S SOS 1104362 Chapter3
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2012, hlm.279) “Desain penelitian/ rancangan penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti peneliti untuk melakukan penelitiannya.” Maka, desain penelitian adalah suatu kerangka rencana yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian ini merupakan salah satu jenis penelitian korelasional, seperti yang dipaparkan Arikunto (2010, hlm.4) “Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada.”
Ada 2 jenis penelitian korelasi, yaitu korelasi sejajar dan korelasi sebab akibat, penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi sebab akibat yang bertujuan mencari pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Yang menjadi variabel X pada penelitian ini adalah adaptasi sosial, sedangkan yang menjadi variabel Y pada penelitian ini adalah integrasi masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini memaparkan aspek-aspek yang diteliti serta menjelaskan hubungan antar variabel. Melalu metode deskriptif ini, peneliti diharapkan mampu mengidentifikasi, menganalisis bagaimana pengaruh adaptasi sosial terhadap integrasi masyarakat di Kelurahan Cikutra, khususnya yang menjadi sampel yaitu wilayah Cikutra RW 14, RT 04.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Seperti yang disampaikan Sugiyono (2012, hlm.8) “Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi/sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
(2)
B. PARTISIPAN
Lokasi dari penelitian ini berada di Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, yang terdiri dari 15 rukun warga, 1 komplek perumahan, dan sisanya merupakan pemukiman biasa. Seluruh partisipan dalam penelitian ini sebanyak 22.209 jiwa secara keseluruhan jumlah warga Kelurahan Cikutra. Sedangkan warga RW 14 sebanyak 420 jiwa. Warga Komplek Delima Cikutra sebanyak 57 jiwa , warga Gang Sukarapih 3 sebanyak 85 jiwa. Pemilihan partisipan penilitian ini didasari partisipan merupakan warga komplek perumahan yang mewakili warga menengah ke atas di Kelurahan Cikutra, yang terlihat “makmur” dari segi ekonomi, dilihat dari bentuk rumah, penghasilan, dan
background pendidikan, serta warga yang mewakili warga menengah ke bawah di
Kelurahan Cikutra yang berbanding terbalik dengan warga komplek perumahan.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. POPULASI PENELITIAN
Arikunto (2010, hlm.173) menyebutkan bahwa “Populasi adalah keselurahan subjek penelitian,” sejalan dengan Sugiyono (2012, hlm. 80) mengemukakan bahwasannya “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Menurut Sudjana (1996, hlm. 6) “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.”
Maka yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek/objek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat diteliti, dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Yang menjadi anggota populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kelurahan Cikutra yaitu sebanyak 22.209 jiwa per Desember 2014. Dibawah ini merupakan data jumlah penduduk di Kelurahan Cikutra :
(3)
Tabel 3.1
Data Jumlah Penduduk Kelurahan Cikutra Berdasarkan Struktur Umur Per Desember 2014
No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 0 – 4 tahun 893 834 1727
2 5 - 9 tahun 1026 1266 2292
3 10-14 tahun 1520 1689 3209
4 15 – 19 tahun 1525 1063 2588
5 20 – 24 tahun 997 1012 2009
6 25 – 29 tahun 812 1026 1838
7 30 – 34 tahun 853 995 1848
8 35 – 39 tahun 789 768 1557
9 40 – 44 tahun 718 746 1464
10 45 – 49 tahun 633 655 1288
11 50 – 54 tahun 501 490 991
12 55 – 59 tahun 547 325 872
13 60 – 64 tahun 165 181 346
14 65 tahun keatas 60 120 180
Jumlah 11.039 11.170 22.209
Sumber : Kasi Kemasyarakatan Kelurahan Cikutra, diolah peneliti, 2015
2. SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING
Menurut Sugiyono (2012, hlm.297) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi.” Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling stratifikasi, Arikunto (2010, hlm.181) menyampaikan “Teknik ini digunakan apabila penyusun berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata”. Disini penyusun membagi populasi kedalam 2 tingkatan, yaitu tingkatan ekonomi menengah ke atas, dan ekonomi menengah ke bawah. Yang diwakili oleh warga komplek dan warga non komplek.
