T B.IND 1402269 Chapter6
256
BAB 6
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Penelitian respons verbal siswa terhadap tuturan direktif guru Bahasa
Indonesia
dalam interaksi pembelajaran di SMA Negeri 1
Rengat dan
pemenfaatannya sebagai bahan ajar teks negosiasi telah menemukan hasil akhir.
Pada bab ini peneliti menyampaikan tiga subbab penutup yang terbagi atas
simpulan, implementasi, dan rekomendasi.
6.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan mengenai respons
verbal siswa terhadap tuturan direktif guru Bahasa Indonesia dalam interaksi
pembelajaran di SMA Negeri 1 Rengat dan pemenfaatannya sebagai bahan ajar
teks negosiasi, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1.
Guru Bahasa Indonesia menggunakan tuturan direktif dengan fungsi yang
beragam. Fungsi tuturan direktif yang ditemukan adalah fungsi memerintah,
memohon,
meminta,
menyarankan,
menganjurkan,
menasihati,
dan
menyindir. Hal tersebut menjelaskan bahwa interaksi pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA Negeri 1 Rengat banyak diwarnai dengan tuturan direktif
guru.
Berdasarkan
hasil penelitian
dan
pembahasannya,
guru
Bahasa
Indonesia di SMA Negri 1 Rengat paling sering menggunakan tuturan direktif
dengan fungsi memerintah. Tuturan direktif memerintah ditemui sebanyak
tiga puluh delapan data. Tuturan direktif guru berfungsi meminta juga banyak
ditemui. Fungsi meminta berada pada urutan kedua dengan jumlah temuan
sebanyak tiga puluh dua data. Guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Rengat juga menggunakan tuturan direktif berfungsi menyindir. Ditemukan
sepuluh data tuturan guru dengan fungsi menyindir. Tuturan berfungsi
menasihati menempati urutan keempat terbanyak, dengan jumlah temuan
sebanyak delapan data. Selanjutnya, tuturan berfungsi menyarankan dan
menganjurkan ditemui masing-masing sebanyak tujuh data. Terakhir, tuturan
direktif dengan fungsi memohon ditemi sebanyak lima data.
256
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
257
2.
Bentuk respons verbal yaang diberikan siswa terhadap tuturan guru adalah
bentuk respons konfirmasi dan diskonfirmasi. Kebanyakan tuturan direktif
guru disambut dengan respons verbal konfirmasi. Namun, berdasarkan hasil
temuan terdapat beberapa tuturan guru yang direspons dengan respons
diskonfirmasi oleh siswa. Jumlah siswa yang jauh lebih banyak dari jumlah
guru tentu mengakibatkan banyaknya respons verbal yang diberikan oleh
siswa. Hal itu dikarenakan satu tuturan guru tidak selalu disambut dengan
respons satu orang siswa. Terkadang satu tuturan direktif guru dapat
direspons oleh tiga sampai lima orang siswa. Dari 107 tuturan direktif guru
ditemukan 208 respons verbal siswa. Respons verbal konfirmasi ditemukan
sebanyak 190 respons dan respons diskonfirmasi sebanyak 18 respons.
Jumlah
respons
diskonfirmasi
yang
sangat
sedikit
mengindikasikan
pembelajaran yang berjalan dengan baik. Siswa dapat menerima dengan baik
maksud tuturan guru dan memberikan respons dengan baik pula. Respons
konfirmasi dan respons diskonfirmasi yang diberikan siswa juga beragam.
Ditemukan empat macam respons konfirmasi siswa. Siswa paling banyak
memberikan respons konfirmasi perasaan konfirmasi (positive feeling) yaitu
sebanyak seratus lima puluh dua data.
Selanjutnya, urutan dua terbanyak
adalah respons konfirmasi meminta keterangan (clarifying response) dengan
jumlah delapan belas data. Respons konfirmasi setuju (agreeing response)
berada pada urutan ketiga terbanyak dengan jumlah temuan tujuh belas data.
Respons konfirmasi suportif (supportive response) juga ditemukan sebanyak
tiga data. Respons diskonfirmasi siswa terbanyak adalah respons tidak
relevan (irrelevant response), yaitu sebanyak delapan data. Selanjutnya,
respons intrupsi (interupting response) ditemui sebanyak enam data. Respons
diskonfirmasi kontradiktif (incongruous response) ditemui sebanyak tiga
data. Respons diskonfirmasi sekilas (tangential response) juga ditemukan
dengan jumlah terkecil yaitu satu data.
