OPTIMASI FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT SISTEM FLOATING DENGAN MATRIKS Optimasi Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Sistem Floating Dengan Matriks Etilselulosa Dan Hidroksipropil Metilselulosa.

OPTIMASI FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS
LAMBAT SISTEM FLOATING DENGAN MATRIKS
ETILSELULOSA DAN HIDROKSIPROPIL
METILSELULOSA

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
CARLIN OCTAVIANTI
K 100080060

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2012

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
OPTIMASI FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS
LAMBAT SISTEM FLOATING DENGAN MATRIKS
ETILSELULOSA DAN HIDROKSIPROPIL
METILSELULOSA


Oleh:

CARLIN OCTAVIANTI
K 100 080 060

Telah disetujui dan disahkan pada
Hari
:
Tanggal
: 31 Juli 2012

Pembimbing Utama

(T.N. Saifullah S., M.Si., Apt.)

Pembimbing Pendamping

(Suprapto, S.Si., Apt.)


OPTIMASI FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT
SISTEM FLOATING DENGAN MATRIKS ETILSELULOSA
DAN HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA
OPTIMIZATION OF FORMULA TABLET CAPTOPRIL
SUSTAINED RELEASE FLOATING SYSTEM WITH
ETHYLCELLULOSE AND HYDROXYPROPYL
METHYLCELLULOSE MATRIX
Carlin Octavianti * ), T. N. Saifullah S. * ), Suprapto * )
)Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
*
)Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

*

Abstrak
Penelitian ini bertujua n untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi
matriks etilselulosa dan hidroksipropil metilselulosa terhadap sifat fisik dan
disolusi dan konsentrasi kombinasi matriks yang dapat menghasilkan formula
optimum pada tablet lepas lambat floating kaptopril. Pembuatan tablet dilakukan
dengan metode granulasi basah. Perbandingan HPMC SM 15 dan EC untuk FI

(100%:0%), FII (75%:33%), FIII (50%:50%), F1V (33%:75%) dan FV
(0%:100%). Tablet diuji meliputi sifat alir granul, keseragaman bobot, kekerasan
tablet, kerapuhan tablet, waktu hancur, keseragaman kandungan, floating lag
time dan kecepatan disolusi. Data penelitian dianalisis dengan program Design
Expert 8.0 Simplex Lattice Design. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
semakin banyak EC maka meningkatkan kecepatant alir, keseragaman bobot,
kekerasan, menurunkan kerapuhan, floating dan kecepatan disolusi. Kinetika
pelepasan tablet kaptopril lepas lambat kaptopril sistem floating mengikuti
kinetika orde nol, dengan mekanisme erosi lebih dominan daripada difusi.
Perbandingan HPMC 25% : 75% EC merupakan proporsi yang dapat
menghasilkan formula yang optimum.
Kata kunci : Kaptopril, HPMC, EC, tablet, lepas lambat, floating

Abstract
This study aims to determine the effect of concentration of the combination
of ethylcellulose and hydroxypropyl methylcellulose matrix slow-release floating
tablets of captopril on the physical properties and dissolution and combination
concentration of matrix on slow-release floating tablet captopril. Manufacture of
tablets made by wet granulation method. Comparison of HPMC and EC BC 15 to
FI (100%: 0%), FII (75%: 33%), FIII (50%: 50%), F1V (33%: 75%) and FV (0%:

100% ). Testing of tablet was the nature of granular flow, weight uniformity,
tablet hardness, friability tablet, when crushed, content uniformity, dissolution and

floating. The results were analyzed with the program Design Expert 8.0 Simplex
Lattice Design. The results of this study indicate a growing number of EC then
increase the flow rate, weight uniformity, hardness, lower friability, floating and
dissolution rate. The kinetics of release of sustained release tablet captopril
captopril floating system follows zero order kinetics, the mechanism of erosion is
more dominant than diffusion. Comparison of HPMC 25%: 75% EC is a
proportion that can produce the optimum formula.
Key words : captopril, HPMC, EC, tablet, sustained release, floating.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem penghantaran obat dengan memperpanjang waktu tinggal di
lambung memiliki beberapa keuntungan, diantaranya untuk obat-obat yang
memiliki absorpsi rendah di saluran intestinal/kolon, aksi lokal di lambung,
sedikit larut dalam pH alkali, obat-obat dengan jendela absorpsi sempit, absorpsi
cepat di saluran gastrointestinal (Rocca et al., 2003).
Kaptopril merupakan obat antihipertensi yang menurunkan tekanan darah
tinggi dengan jalan menghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE) dan

