EKSPLORASI BAKTERI SELULOLITIK DARI TANAH HUTAN MANGROVE BAROS KRETEK, BANTUL, Eksplorasi Bakteri Selulolitik Dari Tanah Hutan Mangrove Baros, Kretek, Bantul, Yogyakarta.

EKSPLORASI BAKTERI SELULOLITIK DARI TANAH
HUTAN MANGROVE BAROS KRETEK, BANTUL,
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Derajat Sarjana S-1

Oleh:
FAJAR NURROCHMAN
A 420 110 060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

EKSPLORASI BAKTERI SELULOLITIK DARI TANAH
HUTAN MANGROVE BAROS KRETEK, BANTUL,
YOGYAKARTA
Fajar Nurrochman (1), A 420 110 060, Triastuti Rahayu (2),

(1)
Mahasiswa/alumni, (2) Staf Pengajar, Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2015.

ABSTRAK
Bakteri selulolitik merupakan bakteri penghasil enzim selulase yang berfungsi
untuk mendegradasi selulosa. Salah satu habitat bakteri selulolitik adalah tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi, potensi dan karakteristik
bakteri selulolitik pada tanah hutan mangrove Baros, Kretek, Bantul, DIY.
Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode komposit pada kedalaman
5, 10, 15 dan 20 cm di lima titik yang berbeda. Isolasi bakteri selulolitik
menggunakan media selektif Carboxy Methyl Cellulose 1% (CMC 1%) dengan
metode spread plate, diinkubasi pada suhu 28 0C selama 5 hari. Isolat bakteri
selulolitik yang tumbuh dihitung koloninya setiap perlakuan dan dipilih isolat
yang berbeda dari keseluruhan perlakuan untuk diisolasi pada media NA.
Karakterisasi dilakukan dengan cara menumbuhkan isolat murni terpilih pada
media CMC 1% selanjutnya ditetesi congo red 0,1% untuk menguji potensi
selulolitiknya (potensi selulolitik ditandai dengan munculnya zona bening di

sekitar koloni). Hasil isolasi bakteri diperoleh 23 isolat yang berpotensi
mendegradasi selulosa dari 31 isolat. Populasi paling banyak ditemukan pada
kedalaman 20 cm (6,44x105 CFU/g), sedangkan pada kedalaman 5 cm terdapat
paling banyak perbedaan karakter isolat bakteri selulolitik (13 isolat) dan indeks
aktifitas selulolitik paling besar dimiliki isolat 3 yaitu 6,38. Isolat bakteri
selulolitik yang diperoleh didominasi bentuk coccus gram negatif.

Kata kunci: Bakteri Selulolitik, Tanah Mangrove, Carboxyl Methyl Cellulose
(CMC), Congo Red.

EKSPLORATION CELLULOLITYC BACTERIA OF SOIL
MANGROVE FORESTS BAROS, KRETEK, BANTUL,
YOGYAKARTA
Fajar Nurrochman (1), A 420 110 060, Triastuti Rahayu (2),
(1)
College Student/Graduate, (2) Lecturer, Biology Education Program,
Faculty of Education and Teacher Training,
Muhammadiyah University Of Surakarta,
2015.


ABSTRACT
Cellulolytic bacteria are bacteria producing cellulase enzyme that functions to
degrade cellulose. One of cellulolytic bacteria habitat is soil. This study aims to
determine the population, the potential and characteristics of cellulolytic bacteria
in mangrove forest land Baros, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Sampling was done
by the method of composite soil at a depth of 5, 10, 15 and 20 cm at five different
points. Isolation of cellulolytic bacteria using selective media Carboxy Methyl
Cellulose 1% (CMC 1%) with a spread plate method, incubated at 28 0C for 5
days. Cellulolytic bacterial isolates were grown colonies of each treatment was
calculated and chosen different isolates of the overall treatment for isolated on
NA medium. Characterization is done by growing the pure isolates were selected
in 1% CMC media further 0.1% Congo red drops to test the potential of
cellulolitic (potential cellulolytic marked by the emergence of a clear zone around
the colony). Results obtained 23 isolates of bacteria isolation of potentially
degrade cellulose from 31 isolates. The population most commonly found at a
depth of 20 cm (6,44x105 CFU/g), whereas at a depth of 5 cm there are at most a
difference of character cellulolytic bacterial isolates (13 isolates) and most major
cellulolytic activity index isolates possessed 3 is 6.38. Cellulolytic bacterial
isolates obtained dominated by gram-negative cocci.
Keyword : Cellulolityc Bacteria, Soil Mangrove, Carboxyl Methyl Cellulose

