STRATEGI OPTIMALISASI PENAGIHAN PAJAK RESTORAN DI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2013 - 2015 - STIE Widya Wiwaha Repository

  STRATEGI OPTIMALISASI PENAGIHAN PAJAK RESTORAN DI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2013 - 2015 TESIS Diajukan oleh

  NURYANTO 151102793

  Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

  2017 STIE Widya Wiwaha

  

Jangan Plagiat

  STRATEGI OPTIMALISASI PENAGIHAN PAJAK RESTORAN DI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2013 – 2015 Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat STIE

  Diajukan oleh NURYANTO

  151102793 Kepada MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2017

  LEMBAR PENGESAHAN TESIS S TRATEGI OPTIMALIS AS I PENAGIHAN PAJAK RES TORAN DI PEMERINTAH KABUPATEN S LEMAN TAHUN 2013 - 2015

  Nama : Nuryanto NIM : 151102793 Kebidangan : M anajemen Keuangan Daerah

  Yogyakarta, 25 Februari 2017 Telah disetujui dan disahkan oleh

  Dosen Pembimbing II M oh. M ahsun, SE, M .Si, Ak., CA., CPA

  STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

  

PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Yogyakarta, 26 Februari 2017

  Widya Wiwaha

  Nuryanto

  Jangan Plagiat STIE

  Syukur Alhamdulillahirabbil Aalamiin segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat serta limpahan Rahmat dan H idayah-

N ya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Sholaw at dan salam semoga tetap

terlimpahkan kepada N abi M uhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabatnya.

  Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada kedua orang tuaku tercinta Bapak

Taslim (alm) dan I bu Sanirah, kakakku M asriah serta adikku Turiah yang telah

memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada

terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang

  Widya Wiwaha

bertuliskan kata cinta dan persembahan. Serta untukmu calon istriku,

kekasihku, sahabat dan teman terbaik dalam hidupku M aryati,S.E terima kasih

atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku

  

Jangan Plagiat

STIE semangat dan inspirasi dalam meneyelesaikan tesis ini.

  

S TRATEGI OPTIMALIS AS I PENAGIHAN PAJAK RES TORAN DI

PEMERINTAH KABUPATEN S LEMAN TAHUN 2013 – 2015

NURYANTO

  M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Email: nuryanto_13@yahoo.com

ABS TRAK

  Restoran yang ada di Kabupaten Sleman sangat banyak dan beraneka ragam, akan tetapi penagihan pajak restoran belum dapat dilakukan secara optimal. Penelitian ini bertujuan menentukan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan penagihan pajak restoran di Pemerintah Kabupaten Sleman.

  M etode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Data penelitian diolah, kemudian dilakukan analisis SWOT. M elalui identifikasi faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dengan analisis faktor eksternal dan internal, telah dihasilkan strategi yang tepat untuk Pemerintah

  Widya Wiwaha

  Kabupaten Sleman yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Strength Opportunity).

  Strategi yang direkomendasikan dalam mengoptimalkan penagihan pajak

  

Jangan Plagiat

STIE

  restoran di Pemerintah Kabupaten Sleman adalah : (1) M eningkatkan partisipasi wajib pajak dalam penyelenggaraan pemungutan pajak restoran melalui penyuluhan terhadap wajib pajak; (2) M eningkatkan promosi atas keberadaan restoran di Kabupaten Sleman dengan memanfaatkan perkembangan sistem informasi dengan kualitas promosi yang lebih efektif; (3) M emanfaatkan dukungan dinas perizinan terkait data terbaru wajib pajak restoran untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan SDM yang memadai; (4) Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian pemungutan pajak restoran. Kata kunci : pajak restoran, analisis SWOT, strategi.

ABS TRACT

  Restaurants in Sleman are many and varied, but the restaurant tax collection can not be performed optimally. This study aimed to determine the appropriate strategy to optimize tax collection restaurants in Sleman District Government.

  The method used in this research is descriptive qualitative. Data was obtained through interviews, questionnaires and documentation study. Data were analyzed, then do a SWOT analysis. Through the identification of factors opportunities, threats, strengths and weaknesses with the analysis of external and internal factors, have produced the right strategy for the Government of Sleman is a strategy of using force to take advantage of opportunities (Strength Opportunity).

  Recommended strategies to optimize tax collection restaurants in Sleman District Government are: (1) Improving taxpayer participation in the administration of tax collection through extension restaurants to taxpayers; (2) Increase the promotion of the restaurant's existence in Sleman by utilizing

  Widya Wiwaha

  information system development with the promotion of a more effective quality; (3) Utilizing licensing support services related to the latest data taxpayer restaurants to increase tax revenues with adequate human resources; (4) The use

  

Jangan Plagiat

STIE

  of information technology in the implementation, monitoring, and control of tax collection restaurant.