(4)
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel yang dianggap mewakili sebagian besar karakteristik populasi adalah warga masyarakat Gang Sukarapih 3 dan warga masyarakat Komplek Delima Cikutra. Yang kedua kelompok masyarakat tersebut berbeda kelas sosialnya secara segi ekonomi. Kelompok 1 yaitu kelompok ekonomi menengah ke atas yang diwakili oleh masyarakat Komplek Delima Cikutra, sedangkan kelompok 2 yaitu kelompok ekonomi menengah ke bawah yang diwakili oleh masyarakat Sukarapih 3. Kedua sampel di atas masuk ke dalam wilayah administrasi RW 14. Jumlah warga RW 14 adalah 420 jiwa.
Selanjutnya, untuk pengambilan jumlah sampel ditiap kelompok menggunakan sampel proporsi. Sejalan dengan yang dikemukakan Arikunto (2010, hlm.182) “Teknik pengambilan sampel proporsi dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau wilayah.”
Untuk menentukan jumlah sampel dalam tiap strata, penyusun menggunakan rumus Slovin.
Rumus
� = � + ��
(Sugiyono, 2012, hlm.87) Keterangan :
n : jumlah sampel minimum N : populasi
e : persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
420 n =
1 + (420(0.1)²) n = 80, 05
(5)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel minimal yang diteliti berjumlah 80 responden dengan taraf kesalahan 10%. Sebaran sampel penelitian dilakukan secara proporsional sesuai dengan jumlah populasi penelitian. Sebaran sampel penelitian adalah sampel minimal dibagi rata. Sejalan dengan yang dipaparkan Arikunto (2010, hlm.182) “Pengambilan subjek dari setiap strata ditentukan seimbang atau sebanding.” Maka, sebaran sampel tersebut dipaparkan dalam tabel di bawah ini
Tabel 3.2
Sebaran Sampel Penelitian Strata Di Kelurahan Cikutra
No Wilayah Perhitungan Sampel Jumlah
1 Komplek Delima Cikutra 80 = 40 2
40 jiwa
2 Sukarapih 3 80 = 40 2
40 jiwa
JUMLAH 80 jiwa Sumber :diolah peneliti, 2015
D. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Instrumen/ Alat Pengumpulan Data a. Angket
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden adalah berbentuk angket. Menurut Sugiyono (2012, hlm.192) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, dimana responden dapat memilih jawaban yang tersedia.”
Jenis kuesioner yang penulis gunakan adalah kuisioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya. Adapun alasan peneliti menggunakan kuisioner tertutup adalah untuk memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban dan untuk menghemat keterbatasan waktu penelitian.
(6)
Awal mula dibuatnya kuesioner ini adalah dengan memetakan rumusan masalah kedalam indikator-indikator yang ada. Kuesioner tersebut disebarkan kepada 80 orang responden yang merupakan warga RT 04 RW 14 yang berada di Gang Sukarapih 3 dan Komplek Delima Cikutra. Lebih lengkapnya dipaparkan dalam subbab proses pengembangan instrumen.
b. Studi Litelatur
Studi literatur merupakan pengumpulan informasi yang peneliti kumpulkan sesuai dengan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Sumber dari studi literatur yang digunakan sebagai berikut:
1) Buku-buku teks yang tersedia.
Buku-buku yang digunakan dalam penelitian ini merupakan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan penelitian serta mengenai metode-metode penelitian. Seperti buku-buku mengenai adaptasi sosial yang dapat ditemui pada buku-buku sosiologi, psikologi sosial, serta psikologi perkembangan. Begitu pula dengan buku mengenai integrasi sosial yang dapat ditemui di buku-buku sosiologi. Serta buku-buku mengenai metode penelitian serta buku-buku statistik. Buku-buku tersebut didapat dengan membeli secara langsung maupun meminjam di perpustakaan.
2) Dokumen-dokumen
Dokumen-dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah arsip-arsip data penduduk, persebaran wilayah yang didapat dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung dan dari kelurahan-kelurahan setempat.
3) E-book.
Ebook yang digunakan dalam penelitian ini adalah ebook mengenai pedoman penulisan karya tulis ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia.
4) Penelitan terdahulu
Penelitian terdahulu dalam penelitian ini berupa skripsi terdahulu, artikel dan beberapa jurnal yang relevan dengan permasalahan yang sama.
5) Internet
Internet merupakan sumber terakhir yang peneliti tempatkan. Jika data-data sulit didapat melalui buku-buku serta dokumen, maka peneliti akan
(7)
menggunakan internet untuk memenuhi kekurangan data tersebut. Seperti dalam penelitian ini adalah halaman Badan Pusat Statistik Kota Bandung.
2. Proses Pegembangan Instrumen a. Pengujian Validitas
Sugiyono (2012, hlm.137) menyampaikan “Validitas adalah tingkat keandalah dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.”
Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Uji validitas dimaksudkan seberapa cermat suatu fungsi melakukan ukurannya.
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor total. Perhitungannya dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 22. Rumus yang dapat digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2010, hlm.213)
� = N ∑ − ∑ ∑
√ � ∑ − ∑ � ∑ − ∑
Keterangan :
rxy = Korelasi Product Moment N = Jumlah populasi
ΣX = Jumlah skor butir (x) ΣY = Jumlah skor variabel (y) ΣX² = Jumlah skor butir kuadrat (x) ΣY² = Jumlah skor variabel kuadrat (y)
(8)
Selanjutnya hasil dari perhitungan tersebut rxy harus diperbandingkan dengan rtabel, jika rxy lebih besar dari rtabel maka kuesioner tersebut dinyatakan valid. Untuk melihat rtabel dibutuhkan df (derajat kebebasan).
Rumus
df = N-2
keterangan
df : derajat kebebasan N : populasi
Sejalan dengan yang di kemukakan Masrun (dalam Sugiyono, 2012, hlm.134) ‘Item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.’
Peneliti menguji validitas pada 45 responden yang merupakan warga Gang Sukarapih 6 dan warga Jalan Bekalivron serta Jalan Bekatonik. Dengan taraf signifikan 5%, serta derajat kebebasan df = 45-2= 43. Sehingga diperoleh rtabel sebesar 0,301. Peneliti telah melakukan dua kali uji validitas. Di bawah ini dipaparkan kisi-kisi instrumen penelitian setelah melakukan dua kali validasi :
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen X
VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR NOMOR SKALA
Adaptasi Sosial Interaksi Sosial Intensitas kontak sosial
1, 2, 3,4 Ordinal
Intensitas komunikasi langsung, maupun tidak langsung
5, 6, 7, Ordinal
Penggunaan bahasa daerah yang
ditempati
8,9 Ordinal
(9)
warga 15
Persaingan 16 Ordinal
Pertikaian 17, 18, 19, 20 Ordinal Proses akomodasi 21, 22, 23 Ordinal Toleransi antar
warga
24, 25 Ordinal
Sumber diolah peneliti menggunakan Ms.Word, 2015
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Y
VARIABEL INDIKATOR NOMOR SKALA
Integrasi Masyarakat
Adanya suatu unsur kesamaan 1, 2, 3 Ordinal Ancaman dari pihak luar 4,5 Ordinal
Tolong menolong 6, 7, 8, 9 Ordinal
Rasa memiliki 10, 11, 12, 13 Ordinal
Kenyamanan 14, 15, 16, 17 Ordinal
Solidaritas sosial 18, 19, 20 Ordinal Kepedulian sosial 21, 22, 23, 24, 26 Ordinal
Sumber diolah peneliti menggunakan Ms.Word, 2015 Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas X
No. Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0,391 0,301 Valid
2 0,342 0,301 Valid
3 0.486 0,301 Valid
4 0,456 0,301 Valid
5 0,415 0,301 Valid
6 0,351 0,301 Valid
7 0,475 0,301 Valid
8 0,272 0,301 Tidak Valid
(10)
10 0,504 0,301 Valid
11 0,560 0,301 Valid
12 0,559 0,301 Valid
13 0,472 0,301 Valid
14 0,653 0,301 Valid
15 0,558 0,301 Valid
16 0,608 0,301 Valid
17 0,640 0,301 Valid
18 0,167 0,301 Tidak Valid
19 0,282 0,301 Tidak Valid
20 0,342 0,301 Valid
21 0,390 0,301 Valid
22 0,715 0,301 Valid
23 0,575 0,301 Valid
24 0,557 0,301 Valid
25 0,163 0,301 Tidak Valid
Sumber diolah peneliti menggunakan Ms.Word, 2015 Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Y
No. Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0,067 0,301 Tidak Valid
2 0,107 0,301 Tidak Valid
3 0,74 0,301 Tidak Valid
4 0,028 0,301 Tidak Valid
5 0,165 0,301 Tidak Valid
6 0,501 0,301 Valid
7 0,390 0,301 Valid
8 0,557 0,301 Valid
9 0,277 0,301 Tidak Valid
10 0,500 0,301 Valid
(11)
12 0,709 0,301 Valid
13 0,564 0,301 Valid
14 0,425 0,301 Valid
15 0,374 0,301 Valid
16 0,575 0,301 Valid
17 0,530 0,301 Valid
18 0,317 0,301 Valid
19 0,694 0,301 Valid
20 0,368 0,301 Valid
21 0,166 0,301 Tidak Valid
22 0,392 0,301 Valid
23 0,653 0,301 Valid
24 0,411 0,301 Valid
25 0,582 0,301 Valid
Sumber diolah peneliti menggunakan Ms.Word, 2015
Berdasarkan beberapa pertimbangan, karena pertanyaan tersebut penting untuk ditanyakan, pertanyaan yang tidak valid tersebut kemudian diganti dan diperbaiki sehingga jumlah pertanyaan yang digunakan dalam pengumpulan data menjadi sebanyak 50 item pertanyaan.
b. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap pernyataan suatu pertanyaan atau pernyataan yang telah dianggap valid, untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten jika dilakukan kembali terhadap gejala yang sama.
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan rumus Alpha. Arikunto (2010, hlm.239) menyatakan “Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.” Rumus alpha
(12)
keterangan
r
11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσ
b² = jumlah varians butirσ
²t = varians totalHasil perhitungan reliabilitas di konsultasikan ke tabel interpretasi nilai rxy.
Tabel 3.7
Tabel Interpretasi Nilai rxy
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 -1,00 Tinggi Antara 0,600 – 0,800 Cukup Antara 0,400 – 0,600 Agak rendah Antara 0,200 – 0,400 Rendah Antara 0,000 – 0,200 Sangat rendah
sumber Arikunto (2010,hlm.319)
Pengujian reliabilitas dengan rumus-rumus tersebut menggunakan fasilitas
Software IBM SPSS 22 yang hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner X Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,856 25
Tabel 3.9
Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Y Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(13)
Maka, dilihat dari hasil penghitungan sebesar 0,856, pada kuisioner X maka kuesioner termasuk kedalam kuesioner yang reliabilitasnya tinggi. Sedangkan pada kuesioner Y hasil perhitungan sebesar 0,768, kuesioner masuk kedalam kuesioner yang reliabilitasnya cukup. Maksud dari ukuran tersebut adalah untuk mengetaui sejauh mana kuesioner - kuesioner (pertanyaan) tersebut akan tetap sama dan konsisten jika dilakukan lagi terhadap suatu gejala ataupun permaslahan yang sama.
E. PROSEDUR PENELITIAN
1. Prosedur Penelitian
Ilmu pengetahuan memerlukan pengembangan dan pertambahan dalam rangka memenuhi kebutuhan masa yang akan datang. Penelitian juga haruslah up to date agar apat sesuai dengan kejadian saat ini. Penelitian merupakan salah satu cara suatu pengetahuan untuk maju dan berkembang. Ada 3 syarat penting alam mengadakan suatu penelitan, yaitu sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah.
Dalam melaksanakan suatu penelitian tentunya di butuhkan tahapan-tahapan yang harus dilakukan agar memenuhi syarat-syarat penelitian. Tahapan-tahapan dalam kegiatan penelitian ini disebut prosedur penelitian. Dibawah ini dipaparkan tahapan-tahapan/langkah-langkah penelitian menurut Arikunto (2010, hlm.61) adalah sebagai berikut :
a. Memilih masalah
Setiap orang pastinya memiliki suatu masalah, namun ada beberapa masalah yang mudah diatasi dan ada beberapa masalah yang membutuhkan telaah lebih dalam. Memilih suatu masalah yang akan diteliti bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan kepekaan dari peneliti tersebut. Disini penyusun memilih masalah yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia, terutama di daerah-daerah
slum. Penyusun melihat bahwasannya di kota-kota besar selalu terdapat gap, dimana terdapat banyak perbedaan antar masyarakatnya, salah satunya adalah perbedaan di bidang ekonomi. Kedua masyarakat yang memiliki tingkatan ekonomi yang berbeda ini tentu akan memiliki gaya hidup serta memiliki proses sosial yang berbeda. Maka, penulis melihat masalah yang ada, antara kedua
(14)
tingkatan ekonomi tersebut ketika keduanya hidup didalam suatu lingkungan administrasi yang sama. Ketika keduanya diminta untuk dapat mencapai suatu integrasi, melalui salah satu cara, yaitu adaptasi.
