PENGARUH METODE PEMETAAN PIKIRAN(MIND MAPPING) TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PROBLEM SOLVING SKILL)ANAK TAMAN KANAK-KANAK : PenelitianKuasiEksperimen di RA Baitul Huda Kelas B Kec.Baleendah Kab. BandungTahunPelajaran2012-2013.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman LembarPengesahan……….……….……

Abstrak………..………. Kata Pengantar……….. Daftar Isi………. DaftarTabel………... DaftarGrafik……….. Daftar Gambar... Daftar Lampiran... BAB I Pendahuluan………...

A. LatarBelakangPenelitian……… B. IdentifikasidanPerumusanMasalah………... C. TujuanPenelitian………. D. Manfaat / SignifikasiPenelitian………... E. StrukturPenulisanSkripsi………... BAB II LandasanTeori………

A. KeterampilanPemecahkanMasalahSainspadaAnak TK………… 1. PengertianKeterampilanPemecahanMasalahSainsAnak TK...

2. Faktor-faktor yang

MempengaruhiKeterampilanPemecahanMasalahSainspadaAnak

TK………...

3. TujuanPeningkatanKeterampilanPemecahanMasalahSainspada

Anak TK………...

4. KriteriaBahanPembelajarandalamMeningkatkanKeterampilanP emecahanMasalahSainsAnak TK………

5.

Langkah-langkahMeningkatkanKeterampilanPemecahanMasalahSainsAn

ak TK………...

6. Peran Guru

dalamMeningkatkanKeterampilanPemecahanMasalahpadaAnak i ii iii vii ix xi xii xiii 1 1 1 7 8 8 10 11 11 11 14 15 17 18 20 21


(2)

TK………

B. MetodePemetaanPikiran……… 1. PengertianMetodePemetaanPikiran………... 2. Langkah-langkahMetodePemetaanPikiran……… 3. ManfaatMetodePemetaanPikiran………... 4. KelemahanMetodePemetaanPikiran……….. BAB III MetodePenelitian………

A. MetodedanDesainPenelitian……….. 1. MetodePenelitian……….. 2. DesainPenelitian………... B. VariabelPenelitian……… 1. VariabelBebas. ………... 2. VariabelTerikat………... C. Lokasi, PopulasidanSampelPenelitian………... 1. LokasiPenelitian……… 2. PopulasiPenelitian………. 3. SampelPenelitian……….. D. DefinisiOprasional………...

1. KeterampilanPemecahanMasalahSainsAnak TK……….. 2. MetodePemetaanPikiran……….. E. InstrumenPenelitian……….

1. Kisi-kisiInstrumen………

2. UjiCobaInstrumen………

F. Uji Normalitas Analisis... G. ProsedurPenelitian………... H. TeknikPengumpulan Data……… I. Prosedur Pelaksanaan Pre Test dan Post Test... J. Pelaksanaan Treatment...

21 25 28 31 33 33 33 34 35 35 35 35 35 36 36 37 37 37 39 40 45 47 49 51 54 55 58 60


(3)

B. Pembahasan……….. BAB V SimpulandanRekomendasi………....

A. Simpulan………...………..

B. Rekomendasi……….………

DaftarPustaka……….. Lampiran-lampiran

RiwayatHidup

96 97 100


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Anak adalah seorang makhluk sosial, sama halnya dengan orang dewasa yang membutuhkan orang lain untuk membantu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, karena pada dasarnya anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap stimulasi yang berasal dari lingkungan di sekitarnya. Orang dewasa memiliki tugas untuk bisa memberikan stimulasiyang baik agar anak dapat berkembang danbertumbuh sesuai dengan fungsi dan tugas perkembangannya. Adapun yang dibutuhkan seorang anak yaitu dimengerti dan diberikan apa yang dibutuhkan olehnya seperti asah, asih dan asuh. Salah satu bagian kecil yang dibutuhkan oleh anak yaitu pendidikan.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat mendasar. Hal ini dikarenakan anak merupakan masa emas (golden age) yang apabila pada masa tersebut anak diberikan stimulasi yang tepat akan menjadi modal penting bagi perkembangannya untuk kehidupan selanjutnya, karena golden age merupakan masa peka bagi anak yang sudah mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.Masa ini merupakan masa


(5)

membutuhkan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhannya agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapaisecara optimal,dalam hal ini pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki fungsi untuk mengembangkan seluruh potensi kecerdasan yang dimilikinya, mengembangkan kemampuan dasarnya dan penanaman nilai-nilai dasar kehidupan anak selanjutnya(Kurikulum TK, 2004).

Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang tertuang Permen Standar PAUD Formal dan Nonformal, (2009):

“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki standar yang merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu: (1). Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2). Standar pendidikan dan tenaga kependidikan; (3). Standar isi, proses dan penilaian; dan (4). Standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan”.

Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini (PAUD), guru sering menggunakan metode pembelajaran diantaranya yaitu: metode bermain, metode karya wisata, metode bercakap-cakap, metode demontrasi, metode proyek, metode bercerita, dan metode pemberian tugas (Moeslichatoen, 2004). Salah satu metode yang jarang digunakan oleh para guru TK yaitu metode pemetaan pikiran.Metode pemetaan pikiranadalah salah satu metode pembelajaran untuk Sekolah Dasar (SD) akantetapi peneliti bermaksud untuk mengujicobakannya di TK karena metode pemetaan pikiran dapatditerapkanpada anak TK.

Penelitian tentang peningkatan kreativitas anak melalui penerapan peta pikiran (mind map) di TK, memang belum banyak dan belum menunjukan hasil secara akurat. Akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Stevidriyanti, (2010)menyatakanbahwa “penerapan peta pikiran (mind map) dapat


(6)

memberikan manfaat dalam meningkatkan kreativitas anak kelompok B di TK Samiaji II, hal ini terbukti dan terlihat dari hasil observasi yang menunjukan peningkatan kreativitas anak yang cukup pesat setelah menggunakan peta pikiran (mind map), dan berdasarkan hasil penelitian Setyawati, (2011) di TK Laboratorium Percontohan UPI kelas B1 tahun ajaran 2010-2011 yang

menyatakan bahwa “kemampuan membaca dini anak setelah dilakukan penerapan

teknik membaca melalui metode mind mapping mengalami peningkatan yang signifikan khususnya pada kemampuan membedakan gambar dan tulisan, dan kemampuan menghafal huruf. Kemampuan membedakan gambar dan tulisan anak meningkat karena anak tidak ragu lagi dalam menyebutkan gambar sebagai gambar dan tulisan yang tepat.Kemampuan menghafal huruf anak juga meningkat secara signifikan seperti anak mampu menghafal huruf, terutama huruf vokal dan anak dapat menyebutkan kata-kata lain yang diawali dengan huruf vokal dengan benar dalam bentuk mind mapping sederhana.

Metode pemetaan pikiranmenurut Buzan (Hakim, 2010) yaitu suatu teknik grafik yang menyediakan kata kunci universal seperti gambar, kata, angka, dan warna dalam suatu cara yang unik.Sementara itu DePorter dan Hernacki (Zone, 2010) mengungkapkan bahwa pemetaan pikiranyaitu catatan yang menggunakan suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar dan merencanakansuatu kegiatan agarmudah untuk mengingatnya.


(7)

tulisan dengan menggunakan permainan warna sehingga anak lebih mudah untuk mengingat pembelajaran atau kegiatan yang telah dilakukannya.

Metode pemetaan pikiran menurutBuzan(Saleh, 2008)ini sangat tepat bila diberikan pada anak sejak dini karena metode pemetaan pikirandapat melatih anak untuk mengingat, mencatat, memahami, berimajinasi, dan meningkatkan minat anak untuk belajar

Pada masa kini banyak anak-anak yang mengalami kejenuhan dalam belajar khususnya pada anak SD yang jenuh dengan belajar membaca, menulis dan berhitung.Hal tersebut dikarenakan anak memiliki tekanan dari orangtua yang mengharuskan anak bisa membaca, menulis, dan berhitung dengan tidak adanya metode belajar yang bervariasi, belajar hanya ditempat tertentu, suasana belajar monoton, dan kurangnya aktivitas hiburan pada saat belajar.Sebenarnya hal tersebutakanmemicu kelemahan anak dalam meningkatkan minat belajar, mengingat, memahami, mencatat, berimajinasi, berkonsentrasi dan kreatif yang akan menjadi sebuah penyebab permasalahan kegiatan belajar pada anak dikemudian hari.Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Cross(Junaedi, 2010) dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan anak dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yakni: 1) keletihan indera anak; 2) keletihan fisik anak; 3) keletihan mental anak.

