ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA Analisis Efisiensi Perbankan syariah di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Tahun 2010-2014.

(1)

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI

INDONESIA MENGGUNAKAN METODE

DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS

(DEA) PADA TAHUN 2010-2014

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Program Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Syariah Fakultas Agama

Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

FEBRIYAN ISWAHYUDHI

B.300.110.027/ I.000.113.011

TWINNING PROGRAM

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI

PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015


(2)

(3)

ABSTRAKSI

Efisiensi perbankan merupakan kemapuan menghasilkan output yang maksimal dengan menggunakan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan oleh perbankan. Dengan diidentifikasikan alokasi input dan output, maka dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat apa penyebab perbankan tidak efisiensi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa tingkat efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia. Dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasi dari 4 Bank tersebut yaitu Bank Mandiri Syariah, Bank Muammalat Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Bank BRI Syariah pada tahun 2010-2014. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan input oriented. Untuk mengetahui tingkat efisiensi pada masing-masing bank.

Berdasarkan hasil penghitungan DEA, terdapat 1 bank yang mengalami efisiensi sempurna selama periode penelitian yaitu Bank BRI Syariah. Sedangkan Bank Muammalat dan Bank Mandiri Syariah mengalami inefisiensi selama 1 tahun yaitu tahun 2013.Dan bank yang mengalami ketidak efisiensian adalah Bank Mega Syariah karena 2 tahun mengalami inefisiensi yaitu pada tahun 2012 dan 2014.

Kata kunci: Efisiensi, DEA, Input Oriented, Bank Syariah

A. PENDAHULUAN

Gagasan tenang perbankan syariah di Indonesia secara formal sebenarnya telah di wacanakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membahas tentang perbankan pada tahun 1990, yang selanjutnya diikuti dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia yang menganut dual banking system yaitu dengan menggunakan system perbankan konvensional dan system perbankan syariah. Sistem perbankan syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit sharing)sebagai prinsip dasar bagi operasionalnya secara keseluruhan. Berbeda dengan system perbankan konvensional yang menggunakan bunga (interest) sebagai dasar pengoperasionalnya. (Joko Tri, 2011)

Lahirnya perbankan syariah di Indonesia diharapkan menjalankan system keuangan didalam perbankan yang tidak mengandung unsurriba(tambahan).


(4)

Karena didalam islam riba itu sangat dilarang. Dijelaskan pada Al Qur’an Surat Ali’ Imron ayat 130.

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan.”(Qs. Ali Imron 130)

Akibat pengaruh dari krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1998 dan lahirnya Undang-Undang Nomer 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomer 7 tahun1992 tentang perbankan, yang isinya mengatur tentang peluang usaha syariah bagi bank konvensional, perbankan. Dan mulai saat itulah perbankan syariah berkembang pesat dengan dimulai terbentuknya Bank Mandiri Syariah pada tahun 1998 dan juga Unit Usaha Syariah (UUS) oleh Bank BNI. (Ikatan Bankir Indonesia, 2014)

Eksistensi lembaga keuangan syariah di Indonesia dapat dilihat dari semakin bertambahnya jumlah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) padasetiap tahunnya.

Tabel 1.1

Pertumbuhan Lembaga Keuangan Syariah

2008 2009 2010 2011 2012 2013

BUS

• Jumlah Bank • Jumlah Kantor UUS

• Jumlah Bank* • Jumlah Kantor BPRS

• Jumlah Bank • Jumlah Kantor

5 581 27 241 131 202 6 711 25 287 138 225 11 1,215 23 262 150 286 11 1,401 24 336 155 364 11 1,745 24 517 158 401 11 1,998 23 590 163 406

Total Kantor 1,024 1,223 1,763 2,101 2,663 2,990

Ket: * Jumlah Bank Konvesional yang memiliki Unit Usaha Syariah Sumber: Bank Indonesia, 2014


(5)

Efisiensi merupakan salah satu paremeter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu yang mendasari seluruh kinerja sebuah perusahaan (Suseno, 2008:34). Kemampuan perbankan menghasilkan output yang maksimal dengan menggunakan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan oleh perbankan. Pada saat melakukan pengukuran efisiensi, pihak bank dihadapkan pada suatu kondisi bagaimana cara meningkatkan tingkat output yang optimal dengan menggunakan tingkat input yang ada. Dengan diidentifikasikan alokasi input dan output, maka dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat apa penyebab perbankan tidak efisiensi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul ”Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Tahun 2010-2014”.

