s pgsd penjas 1003888 chapter1

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan Pendidikan Jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan Pendidikan Jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan seluruh potensi siswa. Secara lengkap Pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan social, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga.

Lebih lanjut tenteng tujuan pendidikan jasmani, Lutan (2001: 17) menyatakan sebagai berikut:

Tujuan pendidikan jasmani adalah agar anak mencapai taraf kesehatan yang memuaskan, atau ada pula yang berpendapat, kegiatan itu untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Semuanya benar, tetapi pendapat itu kurang lengkap, sebab masih ada lagi tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya. Tujuannya bersifat menyeluruh (holistik). Pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak.

Selain hal tersebut di atas pendidikan jasmani juga dapat membantu terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa, terutama perkembangan motorik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kiram (2000: 31) sebagai berikut :

Pada masa anak-anak umur 6 – 14 tahun pertumbuhan cenderung relatif lambat. Walaupun pertumbuhan waktu itu lambat, tetapi mempunyai waktu belajar cepat, dan keadaan ini dapat dipertimbangkan pula sebagai konsolidasi pertumbuhan, yang ditandai dengan adanya kesempurnaan dan kesetabilan terhadap keterampilan dan kemampuan yang telah ada dibandingkan dengan yang baru dipelajari.

Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Hal ini sesuai dengan pendapat Lutan (2001: 17)


(2)

sebagai berikut: “Bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat sepanjang hayat”.

Di sekolah pendidikan jasmani diberikan kepada siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, yang tercantum dalam Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP (2006: 10) dijelaskan tentang tujuan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai berikut :

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangkan dan memlihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

4. Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan, olahraga dan kesehatan. 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,orang lain dan lingkungan.

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap sportif.

Berdasarkan Kurikulum tersebut, maka proses pembelajaran pendidikan jasmani, dapat disampaikan oleh guru terhadap siswa dengan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) dan pola pembinaan hidup sehat yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran yang konvensional di dalam kelas yang bersifat teoritis, tetapi melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan social. Dan aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan-sentuhan didaktik dan metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Melalui pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar (SD) yang menjadi prioritas utama dalam kegiatan tersebut yaitu siswa harus lebih banyak bergerak, dengan demikian siswa akan mendapat berbagai kesempatan bergerak


(3)

dan keterampilan yang kreatif, inovatif, memiliki jasmani yang bugar serta memiliki pola hidup sehat dan memiliki pengetahuan terhadap gerak manusia, karena hal ini bukan hanya merupakan kebutuhan yang mendasar tetapi untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa itu sendiri. Sebagai mana yang dinyatakan Husdarta dan Saputra (2000: 73) Ruang lingkup pendidikan jasmani.

Ruang lingkup pendidikan jasmani salah satunya adalah pembentukan gerak, yang meliputi keinginan untuk bergerak, menghayati ruang waktu dan bentuk termasuk perasaan irama, mengenal kemungkinan gerak diri sendiri, memiliki keyakinan gerak dan perasaan sikap (kinestetik) dan memperkaya kemampuan gerak.

Dengan bergerak, anak dapat mencurahkan segala macam ekspresi diri, dengan demikian perlu diupayakan suatu cara agar anak itu aktif bergerak. Pemenuhan kebutuhan gerak pada anak harus benar-benar diperhatikan, karena pada masa anak-anak adalah suatu masa dimana sangat membutuhkan kebebasan bergerak.

Melalui pembelajaran jasmani, diharapkan dapat turut adil dalam membantu pengembangan siswa. Perkembangannya yang bersifat totalitas, sebab bukan hanya aspek jasmaniah atau psikomotorik saja melainkan dengan perkembangan pengetahuan (kognitif), dan sikap (afektif).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Penjasorkes (2008: 195) materi-materi yang harus diberikan kepada siswa Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

(1) Permainan dan olahraga, meliputi : olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya; (2) aktivitas pengembangan; (3) aktivitas senam; (4) aktivitas ritmik; (5) aktivitas air; (6) pendidikan diluar kelas (7) kesehatan.

