Analisis Perbandingan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Panca Mitra Sandang Indah.

(1)

ABSTRAK

PT. Panca Mitra Sandang Indah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, yaitu perusahaan yang mengolah benang menjadi kain, dengan motif mencari keuntungan. Harga pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Harga pokok produksi, merupakan biaya untuk memperoleh barang jadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode perhitungan harga pokok produksi yang baik untuk diterapkan oleh PT. Panca Mitra Sandang Indah dan untuk membandingkan perhitungan dengan menggunakan metode Full Costing dan Variable Costing. Analisis data penelitian menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Full Costing dan Variable Costing menunjukan perbedaan dimana dengan perhitungan Full Costing menghasilkan biaya produksi yang lebih tinggi. Manajemen perusahaan diharapkan dapat beralih kepada metode Variable Costing dikarenakan selain untuk kepentingan perusahaan yaitu dalam hal pengambilan keputusan, perencanaan jangka pendek dan pengendalian organisasi, perhitungan harga pokok produksi dengan metode Variable Costing menghasilkan harga pokok produksi yang lebih rendah yang menyebabkan harga jual produk lebih rendah. Metode Variable Costing juga membantu manajemen dalam perusahaan yang beroperasi bukan berdasarkan Job Order karena dalam metode Variable Costing jumlah biaya overhead pabrik tetap telah diketahui dan dianggap sebagai period cost.


(2)

viii

ABSTRACT

PT. Panca Mitra Indah is a company engaged in the field of textiles, which are companies that process the yarn into cloth, with a profit oriented motive. Cost of production is all it costs to produce a product or service. The cost of production, the cost to obtain finished goods. The purpose of this study was to determine the method of calculating the cost of a good production to be applied by PT. Panca Mitra Indah Clothing and to compare calculations using the full costing method and Variable Costing. Research data analysis using descriptive analysis. Results of calculation of the cost of production method Full Costing and Variable Costing calculation shows the difference where the full costing generate higher production costs. The management company is expected to switch to Variable Costing method because in addition to the interest of the company that is in terms of decision making, short-term planning and control of the organization, the calculation of cost of production by Variable Costing method generates cost of production is lower which led to lower product selling prices. Variable Costing method also assist management in operating companies not based Job Order Costing Variable method because the number of fixed manufacturing overhead costs are known and regarded as a period cost.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN………..5

2.1 Kajian pustaka………. 5

2.1.1Konsep Akuntansi Biaya...5

2.1.1.1Peranan Akuntansi Biaya...6


(4)

x

2.1.2.1 Pengertian Biaya...………...7

2.1.2.2 Klasifikasi Biaya...………..8

2.1.3 Harga Pokok Produksi…..………...……….15

2.1.4 Manfaat Harga Pokok Produksi……....………...………….16

2.1.4.1 Unsur-unsur Harga Pokok Produksi………..……...……18

2.1.4.2 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi...19

2.1.4.3 Kelebihan dan Kekurangan metode Full Costing dan Variable Costing...21

2.2 Penelitian Terdahulu………...……...22

2.3 Kerangka Pemikiran...24

BAB III METODE PENELITIAN……… .25

3.1 Objek Penelitian………...………. .25

3.2 Jenis Penelitian………….………..25

3.3 Definisi Operasionalisasi variabel………..………....25

3.3.1 Harga Pokok Produksi...25

3.3.2 Metode Full Costing...27

3.3.3 Metode Variable Costing...28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ………...…………..…………....29

3.5 Metode Analisis...29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... .31

4.1 Hasil pengamatan………...………. .31

4.1.1 Sejarah Perusahaan………...………... .31


(5)

4.1.3 Proses Produksi Perusahaan.………...33

4.1.4 Struktur Organisasi………...………...39

4.1.5 Job Description………...………...41

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan...43

4.2.1 Penentuan Lingkup Analisis...43

4.2.2 Biaya Bahan Baku……..….………...44

4.2.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung ……..….………...44

4.2.4 Biaya Overhead Pabrik...45

4.2.4.1 Biaya Overhead Pabrik Tetap...45

4.2.4.2 Biaya Overhead Pabrik Variabel...48

4.2.5 Perhitungan HPP dengan Metode Full Costing...53

4.2.6 Perhitungan HPP dengan Metode Variable Costing...54

4.2.7 Pembahasan...55

4.2.7.1 Pengaruh metode Full Costing dan Variable Costing terhadap Harga Jual...59

4.2.7.2 Pengaruh metode Full Costing dan Variable Costing terhadap laporan Laba Rugi...60

4.2.7.3 Pengaruh metode Full Costing dan Variable Costing terhadap Persediaan...63

4.2.7.4 Perbandingan metode Full Costing dan metode Variable Costing...64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….51