(CMC), Congo Red.

mengalami

PENDAHULUAN
Bakteri selulolitik merupakan

dekomposisi

berbagai

jasad

oleh

renik

untuk

bakteri yang memiliki kemampuan


menghasilkan detritus dan mineral

menghidrolisis kompleks selulosa

bagi kesuburan tanah serta sumber

menjadi oligosakarida yang

bagi

lebih

kecil dan akhirnya menjadi glukosa

kehidupan

fitoplankton

(Mahmudi, 2008).


dengan menggunakan enzim selulase

Berdasarkan Data Monografi

(Ibrahim, 2007). selulolitik sendiri

Desa tahun 2010 dalam Trialfhianty

berarti proses pemecahan selulosa

(2013),

hutan

menjadi

terdapat

disekitar


senyawa

atau

unit-unit

glukosa yang lebih kecil (Saratale,

Opak

2012).

Menurut

mikroorganisme

yang

Galbe


(2007)

Tirtohargo,

tersebut

dapat

Kabupaten

mangrove

Baros

muara

terletak

Sungai

di

Kecamatan
Bantul,

Desa
Kretek,

DIY.

Desa

mendegradasi

selulosa

karena

Tirtohargo


menghasilkan

enzim

dengan

rendah dengan tekstur tanah berupa

saling

aluvial terletak pada ketinggian 4

bekerjasama. Enzim tersebut akan

meter di atas permukaan laut dengan

menghidrolisis

suhu udara antara 28-350C. hutan


spesifikasi

berbeda

yang

ikatan

(1,4)-ß-D-

glukosa pada selulosa.
Menurut

merupakan

dataran

mangrove Baros masih alami, sebab
(2012)

di sekitar hutan mangrove terdapat

bahwa daun yang gugur di atas tanah

biawak, burung, kepiting, ular, ikan,

memungkinkan bahwa kandungan

siput, keong dan tanaman khas hutan

selulosa di tanah tersebut tinggi,

mangrove

maka

Avicennia, Soneratia, serta tumbuhan

besar

dapat

kemungkinan

menemukan

pendegradasi
ekosistem

Reanida

selulosa

untuk
bakteri

di

mangrove.

Rhizophora sp.,

Nypa.

dalam
Partikel-

yaitu

Menurut
mengenai

Wirajana

(2012)

skrining selulase dari

partikel organik atau serasah menjadi

tanah

tempat hidup bagi bakteri, jamur dan

Suwung

mikroorganisme

Serasah

selulase ekstraseluler dapat diukur

mangrove yang tertimbun di lumpur

secara langsung dari sampel tanah

lainnya.

hutan
Bali,

mangrove
bahwa

Pantai
aktivitas

hutan mangrove. Aktivitas selulase

dan

tertinggi berasal dari tanah C sebesar

selulolitik.

0,866 U/g tanah dengan metode

tanah

Filter

sedangkan

metode komposit pada kedalaman 5,

Carboxymethyl

10, 15 serta 20 cm pada lima titik

Paper

dengan

Assay,

metode

Cellulose Assay diperoleh aktivitas

luas

area

hutan

bakteri

Pengambilan

dilakukan

sampel

menggunakan

secara acak.

