EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII MAN TANJUNGBALAI T.P 2012/2013.

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP
HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII
MAN TANJUNGBALAI T.P 2012/2013

TESIS

Oleh :

AMALIA FEBRI ARISTI
NIM. 8106176003

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


ii

ABSTRAK
Amalia Febri Aristi, ”Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII MAN
Tanjungbalai T.P 2012/2013”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah ada perbedaan hasil belajar
Fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan
model pembelajaran Direct Instruction. (2) Apakah ada perbedaan motivasi
belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan
model pembelajaran Direct Instruction. (3) Apakah ada interaksi antara model
pembelajaran Group Investigation dan Direct Instruction dengan motivasi belajar
siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII MAN
Tanjungbalai. Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan mengacak
kelas. Instrumen yang digunakan terdiri dari: (1) tes hasil belajar (2) angket
motivasi belajar siswa. Adapun tes yang digunakan untuk memperoleh data
adalah berbentuk essay. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
analisis ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat
perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang menggunakan model

pembelajaran Group Investigation dibandingkan dengan siswa yang
menggunakan model pembelajaran Direct Instruction. (2) Terdapat perbedaan
hasil belajar Fisika siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan motivasi
belajar tinggi baik di kelas Group Investigation dan di kelas Direct Instruction.
(3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan Direct
Instruction dengan motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar Fisika.

Kata kunci : Model Pembelajaran Group Investigation, Hasil Belajar, Motivasi
Belajar

i

ABSTRACT
Amalia Febri Aristi.The Effects of Cooperative Learning Model Group
Investigation And Motivation Toward Physics Learning Results Class XII MAN
Tanjungbalai TP 2012/2013.
This study aimed to determine: (1) Is there a difference in student's learning
outcomes with the application of learning models Investigation Group and Direct
Instruction teaching model. (2) Is there a difference in students' motivation with
the application of learning models Investigation Group and Direct Instruction

teaching model. (3) Is there an interaction between learning models Investigation
Group and Direct Instruction to improve students' motivation in learning
outcomes Physics. This research is a quasi experimental. The study population
was a student of class XII Tanjungbalai MAN. Random sample selection is done
by randomizing the class. The instrument used consisted of: (1) achievement test
(2) students' motivation questionnaire. The tests are used to obtain the data is
shaped essay. The data in this study were analyzed using ANOVA analysis of two
paths. The results showed that: (1) There were differences in learning outcomes
between students who used the physics model of Group Investigation learning
compared with students who used the Direct Instruction teaching model. (2) There
was a difference in student's learning outcomes that had a low learning motivation
and high motivation to learn both in the classroom and in the classroom
Investigation Group Direct Instruction. (3) There was interaction between learning
models Instruction Direct Group Investigation and motivation to learn in
improving learning outcomes Physics.
Keyword : Group Investigation Model Learning, Learning Result, Motivation

DAFTAR ISI

ABSTRACT

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
i
iii
v
vii
viii
ix

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian

1.6. Manfaat Penelitian

1
1
4
5
5
6
6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Hasil Belajar
2.1.3. Motivasi Belajar
2.1.4. Aktivitas Belajar Siswa
2.1.5. Pembelajaran Kooperatif
2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
2.1.7. LKS Terstruktur
2.2. Kerangka Konseptual

2.3. Hipotesis

8
8
8
9
11
13
14
18
20
25

BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
3.5. Defenisi Operasional
3.6. Prosedur Penelitian

3.7. Instrumen Penelitian
3.7.1. Tes Hasil Belajar Fisika
3.7.2. Angket Motivasi Belajar Siswa
3.8. Analisis Butir Tes
3.8.1. Validitas Isi
3.8.2. Validitas Butir Soal
3.8.3. Reliabilitas Tes
3.8.4. Indeks Kesukaran
3.8.5. Daya Pembeda

28
28
28
28
29
30
31
32
32
33

33
33
34
35
36
37

3.9. Teknik Analisis Data
3.9.1. Analisis Secara Deskriptif
3.9.2. Analisis Secara Inferensial

38
38
38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
44
4.2. Analisis Hasil Belajar dan Motivasi Berdasarkan Tingkat kognitif 46