Cabang olahraga atletik dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di sekolah mempunyai wilayah pembelajaran dari berbagai teknik dasar lari, lompat dan lempar.Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang gerakannya bersifat naluri. Atletik merupakan dasar bagi semua cabang olahraga. Oleh karena itu, pantaslah dikatakan bahwa atletik merupakan induk dari semua


(4)

cabang olahraga. Atletik dapat dijadikan dasar pokok dalam mengembangkan dan meningkatkan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lainnya.

Olahraga atletik terdiri atas nomor lari, lempar dan lompat, di Sekolah Dasar perlu mendapatkan pembinaan dan pengembangan, melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Untuk perlu diupayakan tindakan yang nyata dalam menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kegemaran olahraga atletik sedini mungkin, terutama terhadap siswa Sekolah Dasar melalui berbagai aktivitas olahraga. Dengan demikian sudah selayaknya jika usaha pengembangan dan membinaan atletik melalui sekolah perlu adanya perhatian khusus terutama dalam penyampaian materi pada pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

Melalui pembelajaran permainan melompati parit, dimana siswa dapat melakukan latihan-latihan jinjit atau jingkat. Permainan melompati parit bagi siswa Sekolah Dasar sebenarnya merupakan gerakan-gerakan yang tidak asing lagi, karena dalam keseharian bermain tidak luput dari melakukan gerakan-gerakan jinjit. Dalam permainan melompati parit tersebut dapat dilakukan dengan berbagai variasi latihan, sehingga dengan latihan tersebut akan menghasilkan kekuatan (strength) pada otot-otot tungkai.“Strength adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja”. Unsur kekuatan berfungsi sebagai daya penggerak, menahan atau memindahkan berat badan dan pencegah cedera pada waktu melakukan aktivitas olahraga, serta dapat membantu memperkuat persendian. Oleh karena itu kekuatan sangat diperlukan dalam melakukan derak dasar tolakan pada lompat jauh gaya jongkok.

Dengan demikian pembelajaran lompat jauh gaya jongkok akan terasa lebih menarik perhatian siswa dan tidak membosankan. Selain itu dengan permainan melompati parit akan memotivasi kreativitas, semangat belajar siswa, sehingga siswa melakukan kegiatan belajar sambil bermain.

Sebagai salah satu bagian dari materi pembelajaran atletik yaitu lompat jauh. Menurut Muhajir (2007: 175), “Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat dan mengangkat kaki ke atas depan sambil melayang di udara dengan


(5)

cepat melalui tolakan satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya minimal 2,5 m”. Selanjutnya Muhtar, (2009: 90) menyatakan sebagai berikut :

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada suatu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Berdasarkan pada pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan lompat jauh adalah suatu aktivitas gerakan yang dilakukan didalam lompatan untuk mencapai lompatan yang sejauh-jauhnya. Fasilitas yang digunakan dalam lompat jauh diantaranya lapangan lompat jauh untuk awalan lari sampai papan tolakan berjarak 45 meter, papan tolakan tebal 10 cm, panjang 1,72 meter, lebar 30 cm. Panjang bak lompatan 9 meter, lebar 2,75 meter, bak lompatan sedalam kurang lebih 1 meter.

Dalam lompat jauh dibutuhkan kecepatan, kekuatan, kelentukan, ketepatan dan tenaga lompat. Tujuannya lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Untuk mendapatkan hasil lompatan yang baik diperlukan unsur pokok yang menjadi karakteristik dari pada lompat jauh itu (1) awalan (kecepatan); (2) tolakan; (3) sikap badan diudara; (4) sikap badan waktu mendarat.

