T ADP 1201194 Chapter3

(1)

BAB III

METODODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang ditunjang dengan studi kepustakaan dan menggunakan metode survey. Penelitian survey menurut Kerlinger (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 12; Riduwan, 2012, hlm. 49) adalah “penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis”.

Penelitian survey menurut Cohen & Nomion (dalam Haryono, 2012, hlm. 120) yaitu:

merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting yaitu: 1) mendeskripsikan keadaan yang dialami yang hidup saat itu, 2) mengidentifikasi norma patokan dengan keadaan yang ada untuk dibandingkan, dan 3) menentukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisa data yang diperoleh dari sampel, kemudian hasil deskripsi dan analisis data tersebut digeneralisasikan pada seluruh populasi. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 10) “penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Hubungan antar variabel dalam penelitian ini bersifat kausal yaitu bersifat sebab akibat dengan variabel independen (yang mempengaruhi) dan variabel dependen (yang dipengaruhi).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, oleh karena itu diperlukan ketelitian, ketekunan, dan sikap kritis dalam menjaring data yaitu populasi dan sampel yang berupa angka-angka yang harus diolah


(2)

secara statistik. Antar variabel yang diujikan pada objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data, yang nantinya dapat menghasilkan analisis yang dapat dipercaya (reliabel dan valid) serta mudah untuk disimpulkan sehingga hasil rekomendasi dapat digunakan sebagai rujukan. 2. Desain Penelitian

Menurut Istijanto (dalam Haryono, 2012, hlm. 125) desain penelitian dibagi menjadi tiga jenis yang terdiri dari: desain eksploratif, desain deskriptif, dan desain kausal / eksplanasi. Penelitian ini menggunakan dua desain yaitu desain deskriptif yang berfungsi untuk menggambarkan keadaan intellectual capital (X1), komunikasi organisasi (X2) dan efektivitas implementasi Renstra UPI (Y), dan desain kausal / asosiatif (sebagai desain utama) yang ditujukan untuk menganalisa pengaruh antar variabel yaitu: intellectual capital (X1), komunikasi organisasi (X2) dan efektivitas implementasi Renstra UPI (Y).

Gambar 3.1. Desain Penelitian Keterangan:

X1 : Intellectual Capital sebagai variabel bebas 1 X2 : Komunikasi Organisasi sebagai variabel bebas 2

Y : Efektivitas Implementasi Renstra UPI sebagai variabel terikat

rX1Y : Hubungan korelasi antara variabel bebas 1 dengan variabel terikat

rX2Y : Hubungan korelasi antara variabel bebas 2 dengan variabel terikat

rX1X2 : Hubungan korelasi antara variable bebas 1 dan 2

R X1 X2 Y : Hubungan korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat (regresi ganda)

E Kontribusi dari faktor lain selain motivasi dan struktur organisasi

Y

X1

X2

rX1Y

rX2Y

R X1 X2 Y


(3)

B. Responden

Responden atau yang disebut juga dengan subjek penelitian menurut Arikunto (dalam Haryono, 2012, hlm. 129) “subjek penelitian adalah orang, benda, atau hal, tempat data variabel penelitian melekat yang dapat memberi keterangan langsung tentang variabel yang diteliti”. Dengan kata lain, pada penelitian ini responden tersebut adalah orang yang berpartisipasi dalam pengisisan kuesioner penelitian.

Terdapat tiga jenis responden dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Dekan, latar belakang dipilihnya dekan sebagai responden adalah karena dekan merupakan pihak pertama yang mengolah Renstra UPI, yang nantinya akan dirumuskan kembali dalam renstra fakultas dan diteruskan kepada setiap pimpinan departemen. Oleh sebab itu, peneliti berasumsi bahwa dekan akan lebih paham dan mengerti efektif atau tidaknya Renstra UPI, dan bagaimana kondisi intellectual capital dan komunikasi organisasi di lingkungan fakultas yang dipimpinnya

2. Ketua departemen yang merangkap jadi ketua prodi, hal ini dilatarbelakangi bahwa ketua departemen sebagai pimpinan mengetahui dengan jelas setiap program yang terlaksana dan yang tidak terlaksana, kemudian bagaimana kondisi intellectual capital yang ada di departemen serta bagaimana komunikasi organisasi yang ada pada departemen tersebut.

3. Ketua prodi yang ada di lingkungan UPI, pemilihannya sebagai responden dilatarbelakangi bahwa ketua prodi merupakan pihak pelaksana dari Renstra UPI. Dalam pelaksanaan renstra dibutuhkan berbagai kebijakan, dan kebijkan tersebut berada di tangan pimpinan. Dalam hal ini adalah ketua prodi yang berwenang untuk menggerakkan anggotanya agar berjalan pada jalur yang telah ditentukan. Pemilihannya sebagai responden juga melihat bahwa yang mengetahui detail keberhasilan dan kesuksesan renstra yang telah dikerjakan pada tataran pelaksana adalah ketua prodi.


(4)

C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Universitas Pendidikan Indonesia yang terletak di Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung.

2. Populasi Penelitian

Beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang populasi yaitu seperti Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012, hlm. 92) dan Sugiyono (2012, hlm. 119) berpendapat bahwa populasi merupakan kelompok atau wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek / objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian akan ditarik kesimpulannya. Sejalan dengan itu, Wibisono (2013, hlm. 81) mengemukakan bahwa “populasi merupakan sekumpulan entitas yang lengkap yang dapat terdiri dari orang, kejadian, atau benda, yang memiliki sejumlah karakteristik yang umum”. Kemudian Indrawan & Yaniawati (2014, hlm. 93) juga menjelaskan bahwa “populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen (orang, waktu, benda) yang akan ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulakan bahwa populasi merupakan ruang lingkup secara umum yang dapat berupa orang, kejadian, benda, dan waktu yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari yang kemudian akan disimpulkan. Populasi selanjutnya akan di jadikan acuan untuk penarikan sampel bagi penelitian yang menggunakan sampel.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh departemen yang merangkap menjadi program studi dan program studi yang ada di UPI dengan jumlah 122. Populasi penelitian tergambar pada tabel 3.1 berikut:


(5)

Tabel. 3.1. Daftar Penyebaran Populasi

NO FAKULTAS

JUMLAH

Dekan Populasi Dept. Populasi Prodi Populasi Total populasi 1 Fakultas Ilmu

Pendidikan 1 1 7 5 13 13 19

2 Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

1 1 5 5 7 7 13

3 Fakultas

Pendidikan Bahasa dan Sastra

1 1 10 8 4 4 13

4 Fakultas Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

1 1 4 - 11 11 12

5 Fakultas

Pendidikan Teknik dan Kejuruan

1 1 5 - 15 15 16

6 Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan

1 1 3 - 6 6 7

7 Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis

1 1 - - 7 7 8

8 Sekolah

Pascasarjana 1 1 - - 36 33 34

TOTAL 8 8 34 18 99 96 122

Sumber: Rektorat Universitas Pendidikan Indonesia, 2014

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat diketahui bahwa dari tujuh fakultas dan satu sekolah pascasarjana yang ada di UPI, jumlah total populasi adalah 122 orang yang terdiri dari delapan orang dekan, 18 orang ketua departemen yang merangkap sebagai prodi, dan 96 orang ketua prodi. Dari tiga belas prodi yang ada di FIP, tujuh diantaranya berasal dari kampus daerah yaitu dua dari UPI kampus Cibiru, satu dari UPI kampus Sumedang, dua dari UPI kampus Purwakarta dan dua dari UPI kampus Serang. Selanjutnya salah satu dari enam prodi yang ada di FPOK juga berasal dari UPI kampus Sumedang.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian terkecil dari populasi yang memudahkan peneliti untuk menentukan responden atau objek penelitian yang merupakan dasar untuk mengambil keputusan tentang suatu populasi. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 118) dan Wibisono (2013, hlm. 82) sampel


(6)

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang ditetapkan kemudian dipelajari dan selanjutnya akan ditarik kesimpulan tentang populasi, proses pemilihan sejumlah komponen yang ada di populasi untuk dipelajari dinamakan sampling. Sampel yang diambil harus representatif (mewakili).