4.3. Uji Persyaratan Analisis
48
4.4. Uji Normalitas
48
4.5. Uji Homogenitas
53
4.6. Pengujian Hipotesis
54
4.7. Pembahasan Hasil Penelitian
63
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
5.2. Saran

68
68
68

DAFTAR PUSTAKA


70

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah Model Pembelajaran Group Investigation
Rancangan Desain Penelitian
Desain Penelitian ANAVA
Kisi-Kisi Hasil Belajar
Hasil Belajar Pretes Kelas DI dan GI

Hasil Belajar Postes Kelas DI dan GI
Hasil Belajar Berdasarkan Tingkat Kognitif
Hasil Belajar Motivasi Rendah dan Tinggi Berdasarkan
Tingkat Kognitif
Tabel 4.5. Uji Normalitas Pretes
Tabel 4.6. Uji Normalitas Postes
Tabel 4.7. Uji Normalitas Angket Motivasi Belajar
Tabel 4.8. Uji Homogenitas Pretes
Tabel 4.9. Uji Homogenitas Postes
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Angket Motivasi Belajar
Tabel 4.11.Output Perhitungan ANOVA 2 Jalur
Tabel 4.12.Uji Perbandingan Posthoc

16
19
29
29
32
45
46
47
49
51
52
54
56
56
57
58
59

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Hasil Belajar Pretes Dan Postes DI dan GI
Gambar 4.2. Hasil Belajar Berdasarkan Tingkat Kognitif
Gambar 4.3. Hasil Belajar Motivasi Tinggi dan Rendah Berdasarkan
Tingkat Kognitif
Gambar 4.4. Normalitas Pretes Kelas Eksperimen
Gambar 4.5. Normalitas Pretes Kelas Kontrol
Gambar 4.6. Normalitas Postes Kelas Eksperimen
Gambar 4.7. Normalitas Postes Kelas Kontrol
Gambar 4.8. Normalitas Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen
Gambar 4.9. Normalitas Angket Motivasi Belajar Kelas Kontrol
Gambar 4.10.Grafik Interaksi Antara Model dengan Motivasi

46
48
49
51
52
53
53
54
55
67

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
69
Lampiran 2 : Bahan Ajar I
80
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa I
83
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
89
Lampiran 5 : Bahan Ajar II
99
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II
101
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III
105
Lampiran 8 : Bahan Ajar III
116
Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa III
120
Lampiran 10: Tabel Spesifikasi Tes Materi Induksi Elektromagnetik
126
Lampiran 11: Tes Hasil Belajar
130
Lampiran 12: Jawaban Tes Hasil Belajar
132
Lampiran 13: Angket Motivasi Siswa
135
Lampiran 14: Data Pretes Siswa Kelas Kontrol
138
Lampiran 15: Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen
139
Lampiran 16: Data Postes Siswa Kelas Kontrol
140
Lampiran 17: Data Postes Siswa Kelas Eksperimen
141
Lampiran 18: Tabel Validitas Instrumen Penelitian
142
Lampiran 19: Tabel Reliabilitas Soal Instrumen
143
Lampiran 20: Tabel Daya Pembeda Instrumen
144
Lampiran 21: Tabel Tingkat Kesukaran Tes
145
Lampiran 22: Tabel Validitas Angket Motivasi Belajar
146
Lampiran 23: Tabel Reliabilitas Angket motivasi Belajar
147
Lampiran 24: Rekapitulasi Postes Siswa Tinggi dan Rendah
di Kelas Kontrol
148
Lampiran 25: Rekapitulasi Postes Siswa Tinggi dan Rendah di Kelas
Eksperimen
149
Lampiran 26: Data Uji Coba Angket Motivasi Untuk Kelas Kontrol
150
Lampiran 27: Data Uji Coba Angket Motivasi Untuk Kelas Eksperimen 151
Lampiran 28: Rekapitulasi Angket Motivasi Siswa Tinggi dan Rendah
di kelas Kontrol
152
Lampiran 29: Rekapitulasi Angket Motivasi Siswa Tinggi dan Rendah
di Kelas Eksperimen
153
Lampiran 30: Dokumentasi Penelitian
154