3.
Berdasarkan rumusan masalah ketiga tentang fungsi respons verbal siswa,
peneliti menemukan respons verbal siswa dengan fungsi yang beragam.
Fungsi respons verbal siswa yang muncul adalah fungsi memberitahukan,
menyatakan,
menyarankan,
meminta,
mengeluh,
memanjatkan
(doa),
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
258
mengucapkan salam, dan memohon. Siswa paling banyak memberikan
respons dengan fungsi menyatakan, yaitu sebanyak seratus dua puluh enam
data. Selanjutnya, respons berfungsi meminta berada pada urutan kedua
dengan jumlah temuan sebanyak empat puluh data. Urutan ketiga adalah
respons verbal dengan fungsi meminta sebanyak dua puluh tujuh data.
Kemudian, respons verbal berfungsi mengeluh berada pada urutan keempat
dengan jumlah temuan enam data. Respons verbal berfungsi menyarankan
berada pada urutan kelima dengan jumlah temuan sebanyak lima data.
Respons memanjatkan (doa) ditemukan sebanyak dua data. Terakhir, respons
verbal berfungsi mengucapkan salam dan memohon berada pada urutan
terakhir dengan jumlah temuan masing- masing satu data.
4.
Hasil analisis respons verbal siswa terhadap tuturan direktif guru Bahasa
Indonesia selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan ajar teks negosiasi. Data
tuturan direktif guru yang beragam menunjukkan respons verbal siswa yang
beragam pula.
Peneliti memanfaatkan hasil tersebut untuk mempelajari
tuturan-tuturan direktif guru yang menjadi stimulus bagi respons konfirmasi
siswa. Jenis dan fungsi tuturan guru dan respons verbal siswa selanjutnya
peneliti pelajari untuk menulis berbagai teks negosiasi. Teks negosiasi hasil
tulisan peneliti tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi bahan ajar. Bahan
ajar berbentuk modul berjudul “Memahami Teks Negosiasi” untuk SMA/MA
kelas X.
5.2 Implikasi
Implikasi dari temuan penelitian mencakup dua hal, yaitu implikasi
teoretis dan praktis. Implikasi teoretis berhubungan dengan keterlibatan hasil
penelitian pada perkembangan teori-teori pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Sedangkan implikasi praktis berhubungan dengan keterlibatan hasil penelitian
bagi pelaksanaan pendidikan.
Hasil penelitian berimplikasi terhadap bidang teoretis khususnya bidang
komunikasi, pragmatik, dan sosiopragmatik berkenaan dengan pengembangan
ilmu kebahasaan pada bidang-bidang tersebut. Hasil penelitian tentang fungsi
tuturan direktif guru, respons verbal siswa, dan fungsi respons verbal siswa
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
259
menambah khazanah data pada bidang-bidang keilmuan tersebut. Hasil penelitian
juga
dapat
menjadi
rujukan
bagi
penelitian-penelitian
selanjutnya
tentang
komunikasi dalam pembelajaran, tuturan guru, maupun respons verbal siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa guru Bahasa Indonesia
banyak menggunakan tuturan direktif dengan fungsi memerintah dan meminta
dalam interaksi pembelajaran. Hal tersebut tentu tidak sesuai dengan sistem
pendidikan nasional yang menuntut siswa aktif atau kegiatan belajar berpusat
pada siswa. Pembelajaran dengan didominasi oleh tuturan memerintah dan
meminta dari guru menandakan bahwa guru memegang peran lebih dalam
pembelajaran. Dapat pula dinyatakan bahwa guru mendominasi pembelajaran.
Melalui hasil penelitian ini, guru dapat mengetahui penerapan jenis tuturan yang
tepat untuk menciptakan komunikasi yang baik dengan siswa begitu pula
sebaliknya. Tentunya, dengan tidak melanggar peran guru sebagai fasilitator dan
mediator. Guru juga dapat belajar memahami respons verbal siswa agar dapat
melakukan komunikasi yang dapat dipahami oleh siswa dan berkualitas. Serta
pada akhirnya, dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai respons verbal siswa terhadap
tuturan direktif guru Bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran di SMA
Negeri 1 Rengat dan pemenfaatannya sebagai bahan ajar teks negosiasi, peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut.
1.
Penelitian ini mengungkap bahwa guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Rengat banyak menggunakan tuturan direktif dengan fungsi memerintah dan
meminta.