pembentukan angiotensin II, yang bersifat vasokonstriksi kuat (Tjay, 1986).
Pengembangan kaptopril dibuat sediaan lepas lambat denga n sistem floating
memiliki beberapa keuntungan diantaranya aktivitas obat yang diperpanjang,
mengurangi terjadinya efek samping obat, mengurangi frekuensi pemberian obat,
dan meningkatkan kepatuhan pasien (Ansel, 2005).
Salah satu tehnik gastroretentive adalah sistem floating (Arora et al.,
2005). Sistem Floating pada lambung berisi obat yang dilepaskan secara
perlahan- lahan dari sediaan yang memiliki densitas lebih rendah dari cairan
lambung sehingga dapat tetap mengapung pada lambung tanpa mempengaruhi
kondisi lambung dan obat dapat lepas secara perlahan sesuai kecepatan yang
diinginkan (Sulaiman et al., 2007).
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi matriks etilselulosa dan
hidroksipropil metilselulosa tablet lepas lambat floating kaptopril terhadap
sifat fisik dan disolusi tablet.

2. Mengetahui

konsentrasi


kombinasi

matriks

antara

etilselulosa

dan

hidroksipropil metilselulosa yang dapat menghasilkan tablet lepas lambat
floating kaptopril yang optimum.
Landatan Teori
Matriks hidrofilik seperti hidroksipropil metilselulosa sering digunakan
pada tablet floating. Matrik ini juga sering dikombinasi dengan matrik
hidrofobik seperti etilselulosa karena matriks hidrofilik terbatas penggunaannya
untuk obat-obat yang kelarutannya tinggi didalam air dikarenakan difusi melalui
gel hidrofilik sangat cepat sehingga untuk mengatasi hal tersebut digunakan
kombinasi dengan etilselulosa yang merupakan matrik hidrofobik yang dapat
meningkatkan viskositas sehingga pelepasan obat dari seiaan akan terhambat.


METODE PENELITIAN
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat kempa tablet single
punch (Korsch, Cina), ayakan nomor 14 dan 16, alat pengering granul (oven),
alat

uji sifat alir, alat uji kekerasan (hardness tester) (Varguard), alat uji

kerapuhan (friability tester), alat uji pengapungan, alat uji waktu hancur
(disintegration tester) (Varguard), alat uji disolusi, Spektrofotometer UV (Milton
Roy, Genesys 10) dan alat-alat pendukung lainnya.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah Kaptopril (Dexa Medika), Etilselulosa
(Intralab), Hidroksipropil Metilselulosa (Intralab), PVP K-30 (Agung Jaya),
Natrium bikarbonat (Agung Jaya), Asam sitrat (Bratako), Talk (Bratako) ,
Magnesium Stearat (Bratako), HCl 0,1 N (Citra Prima) dan aquades (Bratako).
Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Sistem Floating
Formula tablet kaptopril lepas lambat sistem floating dengan matriks
etilselulosa dan hidroksipropil metilselulosa (Tabel 1).


Tabel 1. Formula Sediaan Lepas Lambat Floating Kaptopril
Formula (mg)
Bahan (mg)

I

II

III

IV

V

Kaptopril

50

50


50

50

50

HPMC

273

258

243

228

213

EC


15

30

45

60

75

Natrium Bikarbonat

125

125

125

125


125

PVP K-30

27

27

27

27

27

Aerosil

5

5

5

5

5

Talk

5

5

5

5

5

Bobot Tablet

500

500

500

500

500

Keterangan :
Formula I
: perbandingan matriks kombinasi HPMC : EC = 100% : 0%
Formula II
: perbandingan matriks kombinasi HPMC : EC = 75% : 25%
Formula III
: perbandingan matriks kombinasi HPMC : EC = 50% : 50%
Formula IV
: perbandingan matriks kombinasi HPMC : EC = 25% : 75%
Formula V
: perbandingan matriks kombinasi HPMC : EC = 0% : 100%