B. LANDASAN TEORI 1. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 21 tahun 2008 tanggal 16 juni 2008 tentang Perbankan Syariah, pengertian Perbankan syariah merupakan segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah, Unit Usaha Syariah, menyangkut kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian Bank, Bank Syariah, Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan Unit Usaha Syariah sebagai berikut :

• Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.


(6)

• Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

• Bank Umum Syariah adalah Bank syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa lalu lintas dalam pembayaran.Bank.

• Pembiayaan Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.. • Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit

kerja dari kantor pusat Bank Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja dikantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan diluar negeri yang melaksanakan kegiatan secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.

b. Jenis-Jenis Riba

Menurut Antonio syafi’ (2001) Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua. Masing-masing adalah riba hutang-pihutangdan ribajual-beli. Kedua kelompok tersebut dibagi menjadi masing-masing dua. Kelompok riba hutang-pihutang menjadi riba qarddanriba jahiliyyah. Kelompok ribajual-belimenjadiriba fadhl danriba nasi’ah.

1) Riba Qard

Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan kepada yang berhutang (muqtaridh)

2) Riba Jahiliyyah

Utang yang dibayar lebih dari pokoknya kerena si peminjam tidak dapat menggembalikan hutangnya pada waktu yang telah di sepakati diawal.


(7)

3) Riba Fadhl

Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis barang ribawi.

4) Riba Nasi’ah

Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan barang ribawi lainnya. Riba nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.

c. Konsep Operasional Perbankan Syariah

Ascarya dan Yumanita (2005) dana yang telah dihimpun dari masyarakat oleh perbankan syariah melalui prinsip Wadiah Yad Dhamanah, Mudharabah Mutlaqah, Ijarah, dan lain-lain serta setoran modal dimasukkan kedalam pooling fund. Sumber dana paling dominan berasal dari Mudharabah Mutlaqah yang biasa mencapai lebih dari 60% dan berbentuk tabungan deposito atau obligasi. Pooling Fund kemudian dipergunakan dalam penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, jual beli dan sewa. Pada pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diperoleh bagian bagi hasil/laba sesuai kesepakatan awal dari pembiayaan dengan prinsip jual beli diperoleh margin keuntungan. Sedangkan dari pembiayaan dengan prinsip sewa diperoleh pendapatan sewa. Keseluruhan pendapatan dari pooling fund ini lalu dibagihasilkan antara bank dengan semua nasabah yang menitipkan, menabung, atau menginvestasikan uangnya sesuai kesepakatan awal. Bagian nasabah atau hak pihak ketiga akan didistribusikan kepada nasabah, sedangkan bagian bank akan dimasukkan kedalam laporan rugi laba sebagai pendapatan operasi utama. Sementara itu, pendapatan lain seperti dari mudharabah muqayyadah jasa keuangan dimasukkan kedalam laporan rugi laba sebagai pendapatan operasional lainnya.


(8)

2. Konsep Produksi a. Teori Produksi

Pengertian secara umum produksi adalah penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa dan dimana atau kapan komoditi-komoditi itu dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Produksi tidak terbatas pada pembuatan saja, tetapi juga menyangkut penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengeceran, pengemasan kembali, serta upaya-upaya lembaga atau regulator atau mencari celah hukum demi memperoleh keringan pajak. (Millers dan Mainers, 2000) b. Fungsi Produksi

Fungsi produksi menghubungkan input dengan output, yang menentukan tingkat output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau sebaliknya jumlah oinput minimum yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. (Arsyad, 1991)

c. Konsep Biaya

Konsep biaya berkaitan erat dengan konsep produksi karena untuk mengetahui pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivias perusahaan (misalnya volume produksi atau volume penjualan). Kurva biaya menunjukan bahwa biaya produk minimum pada berbagai tingkat output.