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran saat ini harus mengembangkan kompetensi peserta didik
yang berhubungan dengan ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik (Wena,
2009). Sementara itu pembelajaran Fisika di SMA sebagai bagian rumpun Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi memiliki andil yang besar dalam rangka mencapai
kompetensi pengetahuan (kognitif), afektif dan keterampilan (psikomotorik).
Kompetensi kognitif yang diharapkan berupa memahami konsep,
kemampuan menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan
memecahkan masalah, kemampuan berpikir analitis, kritis dan kreatif.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Namun kebanyakan proses pembelajaran Fisika saat ini berlangsung
sebatas pada upaya memberikan pengetahuan deklaratif dalam menggunakan
rumus-rumus menyelesaikan soal seperti yang telah dicontohkan sebelumnya.
Akibatnya, kemampuan siswa dalam pembelajaran fisika hanya terbatas sampai
pada kemampuan menghafalkan sekumpulan fakta yang disajikan guru tidak
mengarah kepada pemahaman konsep. Seringkali terjadi kesulitan siswa bila
bentuk soal diubah meski masih dalam konsep yang sama yang mengindikasikan

1

2

siswa tidak memahami makna soal yang sebenarnya. Padahal Fisika merupakan
ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman (Siregar, 2003) .
Kondisi seperti yang diungkapkan di atas juga masih terjadi dalam
pembelajaran Fisika di MAN Tanjungbalai dimana peneliti merupakan guru mata
pelajaran Fisika di sekolah tersebut. Beberapa temuan peneliti dalam analisis hasil
pembelajaran dalam beberapa semester melaksanakan pembelajaran Fisika di
MAN Tanjungbalai di antaranya :
a. Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan
pemahaman konsep sangat rendah. Hal ini tergambar dari hasil tes Fisika
di mana jawaban siswa yang paling banyak salah adalah jawaban untuk
soal-soal yang berkaitan dengan tes pemahaman konsep.
b. Rendahnya motivasi dan kemampuan siswa dalam memanfaatkan sumber
belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini tergambar
dari banyaknya siswa yang terlambat mengumpulkan tugas-tugas.
c. Pembelajaran belum berbasis aktivitas siswa (student centered), karena
belum ditunjang oleh pemilihan model dan ketersediaan perangkat
pembelajaran yang sesuai.
d. Budaya belajar mandiri baik secara individu atau kelompok masih sangat
rendah.
e. Laboratorium yang belum digunakan secara optimal.
Untuk mencapai kompetensi kognitif berupa pemahaman konsep dapat
juga dilakukan melalui pembelajaran praktik. Namun tidak sekedar pembelajaran
praktik melainkan lebih menekankan pada penemuan konsep oleh siswa melalui

3

berbagai aktivitas kognitif selama pengamatan terhadap suatu fakta berlangsung.
Pembelajaran praktik seperti ini diharapkan akan memberikan pengalaman
langsung dan nyata kepada siswa. Sehingga pembelajaran membentuk makna bagi
siswa mengingat keilmuan Fisika itu sendiri mempelajari tentang benda dan
gejala-gejala kebendaan maka pembelajaran dengan menyelidiki gejala-gejala
kebendaan itu secara langsung atau praktikum adalah penting. Hal ini juga
diharapkan mampu memperbaiki motivasi belajar siswa
Salah satu model pembelajaran berbasis penguasaan konsep, dianggap
mampu memperbaiki motivasi belajar dan memungkinkan kegiatan praktikum
dilakukan di dalamnya adalah model pembelajaran kooperatf tipe Group
Investigation (GI). Model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan
1) Motivasi siswa karena pada pembelajaran ini kelas berfungsi sebagai
laboratorium dimana siswa berinvestigasi mengenai masalah yang mungkin
dijumpai dikehidupan nyata yang berhubungan dengan materi pembelajaran, 2)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran, 3) Kemampuan siswa untuk bekerja sama
dan saling menghargai, karena pada model pembelajaran ini prosedur demokratis
sangat penting, 4) Jika motivasi, aktivitas, sikap saling menghargai dan saling
membantu dalam pembelajaran telah meningkat, maka otomatis hasil belajar
siswa pun meningkat. Hal ini disimpulkan dari hasil penelitian beberapa peneliti
yaitu, Zul Irfan (2007), Mitri Irianti (2007), Januarti (2009), Santyasa (2009) dan
Yuliana (2011). Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang
didalamnya