5.1 Simpulan……….65


(6)

xii

DAFTAR PUSTAKA………71 RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)………..73


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran………...………..…...24 Gambar 2 Proses Produksi PT Pancamitra Sandang Indah ...………..…...38 Gambar 3 Struktur Organisasi PT Panca Mitra Sandang Indah...….……..…....40


(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Penelitian Terdahulu...22

Tabel II Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung...………..……...46

Tabel III Data Depresiasi Mesin...………..……...47

Tabel IV Biaya Zat Pewarna dan Pembantu...………...…..…..…...49

Tabel V Data Biaya Perawatan dan Spare part………....………..……...52

Tabel VI Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode Full Costing...……..53

Tabel VII Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode Variable Costing...……..55

Tabel VIII Selisih Antara metode Full costing dan Variable costing...………..55

Tabel IX Perbandingan Harga Jual dengan metode Full Costing dan Variable Costing...59

Tabel X Perbandingan Laba Rugi Penjualan dengan metode Full Costing dan Variable Costing...60

Tabel XI Perbandingan Laba Rugi Penjualan dengan metode Full Costing dan Variable Costing dengan harga jual yang sama...62

Tabel XII Perbandingan Persediaan dengan menggunakan metode Full Costing dan Variable Costing...63


(9)

(10)

1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini pertumbuhan ekonomi berada pada masa era globalisasi, dimana setiap perusahaan berusaha untuk dapat bersaing dan menguasai pangsa pasar. Untuk dapat bertahan dalam persaingan perusahaan harus memilih metode yang tepat untuk menentukan harga pokok produksi. Ini adalah salah satu masalah yang harus di perhatikan oleh perusahaan, masalah ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan kelangsungan perusahaan. Jika terjadi kesalahan dalam penentuan harga pokok produksi, maka akan berakibat pada hasil dari laporan laba rugi dan neraca pada periode yang bersangkutan. Madura, Jeff (2001) mengatakan bahwa, dalam aktivitas produksi, perhitungan harga pokok produksi sangatlah penting karena tujuan perhitungan harga pokok produksi ditujukan untuk berbagai keperluan manajemen yaitu perhitungan biaya pokok produksi per unit, alat perencanaan dan pengawasan, serta dasar pengambilan keputusan.

Permasalahan penentuan harga pokok produksi umumnya terjadi karena perusahaan belum menerapkan metode penentuan harga pokok produksi yang sesuai dengan akuntansi, jadi perusahaan tidak tahu dengan jelas berapa sebenarnya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tersebut. Harga pokok produksi itu sendiri adalah aktiva atau jasa yang dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan termasuk biaya produksi.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

Harga pokok produksi merupakan faktor penentu dalam penetapan harga jual, unsur harga pokok merupakan komponen biaya terpenting dalam perhitungan laba rugi. Menurut Mulyadi (2010:65), manfaat informasi harga pokok produksi bagi manajemen ada empat yaitu : menentukan harga jual, memantau realisasi biaya, menghitung laba/rugi bruto periode tertentu, dan menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses disajikan dalam neraca. Dalam menghitung harga pokok produksi tidak akan terlepas dari biaya-biaya, untuk menentukan besarnya biaya yang dikeluarkan harus tepat dan akurat sehingga biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi akan mencerminkan biaya yang

sesungguhnya. Biaya itu sendiri adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa

mendatang bagi organisasi (Henry,S:2002;36). Penentuan harga pokok produksi

menjadi sangat penting mengingat manfaat dari informasi yang disajikan dari hasil perhitungan harga pokok produksi untuk penetapan harga jual produk, harga jual yang terlalu tinggi akan membuat produk tidak dapat bersaing di pasaran sementara jika harga jual terlalu rendah maka akan mempengaruhi laba perusahaan.