b. Studi pendahuluan
Prof. Dr. Winarno (dalam Arikunto, 2010, hlm,63) studi pendahuluan disebut dengan studi eksploratori, yaitu menjajagi kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Studi pendahuluan juga diperlukan untuk mencari informasi awal mengenai masalah yang akan diteliti. Studi pendahuluan yang dilakukan penyusun yaitu dengan memperhatikan lingkungan sekitar, membaca surat kabar, maupun jurnal-jurnal sosial, buku pengantar sosiologi, skripsi-skripsi pendidikan sosiologi.
c. Merumuskan masalah
Suatu penelitian tentu saja harus memiliki suatu rumusan masalah, agar penelitian yang dilakukan jelas harus memulai dari mana. Peneliti merumuskan tiga rumusan masalah, yang pertama menanyakan tentang variabel x yaitu adaptasi sosial masyarakat melalui proses interaksi, kedua menanyakan mengenai variabel y yaitu integrasi masyarakat, lalu yang ke tiga yaitu pengaruh variabel x terhadap y, yaitu pengaruh adaptasi sosial terhadap integrasi masyarakat.
d. Merumuskan anggapan dasar,
Arikunto (2010, hlm.63) mengemukakan bahwa “Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti didalam melaksanakan penelitiannya.” Penyusun memiliki anggapan dasar yang merupakan dasar yang memungkinkan terjadinya suatu penelitian yang disebut dengan hipotesis, atau yang sering disebut sebagai kebenaran sementara yang ditentukan seorang peneliti. Penyusun menentukan hipotesis statistik, dimana terdapat hipotesis nol dan hipotesis satu.
e. Memilih pendekatan,
Arikunto (2010, hlm.64) menjelaskan bahwasannya “Pendekatan merupakan suatu metode atau cara mengadakan penelitian seperti eksploratif, deskriptif, atau historis.” Bisa juga eksperimen – non eksperimen. Yang menjadi pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif.
(15)
f. Menentukan variabel dan sumber data,
Penelitian ini memiliki 2 variabel, yaitu variabel bebas yaitu adaptasi sosial, dan variabel terikat yaitu integrasi masyarakat. Dan yang menjadi sumber data adalah warga masyarakat. Sejalan dengan yang dipaparkan Arikunto (2010, hlm.172) bahwa “Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan yaitu person, place, dan paper”.
g. Menentukan dan menyusun instrumen,
Suatu instrumen penelitian dipengaruhi oleh bagaimana suatu data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket, karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penulis pertama membuat kisi-kisi instrumen yang menjadi patokan dalam membuat butir-butir pertanyaan yang ada pada angket.
h. Mengumpulkan data,
Penulis mengumpulkan data dengan membagikan angket kepada partisipan secara langsung. Yaitu dengan cara datang langsung ke rumah subjek penelitian atau ke tempat-tempat umum dimana para subjek penelitian berada, seperti lapang, mesjid, atau balai.
i. Analisis data,
Analisis data merupakan proses dalam menganalisis data yang sudah ada. Disini peneliti menggunakan teknik analisi data rank spearman, karena skala yang digunakan adalah skala ordinal. Lalu, menggunakan teknik persentase sesuai dengan jenis pendekatan penelitian, yaitu pendekatan deskriptif.
j. Menarik kesimpulan,
Dalam menarik maupun mengarahkan kesimpulan Arikunto (2010, hlm.65) mengatakan “Seorang peneliti tidak boleh mendorong atau mengarahkan agar hipotesisnya terbukti”.
(16)
2. Definisi Operasional
Purwanto dan Suliyastuti (2011, hlm.19) mengemukakan bahwasannya “Definisi operasional merupakan jembatan yang menghubungkan conceptual-theoritical level dengan empirical-observational level.” Definisi operasional ini berguna untuk memberikan rujukan-rujukan empiris apa saja yang dapat ditemukan dilapangan untuk menggambarkan secara tepat konsep yang dimaksud sehingga konsep tersebut dapat diukur dan diamati.
Penelitian ini memiliki 2 variabel, 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Arikunto (2010, hlm.161) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.” Yang mejadi variabel terikat yaitu adaptasi sosial (X) dan yang menjadi variabel bebas yaitu integrasi masyarakat (Y). Dibawah ini merupakan definisi operasional dari kedua variabel tersebut.
a. Adaptasi Sosial
Adaptasi sosial merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri dalam lingkungan sosial. Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan. “Penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, jadi dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan pribadi” (Gerungan,1991, hlm.55).
“Adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan” (Suparlan, 1993, hlm.20).
Selanjutnya untuk menemukan indikator dari adaptasi sosial perlu dipelajari lagi bahwasannya untuk beradaptasi dengan lingkungan, baik sosial maupun lingkungan fisik, maka dibutuhkan beberapa cara. Salah satu caranya yaitu dengan proses-proses sosial atau yang lebih dikenal dengan interaksi sosial. Maka dari itu proses-proses sosial dimasukan kedalam indikator adaptasi sosial.
b. Integrasi Masyarakat
Setiadi dan Kolip (2010, hlm.391) mengemukakan bahwa
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang menempati wilayah tertentu, bertempat tinggal dalam waktu yang relatif lama, terdapat tata aturan hidup seperti adat istiadat, kebiasaan, sikap, dan perasaan kesatuan, rasa identitas diantara para warganya. Apabila salah satu unsur masyarakat tidak terpenuhi maka akan terjadi disintegrasi.
(17)
Maka, integrasi masyarakat merupakan proses pemenuhan unsur-unsur yang ada pada masyarakat agar tercapainya persatuan dan kesatuan. Unsur-unsur tersebut dimasukan kedalam integrasi masyarakat.
3. Hipotesis Penelitian
H0: r = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari adaptasi sosial terhadap integrasi masyarakat di Kelurahan Cikutra.
H1: r ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan dari adaptasi sosial terhadap integrasi masyarakat di Kelurahan Cikutra.
F. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Data
Masing-masing pendekatan ini melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang berbeda. Yang pertama menggunakan statistik deskriptif dan yang kedua menggunakan statistik inferensial. Kedua jenis statistik ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam hal teknik analisis maupun tujuan yang akan dihasilkannya dari analisisnya itu.
Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangka-angkap maknanya oleh siapapun yang membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut. Dengan demikian hasil olahan data dengan statistik ini hanya sampai pada tahap deskripsi, belum sampai pada tahap generalisasi.
Menurut Sugiyono (2012, hlm.147) “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.” Penelitian yang dilakukan pada populasi jelas menggunakan statistik deskriptif, sedangkan bila penelitiannya pada sampel maka dapat menggunakan analisis statistik deskriptif maupun inferensial.
(18)
Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisa data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.
Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh tidak sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan objek penelitian, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut persyaratan yang ketat dalam masalah sampling, sebab dari itulah bisa diperoleh sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat digeneralisasikan ke dalam wilayah populasi.
Analisisis data secara deskriptif disini menggunakan analisis prosentase. Dengan menggunakan rumus
P = F x 100% n Keterangan
P : Besaran prosentase F : Frekuensi jawaban n : Jumlah total responden 100% : Bilangan konstan
Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria penafsiran nilai prosentase yang telah ditetapkan menurut Effendi (dalam Asyahida, 2014, hlm. 61) sebagai berikut.
Tabel 3.10
Kriteria Penilaian Prosentase/skor
Prosentase Kriteria
100% Seluruhnya
75% – 95% Sebagian besar
51% - 74% Lebih besar dari setengahnya
50% Setengahnya
25% - 49% Kurang dari setengahnya 1% - 24% Sebagian kecil
0% Tidak ada/tak seorangpun
(19)
Rumus diatas untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2, sedangkan untuk rumusalan masalah nomer 3 diuji melalui rumus Product Moment Pearson
dan koefisien determinasi.
2. Method of Successive Internal (MSI)
Data variabel sebelumnya menggunakan ordinal tetapi untuk mendapatkan hasil analisis korelasi yang baik, maka data tersebut perlu dinaikan menjadi interval. Peningkatan skala ini menggunakan method of seccesive interval (MSI). Al-Rasyid (1993, hlm.131) memaparkan tahapan – tahapan penaikan skala sebagai berikut:
a. Perhatikan setiap butir
b. Untuk setiap butir tersebut tentukan berapa orang yang menjawab skor 1,2,3,4,5.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyak responden dan hasilnya disebut proposisi, dengan menggunakan rumus:
�
�= /d. Tentukan proporsi kumulatif.
e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
f. Tentukan nilai dentitas untuk setiap nilai z yang diperoleh.