(9)

Kurva 2.1 Kurva Biaya Total

P TC

TVC

TFC

Q Sumber : (Salvatore, 1994)

Dimana :

TC : total biaya(total cost)

TFC : total biaya tetap(total fixed cost) TVC : total biaya variabel(total variabel cost)

P : harga produksi yang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan Q : jumlah produksi

Samsubar Saleh (2000) menyatakan bahwa analisis dalam teori produksi dapat dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Pembedaan jangka waktu lebih menekankan pada sifat input yang digunakan dalam proses produksi. Jangka pendek berarti sebagian input bersifat tetap namun lainnya bersifat variabel atau dapat diubah jumlahnya. Biaya tetap total (Total Fixed Cost, TFC) mencerminkan seluruh kewajiban atau biaya yang ditanggung per unit waktu atau semua input tetap. Input tetap adalah input yang jumlahnya dalam waktu tertentu atau bisa diubah dengan biaya yang sangat besar. Biaya variabel total (Total Variabel Cost, TVC) adalah biaya yang ditanggung per unit waktu atas semua input variabel yang digunakan. Input variabel adalah input yang dapat diubah dengan cepat dalam jangka pendek. Biaya total (Total Cost, TC) adalah TFC ditambah TVC.


(10)

3. Konsep Efisiensi 1. Konsep Efisiensi

Shone Rinald (1981) menyatakan bahwa efisiensi merupakan perbandingan output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, yang berarti jika rasio output input besar maka efisiensi dikatakan semakin tinggi, dapat dikatakan bahwa efisiensi dan penggunaan input yang terbaik dalam memproduksi output.

Efisiensi dibagi dalam dua bagian menurut Nicholson (2003) Pertama, efisiensi Teknis (technical efficiency) yaitu pilihan proses produksi yang kemudian menghasilkan output tertentu dengan meminimalisi sumberdaya. Kedua efisiensi ekonomis (cost efficiency) yaitu bahwa pilihan apapun yang digunakan dalam kegiatan produksi haruslah yang meminimumkan biaya. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi teknis merupakan kemampuan perusahaan dalam memaksilkan jumlah output dengan meminimalkan jumlah input. Sementara efisiensi alokatif atau efisiensi ekonomis yaitu kemampuan perusahaan dalam menggunakan input optimal dengan biaya rendah.

C. METODE PENELITIAN

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah DEA (Data Envelopment Analysis). DEAP version 2.1 merupakan software yang digunakan dalam penelitian ini. DEA merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi produktivitas dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan. Unit-unit yang dianalisis oleh DEA disebut unit pembuat keputusan (UPK). DEA membandingkan tiap-tiap UPK dengan UPK yang dianggap paling baik atau efisien atau dengan kata lain DEA mengidentifikasi batas efisien (frontier) pada beberapa perbandingan atas UPK. (Zainal dan Endri, 2009)


(11)

D. HASIL PENELITIAN

Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan suatu teknik pemograman yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari sekumpulan unit-unit pengambilan keputusan dalam mengolah input untuk menghasilkan output. Nilai suatu efisiensi dihitung dengan variasi angka 0-1. Bisa dikatakan efisien jika nilai efisiensinya semakin mendekati angka 1, sebaliknya dikatakan inefisien jika nilainya mendekati angka 0. Berdasarkan hasil perhitungan nilai efisiensi dengan menggunakan software DEAP yang berorientasi pada variabel input, dapat dilihat tingkat efisiensi Bank Umum Syariah pada tabel 4.3. Hasil perhitungan pada tabel tersebut menggunakan pencapaian efisiensi pada masing-masing bank pada tahun 2010-2014.

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Efisiensi DEA Bank Umum Syariah Tahun 2010-2014

Tahun

Skor Efisiensi DEA Bank Mandiri

syariah

Bank Muamalat

Bank Mega Syariah

Bank BRIsyariah

2010 1.000 1.000 1.000 1.000

2011 1.000 1.000 1.000 1.000

2012 1.000 1.000 0.927 1.000

2013 0.450 0.928 1.000 1.000

2014 1.000 1.000 0.903 1.000

Sumber : Hasil olah data

Tabel 4.3 diatas menunjukan skor efisiensi masing-masing bank umum syariah berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program DEAP. Hasil pengolahan data diatas menunjukan bahwa pada tahun 2010 dan 2011 dari keempat bank umum syariah telah efisien. Sedangankan dari tahun 2012-2014 tidak semua bank dapat dikatakan efisien dikarenakan pada setiap tahun, sejak tahun 2012-2014 terdapat salah satu bank yang belum mencapai nilai efisien. Pada tahun 2012 terdapat satu bank yang belum mencapai nilai efisien yaitu Bank Mega Syariah belum mencapai nilai yang efisien. Pada tahun 2013 terdapat dua bank yang belum mecapai nilai efisien yaitu Bank Syariah Mandiri dan Bank Muammalat Indonesia. Sedangakan pada tahun 2014 terdapat satu bank yang belum mencapa nilai yang efisien yaitu Bank


(12)

Mega Syariah. Hanya Bank BRI Syariah mengalami efisien sempurna selama periode penelitian.

B. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program DEAP yaitu pada 4 Bank Umum Syariah ( Bank Syariah Mandiri, Bank Muammalat Indonesia, Bank Mega Syariah, Bank BRI Syariah) hanya Bank BRI Syariah yang sudah 100 persen mengalami efisiensi terus menerus dari periode penelitian yaitu pada tahun 2010-2014.

2. Bank yang mengalami inefisiensi yang tertinggi yaitu Bank Mega Syariah karena dari periode peneitian terdapat dua periode mengalami inefisien yaitu pada tahun 2012 dan 2014. Kemudian Bank Syariah Mandiri dan Bank Muammalat Indonesia hampir efisien sempurna namun pada tahun yang sama yaitu tahun 2013 kedua bank tersebut mengalami inefisien dari periode penelitian yaitu tahun 2010-2014.

3. Pada variabel output ketidakefisenan yang terdapat pada ketiga bank tersebut berasal dari seluruh variabel penempatan pada bank bi, penempatan pada bank lain dan pembiayaan dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda.

4. Sedangkan pada sisi input yang mengalami ketidakefisienan juga terdapat pada seluruh variabel giro, tabungan, dan deposito dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda.


(13)

Berdasarkan hasil dan simpulan yang telah diperoleh dari penelitian ini, maka asran yang dapat disampaikan untuk pihak-pihak terkait dan penelitian berikutnya adalah

1. Tingkat efisiensi perbankan merupakan suatu indikator penting untuk menilai kinerja suatu bank, termasuk kinerja perbankan nasional di Indonesia. Bank yang telah mencapai efisiensi 100 persen merupakan bank yang telah memiliki kemampuan untuk mengelola input yang dimiliki dan mengubahnya menjadi output yang maksimal. Karena fungsi utama lembaga keuangan merupakan menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat dan sebagai lembaga usaha yang tentunya dituntut untuk menghasilkan keuntungan.

2. Perlunya pengambilan kebijakan yang tepat untuk menjadikan bank yang belum efisien menjadi bank yang efisien.

3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama di masa yang akan datang, hendaknya periode pengamatan diperpanjang serta hendaknya menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dapat menghasilkan output yang lebih akurat.


(14)

DAFTAR PUSTAKA AL-QURAN

Abidin, Zaenal dan Endri. 2009. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 11, NO. 1, MEI 2009: 21-29. Afif, muhammad. 2010. Efisiensi Perbankan Syariah Ditahun 2005-2009. Tesis

dipublikasikan. Program pasca sarjana Universitas Diponegoro.

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Manajerial Ekonomi Terapan untuk Manajemen Bisnis.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Ascarya dan Diana Yumanita. 2005.Bank Syariah : Gambaran Umum. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

Bank BRI Syariah. 2014. Laporan Keuangan Tahunan 2010-2014. http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-tahunan. Diakses sabtu, 23 Mei 2015. Bank Mega Syariah. 2014. Laporan Keuangan Tahunan 2010-2014.

http://www.megasyariah.co.id/. Diakses sabtu, 23 Mei 2015.

Bank Muammalat Indonesia. 2014. Laporan Keuangan Tahunan 2010-2014. http://www.bankmuamalat.co.id/investor/laporan-tahunan. Diakses sabtu, 23 Mei 2015.

Bank Syariah Mandiri. 2014. Laporan Keuangan Tahunan 2010-2014. http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/. Diakses sabtu, 23 Mei 2015.

BANK INDONESIA. 2014. Statistik Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id. Diakses kamis, 11 Desember 2014.

BANK INDONESIA. 2012. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah.

http://www.bi.go.id. Diakses Minggu, 14 Desember 2014.