Harga pokok produksi juga penting bagi manajemen untuk mengambil keputusan, dengan melakukan metode perhitungan yang tepat, manajemen akan mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya sehingga manajemen dapat menjadikan informasi tersebut sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Menurut akuntansi, harga pokok produksi dapat dihitung dengan menggunakan metode biaya penuh (full costing) dan metode biaya variabel (variable costing). Full


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap (Mulyadi, 2012:122). Variabel costing atau sering pula disebut direct

costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya

memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan

sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 2012:122).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut pada PT. Panca Mitra Sandang Indah dalam skripsi tentang “ANALISIS

PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. PANCAMITRA SANDANG INDAH”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian pada PT. Panca Mitra Sandang Indah sebagai berikut:

1. Metode apa yang harus diterapkan oleh PT. Panca Mitra Sandang Indah

dalam menentukan harga pokok produksi?

2. Bagaimana perbandingan metode penentuan harga pokok produksi pada PT.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui metode yang harus diterapkan oleh PT. Panca Mitra

Sandang Indah.

2. Untuk mengetahui perbandingan metode perhitungan harga pokok produksi

pada PT. Panca Mitra Sandang Indah.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain:

a. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan serta pengalaman sejauh mana penulis dapat menerapkan materi yang telah dipelajari selama perkuliahan dalam melakukan penelitian ini. Secara formal, penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat untuk sidang sarjana pada jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Maranatha.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai sarana bagi perusahaan untuk dapat menghasilkan kesimpulan yang berguna dalam menentukan metode yang dipakai untuk menghitung harga pokok produksi di masa mendatang.

c. Bagi Pihak Lain

Untuk menambah pengetahuan tentang metode perhitungan harga pokok produksi, serta dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya.


(14)

65 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Analisis Perbandingan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Panca Mitra Sandang Indah”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PT. Panca Mitra Sandang Indah selama ini telah menerapkan metode

penentuan harga pokok produksi dengan baik dan sesuai dengan metode yang ada dalam Prinsip Akuntansi.

2. Perhitungan dengan menggunakan metode Full Costing memperoleh hasil

yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode Variable Costing yang disebabkan oleh perbedaan perlakuan biaya overhead pabrik. Dimana pada metode Full Costing semua elemen biaya baik biaya tetap maupun variabel dimasukkan ke dalam produk, sementara pada metode Variable Costing hanya biaya yang bersifat variabel saja. Sehingga terjadi perbedaan dalam hasil perhitungan yang disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap biaya overhead pabrik tetap.

3. Metode Full Costing mampu menyajikan laporan keuangan yang wajar

kepada pihak external, akan tetapi metode Full Costing tidak dapat dijadikan patokan untuk pengambilan keputusan jangka pendek. Sementara metode


(15)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 66

Variable Costing berfokus pada pihak internal yang bertujuan untuk

perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian organisasi.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain. Adapun saran yang diberikan penulis sebagai berikut :

1. PT. Panca Mitra Sandang Indah diharapkan dapat beralih kepada metode

Variable Costing dalam perhitungan harga pokok produksi, karena PT.

Panca Mitra Sandang Indah tidak ada pihak eksternal sehingga lebih baik menggunakan metode Variable Costing yang berfokus kepada kepentingan pihak internal yaitu untuk pengambilan keputusan, perencanaan jangka pendek dan pengendalian organisasi. Perhituingan harga jual dengan perhitungan metode Variable Costing lebih rendah dibandingkan dengan metode Full Costing sehingga lebih dapat bersaing di pasaran. Perhitungan COGS atau persediaan dengan menggunakan metode Full Costing menghasilkan jumlah yang lebih besar, hal tersebut baik untuk laporan kepada pihak eksternal, namun mengingat PT. Panca Mitra Sandang Indah yang tidak memiliki pihak eksternal seperti pemegang saham makan lebih baik perusahaan menerapkan metode Variable Costing. Selain itu, sistem produksi PT. Panca Mitra Sandang Indah tidak berdasarkan pesanan, jadi jika perusahaan memakai metode Full Costing, manajemen akan sulit untuk


(16)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 67

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

memprediksi biaya overhead tetap karena manajemen tidak tahu berapa banyak produk yang akan terjual pada periode tersebut.