Untuk permasalahan yang telah dipaparkan diatas, peneliti bermaksud untukmemecahakan permasalahan tersebut dengan salah satu cara meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains yang diberikan sedini mungkin pada anak TK melalui penggunaan metode pemetaan pikiran. Adapun definisi dari


(8)

keterampilan pemecahan masalah anak menurut (Setiasih, 2010) yaitu keterampilan proses ilmiah yang perlu dikembangkan pada anak TK, karena melalui keterampilan ini anak dapat mengembangkan rasa ingin tahu, belajar bekerja secara cermat dan teliti, dan melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi anak, karena dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada anak harus melalui prinsip dan cara belajar anak.Menurut Mu’Qodin (Mix, 2010) keterampilan pemecahan masalahanakmerupakan suatu keterampilan yang dimiliki anak meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian anak mempertimbangkan alternatif tersebut untukmeraih hasil yang akan dicapaisecara tepat.Menurut Amien (Nugraha,2008:5) sains merupakan ilmu dalam bidang alamiah dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada mahluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam seperti fisika, kimia, dan biologi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan pemecahan masalahsains pada anak yaitu kemampuan yang dimiliki anak untuk memecahkan permasalahan mengenai sains seperti keterampilan memecahkan permasalahan manusia, tumbuhan, hewan dan benda-benda dengan cara anak mengumpulkan masalah, mecari jalan keluar dari masalah sehingga anakdapat mengambil keputusan secara cermat dan teliti untukmendapatkan hasil secara tepat yang bertujuan agar anak tidak cepat-cepat dalam mengambil


(9)

Melalui observasi ke beberapa TK peneliti memilih salah satu dari sekian TK yang sudah diobservasi oleh peneliti. Peneliti memilih sekolah yang akan dijadikan penelitian yaitu RA Baitul Huda yang berada di Jl. H. Mulia Mekar Sari Rt 02 Rw 09 Telp. 022-5955020 Kelurahan Wargamekar Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.RA Baitul Huda dijadikan subjek penelitian dikarenakan untuk melihat ada atau tidaknya suatu pengaruh dari metode pemetaan pikiran dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak.

Adapun langkah-langkah dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains di TK diantaranya yaitu: pertama,guru memberikan permasalahan yang dapat dipecahkan oleh anak secara sederhana dengan sebuah permainan,

seperti: pada tema “AKU” yang mengharuskan anak-anak mencari tahu mengenai angota tubuhnya dan mengenai kebutuhannya seperti; makanan, minum, pakaian, rumah dll, dengan permainan mencari harta karun gambar-gambar dan kata mengenaiangota tubuh dan kebutuhannya kemudian anak menyusun gambar tersebut sehingga berbentuk pemetaan pikirannya, kedua, jika anak sudah paham dengan pemetaan pikiran maka sebaiknya anak diberikan kesempatan untuk memecahkan permasalahan sains yang sederhana secara individu dengan menempelkan gambar-gambar dan kata secaraindividu samapai tersusun seperti pemetaan pikirannya, dan yangketiga, jika anak sudah paham dan bisa menggunakan metode pemetaan pikiran untuk kegitan belajar maka anak belajar menggambar, menulis, mewarnai dan memberikan simbol pada pemetaan pikiran yang dibuatnya sendiri dengan menjadikan penyelesaian masalah-masalah


(10)

sebelumnya menjadi pembelajaran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya saat ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, melalui penerapan metode pemetaan pikiranpeneliti bermaksud untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak di RA Baitul Huda.Penelitian dilakukan di kelas B3 yang akan menjadi kelompok eksperimen dan kelas B4 menjadi kelompok kontrol. Melalui uraian di atas, maka peneliti mengangkat

judul “Pengaruh Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving Skill)Anak Taman

Kanak-Kanak” tahun pelajaran 2012-2013.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan awal keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas B di RA Baitul Huda sebelum diterapkan metode pemetaan pikiran? 2. Bagaimana kemampuan akhir keterampilan pemecahan masalah sains anak

kelas B diRA Baitul Hudapada kelompok eksperimen sesudah diterapkan metode pemetaan pikiran?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pemetaan pikiranterhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas BRA


(11)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah:

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk megetahui pengaruh metode pemetaan pikiranterhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas B di RA Baitul Huda.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui kemampuan awal keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas B di RA Baitul Hudasebelum diterapkan metode pemetaan pikiran. b. Mengetahui kemampuan akhir keterampilan pemecahan masalah sains anak

kelas B di RA Baitul Hudapada kelompok eksperimen sesudah diterapkan metode pemetaan pikiran.

c. Mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pemetaan pikiranterhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas B di RA Baitul Huda.

D. Manfaat / Signifikasi Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat dijadikan bahan kajian bagi para pembaca, khususnya mengenai pengaruh


(12)

metode pemetaan pikiranterhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak TK.

2. Manfaat Secara Praktis

Adapun manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah: a. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam melakukan penelitian pendidikan, khususnya tentang pengaruh metode pemetaan pikiranterhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak TK.

b. Bagi Guru

Dengan penggunaan metode pemetaan pikiran guru diharapkan dapat menggunakan metode inisebagai salah satu rujukan untuk proses pembelajaran dikelas.

c. Bagi Lembaga Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi positif kepada lembaga penyelenggara pendidikan, khususnya lembaga di RA Baitul Huda dalam rangka meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak melalui penggunaan metode pemetaan pikiran.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya mengenai pengaruh metode pemetaan pikiranterhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak secara lebih mendalam.


(13)

E. Struktur Penulisan Skripsi

Berikut dibawah ini adalah gambaran secara umum dari bab awal sampai dengan bab akhir dari skripsi ini:

1. BAB I Pendahuluan

Pada bab ini peneliti menguraikan tentang: Latar Belakang, Identifikasi dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Penulisan Skripsi

2. BAB II Landasan Teori

Pada bab ini menguraikan tentang: teori keterampilan pemecahan masalah sains dan teori metode pemetaan pikiran anak taman kanak-kanak

3. BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini mengemukakan tentang : metode dan desain penelitian; variabel penelitian; lokasi, populasi dan sampel penelitian; definisi oprasional; instrumen penelitian; prosedur penelitian; teknik pengumpulan penelitian; analisis penelitian dan hipotesis penelitian

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini mengemukakan tentang: Pengolahan dan Analisis Data, Pembahasan Data dan Analisis Temuan

5. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, pada bab ini mengemukakan tentang : kesimpulan yang akan diambil dan saran atau rekomendasi yang diberikan oleh peneliti


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian memiliki peranan yang sangat penting di dalam proses penelitian karena metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, mengelola data sampai dengan menarik kesimpulan mengenai masalah penelitian tertentu dalam mengumpulkan data penelitiannya sehingga penelitian berjalan secara sisitematis dan akurat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini dilaksanakan karena penelitimembentuk kelas melalui random terhadap anak,

Metode kuasi eksperimen ini digunakan untuk memperoleh informasi terhadap suatu pengaruh metode pemetaan pikiran terhadap keterampilan pemecahan masalah sains pada anak. Metode kuasi eksperimen ini terdiri dari dua buah kelompok, yaitu kelompok eksperimen (B3) yang diberikan metode pemetaan pikiran (treatment) dan kelompok kontrol (B4) diberikan pembelajaran seperti biasa yang sering digunakan di sekolah akan tetapi isi materi pembelajaran yang diberikan sama.


