RANCANGAN PERDA TENTANG PENYANGGA HARGA KARET 0
RANCANGAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR ... TAHUN 2016
TENTANG
PENYANGGA HARGA KARET
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
Menimban
g
: a. Bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat Kepulauan
Bangka Belitung yang Makmur Adil dan Sejahtera, salah satu
upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pendapatan
masyarakat petani secara berkelanjutan melalui kepastian harga
b
.
c.
jual karet yang dihasilkan;
Bahwa dalam rangka menyangga harga karet yang layak,
Pemerintah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan
Program Penyangga Hasil Karet Ketika Fluktuasi Harga Turun;
Bahwa Program Penyangga Hasil Karet ketika Fluktuasi Harga
Turun, perlu dilaksanakan secara Efektif, Efisien, Terpadu dan
d
.
tepat sasaran;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, dan huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Penyangga Harga Karet;
Mengingat
: 1
Pasal 18 ayat (6) UndangUndang Dasar Negara Republik
.
2
Indonesia Tahun 1945;
UndangUndang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara
3
Republik Indonesia Nomor 4033);
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
.
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
dan
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: PERATURAN DAERAH TENTANG PENYANGGA HARGA KARET
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
1.
Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2.
Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3.
Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.
4.
Daerah Kabupaten/Kota adalah Daerah Kabupaten/Kota di Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
5.
Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah Provinsi.
6.
Karet adalah karet olahan (slab) yang telah melalui proses pencetakan dan
penggulungan yang memenuhi kualitas tertentu hasil produksi petani karet.
7.
Petani adalah petani produsen komoditas di wilayah Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
8.
LPMD atau Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Koperasi adalah Lembaga
Koperasi di daerah produksi komoditas karet yang di tunjuk sebagai pelaksana
pembelian komoditas karet dari petani.
9.
Tim Teknis Penyangga Komoditas (TTPK) adalah tim yang dibentuk oleh Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung yang melakukan pengendalian dan pengawasan
pembelian komoditas karet dari petani yang terdiri dari Instansi terkait.
10. Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) adalah
Lembaga/Badan yang ditunjuk Pemerintah Propinsi sebagai pelaksana Penyangga
Harga Karet asli daerah.
11. Surat Keterangan Asal Komoditas adalah surat yang dikeluarkan oleh Camat
Setempat yang menunjukan bahwa komoditas tersebut adalah hasil produksi di
wilayahnya.
12. Dinas adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 2
Tujuan program penyangga harga karet adalah menjaga stabilitas harga karet
masyarakat, meningkatkan pendapatan petani karet dan memberikan kepastian harga
melalui jaminan pemasaran.
Pasal 3
Sasaran program ini adalah masyarakat petani di wilayah Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung baik petani pekerja maupun petani pemilik perkebunan.
BAB III
PENGORGANISASIAN
Pasal 4
Pelaksana program penyangga komoditas terdiri dari Tim Teknis Penyangga Komoditas
(TTPK), Pelaksana penyangga komoditas Karet ( PPKomoditas Karet ) dan LPMD/
Koperasi.
Pasal 5
Tim Teknis Penyangga Komoditas Karet Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dibentuk
melalui Surat Keputusan Gubernur dan di ketuai Asisten Ekonomi dan Pembangunan.
Pasal 6
Anggota Tim Teknis Penyangga Komoditas Karet terdiri dari :
1.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2.
Badan Pemberdayaan Masyarakat
3.
Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota;
4.
Dinas Perkebunan dan Kehutanan
5.
Dinas Koperasi dan UKM
6.
BAPPEDA
7.
Dinas Pendapatan Daerah
8.
Bagian Keuangan
9.
Bagian Ekonomi
10. Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pasal 7
Tim teknis Penyangga Komoditas Propinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai
tugas :
1.
Melakukan pengendalian dan Pengawasan Program Penyangga karet di tingkat
Propinsi, Kabupaten/Kota;
2.
Memantau dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
penyangga karet;
3.
Memantau dan mengevaluasi perkembangan harga karet yang terjadi di tingkat
petani dan pasar luar Propinsi;
4.