sebesar 4,176 ± 0,630 U/g tanah.
Melihat

mengkarakterisasi

Penelitian

ini

dilakukan

secara eksploratif dan data yang

mangrove di Indonesia sekitar 4,25

diperoleh

juta ha atau sekitar 27% luas

sistematis

mangrove di dunia (Irwanto, 2006)

informatif. Data yang diambil dalam

dengan

penelitian ini antara lain kondisi fisik

potensi

didalamnya,

mikroorganisme

didukung

dengan

lingkungan

dikumpulkan
dan

disajikan

tempat

secara
secara

pengambilan

referensi dari beberapa penelitian

sampel (salinitas, pH tanah, suhu

yang

tanah,

telah

ada,

bahwa

bakteri

kelembaban

tanah,

selulolitik dapat ditemukan pada

kelembaban udara dan suhu udara),

tanah hutan mangrove. Oleh karena

jumlah populasi koloni hasil isolasi

itu dalam penelitian ini mengambil

bakteri pada media CMC agar,

sampel tanah dari hutan mangrove

proses skrining yaitu mengetahui

Baros untuk mengetahui populasi,

potensi selulolitik dengan ditetesi

potensi

bakteri

menggunakan congo red 0,1% yang

mangrove

ditandai terbentuknya zona bening

dan

selulolitik

dari

karakter
hutan

Baros, Kretek, Bantul, DIY.

pada sekitar koloni. Pengambilan
data

Penelitian ini dilakukan di
mangrove

Baros,

karakterisasi

yang

meliputi pengamatan makroskopis

METODE PENELITIAN

hutan

terakhir

Kretek,

(morfologi koloni) dan mikroskopis
(bentuk sel dan pengecatan gram).

Bantul, DIY untuk pengambilan
sampel dan Laboratorium Kultur

HASIL

Jaringan Biologi FKIP UMS untuk

PEMBAHASAN

mengisolasi, menghitung populasi

PENELITIAN

DAN

Tabel 1. Jumlah Populasi Bakteri Selulolitik Pada Kedalaman Berbeda
Kedalaman
(Cm)
5
10
15
20

Jumlah Koloni Bakteri Yang
Ditemukan Pada Ulangan KeI
II
III
14
34
51
3
19
45
37
39
10
71
18
72
Jumlah

Jumlah
(Koloni)
42,5
45
38
71,5
197

Pengenceran
10-5
10-5
10-5
10-5

Total
Populasi
(CFU/G)
1,7x105
1,8x105
1,5x105
2,8x105 #
7,8x105

Keterangan: # Kedalaman tanah dengan total populasi bakteri terbanyak.
Tabel 2. Hasil Uji Skrining dan Karakterisasi
Kode
Isolat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
16
17
21
25
26
27
28
29
30
32
34
35
37
38
39
40
46
49

Bentuk
Circular
Irregular
Irregular
Circuler
Irregular
Irregular
Irregular
Irreguler
Irregular
Irregular
Circuler
Circuler
Circuler
Irregular
Rizoid
Rizoid
Rizoid
Circuler
Filamentus
Circuler
Irregular
Irregular
Irregular
Rizoid
Circuler
Irregular
Rizoid
Rizoid
Irregular
Circuler
Irregular

Karakter Koloni
Warna
Tepi
Kuning
Entire
Putih susu
Lobate
Putih kekuningan
Lobate
Putih susu
Lobate
Putih susu
Entire
Putih kekuningan
Entire
Putih kekuningan
Filiform
Putih kekuningan
Entire
Putih susu
Lobate
Putih susu
Entire
Putih susu
Undulate
Putih transparan
Curled
Putih susu
Undulate
Putih susu
Entire
Putih susu
Lobate
Putih susu
Filiform
Putih susu
Filiform
Putih susu
Entire
Putih susu
Filiform
Putih kekuningan Undulate
Kuning
Entire
Putih kekuningan
Lobate
Putih kekuningan
Lobate
Putih kekuningan
Filiform
Putih transparan
Curled
Kuning
Lobate
Putih susu
Entire
Putih susu
Undulate
Kuning
Entire
Putih transparan
Curled
Putih kekuningan
Entire