(15)

2. Desain Penelitian

Desain penelitian pada hakekatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti dalam proses penelitian.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Nursalam, (Kuntjojo, 2009:48) yaitu penelitian yang berupaya untuk mengungkap hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tetapi pemilihan dua kelompok tersebut tidak dilakukan secara acak melainkan ada secara alami. Adapun pola desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kontrol group pre test dan post test dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol tanpa penugasan rendoom. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Subjek Pre-test Treatment Post-test

B3 (Eksperimen) O1 X O2

B4(Kontrol) O1 - O2

(Nursalam, (Kuntjojo, 2009:48). Keterangan:

B1 : Kelompok Eksperimen

B2 : Kelompok Kontrol (pembanding) O1 : Pre-Test

O2 : Post Test

X : Treatment


(16)

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh dari suatu treatment, maka dalam penelitian ini ditetapkan dua variabel, yaitu variabel bebas yaitu metode pemetaan pikirandan variabel terikat yaitu keterampilan pemecahan masalah sains pada anak.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pemetaan pikiran. Dalam penelitian ini, metode pemetaan pikiran sebagai variabel bebas merupakan treatment yang akan diberikan kepada subjek penelitian.

2. Variabel Terikat

Variabel dependen/variabel tergantung yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan pemecahan masalah sains pada anak.

C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi, populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA Baitul Huda yang berada di Kampung Pasir Leutik Desa CiheulangKecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.RA Baitul Huda memiliki 7 ruang kelas yaitu kober (30 anak), A1 (16 anak), A216 (anak), BI (16 anak), B2 (16 anak), B3 (20 anak) dan B4 (20 anak).


(17)

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaituseluruh anak yang ada pada kelas B3 dan B4 di RA Baitul Huda dengan jumlah40anak.

3. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitianuntuk kelompok eksperimen sebanyak 20 anak dan kelompok kontrol (pembanding) sebanyak 20 anak. Berikut rincian sampel penelitian di RA Baitul Huda:

Tabel 3.2

Sampel RA Baitul Huda RA Baitul Huda

Kelas Eksperimen Kontrol

Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

B3 13 7

B4 11 9

Total 20 20

40

Penelitian ini dilakukan untuk mengujikan model pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti yang dibantu oleh guru bantu. Guru bantutersebut memiliki kesamaan yang relatif sama dengan peneliti, untuk pelaksanaan proses pembelajaran di lapangan, peneliti menjadi guru kelas di kelompok eksperimen (menggunakan mind mapping) dan guru bantu menjadi guru kelas di kelompok kontrol (tidak menggunakan mind mapping).


(18)

Profil kedua guru TK yang dimaksud dapat dilihat pada tabel 3.3 Sebagai berikut:

Tabel 3.3

Profil Guru RA Baitul Huda yang Terlibat dalam Penelitian Aspek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jenis Kelamin Perempuan Perempuan

Usia 21 22

Latar Belakang Pendidikan

Menuju Jenjang SI UPI Menuju Jenjang SI UPI

D. Definisi Oprasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak TK

Menurut Gega (1977) untuk membantu menumbuhkan keterampilan pemecahan masalah sains anak dibutuhkan sedikitnya 4 keterampilan proses sains yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran, yaitu: mengamati, mengukur, mengkomunikasikan, dan membuat kesimpulan.

Mengacu pada pendapat Gega di atas maka yang dimaksud variabel keterampilan pemecahan masalah sains dalam penelitian ini adalah keterampilan mengamati, mengukur, mengkomunikasikan dan membuat kesimpulan mengenai masalah sains.

2. Metode Pemetaan Pikiran

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode pemetaan pikiran Menurut Buzan, (2011)yaitu cara mencatat kreatif, efektif, dan inovatif yang berupa grafik, simbol, kata, gambar, dan garis penyambung yang sesuai dengan


(19)

utama dengan menggunakan warna-warna untuk menghidupan pemetaan pikiran yang dibuat oleh anak.

Buzan (Saleh, 2008) menyatakan langkah-langkah dalam menggunakan metode pemetaan pikiran sebagai berikut: guru menyiapkan kertas dan spidol/crayon yang bermacam-macam warna, anak menuliskan ide utama di tengah kertas dengan singkat, anak membuat beberapa cabang yang berasal dari ide utama, anak mengembangkan cabang yang berasal dari ide utama yang dapat menjelaskannya, dan anak menggunakan warna-warna untuk membuat pemetaan pikiran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemetaan pikiran yaitu suatu diagram yang terstruktur secara menarik yang memiliki ciri catatan yang bergambar, bersimbol, berwarna, tidak memiliki kata yang panjang dan memiliki cabang yang saling berhubungan dari ide utama ke cabang-cabang selanjutnya. Penerapan metode pemetaan pikiran di TK yaitu dengan cara guru memperkenalkan terlebih dahulu metode pemetaan pikiran dengan cara yang pertama, melalui gambar, kedua, anak dan kelompoknya membuat pemetaan pikiran dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks, dan ketiga, anak membuat sendiri pemetaan pikiran sederhana sampai dengan yang kompleks. Bahan-bahan yang akan digunakan guru dan anak untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak melalui metode pemetaan pikiran yaitu warna, gambar, dan alat-alat yang menunjang kegiatan belajar mengajar lainnya.


(20)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi: Pedoman observasi (pengamatan) yang digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas anak selama penelitian berlangsung yang bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara peneliti terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan pada saat itu juga sehingga untuk menilai kegiatan anak peneliti menggunakan cara membubuhkan tanda ceklis pada lembar observasi.

Berikut dibawah ini peneliti akan memaparkan teknik penelitian yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut: Pengamatan (observasi) dilakukan selama proses penelitian pre test, post test dan treatmen pada kelompok eksperimen berupa (mind mapping) dan kelompok kontrol menggunakan metode konveksional. Format pengamatan ini dirancang untuk mengetahui pengaruh metode pemetaan pikiran terhadap keterampilan pemecahan masalah sains pada anak RA Baitul Huda.

Setelah dilakukan penilaian dari hasil observasi, maka data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan skor, kemudian hasil skor tersebut dipaparkan dalam angka-angka kualitatif.

Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat melihat langsung penerapan metode pemetaan pikiran untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains pada anak kelompok B di RA Baitul Huda, kemudian mencatatnya sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.


(21)

skala penilaian.Hasil skala penilaian yang diperoleh dari observasi terhadap keterampilan pemecahan masalah sains pada anak yang dijadikan skor angka.

Adapun Instrumen penelitian disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengkaji variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub penelitian, sehingga indikator dapat diukur. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terkait

b. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pemetaan pikiran

c. Menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur variabel dan indikatornya sehingga variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan pemecahan masalah sains pada anak.

1. Kisi-kisi Instrumen

Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun pedoman observasi dengan skala penilaian, yaitu:

a. Menetapkan tujuan pembelajaran dan indikator keterampilan pemecahan masalah sains anak

b. Menggunakan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya

c. Melaksanakan penelitian dan menggunakan instrumen dalam melaksanakan pre test dan post test pada kelas eksperimen dan kontrol.


(22)

Adapun kisi-kisi instrumen dan instrumen penelitian keterampilan pemecahan masalah sains pada anak adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Tabel Kisi-kisi Instrumen

Variabel Aspek Indikator Item

Teknik Pengu-mpulan data Sumber Data Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak Keterampilan Mengamati Menggunakan panca inderanya secara tepat, membedakan dan

mengelompokan benda-benda sesuai dengan warna, bentuk dan ukurannya

1-6 Tes Anak

Keterampilan Mengukur

Menggunakan alat bantu pengukuran

7-10 Tes Anak

Keterampilan Mengkomuni -kasikan

Mengemukakan ide atau gagasan dengan

menggunakan kalimat sederhana

11-15 Tes Anak

Keterampilan membuat kesimpulan

Menarik kesimpulan

16-18 Tes Anak

Tabel 3.5

Instrumen Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak Aspek Item M T.

M Keterampilan

Mengamati

1. Membedakan rasa manis, asam dan pahit (susu, jus jeruk dan kopi) 2. Membedakan jenis


(23)

Penilaian dalam penelitian ini menggunakan alat observasi berupa daftar ceklis yang merupakan sejumlah pernyataan terpilih oleh peneliti atau responden yang kemudian peneliti membubuhkan tanda ceklis pada tempat yang telah disediakan.