Menurut Cohen, dkk. (2007, hlm. 100) ada empat faktor kunci yang harus diperhatikan dalam penentuan sampel yaitu: 1) the sample size; 2) representativeness and parameter of the sample; 3) access to the sample; 4) the sampling strategy to be used. Dengan kata lain, hal yang harus diperhatikan ketika akan melakukan sampling adalah menghitung ukuran sampel, keterwakilan sampel dan parameter sampel, akses menuju sampel, serta strategi pengambilan sampel yang akan digunakan.

Penelitian ini melewati dua tahapan dalam penarikan sampel.

Tahapan pertama menggunakan teknik sampling yang dilakukan secara simple random sampling. Simpel random sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut dan populasi bersifat homogen, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih (Wibisono, 2013, hlm.86; Sugiyono, 2012, hlm. 122; Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012, hlm. 94; Arikunto, 2010, hlm. 177; Riduwan, 2010, hlm. 12; Cohen, Manion, & Morrison, 2007, hlm. 110).

Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya jumlah sampel pada penelitian ini adalah rumus Taro Yamane atau Slovin yang dikemukakan oleh Riduwan (2012, hlm. 65) yang merupakan turunan dari rumus Isaac dan Michael (Sugiyono, 2012, hlm. 128) yaitu:

n =

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

= Presisi yang ditetapkan / taraf kepercayaan

Sampel penelitian ini menggunakan taraf kepercayaan 5% sehingga dapat dihitung:


(7)

n =

=

94 sampel

Sampel tersebut sesuai dengan penetapan sampel berdasarkan rumus Isaac dan Michael (Sugiyono, 2012, hlm. 131; Indrawan & Yaniawati, 2014, hlm. 100). Jumlah sampel tersebut jika dipersentasekan (Sugiyono, 2013, hlm. 68; Riduwan, 2010, hlm. 25) adalah sebagai berikut:

Persentase ini dapat dijadikan acuan untuk menentukan ukuran sampel pada tahapan kedua yaitu menentukan jumlah departemen dan prodi yang akan menjadi sampel pada setiap fakultas yang ada di UPI. Pada tahapan ini menggunakan teknik disproportional sampling, yang merupakan pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tetapi sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, hal ini karena ada anggota populasinya yang jumlahnya terlalu sedikit atau tidak sebanding (Riduwan, 2010, hlm. 14) yaitu jumlah dekan setiap fakultas hanya satu orang jika dibandingkan dengan jumlah ketua departemen atau ketua prodi.

Perhitungan sampel untuk setiap fakultas berdasarkan proporsi masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2. Penyebaran Sampel Berdasarkan Proporsi No Fakultas

JUMLAH Populasi Dekan Sampel dekan Populasi

Dpt. Sampel Dpt.

Populasi

Prodi Sampel Prodi

1 FIP 1 1x77,05% =

0,77 = 1 5

5x77,05%=

3,85 = 4 13

13x77,05%= 10,01 = 10

2 FPIPS 1 1x77,05% =

0,77 = 1 5

5x77,05%=

3.85 = 4 7

7x77,05%= 5,39 = 5

3 FPBS 1 1x77,05% =

0,77 = 1 8

8x77,05%=

6,16 = 6 4

4x77,05% = 3,08 = 3

4 FPMIPA 1 1x77,05% =

0,77 = 1 - - 11

11x77,05%= 8,47= 8

5 FPTK 1 1x77,05% =

0,77 = 1 - - 15

15x77,05%= 11,55= 11

6 FPOK 1 1x77,05% =

0,77 = 1 - - 6

6x77,05% = 4,62= 5

7 FPEB 1 1x77,05% =

0,77 = 1 - - 7

7x77,05% = 5,39=5

8 SPs 1 1x77,05% =

0,77 = 1 - - 33

33x77,05% = 25,43= 25

Total 8 8 18 14 96 72


(8)

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah total sampel adalah 94 orang. Sampel tersebut terdiri dari delapan orang dekan, 14 orang ketua departemen yang merangkap sebagai ketua prodi, dan 72 orang ketua prodi. Kampus daerah yang termasuk dalam sampel adalah dua dari UPI kampus Cibiru, dua dari UPI kampus Sumedang, dan dua dari UPI kampus Purwakarta.

4. Objek penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah rencana strategik (renstra) UPI periode 2011-2015. Secara umum, Renstra UPI periode 2011-2015 terdiri dari enam kebijakan dan lima puluh program dengan berbagai indikator pencapaian yang relevan, dan mengacu pada pencapain visi UPI yaitu: universitas pelopor dan unggul.

Renstra dirumuskan oleh tim yang dibentuk oleh rektorat UPI atau disebut dengan tim ad hoc (WMA/ Majelis Wali Amanat) yang terdiri dari orang-orang ahli dibidangnya yang ada di lingkungan UPI. Selanjutnya renstra akan dilihat oleh rektorat yang selanjutnya diserahkan kepada senat universitas, kemudian senat universitas akan mengevaluasi setiap rencana yang telah disusun. Setelah anggota senat menyetujui, maka selanjutnya renstra akan diserahkan kepada rektor untuk disahkan. Setelah disahkan maka renstra akan disebar atau dipublikasikan kepada seluruh lingkungan UPI. Selanjutnyta setiap fakultas akan menurunkan renstra UPI kedalam renstra fakultas, yang menjadi acuan oleh departemen untuk menyusun renstra di departemen. Sampai di departemen, renstra departemen yang telah dibentuk, akan diturunkan lagi untuk renstra prodi (jika departemen tersebut memiliki beberapa prodi).

Anggaran dilaksanakan secara kolektif di setiap fakultas. Setiap kebutuhan anggaran yang ada di departemen, akan diajukan kepada fakultas sebelum tahun anggaran, dan pencairan dana akan dilakukan apabila semua departemen telah memasukkan rencana anggaran, barulah pihak fakultas mencairkan dana tersebut. (Hasil wawancara dengan salah


(9)

seorang anggota senat UPI 27 November 2014 Ketua Departemen B.Indonesia Dr. Dadang, M.Si).

Implementasi berbagai kebijakan Renstra UPI 2011-2015 secara operasional akan dituangkan dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT). Implementasi RKAT merupakan upaya untuk mencapai target renstra secara bertahap. Ketercapaian target tahunan ini dituangkan dalam bentuk laporan universitas yang disusun bersama MWA (Majelis Wali Amanat) yang disampaikan kepada Mendiknas. Secara sistematis, strategi pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan implementasi renstra dilakukan sesuai dengan skema pada gambar 3.2 berikut ini:

Gambar 3.2 Skema Implementasi, Monitoring, dan Pelaporan Program Kegiatan dalam Rangka Implementasi Program Renstra melalui RKAT (Sumber dari

Renstra UPI 2011-2015) 5. Unit analisis

Unit analisi pada penelitian ini adalah fakultas, departemen, dan program studi yang ada di lingkungan UPI. Pemilihan unit analisis penelitian adalah Renstra UPI yang berhubungan dengan bidang


(10)

akademik, sehingga untuk unit analisis yang diambil adalah yang berhubungan langsung dengan bidang akademik.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan pemaknaan setiap variabel oleh peneliti yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan serta kondisi di lapangan yang ingin diteliti peneliti.

1. Efektivitas Implementasi Renstra UPI (Y)

Implementasi rencana strategik (renstra) merupakan peng-artian rencana strategik yang telah disusun kedalam bentuk tindakan yang melibatkan seluruh anggota dan sumber daya yang ada. Rencana strategik yang telah disusun akan memberikan dampak dan pengaruh apabila dilaksanakan dengan baik dan dievaluasi secara berkesinambungan. Efektifitas implementasi Renstra UPI adalah ketercapaian tindakan yang merupakan rangkaian kegiatan strategi melalui penjabaran program (dalam hal ini program UPI terkait bidang akademik) yang didukung anggaran dan penetapan prosedur pelaksanaan dengan melibatkan anggota (dekan, ketua departemen dan ketua prodi) sesuai tanggung jawab. Untuk mengukur efektivitas implementasi Renstra UPI maka digunakan dua dimensi yaitu dimensi program dan dimensi prosedur. Dimensi program dilihat dari indikator pelaksanaan program dan kesesuaian program, sedangkan dimensi prosedur dilihat dari indikator ketepatan prosedur, pemahaman tahapan / langkah tugas yang diselesaikan.