Salah satu unsur dalam lompat jauh yang dapat menentukan hasil lompatan dengan benar yaitu unsur tolakan. Tolakan merupakan sikap awal dalam lompat jauh yang dapat menghasilkan lompatan dan sikap badan di udara untuk selanjutnya melakukan pendaratan dengan sikap yang benar. Tolakan tersebut dilakukan dengan menggunakan satu kaki tumpuan yang terkuat, dengan disertai sikap badan dan tangan. Oleh karena itu sikap awalan, sikap tolakan dan sikap mendarat dijadikan sebagai gerak dasar tolakan dalam dalam lompat jauh, sehingga jika dilakukan dengan benar dapat menghasilkan lompatan yang diharapkan. Dalam kenyataannya di lapangan membuktikan tanpa disadari hampir pada setiap pembelajaran lompat jauh di Sekolah Dasar sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam melakukan tolakan, terutama dalam unsur-unsur tolakan meliputi :


(6)

1. Sikap kaki tolakan pada saat menolak 2. Perkenaan kaki tolakan pada papan tolak 3. Tidak ada kekuatan kaki tolakan

4. Sikap badan dan tangan pada waktu menolak

Dengan memperhatikan kesulitan siswa dalam melakukan unsur-unsur tolakan tersebut diatas, maka hal ini akan berdampak pada keadaan sikap badan di udara dan hasil lompatan yang tidak maksimal. Maka dengan demikian guru perlu menyiasati penyampaian dalam pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa Sekolah Dasar (SD). Bagi siswa SD bermain merupakan hal perlu ditekankan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga seluruh kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada siswa, sebagaimana yang dikemukakan Adang dkk (2001: 25) bahwa, ”Untuk anak SD guru harus lebih menekankan pembelajaran atletik melalui pendekatan bermain…”

Berdasarkan pada uraian di atas tersebut maka peneliti mencoba mencari bentuk permainan yang berhubungan dengan materi lompat jauh, dalam hal ini permainan melompati parit yang di modifikasi. Dengan demikian penulis mencoba mengadakan penelitian tentang permainan melompati parit yang di modifikasi dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok terhadap siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang untuk meningkatkan keterampilan lompat jauh gaya jongkok.

Dari hasil observasi peneliti di lapangan, pada tanggal 28 Februari 2014, hari jum’at sekitar pukul 08.15 dengan didampingi guru olahraga yaitu Cicih Eliana.S.pd. Dengan memberikan tes tolakan lompat jauh gaya jongkok kepada siswa Kelas V di SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang, diperoleh hasil dari jumlah siswa 21 orang, siswa yang mampu melakukan dengan baik hanya 4 orang atau 19%, sedangkan 17 orang atau 81% siswa tidak mampu melakukan dengan baik. KKM yang ditentukan adalah 70. Dengan demikian kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh merupakan suatu masalah yang perlu dicari pemecahannya.


(7)

Berikut ini adalah data awal yang diperoleh dari hasil observasi pada siswa kelas V SDN Cilangkap I, sebagaimana yang tercantum pada tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1

Data Hasil Tes Awal Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok

No. Nama

Aspek yang Dinilai

Skor Nilai

KKM Sikap Awalan Sikap Tolakan Sikap

Mendarat T TT

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. Usep Kusnadi √ √ √ 3 34 √

2. Ade Romi √ √ √ 8 89 √

3. Hendra .S √ √ √ 8 89 √

4. Tarman .H √ √ √ 4 45 √

5. Andini Nur √ √ √ 4 45 √

6. Kiki Mulyana √ √ √ 4 45 √

7. Ade Pindy √ √ √ 3 34 √

8. Anggun .Y √ √ √ 5 56 √

9. Ade Adam √ √ √ 4 45 √

10. Asep Pirman √ √ √ 5 56 √

11. Hapid ,A √ √ √ 3 34 √

12. Fahrul Aripin √ √ √ 3 34 √

13. Gina Aini √ √ √ 3 34 √

14. Ade Kuswara √ √ √ 4 45 √

15. Ade Ginanjar √ √ √ 3 34 √

16. Dede Usep √ √ √ 7 78 √

17. Wiwin .W √ √ √ 4 45 √

18. Dede .K √ √ √ 5 56 √

19. Fariz Maulana √ √ √ 3 34 √

20. Sabila Candra √ √ √ 5 56 √

21. Adit Triana √ √ √ 7 78 √

Jumlah 3 10 8 3 5 13 0 5 16 95 1066 4 17

Presentase (%) 14

% 47 % 38 % 14 % 23 % 61 %

23% 78% 19

% 81 %


(8)

Keterangan :