Hadad, Muliaman D dkk. 2003. Analisis efisiensi industri perbankan indonesia: penggunaan metode non parametrik data envelopment analysis (DEA). Buletin ekonomi moneter dan perbankan. http://www.bi.go.id. Diakses Minggu, 11 Januari 2015.

Hidayah, Nur. 2014.Studi Komparatif Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi tidak dipublikasikan. Progdi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Uniersitas Muhammadiyah Surakarta.

IKATAN BANKIR INDONESIA. 2014. Memahami Bisnis Bank Syariah.

JAKARTA : GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA.

Iswardono S Permono dan Darmawan. 2000. Analisis efisiensi perbankan di indonesia (studi kasus bank-bank devisa di indonesia tahun1991-1996).Jurnal ekonomi dan bisnis indonesia Vol. 15 No. 1, hal.1-13. Yogyakarta.


(15)

Komaryatin, Nurul. 2006. Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks Karisidenan Pati. Tesis S2 pasca sarjana, Universitas Diponegoro.

Millers, Roger Lamy dan Roger E Meiners. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate.

Grafindo : Jakarta.

Muharram, Harjum dan Riszki Pusvitasari. 2008.Analisis Efisieni Perbankan Syariah di Indonesia Dengan Menggunakan Data Employmen Methode (DEA). Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Nurainin, Asma. 2014. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Employmen Analysis (DEA).

Skripsi tidak dipublikasikan. Progdi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Uniersitas Muhammadiyah Surakarta.

Rivai, Veitzal dan Arfian Arifin. 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi.Jakarta: Bumi Aksara.

Rochaety, Ety,dkk. 2007.Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Saleh, Samsudar. 2000. Metode Data Employment Analysis. Yogyakarta PAU-FE UGM.

Salvatore, Dominick. 1994. Teori Mikro Ekonomi. Terj Rudy S. Dan Haris Munandar. Jakarta: Grafindo Persada.

Salvatore, Dominick. 2010. Schaum’s Outlines: Mikroekonomi Edisi Keempat.

Jakarta: Erlangga.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suseno, Priyonggo. 2008. Analisis efisiensi dan skala ekonomi pada industri perbankan syariah di indonesia. Jurnal Ekonomi Islam. Vol 2 No. 1. Yogyakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Ekonomi UII.

Sutawijaya, A dan Lestari. 2009.Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal pembangunan. Vol 10. No. 1.

Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata publising.

Undang-Undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Utomo, Setiawan Budi. 2006. Fiqih Aktual, Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer.


(1)

3. Konsep Efisiensi 1. Konsep Efisiensi

Shone Rinald (1981) menyatakan bahwa efisiensi merupakan perbandingan output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, yang berarti jika rasio output input besar maka efisiensi dikatakan semakin tinggi, dapat dikatakan bahwa efisiensi dan penggunaan input yang terbaik dalam memproduksi output.

Efisiensi dibagi dalam dua bagian menurut Nicholson (2003) Pertama, efisiensi Teknis (technical efficiency) yaitu pilihan proses produksi yang kemudian menghasilkan output tertentu dengan meminimalisi sumberdaya. Kedua efisiensi ekonomis (cost efficiency) yaitu bahwa pilihan apapun yang digunakan dalam kegiatan produksi haruslah yang meminimumkan biaya. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi teknis merupakan kemampuan perusahaan dalam memaksilkan jumlah output dengan meminimalkan jumlah input. Sementara efisiensi alokatif atau efisiensi ekonomis yaitu kemampuan perusahaan dalam menggunakan input optimal dengan biaya rendah.

C. METODE PENELITIAN

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah DEA (Data Envelopment Analysis). DEAP version 2.1 merupakan software yang digunakan dalam penelitian ini. DEA merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi produktivitas dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan. Unit-unit yang dianalisis oleh DEA disebut unit pembuat keputusan (UPK). DEA membandingkan tiap-tiap UPK dengan UPK yang dianggap paling baik atau efisien atau dengan kata lain DEA mengidentifikasi batas efisien (frontier) pada beberapa perbandingan atas UPK. (Zainal dan Endri, 2009)


(2)

D. HASIL PENELITIAN

Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan suatu teknik pemograman yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari sekumpulan unit-unit pengambilan keputusan dalam mengolah input untuk menghasilkan output. Nilai suatu efisiensi dihitung dengan variasi angka 0-1. Bisa dikatakan efisien jika nilai efisiensinya semakin mendekati angka 1, sebaliknya dikatakan inefisien jika nilainya mendekati angka 0. Berdasarkan hasil perhitungan nilai efisiensi dengan menggunakan software DEAP yang berorientasi pada variabel input, dapat dilihat tingkat efisiensi Bank Umum Syariah pada tabel 4.3. Hasil perhitungan pada tabel tersebut menggunakan pencapaian efisiensi pada masing-masing bank pada tahun 2010-2014.