  Keywords: restaurant tax, SWOT analysis, strategy.

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi M uhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

  

“S trategi Optimalisasi Penagihan Pajak Restoran Di Pemerintah Kabupaten

S leman Tahun 2013-2015.” Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat

  dalam menyelesaikan Program Sarjana (S2) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.

  Tesis ini dapat tersusun dengan baik tentunya berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan baik ini, secara khusus penulis

  Widya Wiwaha

  menyampaikan terimakasih kepada: 1.

  Allah SWT yang telah memberikan karunia, rezeki dan kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan. Semoga semua ini

  

Jangan Plagiat

STIE

  menjadi jalan menuju ridho-M u. Aamiin.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Halim, MBA., Ak selaku Direktur Program Magister

  M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.

       

  3. Bapak Moh. Mahsun, S.E., M.si,. Ak., CA., CPA selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.

  4. Ibu Nur Widiastuti, S.E., M.Si selaku Direktur Pelaksana dan dosen Program M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha yang telah meluangkan waktu serta penuh dedikasi telah memberikan ilmunya.

  5. Pimpinan dan Staf Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman yang telah memberikan kesempatan, kemudahan dan bantuan dalam melakukan penelitian penyebaran kuesioner dan wawancara sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

  6. Kedua orang tuaku (Bapak Taslim (alm) dan Ibu Sanirah) dan keluarga yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang dan semangat bagi penulis.

  Terimakasih atas segala perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan yang telah

  Widya Wiwaha diberikan.

  7. Calon istriku Maryati,S.E, yang telah menemaniku sampai sekarang.

  Terimakasih atas dukungan, motivasi, kesabaran, dan pelajaran hidup yang

  

Jangan Plagiat

STIE

  selama ini diberikan. Darimu aku belajar bagaimana bertahan hidup dan arti sebuah kesabaran.

  8. Seluruh teman-teman Magister Manajemen angkatan 15.A.1, terimakasih atas kebersamaan selama hampir 2 tahun ini. Terimakasih untuk semua perhatian dan kebaikan kalian semua. Salam sukses dan bahagia untuk kita semua.

9. Ibu Anik Sulistiani dan teman-teman Kantor Akuntan Publik Mahsun Armand

  Nugrahanto, terima kasih atas dukungan dan bantuannya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

  10. Bapak Drs. Syarofin Arba, MF yang telah membimbing penulis dari awal masuk perkuliahan sampai sekarang bisa lulus S2, dan semua teman-teman Pondok Nahrul Hayyah yang berjuang bersama maupun adik-adik semua teruslah berjuang jangan sampai putus kuliah, tetap semangat dalam memperjuangkan hidup dan agama Allah.

  11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan doa, semangat, dan dorongan sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Terimakasih hanya Allah Swt yang dapat membalas kebaikan kalian semua.

  Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan karena

  

Widya Wiwaha

  keterbatasan yang dimiliki. Namun besar harapan penulis semoga tesis ini memberikan manfaat bagi semua pembaca.

  Jangan Plagiat STIE

  Yogyakarta, Februari 2017 Penulis

  

DAFTAR ISI

  LEM BAR JUDUL LEM BAR PENGESAHAN LEM BAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM E LEM BAR PERSEM BAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