memberikan

kesempatan

siswa

untuk

berpartisipasi

dalam

memecahkan masalah Fisika melalui penyelidikan fakta secara langsung

4

kemudian membentuk pemahaman dengan mengkombinasikan pengalaman dan
kemampuan antar personal (kelompok) sehingga diperoleh suatu kesepakatan
yang merupakan penyelesaian dari permasalahan tersebut. Melalui model
pembelajaran Group Investigation diharapkan mampu meningkatkan pemahaman
konsep Fisika dan keterampilan psikomotorik siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dan keterbukaan pihak
sekolah maka peneliti akan mengadakan penelitian pada MAN Tanjungbalai
dengan judul :” Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII
MAN Tanjungbalai T.P 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran Fisika belum menumbuhkan penguasaan terhadap
konsep-konsep Fisika.
2. Pembelajaran Fisika belum memperhatikan upaya perningkatan
motivasi belajar siswa.
3. Pembelajaran belum berbasis aktivitas siswa (student centered), karena
belum ditunjang oleh pemilihan model dan ketersediaan perangkat
pembelajaran yang sesuai.
4. Budaya belajar mandiri baik secara individu atau kelompok masih
sangat rendah.
5. Laboratorium yang belum digunakan secara optimal.

5

I.3 Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil belajar Fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran
Group Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction
2.

Motivasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Group
Investigation dan model pembelajaran Direct Instruction

3.

Interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan Direct
Instruction dengan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar
Fisika

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
masalah maka permasalahan utama pada penelitian ini adalah: “Apakah ada
pengaruh model pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar fisika
siswa dan aktivitas siswa pada konsep induksi elektromagnetik?”. Rumusan
masalah ini dijabarkan menjadi pertanyaan - pertanyaan penelitian sebagai berikut
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa dengan penerapan
model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran
Direct Instruction?
2. Apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Direct
Instruction?

6

3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Group Investigation
dan Direct Instruction dengan motivasi siswa dalam meningkatkan
hasil belajar Fisika?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh model
pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada
materi pokok induksi elektromagnetik. Secara khusus penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa
dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan model
pembelajaran Direct Instruction.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa
dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan model
pembelajaran Direct Instruction.
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran
Group Investigation dan Direct Instruction dengan motivasi belajar
siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
bentuk

model pembelajaran yang dapat digunakan guru, sehingga

siswa dapat mengembangkan aspek kemampuan dasar yang mencakup
aspek kognitif siswa.

7

2. Model pembelajaran ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru-guru
Fisika dalam upaya perbaikan PBM, karena model ini mengutamakan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, sebagai upaya meningkatkan
pemahaman konsep siswa.

65

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data, temuan dan pembahasan selama
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation
dengan menekankan pada motivasi belajar dan hasil belajar, diperoleh beberapa
kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang menggunakan
model pembelajaran Group Investigation dibandingkan dengan siswa yang
menggunakan model pembelajaran Direct Instruction.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah dan motivasi belajar tinggi baik di kelas Group
Investigation dan di kelas Direct Instruction.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan
Direct Instruction dengan motivasi belajar dalam meningkatkan hasil
belajar Fisika.

5.2. Saran
a. Berdasarkan temuan peneliti, model pembelajaran Group Investigation
akan semakin meningkat jika siswa dilatih secara berulang-ulang dalam
kegiatan praktikum dan dapat menemukan konsep-konsep Fisika pada saat
melakukan praktikum.