Instrumen keterampilan pemecahan masalah sains anak dalam penelitian ini menggunakan teknik skala Guttman dengan jenis pengukuran skala 0-1. Skala Guttman merupakan skala pengukuran dengan data yang diperoleh dapat berupa

interval atau rasio, dalam skala guttman hanya ada dua interval “ya-tidak, “benar

-salah”, “positif-negatif”, “muncul-tidak muncul” dan lain-lain. 3. Membedakan tekstur

kasar dan halus (mangga, salak, melon dan apel) 4. Mengelompokan benda

sesuai dengan warna (merah, hijau dan biru) 5. Mengelompokan benda

sesuai dengan bentuk (baju, celana rok)

Keterampilan Mengukur

6. Membedakan panjang dan pendek (sedotan) 7. Membedakan suhu

hangat dan suhu dingin dengan menggunakan tangannya

8. Membandingkan banyak dan sedikit dengan menggunakan tangannya 9. Menunjukan perbedaan berat dan ringan dengan menggunakan tangannya Keterampilan

Mengkomuni-kasikan

10.Menyampaikan hasil pengamatannya secara urut

Keterampilan membuat kesimpulan

11.Menyampaikan pendapat secara sederhana

12.Menarik kesimpulan dari pengalamannya


(24)

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala nilai dengan menggunakan kategori nilai 1 dan 0. Adapun rincian penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Keterampilan Pernyataan

Keterampilan Pemecahan Masalah

Sains

Kriteria Penilaian Keterampilan

1 0

Muncul Tidak Muncul

2. Uji Coba Instrumen a. Validitas Item

Untuk mengukur keterampilan pemecahan masalah sains anak diperlukan berupa pedoman observasi yang digunakan untuk mengetahui apakah pedoman observasi itu mempunyai validitas dan reliabilitas yang tepat, maka pedoman observasi harus diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan.Menghitung validitas bertujuan untuk mengukur sejauhmana ketepatan subjek penelitian yang dilakukan.

Penilaianvaliditas dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang dinilai dengan kriteriumnya. Adapun langkah-langkah perhitungan validitas adalah sebagai berikut:

a) Untuk menguji validitas instrumen ini digunakan rumus korelasi pointbiserial (r pbis) Ireene, 1993: 359-360) dan (Glass and Stanley, 1970: 169-170) dalam (Setiasih, 2010:114)


(25)

Keterangan:

Mp : rata-rata skor anak yang memperoleh skor 1

Mt : rata-rata skor total

ADt : simpangan baku skor total

p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban anak q : 1-p

b) Proses pengambilan keputusan

Penentuan keputusan item diterima (valid) atau tidak valid didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut: jika r hitung positif dan r hitung = >0,3 maka butir item valid, dan jika r hitung negatif dan r hitung < 0,3 maka butir item tidak valid.Dalam hal ini setelah instrumen disesuaikan dengan aspek keterampilan pemecahan masalah sains anak yang berlandasan dengan teori tertentu, maka selanjutnya peneliti berkonsultasi pada dosen untuk judgment item.Uji coba tes keterampilan pemecahan masalah sains anak ini dilakukan pada RA Yapi Alhusaeni yang berada di Kp. Lebak Biru Rt. 03/011 Ds. Ciheulang Kec. Ciparay Kab. Bandung dengan jumlah anak sebanyak 30 anak yang memiliki kemampuan relatif sama dengan anak-anak yang akan dijadikan sampel penelitian.


(26)

Berikut disajikan hasil rekapitulasi uji validitas keterampilan pemecahan masalah sains anak dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007, dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Keterampilan Pemecahan Masalah Sains

Anak Taman Kanak-Kanak No. Item r pbis Validitas

1. 0,24 In Valid

2. 0,6 Valid

3. 0,51 Valid

4. 0,63 Valid

5. 0,66 Valid

6. 0,6 Valid

7. 0,51 Valid

8. 0,57 Valid

9. 0,45 Valid

10. 0,42 Valid

11. 0,21 In Valid

12. 0,18 In Valid

13. 0,27 In Valid

14. 0,3 Valid

15. 0,24 In Valid

16. 0,33 Valid

17. 0,27 In Valid

18. 0,54 Valid

Setelah perhitungan validitas dilakukan, diketahui yang memenuhi kriteria validitas butir item yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 16, dan 18 sedangkan butir item yang memiliki kriteria tidak valid yaitu nomor 1, 11, 12, 13, 15, dan 17 sehingga item yang tidak valid di anggap tidak dipergunakan lagi (hapus).


(27)

Tabel 3.8

Rincian Validitas Item

No. Aspek Item Valid Invalid 1. Keterampilan Mengamati 2, 3, 4, 5, dan 6 1

2. Keterampilan Mengukur 7, 8, 9, dan 10 - 3. Keterampilan

Mengkomunikasikan

14 dan 15 11, 12. 13,15 4. Keterampilanmembuat

kesimpulan

16 dan 18 17

Item yang valid berarti item tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur dan item tidak valid artinya item tersebut tidak digunakan lagi dalam memperoleh data penelitian karena item tersebut tidak dapat mengukur item yang seharusnya diukur.

b. Reliabilitas Item

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun dipakai secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda. Sehingga suatu instrumen dikatakan reliabel jika mampu mengukur hasil secara konsisten.

Dalam penelitian ini adapun rumus KR-20 untuk menghitung reliabilitas instrumen untuk mengetahui koefisiensi reliabilitas sebagai berikut (terdapat dalam lampiran):

Dengan keterangan: k : jumlah butir soal (SD)2 : varian

Sumber (Arikunto, 2010:231)

� −

20 =

� −

1

1

(1

)


(28)

Berikut hasil reliabilitas yang perhitungannya menggunakan rumus KR-20. Rincian tabel 3.9 hasil reliabilitas dapat dilihat pada tebel di bawah ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.9

Hasil Reliabilitas Item

rhitung thitung ttabel Keterangan 0,760 2,302 5,130 Reliabilitas Tinggi

Adapun titik tolak ukur koefisiensi reliabilitas yang digunakan dalam penelitian yang disesuaikan dengan item penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.10

Reliabilitas Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak Interval Tingkat Hubungan

10-12 Sangat Baik

7-9 Baik

4-6 Cukup

1-3 Kurang

Merujuk pada tabel di atas dapat dikategorikan item penelitian dari sangat baik sampai dengan kurang.Sehingga keterampilan pemecahan masalah sains anak dapat terukur dengan tepat.

F. Uji Normalitas Analisis

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Chi Square (χ2

) Test, terhadap masing-masing kelompok data yakni data hasil tes/observasi keterampilan pemecahan masalah sains anak sebelum pembelajaran dan sesudah


(29)

H1 : data tidak berdistribusi normal

Kesimpulan diambil berdasarkan kriteria sebagaimana berikut; H0 diterima jika χ2hitung<χ2tabelα(0,05) → data berdistibusi normal H1 diterima jika χ2hitung>χ2tabelα(0,05) → data tidak berdistibusi normal

Uji normalitas yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Chi-Square (X²), yaitu:

(Bluman,2001:518) Keterangan :

ײ : Chi-Square

O : Frekuensi hasil pengamatan E : frekuensi yang diharapkan

Hasil perhitungan uji normalitas untuk masing-masing variabel penelitian, tampak pada tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian

No Variabel χ2hitung χ2tabel Keterangan 1. Pre Test Eksperimen 1.221 4.391 Normal 2. Post test Eksperimen 4.491 4.492 Normal 3. Pre Test Kontrol 2.259 4.991 Normal 4. Post test Kontrol 2,748 4,645 Normal

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat melihat bahwa umumnya data hasil

penelitian berdistribusi normal karena nilai χ2

hitung dari masing-masing kelompok

data lebih kecil daripada χ2

tabel.Dengan demikian, maka analisis selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik yakni analisis t test.

X² = ∑(O-E)2


(30)

a. Menentukan hipotesis

Membuat Ho dan Ha terlebih dahulu.

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara metode mind mapping terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak

Ho: μD ≤ 0

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara metode mind mapping terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak

Ha: μD ≥ 0

Hipotesis akan di uji pada α = 0,05

b. Penskoran

Penskoran dilakukan dari hasil tes lisan dengan bantuan instrumen yang dijadikan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu skor 1 untuk ya dan skor 0 untuk tidak.Perhitungan data dilakukan dengan sampel independen menggunakan uji kelompok dengan bantuan Microsoft Excel 2007.

G. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian dengan menggunakan metode kuasi eksperimen ini yaitu:

1. Menentukan kelas yang akan digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol


(31)

3. Mengadakan treatment, yaitu melaksanakan metode pemetaan pikiran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan metode pemetaan pikiran

4. Mengadakan post test pada kelas eksperimen dan kelompok kontrol

5. Mengolah dan menganalisa data hasil penelitian dengan menggunakan metode skor

Sebelum penelitian dilaksanakan, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pre test yang memiliki tujuan untuk melihat sejauhmana keterampilan pemecahan masalah sains anak untuk memperoleh data awal masing kelompok. Setelah itu, pada akhir kegiatan penelitian masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan jenis tes yang sama pada saat post test yang sebelumnya diberikan pada saat pengambilan data awal.

Dalam proses belajar mengajar masing-masing kelompok mendapatkan perlakuan yang sama, seperti berikut:

1. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pre test dan post test diwaktu yang sama

2. Kelompok eksperimen diberikan treatment berupa pemetaan pikiran dan kelompok kontrol tidak menggunakan pemetaan pikiran

3. Jumlah item tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ketika tes sama

Pada akhir penelitian, tes akhir diberikan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian.


(32)

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan observasi secara langsung untuk mengungkap keterampilan pemecahan masalah sains pada anak.Dalam teknik ini peneliti mengadakan penlitian secara lansung terhadap anak untuk memperoleh data yang diperlukan dalam situasi sebenarnya atau situasi buatan (khusus diadakan).

Teknik pengumpulan data sangat penting dilaksanakan dalam penelitian karena data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisa untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan dalam item penelitian.Instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data keterampilan pemecahan masalah sains anak.

Data yang dikumpulkan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan keterampilan pemecahan masalah sains di RA Baitul Huda kelas B3 dan B4 melalui pretest dan post test. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil ujicoba, data pre test,treatment dan post test yang berisi penilaian dari indikator-indikator keterampilan pemecahan masalah sains anak.

I. Prosedur Pelaksanaan Pre Test dan Post Test di RA Baitul Huda 1. Pelaksanaan Pre Test

Pelaksanaan pre test dilaksanakan selama dua hari di RA Baitul Huda yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan waktu


(33)

2012dengan alokasi waktu 180 menit dengan alat peraga yang samauntuk pengambilan data pre test. Alat peraga yang digunakan untuk kegiatanpre testdihari pertama bagisetiap kelompok yaitu: air minum ((kopi (hangat:pahit), jus jeruk (dingin:asam), susu (normal:manis)) dan karton yang berisi bentuk pakaian (baju, celana dan rok) yang berwarna-warni.

Jumlah anak pada kelompok eksperimen yaitu 20 anak, akan tetapi ada satu anak yang tidak hadir dikarenakan sakit sehingga pelaksanaan pre test hanya diikuti 19 anak. Sedangkan jumlah anak pada kelompok kontrol yaitu 20 anakdan ketika pelaksanaan pre test berlangsung sebagian besar anak-anak dapat hadir, sehingga pelaksanaan pre test pada kelompok kontrol dapat diikuti oleh 20 anak sesuai dengan jumlahnya kelompoknya.

Untuk pelaksanaan pre test dihari kedua yaitu pada hari selasa tanggal 20 November 2012 dengan alokasi waktu 180 menit dengan alat peraga yang sama untuk pengambilan data pre test dari kelompok eksperimen dan kelomopok kontrol. Alat peraga yang digunakan untuk kegiatan pre test dihari kedua bagi setiap kelompok yaitu: piring-mangkuk (untuk mengukur berat-ringan), sedotan (untuk mengukur panjang-pendek), sendok (untuk mengukur banyak-sedikit), untuk mengamati aroma (jeruk, salak dan mangga)), dan untuk mengamati tekstur kasar halus (salak, melon, mangga dan apel).

Jumlah anak saat pre test di hari kedua pada kelompok eksperimen yaitu 20 anak dan kelompok kontrol yaitu 20 anaksehingga anak-anak dalam penelitian ini dapat mengikuti pre test di hari kedua ini dengan lengkap. Adapun prosedur pre test yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu


(34)

sebagai berikut: Prosedur pelaksanaan pre test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol relatif sama. Karena, pelaksanaan di dalam kelas yaitu: seluruh anak dipangil saceara individu untuk pelaksanaan pre test dan guru memberikan pertanyaan yang sama pada setiap anak sesuai dengan item penelitian yang dijadikan acuan. Pertanyaan tersebut yaitu seperti berikut ini:

1. Apa rasa air ini? “guru menyuapi air tersebut pada anak secara bergantian” seperti: guru menyuapi susu lalu kopi dan jus jeruk

2. Bagaimana suhu air ini? “guru meminta anak untuk menyentuh gelas plastik, sehingga anak dapat mengukur setiap suhu dalam gelas tersebut” 3. Bagaimana bentuk pakaian ini? “guru meminta anak untuk melihat pada

karton bentuk-bentuk pakaian, sehingga anak dapat membedakan/mengetahui bentuk pakaian tersebut”

4. Apa warna baju ini? “guru meminta pada anak menunjukan warna baju yang

berwarna merah, hijau dan biru. Sehingga anak dapat memilih warna baju

yang sesuai dengan yang ditanyakan kepadanya”

5. Mana yang berat dan mana yang ringan? “guru meminta anak untuk memegang piring dan mangkuk dengan menggunakan tangannya dalam mengamati perbedaan berat-ringan, sehingga anak terstimulasi dengan media yang diberikan untuk diukurnya”

6. Mana yang panjang dan mana yang pendek? “guru meminta anak untuk mengukur sedotan yang ukuran panjangnya berbeda sedikit, sehingga anak


(35)

7. Bagaimana tekstur buah ini? “guru meminta anak untuk memegang/menyentuh buah yang bertekstur kasar dan halus, seperti: mangga, salak, apel dan melon kecil. Sehingga anak dapat lebih merasakan tekstur buah-buah tersebut secara nyata”

8. Aroma/harum buah apakah ini? “guru meminta anak untuk menutup

matanya pada saat tes tebak aroma (mangga, jeruk dan salak), sehingga anak

dapat melatih indra penciumannya”

9. Mana yang lebih banyak dan mana yang sedikit? “guru meminta anak untuk membedakan sendok plastik kecil untuk membedakan banyak dan sedikt” 10. *** untuk item: Menyampaikan hasil pengamatannya secara urut,

Menyampaikan pendapat secara sederhana, dan Menarik kesimpulan dari pengalamannya (guru selalu bertanya pada seluruh anak setelah kegiatan berlangsung, seperti: ”tadi kita sudah melakukan kegiatan apa?... Coba

siapa yang berani untuk berbicara kedepan?...”. Sehingga diharapkan anak dapat terlatih dalam mengungukapkan isi pengetahuannya

Jika anak sudah melaksanakan pre test maka anak belajar baca buku/iqro didampingi oleh guru yang lain untuk menunggu teman-teman lain yang sedang melakukan pre test sehingga waktu anak tidak terbuang sia-sia.

2. Pelaksanaan Post Test

Pelaksanaan post testdi hari pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 03 Desember 2012 dan post test hari kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 04 Desember 2012 dengan alokasi waktu, media dan prosedur pelaksanaannya


(36)

relatif sama dengan pelaksanaan pre test yang telah diberikan sebelumnya. Akan tetapi sebelum pelaksanaan post test dilaksanakan, kelompok eksperimen mendapat treatment berupa mind mapping dan kelompok kontrol hanya menngunakan metode tarik garis yang diberikan selama 4 hari berturut-turut dari tanggal 26 November s/d 29 November 2012.

Keterampilan sains anak lebih meningkat dibandingkan saat pre test di lakukan. Akan tetapi kemampuan dan keterampilan anak sangat beragam sehingga saat post test ada anak yang mengalami peningkatan, tidak ada peningkatan dan bahkan ada anak yang menurun dalam memperoleh skor.