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Efisiensi DEA Bank Umum Syariah Tahun 2010-2014

Tahun

Skor Efisiensi DEA Bank Mandiri

syariah

Bank Muamalat

Bank Mega Syariah

Bank BRIsyariah

2010 1.000 1.000 1.000 1.000

2011 1.000 1.000 1.000 1.000

2012 1.000 1.000 0.927 1.000

2013 0.450 0.928 1.000 1.000

2014 1.000 1.000 0.903 1.000

Sumber : Hasil olah data

Tabel 4.3 diatas menunjukan skor efisiensi masing-masing bank umum syariah berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program DEAP. Hasil pengolahan data diatas menunjukan bahwa pada tahun 2010 dan 2011 dari keempat bank umum syariah telah efisien. Sedangankan dari tahun 2012-2014 tidak semua bank dapat dikatakan efisien dikarenakan pada setiap tahun, sejak tahun 2012-2014 terdapat salah satu bank yang belum mencapai nilai efisien. Pada tahun 2012 terdapat satu bank yang belum mencapai nilai efisien yaitu Bank Mega Syariah belum mencapai nilai yang efisien. Pada tahun 2013 terdapat dua bank yang belum mecapai nilai efisien yaitu Bank Syariah Mandiri dan Bank Muammalat Indonesia. Sedangakan pada tahun 2014 terdapat satu bank yang belum mencapa nilai yang efisien yaitu Bank


(3)

Mega Syariah. Hanya Bank BRI Syariah mengalami efisien sempurna selama periode penelitian.

B. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program DEAP yaitu pada 4 Bank Umum Syariah ( Bank Syariah Mandiri, Bank Muammalat Indonesia, Bank Mega Syariah, Bank BRI Syariah) hanya Bank BRI Syariah yang sudah 100 persen mengalami efisiensi terus menerus dari periode penelitian yaitu pada tahun 2010-2014.

2. Bank yang mengalami inefisiensi yang tertinggi yaitu Bank Mega Syariah karena dari periode peneitian terdapat dua periode mengalami inefisien yaitu pada tahun 2012 dan 2014. Kemudian Bank Syariah Mandiri dan Bank Muammalat Indonesia hampir efisien sempurna namun pada tahun yang sama yaitu tahun 2013 kedua bank tersebut mengalami inefisien dari periode penelitian yaitu tahun 2010-2014.

3. Pada variabel output ketidakefisenan yang terdapat pada ketiga bank tersebut berasal dari seluruh variabel penempatan pada bank bi, penempatan pada bank lain dan pembiayaan dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda.

4. Sedangkan pada sisi input yang mengalami ketidakefisienan juga terdapat pada seluruh variabel giro, tabungan, dan deposito dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda.


(4)

Berdasarkan hasil dan simpulan yang telah diperoleh dari penelitian ini, maka asran yang dapat disampaikan untuk pihak-pihak terkait dan penelitian berikutnya adalah

1. Tingkat efisiensi perbankan merupakan suatu indikator penting untuk menilai kinerja suatu bank, termasuk kinerja perbankan nasional di Indonesia. Bank yang telah mencapai efisiensi 100 persen merupakan bank yang telah memiliki kemampuan untuk mengelola input yang dimiliki dan mengubahnya menjadi output yang maksimal. Karena fungsi utama lembaga keuangan merupakan menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat dan sebagai lembaga usaha yang tentunya dituntut untuk menghasilkan keuntungan.