Jalannya penelitian
Pembuatan Granul
Tablet lepas lambat floating kaptopril dibuat dengan metode granulasi
basah yaitu kaptopril, hidroksipropil metilselulosa, etiselulosa dan natrium
bikarbonat dicampur dalam wadah kemudian ditambah PVP K-30 sampai
terbentuk massa granul yang baik. Massa yang terbentuk diayak dengan ayakan
no. 14 kemudian granul basah yang terbentuk ditimbang.
Granul dikeringkan dalam oven sampai diperoleh kandungan air yang
sangat rendah. Granul kering yang terbentuk diayak dengan ayakan no. 16, lalu
dievaluasi sifat-sifat granulnya kemudian ditambah talk, diaduk hingga homogen
kemudian dicetak dan tablet dievaluasi (Rachman et al., 2009).
Pemeriksaan Sifat Fisik Granul
Sudut diam
Uji sudut diam dilakukan dengan mengukur tinggi dan diameter granul.
Hasilnya dihitung dengan rumus tga=h/r, h merupakan tinggi dan r merupakan
jari-jari granul. Satuan sudut diam adalah derajat.

Pembuatan tablet lepas lambat
Campuran bahan yang telah homogen dicetak dengan mesin tablet single
punch dengan kompresi dan kekerasan yang sama dengan bobot masing- masing
tablet 500 mg. Tablet yang sudah terbentuk kemudian dievaluasi sifat fisik dan
disolusinya.
Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet
Keseragaman Bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan terhadap 20 tablet dengan mengukur
bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2
tablet yang masing- masing bobotnya menyimpang 5% dari bobot rata-ratanya,
dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang 10% dari bobot rataratanya untuk tablet yang bobotnya lebih dari 300 mg (Anonim, 1979).
Uji Kekerasan
Uji kekerasan dilakukan dengan cara sebuah tablet diletakkan diantara
bagian penekan, diputar sehingga tablet tertekan dan pecah, skala kekerasan
mula- mula adalah angka 0 akan berubah dan kekerasan tablet dibaca pada
perubahan skala tersebut dengan satuan kg.
Uji Kerapuhan (Friability)
Dua puluh tablet dibersihkan dari partikel halus (dibebasdebukan),
ditimbang. Tablet dimasukkan kedalam fibrilator diputar selama 4 menit dengan
kecepatan 25 putaran/menit, kemudian tablet diambil, dibersihkan dan ditimbang
kembali. Kerapuhan tablet sebaiknya tidak lebih dari 1%.
Pengapungan (floating)
Pengamatan sifat swelling dan floating dilakukan secara visual, dengan
cara: tablet dimasukkan dalam bekkerglass 100 ml yang berisi larutan HCl 0,1 N.
Diamati sifat pengembangan dan pengapungannya selama 6 jam.
Keseragaman kandungan
Ditimbang dua puluh tablet, digerus kemudian dicampur homogen. Serbuk
tablet dimasukkan dala m labu takar 100,0 mL dan larutan disaring. Diambil 50
mL dan ditambah HCl 0,1 N sampai volume 100,0 mL dengan tetap dikocok
sampai kaptopril larut sempurna. Dari larutan diambil 50,0 µl diencerkan dengan

larutan HCl 0,1 N dan dibaca serapannya pada panjang gelombang maksimum
(202 nm)
Uji Disolusi
Tablet kaptopril yang telah ditimbang dimasukkan kedalam alat disolusi
tablet lepas lambat system floating, yang berisi media disolusi larutan HCl 0,1 N
sebanyak 900,0 mL dengan suhu 370 ±0,50 C. Stirrer dijalankan dengan kecepatan
pengadukan 50 rpm selama 6 jam. Sampel diambil pada waktu tertentu sebanyak
5,0 ml. Sampel diukur serapannya dengan spektrofotometer UV pada panjang
gelombang maksimum (202 nm). Ditentukan kadar kaptopril pada tiap-tiap
sampel dengan memasukkan serapan pada kurva baku.
Analisis Hasil
Semua data yang diperoleh dari percobaan dimasukkan dan diolah ke
dalam program Design Expert 8.0 Simplex Lattice Design, taraf kepercayaan
95% sehingga akan diperoleh grafik dan persamaan dari masing- masing uji.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemeriksaan Sifat Alir Granul
Persamaan yang didapat dari pendekatan simplex lattice design adalah :
Y= 35,79 (A) + 35,72 (B) – 2,29 (A)(B)
Keterangan :
Y = Sudut diam (0 )
A = Fraksi komponen HPMC
B = Fraksi komponen EC
Persamaan di atas menunjukan bahwa interaksi antara HPMC dan EC
memiliki nilai negatif yang berarti bahwa interaksi antara keduanya dapat
menurunkan sudut diam. Hal ini menguntungkan karena dengan menurunnya
sudut diam maka kecepatan alir akan semakin meningkat sehingga dengan
kecepatan alir yang baik akan menghasilkan keseragaman bobot yang baik.
Keseragaman bobot yang baik diharapkan akan menghasilkan keseraga man zat
aktif pada masing- masing tablet. Persamaan diatas menunjukkan bahwa HPMC
lebih dominan mempengaruhi sudut diam daripada EC. Semakin banyak HPMC

yang ditambahkan maka semakin meningkatkan nilai sudut diam sehingga
kecepatan alir semakin turun. Sebaliknya, semakin sedikit HPMC yang
ditambahkan maka akan menurunkan sudut diam sehingga kecepatan alir semakin
meningkat. Hal ini dapat dikarenakan sifat HPMC yang higroskopis sehingga
dapat memperla ma kecepatan alir. Hasil penelitian sudut dia m tersebut sesuai
dengan penelitian Prajapati et al (2010).
Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Kaptopril
Pemeriksaan sifat fisik tablet kaptopril lepas lambat sistem floating meliputi
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, floating lag time, keseragaman
kandungan dan kecepatan disolusi.
Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot yang baik adalah apabila nilai CV=5%. Hasil uji
keseragaman bobot pada kelima formula menunjukkan nilai CV kurang dari 5%.
Masing- masing nilainya adalah 0,54; 0,671; 0,60; 0,90 dan 0,65%. Hal ini
menunjukkan bahwa semua formula memiliki keseragaman bobot yang baik.
Persamaan yang didapat dari pendekatan simplex lattice design adalah :
Y= 0,53 (A) + 0,71 (B) + 0,46 (A)(B)
Keterangan :
Y = CV Keseragaman bobot (%)
A = Fraksi komponen HPMC
B = Fraksi komponen EC
Hasil di atas menunjukkan hasil yang positif. Hal ini berarti bahwa
interaksi antara HPMC dan EC dapat meningkatkan keseragaman bobot. Dilihat
dari persamaan, EC lebih dominan mempengaruhi keseragaman bobot daripada
HPMC. Hal ini berarti bahwa dengan semakin besar penambahan EC maka akan
meningkatkan keseragam bobot tablet kaptopril lepas lambat sistem floating.
Kekerasan Tablet
Syarat kekerasan untuk tablet lepas lambat adalah 10-20 Kg. Hasil uji
kekerasan pada tablet kaptopril lepas lambat floating ini memliiki kekerasan
yang bervariasi. Ini dikarenakan sulitnya mengatur kekerasan tablet yang benarbenar sama (Sulaiman et al., 2007). Hasilnya adalah hanya formula V yang

memenuhi syarat sedangkan formula I-IV tidak memenuhi syarat kekerasan
tablet lepas lambat yaitu kurang dari 10 Kg. Persamaan yang didapat dari
pendekatan simplex lattice design adalah
Y= 6,02 (A) + 13,09 (B) – 17,20 (A)(B)
Keterangan :
Y = Kekerasan (kg)
A = Fraksi komponen HPMC
B = Fraksi komponen EC
Persamaan di atas menunjukkan hasil yang negatif pada interaksi. Hal ini
berarti bahwa interaksi antara HPMC dan EC menurunkan kekerasan. Dilihat
dari harga persamaan, terlihat bahwa EC lebih dominan mempengaruhi
kekerasan. Semakin banyak EC yang ditambahkan maka semakin keras tablet
yang terbentuk.
Kerapuhan Tablet
Persamaan yang didapat dari pendekatan simplex lattice design adalah
Y= 0,48 (A) + 0,38 (B) – 0,25 (A)(B)
Keterangan :
Y = Kerapuhan (%)
A = Fraksi komponen HPMC
B = Fraksi komponen EC
Persamaan di atas menunjukkan hasil yang negatif pada interaksi. Hal ini
berarti bahwa interaksi antara HPMC dan EC menurunkan kerapuhan. Harga
fraksi HPMC lebih besar daripada fraksi EC sehingga HPMC lebih dominan
mempengaruhi kerapuha n daripada EC. Semakin banyak HPMC yang
ditambahkan maka tablet akan semakin rapuh. Penelitian ini memiliki nilai
kerapuhan yang memenuhi persyaratan pada semua formula yaitu tidak lebih
dari 1%.
Floating
Uji floating