J. Pelaksanaan Treatment

Pada kelompok eksperimen proses pemberian treatment pada kelompok eksperimen berjalan dengan baik, walaupun terkadang anak-anak sering tidak sabaran dalam membuat mind mapping secara bersama. Bahkan, ada beberapa anak yang ingin berkali-kali maju kedepan untuk membuat mind mapping dan ada pula anak yang mengeluarkan ide baru saat mencatat dengan metode mind mapping. Saat pembuatan mind mapping secara individu anak-anak sangat antusias dalam membuat mind mapping, seperti anak-anak semangat dalam menggambar, mewarnai, membuat simbol, dan menulis. Dikarenakan metode ini menggunakan berbagai warna maka anak-anak tertarik pada pembelajaranini sehingga belajar berjalan seperti bermain warna dan gambar saja, akan tetapi


(37)

Sedangkan treatment yang diberikan pada kelompok kontrol berjalan sangat baik pula karena anak sudah mengetahui dan terbiasa dengan pembelajaran menarik garis yang sesuai dengan pasangannya. Walaupun anak-anak sering menggunakan metode menarik garis ini, akan tetapi tidak mengurangi semangat anak dalam belajar. Treatment pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pada waktu yang sama dengan materi yang sama pula.

Pelasanaan perlakuan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung di RA Baitul Huda.Kelas B 3 menjadi kelompok eksperimen dan kelompok B4 menjadi kelompok kontrol. Pelaksanaan treatment yang akan dilaksanakn di kelas tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan kepada guru kelas kelas B3 dan B4. Dengan cara ini peneliti dan guru kelas dapat berkerjasama agar proses pembelajaran berjalan secara tepat dan kondusif sehingga penelitian berlangsung secara natural dan tampak seperti pembelajaran biasa.

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama empat kali pertemuan. Sebelum peneliti memberikan treatment yang berupa metode mind mapping peneliti mengambil data pre test terlebih dahulu kemudian peneliti mengambil data post test baik terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di RA Baitul Huda.Setiap pertemuan berlangsung selama 180 menit yang terdiri atas kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup.Untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti peneliti menyiapkan model pembelajaran, skenario pembelajaran dan rencana kegiatan pembelajaran terdapat pada lampiran.


(38)

Tema yang digunakan dalam penelitian yaitu “KEBUTUHAN KU”

pemilihan tema ini berdasarkan dengan kebutuhan keterampilan pemecahan masalah sains anak yang tak luput dari kegiatan sehari-hari anak. Tema kebutuhan ku adalah salah satu tema yang diberikan pada anak di sekolah yang ada dalam kurikulum TK. Secara garis besar kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara mengobservasi anak secara langsung.

Perbedaan prosedur pelaksanaan treatment dengan menggunakan metode mind mapping dan pembelajaran yang tidak menggunakan metode mind mappingdapat dilihat pada tabel 3.12

Tabel 3.12

Perbedaan treatment berupa metode mind mapping dan pembelajaran yang tidak menggunakan mind mapping

Kegiatan Pembelajaran

Metode

Mind Mapping

Pembelajaran Biasa Pengemasan Materi

Pembelajaran

Materi pembelajaran dirancang secara terpusat dengan pengembangan bahasa, kognitif, fisik-motorik, seni, keterampilan, moral, sosial, emosi, dan kemandirian

Materi pembelajaran dirancang secara terpadu dengan pengembangan bahasa, kognitif, fisik-motorik, seni, keterampilan, moral, sosial, emosi, dan kemandirian

Proses Belajar Kegiatan belajar dirancang oleh peneliti untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak yang berbentuk mind mapping sesuai dengan sub tema yang akan di bahas dalam kelas. Sehingga anak dapat melihat sumber

Kegiatan belajar dirancang sendiri oleh

guru dengan

menggunakan metode yang biasa digunakan sehari-hari disekolah sehingga anak belajar sesuai dengan yang telah ditentukan guru


(39)

Evaluasi Setiap anak mengeluarkan

pendapatnya ke dalam mind mapping dan guru memberi umpan balik terhadap seluruh kegiatan belajar

Guru mengajukan pertanyaan tentang subtema yang dibahas sebelumnya

K. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, pembelajaran yang menggunakan metode pemetaan pikiran untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak di TK merupakan metode pembalajaran yang dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Hipotesis nol (HO) pada penelitian yang dilakukan terhadap pengaruh metode

pemetaan pikiran untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak tersebut dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam keterampilan pemecahan masalah sains anak TK antara kelompokyang mendapatkan pembelajaran biasa dan pembelajaran pemetaan pikiran (mind mapping).

H0 : 1= 2

Sedangkan hipotesis kerja (H1) yang dikemukakan untuk mencari perbedaan yang

ada antara keefektifan pembelajaran yang menggunakan metode pemetaan pikiran (mind mapping) terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak TK adalah sebagai berikut:


(40)

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan dalam keterampilan pemecahan masalah sains anak antara kelompok yang mengunakan metode pemetaan pikiran dengan kelompok yang mengunakan pembelajaran biasa


(41)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan yang telahdikemukakanpadauraiansebelumnya,

makadapatditarikkesimpulansebagaiberikut:

1. Berdasarkanhasilanalisis data pre

testdiketahuibahwakemampuanawalketerampilanpemecahanmasalahsainsana

kkelas B di RA Baitul Huda

sebelumditerapkanmetodepemetaanpikirankurangterampildalammemecahkan permasalahansainssepertidalammengamati, mengukur, mengkomunikasikan, danmenyimpulkanhasiltemuannyamasihrendah.

2. Berdasarkanhasilanalisis data post

testdiketahuibahwakemampuanakhirketerampilanpemecahanmasalahsainsana

kkelas B di RA Baitul Huda

sesudahditerapkanmetodepemetaanpikiranlebihterampildanmeningkatdalamm emecahkanpermasalahansainssepertidalammengamati, mengukur, mengkomunikasikan, danmenyimpulkanhasiltemuannya.

3. Berdasarkanhasilanalisis data post testterdapatpengaruh yang signifikandaripenerapanmetodepemetaanpikiran(mind mapping) terhadapketerampilanpemecahanmasalahsainsanakkelas B di RA Baitul Huda sehinggaanakdapatmemetakandanmenuangkanisipemikirannyakedalammind


(42)

mapping. Adapunpengaruh yang didapatkanyaituanakdapatmemecahkanpermasalahansainssepertidalammenga

mati, mengukur, mengkomunikasikan,

menyimpulkanhasiltemuannyakedalambentukmind mapping.

B. Rekomendasi

Berdasarkansimpulanpenelitian di atas,

diajukanbeberaparekomendasiuntukbeberapapihaksebagaiberikut: 1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak

a. Terdapatbanyakmetodepembelajaran, sekiranya guru mampu memvariasikanmetodeuntukmeningkatkanketerampilanpemecahanma salahsains. Namunhal yang perludiingatadalahmetodeapapun yang akandigunakanhendaknyadisesuaikandengankebutuhandankarakteristikanak.

Salah satumetode yang

dapatdigunakandalammeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsana kadalahmetodemind mappingyaitumetodepemetaanpikirananak yang menggunakan kata kunci, gambar, simbol, danmenggunakanbermacamwarna agar anaktertarikuntukbelajardenganmenggunakanmetodeini.

b. Untukmengatasikendala yang dirasakan guru

dalammeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsains, maka guru hendaknyaperludibekalipemahamanbahwameningkatkanketerampilanpemeca


(43)

dalammeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsuntukanaksepertide nganmenggunakanmetodepemetaanpikiran.

c. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwametodemind

mappingdapatmeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsanakpadake

lompok B 3 dan B 4. Olehkarenaitu,

metodeinidapatdijadikansalahsatupilihandalampembelajaranketerampilanpem ecahanmasalahsains yang menyenangkan.

2. Bagi Orang Tua

Dapatdijadikansebagaimasukanpembelajaran di rumahdenganstrategiuntukmeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsyan g menyenangkanbagianak agar termotivasiuntukbelajar.

3. BagiLembagaPendidikanAnakUsiaDini

a. Sekolahseharusnyadapatmemfasilitasipembelajarankhususnyameningkatkank eterampilanpemecahanmasalahsainsdengan media dansumberbelajar yang memadaiuntukmendukung proses belajardanmengajar.

b. Agar

anakdapatmeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsdengantepat,

seharusnyapara guru

diberikankesempatanuntukmemperolehpelatihantentangmetodeuntukmeningk atkanketerampilanpemecahanmasalahsainsyang


(44)

karenaketerampilanpemecahanmasalahsainsanakberpengaruhterhadapketeram pilanpemecahanmasalahsainstingkatberikutnya.