Jumlah
paling

banyak

populasi
terdapat

Elevasi
Flat
Flat
Flat
Raised
Raised
Flat
Umbonate
Flat
Flat
Flat
Flat
Raised
Flat
Raised
Umbonate
Flat
Flat
raised
Raised
Umbonate
Raised
Flat
Raised
raised
Umbonate
Flat
Flat
Flat
Raised
Umbonate
Flat

Uji
Skrining
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-

Karakter Sel
Bentuk
Gram
Streptococcus
Streptococcus
Monococcus
Monococcus
Diplococcus
Monococcus
Monococcus
Monococcus
Monococcus
Stapilococcus
Streptococcus
Monococcus
Monococcus
Monococcus
Monococcus
Diplococcus
Monococcus
Diplococcus
Basil
+
Monococcus
Streptococcus
Stapilococcus
Stapilococcus
-

bakteri

kedalaman 20 cm yaitu 2,8x105

pada

CFU/g. Menurut Agus (2008) jumlah

organisme yang tinggal di lapisan

tanah.

serasah organik dan horizon tanah

menyatakan

yang

biasanya

bakteri dipengaruhi oleh nutrisi dan

temperatur,

berbagai faktor fisik antara lain suhu,

kandungan air dan tekstur tanah.

pH, gas atmosfer, tekanan osmosis,

Sesuai dengan pernyataan Hakim

dan

dalam Ansori (2004) bahwa tekstur

lingkungan hutan mangrove Baros

tanah juga cukup berperan dalam

yang dilakukan saat pengambilan

jumlah populasi bakteri, semakin

sampel tanah dapat dilihat pada tabel

tinggi jumlah liat maka semakin

3.

lebih

dipengaruhi

dalam
oleh

Menurut

Schlegel

bahwa

lain-lain.

(1994)

Pertumbuhan

Pengukuran

fisik

tinggi kadar bahan organik dan N
Tabel 3. Hasil Pengukuran Fisik Pada Lingkungan Tanah Mangrove
No

Lokasi

Salinitas
(%)

Ph
Tanah

0
0
0
0
0
0

2
6,7
4,2
6,7
6,7
5,26

1
I
2
II
3
III
4
IV
5
V
Rata-rata

Suhu
Tanah
(0C)
26,5
27,2
27,4
26,4
27,7
27,04

Kadar salinitas pada tanah
hutan

mangrove

tersebut

tidak

Kelembaban
Tanah (%)

Kelembaban
Udara (%)

100
100
100
100
100
100

79
78
77
70
73
75,4

Suhu
Udara
(0C)
30,7
30,9
31,5
31,9
31,5
31,3

pertumbuhan bakteri. Sesuai dengan
pernyataan

Sutedjo

dalam

berkadar garam. Keadaan ini terjadi

Nurmayani (2007) bahwa bakteri

karena

berkembang

hutan

mangrove

Baros

pada

pH

5,0-6,0.

terletak pada muara Sungai Opak

Temperatur tanah hutan mangrove

yang mengalir tidak langsung ke

Baros didapatkan 27,040C. Suhu

bibir laut. Selain itu pada lokasi bibir

tersebut sesuai untuk pertumbuhan

pantai juga terdapat gundukan pasir

bakteri selulolitik mesofilik. Hasil

yang tinggi.

pengukuran suhu udara 310C masih

Pada sampel tanah hutan

termasuk kisaran optimum untuk

mangrove Baros didapatkan data pH

pertumbuhan

tanah

2014). Menurut Hartanto (2009)

tersebut

5,26.

Kondisi

sangat

pH

optimal

tanah
untuk

bakteri

(Ningsih,

suhu

udara

optimum

bagi
0

pertumbuhan bakteri yaitu 25-37 C.
Kelembaban

tanah

hutan

selulolitik

tanahnya

kuat

lemahnya kemampuan bakteri dalam
mendegradasi selulosa.

mangrove sangat basah dan sebagian
titik lokasi

menandakan

Perbedaan

karakter

isolat

berlumpur.

bakteri selulolitik yang berpotensi

Kondisi tanah yang lembab dan

mendegradasi selulosa paling banyak

basah ini adalah salah satu ciri dari

terdapat pada kedalaman 5 cm.