65

66

b. Sebelum diberikan tes akhir, siswa terlebih dahulu dilatih dengan berbagai
soal yang berbeda tetapi masih dalam konsep yang sama sehingga ketika
mengerjakan soal tes akhir, siswa mampu mengerjakan dengan baik.
c. Dalam menerapkan model pembelajaran Group Investigation, sebaiknya
perhitungkan dengan baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai
terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa
dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.
d. Pertimbangkan

waktu

dalam

melasanakan

pembelajaran

Group

Investigation sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik.

69

DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta Bandung, Bandung.
Budiyanto, J,. 2009, Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XII, PusatPerbukuan
Depdiknas, Jakarta.
Dewi, Iswari, dan Susanti., (2012), Penerapan Model Group Investigation
Terhadap Hasil Belajar Materi Bahan Kimia di SMP, UNNES
Science Education Journal, Vol 1, No 2.
Dimyati Dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Glover, D., dan Sue Law., (2005), Memperbaiki Pembelajaran, Praktek
Profesional di Sekolah Menengah, Grasindo, Jakarta.
Handayani, S dan Damari, A,. 2009, Fisika3 : Untuk SMA/MA Kelas XII, Pusat
Perbukuan Depdiknas, Jakarta.
Herlanti, Y., (2006), Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Irianti., (2007), Interaksi Belajar Mengajar dalam Pembelajaran Fisika dengan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi
Kelompok Pada Siswa Kelas X1 SMA Negeri Tambang Kampar,
Jurnal Geliga Sains, Volume 1.
Istikomah., (2010), Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk
Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa, JPFI, Volume 6.
Joyce, Wheil, dan Calhoun, (2010), Model’s of Teaching (Model–Model
Pengajaran), PustakaPelajar, Yogyakarta.
Kunandar., (2007), Guru Profesional, Grafindo, Jakarta.
Lambang Subagiyo., (2007), Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Peningkatan
Motivasi, Partisipasi, dan Kualitas Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 2
Samarinda, Didaktika, Volume 8, Nomor 1.
Majid, A., (2009), Perencanaan Pembelajaran, Rosda, Bandung.
Panjaitan, M., (2013), Analisis Hasil Belajar dan Kemampuan Pemecahan
Masalah Fisika dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Group Investigasi dan Model Pembelajaran Langsung,
Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.

69

70

Saefudin, A., (2012), Meningkatkan Profesionalisme Guru Dengan PTK, PT.
Citra Aji Parama, Yogyakarta.
Santyasa, W., (2009), Pengembangan Pemahaman Konsep dan kemampuan
pemecahan masalah fisika bagi siswa SMA dengan pemberdayaan
model perubahan konseptual berseting investigasi kelompok, Tesis,
FMIPA, UPI, Bandung.
Sardiman, A. M., (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Siregar, H., (2012), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif (Tipe STAD, Tipe NHT)
dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa M.Ts Negeri 3 Medan, Tesis,
Program Pascasarjana, Unimed, Medan.
Siswanto,. 2009, Fisika :Untuk SMA/MA Kelas XII, Pusat Perbukuan Depdiknas,
Jakarta.
Sudjana, N., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjiono, A., (2008), Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Pustaka,
Jakarta.
Syah, M., (2003), Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Syamsuri., (2011), Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Perawatan dan
Perbaikan Sistem Refrigerasi, INVOTEC, Volume VII, Nomor 2.
Wena, M., (2009), StrategiPembelajaranInovatifKontemporer, BumiAksara,
Jakarta.
Yusmaida., (2010), Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Pembelajaran
Kooperatif Pada Mata Pelajaran Geografi, Jurnal Wawasan
Pendidikan dan Pembelajaran.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 5 50

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

2 12 53

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR

0 11 49

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN TIPE STAD BERDASARKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA KELAS XII PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012

0 7 125

KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD KELURAHAN PATI LOR

0 8 220

HASIL BELAJAR MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

0 0 8

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 MAKASSAR

0 0 6

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD

0 0 10