4. BagiPenilitiSelanjutnya

a. Diharapkanbagipenelitiselanjutnyadapatmengangkatpermasalahantentangkete rampilanpemecahanmasalahsains, akantetapimenggunakanmetode yang

berbedasehinggadapatmemberikantemuan-temuandanwawasanbarumengenaipembelajarandini di TK.

b. Penelitilaindapatmemanfaatkanmetodeinidenganmemvariasikanaktivitas yang berbeda, yang disesuaikandengankondisiperkembangandanlingkungananak, sebabmetodemind mappingmenggunakanbermacamkegiatansepertimenulis, mewrnai, menggambardanmembuatsimbol.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. (2011). PenelitianPendidikanMetodedanParadigmaBaru. Bandung: PT. RemajaRosdakarya Offset.

Arikunto, S. (2006).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktekEdisiRevisi V. Jakarta : PT RinekaCipta.

Buzzan, T. (2006).Mind Maps at Work Cara CermelangMenjadiBintang di TempatKerja. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama, anggota IKAPI.

Faruqi, I, M. (2009).“Penggunaan Graf dalam Mind-Mapping sertaKegunaannyadalamKehidupanSehari-hari”.Makalah Program StudiTeknikInformatika ITB, Bandung.

Hamsah.(2003). Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.[Online].Tersedia:

http://amirhamzahtwinsboy.blogspot.com/2012/09/definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20.html. [10Desember 2012].

Hakim.(2010). Aplikasi Real-time Buzan Mind Map DalamPembelajaran IPA PokokBahasanPenangananLimbahUntukMeningkatkanHasilBelajarSiswa.[

Online].Tersedia: Aplikasi%20Real

time%20Buzan%20Mind%20Map%20«%20Tentang%20GURU. [04 Desember 2011]

Junaedi. (2010). ThePsikology of Learning.[Online].Tersedia: http://jujunjunaedi86.blogspot.com/2010/04/lupa-dan-kejenuhan-dalam-belajar.html. [10Desember 2012]

Komariah, D. (2008). Penerapan Mind Mapping untukmeningkatkanpemahamansiswapadakonseppembentukantanakdansrtu kturbumi (PTK d kls V sdnpsirkaliki 3 cimahiutara.Skripsi Program studiPendidikan Guru SekolahDasar, Jurusanpedagogik, FakultasIlmuPendidikanUniversitasPendidikan Indonesia Bandung: tidakditerbitkan.

Kunjojo.(2009). MetodelogiPenelitian. Kediri: -

KurikulumStandarKompetensi Taman Kanak-KanakdanRaudhatulAtfal. (2004). Jakarta: DepartemenPendidikanNasional

Lappandan Phillips. (1998).Why Is Teaching With Problem Solving Important to Student Learning. [Online]. Tersedia:


(46)

arch/Clips_and_Briefs/Research_brief_14_-_Problem_Solving.pdf. [21 November 2012];

Maryati.(2010). PenerapanMetode Problem Solving untukMengembangkanKemampuanSiswaMemberikanKesimpulan.Skripsi

ProgramPendidikan Guru

SekolahDasarJurusanPedagogikFakultasIlmuKeguruandanPendidikanUnive rsitasPendidikan Indonesia Bandung : tidakditerbitkan.

Mix. (2010). Definisi Problem Solving.[Online].Tersedia: http://antonwashere.blog.com/2010/03/02/problem-solving/. [03 November 2011].

Moeslichatoen.(2004). MetodePengajaran di Taman Kanak-Kanak. IKIP Malang: DepartemenPendidikandanKebudayaanDirektoratJendralPendidikanTinggiP royekPendidikanAkademik.

Nikita.(2010).Gambar Mind Mapping.[Online].Tersedia: http://www.xomreviews.com/tabloid-nakita.com. [23Oktober 2012]

Nugraha, A. (2010). PengembanganPembelajaranSainsPadaAnakUsiaDini. Bandung: JILSI Foundation

Nur. (2011). Pembelajaran Berbasis Masalah Seperti Apa yang Dapat Dipilih Guru untuk Memfasilitasi Berkembangnya Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif?.[Online].Tersedia:

http://forumberpikirindrisfriend.blogspot.com/2011_11_01_archive.html. [10desember 2012]

PermenStandar PAUD Formal danNonformal. (2009). Jakarta: BadanStandarNasionalPendidikan

Ruseffendi.(1991). PengantarKepadaMembantu Guru MengembangkanKemampuannyadalamPengajaranMatematikauntukMening katkan CBSA. Bandung: Taristo

Saleh, A. (2008). KreatifMengajardengan Mind Map. Bandung: TintaEmas Publishing.

Salmijah.(2010). Penerapan Problem Solving


(47)

Sanjaya, W. (2010).StrategiPembelajaran.Jakarta : PT RinekaCipta.

Semiawan. (1985). PendekatanKeterampilan Proses. [Online] http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0904570_chapter2.pdf . [10Desember 2012]

Setiasih, O. (2010). Model

PembelajaranProyekBerbasisLingkunganPerkembanganuntukMeningkatka nKeterampilanPemecahanMasalah. Desertasi Program StudiPengembanganKurikulumSekolahPascaSarjanaUniversitasPendidikan Indonesia Bandung :tidakditerbitkan.

Setyawati, L. (2011). PenerapanTeknikMembacaMelalui Mind Map DalamPembelajaranMembacaDiniPadaAnakUsiaDini. Program Studi Guru PendidikanAnakUsiaDiniJurusanPedagogikFakultasIlmuPendidikanUnivers itasPendidikan Indonesia Bandung :tidakditerbitkan.

Stevidriyanti, A. (2010).

PeningkatanKreativitasAnakMelaluiPenerapanPetaPikiran (Mind Map) di Taman Kanak-kanak.Skripsi Program Pendidikan Guru Pendidikan Guru

Taman Kanak-kanak, Jurusanpedagogik,

FakultasIlmuPendidikanUniversitasPendidikan Indonesia Bandung: tidakditerbitkan.

Syaban.(2008). Langkah-langkahPemecahanMasalah.[Online].Tersedia: http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_043602_chapter2.pdf. [04Desember 2011].

Sugiyono.(2006). StatistikauntukPenelitian. Bandung: IKAPI.

Wahudin.(2009). KeterampilianPemecahanMasalah.[Online].Tersedia:

http://tugino230171.wordpress.com/2011/01/09/model-pembelajaran-keterampilan-pemecahan-masalah-sosial-social-problem-solving/. [04 Desember 2011].

Zone, K. (2010).Mind Mapping Geografi. [Online].Tersedia: Aplikasi% %20Zone%20Mind%20Map%20«%20Tentang%20Anak. [04 Desember 2011]


(1)

mapping. Adapunpengaruh yang didapatkanyaituanakdapatmemecahkanpermasalahansainssepertidalammenga

mati, mengukur, mengkomunikasikan,

menyimpulkanhasiltemuannyakedalambentukmind mapping.

B. Rekomendasi

Berdasarkansimpulanpenelitian di atas,

diajukanbeberaparekomendasiuntukbeberapapihaksebagaiberikut:

1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak

a. Terdapatbanyakmetodepembelajaran, sekiranya guru

mampu memvariasikanmetodeuntukmeningkatkanketerampilanpemecahanma

salahsains. Namunhal yang perludiingatadalahmetodeapapun yang

akandigunakanhendaknyadisesuaikandengankebutuhandankarakteristikanak.

Salah satumetode yang

dapatdigunakandalammeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsana

kadalahmetodemind mappingyaitumetodepemetaanpikirananak yang

menggunakan kata kunci, gambar, simbol, danmenggunakanbermacamwarna agar anaktertarikuntukbelajardenganmenggunakanmetodeini.

b. Untukmengatasikendala yang dirasakan guru

dalammeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsains, maka guru

hendaknyaperludibekalipemahamanbahwameningkatkanketerampilanpemeca hanmasalahsainstidakidentikdenganeksperimen yang


(2)

dalammeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsuntukanaksepertide nganmenggunakanmetodepemetaanpikiran.

c. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwametodemind

mappingdapatmeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsanakpadake

lompok B 3 dan B 4. Olehkarenaitu,

metodeinidapatdijadikansalahsatupilihandalampembelajaranketerampilanpem ecahanmasalahsains yang menyenangkan.