Menyiapkan pembentukan Pelaksana Penyangga karet;
5.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pencapaian target program
Penyangga Karet Propinsi Kepulauan Bangka Belitung;dan
6.
Melaporkan pelaksanaan Program Penyangga karet kepada Gubernur Kepulauan
Bangka Belitung.
Pasal 8
Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) dibentuk oleh Gubernur
dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pasal 9
Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) ditunjuk untuk
melaksanakan program penyangga komiditas karet untuk memelihara stabilitas harga
komoditas karet di tingkat petani, melalui kegiatan :
a.
Pembelian dan penyanggaan komoditas karet hasil produksi milik petani melalui
Koperasi/LPMD disetiap Kecamatan.
b.
Penjualan komoditas karet kepada pengguna di luar wilayah Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Pasal 10
Koperasi/LPMD yang akan membeli komoditas dari petani ditunjuk oleh Pelaksana
Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas karet) setelah mendapat pertimbangan
rekomendasi dari Camat dan persetujuan Tim Teknis.
BAB IV
PEMBELIAN DAN PENJUALAN KOMODITAS KARET
Pasal 11
Pembelian komoditas karet secara langsung dari petani dilaksanakan oleh
Koperasi/LPMD yang ada ditingkat Kecamatan/Kelurahan/Desa.
Pasal 12
(1)
Pembelian komoditas karet dari petani dilakukan oleh Koperasi/LPMD dengan
harga yang telah ditetapkan.
(2)
Pembelian komoditas karet yang dilaksanakan oleh Koperasi/LPMD wajib dibayar
secara tunai kepada petani
(3)
Koperasi/LPMD mendistribusikan komoditas hasil pembelian dari petani kepada
Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) berdasarkan harga
dan biayabiaya operasional yang telah ditetapkan.
(4)
Setiap pembelian komoditas karet dari Koperasi/LPMD oleh Pelaksana Penyangga
Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) harus dilampirkan Surat Keterangan Asal
Komoditas yang dikeluarkan Camat setempat.
Pasal 13
(1)
Penjualan komoditas yang disangga kepada pihak ketiga atau keluar daerah
dilaksanakan oleh Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet).
(2)
Koperasi/LPMD yang ditunjuk untuk membeli komoditas karet dari petani tidak
diperbolehkan menjual komoditas yang disangga kepada pihak lain selain
Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet).
(3)
Hasil Penjualan Komoditas Karet ke luar daerah merupakan dana yang tersedia
secara berkelanjutan di Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas
Karet).
(4)
Penjualan komoditas karet keluar daerah maupun ke pihak lain dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Tim Teknis Penyangga Komoditas karet.
BAB V
PENDISTRIBUSIAN KOMODITAS KARET KE PELAKSANA PENYANGGA
Pasal 14
(1)
Proses pendistribusian komoditas karet dari Koperasi/LPMD ke Pelaksana
Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) dilaksanakan oleh Pelaksana
Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet)
(2)
Penyerahan komoditas karet dari Koperasi/LPMD harus disertai :
a. Surat Keterangan Asal Komoditas dari Camat setempat
b. Berita Acara Penyerahan Komoditas
BAB VI
HARGA SANGGA KOMODITAS KARET
Pasal 15
Harga sangga hasil karet ditetapkan setiap Kilogram adalah Rp.....
BAB VII
BIAYABIAYA
Pasal 16
(1)
Biaya operasional penyangga komoditas karet setiap kilogram ditetapkan Rp....
( ....)
(2)
Biaya operasional sebagaimana pada ayat (1) digunakan sebagai berikut :
a.
Diterima Koperasi/LPMD sebesar Rp. .../kg digunakan untuk:
1) Sewa Gudang Rp. ...
2) Biaya Proses Pengadaan Rp. ...
3) Biaya Pengemasan Rp. ...
4) Biaya Koperasi/LPMD Rp. ...
b.
Diterima Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet)
sebesar : Rp ... /Kg digunakan untuk :
1) Biaya transportasi/Pengangkutan Rp. ...
2) Biaya susut ...% Rp. ...