2. Perlunya pengambilan kebijakan yang tepat untuk menjadikan bank yang belum efisien menjadi bank yang efisien.

3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama di masa yang akan datang, hendaknya periode pengamatan diperpanjang serta hendaknya menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dapat menghasilkan output yang lebih akurat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA AL-QURAN

Abidin, Zaenal dan Endri. 2009. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 11, NO. 1, MEI 2009: 21-29. Afif, muhammad. 2010. Efisiensi Perbankan Syariah Ditahun 2005-2009. Tesis

dipublikasikan. Program pasca sarjana Universitas Diponegoro.

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Manajerial Ekonomi Terapan untuk Manajemen Bisnis.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Ascarya dan Diana Yumanita. 2005.Bank Syariah : Gambaran Umum. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

Bank BRI Syariah. 2014. Laporan Keuangan Tahunan 2010-2014. http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-tahunan. Diakses sabtu, 23 Mei 2015. Bank Mega Syariah. 2014. Laporan Keuangan Tahunan 2010-2014.

http://www.megasyariah.co.id/. Diakses sabtu, 23 Mei 2015.

Bank Muammalat Indonesia. 2014. Laporan Keuangan Tahunan 2010-2014. http://www.bankmuamalat.co.id/investor/laporan-tahunan. Diakses sabtu, 23 Mei 2015.

Bank Syariah Mandiri. 2014. Laporan Keuangan Tahunan 2010-2014. http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/. Diakses sabtu, 23 Mei 2015.

BANK INDONESIA. 2014. Statistik Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id. Diakses kamis, 11 Desember 2014.

BANK INDONESIA. 2012. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id. Diakses Minggu, 14 Desember 2014.

Hadad, Muliaman D dkk. 2003. Analisis efisiensi industri perbankan indonesia: penggunaan metode non parametrik data envelopment analysis (DEA). Buletin ekonomi moneter dan perbankan. http://www.bi.go.id. Diakses Minggu, 11 Januari 2015.

Hidayah, Nur. 2014.Studi Komparatif Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi tidak dipublikasikan. Progdi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Uniersitas Muhammadiyah Surakarta.

IKATAN BANKIR INDONESIA. 2014. Memahami Bisnis Bank Syariah. JAKARTA : GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA.

Iswardono S Permono dan Darmawan. 2000. Analisis efisiensi perbankan di indonesia (studi kasus bank-bank devisa di indonesia tahun1991-1996).Jurnal ekonomi dan bisnis indonesia Vol. 15 No. 1, hal.1-13. Yogyakarta.


(6)

Komaryatin, Nurul. 2006. Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks Karisidenan Pati. Tesis S2 pasca sarjana, Universitas Diponegoro.

Millers, Roger Lamy dan Roger E Meiners. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate. Grafindo : Jakarta.

Muharram, Harjum dan Riszki Pusvitasari. 2008.Analisis Efisieni Perbankan Syariah di Indonesia Dengan Menggunakan Data Employmen Methode (DEA). Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Nurainin, Asma. 2014. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Employmen Analysis (DEA). Skripsi tidak dipublikasikan. Progdi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Uniersitas Muhammadiyah Surakarta.

Rivai, Veitzal dan Arfian Arifin. 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi.Jakarta: Bumi Aksara.

Rochaety, Ety,dkk. 2007.Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Saleh, Samsudar. 2000. Metode Data Employment Analysis. Yogyakarta PAU-FE UGM.

Salvatore, Dominick. 1994. Teori Mikro Ekonomi. Terj Rudy S. Dan Haris Munandar. Jakarta: Grafindo Persada.

Salvatore, Dominick. 2010. Schaum’s Outlines: Mikroekonomi Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suseno, Priyonggo. 2008. Analisis efisiensi dan skala ekonomi pada industri perbankan syariah di indonesia. Jurnal Ekonomi Islam. Vol 2 No. 1. Yogyakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Ekonomi UII.

Sutawijaya, A dan Lestari. 2009.Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal pembangunan. Vol 10. No. 1.

Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata publising.

Undang-Undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Utomo, Setiawan Budi. 2006. Fiqih Aktual, Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer.


Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 2 100

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGANMENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).

0 3 11

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIADENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).

0 4 5

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA Analisis Efisiensi Perbankan syariah di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Tahun 2010-2014.

0 3 16

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Perbankan syariah di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Tahun 2010-2014.

0 4 7

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA Analisis Efisiensi Perbankan syariah di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Tahun 2010-2014.

0 2 16

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (Dea).

0 3 12

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (Dea).

0 2 13

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14