2. Bagi Orang Tua

Dapatdijadikansebagaimasukanpembelajaran di

rumahdenganstrategiuntukmeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsyan g menyenangkanbagianak agar termotivasiuntukbelajar.

3. BagiLembagaPendidikanAnakUsiaDini

a. Sekolahseharusnyadapatmemfasilitasipembelajarankhususnyameningkatkank

eterampilanpemecahanmasalahsainsdengan media dansumberbelajar yang memadaiuntukmendukung proses belajardanmengajar.

b. Agar

anakdapatmeningkatkanketerampilanpemecahanmasalahsainsdengantepat,

seharusnyapara guru

diberikankesempatanuntukmemperolehpelatihantentangmetodeuntukmeningk atkanketerampilanpemecahanmasalahsainsyang


(3)

karenaketerampilanpemecahanmasalahsainsanakberpengaruhterhadapketeram pilanpemecahanmasalahsainstingkatberikutnya.

4. BagiPenilitiSelanjutnya

a. Diharapkanbagipenelitiselanjutnyadapatmengangkatpermasalahantentangkete

rampilanpemecahanmasalahsains, akantetapimenggunakanmetode yang

berbedasehinggadapatmemberikantemuan-temuandanwawasanbarumengenaipembelajarandini di TK.

b. Penelitilaindapatmemanfaatkanmetodeinidenganmemvariasikanaktivitas yang

berbeda, yang disesuaikandengankondisiperkembangandanlingkungananak,

sebabmetodemind mappingmenggunakanbermacamkegiatansepertimenulis,


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. (2011). PenelitianPendidikanMetodedanParadigmaBaru.

Bandung: PT. RemajaRosdakarya Offset.

Arikunto, S. (2006).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktekEdisiRevisi V. Jakarta : PT RinekaCipta.

Buzzan, T. (2006).Mind Maps at Work Cara CermelangMenjadiBintang di

TempatKerja. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama, anggota IKAPI.

Faruqi, I, M. (2009).“Penggunaan Graf dalam Mind-Mapping

sertaKegunaannyadalamKehidupanSehari-hari”.Makalah Program

StudiTeknikInformatika ITB, Bandung.

Hamsah.(2003). Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS.[Online].Tersedia:

http://amirhamzahtwinsboy.blogspot.com/2012/09/definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20.html. [10Desember 2012].

Hakim.(2010). Aplikasi Real-time Buzan Mind Map DalamPembelajaran IPA

PokokBahasanPenangananLimbahUntukMeningkatkanHasilBelajarSiswa.[

Online].Tersedia: Aplikasi%20Real

time%20Buzan%20Mind%20Map%20«%20Tentang%20GURU. [04

Desember 2011]

Junaedi. (2010). ThePsikology of Learning.[Online].Tersedia:

http://jujunjunaedi86.blogspot.com/2010/04/lupa-dan-kejenuhan-dalam-belajar.html. [10Desember 2012]

Komariah, D. (2008). Penerapan Mind Mapping

untukmeningkatkanpemahamansiswapadakonseppembentukantanakdansrtu kturbumi (PTK d kls V sdnpsirkaliki 3 cimahiutara.Skripsi Program

studiPendidikan Guru SekolahDasar, Jurusanpedagogik,

FakultasIlmuPendidikanUniversitasPendidikan Indonesia Bandung:

tidakditerbitkan.

Kunjojo.(2009). MetodelogiPenelitian. Kediri: -

KurikulumStandarKompetensi Taman Kanak-KanakdanRaudhatulAtfal. (2004). Jakarta: DepartemenPendidikanNasional

Lappandan Phillips. (1998).Why Is Teaching With Problem Solving Important to

Student Learning. [Online]. Tersedia:


(5)

arch/Clips_and_Briefs/Research_brief_14_-_Problem_Solving.pdf. [21 November 2012];

Maryati.(2010). PenerapanMetode Problem Solving

untukMengembangkanKemampuanSiswaMemberikanKesimpulan.Skripsi

ProgramPendidikan Guru

SekolahDasarJurusanPedagogikFakultasIlmuKeguruandanPendidikanUnive rsitasPendidikan Indonesia Bandung : tidakditerbitkan.

Mix. (2010). Definisi Problem Solving.[Online].Tersedia:

http://antonwashere.blog.com/2010/03/02/problem-solving/. [03 November 2011].

Moeslichatoen.(2004). MetodePengajaran di Taman Kanak-Kanak. IKIP Malang: DepartemenPendidikandanKebudayaanDirektoratJendralPendidikanTinggiP royekPendidikanAkademik.

Nikita.(2010).Gambar Mind Mapping.[Online].Tersedia:

http://www.xomreviews.com/tabloid-nakita.com. [23Oktober 2012]

Nugraha, A. (2010). PengembanganPembelajaranSainsPadaAnakUsiaDini.

Bandung: JILSI Foundation

Nur. (2011). Pembelajaran Berbasis Masalah Seperti Apa yang Dapat Dipilih

Guru untuk Memfasilitasi Berkembangnya Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif?.[Online].Tersedia:

http://forumberpikirindrisfriend.blogspot.com/2011_11_01_archive.html. [10desember 2012]

PermenStandar PAUD Formal danNonformal. (2009). Jakarta:

BadanStandarNasionalPendidikan

Ruseffendi.(1991). PengantarKepadaMembantu Guru

MengembangkanKemampuannyadalamPengajaranMatematikauntukMening katkan CBSA. Bandung: Taristo

Saleh, A. (2008). KreatifMengajardengan Mind Map. Bandung: TintaEmas Publishing.

Salmijah.(2010). Penerapan Problem Solving

padaMateriPerubahandanPenampakanBumiSekolahDasarNegeriTuguKeca

matanCimangis Kota Depok.Skripsi ProgramPendidikan Guru

SekolahDasarJurusanPedagogikFakultasIlmuKeguruandanPendidikanUnive rsitasPendidikan Indonesia Bandung : tidakditerbitkan.


(6)

Sanjaya, W. (2010).StrategiPembelajaran.Jakarta : PT RinekaCipta.

Semiawan. (1985). PendekatanKeterampilan Proses. [Online]

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0904570_chapter2.pdf .

[10Desember 2012]

Setiasih, O. (2010). Model

PembelajaranProyekBerbasisLingkunganPerkembanganuntukMeningkatka

nKeterampilanPemecahanMasalah. Desertasi Program

StudiPengembanganKurikulumSekolahPascaSarjanaUniversitasPendidikan Indonesia Bandung :tidakditerbitkan.

Setyawati, L. (2011). PenerapanTeknikMembacaMelalui Mind Map

DalamPembelajaranMembacaDiniPadaAnakUsiaDini. Program Studi Guru

PendidikanAnakUsiaDiniJurusanPedagogikFakultasIlmuPendidikanUnivers itasPendidikan Indonesia Bandung :tidakditerbitkan.

Stevidriyanti, A. (2010).

PeningkatanKreativitasAnakMelaluiPenerapanPetaPikiran (Mind Map) di Taman Kanak-kanak.Skripsi Program Pendidikan Guru Pendidikan Guru

Taman Kanak-kanak, Jurusanpedagogik,

FakultasIlmuPendidikanUniversitasPendidikan Indonesia Bandung:

tidakditerbitkan.

Syaban.(2008). Langkah-langkahPemecahanMasalah.[Online].Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_043602_chapter2.pdf. [04Desember 2011].

Sugiyono.(2006). StatistikauntukPenelitian. Bandung: IKAPI.

Wahudin.(2009). KeterampilianPemecahanMasalah.[Online].Tersedia:

http://tugino230171.wordpress.com/2011/01/09/model-pembelajaran-keterampilan-pemecahan-masalah-sosial-social-problem-solving/. [04

Desember 2011].

Zone, K. (2010).Mind Mapping Geografi. [Online].Tersedia: Aplikasi% %20Zone%20Mind%20Map%20«%20Tentang%20Anak. [04 Desember 2011]