Nilai Akhir : skor yang didapat x 100 Jumlah skor

Dengan demikian keterampilan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Selanjutnya harus dicarikan pemecahannya yaitu dengan melaksanakan pembelajaran gerak dasar tolakan melalui latihan permainan melompati parit.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan melompati parit di SDN Cilangkap I, Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang melalui penelitian tindakan kelas (PTK) mengenai pembelajaran lompat jauh dengan judul :Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Melompati Parit Pada Siswa Kelas V Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada masalah pembelajaran lompat jauh, terutama siswa merasa kesulitan dalam melakukan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok, penulis mencoba menerapkan pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauhgaya jongkok dengan permainan melompati parit. Maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok dengan permainan melompati parit pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok melalui permainan melompati parit pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang?


(9)

c. Bagaimana hasil belajar dengan pendekatan permainan melompati parit dalam mengembangkan kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang

a. Tahap Perencanaan

Terdiri dari III siklus melalui permainan lompat parit.

b. Tahap Pelaksanaan

Siklus I, melakukan tolakan dengan permainan melompati parit , dengan kaki tolak bergantian.

Siklus II, melakukan tolakan dengan permainan melompati parit, kaki tolak kaki mendarat sama.

Siklus III, melakukan tolakan melalui permainan melompati parit, dengan tolakan satu kaki dan mendarat dua kaki.

c. Hasil Belajar

Berdasarkan pada kajian teoritis, kajian praktis, hasil penelitian yang relevan, diskusi dengan teman sejawat, serta pengalaman penulis sendiri. Maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Jika pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh melalui permainan lompat parit, maka langkah-langkah pembelajaran, pelaksanaan, dan hasil belajar di SDN Cilangkap I siswanya akan meningkat.

C. Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini, secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran model pembelajara gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok dalam permainan melompati parit pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran pendidikan jasmani di SD khususnya tentang gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Adapun tujuan khusus penelitian sebagai berikut:


(10)

a. Ingin mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar tolakan lomopat jauh melalui permainan melompati parit pada siswa Kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

b. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kemempuan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok melalui permainan melompati parit pada siswa Kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

c. Ingin mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan permainan melompati parit dengan kapur mengembangkan kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan membuat manfaat sebagai berikut.

1. Untuk Siswa

Diharapkan dapat mempercepat penguasaan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok dengan mudah.

2. Untuk Guru

Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bantuk permainan.

3. Untuk Sekolah/lembaga

Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar yang diharapkan di sekolah dasar.

4. Untuk Peneliti yang lain

Menambah wawasan, dan pengetahuan, serta mempunyai kemampuan penggunaan model pembelajaran, dan dapat digunakan sebagai rujukan dalam melakukan penelituan untuk meningkatkan hasil pembelajaran lebih lanjut bagi peneliti lain.


(11)

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap pokok permasalahan yang diteliti, dalam hal ini akan diperjelas beberapa istilah, yang perlu diketahui kejelasannya, diantaranya :

1. Meningkatkan adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil

belajar atau latihan (Sisdiknas, 2003).

2. Gerak dasar adalah menurut Ma’mun dan Saputra (2000: 20) “kemampuan

gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup”.

3. Tolakan adalah sebagian tahap pengalihan telapak kaki tolak lepas

landas.Tujuannya adalah menghasilkan tolakan sekuat-kuatnya agar dapat mengangkat titik berat badan setinggi-tingginya (2001: 119 Adang, dkk).

4. Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas

ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada suatu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. (Muhtar: 2001: 90).

5. Gaya jongkok adalah merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. (Adang

dkk. 2001: 36).

6. Permainan melompati parit adalah permainan yang dapat membuat dan

menikmati pengalamannya untuk bergerak, melayang jauh melewati rintangn. Pengalaman untuk melayang lama dapat diciptakan dengan melewati suatu rintangan. Sebuah selokan menyerupai tantangan alam yang sesungguhnya. Permainan ini yang mengandung gerak irama, dapat diciptakan sebuah deretan rintangan yang dipasang didepan bak lompat jauh. Untuk menciptakan suasana yang lebih menggembirakan, pada awalnya beberapa siswa, saling berpegangan untuk melewati beberapa rintangan akhir dilakukan secara individu. (Saputra 2001: 68).