Secara umum, Renstra UPI terdiri dari enam kebijakan, dan lima puluh program. Namun pada penelitian ini, peneliti memfokuskan renstra UPI pada program yang berkaitan dengan bidang akademik, sehingga program yang dimaksud dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu: 1) Pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi, merupakan pengembangan terhadap tugas pokok perguruan tinggi yang mencakup pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat. Contoh program pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi berdasarkan Renstra UPI diantaranya seperti: pengembangan dan inovasi pembelajaran, peningkatan sarana sumber


(11)

belajar, pengembangan kultur akademik, penyediaan dukungan fasilitas penelitian dan publikasi, dan pengembangan program pengabdian masyarakat. 2) Optimalisasi fungsi manajemen SDM bagi dosen, yaitu merupakan program-program yang mencakup pengembangan dan pemeliharaan dosen di perguruan tinggi (UPI). Contoh program terkait hal ini berdasarkan Renstra UPI diantaranya seperti: peningkatan kompetensi dosen, memperluas kesempatan penelitian dosen, pengembangan karir dosen, dan pengembangan system kompensasi dan remunerasi yang layak dan adil. 3) Citra dan kemitraan universitas yaitu gambaran / pandangan orang / lembaga lain terhadap UPI dan jalinan kerja sama yang dibentuk oleh UPI baik dengan lembaga pendidikan maupun lembaga non pendidikan. Contoh program terkait hal ini yang terdapat pada Renstra UPI yaitu diantaranya: peningkatan kerjasama dengan stakeholder, perluasana kerjasama dengan perguruan tinggi bermutu, dan peningkatan pemberdayaan alumni. 4) Peningkatan mutu pembinaan kemahasiswaan merupakan program-program peningkatan kualiltas pembinaan kegiatan kemahasiswaan, yaitu seperti: dukungan kepada mahasiswa dalam berbagai kompetisi, pengembangan organisasi dan fasilitas kegiatan kemahasiswaan, pemberdayaan program kreativitas mahasiswa, dan pengembangan program layanan karir mahasiswa.

2. Intellectual Capital (X1)

Intellectual capital merupakan sumberdaya organisasi (UPI) yang merupakan aset yang sangat bernilai berupa pengetahuan, informasi, pengalaman dan komitmen untuk meningkatkan keunggulan yang dilihat dari dimensi: modal manusia (human capital), struktur (structural capital) dan modal hubungan (relational capital). Indikator yang digunakan untuk tiap dimensi adalah sebagai berikut: 1) dimensi modal manusia (human capital): kualifikasi dosen dan staf, dan pengalaman anggota organisasi; 2) dimensi modal struktur (structural capital): akses informasi dalam meningkatkan pengetahuan, dan infrastruktur asset intelektual; 3) dimensi modal relasi (relational capital): komitmen dan kapabilitas membangun relasi.


(12)

Intellectual capital atau modal intelektual di UPI menunjukkan bahwa UPI sebagai suatu organisasi memiliki kecerdasan, kesadaran untuk dapat berbeda dari perguruan tinggi lain. Perbedaan tersebut lahir dari dalam organisasi melalui pengembangan aset yang intangible (tidak dapat dilihat).

Modal intelektual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal intelektual atau kecerdasan / kesadaran untuk maju dan berkembang yang dimiliki oleh UPI sebagai suatu organisasi yang menjadi aset untuk dapat berbeda dan unggul dari perguruan tinggi yang lain. Contoh modal intelektual yang dimaksud pada penelitian ini diantaranya: kualifikasi pendidikan dan pengalaman dosen di lingkungan UPI, akses informasi untuk pengembangan pengetahuan dosen di lingkungan UPI, infrasrtuktur aset yang ada di departemen / prodi di lingkungan UPI, kemampuan departemen / prodi di lingkungan UPI dalam membangun relasi dengan stakeholder.

3. Komunikasi Organisasi (X2)

Komunikasi organisasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan dalam suatu organisasi yang berkenaan dengan tugas dan dapat melahirkan interaksi untuk menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi ke arah yang lebih baik. Komunikasi organisasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah komunikasi yang ada di lingkungan UPI. Jadi untuk melihat bagaimana pesan-pesan berupa tugas, informasi disampaikan dari pihak rektorat sampai kepada dekan, ketua departemen dan ketua prodi sehingga pelaksanaan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan Renstra UPI tentunya setiap fakultas, departemen dan prodi akan merumuskan kembali Renstra UPI dalam renstra fakultas, departemen, dan prodi sehingga sangat diperlukan komunikasi organisasi untuk menjaga agar setiap keputusan tidak keluar dari tujuan UPI yang tertera dalam renstra.

Komunikasi organisasi pada penelitian ini menggunakan tiga dimensi untuk mengungkap kondisi komunikasi organisasi di UPI. Masing-masing dimensi terdiri dari beberapa indikator yaitu sebagai


(13)

berikut: 1) dimennsi jaringan: canel komunikasi, dan arah komunikasi; 2) dimensi hubungan: keinginan untuk berinteraksi, keterbukaan, dan kepuasan dalam berkomunikasi; 3) dimensi ketidakpastian: kualitas komunikasi dan kuantitas komunikasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 156) “instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan data”. Oleh karena itu sangat diperlukan kelihaian dari peneliti untuk menentukan teknik yang sesuai untuk mendapatkan data yang tepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2012, hlm. 157) yaitu diantaranya terdiri dari:

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara dapat dilakukan terstruktur maupun tidak terstruktur.

Pada wawancara terstruktur peneliti terlebih dahulu mempersiapkan daftar pertanyaan tertulis. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas oleh peneliti tanpa mempersiapkan daftar pertanyaan. Pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan wawancara terstruktur dengan Renbang UPI, beberapa ketua departemen dan ketua prodi. Sedangkan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa orang dekan, ketua departemen, dan ketua prodi.

2. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 162) “kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Teknik ini merupakan teknik yang efisien bila peneliti


(14)

bisa dengan teliti melihat dan menggunakan indikator dari variabel yang akan diukur. Berikut ini tabel rekapitulasi penyebaran kuesioner pada penelitian ini.

Tabel 3.3. Rekapitulasi Penyebaran Kuesioner Disebar Dikembalikan Ditolak Tidak

kembali Diolah

115 94 13 8 89

Berdasaarkan tabel rekapitulasi penyebaran kuesioner penelitian di atas, maka jumlah responden dalam penelitian ini adalah 89 orang, meskipun dalam jumlah penghitungan sampel berdasarkan rumus berjumlah 94 orang. Hal ini disebabkan karena 89 itulah jumlah kuesioner yang bisa diolah.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi menurut Indrawan & Yaniawati (2014, hlm. 139) diartikan “sebagai upaya untuk memperoleh data dan informasi berupa cacatan tertulis / gambar yang tersimpan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti”. Studi dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengumpulkan dokumen tertulis berupa Surat Keputusan (SK) Rektor tentang program integrasi program studi, data rektorat tentang klasifikasi jumlah fakultas, departemen, dan prodi yang ada di lingkungan UPI. Selain itu studi dokumentasi melalui pengumpulan data elektronik juga dilakukan yaitu seperti dokumen Renstra UPI, dan struktur organisasi UPI.

Jadi dapat disimpulkan, teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu: melalui kuisioner, wawancara dan studi dokumentasi. Namun difokuskan pada teknik kuisioner / angket, sedangkan wawancara dan studi dokumentasi hanya sebagai pelengkap saja dengan tujuan agar data yang diperoleh bisa mendekati akurat dan lebih jelas.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti dan jumlahnya ditentukan oleh variabel yang akan diteliti


(15)

dengan tujuan untuk mendapatkan data kuantitatif yang akurat (Riduwan, 2012, hlm. 77; Sugiyono, 2012, hlm. 135). Data merupakan jenis informasi yang dibutuhkan oleh peneliti yang berhubungan dengan subjek yang akan mereka teliti. Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012, hlm. 111) menyebutnya sebagai “the kind of information researchers obtain on the subjects of their research”, maksudnya adalah jenis informasi peneliti yang diperoleh dari subyek penelitian mereka.

Arikunto (2009, hlm. 101) menjelaskan bahwa instrumen penelitian diartikan sebagai “alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data”. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012, hlm. 141) bahwa “instrumentation refers to the entire process of collecting data in a research investigation”, dengan kata lain bahwa instrumentasi mengacu pada seluruh proses pengumpulan data dalam penyelidikan penelitian.