dilakukan dalam larutan HCl 0,1 N. Larutan ini

menggambarkan cairan lambung manusia sehingga dengan uji ini akan diketahui

floating lag time tablet kaptopril lepas lambat sistem floating didalam cairan
lambung (Gambar 1, 2 dan 3).

F1

F

F3

F4

F5

Gambar 1. Uji floating tablet lepas lambat kaptopril jam ke-1

F1

F2

F3

F4

F5

Gambar 2. Uji floating tablet lepas lambat kaptopril jam ke-3

F1

F2

F3

F4

F5

Gambar 3. Uji floating tablet lepas lambat kaptopril jam ke-6

Hasil uji floating adalah formula I sampai IV dapat floating dengan lag
time 0 menit dan dapat mengapung selama lebih dari 6 jam. Sedangkan formula
V dapat floating selama lebih dari 6 jam dengan lag time 16 menit. Formula V
lebih lama lag time nya dikarenakan jumlah EC yang terlalu besar sedangkan
HPMC yang sangat kecil. Selain itu, formula V memiliki kekerasan yang jauh

lebih besar daripada keempat formula lainnya. Formula V memiliki kekerasan
yang memenuhi persya ratan untuk tablet lepas lambat yaitu 10-20 Kg.
Semakin besar jumlah HPMC maka lag time untuk floating juga lebih
cepat, sebaliknya semakin kecil jumlah HPMC maka lag time semakin lama.
Persamaan yang didapat dari pendekatan simplex lattice design adalah
Y= 1,37 (A) + 14,17 (B) – 36,57 (A)(B)
Keterangan :
Y = Floating lag time (menit)
A = Fraksi komponen HPMC
B = Fraksi komponen EC
Persamaan di atas menunjukkan hasil yang negatif pada interaksi. Hal ini
berarti bahwa interaksi antara HPMC dan EC menurunkan floating lag time.
Dilihat dari harga persamaan, menunjukkan bahwa EC lebih dominan
mempengaruhi floating lag time. Semakin banyak EC yang ditambahkan maka
akan menaikkan waktu floating lag time. Hal ini merugikan karena tablet
floating diharapkan dapat secepat mungkin dapat floating namun dengan
penambaha EC yang semakin banyak justru sebaliknya yaitu Floating lag time
semakin lama.
Keseragaman Kandungan
Persamaan yang didapat dari pendekatan simplex lattice design adalah
Y= 103,24 (A) + 103,56 (B) – 1,01 (A)(B)
Keterangan :
Y = Keseragaman kandungan (%)
A = Fraksi komponen HPMC
B = Fraksi komponen EC
Persamaan diatas menunjukkan hasil yang negatif pada interaksi. Hal ini
menunjukkan bahwa interaksi antara HPMC dan EC dapat menurunkan
keseragaman kandungan zat aktif tablet. Dilihat dari harga masing- masing fraksi
menunjukkan bahwa fraksi EC lebih dominan mempengaruhi keseragaman
kandungan dibanding HPMC. Hal ini dikarenakan EC juga lebih dominan
mempengaruhi keseragaman bobot daripada HPMC.