habitat tanaman mangrove. Tanah

Terdapat 13 dari 23 isolat bakteri

mangrove

ini

selulolitik. Seperti pernyataan Hakim

menimbun serasah, sehingga serasah

dalam Ansori (2004) Semakin ke

akan mengalami dekomposisi oleh

bawah kadar bahan organik semakin

berbagai

berkurang. Pada kedalaman 5 cm

yang

berlumpur

jasad renik

(Mahmudi,

2008).

tanah mangrove Baros berwarna
Uji skrining dari 31 isolat

coklat

kehitaman,

Adanya

bakteri, diperoleh sebanyak 23 isolat

kandungan organik yang tinggi pada

bakteri yang mampu mendegradasi

tanah

selulosa, sedangkan 8 isolat bakteri

mikroorganisme

lainnya

sebagai

pengurai

mendegradasi selulosa (tabel 2).

semakin

banyak.

Penetuan ini didasarkan pada muncul

adalah bakteri selulolitik

tidak

memiliki

potensi

tidaknya zona bening pada sekitar

dipengaruhi

Bakteri

oleh

yang

jumlah

berpotensi

organik
Salah

selulolitik

juga

satunya

yang

koloni. Fikrinda (2000), menyatakan

memiliki indeks aktivitas selulolitik

aktivitas

selulase

paling besar dimiliki isolat 3 yaitu

ditandai dengan nilai indeks aktivitas

6,38 pada kedalaman 5 cm, menurut

selulotik

Siarudin (2008) bahwa tanah pada

sekresi

enzim

yang

merupakan

perbandingan diameter zona bening

kedalaman

terhadap diameter koloni isolat yang

lapisan humus, artinya lapisan pada

ditumbuhkan

agar

tanah yang telah terdekomposisi

Besar

secara sempurna yang ditunjukkan

aktifitas

dengan tekstur tanah berupa lempung

bersumber
kecilnya

pada
karbon

nilai

media
CMC.

indeks

selulolitik yang dihasilkan bakteri

3-5

cm

berwarna kehitaman

merupakan

Menurut

Sadhu

(2013),

pertumbuhan lebih cepat daripada

penentuan aktivitas enzim selulase

yang

menggunakan metode agar plate

mengakibatkan ukuran koloni bakteri

bukan merupakan metode kuantitatif

yang besar. Isolat bakteri yang

yang menggambarkan korelasi antara

memiliki pertumbuhan paling cepat

aktivitas enzim dan ukuran diameter

adalah isolat bakteri 6, isolasi pada

zona

bakteri

media CMC agar kusus untuk isolat

tidak

5,6,7,8 diulang satu kali. Akan tetapi

menunjukkan zona jernih sehingga

hasil yang diperoleh tetap sama yaitu

diameter zona bening mungkin tidak

pertumbuhannya

akurat

sehingga menutupi isolat bakteri 7

bening.

Koloni

Cytophaga

selulolitik

sp.

merefleksikan

aktivitas

selulase yang sebenarnya. Penelitian

lainnya

sehingga

sangat

cepat,

dan 8.

Siti (2011), juga menunjukkan tidak

Skrining

indeks

aktivitas

terbentuknya zona bening sekitar

selulolitik tersebut, mendapatkan 23

koloni

isolat

dari

isolat

bakteri

yang

bakteri

selulolitik

yang

diisolasi dari rayap lokal Indonesia.

berpotensi mendegradasi selulosa. 22

Hal ini disebabkan bakteri biasanya

isolat diantaranya memiliki gram

tidak langsung mengeluarkan enzim

negatif yang dengan tanda pada

selulase ke luar sel tetapi masih

pewarnaan

terperangkap di sel (Rakhmawati,

merah/merah muda. Menurut Rahayu

2014).

(2010), dinding sel negatif memiliki

gram

berwarna

Sebagian besar isolat memiliki

lapisan peptidoglikan yang tipis. Hal

bentuk morfologi irregular berwarna

ini menyebabkan lunturnya warna

putih susu permukaannya datar (flat)

biru saat disiram etanol.

bertepi

rata

bergelombang

(entire)

dan

(tabel

2).