Pengembangan instrumen dalam penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu:

1. Menganalisis variabel, dimensi, indikator, dan sub indikator.

2. Menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator dan sub indikator penelitian yang telah ditetapkan.

3. Merumuskan item-item (butir-butir pertanyaan) dari setiap sub indikator yang menjadi instrumen.

4. Mengkonsultasikan instrumen tersebut dengan pembimbing.

5. Melakukan uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen pada subjek penelitian yang berada diluar sampel untuk mengetahui apakah angket dapat dipakai dan dimengerti oleh responden.

6. Menganalisa hasil uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dari variabel penelitian ini adalah kuesioner dengan model skala Likert yang alternatif jawabannya disesuaikan dengan setiap pertanyaan dan setiap butir pertanyaan positif diberikan skor tertinggi 5, 4, 3, 2, dan 1. Kemudian


(16)

untuk pernyataan negatif, diberi skor untuk jawaban terburuk 1, 2, 3, 4, dan 5. Kisi-kisi instrumen penelitian yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No.

Item Efektivitas Implementasi Renstra Program Pelaksanaan

program 1-20

Kesesuaian

program 21-32

Prosedur

Ketepatan

prosedur 33-36

Pemahaman tahapan/ langkah tugas yang diselesaikan 37-40 Intellectual Capital Human capital Kualifikasi dosen dan staf 1-4 Pengalaman anggota organisasi 5-8 Structural capital

Akses informasi

dosen dalam

meningkatkan pengetahuan

9-15 Infrastruktur aset

intelektual

16-19

Relational capital

Komitmen 20-23

Kapabilitas (kemampuan) membangun relasi 24-28 Komunikasi Organisasi

Jaringan Canel komunikasi 1-6 Arah komunikasi 7-13

Hubungan

Keinginan untuk berinteraksi

14-17

Keterbukaan 18-21

Kepuasan berkomunikasi 22-25 Ketidakpastian Kualitas informasi 26-28 Kuantitas informasi 29-31


(17)

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Validitas menurut Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012, hlm.148) “… referring to the appropriateness, correctness, meaningfulness, and

usefulness of the specific inferences researchers make based on the

data they collect”. Instrumen penelitian yang valid menurut Fraenkel, Wallen,& Hyun (2012, hlm.112) dan Sugiyono (2012, hlm. 168) adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, valid berarti sesuai. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 169) instrumen yang valid harus memiliki validitas internal (secara rasional dan berdasar teori) dan eksternal (berdasarkan data empiris).

Secara umum, tiga langkah yang harus dilewati untuk mendapatkan validitas konstruk menurut Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012, hlm. 152) yaitu: (1) mendefinisikan variabel yang akan diukur secara jelas; (2) merumuskan hipotesis, membandingkan teori yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti dengan kondisi ril dilapangan; (3) pengujian hipotesis secara logis dan empiris (di lapangan).

Dalam menguji instrumen penelitian untuk melihat validitas, digunakan rumus korelasi pearson product moment untuk mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data berbentuk interval dan ratio (Riduwan 2010, hlm. 227; Indrawan & Yaniawati, 2014, hlm.123). Menurut Arikunto (2009, hlm. 327) “teknik korelasi yang dikemukakan oleh Pearson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variabel berjenis interval”. Formula pearsonproduct moment adalah sebagai berikut :

∑ � ∑ � ∑

√ ∑ � ∑ � { ∑ }

Keterangan :

= koefisien korelasi = jumlah responden �


(18)

= nilai variabel II

Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n -1) dengan kaidah keputusan jika:

r hitung > r tabel berarti valid r hitung < r tabel berarti tidak valid

Kriteria penafsiran (interpretasi koefisien korelasi) mengenai indeks korelasi (r) instrumen menurut Riduwan (2010, hlm. 228; 2012, hlm. 98) seperti pada tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.5. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.800 - 1,000 Sangat kuat / tinggi

0.600 – 0.799 Kuat / Tinggi

0.400 – 0.599 Cukup tinggi

0.200 – 0.399 Rendah

0.000 – 0.199 Sangat Rendah (tidak valid)

Pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17 (SPSS 17). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 173, 182) untuk mengetahui validitas butir instrumen, maka korelasi tiap faktor harus positif, dan nilainya lebih besar dari r-tabel.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012, hlm.154) mengemukakan definisi reliabilitas yaitu “… the consistency of the scores obtained-how consistent they are for each individual from one administration of an instrument to another and from one set of items to another”. Maksudnya adalah bahwa reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi skor yang diperoleh-bagaimana konsisten jawaban individu dari satu instrumen ke instrumen yang lain, dari satu item ke item yang lain.

Instrumen penelitian yang reliabel menurut Sugiyono (2012, hlm. 168) adalah “instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Uji


(19)

reliabilitas merupakan pengukuran yang relatif konsisten terhadap suatu tes walaupun diujikan secara berulang. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Coeficient (Alpha Conbrach), Riduwan (2012, hlm. 115) mengemukakan formula Alpha sebagai berikut:

( )

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari ∑ = jumlah varians skor tiap item

= variasi total k = jumlah responden

Kaidah keputusan dalam pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

“ jika berarti reliabel” “ jika berarti tidak reliabel”.

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha adalah sebagai berikut:

a. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Si = ∑

(∑ )

Keterangan : Si = Varians skor tiap item ∑ � = Jumlah kuadrad item X1

∑ � = Jumlah item X1 dikuadradkan N = Jumlah responden

b. Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:


(20)

Keterangan : ∑ = Jumlah varians semua item S1, S2, S3,,, = Varians item ke-1,2,3...n c. Menghitung varians total dengan rumus:

St = ∑ ∑ Keterangan: St = Varians total

∑ � = Jumlah kuadrad X total ∑ � = Jumlah X total dikuadradkan N = Jumlah responden

d. Memasukkan nilai Alpha dengan rumus:

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari ∑ = jumlah varians skor tiap item

= variasi total k = jumlah responden

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 184) bahwa instrumen yang dapat dinyatakan reliabel bila koefisien reliabelnya minimal 0,6.

3. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen a. Hasil Uji Validitas Instrumen

1) Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y

Uji Validitas instrumen efektivitas implementasi Renstra UPI sebagai variabel Y pada 30 orang responden di luar sampel dengan 40 item pernyataan. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17 (SPSS 17).


(21)

Tabel 3.6 Validitas Instrumen Efektivitas Implementasi Renstra UPI r-Hitung > r-Tabel = valid

No

Item r-hitung

r-tabel n-2=28

(α=0.05) Hasil Keputusan

1 0.243 0.374 Tidak Valid Diperbaiki

2 0.373 0.374 Tidak Valid Diperbaiki

3 0.838 0.374 Valid Digunakan

4 0.804 0.374 Valid Digunakan

5 0.279 0.374 Tidak Valid Diperbaiki

6 0.485 0.374 Valid Digunakan

7 0.711 0.374 Valid Digunakan

8 0.361 0.374 Tidak Valid Diperbaiki

9 0.727 0.374 Valid Digunakan

10 0.797 0.374 Valid Digunakan

11 0.200 0.374 Tidak Valid Diperbaiki

12 0.458 0.374 Valid Digunakan

13 0.827 0.374 Valid Digunakan

14 0.229 0.374 Tidak Valid Diperbaiki

15 0.386 0.374 Valid Digunakan

16 0.598 0.374 Valid Digunakan

17 0.710 0.374 Valid Digunakan

18 0.709 0.374 Valid Digunakan

19 0.676 0.374 Valid Digunakan

20 0.402 0.374 Valid Digunakan

21 0.778 0.374 Valid Digunakan

22 0.448 0.374 Valid Digunakan

23 0.495 0.374 Valid Digunakan

24 0.678 0.374 Valid Digunakan

25 0.840 0.374 Valid Digunakan

26 0.805 0.374 Valid Digunakan

27 0.672 0.374 Valid Digunakan


(22)

No

Item r-hitung

r-tabel n-2=28

(α=0.05) Hasil Keputusan

29 0.763 0.374 Valid Digunakan

30 0.793 0.374 Valid Digunakan

31 0.756 0.374 Valid Digunakan

32 0.578 0.374 Valid Digunakan

33 0.457 0.374 Valid Digunakan

34 0.429 0.374 Valid Digunakan

35 0.738 0.374 Valid Digunakan

36 0.316 0.374 Tidak Valid Diperbaiki

37 0.686 0.374 Valid Digunakan

38 0.696 0.374 Valid Digunakan

39 0.754 0.374 Valid Digunakan

40 0.461 0.374 Valid Digunakan

Berdasarkan tabel hasil uji coba instrumen untuk variabel efektivitas implementasi Renstra UPI (Y) di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak semua item valid. Item yang tidak valid berjumlah tujuh item (1, 2, 5, 8, 11, 14, dan 36). Untuk item yang tidak valid tersebut maka keptusannya adalah diperbaiki.

2) Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1

Uji validitas instrumen intellectual capital sebagai variabel X1 pada 30 orang responden di luar sampel dengan 31 item pernyataan. Penghitungan dilakukan menggunakan SPSS ( Statistical Product and Service Solutions) versi 17 (SPSS 17), dengan hasil berdasarkan tabel 3.7 berikut:


(23)

Tabel. 3.7 Validitas Instrumen Intellectual Capital r-Hitung > r-Tabel = valid

No Item r-Hitung

r-Tabel n-2=28

(α=0.05) Hasil Keputusan

1 item1 0.654 0.374 Valid Digunakan 2 item2 0.512 0.374 Valid Digunakan 3 item3 0.635 0.374 Valid Digunakan 4 item4 0.476 0.374 Valid Digunakan 5 item5 0.499 0.374 Valid Digunakan 6 item6 0.388 0.374 Valid Digunakan 7 item7 0.018 0.374 Tidak Valid Dihapus 8 item8 0.492 0.374 Valid Digunakan 9 item9 0.477 0.374 Valid Digunakan 10 tem10 0.464 0.374 Valid Digunakan 11 item11 0.697 0.374 Valid Digunakan 12 item12 0.663 0.374 Valid Digunakan 13 item13 0.536 0.374 Valid Digunakan 14 item14 0.320 0.374 Tidak Valid Diperbaiki 15 item15 0.669 0.374 Valid Digunakan 16 item16 0.443 0.374 Valid Digunakan 17 item17 0.370 0.374 Tidak Valid Diperbaiki 18 item18 0.394 0.374 Valid Digunakan 19 item19 0.031 0.374 Tidak Valid Dihapus 20 item20 0.539 0.374 Valid Digunakan 21 item21 0.347 0.374 Tidak Valid Diperbaiki 22 item22 0.362 0.374 Tidak Valid Diperbaiki 23 item23 0.466 0.374 Valid Digunakan 24 item24 0.508 0.374 Valid Digunakan 25 item25 0.595 0.374 Valid Digunakan 26 item26 0.480 0.374 Valid Digunakan 27 item27 0.610 0.374 Valid Digunakan 28 item28 0.637 0.374 Valid Digunakan 29 item29 0.009 0.374 Tidak Valid Dihapus 30 item30 0.508 0.374 Valid Digunakan 31 item31 0.480 0.374 Valid Digunakan

Berdasarkan tabel hasil uji coba instrumen untuk variabel intellectual capital (X1) di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak semua item valid. Item yang tidak valid berjumlah tujuh item yaitu item


(24)

no: 7, 14, 17, 19, 21, 22, dan 29. Untuk item yang tidak valid maka keputusannya tiga dihapus ( item no: 7, 19, dan 29) dan empat item diperbaiki (item no: 14, 17, 21, dan 22).

3) Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2

Uji validitas instrumen komunikasi organisasi sebagai variabel X2 pada 30 orang responden di luar sampel dengan 31 item pernyataan. Penghitungan dilakukan menggunakan bantuan SPSS ( Statistical Product and Service Solutions) versi 17 (SPSS 17). Dengan hasil berdasarkan tabel 3.8 berikut:

r tabel n-2 = 30-2=28 , r tabel= 0.374

Tabel. 3.8. Validitas Instrumen Komunikasi Organisasi r-Hitung > r-Tabel = Valid

NO Item r-Hitung

r-Tabel n-2=28

(α=0.05) Hasil Keputusan

1 item1 0.304 0.374 Tidak valid Diperbaiki

2 item2 0.548 0.374 Valid Digunakan

3 item3 0.550 0.374 Valid Digunakan

4 item4 0.178 0.374 Tidak Valid Diperbaiki

5 item5 0.450 0.374 Valid Digunakan

6 item6 0.307 0.374 Tidak Valid Diperbaiki

7 item7 0.543 0.374 Valid Digunakan

8 item8 0.562 0.374 Valid Digunakan

9 item9 0.737 0.374 Valid Digunakan

10 item10 0.793 0.374 Valid Digunakan

11 item11 0.464 0.374 Valid Digunakan

12 item12 0.670 0.374 Valid Digunakan

13 item13 0.431 0.374 Valid Digunakan

14 item14 0.643 0.374 Valid Digunakan

15 item15 0.643 0.374 Valid Digunakan

16 item16 0.742 0.374 Valid Digunakan

17 item17 0.323 0.374 Tidak Valid Dihapus

18 item18 0.592 0.374 Valid Digunakan

19 item19 0.518 0.374 Valid Digunakan

20 item20 0.486 0.374 Valid Digunakan

21 item21 0.433 0.374 Valid Digunakan

22 item22 0.687 0.374 Valid Digunakan


(25)

NO Item r-Hitung

r-Tabel n-2=28

(α=0.05) Hasil Keputusan

24 item24 0.583 0.374 Valid Digunakan

25 item25 -0.241 0.374 Tidak Valid Dihapus

26 item26 0.518 0.374 Valid Digunakan

27 item27 0.469 0.374 Valid Digunakan

28 item28 0.445 0.374 Valid Digunakan

29 item29 0.639 0.374 Valid Digunakan

30 item30 0.392 0.374 Valid Digunakan

31 item31 0.434 0.374 Valid Digunakan

32 item32 0.431 0.374 Valid Digunakan

33 Item33 0.386 0.374 Valid Digunakan

Berdasarkan tabel hasil uji coba instrumen untuk variabel komunikasi organisasi (X2) di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak semua item valid. Item yang tidak valid berjumlah lima item yaitu item no: 1, 4, 6, 17, 25 . Untuk item yang tidak valid maka keptusannya adalah dua item dihapus yaitu item no: 17 dan 25, dan tiga item diperbaiki yaitu item no: 1, 4, dan 6.

b. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen menggunakan bantuan SPSS ( Statistical Product and Service Solutions) versi 17 (SPSS 17). Berikut ini tabel hasil uji reliabilitas berdasarkan tiap variabel. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 184) bahwa instrumen yang dapat dinyatakan reliabel bila koefisien reliabelnya minimal 0,6. Berikut ini tabel hasil reliabilitas setiap variabel

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Cronbach’s

alfa

Keterangan

Y 0,942 Reliabel

X1 0,880 Reliabel

X2 0,930 reliabel

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas variabel efektifitas implementasi Renstra UPI (Y) yaitu sebesar 0,942 > 0,6 maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat


(26)

tinggi dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini. Selanjutnya untuk koefisien reliabilitas variabel intellectual capital (X1) yaitu sebesar 0,880 > 0,6 maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitass yang tinggi dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini. Begitu juga dengan koefisien reliabilitas variabel komunikasi organisasi (X2) yaitu sebesar 0,943 > 0,6 maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitass yang sangat tinggi dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan yang dilalui oleh peneliti mulai dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan penyusunan laporan. Tabel 3.10 berikut ini akan disajikan tahapan, uraian kegiatan, dan output dari kegiatan yang dilaksanakan.

Tabel 3.10 Prosedur Penelitian

Tahapan Uraian Output

Tahap I

Persiapan

Studi pendahuluan, studi lapangan, studi literatur, dan penyusunan proposal

Proposal, tesis BAB I, BAB II, dan BAB III Tahap II

Pelaksanaan

Penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, uji coba kuesioner, penyebaran kuesioner penelitian, pengolahan data, analisis data

Kisi-kisi instrumen, instrumen penelitian, uji coba, penelitian,

dan data mentah

penelitian Tahap III

Penyusunan Laporan

Penguruaian hasil, pembahasan, dan kesimpulan

BAB IV dan BAB V

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, dengan output yang dihasilkan dari masing-masing tahapan mulai dari proposal penelitian, perumusan bab satu sampai dengan perumusan bab lima pada tahap ke tiga.