Disolusi Tablet Kaptopril
Profil disolusi dan mekanisme pelepasan
Persamaan regresi terhadap waktu (orde nol) dan akar waktu (model
Higuchi) menunjukkan koefisien korelasi yang berbeda (Tabel 2).
Tabel 2. Persamaan regresi linear persen (% ) terdisolusi terhadap waktu dan akar waktu.
Formula

% terdisolusi terhadap waktu
(Kinetika Orde Nol)

% terdisolusi terhadap akar waktu
(Model Higuchi)

FI

Persamaan regresi
linier
Y=0,636X+3,793

Koefisien
korelasi
0,973

Persamaan regresi
linier
Y=26,31X-56,95

Koefisien
korelasi
0,888

FII

Y=0,476X-5,964

0,949

Y=19,17X-48,49

0,820

F III

Y=0,344X-6,282

0,920

Y=14,01X-37,87

0,812

F IV

Y=0,333X-9,802

0,951

Y=13,21X-38,53

0,799

FV

Y=0,251X-6,888

0,942

Y=10,01X-28,77

0,797

Pelepasan obat dari sediaan lepas lambat dari sistem matriks, idealnya
terlepas secara konstan dari awal hingga akhir atau mengikuti model kinetika orde
nol (Sulaiman et al., 2007). Harga koefisien korelasi dari persamaan garis jumlah
kaptopril terdisolusi (mg) sebagai fungsi waktu dan akar waktu jika dibandingkan
dengan r Tabel (N=9, taraf kepercayaan 95%) yaitu 0,632, berarti bahwa r garis
lebih besar dibanding r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan garis
hubungan antara kaptopril terdisolusi (mg) terhadap waktu dan akar waktu adalah
linear, yang berarti bahwa pelepasan kaptopril dari matriks HPMC dan EC
mengikuti orde nol. Pelepasan obat yang mengikuti orde nol berarti bahwa
sediaan melepaskan obatnya secara konstan dan tidak tergantung konsentrasi zat
aktif awal.
Menurut Lipidus dan Lordi, jika pelepasan obat dikontrol oleh erosi
matriks maka banyaknya obat yang terlepas versus waktu linear. Jika hubungan
antara banyaknya obat yang lepas versus akar waktu linear maka pelepasan
dikontrol oleh difusi matriks (Sulaiman et al., 2007). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelepasan obat dikontrol oleh kedua mekanisme yaitu
difusi dan erosi. Dilihat dari harga r pada masing- masing persamaan maka

terlihat bahwa mekanisme erosi lebih dominan. Ini dibuktikan bahwa harga r
untuk persamaan garis kurva terdisolusi versus waktu lebih besar daripada
persamaan garis kurva terdisolusi versus akar waktu. Mekanisme erosi berarti
bahwa

tablet

melepaskan

obatnya

seiring

dengan

pengikisan

pada

permukaannya.
Persamaan yang didapat dari pendekatan simplex lattice design untuk
disolusi adalah
Y= 37,46 (A) +27,82 (B) – 65,28 (A)(B)
Keterangan :
Y = Kecepatan disolusi (mg/jam)
A = Fraksi komponen HPMC
B = Fraksi komponen EC
Persamaan di atas menunjukkan hasil yang ne gatif pada interaksi. Hal ini
berarti bahwa interaksi antara HPMC dan EC menurunkan kecepatan disolusi.
Harga fraksi HPMC lebih besar daripada fraksi EC sehingga HPMC lebih
dominan mempengaruhi kecepatan disolusi daripada EC. Semakin banyak
HPMC yang ditambahkan maka kecepatan disolusi semakin besar. Hal ini sesuai
dengan teori dan penelitian prajapati et al (2010) tentang tablet lepas lambat
sistem floating dengan kombinasi matriks HPMC dan EC.
Penentuan Titik Optimum
Formula optimum tablet lepas lambat kaptopril ditentukan dari pendekatan
simplex lattice design. Penentuan formula optimum ditentukan dari desirability.
Design-Expert® Software
Component Coding: Actual
Desirability

Two Component Mix
Prediction

0.700

Design Points
X1 = A: HPMC
X2 = B: EC

0.641

0.600

Desirabilty

0.500

0.400

0.300

0.200

0.100

0.000

Actual HPMC

0.000

0.250

0.500

0.750

1.000

Actual EC

1.000

0.750

0.500

0.250

0.000

Gambar 17. Grafik desirability berdasarkan simplex lattice design.