Mulyadi (2010 : 144) mengatakan, dengan menyajikan informasi biaya yang dikelompokan sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan perusahaan, laporan keuangan yang disusun berdasar metode variabel costing bermanfaat bagi manajemen untuk:

• Perencanaan laba jangka pendek, untuk kepentingan perencanaan

laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode variabel costing yang menghasilkan laporan rugi-laba yang menyajikan informasi biaya variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek. Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen pada saat penyusunan anggaran. Dalam proses penyusunan anggaran tersebut manajemen berkepentingan untuk menguji dampak setiap alternatif yang akan dipilih terhadap laba perusahaan. Contohnya dalam penyusunan anggaran, manajemen puncak mempertimbangkan rencana untuk menaikkan harga jual produk sebesar 10% yang diperkirakan tidak akan mengurangi kuantitas produk yang akan dijual. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak mengalami


(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68

perubahan, dampak kenaikan harga jual tersebut terhadap laba jangka pendek dapat dengan mudah dihitung dengan cara mengalikan ratio laba kontribusi dengan persentase kenaikan harga jual tersebut. Jika ratio laba kontribusi sebesar 40%, maka laba bersih akan naik 4% dengan adanya rencana kenaikan harga jual 10% tersebut.

• Pengendalian biaya, variabel costing menyediakan informasi yang

lebih baik untuk mengendalikan period cost dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh full costing. Dalam full costing biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan dalam tarif biaya overhead pabrik dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost (biaya overhead pabrik tetap) tertentu yang dapat dikendalikan. Di dalam variabel costing, period cost yang terdiri biaya yang berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan rugi-laba sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap ini dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan: discretionary fixed cost dan

committed fixed costs. Discretionary fixed cost merupakan biaya

yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen. Biaya ini dalam jangka pendek dapat dikendalikan oleh manajemen. Sebagai contoh dalah biaya iklan yang ditetapkan sebesar Rp.3.000.000,- per bulan.

Committed fixed costs merupakan biaya yang timbul dari pemilikan

pabrik, equipment, dan organisasi pokok. Perilaku committed fixed

costs ini dapat ditentukan secara jelas dengan cara mengamati biaya


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 69

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Committed fixed costs merupakan semua biaya tetap yang

dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan. Contoh committed fixed costs dalam biaya depresiasi, sewa, asuransi, dan gaji karyawan inti. Dalam jangka pendek

committed fixed costs tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.

Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersendiri dalam laporan rugi-laba variabel costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs terpisah dari commited fixed costs, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen.

• Pengambilan keputusan, variabel costing menyajikan data yang

bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period costs tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variabel costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek. Ditinjau dari sudut penentuan harga, perbedaan pokok antara full costing dan variabel costing adalah terletak pada konsep penutupan biaya (concept of cost recovery). Menurut metode full costing, harga jual harus dapat menutup total biaya, termasuk biaya tetap di dalamnya. Di dalam metode variabel costing, apabila harga jual tersebut telah menghasilkan laba konstribusi guna menutup biaya


(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 70

tetap adalah lebih baik daripada harga jual yang tidak menghasilkan laba kontribusi sama sekali.

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti secara mendalam

tentang kelebihan dan kekurangan metode Full Costing dan Variable


(20)

71 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlela. (2006), Akuntansi Biaya, Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Carter, William.K. (2009), Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 14, Salemba Empat. Jakarta.

Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., Peter C., (2008), Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Terjemahaan oleh Nuri Hinduan, Salemba Empat, Jakarta.

Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., Peter C., (2000)., Pengertian Harga Pokok Produksi. Kumpulan Karya Tulis Ilmiah. 25 Mei 2013 diakses

dari

http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/05/pengertian-harga-pokok-produksi.html pada tanggal 14 April 2015.

Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. 2009, Akuntani Biaya, Edisi 8, Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. 2006, Akuntani Manajemen, Edisi 7, Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, dkk., Salemba Empat, Jakarta.

Henry, S. (2002)., Biaya Menurut para ahli. Anything. 2 Mei 2011 diakses

dari http://liam-tjandra.blogspot.com/2011/05/biaya-menurut-para-ahli.html

pada tanggal 2 April 2015.

Horngren, Charles T., Datar, Srikant M., Foster, George., (2008), Akuntansi Biaya,

Dengan Penekanan Manajerial, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.

Horngren,Datar dan Foster., Akuntansi Biaya Menurut Para Ahli. Intertriks. 16 Desember 2012 diakses dari http://triebycentenk.blogspot.com/2012/12/akuntansi-biaya-menurut-para-ahli.html pada tanggal 22 Maret 2015.

Madura, Jeff. (2001)., Pengantar Bisnis, Buku Satu, Edisi Pertama, Salemba Empat. Jakarta.

Marbun,B.N,SH.(2003).,Kamus Manajemen,CetakanI.Pusaka Sinar Harapan.Jakarta. Mulyadi.(2009)., Akuntansi Biaya, Edisi 5, Aditya Media,Yogyakarta.

Mulyadi.(2010).,Akuntansi Biaya.,Edisi kelima,Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Mulyadi. (2012)., Akuntansi Biaya., Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Nazir.(2005)., Analisis Komparatif. RSP’s. 5 Mei 2013 diakses

dari http://radensanopaputra.blogspot.com/2013/05/analisis-komparatif.html pada tanggal 2 April 2015.


(21)

DAFTAR PUSTAKA 72

Dewi, Sophia.P., Kristanto, Septian.B., (2013)., Akuntansi Biaya, Penerbit IN MEDIA. Bogor.

Sugiyono. (2004)., Teori Analisis Deskriptif. Statistik Ceria. 18 Januari 2012 diakses

dari http://statistikceria.blogspot.com/2012/01/teori-analisis-deskriptif.html

pada tanggal 2 April 2015.

Sukrisno, Agus dan Estralita Trisnawati. 2007. Akuntansi Perpajakan. Salemba Empat. Jakarta.

Supriyono, R.A., Akuntansi Biaya Menurut Para Ahli. Intertriks. 16 Desember 2012 diakses dari http://triebycentenk.blogspot.com/2012/12/akuntansi-biaya-menurut-para-ahli.html pada tanggal 22 Maret 2015.

Sunarto. (2008). Manajemen Biaya. AMP YKPN, Yogyakarta. Supriyono, R. A., (2011)., Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta.

Supriyono, R.A., (1999)., Manajemen Biaya. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Uzry. (2009)., Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta.

Witjaksono., (2006)., Pengertian Harga Pokok Produksi. Kumpulan Karya Tulis Ilmiah. 25 Mei 2013 diakses dari http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/05/pengertian-harga-pokok-produksi.html pada tanggal 14 April 2015.


(1)

memprediksi biaya overhead tetap karena manajemen tidak tahu berapa banyak produk yang akan terjual pada periode tersebut.

Mulyadi (2010 : 144) mengatakan, dengan menyajikan informasi biaya yang dikelompokan sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan perusahaan, laporan keuangan yang disusun berdasar metode variabel costing bermanfaat bagi manajemen untuk:

• Perencanaan laba jangka pendek, untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode variabel costing yang menghasilkan laporan rugi-laba yang menyajikan informasi biaya variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek. Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen pada saat penyusunan anggaran. Dalam proses penyusunan anggaran tersebut manajemen berkepentingan untuk menguji dampak setiap alternatif yang akan dipilih terhadap laba perusahaan. Contohnya dalam penyusunan anggaran, manajemen puncak mempertimbangkan rencana untuk menaikkan harga jual produk sebesar 10% yang diperkirakan tidak akan mengurangi kuantitas produk yang akan dijual. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak mengalami


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68

perubahan, dampak kenaikan harga jual tersebut terhadap laba jangka pendek dapat dengan mudah dihitung dengan cara mengalikan ratio laba kontribusi dengan persentase kenaikan harga jual tersebut. Jika ratio laba kontribusi sebesar 40%, maka laba bersih akan naik 4% dengan adanya rencana kenaikan harga jual 10% tersebut.

• Pengendalian biaya, variabel costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengendalikan period cost dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh full costing. Dalam full costing biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan dalam tarif biaya overhead pabrik dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost (biaya overhead pabrik tetap) tertentu yang dapat dikendalikan. Di dalam variabel costing, period cost yang terdiri biaya yang berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan rugi-laba sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap ini dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan: discretionary fixed cost dan committed fixed costs. Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen. Biaya ini dalam jangka pendek dapat dikendalikan oleh manajemen. Sebagai contoh dalah biaya iklan yang ditetapkan sebesar Rp.3.000.000,- per bulan. Committed fixed costs merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, equipment, dan organisasi pokok. Perilaku committed fixed costs ini dapat ditentukan secara jelas dengan cara mengamati biaya yang tetap terjadi jika kegiatan perusahaan dihentikan sama sekali.


(3)

Committed fixed costs merupakan semua biaya tetap yang dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan. Contoh committed fixed costs dalam biaya depresiasi, sewa, asuransi, dan gaji karyawan inti. Dalam jangka pendek committed fixed costs tidak dapat dikendalikan oleh manajemen. Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersendiri dalam laporan rugi-laba variabel costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs terpisah dari commited fixed costs, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen.

• Pengambilan keputusan, variabel costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period costs tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variabel costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek. Ditinjau dari sudut penentuan harga, perbedaan pokok antara full costing dan variabel costing adalah terletak pada konsep penutupan biaya (concept of cost recovery). Menurut metode full costing, harga jual harus dapat menutup total biaya, termasuk biaya tetap di dalamnya. Di dalam metode variabel costing, apabila harga jual tersebut telah menghasilkan laba konstribusi guna menutup biaya


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 70

tetap adalah lebih baik daripada harga jual yang tidak menghasilkan laba kontribusi sama sekali.

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti secara mendalam tentang kelebihan dan kekurangan metode Full Costing dan Variable Costing.


(5)

Bustami, Bastian dan Nurlela. (2006), Akuntansi Biaya, Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Carter, William.K. (2009), Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 14, Salemba Empat. Jakarta.

Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., Peter C., (2008), Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Terjemahaan oleh Nuri Hinduan, Salemba Empat, Jakarta.

Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., Peter C., (2000)., Pengertian Harga Pokok Produksi. Kumpulan Karya Tulis Ilmiah. 25 Mei 2013 diakses dari http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/05/pengertian-harga-pokok-produksi.html pada tanggal 14 April 2015.

Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. 2009, Akuntani Biaya, Edisi 8, Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. 2006, Akuntani Manajemen, Edisi 7, Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, dkk., Salemba Empat, Jakarta.

Henry, S. (2002)., Biaya Menurut para ahli. Anything. 2 Mei 2011 diakses dari http://liam-tjandra.blogspot.com/2011/05/biaya-menurut-para-ahli.html pada tanggal 2 April 2015.

Horngren, Charles T., Datar, Srikant M., Foster, George., (2008), Akuntansi Biaya, Dengan Penekanan Manajerial, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.

Horngren,Datar dan Foster., Akuntansi Biaya Menurut Para Ahli. Intertriks. 16 Desember 2012 diakses dari http://triebycentenk.blogspot.com/2012/12/akuntansi-biaya-menurut-para-ahli.html pada tanggal 22 Maret 2015.

Madura, Jeff. (2001)., Pengantar Bisnis, Buku Satu, Edisi Pertama, Salemba Empat. Jakarta.

Marbun,B.N,SH.(2003).,Kamus Manajemen,CetakanI.Pusaka Sinar Harapan.Jakarta. Mulyadi.(2009)., Akuntansi Biaya, Edisi 5, Aditya Media,Yogyakarta.

Mulyadi.(2010).,Akuntansi Biaya.,Edisi kelima,Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Mulyadi. (2012)., Akuntansi Biaya., Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Nazir.(2005)., Analisis Komparatif. RSP’s. 5 Mei 2013 diakses dari http://radensanopaputra.blogspot.com/2013/05/analisis-komparatif.html pada tanggal 2 April 2015.


(6)

DAFTAR PUSTAKA 72

Dewi, Sophia.P., Kristanto, Septian.B., (2013)., Akuntansi Biaya, Penerbit IN MEDIA. Bogor.

Sugiyono. (2004)., Teori Analisis Deskriptif. Statistik Ceria. 18 Januari 2012 diakses dari http://statistikceria.blogspot.com/2012/01/teori-analisis-deskriptif.html pada tanggal 2 April 2015.

Sukrisno, Agus dan Estralita Trisnawati. 2007. Akuntansi Perpajakan. Salemba Empat. Jakarta.

Supriyono, R.A., Akuntansi Biaya Menurut Para Ahli. Intertriks. 16 Desember 2012 diakses dari http://triebycentenk.blogspot.com/2012/12/akuntansi-biaya-menurut-para-ahli.html pada tanggal 22 Maret 2015.

Sunarto. (2008). Manajemen Biaya. AMP YKPN, Yogyakarta. Supriyono, R. A., (2011)., Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta.

Supriyono, R.A., (1999)., Manajemen Biaya. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Uzry. (2009)., Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta.

Witjaksono., (2006)., Pengertian Harga Pokok Produksi. Kumpulan Karya Tulis Ilmiah. 25 Mei 2013 diakses dari http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/05/pengertian-harga-pokok-produksi.html pada tanggal 14 April 2015.