(27)

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskripsi Data

Analisis deskriptif bertujuan untuk melihat kecendrungan distribusi frekuensi tiap variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus yang dikemukakan oleh Furqon (2011, hlm. 42) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

�̅ = Skor rata-rata yang dicari

∑ � = Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternative jawaban)

= Jumlah responden

Hasil perhitungan dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan gambaran umum rata-rata variabel. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan tabel kategori penafsiran dalam Riduwan (2010, hlm. 15) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.11. Tabel Konsultasi Hasil WMS

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa gambaran rata-rata setiap variabel akan dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, kurang tinggi, dan sangat kurang tinggi. Penetapan kategori akan disesuaikan dengan perolehan skor setiap variabel.

Skor Kategori

Y X1 X2

4.21 – 5.00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

3.41 – 4.20 Tinggi Tinggi Tinggi

2.61 – 3.40 Cukup Tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi 1.81 – 2.60 Kurang Tinggi Kurang Tinggi Kurang Tinggi 1.00 – 1.80 Sangat Kurang

Tinggi

Sangat Kurang Tinggi

Sangat Kurang Tinggi �̅= ∑


(28)

2. Uji Persyaratan Analisis

Menurut Riduwan (2010, hlm. 184) “analisis data dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang diajukan…”. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan analisis data dan analisis data memerlukan beberapa persyaratan analisis.

Penelitian ini adalah yang menggunakan sampel pada populasi yang kemudian hasilnya dapat di generalisasikan pada populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 199) dan Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012, hlm. 220) penelitian yang menggunakan sampel dan hasilnya dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel diambil menggunkan teknik analisis statistik inferensial. Pada penelitian ini menggunakan analisis statistik inferensial parametrik.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 201) “statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel”. Statistik parametris memerlukan beberapa persyaratan analisis yaitu data harus berdistribusi normal, jika terdapat dua kelompok atau lebih maka harus homogen, dan linieritas untuk melakukan uji regresi serta digunakan untuk menganalisa data interval dan rasio. Persyaratan analisis untuk penelitian yang menggunakan statistik inferensial parametris adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal, maka akan digunkan statistik parametrik, sedangkan apabila penyebarannya tidak berdistribusi normal maka akan digunkan teknik statistik non parametrik. Ada beberapa rumus yang digunakan untuk menguji normalitas data yaitu diantaranya dengan Uji Kertas Peluang, Uji Chi Kuadrat, Uji Liliefors, Kolmogorov-Smirnov Test (K-S Test), (Sugiyono, 2012, hlm. 228; Riduwan, 2010, hlm. 187).

Pada penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov Test (K-S Test) dengan rumus (Guru besar penelitian psikologi, 1997, hlm. 59) sebagai berikut:


(29)

| |

Penghitungan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17 (SPSS 17). Menurut Priyatno (2009, hlm. 187) K-S Test ini cocok digunakan untuk menguji data berskala interval dan rasio. Kaidah pengambilan keputusan menurut Priyatno (2009, hlm. 189) adalah sebagai berikut:

Jika: Asymp Sig < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal Asymp Sig > 0,05, maka data berdistribusi normal

Hasil uji normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.12. Uji Normalitas Data Variabel Penelitian Asymp. Sig.

(2-tailed) Hasil Efektivitas Implementasi Renstra

UPI (Y) 0,135 Berdistribusi normal

Intellectual Capital (X1) 0,547 Berdistribusi normal

Komunikais Organisasi (X2) 0,762 Berdistribusi normal

Dapat dilihat dari tabel di atas pada baris Asymp.Sig. (2 tailed) untuk dua sisi diperoleh nilai signifikansi variabel efektivitas implementasi Renstra UPI (Y) sebesar 0,135, variabel intellectual capital (X1) sebesar 0,547, dan variabel komunikasi organisasi (X2) sebesar 0,762. Berdasarkan kaidah pengambilan keputusan Priyatno di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Asymp Sig (Y) 0,135 > 0,05, maka data berdistribusi normal b. Asymp Sig (X1) 0,547 > 0,05, maka data berdistribusi normal

c. Asymp Sig (X2) 0,762 > 0,05, maka data berdistribusi normal

Semua data variabel berdistribusi normal, maka teknik analisis data yang digunakan adalah statistik parametrik.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui bahwa perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar. Salah satu rumus


(30)

yang digunakan untuk uji homogenitas adalah Uji Bartlett (Irianto, 2009, hlm. 279). Tahapan dalam Uji Bartlett yaitu: pertama dengan menentukan variansi gabungan dengan formula sebagai berikut:

Keterangan:

= variansi gabungan

n = jumlah sampel masing-masing kelompok N = jumlah sampel seluruhnya

k = jumlah kelompok Sd = standar deviasi

Tahapan kedua adalah menentukan sebara Bartlett dengan formula sebagai berikut:

⁄ Keterangan:

b = sebara Bartlett

Kaidah pengambilan keputusan jika menggunakan Uji Bartlett menurut (Irianto, 2009, hlm. 280) yaitu:

maka data homogen

Riduwan (2010, hlm. 185; 2012 hlm. 120) dan Sudjana (2005, hlm. 263) mengatakan bahwa untuk pengambilan keputusan juga bisa melalui chi square dengan formula sebagai berikut:

χ2

= ∑

Kaidah pengambilan keputusan untuk chi-square menurut Riduwan (2010, hlm. 185; 2012 hlm. 120) adalah sebagai berikut:

Jika: χ2

hitung ≥ χ2tabel maka data tidak homogen; χ2hitung ≤ χ2tabel maka data homogen. ( χ2 = chi kuadrad)


(31)

Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS ( Statistical Product and Service Solutions) versi 17 (SPSS 17) . Kaidah pengambilan keputusan dalam SPSS menurut Priyatno (2009, hlm. 189) adalah sebagai berikut:

Jika: Asymp Sig < 0.05, maka data tidak homogen Asymp Sig > 0.05, maka data homogen

Hasil uji homogenitas data pada penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.13. Uji Homogenitas Data

Variabel Asymp. Sig.

(2-tailed)

Chi

square Hasil Efektivitas Implementasi

Renstra UPI (Y) 0,462 36,135 Homogen

Intellectual Capital (X1) 0,144 47,281 Homogen

Komunikais Organisasi (X2) 0,559 40,000 Homogen

Terlihat dari tabel di atas nilai χ 2 (Chi-Square) untuk masing-masing variabel dengan signifikansi sebagai berikut: variabel efektivitas implementasi Renstra UPI (Y) sebesar 36,135 dengan Asymp. Sig. 0,462; variabel intellectual capital (X1) sebesar 47,281 dengan Asymp. Sig. 0,144; dan variabel komunikasi organisasi (X2) sebesar 40,000 dengan Asymp. Sig. 0,559. Berdasarkan kaidah pengambilan keputusan Priyatno di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Asymp Sig (Y) 0,462 > 0,05, maka data homogen b. Asymp Sig (X1) 0,144 > 0,05, maka data homogen

c. Asymp Sig (X2) 0,559 > 0,05, maka data homogen

c. Uji Linieritas

Uji linieritas garis regresi bertujuan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi antara variabel bebas terhadap variabel terikat bersifat linier atau tidak. Jika tidak linier maka analisi regresi tidak bisa dilanjutkan


(32)

(Sugiyono, 2008, hlm. 265). Uji linieriatis model persamaan regresi menggunakan teknik analisis regresi yang dibahas bersamaan dengan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji Anova tabel.

Kaidah pengambilan keputusan uji Anova tabel untuk linieritas menurut Riduwan (2012, hlm. 129) adalah sebagai berikut :

“ jika , berarti berpola linier” “ jika , berarti tidak linier”.

Uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS ( Statistical Product and Service Solutions) versi 17 (SPSS 17). Hasil uji linieritas dapat dilihat sebagai berikut:

1) Uji Linieritas Pengaruh Intellectual Capital (X1) terhadap Efektivitas Implementasi Rencana Strategi UPI.

Hasil uji linieritas intellectual capital terhadap efektivitas implementasi Renstra UPI adalah sebagai berikut:

Tabel Tabel 3.14 Uji Linieritas Variabel X1 – Y

Variabel F hitung Asym.