(1)

1. Sikap kaki tolakan pada saat menolak 2. Perkenaan kaki tolakan pada papan tolak 3. Tidak ada kekuatan kaki tolakan

4. Sikap badan dan tangan pada waktu menolak

Dengan memperhatikan kesulitan siswa dalam melakukan unsur-unsur tolakan tersebut diatas, maka hal ini akan berdampak pada keadaan sikap badan di udara dan hasil lompatan yang tidak maksimal. Maka dengan demikian guru perlu menyiasati penyampaian dalam pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa Sekolah Dasar (SD). Bagi siswa SD bermain merupakan hal perlu ditekankan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga seluruh kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada siswa, sebagaimana yang dikemukakan Adang dkk (2001: 25) bahwa, ”Untuk anak SD guru harus lebih

menekankan pembelajaran atletik melalui pendekatan bermain…”

Berdasarkan pada uraian di atas tersebut maka peneliti mencoba mencari bentuk permainan yang berhubungan dengan materi lompat jauh, dalam hal ini permainan melompati parit yang di modifikasi. Dengan demikian penulis mencoba mengadakan penelitian tentang permainan melompati parit yang di modifikasi dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok terhadap siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang untuk meningkatkan keterampilan lompat jauh gaya jongkok.

Dari hasil observasi peneliti di lapangan, pada tanggal 28 Februari 2014, hari jum’at sekitar pukul 08.15 dengan didampingi guru olahraga yaitu Cicih Eliana.S.pd. Dengan memberikan tes tolakan lompat jauh gaya jongkok kepada siswa Kelas V di SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang, diperoleh hasil dari jumlah siswa 21 orang, siswa yang mampu melakukan dengan baik hanya 4 orang atau 19%, sedangkan 17 orang atau 81% siswa tidak mampu melakukan dengan baik. KKM yang ditentukan adalah 70. Dengan demikian kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh merupakan suatu masalah yang perlu dicari pemecahannya.


(2)

Berikut ini adalah data awal yang diperoleh dari hasil observasi pada siswa kelas V SDN Cilangkap I, sebagaimana yang tercantum pada tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1

Data Hasil Tes Awal Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok

No. Nama

Aspek yang Dinilai

Skor Nilai

KKM Sikap Awalan Sikap Tolakan Sikap

Mendarat T TT

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. Usep Kusnadi √ √ √ 3 34 √

2. Ade Romi √ √ √ 8 89 √

3. Hendra .S √ √ √ 8 89 √

4. Tarman .H √ √ √ 4 45 √

5. Andini Nur √ √ √ 4 45 √

6. Kiki Mulyana √ √ √ 4 45 √

7. Ade Pindy √ √ √ 3 34 √

8. Anggun .Y √ √ √ 5 56 √

9. Ade Adam √ √ √ 4 45 √

10. Asep Pirman √ √ √ 5 56 √

11. Hapid ,A √ √ √ 3 34 √

12. Fahrul Aripin √ √ √ 3 34 √

13. Gina Aini √ √ √ 3 34 √

14. Ade Kuswara √ √ √ 4 45 √

15. Ade Ginanjar √ √ √ 3 34 √

16. Dede Usep √ √ √ 7 78 √

17. Wiwin .W √ √ √ 4 45 √

18. Dede .K √ √ √ 5 56 √

19. Fariz Maulana √ √ √ 3 34 √

20. Sabila Candra √ √ √ 5 56 √

21. Adit Triana √ √ √ 7 78 √

Jumlah 3 10 8 3 5 13 0 5 16 95 1066 4 17

Presentase (%) 14

% 47 % 38 % 14 % 23 % 61 %

23% 78% 19

% 81 %


(3)

Keterangan :

Nilai Akhir : skor yang didapat x 100 Jumlah skor

Dengan demikian keterampilan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Selanjutnya harus dicarikan pemecahannya yaitu dengan melaksanakan pembelajaran gerak dasar tolakan melalui latihan permainan melompati parit.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan melompati parit di SDN Cilangkap I, Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang melalui penelitian tindakan kelas (PTK) mengenai pembelajaran lompat jauh dengan judul :Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Melompati Parit Pada Siswa Kelas V Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada masalah pembelajaran lompat jauh, terutama siswa merasa kesulitan dalam melakukan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok, penulis mencoba menerapkan pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauhgaya jongkok dengan permainan melompati parit. Maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok dengan permainan melompati parit pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok melalui permainan melompati parit pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang?


(4)

c. Bagaimana hasil belajar dengan pendekatan permainan melompati parit dalam mengembangkan kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang

a. Tahap Perencanaan

Terdiri dari III siklus melalui permainan lompat parit. b. Tahap Pelaksanaan

Siklus I, melakukan tolakan dengan permainan melompati parit , dengan kaki tolak bergantian.

Siklus II, melakukan tolakan dengan permainan melompati parit, kaki tolak kaki mendarat sama.

Siklus III, melakukan tolakan melalui permainan melompati parit, dengan tolakan satu kaki dan mendarat dua kaki.

c. Hasil Belajar

Berdasarkan pada kajian teoritis, kajian praktis, hasil penelitian yang relevan, diskusi dengan teman sejawat, serta pengalaman penulis sendiri. Maka

hipotesis tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Jika pembelajaran gerak

dasar tolakan lompat jauh melalui permainan lompat parit, maka langkah-langkah pembelajaran, pelaksanaan, dan hasil belajar di SDN Cilangkap I siswanya akan meningkat.

C. Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini, secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran model pembelajara gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok dalam permainan melompati parit pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran pendidikan jasmani di SD khususnya tentang gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Adapun tujuan khusus penelitian sebagai berikut:


(5)

a. Ingin mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar tolakan lomopat jauh melalui permainan melompati parit pada siswa Kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

b. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kemempuan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok melalui permainan melompati parit pada siswa Kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

c. Ingin mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan permainan melompati parit dengan kapur mengembangkan kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan membuat manfaat sebagai berikut.

1. Untuk Siswa

Diharapkan dapat mempercepat penguasaan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok dengan mudah.

2. Untuk Guru

Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bantuk permainan.

3. Untuk Sekolah/lembaga

Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar yang diharapkan di sekolah dasar.

4. Untuk Peneliti yang lain

Menambah wawasan, dan pengetahuan, serta mempunyai kemampuan penggunaan model pembelajaran, dan dapat digunakan sebagai rujukan dalam melakukan penelituan untuk meningkatkan hasil pembelajaran lebih lanjut bagi peneliti lain.


(6)

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap pokok permasalahan yang diteliti, dalam hal ini akan diperjelas beberapa istilah, yang perlu diketahui kejelasannya, diantaranya :

1. Meningkatkan adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil belajar atau latihan (Sisdiknas, 2003).

2. Gerak dasar adalah menurut Ma’mun dan Saputra (2000: 20) “kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna

meningkatkan kualitas hidup”.

3. Tolakan adalah sebagian tahap pengalihan telapak kaki tolak lepas landas.Tujuannya adalah menghasilkan tolakan sekuat-kuatnya agar dapat mengangkat titik berat badan setinggi-tingginya (2001: 119 Adang, dkk). 4. Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas

ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada suatu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. (Muhtar: 2001: 90).

5. Gaya jongkok adalah merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. (Adang dkk. 2001: 36).

6. Permainan melompati parit adalah permainan yang dapat membuat dan menikmati pengalamannya untuk bergerak, melayang jauh melewati rintangn. Pengalaman untuk melayang lama dapat diciptakan dengan melewati suatu rintangan. Sebuah selokan menyerupai tantangan alam yang sesungguhnya. Permainan ini yang mengandung gerak irama, dapat diciptakan sebuah deretan rintangan yang dipasang didepan bak lompat jauh. Untuk menciptakan suasana yang lebih menggembirakan, pada awalnya beberapa siswa, saling berpegangan untuk melewati beberapa rintangan akhir dilakukan secara individu. (Saputra 2001: 68).