  1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

  Widya Wiwaha

  1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 10

  1.3 Pernyataan Penelitian .......................................................................... 10

  Jangan Plagiat STIE

  1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 10

  1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 11

  BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 12

  2.1 Strategi ................................................................................................. 12

  2.2 Manajemen Strategi ............................................................................. 12

  2.3 Pajak Daerah ........................................................................................ 13

  2.4 Pajak Restoran ..................................................................................... 15

  2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 15

  BAB III M ETODE PENELITIAN..................................................................... 18

  3.1 Obyek Penelitian .................................................................................. 18

  3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 19

  3.3 M etode Pengumpulan Data ................................................................. 19

  3.4 Analisis Data ....................................................................................... 21

  3.4.1 Triangulasi .................................................................................. 21

  3.4.2 Analisis SWOT ........................................................................... 22

  BAB IV HASIL DAN PEM BAHASAN .......................................................... 25

  4.1 Analisis Lingkungan Internal .............................................................. 25

  4.1.1 Faktor Politik .............................................................................. 25

  4.1.2 Faktor Ekonomi .......................................................................... 27

  4.1.3 Faktor Sosial Budaya ................................................................. 28

  4.1.4 Faktor Teknologi ........................................................................ 29

  Widya Wiwaha

  4.1.5 Faktor Kompetitor ..................................................................... 30

  4.1.6 Faktor Kolaborator ..................................................................... 31

  4.2 Analisis Lingkungan Internal .............................................................. 32

  Jangan Plagiat STIE

  4.2.1 Input ........................................................................................... 32

  4.2.1.1 Sumber Daya M anusia ...................................................... 32

  4.2.1.2 Anggaran/Dana .................................................................. 35

  4.2.1.3 Sarana dan Prasarana ......................................................... 36

  4.2.1.4 Struktur Organisasi Pelaksana ........................................... 36

  4.2.1.5 Budaya Organisasi ............................................................. 47

  4.2.2 Strategi yang Ditetapkan ............................................................ 50

  4.2.3 Hasil yang telah dicapai (Output) .............................................. 51

  4.3 Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal ........................................... 51

  4.3.1 M atriks IFAS ............................................................................. 57

  4.3.2 M atriks EFAS ............................................................................ 59

  BAB V SIM PULAN DAN SARAN ................................................................. 68

  5.1 Simpulan .............................................................................................. 68

  5.2 Saran .................................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 70 LAM PIRAN

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat STIE

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Wajib Pajak Restoran yang Kurang Bayar Tahun 2014 .............. 8 Tabel 2 Wajib Pajak Restoran yang Kurang Bayar Tahun 2015 .............. 9 Tabel 3 Data Pegawai M enurut Jenis Kelamin Tahun 2015 ..................... 34 Tabel 4 Data Pegawai M enurut Eselonisasi Tahun 2015 ......................... 34 Tabel 5 Data Pegawai M enurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015 ............ 34 Tabel 6 Anggaran Penyuluhan dan Diklat Dinas Pendapatan Daerah

  Kabupaten Sleman 2013 – 2015 .................................................. 35 Tabel 7 Penerimaan Pajak Restoran Tahun 2013 – 2015 ......................... 51 Tabel 8 Identifikasi Faktor Eksternal ........................................................ 55 Tabel 9 Identifikasi Faktor Internal ........................................................... 56 Tabel 10 Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) ................. 58

  Widya Wiwaha

  Tabel 11 External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) ............... 60 Tabel 12 M atriks Analisis SWOT ............................................................... 62

  Jangan Plagiat

  Tabel 13 M atriks Analisis SWOT (Lanjutan) ............................................. 63 STIE

DAFTAR DIAGRAM

  Diagram 1 Analisis SWOT ................................................................................. 23 Diagram 2 Hasil Kuadran Analisis SWOT ........................................................ 66

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat STIE

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pemerintah Daerah di Indonesia sangat homogen, ada daerah yang kaya sekali, ada juga yang miskin, ada daerah yang kaya pajak, ada yang kaya sumber daya alam, tetapi ada juga daerah miskin yang tidak punya apa-apa. Pemerintah daerah, sebaiknya membelanjakan modalnya untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan pekerjaan, dan untuk pengentasan kemiskinan.

  Pemerintah daerah harus menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan menyediakan infrastuktur dan memperbaiki proses perijinan dalam rangka adanya otonomi daerah. Daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri dan tidak lagi mengandalkan uang dari pusat. Sebagai

  Widya Wiwaha

  pemerintah daerah yang otonomi mempunyai: a.

  Pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara;

  

Jangan Plagiat

STIE

  b.

  Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan; c. Pengelolaan aparatur; d.

  Peningkatan kualitas layanan publik; e. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Negara; f. Menciptakan penerapan pemerintah yang baik.

  Kapasitas fiskal suatu daerah secara umum ditentukan dengan berkembangnya suatu daerah, makin besar pendapatan asli daerahnya dengan industri dan jasa yang telah berkembang akan memiliki kapasitas fiskal lebih baik dibanding daerah yang masih terbelakang.

  Pemerintah daerah memiliki akses kekuasaan ekonomi dan politik yang besar bisa mengelola sendiri sumber daya ekonomi daerahnya. Desentralisasi membuat pemerintah daerah memiliki kewenangan lebih luas dalam mengatur anggaran pendapatan belanja daerah.

  Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah terdiri atas pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan asli daeraah terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain yang sah mencakup:

1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; 2.

  Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak

  Widya Wiwaha

  dipisahkan; 3. Pendapatan bunga; 4. Tuntutan ganti rugi; Jangan Plagiat

  STIE 5.

  Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; 6. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.

  Pendapatan dana perimbangan ialah dana yang bersumber dari pendapatan APBN dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang meliputi dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.

  Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh pendapatan daerah, selain PAD dan dana perimbangan meliputi hibah, dana darurat, dan lain- lain pendapatan ditetapkan pemerintah. Pinjaman daerah bersumber dari: 1.

  Pemerintah, dapat berasal dari pemerintah dan penerusan pinjaman/utang luar negeri;

  2. Pemerintah daerah lain, berupa pinjaman antar daerah; 3.

  Lembaga keuangan bank; 4. Lembaga keuangan bukan bank, antara lain dapat berasal dari lembaga asuransi pemerintah dan dana pensiun;

  5. Masyarakat, dapat berasal dari orang pribadi dan/atau badan yang melakukan investasi di pasar modal.

  Pendapatan Asli Daerah (PAD) cermin pertumbuhan ekonomi di dalam

  Widya Wiwaha

  suatu Pemerintah Daerah. PAD memang bisa dijadikan alat dalam suatu pemerintah daerah. PAD memang bisa dijadikan alat ukur untuk menilai perkembangan ekonomi dari suatu kabupaten/kota, nilai PAD sangat tergantung

  

Jangan Plagiat

STIE

  pada taxable capacity atau kapsitas perpajakan kabupaten/kota yang bersangkutan. Sumber-sumber pendapatan asli daerah adalah dari pajak-pajak asli daerah, seperti pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bumi bangunan, pajak perhotelan, restoran, reklame biaya retribusi, dan keuntungan dari Badan Usaha M ilik Daerah (BUM D). Besaran pajak yang diterima PAD mencerminkan volume aktivitas ekonomi. Selama ekonomi tidak bergerak, selama itu pula PAD tidak bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah.

  Salah satu dilema pembangunan daerah adalah kemampuan pendaaan dan sebagian besar daerah ternyata masih mengandalkan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk menutupi kebutuhan fiskalnya.

  Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memegang peran penting dalam pembiayaan otonomi daerah. Kekuatan ekonomi daerah harus didukung oleh sumber keuangan, khususnya pajak dan retribusi daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah Daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah otonom berkepentingan terhadap penerimaan daerah yang bersumber dari pajak.

  Dinamika pembangunan senantiasa membawa aspirasi dan tuntutan baru yang terus berkembang dalam upaya mewujudkan kualitas pembangunan yang lebih baik. Salah satunya adalah munculnya tuntutan dari daerah dengan dilandasi oleh hasrat untuk lebih berperan serta dalam mewujudkan pembangunan yang

  Widya Wiwaha

  mampu merealisasikan masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. M unculnya tuntutan daerah tersebut, mesti diapresiasi oleh Pemerintah Pusat dengan lebih arif dan bijaksana, terutama dalam mendorong

  

Jangan Plagiat

STIE

  semangat yang sedang berkembang di daerah tersebut, agar mampu teroptimalkan dalam mendorong proses otonomi dan pemberdayaan daerah yang bersangkutan.

  Sebab, jika saja kurang diapresiasi, bukan hal yang mustahil akan berakumulasi pada proses disintegrasi bangsa.

  Salah satu bentuk apresiasi pemerintah saat ini adalah kehadiran UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kedua undang-undang tersebut diharapkan dapat memberikan pijakan yang kokoh bagi proses otonomi dan pemberdayaan di daerah, termasuk dalam keleluasaan pengelolaan kewenangan bidang keuangan dan pendapatan daerah. Pelimpahan kewenangan yang besar kepada daerah tersebut harus diimbangi dengan persiapan daerah untuk melaksanakan kewenangan tersebut.

  Hal yang harus dipersiapkan Pemerintah Daerah adalah meningkatkan kemampuan dalam menggali sumber keuangan melalui usaha optimalisasi sumber-sumber Pendapatan Daerah yang ada dan menggali potensi sumber pendapatan yang baru. Salah satu sumber keuangan daerah yang dapat dioptimalkan penggaliannya adalah Pendapatan Asli Daerah. Dengan demikian, strategi intensifikasi, ekstensifikasi bahkan diversifikasi perlu dilakukan oleh setiap daerah, dengan terlebih dahulu dilakukan analisis dampak yang ditimbulkan dari usaha yang dilakukan tersebut, sehingga upaya optimalisasi Pendapatan Asli

  Widya Wiwaha

  Daerah tidak menghambat kegiatan perekonomian yang pada akhirnya dalam jangka panjang menurunkan Pendapatan Asli Daerah itu sendiri.

  Dalam kenyataan saat ini, banyak daerah yang dalam mengembangkan

  

Jangan Plagiat

STIE

  sumber pendapatan daerahnya memunculkan retribusi atau pajak baru yang menimbulkan protes dan kritikan-kritikan karena lebih membebani masyarakat dan kalangan dunia usaha. Dampak lain yang ditimbulkan dari penggalian potensi daerah seperti itu bukan merangsang minat bagi investor utuk menanamkan modal dan usahanya di daerah tersebut, tetapi menimbulkan keengganan untuk menanamkan modal, bahkan ingin memindahkan usahanya ke tempat lain atau Negara lain. Di sisi lain, masih terdapat sumber pendapatan yang belum teroptimalkan. Hal ini dibuktikan antara lain banyak daerah yang mampu merealisasikan penerimaan dari sumber-sumber tertentu jauh melebihi target yang telah ditentukan.

  Kenyataan ini disinyalir bahwa penetapan target tidak didasarkan kepada potensi yang sebenarnya, melainkan hanya diprediksikan tanpa perhitungan yang tepat, bahkan tidak sedikit daerah yang mematok target hanya didasarkan kepada peningkatan 10% dari tahun sebelumnya, tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, sebagai dampak dari kurangnya pelayanan kepada masyarakat untuk beberapa jenis layanan, menyebabkan keengganan masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi yang diwajibkan, sehingga penerimaan dari sektor ini pun menjadi tidak optimal. Atas dasar alasan utama tersebut, yaitu adanya kecenderungan Pemerintah Daerah melakukan upaya peningkatan pendapatan daerah yang kurang memperhatikan dimensi kemampuan masyarakat

  Widya Wiwaha

  dan dampak ekonomi terutama terhadap investasi, serta masih adanya potensi- potensi pendapatan dari sumber yang ada yang belum teroptimalkan, maka perlu dilakukan pengkajian sebagai bahan untuk formulasi kebijakan pemberdayaan

  

Jangan Plagiat

STIE

  potensi Pendapatan Asli Daerah. (Baban Sobandi: 2012) Salah satu komponen utama dari Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang berasal dari pajak daerah. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam mewujudkan suatu masyarakat yang taat terhadap pajak daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku memang bukan suatu hal yang mudah, apalagi dengan kondisi ekonomi yang kurang stabil seperti saat ini. Sosialisasi dari pemerintah akan bermanfaat bagi masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan lebih banyak dalam bidang perpajakan, sehingga masyarakat akan melaksanakan kewajiban perpajakan dan masyarakat akan lebih patuh dalam membayar pajak.

  Pajak Daerah menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah meliputi 5 (lima) jenis Pajak Propinsi dan 11 (sebelas) jenis Pajak Kabupaten atau Kota. Pajak Propinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok sedangkan Pajak Kabupaten atau Kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak M ineral Bukan Logam Dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi

  Widya Wiwaha

  dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

  Pajak Restoran merupakan salah satu pajak daerah yang memberikan

  

Jangan Plagiat

STIE

  kontribusi yang besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). M elihat banyaknya objek wisata, Perguruan Tinggi, dan sekolah di Kabupaten Sleman, peneliti tertarik untuk memilih Sleman sebagai objek penelitian. Penerimaan pajak restoran di Kabupaten Sleman diatur dalam Peraturan Daerah No. 10 tahun 2015 Perubahan atas Peraturan Daerah No. 2 tahun 2011 tentang Pajak Restoran.

  Stefani (2013) menyatakan bahwa sistem pemungutan pajak restoran menggunakan Self Assessment System. Pelaksanaan Self Assessment System tersebut pada kenyataannya belum dapat berjalan efektif, karena tidak semua wajib pajak menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

  Kesadaran, kepatuhan dan pengetahuan wajib pajak dan restoran tentang peraturan yang berlaku dalam membayar pajak sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah, sehingga dapat mempengaruhi pembangunan daerah. Selain itu, pemerintah khususnya Dinas Pendapatan Daerah diharapkan dapat sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku untuk mengoptimalkan penerimaan pajak restoran di Kabupaten Sleman.

  Dalam tiga tahun terakhir pajak restoran selalu meningkat, namun masih banyak potensi pajak yang belum dioptimalkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman. Sesuai hasil temuan audit pajak restoran di Kabupaten Sleman tahun 2014 dan 2015 masih terdapat wajib pajak yang kurang bayar atas pemeriksaan auditor.

  Widya Wiwaha Tabel 1. Wajib Pajak Restoran yang Kurang Bayar Tahun 2014 Pajak Hasil Pajak yang Pajak Kurang Restoran Pemeriksaan dilaporkan Bayar

  Waroeng Steak Pandega 164.931.800 7.800.000 157.131.800

  Jangan Plagiat STIE

  Jogja Paradise 181.136.140 142.876.651 38.259.489 RM . Jejamuran 424.593.708 374.801.240 49.792.468 RM . M r. Blangkon 94.140.360 9.422.600 84.717.760 RM . Ayam Suharti 522.347.900 498.849.927 23.497.973 RM . Ambarketawang 299.975.000 283.872.675 16.102.325

  Total 1.687.124.908 1.317.623.093 369.501.815 Sumber : Hasil Temuan Audit Dari Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2014 wajib pajak Waroeng Steak Pandega melaporkan pajak restoran paling kecil dibanding wajib pajak yang lain yaitu sebesar 5% dari pajak hasil pemeriksaan, sedangkan wajib pajak rumah makan M r. Blangkon melaporkan pajak restoran sebesar 10% dari pajak hasil pemeriksaan. Untuk wajib pajak yang lain melaporkan pajak restoran diatas 70% dari pajak hasil pemeriksaan.

  Tabel 2. Wajib Pajak Restoran yang Kurang Bayar Tahun 2015 Restoran Pajak Hasil Pajak yang Pajak Kurang Pemeriksaan dilaporkan Bayar

  Waroeng Steak Pandega 187.571.566 72.248.733 115.322.833 Jogja Paradise 235.622.300 197.795.424 37.826.876 RM . Jejamuran 672.714.150 672.714.150 RM . M r. Blangkon 108.495.000 11.043.900 97.451.100 RM . Ayam Suharti 557.545.435 533.776.983 23.768.452 RM . Ambarketawang 481.566.590 460.880.190 20.686.400

  Total 2.243.515.041 1.948.459.380 295.055.661 Widya Wiwaha

  Sumber : Hasil Temuan Audit

  Dari Tabel 2. menunjukkan bahwa pada tahun 2015 Wajib Pajak M r. Blangkon

  Jangan Plagiat STIE

  melaporkan pajak restoran paling kecil dibanding wajib pajak yang lain yaitu sebesar 10% dari pajak hasil pemeriksaan, sedangkan wajib pajak Waroeng Steak Pandega melaporkan pajak restoran sebesar 39% dari pajak hasil pemeriksaan. Untuk wajib pajak yang lain melaporkan pajak restoran diatas 70% dari pajak hasil pemeriksaan.

  Dari data hasil temuan audit pada wajib pajak restoran tersebut di tahun 2014 masih terdapat kurang bayar sebesar Rp. 369.501.815, sedangkan di tahun 2015 masih kurang bayar sebesar Rp. 295.055.661, selain itu ada tambahan sanksi administrasi 2% per bulan sesuai pasal 13 ayat 3 dan denda 100% dari pajak kurang bayar sesuai pasal 13 ayat 4 Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 2 tahun 2011 tentang pajak restoran. Berdasarkan data kurang bayar wajib pajak, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena pajak restoran yang dipungut oleh Dinas Pendapatan Daerah masih belum optimal. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini berjudul “S trategi Optimalisasi Penagihan Pajak

  Restoran di Pemerintah Kabupaten S leman”.

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan data hasil temuan audit pada tahun 2014 wajib pajak yang kurang bayar sebesar Rp. 369.501.815, sedangkan di tahun 2015 wajib pajak yang kurang bayar sebesar Rp. 295.055.661, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah penagihan pajak restoran di Pemerintah Kabupaten Sleman masih belum optimal.

  Widya Wiwaha

  1.3 Pertanyaan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka

  

Jangan Plagiat

STIE

  pertanyaan penelitian yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana strategi yang tepat untuk mengoptimalkan penagihan pajak restoran di Pemerintah Kabupaten Sleman?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan penagihan pajak restoran di Pemerintah Kabupaten Sleman.

1.5 Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, diantaranya: a)

  Pemerintah Kabupaten Sleman Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya praktik kurang baik yang dilakukan oleh wajib pajak.

  b) Wajib Pajak

  Bagi wajib pajak harus mengetahui dan mengerti tentang peraturan daerah tentang pajak restoran agar dikemudian hari tidak mendapat teguran dan sanksi dari Pemerintah Kabupaten Sleman.

  c) Akademik

  Bagi akademik dapat menjadi sebuah sumber ilmu dalam menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan belum optimalnya penerimaan pajak daerah.

  STIE Widya Wiwaha

Jangan Plagiat

BAB II LANDASAN TEORI

  2.1 S trategi

  M enurut Rangkuti, Freddy (2006:183) berpendapat bahwa “Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditetapkan sebelumnya”. Sedangkan menurut Fred R.David (2011:16-17) “Strategi adalah sarana yang memiliki tujuan jangka panjang bagi perusahaan”. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan

  (join venture) .

  M aka dari itu strategi adalah rencana tindakan yang menjabarkan alokasi

  Widya Wiwaha

  sumber daya dan aktivitas lain untuk menanggapi lingkungan dan membantu organisasi mencapai sasarannya. Intinya strategi adalah pilihan untuk melakukan

  

Jangan Plagiat

STIE

  aktivitas yang berbeda atau untuk melaksanakan aktivitas dengan cara yang berbeda dari pesaingnya.

  2.2 Manajemen S trategi

  Pengertian manajemen strategi menurut Fred R. David (2013:5) “M anajemen Strategi adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya”. Sedangkan menurut Suwarsono M uhammad

  (2013:6) “M anajemenn Strategi adalah suatu kekuatan perusahaan untuk mengeksplorasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan.

2.3 Pajak Daerah

  M enurut UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, “Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

  M enurut Amiruddin Idris (2016:67) menjelaskan bahwa “Pajak daerah adalah pajak-pajak yang kewenangan pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah, untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga Pemerintah Daerah tersebut”. Adapun yang dimaksud dengan Daerah disini adalah Daerah Otonom, yaitu Daerah yang berhak dan berwenang mengatur dan mengurus rumah

  Widya Wiwaha

  tangganya sendiri. Daerah ini terdiri atas Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Pajak Daerah dapat digolongkan menjadi:

  

Jangan Plagiat

STIE

1. Pajak Daerah Propinsi a.

  Pajak Kendaraan Bermotor; b.

  Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d.

  Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok 2. Pajak Daerah Kabupaten/Kota a.

  Pajak Hotel; b.

  Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d.

  Pajak Reklame; e. Pajak Penerangan jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g.

  Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;dan k.

  Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

  Jenis tarif dan sistem pemungutan pajak daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah harus lebih bersahabat dengan pelaku dunia usaha sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih efisien, murah, dan transparan menitikberatkan

  Widya Wiwaha

  kepada pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya sumber pendapatan asli daerah dari sektor pajak daerah dapat diandalkan dalam anggaran pemerintahan daerah.

  Pajak yang dipungut daerah berdasarkan peraturan pajak dan ditetapkan

  

Jangan Plagiat

STIE

  oleh daerah untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga pemerintah daerah ialah sebagai berikut:

  1. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan peraturan daerah, sifat pemungutannya dapat dipaksakan kepada masyarakat yang wajib membayar, dan terbatas di dalam wilatah administratif yang dikuasai.

2. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai urusan rumah tangga daerah atau untuk membiayai pengeluaran daerah.

  2.4 Pajak Restoran

  M enurut Peraturan Daerah No. 2 tahun 2011 tentang Pajak Restoran, yang dimaksud Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran, yang mencakup rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Obyek Pajak adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran. Setiap pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain termasuk jasa boga/katering. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari restoran. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran. Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran dan tarif pajak yang ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen).Besaran pokok pajak yang terutang dihitung

  Widya Wiwaha

  dengan cara mengalikan tarif pajak yang telah ditetapkan dengan dasar pengenaan pajak.

  

Jangan Plagiat

STIE

  2.5 Penelitian Terdahulu

  Penelitian terdahulu yang relevan mengenai strategi optimalisasi penagihan pajak dan restoran telah banyak diteliti sebelumnya. Penelitian- penelitian tersebut banyak memberikan masukan dan kontribusi bagi dinas terkait untuk menentukan strategi yang akan diputuskan. Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan strategi optimalisasi penagihan pajak restoran adalah sebagai berikut: a.

  Penelitian oleh Khairunnisa Penelitian yang dilakukan oleh Khairunnisa (2011) adalah Strategi

  Optimalisasi Penerimaan Pajak Hoteldan Restoran sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diambil untuk meningkatkan PAD Kota Bandung dari sektor pajak dan pajak restoran adalah strategi Strength-

  Opportunity (SO), yaitu dengan menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada.

  Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang Strategi Optimaslisasi Penerimaan atau Penagihan Pajak Restoran. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Khairunnisa dilakuakan di Kota Bandung sedangkan pada penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sleman.

  Widya Wiwaha b.

  Penelitian oleh Stefany Gita Cakti Penelitian yang dilakukan oleh Stefany Gita Cakti (2013) adalah Pengetahuan dan Kepatuhan Wajib Pajak Restoran di Kabupaten Sleman.

  

Jangan Plagiat

STIE

  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan wajib pajak restoran tentang pajak restoran menunjukan bahwa wajib pajak kurang memahami peraturan daerah yang mengatur tentang pajak restoran. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean (rata-rata) sebesar 2.3614. Dalam prakteknya walaupun para wajib pajak restoran belum mengerti, tetapi mereka patuh dalam melaksanakan kewajiban pajak mereka meskipun tidak sesuai dengan Peraturan Daerah tentang pajak restoran.

  Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang wajibpajak restoran. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Stefany hanya meneliti pengetahuan dan kepatuhan wajib pajak restoran di Kabupaten Sleman. Sedangkan pada penelitian ini menentukan strategi yang diambil dalam mengoptimalkan pajak restoran di Kabupaten Sleman.

  c.

  Penelitian oleh Baban Sobandi Penelitian yang dilakukan oleh Baban Sobandi (2012) adalah Strategi

  Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Banjarmasin. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diambil untuk meningkatkan PAD Kota Banjarmasin adalah strategy DCS (Data Consolidation Strategy) karena data tentang potensi sumber pendapatan tidak diketahui dengan pasti, dan IS (Intensification Strategy) karena upaya penerimaan rendah yang

  Widya Wiwaha

  disebabkan oleh kelemahan pada berbagai faktor yang menentukan secara langsung besarnya pendapatan. Sedangkan penelitian ini menggunakan Analisis SWOT untuk menentukan strategi yang diambil.Persamaan antara

  

Jangan Plagiat

STIE

  penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang Strategi Optimaslisasi.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

  Obyek penelitian mencakup Pajak Restoran di Kabupatn Sleman ditinjau dari aspek lingkungan eksternal dan internal.

  a.

  Lingkungan Eksternal adalah faktor lingkungan yang berada diluar organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman yang dapat menjadi peluang atau ancaman terhadap peningkatan pajak restoran di Kabupaten Sleman.

  Faktor lingkungan eksternal yang dinilai adalah: faktor politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, kompetitor dan kolaborator. Informasi didapatkan dari dokumen maupun wawancara kepada pihak tekait.

  b.

  Lingkungan Internal yaitu faktor lingkungan berada didalam organisasi Dinas

  Widya Wiwaha

  Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman yang berkaitan dengan peningkatan pajak restoran yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung

  

Jangan Plagiat

STIE

  terhadap pencapaian visi, misi dan mandat organisasi yang merupakan kekuatan dan kelemahan organisasi yang meliputi antara lain: 1)

  Faktor sumber daya (input), yaitu sumberdaya manusia, anggaran atau dana, fasilitas atau sarana kerja, struktur organisasi dan budaya organisasi,

  2) Faktor strategi (proses), yaitu gambaran strategi penagihan pajak restoran yang telah ditetapkan,

  3) Faktor kinerja (output), yaitu gambaran hasil yang telah dicapai oleh

  Pemerintah Kabupaten Sleman dalam melakukan pengoptimalan terhadap pajak restoran. Informasi diperoleh melalui dokumen dan pihak terkait.

  3.2 Jenis Dan S umber Data

  Dalam penelitian ini menggunakan dua macam data menurut klasifikasi yang didasarkan pada jenis dan sumbernya.

  a.

  Data primer Data primer diperoleh dari pengumpulan data secara langsung melalui wawancara kepada informan dan kuesioner pada pihak terkait.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder peneliti diperoleh dari data pendukung yang berasal dari dokumen, catatan, laporan serta arsip yang ada pada Dinas Pendapatan

  Widya Wiwaha

  Daerah Kabupaten Sleman dan Instansi lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

  

Jangan Plagiat

STIE

  3.3 Metode Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data ini, maka peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a.

  Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada para informan terkait dengan penagihan pajak restoran di Kabupaten

  Sleman. Sebagai informan dalam penelitian ini dipilih secara purposive, yaitu informan yang menguasai permasalahan yang berkaitan dengan penelitian (key informan) .

  Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai informan adalah tiga orang pejabat, yang terdiri dari pejabat pengambil keputusan dan pelaksana dibidang pajak daerah, yaitu: 1.

  Kepala bidang Pendaftaran dan Pendataan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman, 2. Kepala bidang penetapan pendapatan Dinas Pendapatan Daerah

  Kabupaten Sleman, 3. Kepala bidang penagihan dan pendapatan daerah lainnya Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman.

  b.

  Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

  Widya Wiwaha

  dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). M etode ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang telah disusun secara

  

Jangan Plagiat

STIE