3) Margin Rp. ...
4) Sewa Gudang Rp. ...
5) Biaya proses pengadaan Rp. ...
6) Biaya asuransi Rp. ...
BAB VII
ANGGARAN PENYANGGA
Pasal 17
(1)
Anggaran untuk menyangga komoditas karet ini dibebankan kepada APBD
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017 sebesar Rp. ..., ( ... )
(2)
Biayabiaya yang ditimbulkan akibat pelaksanaan penyangga sebagaimana pada
Pasal 15 dibebankan kepada APBD Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2017 sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 Ayat (1).
BAB VIII
ASURANSI
Pasal 18
Untuk menjamin keselamatan komoditas karet yang disangga maka Pelaksana
Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) diwajibkan mengikuti program
asuransi
BAB IX
PELAPORAN
Pasal 19
(1)
Koperasi/LPMD wajib melaporkan setiap bulan posisi pembelian komoditas karet
dari petani dan pendistribusian kepada Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP
Komoditas Karet) dengan tembusan ke Tim Penyangga Komoditas (TTPK) Provinsi
(2)
Kepulauan Bangka Belitung, Bupati dan Camat setempat.
Laporan sebagaimana dimaksud ayat 1 meliputi Laporan Fisik Pengadaan
(3)
Komoditas oleh Koperasi/LPMD.
Pelaksanaan Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) wajib
menyampaikan laporan pembelian dan penjualan komoditas karet kepada Tim
Teknis Penyangga Komoditas Karet Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
BAB X
PENGAWASAN
Pasal 20
(1)
Gubernur menunjuk Pejabat yang akan mewakili Pemerintah Daerah Propinsi
(2)
untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan Penyangga Harga Karet.
Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memahami wawasan
(3)
usaha secara profesional dan bertanggungjawab kepada Gubernur.
Penunjukan Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan
Keputusan Gubernur.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Di Ditetapkan di Pangkal Pinang
pada tanggal ...
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
(……………..)
Diundangkan di Pangkal Pinang
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
( ................ )
LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN …..
NOMOR ....
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR ... TAHUN 2016
TENTANG
PENYANGGA HARGA KARET
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
Menimban
g
: a. Bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat Kepulauan
Bangka Belitung yang Makmur Adil dan Sejahtera, salah satu
upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pendapatan
masyarakat petani secara berkelanjutan melalui kepastian harga
b
.
c.
jual karet yang dihasilkan;
Bahwa dalam rangka menyangga harga karet yang layak,
Pemerintah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan
Program Penyangga Hasil Karet Ketika Fluktuasi Harga Turun;
Bahwa Program Penyangga Hasil Karet ketika Fluktuasi Harga
Turun, perlu dilaksanakan secara Efektif, Efisien, Terpadu dan
d
.
tepat sasaran;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, dan huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Penyangga Harga Karet;
Mengingat
: 1
Pasal 18 ayat (6) UndangUndang Dasar Negara Republik
.
2
Indonesia Tahun 1945;
UndangUndang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara
3
Republik Indonesia Nomor 4033);
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
.
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
dan
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: PERATURAN DAERAH TENTANG PENYANGGA HARGA KARET
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
1.
Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2.
Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3.
Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.
4.
Daerah Kabupaten/Kota adalah Daerah Kabupaten/Kota di Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
5.
Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah Provinsi.
6.
Karet adalah karet olahan (slab) yang telah melalui proses pencetakan dan
penggulungan yang memenuhi kualitas tertentu hasil produksi petani karet.
7.
Petani adalah petani produsen komoditas di wilayah Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
8.
LPMD atau Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Koperasi adalah Lembaga
Koperasi di daerah produksi komoditas karet yang di tunjuk sebagai pelaksana
pembelian komoditas karet dari petani.
9.
Tim Teknis Penyangga Komoditas (TTPK) adalah tim yang dibentuk oleh Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung yang melakukan pengendalian dan pengawasan
pembelian komoditas karet dari petani yang terdiri dari Instansi terkait.
10. Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) adalah
Lembaga/Badan yang ditunjuk Pemerintah Propinsi sebagai pelaksana Penyangga
Harga Karet asli daerah.
11. Surat Keterangan Asal Komoditas adalah surat yang dikeluarkan oleh Camat
Setempat yang menunjukan bahwa komoditas tersebut adalah hasil produksi di
wilayahnya.
12. Dinas adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 2
Tujuan program penyangga harga karet adalah menjaga stabilitas harga karet
masyarakat, meningkatkan pendapatan petani karet dan memberikan kepastian harga
melalui jaminan pemasaran.
Pasal 3
Sasaran program ini adalah masyarakat petani di wilayah Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung baik petani pekerja maupun petani pemilik perkebunan.
BAB III
PENGORGANISASIAN
Pasal 4
Pelaksana program penyangga komoditas terdiri dari Tim Teknis Penyangga Komoditas
(TTPK), Pelaksana penyangga komoditas Karet ( PPKomoditas Karet ) dan LPMD/
Koperasi.
Pasal 5
Tim Teknis Penyangga Komoditas Karet Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dibentuk
melalui Surat Keputusan Gubernur dan di ketuai Asisten Ekonomi dan Pembangunan.
Pasal 6
Anggota Tim Teknis Penyangga Komoditas Karet terdiri dari :
1.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2.
Badan Pemberdayaan Masyarakat
3.
Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota;
4.
Dinas Perkebunan dan Kehutanan
5.
Dinas Koperasi dan UKM
6.
BAPPEDA
7.
Dinas Pendapatan Daerah
8.
Bagian Keuangan
9.
Bagian Ekonomi
10. Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pasal 7
Tim teknis Penyangga Komoditas Propinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai
tugas :
1.
Melakukan pengendalian dan Pengawasan Program Penyangga karet di tingkat
Propinsi, Kabupaten/Kota;
2.
Memantau dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
penyangga karet;
3.
Memantau dan mengevaluasi perkembangan harga karet yang terjadi di tingkat
petani dan pasar luar Propinsi;
4.
Menyiapkan pembentukan Pelaksana Penyangga karet;
5.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pencapaian target program
Penyangga Karet Propinsi Kepulauan Bangka Belitung;dan
6.
Melaporkan pelaksanaan Program Penyangga karet kepada Gubernur Kepulauan
Bangka Belitung.
Pasal 8
Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) dibentuk oleh Gubernur
dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pasal 9
Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) ditunjuk untuk
melaksanakan program penyangga komiditas karet untuk memelihara stabilitas harga
komoditas karet di tingkat petani, melalui kegiatan :
a.
Pembelian dan penyanggaan komoditas karet hasil produksi milik petani melalui
Koperasi/LPMD disetiap Kecamatan.
b.
Penjualan komoditas karet kepada pengguna di luar wilayah Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Pasal 10
Koperasi/LPMD yang akan membeli komoditas dari petani ditunjuk oleh Pelaksana
Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas karet) setelah mendapat pertimbangan
rekomendasi dari Camat dan persetujuan Tim Teknis.
BAB IV
PEMBELIAN DAN PENJUALAN KOMODITAS KARET
Pasal 11
Pembelian komoditas karet secara langsung dari petani dilaksanakan oleh
Koperasi/LPMD yang ada ditingkat Kecamatan/Kelurahan/Desa.
Pasal 12
(1)
Pembelian komoditas karet dari petani dilakukan oleh Koperasi/LPMD dengan
harga yang telah ditetapkan.
(2)
Pembelian komoditas karet yang dilaksanakan oleh Koperasi/LPMD wajib dibayar
secara tunai kepada petani
(3)
Koperasi/LPMD mendistribusikan komoditas hasil pembelian dari petani kepada
Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) berdasarkan harga
dan biayabiaya operasional yang telah ditetapkan.
(4)
Setiap pembelian komoditas karet dari Koperasi/LPMD oleh Pelaksana Penyangga
Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) harus dilampirkan Surat Keterangan Asal
Komoditas yang dikeluarkan Camat setempat.
Pasal 13
(1)
Penjualan komoditas yang disangga kepada pihak ketiga atau keluar daerah
dilaksanakan oleh Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet).
(2)
Koperasi/LPMD yang ditunjuk untuk membeli komoditas karet dari petani tidak
diperbolehkan menjual komoditas yang disangga kepada pihak lain selain
Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet).
(3)
Hasil Penjualan Komoditas Karet ke luar daerah merupakan dana yang tersedia
secara berkelanjutan di Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas
Karet).
(4)
Penjualan komoditas karet keluar daerah maupun ke pihak lain dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Tim Teknis Penyangga Komoditas karet.
BAB V
PENDISTRIBUSIAN KOMODITAS KARET KE PELAKSANA PENYANGGA
Pasal 14
(1)
Proses pendistribusian komoditas karet dari Koperasi/LPMD ke Pelaksana
Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) dilaksanakan oleh Pelaksana
Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet)
(2)
Penyerahan komoditas karet dari Koperasi/LPMD harus disertai :
a. Surat Keterangan Asal Komoditas dari Camat setempat
b. Berita Acara Penyerahan Komoditas
BAB VI
HARGA SANGGA KOMODITAS KARET
Pasal 15
Harga sangga hasil karet ditetapkan setiap Kilogram adalah Rp.....
BAB VII
BIAYABIAYA
Pasal 16
(1)
Biaya operasional penyangga komoditas karet setiap kilogram ditetapkan Rp....
( ....)
(2)
Biaya operasional sebagaimana pada ayat (1) digunakan sebagai berikut :
a.
Diterima Koperasi/LPMD sebesar Rp. .../kg digunakan untuk:
1) Sewa Gudang Rp. ...
2) Biaya Proses Pengadaan Rp. ...
3) Biaya Pengemasan Rp. ...
4) Biaya Koperasi/LPMD Rp. ...
b.
Diterima Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet)
sebesar : Rp ... /Kg digunakan untuk :
1) Biaya transportasi/Pengangkutan Rp. ...
2) Biaya susut ...% Rp. ...
3) Margin Rp. ...
4) Sewa Gudang Rp. ...
5) Biaya proses pengadaan Rp. ...
6) Biaya asuransi Rp. ...
BAB VII
ANGGARAN PENYANGGA
Pasal 17
(1)
Anggaran untuk menyangga komoditas karet ini dibebankan kepada APBD
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017 sebesar Rp. ..., ( ... )
(2)
Biayabiaya yang ditimbulkan akibat pelaksanaan penyangga sebagaimana pada
Pasal 15 dibebankan kepada APBD Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2017 sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 Ayat (1).
BAB VIII
ASURANSI
Pasal 18
Untuk menjamin keselamatan komoditas karet yang disangga maka Pelaksana
Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) diwajibkan mengikuti program
asuransi
BAB IX
PELAPORAN
Pasal 19
(1)
Koperasi/LPMD wajib melaporkan setiap bulan posisi pembelian komoditas karet
dari petani dan pendistribusian kepada Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP
Komoditas Karet) dengan tembusan ke Tim Penyangga Komoditas (TTPK) Provinsi
(2)
Kepulauan Bangka Belitung, Bupati dan Camat setempat.
Laporan sebagaimana dimaksud ayat 1 meliputi Laporan Fisik Pengadaan
(3)
Komoditas oleh Koperasi/LPMD.
Pelaksanaan Penyangga Komoditas Karet (PPKomoditas Karet) wajib
menyampaikan laporan pembelian dan penjualan komoditas karet kepada Tim
Teknis Penyangga Komoditas Karet Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
BAB X
PENGAWASAN
Pasal 20
(1)
Gubernur menunjuk Pejabat yang akan mewakili Pemerintah Daerah Propinsi
(2)
untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan Penyangga Harga Karet.
Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memahami wawasan
(3)
usaha secara profesional dan bertanggungjawab kepada Gubernur.
Penunjukan Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan
Keputusan Gubernur.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Di Ditetapkan di Pangkal Pinang
pada tanggal ...
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
(……………..)
Diundangkan di Pangkal Pinang
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
( ................ )
LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN …..
NOMOR ....