Berdasarkan analisis grafik desirability, titik optimum diperoleh pada
formula HPMC 25% : 75% EC ( 228 mg HPMC : 60 mg EC). Titik ini
menunjukkan hasil sifat fisik granul maupun tablet yang optimal yaitu
menurunkan sudut diam, meningkatkan keseragaman bobot, meningkatkan
kekerasan, menurunkan kerapuhan, meningkatkan keseragaman kandungan dan
menurunkan kecepatan disolusi. Hasil pemeriksaan sifat fisik granul dan tablet
yang menunjukkan respon optimum melalui program Design Expert 8.0 yang
mendekati daerah optimum dengan nilai prediksi 0,641 (Gambar 17).
Menurut Patchett et al (1980), diketahui kadar kaptopril yang memberikan
efek (Cp) 0,25 µg/ml, waktu paruh (t1/2 ) =2 jam, konstanta kecepatan eliminasi
(ke)=0,3465/jam,

volume

distribusi

(vd)=0,71

L/kg.

Diasumsikan

bioavailabilitas kaptopril 75%, berat badan normal manusia dewasa rata-rata 50
kg sehingga rate out kaptopril adalah kr0 =Cp x vd x ke = 0,25 µg/ml x 35,5 L x
0,3465/jam = 3,075 mg/jam. Jumlah kaptopril yang harus dilepaskan dari
sediaan (R) adalah R = Kr/F = 3,075 mg/jam/0,75 = 4,100 mg/jam (Irawan and
Fudholi, 2009). Kecepatan disolusi yang paling mendekati kecepatan tersebut
adalah formula 5 yaitu 15,06 mg/jam. Formula 5 merupakan formula dengan
komposisi HPMC 0%: EC 100% (213 mg HPMC : 75 mg EC).

KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. HPMC dan EC berpengaruh terhadap granul dan tablet lepas lambat
kaptopril:
a. Semakin besar jumlah EC maka kacepatan alir granul semakin baik dan
kandungan tablet semakin seragam.
b. HPMC semakin banyak akan mempercepat kecepatan disolusi akan tetapi
semakin banyak EC akan memperlambat kecepatan disolusi kaptopril.
2. Perbandingan 25% HPMC dan 75% EC merupakan proporsi yang dapat
menghasilkan formula yang optimum.

SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap sifat fisik, uji disolusi dan
uji in vivo tablet lepas lambat kaptopril sistem floating dengan konsentrasi
matriks/eksipien yang berbeda.

DAFTAR PUS TAKA
Agoes, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, 291, ITB, Bandung.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, 50, 354, 425, 510, 591, Depkes
RI, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, 167, Depkes RI, Jakarta.
Anonim,

2003,
Gastro-retentive
Drug;
A
Review,
(http://www.expresspharmapulse.com, diakses 10 Mei 2011).

1-3,

Ansel, H., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV, 287, Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Asyarie, S., Rachmawati, H., and Sinambela, P., 2007, Formula Tablet Kaptopril
Lepas Lambat Dengan Matriks Pautan Silang Alginat, Majalah
Farmasi Indonesia, 18(1), 34-39.
Chawla, G., Gupta, P., Koradadia, V., and Bansal, A. K., 2003, Gastroretention:
A Means to Address Regional Variability in Intestinal Drug
Absorption, Pharmaceutical Technology, 50-60, http:.//www.
Pharmatech.com (diakses 10 Mei 2011).
Ganesh, N, S., and Deecaraman, 2011, Formulation and Evaluation Of Floating
Drug Delivery System Of Ketoprofen, Journal Of Pharmacy Research,
4(2), 424-428.
Garg, S., and Sharma, S., 2003, Gastroretentive Drug Delivery System, Business
Briefing Pharmatech, 160-164.
Gohel, M, C., Metha, P.R., Dave, R, K., and Bariya, N, H., 2004, A More
Relevant Dissolution Method For Evaluation Of Floating Drug
Delivery System, Dissolution Technologies, Vol. 11, issue 4, 23.
Irawan, E, D., and Fudholi, A., 2009, Optimasi Chitosan, Natrium Karboksil
Metil Selulose dan Magnesium Stearat Sebagai Sistem Mucoadhesive
Tablet Kaptopril, Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 231-238.