Sig. Keputusan Intellectual capital (X1)

terhadap efektivitas Implementasi Renstra (Y)

1.329 0.173 Linier

Pada tabel di atas dapat diketahui nilai Fhitung untuk variabel intellectual capital (X1) terhadap efektivitas implementasi renstra (Y) adalah 1,329 dengan Asym.Sig 0,173 (> 0,05). Sebelum mengambil kesimpulan, terlebih dahulu dicari nilai Ftabel yaitu sebagai berikut:

Ftabel = F(1-α) (df kelompok) (df n)…(Riduwan, 2010, hlm.202) = F(1-0.05) (df= jml klp -2) (df n-k)

= F(0.95) (df= 41-2) (df= 89-41)

= F(0.95) (df=39) (df= 48) = F(0.95) (39, 48)

Cara mencari Ftabel adalah lihat di kolom mendatar angka 39, dan lihat di kolom menurun paling kiri angka 48, tarik ke kanan dan lihat titik temu, kemudian ambil angka yang atas (sig.95%) maka di peroleh Ftabel = 1,63.


(33)

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pola antara variabel intellectual capital (X1) terhadap efektivitas implementasi renstra (Y) adalah:

(1.63), berarti berpola linier

Maka dapat disimpulkan bahwa metode regresi Y atas X1 berpola linier. 2) Uji Linieritas Pengaruh Komunikasi Organisasi (X2) terhadap Efektivitas

Implementasi Rencana Strategi UPI.

Hasil uji linieritas komunikasi organisasi terhadap efektivitas implementasi Renstra UPI adalah sebagai berikut:

Tabel Tabel 3.15 Uji Linieritas Variabel X2 – Y

Variabel F hitung Asym.

Sig. Keputusan Komunikasi organisasi

(X) terhadap efektivitas Implementasi Renstra (Y)

1,337 0,169 Linier

Pada tabel di atas dapat diketahui nilai Fhitung untuk variabel komunikasi organisasi (X2) terhadap efektivitas implementasi renstra (Y) adalah 1,337 dengan Asym.Sig 0,169. Sebelum mengambil kesimpulan, terlebih dahulu dicari nilai Ftabel yaitu sebagai berikut:

Ftabel = F(1-α) (df kelompok) (df n)…(Riduwan, 2010, hlm.202)

= F(1-0.05) (df= k-2) (df n-k) = F(0.95) (df= 44-2) (df= 89-44)

= F(0.95) (df= 42) (df= 45) = F(0.95) (42,45)

Cara mencari Ftabel adalah lihat di kolom mendatar angka 42, dan lihat di kolom menurun paling kiri angka 45, tarik ke kanan dan lihat titik temu, kemudian ambil angka bagian atas (sig. 95%) maka di peroleh Ftabel = 1,65. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pola antara variabel komunikasi organisasi (X2) terhadap efektivitas implementasi renstra (Y) adalah:

(1,65), berarti berpola linier


(34)

3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang dirumuskan diawal dapat diterima atau ditolak. Hipotesis 1 dan 2 menggunakan analisis korelasi parsial (individu) dan regresi sederhana, sedangkan untuk hipotesis tiga menggunakan analisis korelasi simultan (bersama-sama) dan regresi ganda.

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat pengaruh antar variabel. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudijono (2006, hlm. 188) yang menjelaskan bahwa “teknik analisis korelasional adalah teknik analisis statistik mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih”. Analisis korelasi bisa dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel X1 (intellectual capital) terhadap variabel Y (efektivitas implementasi Renstra UPI), variabel X2 (komunikasi organisasi) terhadap variabel Y (efektivitas implementasi Renstra UPI).

Penafsiran hasil koefisien korelasi menggunakan tabel interpretasi koefisien korelasi yang dikemukakan oleh Riduwan (2010, hlm. 228; 2012 hlm. 138) dan Arikunto (2013, hlm. 319) yaitu seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.16 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 – 1,000 Sangat Kuat 0.60 – 0.799 Kuat

0.40 – 0.599 Cukup Kuat 0.20 – 0.399 Rendah

0.00 – 0.199 Sangat Rendah 1) Analisis Korelasi Parsial (Individual)

Korelasi parsial adalah “suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih” (Riduwan, 2010, hlm. 233). Analisis korelasi parsial dilakukan untuk melihat derajat pengaruh antara satu variabel independen terhadap variabel dependen yaitu: (X1 - Y)


(35)

dan (X2 - Y). Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis korelasi parsial adalah sebagai berikut:

a) Analisis persamaan regresi

Sebelum dilakukan analisis persamaan regresi sederhana, maka terlebih dahulu harus terpenuhi persyaratan untuk model persamaan regresi. Menurut Riduwan dkk (2013, hlm. 102) “… apabila nilai probabilitas sig. jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa digunakan…”. Selanjutnya baru dilaksankan analisis persamaan regresi linier.

Analisis persamaan regresi bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada variabel dependen (Y) atas keberadaan variabel independen (X). Pada analisa parsial ini, digunakan rumus regresi sederhana yaitu sebagai berikut:

= a + bX Keterangan:

= Subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel independen

a = Nilai konstanta; nilai jika X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X (Priyatno, 2009, hlm. 135). Untuk mencari nilai a dan b, rumus yang digunakan (Riduwan, 2010, hlm. 244) adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ b) Analisis koefisien korelasi

Analisis koefisien korelasi dilakukan untuk melihat derajat pengaruh yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Besaran korelasi yang terjadi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

r =

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Selanjutnya, hasil penghitungan tersebut ditafsirkan dengan menggunakan tabel 3.16 koefisien korelasi di atas.


(36)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Rumus yang digunakan menurut Riduwan (2010, hlm. 228) adalah sebagai berikut:

KP = r2 X 100% Keterangan:

KP = koefisien determinasi yang dicari r2 = koefisien korelasi

Penghitungan koefisien determinasi menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.

d) Analisis signifikansi

Analisis signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah pangaruh pengujian ini signifikan atau tidak, oleh sebab itu perlu dilakukan uji signifikansi. Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t ( t-test), rumus yang digunakan menurut Riduwan (2010, hlm. 234) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

thitung = nilai yang akan dibandingkan dengan ttabel n = jumlah sampel

rparsial = nilai koefisien parsial

Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t (t-test) tersebut memanfaatkan bantuan program komputer SPSS 17, dengan kaidah pengujian menurut Riduwan (2010, hlm. 234) adalah sebagai berikut:

2) Analisis Korelasi Simultan (Bersamaan) jika thitung ≥ dari ttabel, maka signifikan jika thitung ≤ dari ttabel, maka tidak signifikan


(37)

Analisis korelasi simultan dilakukan untuk melihat derajat pengaruh secara bersama-sama antara dua variabel independen terhadap variabel dependen (X1, X2 – Y). Langkah - langkah yang dilakukan dalam analisis korelasi simultan ini adalah sebagai berikut:

a) Analisis persamaan regresi

Analisis persamaan regresi bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada variabel dependen (Y) atas keberadaan variabel dependen (X). Pada analisis simultan ini, digunakan rumus regresi berganda yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

= nilai prediksi variabel dependen A = Nilai konstanta; nilai jika X=0

b1,b2 = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X1 dan X2

X1 = Variabel independen

X2 = Variabel independen (Priyatno, 2009, hlm. 148)

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai a, b1, dan b2 menurut Riduwan (2010, hlm. 254) adalah sebagai berikut:

∑ ∑ - ∑

b) Analisis koefisien korelasi

Analisis koefisien korelasi dilakukan untuk melihat derajat pengaruh yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi secara simultan menurut Riduwan (2010, hlm. 238) adalah sebagai berikut:

= √


(38)

Selanjutnya adalah menafsirkan besaran korelasi yang terjadi dengan berdasarkan pada tabel 3.16 koefisien korelasi di atas.

c) Analisis koefisien determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 secara bersama terhadap variabel Y. Rumus yang digunakan menurut Riduwan (2010, hlm. 228) adalah sebagai berikut:

KP = r2 X 100% Keterangan:

KP = koefisien determinasi yang dicari r2 = koefisien korelasi

Penghitungan koefisien determinasi menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.

d) Analisis signifikansi

Analisis signifikansi dilakukan untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan oleh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) signifikan atau tidak. Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji F dengan rumus yang dikemukakan oleh Riduwan (2010, hlm. 238) adalah sebagai berikut:

=

( )

Keterangan:

R = Nilai koefisien korelasi ganda K = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah samppel

F = Fhitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan Ftabel

Penghitungan nilai F hitung tersebut memanfaatkan bantuan program komputer SPSS 17. Kaidah pengujian menurut Riduwan (2010, hlm. 238) adalah sebagai berikut:

F hitung > F tabel, maka signifikan F hitung < F tabel, maka tidak signifikan


(1)

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pola antara variabel intellectual capital (X1) terhadap efektivitas implementasi renstra (Y) adalah:

(1.63), berarti berpola linier

Maka dapat disimpulkan bahwa metode regresi Y atas X1 berpola linier.

2) Uji Linieritas Pengaruh Komunikasi Organisasi (X2) terhadap Efektivitas Implementasi Rencana Strategi UPI.

Hasil uji linieritas komunikasi organisasi terhadap efektivitas implementasi Renstra UPI adalah sebagai berikut:

Tabel Tabel 3.15 Uji Linieritas Variabel X2 – Y

Variabel F hitung Asym.

Sig. Keputusan

Komunikasi organisasi (X) terhadap efektivitas Implementasi Renstra (Y)

1,337 0,169 Linier

Pada tabel di atas dapat diketahui nilai Fhitung untuk variabel komunikasi

organisasi (X2) terhadap efektivitas implementasi renstra (Y) adalah 1,337

dengan Asym.Sig 0,169. Sebelum mengambil kesimpulan, terlebih dahulu dicari nilai Ftabel yaitu sebagai berikut:

Ftabel = F(1-α) (df kelompok) (df n)…(Riduwan, 2010, hlm.202) = F(1-0.05) (df= k-2) (df n-k)

= F(0.95) (df= 44-2) (df= 89-44)

= F(0.95) (df= 42) (df= 45) = F(0.95) (42,45)

Cara mencari Ftabel adalah lihat di kolom mendatar angka 42, dan lihat di

kolom menurun paling kiri angka 45, tarik ke kanan dan lihat titik temu, kemudian ambil angka bagian atas (sig. 95%) maka di peroleh Ftabel = 1,65.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pola antara variabel komunikasi organisasi (X2) terhadap efektivitas implementasi renstra (Y) adalah:

(1,65), berarti berpola linier


(2)

3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang dirumuskan diawal dapat diterima atau ditolak. Hipotesis 1 dan 2 menggunakan analisis korelasi parsial (individu) dan regresi sederhana, sedangkan untuk hipotesis tiga menggunakan analisis korelasi simultan (bersama-sama) dan regresi ganda.

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat pengaruh antar variabel. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudijono (2006, hlm. 188)

yang menjelaskan bahwa “teknik analisis korelasional adalah teknik analisis statistik mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih”.

Analisis korelasi bisa dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel X1

(intellectual capital) terhadap variabel Y (efektivitas implementasi Renstra UPI), variabel X2 (komunikasi organisasi) terhadap variabel Y (efektivitas

implementasi Renstra UPI).

Penafsiran hasil koefisien korelasi menggunakan tabel interpretasi koefisien korelasi yang dikemukakan oleh Riduwan (2010, hlm. 228; 2012 hlm. 138) dan Arikunto (2013, hlm. 319) yaitu seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.16 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 – 1,000 Sangat Kuat 0.60 – 0.799 Kuat

0.40 – 0.599 Cukup Kuat 0.20 – 0.399 Rendah

0.00 – 0.199 Sangat Rendah 1) Analisis Korelasi Parsial (Individual)

Korelasi parsial adalah “suatu nilai yang memberikan kuatnya

pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih” (Riduwan, 2010, hlm. 233). Analisis korelasi parsial dilakukan untuk melihat derajat pengaruh antara satu variabel independen terhadap variabel dependen yaitu: (X1 - Y)


(3)

dan (X2 - Y). Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis korelasi

parsial adalah sebagai berikut: a) Analisis persamaan regresi

Sebelum dilakukan analisis persamaan regresi sederhana, maka terlebih dahulu harus terpenuhi persyaratan untuk model persamaan regresi. Menurut Riduwan dkk (2013, hlm. 102) “… apabila nilai probabilitas sig. jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa

digunakan…”. Selanjutnya baru dilaksankan analisis persamaan regresi linier.

Analisis persamaan regresi bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada variabel dependen (Y) atas keberadaan variabel independen (X). Pada analisa parsial ini, digunakan rumus regresi sederhana yaitu sebagai berikut:

= a + bX Keterangan:

= Subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel independen

a = Nilai konstanta; nilai jika X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X (Priyatno, 2009, hlm. 135). Untuk mencari nilai a dan b, rumus yang digunakan (Riduwan, 2010, hlm. 244) adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ b) Analisis koefisien korelasi

Analisis koefisien korelasi dilakukan untuk melihat derajat pengaruh yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Besaran korelasi yang terjadi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

r =

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Selanjutnya, hasil penghitungan tersebut ditafsirkan dengan menggunakan tabel 3.16 koefisien korelasi di atas.


(4)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Rumus

yang digunakan menurut Riduwan (2010, hlm. 228) adalah sebagai berikut:

KP = r2 X 100%

Keterangan:

KP = koefisien determinasi yang dicari r2 = koefisien korelasi

Penghitungan koefisien determinasi menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.

d) Analisis signifikansi

Analisis signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah pangaruh pengujian ini signifikan atau tidak, oleh sebab itu perlu dilakukan uji signifikansi. Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t ( t-test), rumus yang digunakan menurut Riduwan (2010, hlm. 234) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

thitung = nilai yang akan dibandingkan dengan ttabel

n = jumlah sampel rparsial = nilai koefisien parsial

Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t (t-test)

tersebut memanfaatkan bantuan program komputer SPSS 17, dengan kaidah pengujian menurut Riduwan (2010, hlm. 234) adalah sebagai berikut:

2) Analisis Korelasi Simultan (Bersamaan) jika thitung≥ dari ttabel, maka signifikan


(5)

Analisis korelasi simultan dilakukan untuk melihat derajat pengaruh secara bersama-sama antara dua variabel independen terhadap variabel dependen (X1, X2 – Y). Langkah - langkah yang dilakukan dalam analisis

korelasi simultan ini adalah sebagai berikut: a) Analisis persamaan regresi

Analisis persamaan regresi bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada variabel dependen (Y) atas keberadaan variabel dependen (X). Pada analisis simultan ini, digunakan rumus regresi berganda yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

= nilai prediksi variabel dependen A = Nilai konstanta; nilai jika X=0

b1,b2 = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan

variabel Y yang didasarkan variabel X1 dan X2

X1 = Variabel independen

X2 = Variabel independen (Priyatno, 2009, hlm. 148)

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai a, b1, dan b2 menurut Riduwan

(2010, hlm. 254) adalah sebagai berikut:

∑ ∑ - ∑ b) Analisis koefisien korelasi

Analisis koefisien korelasi dilakukan untuk melihat derajat pengaruh yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi secara simultan menurut Riduwan (2010, hlm. 238) adalah sebagai berikut:

= √

= a + b1X1 + b2X2


(6)

Selanjutnya adalah menafsirkan besaran korelasi yang terjadi dengan berdasarkan pada tabel 3.16 koefisien korelasi di atas.

c) Analisis koefisien determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 secara bersama terhadap

variabel Y. Rumus yang digunakan menurut Riduwan (2010, hlm. 228) adalah sebagai berikut:

KP = r2 X 100%

Keterangan:

KP = koefisien determinasi yang dicari r2 = koefisien korelasi

Penghitungan koefisien determinasi menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.

d) Analisis signifikansi

Analisis signifikansi dilakukan untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan oleh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) signifikan atau tidak. Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji F dengan rumus yang dikemukakan oleh Riduwan (2010, hlm. 238) adalah sebagai berikut:

= ( )

Keterangan:

R = Nilai koefisien korelasi ganda K = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah samppel

F = Fhitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan Ftabel

Penghitungan nilai F hitung tersebut memanfaatkan bantuan program

komputer SPSS 17. Kaidah pengujian menurut Riduwan (2010, hlm. 238) adalah sebagai berikut:

F hitung > F tabel, maka signifikan