serta usaha tersebut dimiliki secara pribadi yang untung ruginya ditanggung pribadi.

  Dari beberapa definisi diatas, secara umum terdapat kesamaan sifat dan karakter tentang industri kecil, antara lain memiliki modal kecil, usaha dimiliki pribadi, menggunakan teknologi sederhana, serta tenaga kerja relatif sedikit, karena itu industri kecil sangat cocok dikembangkan di pedesaan. Sifat industri di pedesaan biasanya mendekati informal, yaitu menunjukan indikasi yang kurang stabil, modal relatif kecil, pemasaran terbatas, menyerap tenaga kerja relatif sedikit dan bersifat sementara (Kabul, 1990:28).

C. Perkembangan Industri

  Perkembangan industri merupakan unsur pokok untuk mempercepat terciptanya suasana pembangunan jangka panjang dalam rangka menciptakan kerangka landasan bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang terus. Salah satu tujuan pembangunan industri adalah meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan manfaat dana, sumber daya alam dan hasil budi daya serta memperlihatkan keseimbangan dan kelestariaan lingkungan hidup di http://geografi-geografi.blogspot.com/2010).

  Menurut Tambunan (1999:64) perkembangan industri kecil suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

  1. Lokasi Industri Pertimbangan utama dalam menentukan alternatif lokasi industri yaitu ditekankan pada biaya transportasi yang rendah. Pada prinsipnya beberapa teori lokasi tersebut untuk memberikan masukan bagi penentuan lokasi optimum, yaitu lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi.

  Berikut ini merupakan penjelasan mengenai beberapa teori lokasi.

  Pemilihan lokasi usaha konveksi di desa Tembok Kidul lebih berorientasi pada pasar yaitu dengan pemilihan lokasi dekat kota dimana peluang pasar cukup cerah. Faktor lainnya seperti tenaga kerja, prasarana listrik, fasilitas transportasi dll, bukan faktor utama akan tetapi faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi.

  2. Struktur Permodalan dan Manajemen Keuangan Modal adalah baik berupa barang kongkret yg ada dlm rumah tangga perush. (Neraca sebelah debit) maupun berupa daya beli atau nilai tukar dr barang itu (Neraca sebelah kredit) (Bakker di rhassan.staff.html/2009).

  Industri kecil seperti industri di Desa tembok Kidul merupakan bentuk usaha yang paling sederhana dalam hal kepemilikannya dan dalam hal pengorganisasiannya. Kepemilikannya hanya satu orang, pengelolaannya dipegang oleh pemilik itu sendiri dan keumtungan atau kerugiannya ditanggung sendiri. Tidak ada batasan antara harta milik pribadi dengan harta milik perusahaan.

D. Kerangka Fikir

  Industri kecil tidak bisa melakukan kegiatan produksinya tanpa adanya sarana penunjang. Misalnya seperti bahan baku, transportasi, tenaga kerja terampil, dll. Masalah yang dihadapi industri kecil pada umumnya dihadapkan pada keterbatasan dana atau modal yang ada dan kurangnya kemampuan manajerial pengusaha industri kecil khususnya dalam bidang keuangan, harga bahan baku yang selalu naik dan peralatan produksi yang masih sederhana, sehingga hal-hal tersebut menjadi kendala dan dapat menjadi ancaman bagi perkembangan ndustri kecil. Kendala-kendala tersebut perlu pemecahan atau jalan keluar. Salah satu jalan keluarnya adalah adanya bantuan dari pemerintah terutama industri kecil atau industri ditempat penelitian.

  Industri kecil sangat penting terutama dalam hal penciptaan kesempatan kerja. Argumentasi ini berdasarkan pada kenyataan bahwa disatu pihak jumlah angkatan kerja sangat berlimpah mengikuti jumlah penduduk yang besar, dan di pihak lain industri besar tidak sanggup menyerap semua pencari pekerjaan.

  Ketidaksanggupan industri besar dalam menciptakan kesempatan kerja yang besar disebabkan karena memang pada umumnya kelompok usaha tersebut relatif padat modal, sedangkan industri kecil relatif padat karya. Kedua, pada umumnya industri besar membutuhkan pekerja dengan pendidikan formal yang tinggi dan pengalaman kerja yang cukup, sedangkan industri kecil sebagian pekerjanya berpendidikan rendah.

  Industri kecil merupakan industri yang potensial untuk dikembangkan di pedesaan. Industri kecil mempunyai peranan sebagai penyedia lapangan kerja di daerah pedesaan. Dengan semakin berkembangnya industri kecil diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja khususnya untuk daerah pedesaan. Untuk mempermudah skripsi ini maka penulis menggambarkan kerangka berfikir sebagai berikut: Faktor Intern :

  • Bahan Baku - Modal - Tekhnologi - Tenaga kerja
  • Manejemen Perkembangan Industri Faktor Ekste
  • Pemasaran Penyerapan Tenaga Kerja