Hal
pembelajaran.
tersebut
menandakan
bahwa
guru
lebih
mendominasi
Bagi guru Bahasa Indonesia khususnya dan guru pada
umumnya sebaiknya memperhatikan benar tuturan yang digunakan selama
pembelajaran. Guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang aktif dan
menarik dengan tetap menjaga tujuan sistem pendidikan nasional yang
menuntut pembelajaran berpusat pada siswa. Selain itu, guru juga sebaiknya
menghindari tuturan direktif yang memancing respons diskonfirmasi siswa.
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
260
Hal itu dilakukan agar proses pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh
siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.
Hasil penelitian menunjukkan masih adanya siswa yang memberikan respons
diskonfirmasi pada tuturan guru. Siswa sebaiknya selalu memberikan respons
verbal
konfirmasi
terhadap
tuturan
guru.
Respons
verbal
konfirmasi
mengindikasikan siswa memahami maksud tuturan guru. Hal tersebut hanya
dapat dilakukan apabila siswa memperhatikan guru ketika menerangkan
pelajaran.
3.
Penelitian ini hanya terbatas pada respons verbal siswa terhadap tuturan
direktif guru Bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran. Penelitian
berkenaan dengan ilmu komunikasi dan bahasa masih perlu digali lebih
dalam. Seperti penelitian tentang berbagai bentuk tuturan guru dan berbagai
respons verbal maupun nonverbal siswa. Selain dari pada itu, pengembangan
bahan ajar sebagai bentuk pemanfaatan penelitian ini juga hanya terbatas
bada
bentuk
modul
teks
negosiasi
saja.
Peneliti
selanjutnya
dapat
memanfaatkan hasil penelitian tentang analisis respons siswa dan tuturan
guru menjadi bahan ajar bentuk lain dan pada materi-materi lainnya. peneliti
hanya melakukan pemanfaatan hasil penelitian dalam bentuk bahan ajar.
Belum dilakukan pengujian mendalam terhadap bahan ajar yang peneliti buat.
Peneliti juga merekomendasikan penelitian lebih dalam tentang penerapan
bahan ajar ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 6
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Penelitian respons verbal siswa terhadap tuturan direktif guru Bahasa
Indonesia
dalam interaksi pembelajaran di SMA Negeri 1
Rengat dan
pemenfaatannya sebagai bahan ajar teks negosiasi telah menemukan hasil akhir.
Pada bab ini peneliti menyampaikan tiga subbab penutup yang terbagi atas
simpulan, implementasi, dan rekomendasi.
6.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan mengenai respons
verbal siswa terhadap tuturan direktif guru Bahasa Indonesia dalam interaksi
pembelajaran di SMA Negeri 1 Rengat dan pemenfaatannya sebagai bahan ajar
teks negosiasi, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1.
Guru Bahasa Indonesia menggunakan tuturan direktif dengan fungsi yang
beragam. Fungsi tuturan direktif yang ditemukan adalah fungsi memerintah,
memohon,
meminta,
menyarankan,
menganjurkan,
menasihati,
dan
menyindir. Hal tersebut menjelaskan bahwa interaksi pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA Negeri 1 Rengat banyak diwarnai dengan tuturan direktif
guru.
Berdasarkan
hasil penelitian
dan
pembahasannya,
guru
Bahasa
Indonesia di SMA Negri 1 Rengat paling sering menggunakan tuturan direktif
dengan fungsi memerintah. Tuturan direktif memerintah ditemui sebanyak
tiga puluh delapan data. Tuturan direktif guru berfungsi meminta juga banyak
ditemui. Fungsi meminta berada pada urutan kedua dengan jumlah temuan
sebanyak tiga puluh dua data. Guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Rengat juga menggunakan tuturan direktif berfungsi menyindir. Ditemukan
sepuluh data tuturan guru dengan fungsi menyindir. Tuturan berfungsi
menasihati menempati urutan keempat terbanyak, dengan jumlah temuan
sebanyak delapan data. Selanjutnya, tuturan berfungsi menyarankan dan
menganjurkan ditemui masing-masing sebanyak tujuh data. Terakhir, tuturan
direktif dengan fungsi memohon ditemi sebanyak lima data.
256
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
257
2.