g. Tentukan Skala Value(SV) dengan rumus:
SV = � � � �� � −� � � �� �
� �� � − � �� �
Dimana :
Scala Value : Nilai Skala
Density at Lower Limit : Densit batas bawah
Density at Upper Limit : Densit batas atas
Area Below Upper Limit : Daerah dibawah batas atas
Area Below Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah
h. Tentukan nilai tarnsformasi dengan menggunakan rumus : Y = NS + k K = [ 1+ | Nsmin | ]
(20)
3. Uji Normalitas
Sugiyono (2012, hlm.241) “Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berditribusi normal.” Untuk yang menggunakan analisis parametik seperti analisis perbandingan 2 rata-rata, analisis variansi satu arah, korelasi, regresi, dan sebagainya, maka perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Normalitas suatu data dianggap penting karena dengan data yang terditribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili suatu populasi. Dalam SPSS, uji validitas yang sering digunakan adalah uji Liliefors dan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas Kolmogorov
Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika nilai sig (signifikansi) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika nilai sig (signifikansi) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
4. Regresi Sederhana
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Riduwan dan Sunarto (2013, hlm.96) mengatakan bahwa “regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan, supaya tidak salah paham bahwa peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi.”
Kegunaan regresi dalam penelitian ini salahsatunya adalah untuk meramalkan atau memprediksikan variabel terikat (Y) yaitu integrasi masyarakat Kelurahan Cikutra, apabila variabel bebas (X) yaitu adaptasi sosial diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
(21)
Persamaan regresi dalam buku Riduwan dan Sunarto (2013, hlm.96) dirumuskan :
Keterangan:
Y = Subjek variabel terikat (Y) yang diproyeksikan
X = Variabel bebas (X) yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y
Dimana :
b =
.∑ − .∑ .∑.∑ 2− ∑ 2
a
=
.∑ − .∑ .
5. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Korelasi
Menurut Riduwan dan sunarto (2013, hlm.80) “teknik analisis korelasi
Pearson Product Moment termasuk teknik statistika parametik yang
menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu.” Berikut rumus uji hipotesis korelasi Pearson Product Moment:
� = � ∑ − ∑ ∑
√[� ∑ __ ∑ ][� ∑ − ∑ 2]
(Arikunto, 2010, hlm.213)
Keterangan :
� = koefisien korelasi Product Moment
N = jumlah individu dalam sampel
X = angka mentah untuk variable X (jumlah jawaban item) Y = angka mentah untuk variable Y (jumlah item keseluruhan)
(22)
Rumus Pearson Product Moment dapat digunakan sekaligus untuk menghitung persamaan regresi. Berikut ini tabel untuk melihat interpretasi koefisien korelasi:
Tabel 3.11
Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2012, hlm. 184)
b. Uji T
Uji T digunakan untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson Product Moment diuji dengan uji signifikan dengan rumus:
t n = r√n−√ −r2
Keterangan : t : ͭ hitung
n : jumlah sampel r : nilai koefisien parsial
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel independent (X) yaitu adaptasi sosial masyarakat dan variabel dependent (Y) yaitu integrasi masyarakat, yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Nilai ͭ hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan ͭ tabel dengan kaidah pengujian sebagai berikut:
Terima Ho Jika ͭ hitung < dari ͭ table atau sig > 0,05 Tolak Ho Jika ͭ hitung > dari ͭ table atau sig < 0,05
(23)
� :� ≠ , (ada pengaruh yang signifikan variabel X terhadap variabel Y).
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dipengaruhi atau tidak oleh variabel dependen yang diambil dari koefisien yang telah diketahui.
Adapun perhitungannya adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100% (Furqon, 2011, hlm. 100): Keterangan :
KD : koefisien determinasi r : koefisien korelasi 100 : bilangan tetap
(1)
Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisa data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.
Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh tidak sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan objek penelitian, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut persyaratan yang ketat dalam masalah sampling, sebab dari itulah bisa diperoleh sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat digeneralisasikan ke dalam wilayah populasi.
Analisisis data secara deskriptif disini menggunakan analisis prosentase. Dengan menggunakan rumus
P = F x 100% n Keterangan
P : Besaran prosentase
F : Frekuensi jawaban
n : Jumlah total responden
100% : Bilangan konstan
Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria penafsiran nilai prosentase yang telah ditetapkan menurut Effendi (dalam Asyahida, 2014, hlm. 61) sebagai berikut.
Tabel 3.10
Kriteria Penilaian Prosentase/skor
Prosentase Kriteria
100% Seluruhnya
75% – 95% Sebagian besar
51% - 74% Lebih besar dari setengahnya
50% Setengahnya
25% - 49% Kurang dari setengahnya
1% - 24% Sebagian kecil
0% Tidak ada/tak seorangpun
(2)
Rumus diatas untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2, sedangkan untuk rumusalan masalah nomer 3 diuji melalui rumus Product Moment Pearson
dan koefisien determinasi.
2. Method of Successive Internal (MSI)
Data variabel sebelumnya menggunakan ordinal tetapi untuk mendapatkan hasil analisis korelasi yang baik, maka data tersebut perlu dinaikan menjadi interval. Peningkatan skala ini menggunakan method of seccesive interval (MSI). Al-Rasyid (1993, hlm.131) memaparkan tahapan – tahapan penaikan skala sebagai berikut:
a. Perhatikan setiap butir
b. Untuk setiap butir tersebut tentukan berapa orang yang menjawab skor 1,2,3,4,5.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyak responden dan hasilnya disebut proposisi, dengan menggunakan rumus:
�
�= /d. Tentukan proporsi kumulatif.
e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
f. Tentukan nilai dentitas untuk setiap nilai z yang diperoleh.
g. Tentukan Skala Value(SV) dengan rumus:
SV = � � � �� � −� � � �� �
� �� � − � �� �
Dimana :
Scala Value : Nilai Skala
Density at Lower Limit : Densit batas bawah
Density at Upper Limit : Densit batas atas
Area Below Upper Limit : Daerah dibawah batas atas
Area Below Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah h. Tentukan nilai tarnsformasi dengan menggunakan rumus :
(3)
3. Uji Normalitas
Sugiyono (2012, hlm.241) “Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berditribusi normal.” Untuk yang menggunakan analisis parametik seperti analisis perbandingan 2 rata-rata, analisis variansi satu arah, korelasi, regresi, dan sebagainya, maka perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Normalitas suatu data dianggap penting karena dengan data yang terditribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili suatu populasi. Dalam SPSS, uji validitas yang sering digunakan adalah uji Liliefors dan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika nilai sig (signifikansi) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika nilai sig (signifikansi) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
4. Regresi Sederhana
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Riduwan dan Sunarto (2013, hlm.96) mengatakan bahwa
“regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan, supaya
tidak salah paham bahwa peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi.”
Kegunaan regresi dalam penelitian ini salahsatunya adalah untuk meramalkan atau memprediksikan variabel terikat (Y) yaitu integrasi masyarakat Kelurahan Cikutra, apabila variabel bebas (X) yaitu adaptasi sosial diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
(4)
Persamaan regresi dalam buku Riduwan dan Sunarto (2013, hlm.96) dirumuskan :
Keterangan:
Y = Subjek variabel terikat (Y) yang diproyeksikan
X = Variabel bebas (X) yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y
Dimana :
b =
.∑ − .∑ .∑.∑ 2− ∑ 2
a =
.∑ − .∑ .
5. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Korelasi
Menurut Riduwan dan sunarto (2013, hlm.80) “teknik analisis korelasi
Pearson Product Moment termasuk teknik statistika parametik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu.” Berikut rumus uji hipotesis korelasi Pearson Product Moment:
� = � ∑ − ∑ ∑
√[� ∑ __ ∑ ][� ∑ − ∑ 2]
(Arikunto, 2010, hlm.213)
Keterangan :
� = koefisien korelasi Product Moment
N = jumlah individu dalam sampel
X = angka mentah untuk variable X (jumlah jawaban item) Y = angka mentah untuk variable Y (jumlah item keseluruhan)
(5)
Rumus Pearson Product Moment dapat digunakan sekaligus untuk menghitung persamaan regresi. Berikut ini tabel untuk melihat interpretasi koefisien korelasi:
Tabel 3.11
Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2012, hlm. 184)
b. Uji T
Uji T digunakan untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson Product Moment diuji dengan uji signifikan dengan rumus:
t n = r√n−√ −r2
Keterangan : t : ͭ hitung
n : jumlah sampel r : nilai koefisien parsial
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel independent (X) yaitu adaptasi sosial masyarakat dan variabel dependent (Y) yaitu integrasi masyarakat, yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Nilai ͭ hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan ͭ tabel dengan
kaidah pengujian sebagai berikut:
Terima Ho Jika ͭ hitung < dari ͭ table atau sig > 0,05 Tolak Ho Jika ͭ hitung > dari ͭ table atau sig < 0,05
(6)
� :� ≠ , (ada pengaruh yang signifikan variabel X terhadap variabel Y).
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dipengaruhi atau tidak oleh variabel dependen yang diambil dari koefisien yang telah diketahui.
Adapun perhitungannya adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100% (Furqon, 2011, hlm. 100): Keterangan :
KD : koefisien determinasi
r : koefisien korelasi