Satu isolat memiliki gram
positif

yang

diberi

tanda

pada

Pertumbuhan bakteri selulolitik yang

pewarnaan gram berwarna ungu.

diambil dari kultur murni sebanyak

Warna ungu dikarenakan tebalnya

31

karakter

lapisan peptidoglikan pada dinding

berbeda-beda.

sel. Akibatnya, pada saat prosedur

isolat

pertumbuhan

mempunyai
yang

Ada sebagian bakteri yang memiliki

pewarnaan

gram,

meninggalkan

warna biru. Selain itu hal serupa juga
diutarakan oleh Ling (1990), bahwa

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian

struktur dinding sel bakteri memeliki

dan pembahasan maka dapat

peran

khusus

selular,

dalam

integritas

diambil simpulan:

dan

stabilitas

a. Hasil

bentuk

isolasi

fisiologis. Sel bakteri gram positif

selulolitik

mempunyai

menggunakan

dinding

tebal

yang

bakteri
dengan
media

terdiri dari suatu jaringan multilayer

selektif CMC agar dari

peptidoglikan

tanah

membran
negatif

yang

bagian

terikat
dalam.

oleh
Gram

mempunyai dinding relatif

hutan

mangrove

Baros diperoleh 23 isolat
bakteri

yang

mampu

tipis dari peptidoglikan yang terisi

mendegradasi

diantara dua membran. Membran

dari 31 isolat bakteri.

luar terdiri dari lipoprotein dan
liposakarida.

Kedua

tipe

gram

selulosa

b. Populasi

bakteri

selulolitik paling banyak

mempunyai membran bagian dalam

ditemukan

pada

tanah

dengan tipikal struktur dua lapis

hutan mangrove

Baros

potein/lemak

dengan kedalaman 20 cm

dari

membran

dengan jumlah 6,44x 105.

sitoplasmik.
Bentuk sel dari isolat yang
didapatkan

didominasi

dengan

c. Karakter

selulolitik paling banyak

bentuk sel coccus, tetapi ada juga

berbentuk

yang

berwarna

mempunyai

bentuk

basil.

bakteri

irregular
putih

susu

Mikroorganisme selulolitik dengan

permukaannya

bentuk coccus maupun basil di alam

bertepi

dan

bergelombang. Bentuk sel

dapat

intestinum

ditemukan
binatang,

sungai

tanah lumpur (Salle, 1974).

dalam
dan

secara

rata

datar
dan

mikroskopis

didominasi coccus (gram
negative) satu basil (gram
positif).

SARAN
Penelitian

ini

telah

Efficient
Bioethanol
Production”. Adv biochem
engine/biotechnol 108:(41-65).

mengidentifikasi sampai karakter
mikroskopis
dilakukan

bakteri,
penelitian

perlu
lanjutan

untuk mengetahui spesies bakteri
selulolitik yang terdapat pada
tanah hutan mangrove Baros.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, Fahmudin dan I.G Made
Subiksa. 2008. Lahan Gambut:
Potensi Untuk Pertanian Dan
Aspek Lingkungan. Word
Agroforestry Centre (ICRAF):
Bogor.
Anshori, Taufik. 2004.Mengenal
Bahan Organik lebih Jauh.
http://www.google.com/url?sa
=t&rct=j&q=&esrc=s&source=
web&cd=2&cad=rja&uact=8&
ved=0CCcQFjAB&url=http%3
A%2F%2Felisa1.ugm.ac.id%2
Ffiles%2Fcahyonoagus%2FhD
Xa17zE%2Ftugas%2520ith%2
520kul.doc&ei=_1IkVczKN83
auQSBj4GACg&usg=AFQjC
NEIjzfxdcW9mPKaBsVN7JE3
Ol4Lxg&sig2=bg7bLvHq6mS
mG65CTxJ7pw&bvm=bv.899
47451,d.c2E. Diakses Pada
Hari Rabu, 18 maret 2015
pukul 19.30 WIB.
Galbe, M. & Zacchi, G. 2007.
“Petreatment
Of
Lignocellulolitic Materials For

Hartanto, J. 2009. “Isolasi Dan
Karakterisasi Bakteri pelarut
Fosfat Pada Tanah Sulfat
Masam Di Kawasan Pesisir
Hutan
Mangrove
Peniti
Kalimantan Barat”, Skripsi.
universitas
Tanjungpura.
Pontianak.
Ibrahim A.S.S and Al Dewany. 2007.
“Isolation and Identification of
New Cellulases Producing
Thermophilic Bacteria from an
Egyptian Hot Spring and Some
Properties of the Crude
Enzyme”. Australian Journal
of Basic and Applied Sciences.
1(4): 473-478.
Irwanto. 2006. Keanekaragaman
Fauna
Pada
Habitat
Mangrove. Yogyakarta.
Ling, J.R. 1990. Digestion of
bacterial cell walls in the
rumen. In : The Rumen
Ecosystem (Eds : S. Hoshino,
R.Onodera, H. Minato and H.
Itabashi). Jap. Sci. Soc. Press.
Tokyo. 83-90.
Mahmudi,
M.
2008.
“Laju
Dekomposisi Serasah Mangrove
dan Kontribusinya Terhadap
Nutrien di Hutan Mangrove
Reboisasi”. Jurnal Penelitian
Perikanan. 11(1):107-117.
Ningsih, Lestya, Siti Khotimah dan
Irwan Lovadi. 2014. “Bakteri
pendegradasi selulosa dari
serasah daun avicennia alba

blume di kawasan Hutan
Mangrove peniti kabupaten
Pontianak”. Jurnal Protobiont.
3 (1):34-40.
Nurmayani, Desi. 2007. “Isolasi dan
potensi
mikroorganisme
selulolitik asal tanah gambut
dan kayu sedang melapuk
dalam
mendekomposisikan
kayu”. Skripsi. Universitas
Sumatra Utara: Medan.
Rahayu, Triastuti dan Muhammad
Waskito Ardhi. 2010. Modul
Praktikum
Mikrobiologi.
Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Press.
Rakhmawati, Anna. Evy Yulianti
dan Eli Rohaeti. 2014. “Seleksi
Bakteri Termofilik Selulolitik
Pasca Erupsi Merapi”. Jurnal
kaunia l(10): 2.
Reanida, Pramita Putri, Agus
Supriyanto dan Salamun. 2012.
“Eksplorasi Bakteri Selulolitik
Dari
Tanah
Mangrove
Wonorejo
Surabaya”.
Universitas
Airlangga:
Surabaya.
Saratale, G.D., Saratale, R.G., Oh,
S.E. 2012. “Production and
Characterization Of Multiple

Cellulolytic
Enzymes
By
Isolated Streptomyces sp”.
MDS. Biomass and Bioenergy.
47: 302-315.
Schlegel, H. 1994. Mikrobiologi
Umum Edisi Keenam . Gajah
Mada University Press.
Yogyakarta.
Siarudin, M dan Encep Rahman.
2008. “Biomassa Lantai Hutan
dan Jatuhan Serasah di
Kawasan Mangrove Blanakan,
Subang, Jawa Barat”. Jurnal
Penelitian
Hutan
dan
Konservasi Alam. Vol. V. No.
4:329-335.
Siti, U., Anna R, dan Evy Y. 2011.
Identifikasi Bakteri Selulolitik
Dari Saluran Pencernaan
Rayap
Lokal.
Laporan
penelitian.
Trialfhianty, Tyas Ismi. 2013.
Kondisi Ekosistem Mangrove
Dusun Baros. Manajemen
Sumberdaya Perikanan.
Wirajana,
I
Nengah,
Ketut
Ratnayani, dan Darma Asih
Yuliana.
2012.
“Skrining
Selulase Dari Tanah Hutan
Mangrove Pantai Suwung
Bali”. Jurnal Kimia. 6 (2) :
191-195.