Kaisorn, D., Mahadlek, J., and Phaechamud, T., 2009, HPMC Matrix Granule
Formation: Selection Of Suitable Granuling Fruid, Thai Pharm Health
Sci J, 4(1), 29-45.
Kurniawan D. W., and Sulaiman, T. N. S., 2009, Teknologi Sediaan Farmasi, 4,
91-92, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Lachman, L., Lieber, H. A., and Kanig, J. L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri II, Diterjemahkan oleh siti suyatmi dan Iis Aisyah, Edisi
Ketiga, 93-935, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Prajapati, B. G. R., and Patel., K., 2010, Design And In Vitro Evaluation Of
Novel Nicorandil Sustained Release Matrix Tablets Based On
Combination Of Hydrophilic And Hydrofobic Matrix Sytem,
International Journal Of Pharmaceutical Sciences Review And
Research, vol. 1, issue 1, 33.
Rocca, J. G., Omidin, H., and Shah, K., 2003, Progresses in Gastro Drug
Delivery
Systems,
Business
Briefing
pharmatech,
152,
http://www.touchbriefings.com (diakses 10 Mei 2011).
Rowe, R. C., Sheskey, P, J., and Quinn, M, E., 2009, Handbook Of
Pharmaceutical Excipients Sixth Edition, 262-263, 326-327, 404, 723,
Pharmaceutical Press, USA.
Sharma, S., Sharma, A., and Jha, K. S., 2009, The Study Of Captopril Floating
Matrix Tablets Using Different Polymers As Release Retarding Agent,
The Pharma Research, vol 01, 33.
Siswanto, A., and Soebagyo, S., 2006, Optimasi Formula Sediaan Tablet Lepas
Lambat Teofilin Dengan Bahan Matriks HPMC, Na CMC Dan
Xanthan Gum, Majalah Farmasi Indonesia, 17(3), 143-148.
Sulaiman, T. N.S., 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, 56,
Laboratorium Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta.
Sulaiman, T. N.S., Syukri, Y., and Utami, R., 2007, Profil Pelepasan Propanolol
HCl Dari Tablet Lepas Lambat Dengan Sistem Floating Menggunakan
Matriks Methocel K15M, Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 48-55.
Voigt, R., 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh
Soewandhi S. N., Edisi ke-5, 221, 360-361, 872, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Optimasi Kombinasi Matriks Sodium Karboksimetilselulosa Dan Etilselulosa Untuk Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Dengan Sistem Mucoadhesive.

1 5 7

OPTIMASI KOMBINASI MATRIKS HYDROXYPROPYL Optimasi Kombinasi Matriks Hydroxypropyl Methylcellulose Dan Xanthan Gum Untuk Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Dengan Sistem Floating.

0 2 13

PENDAHULUAN Optimasi Kombinasi Matriks Hydroxypropyl Methylcellulose Dan Xanthan Gum Untuk Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Dengan Sistem Floating.

0 1 10

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET KAPTOPRIL DENGAN MATRIKS NATRIUM KARBOKSI OPTIMASI FORMULA SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET KAPTOPRIL DENGAN MATRIKS NATRIUM KARBOKSI METILSELULOSA DAN AVICEL PH 102 SEBAGAI FILLER.

0 1 17

PENDAHULUAN Optimasi Kombinasi Hidroksipropil Metilselulosa Sebagai Matriks Dan Avicel Ph 101 Sebagai Filler Untuk Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Sistem Floating.

0 0 10

OPTIMASI FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT SISTEM FLOATING DENGAN MATRIKS Optimasi Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Sistem Floating Dengan Matriks Etilselulosa Dan Hidroksipropil Metilselulosa.

0 3 14

PENDAHULUAN Optimasi Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Sistem Floating Dengan Matriks Etilselulosa Dan Hidroksipropil Metilselulosa.

2 10 8

OPTIMASI KOMBINASI MATRIKS HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DAN NATRIUM KARBOKSI Optimasi Kombinasi Matriks Hidroksipropil Metilselulosa Dan Natrium Karboksi Metilselulosa Untuk Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Sistem Floating.

0 0 12

PENDAHULUAN Optimasi Kombinasi Matriks Hidroksipropil Metilselulosa Dan Natrium Karboksi Metilselulosa Untuk Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Sistem Floating.

0 3 11

OPTIMASI KOMBINASI MATRIKS HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DAN NATRIUM KARBOKSI Optimasi Kombinasi Matriks Hidroksipropil Metilselulosa Dan Natrium Karboksi Metilselulosa Untuk Formula Tablet Kaptopril Lepas Lambat Sistem Floating.

0 1 17