Bentuk respons verbal yaang diberikan siswa terhadap tuturan guru adalah
bentuk respons konfirmasi dan diskonfirmasi. Kebanyakan tuturan direktif
guru disambut dengan respons verbal konfirmasi. Namun, berdasarkan hasil
temuan terdapat beberapa tuturan guru yang direspons dengan respons
diskonfirmasi oleh siswa. Jumlah siswa yang jauh lebih banyak dari jumlah
guru tentu mengakibatkan banyaknya respons verbal yang diberikan oleh
siswa. Hal itu dikarenakan satu tuturan guru tidak selalu disambut dengan
respons satu orang siswa. Terkadang satu tuturan direktif guru dapat
direspons oleh tiga sampai lima orang siswa. Dari 107 tuturan direktif guru
ditemukan 208 respons verbal siswa. Respons verbal konfirmasi ditemukan
sebanyak 190 respons dan respons diskonfirmasi sebanyak 18 respons.
Jumlah
respons
diskonfirmasi
yang
sangat
sedikit
mengindikasikan
pembelajaran yang berjalan dengan baik. Siswa dapat menerima dengan baik
maksud tuturan guru dan memberikan respons dengan baik pula. Respons
konfirmasi dan respons diskonfirmasi yang diberikan siswa juga beragam.
Ditemukan empat macam respons konfirmasi siswa. Siswa paling banyak
memberikan respons konfirmasi perasaan konfirmasi (positive feeling) yaitu
sebanyak seratus lima puluh dua data.
Selanjutnya, urutan dua terbanyak
adalah respons konfirmasi meminta keterangan (clarifying response) dengan
jumlah delapan belas data. Respons konfirmasi setuju (agreeing response)
berada pada urutan ketiga terbanyak dengan jumlah temuan tujuh belas data.
Respons konfirmasi suportif (supportive response) juga ditemukan sebanyak
tiga data. Respons diskonfirmasi siswa terbanyak adalah respons tidak
relevan (irrelevant response), yaitu sebanyak delapan data. Selanjutnya,
respons intrupsi (interupting response) ditemui sebanyak enam data. Respons
diskonfirmasi kontradiktif (incongruous response) ditemui sebanyak tiga
data. Respons diskonfirmasi sekilas (tangential response) juga ditemukan
dengan jumlah terkecil yaitu satu data.
3.
Berdasarkan rumusan masalah ketiga tentang fungsi respons verbal siswa,
peneliti menemukan respons verbal siswa dengan fungsi yang beragam.
Fungsi respons verbal siswa yang muncul adalah fungsi memberitahukan,
menyatakan,
menyarankan,
meminta,
mengeluh,
memanjatkan
(doa),
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
258
mengucapkan salam, dan memohon. Siswa paling banyak memberikan
respons dengan fungsi menyatakan, yaitu sebanyak seratus dua puluh enam
data. Selanjutnya, respons berfungsi meminta berada pada urutan kedua
dengan jumlah temuan sebanyak empat puluh data. Urutan ketiga adalah
respons verbal dengan fungsi meminta sebanyak dua puluh tujuh data.
Kemudian, respons verbal berfungsi mengeluh berada pada urutan keempat
dengan jumlah temuan enam data. Respons verbal berfungsi menyarankan
berada pada urutan kelima dengan jumlah temuan sebanyak lima data.
Respons memanjatkan (doa) ditemukan sebanyak dua data. Terakhir, respons
verbal berfungsi mengucapkan salam dan memohon berada pada urutan
terakhir dengan jumlah temuan masing- masing satu data.
4.
Hasil analisis respons verbal siswa terhadap tuturan direktif guru Bahasa
Indonesia selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan ajar teks negosiasi. Data
tuturan direktif guru yang beragam menunjukkan respons verbal siswa yang
beragam pula.
Peneliti memanfaatkan hasil tersebut untuk mempelajari
tuturan-tuturan direktif guru yang menjadi stimulus bagi respons konfirmasi
siswa. Jenis dan fungsi tuturan guru dan respons verbal siswa selanjutnya
peneliti pelajari untuk menulis berbagai teks negosiasi. Teks negosiasi hasil
tulisan peneliti tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi bahan ajar. Bahan
ajar berbentuk modul berjudul “Memahami Teks Negosiasi” untuk SMA/MA
kelas X.
5.2 Implikasi
Implikasi dari temuan penelitian mencakup dua hal, yaitu implikasi
teoretis dan praktis. Implikasi teoretis berhubungan dengan keterlibatan hasil
penelitian pada perkembangan teori-teori pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Sedangkan implikasi praktis berhubungan dengan keterlibatan hasil penelitian
bagi pelaksanaan pendidikan.
Hasil penelitian berimplikasi terhadap bidang teoretis khususnya bidang
komunikasi, pragmatik, dan sosiopragmatik berkenaan dengan pengembangan
ilmu kebahasaan pada bidang-bidang tersebut. Hasil penelitian tentang fungsi
tuturan direktif guru, respons verbal siswa, dan fungsi respons verbal siswa
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
259
menambah khazanah data pada bidang-bidang keilmuan tersebut. Hasil penelitian
juga
dapat
menjadi
rujukan
bagi
penelitian-penelitian
selanjutnya
tentang
komunikasi dalam pembelajaran, tuturan guru, maupun respons verbal siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa guru Bahasa Indonesia
banyak menggunakan tuturan direktif dengan fungsi memerintah dan meminta
dalam interaksi pembelajaran. Hal tersebut tentu tidak sesuai dengan sistem
pendidikan nasional yang menuntut siswa aktif atau kegiatan belajar berpusat
pada siswa. Pembelajaran dengan didominasi oleh tuturan memerintah dan
meminta dari guru menandakan bahwa guru memegang peran lebih dalam
pembelajaran. Dapat pula dinyatakan bahwa guru mendominasi pembelajaran.
Melalui hasil penelitian ini, guru dapat mengetahui penerapan jenis tuturan yang
tepat untuk menciptakan komunikasi yang baik dengan siswa begitu pula
sebaliknya. Tentunya, dengan tidak melanggar peran guru sebagai fasilitator dan
mediator. Guru juga dapat belajar memahami respons verbal siswa agar dapat
melakukan komunikasi yang dapat dipahami oleh siswa dan berkualitas. Serta
pada akhirnya, dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai respons verbal siswa terhadap
tuturan direktif guru Bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran di SMA
Negeri 1 Rengat dan pemenfaatannya sebagai bahan ajar teks negosiasi, peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut.
1.
Penelitian ini mengungkap bahwa guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Rengat banyak menggunakan tuturan direktif dengan fungsi memerintah dan
meminta.
Hal
pembelajaran.
tersebut
menandakan
bahwa
guru
lebih
mendominasi
Bagi guru Bahasa Indonesia khususnya dan guru pada
umumnya sebaiknya memperhatikan benar tuturan yang digunakan selama
pembelajaran. Guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang aktif dan
menarik dengan tetap menjaga tujuan sistem pendidikan nasional yang
menuntut pembelajaran berpusat pada siswa. Selain itu, guru juga sebaiknya
menghindari tuturan direktif yang memancing respons diskonfirmasi siswa.
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
260
Hal itu dilakukan agar proses pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh
siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.
Hasil penelitian menunjukkan masih adanya siswa yang memberikan respons
diskonfirmasi pada tuturan guru. Siswa sebaiknya selalu memberikan respons
verbal
konfirmasi
terhadap
tuturan
guru.
Respons
verbal
konfirmasi
mengindikasikan siswa memahami maksud tuturan guru. Hal tersebut hanya
dapat dilakukan apabila siswa memperhatikan guru ketika menerangkan
pelajaran.
3.
Penelitian ini hanya terbatas pada respons verbal siswa terhadap tuturan
direktif guru Bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran. Penelitian
berkenaan dengan ilmu komunikasi dan bahasa masih perlu digali lebih
dalam. Seperti penelitian tentang berbagai bentuk tuturan guru dan berbagai
respons verbal maupun nonverbal siswa. Selain dari pada itu, pengembangan
bahan ajar sebagai bentuk pemanfaatan penelitian ini juga hanya terbatas
bada
bentuk
modul
teks
negosiasi
saja.
Peneliti
selanjutnya
dapat
memanfaatkan hasil penelitian tentang analisis respons siswa dan tuturan
guru menjadi bahan ajar bentuk lain dan pada materi-materi lainnya. peneliti
hanya melakukan pemanfaatan hasil penelitian dalam bentuk bahan ajar.
Belum dilakukan pengujian mendalam terhadap bahan ajar yang peneliti buat.
Peneliti juga merekomendasikan penelitian lebih dalam tentang penerapan
bahan ajar ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
Dian Rica Luxielmi, 2016
RESPONS VERBAL SISWA TERHAD AP TUTURAN D IREKTIF GURU BAHASA IND ONESIA D ALAM
INTERAKSI PEMBELAJARAN D I SMA NEGERI 1 RENGAT D AN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR TEKS NEGOSIASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu