EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Project Based Learning (Pjbl) Dan Discovery Learning Ditinjau Dari Minat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasur

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI
PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN DISCOVERY LEARNING
DITINJAU DARI MINAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI
2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015.

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh:
AMBAR KUSUMA WATI
A410110 012

Kepada:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MARET, 2015

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI

PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN DISCOVERY LEARNING
DITINJAU DARI MINAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR
Ambar Kusuma Wati1, Sumardi2
1

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta
email: ambar.kusumawati@rocketmail.com
2

Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta
email: s_mardi15@yahoo.co.id

Abstract: This study aims to determine: (1) The effect of learning srategy between
Project Based Learning (PjBL) and Discovery Learning toward student’s learning mastery
(2) The effect of student’s interest toward student’s learning achievement (3) Interaction
between learning strategy and student’s interest toward student’s learning achievement. This
research is kind of experimental research. The population in this study the entire eightth
grade students of SMP Negeri 2 Kartsura Academic Year 2014/2015. The sample of this
study, the class VIIIC as the experimental class with 30 students and the class VIIIA as the
control class with 32 students. The sampling technique was performed using random

sampling. Data collection method used is the method of testing, questionnaires and
documentation. The analysis technique used, is a two-wy nlysis of varience test different cells
previously performed using methods liliefors normaly test and homogeneity test using
Bartelett method. Based on the research results with α = 5%, was obtained (1) There are
difference between Project Based Learning and Discovery Learning toward student’s
learning mastery with FA = 5,7561 > Ftabel =4,016 (2) There is influence of student’s
interest toward student’s learning achievement with FA = 5,8749 > Ftabel = 3,166 (3) There
is no interaction between learning strategy and student’s interest toward student’s learning
achievement with FAB = 0,7299 < Ftabel = 3,166.
Keywords: Discovery Learning;Student’s interest;Learning Mastery;PjBL
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perbedaan antara strategi Project
Based Learning (PjBL) dan Discovery Learning terhadap prestasi belajar siswa (2) Pengaruh
minat terhadap prestasi belajar siswa (3) Interaksi. antara strategi pembelajaran dan minat
terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun
Ajaran 2014/2015. Sampel dari penelitian ini, kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dengan
30 siswa dan kelas VIIIA sebagai kelas kontrol dengan 32 siswa. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode tes, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan
adalah ujia analisis variansi dua sel tak sama yang sebelumnya dilakukan uji normalitas

menggunakan metode lilliefors, dan uji homogenitas menggunakan Bartlett.. Berdasarkan
hasil penelitian dengan α = 5%, diperoleh (1) Terdapat perbedaan antara strategi Project
Based Learning (PjBL) dan Discovery Learning terhadap prestasi belajar siswa dengan FA =
5,7561 > Ftabel =4,016 (2) Terdapat pengaruh minat terhadap prestasi belajar siswa dengan
FA = 5,8749 > Ftabel = 3,166 (3) Tidak terdapat interaksi. antara strategi pembelajaran dan
minat terhadap prestasi belajar matematika dengan FAB = 0,7299 < Ftabel = 3,166.
Kata Kunci: Discovery Learning;Minat;Prestasi Belajar;Project Based Learning (PjBL).

Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu aspek terpenting dalam menentukan kemajuan
dan perkembangan suatu bangsa. Karena melalui pendidikan suatu bangsa dapat
memperoleh tambahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan saat ini
masyarakat semakin menyadari arti penting pendidikan, serta menjadikan pendidikan
sebagai kebutuhan pokok.
Pendidikan di Indonesia dalam segi kualitas masih rendah jika dibandingkan
dengan negara lain. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia
(2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan
ke-37 dari 57 negara yang disurvei dunia. Bahkan menurut data yang didapat dari
Education For All (EFA) Global Monitoring Report (2011) yang dikeluarkan oleh
UNESCO diluncurkan di New York indeks pembangunan pendidikan atau Education

Development Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu
menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 Negara. (Education For All Global
Monitoring

Report,

The

Hidden

Crisis:

Armed

conflict

and

education


www.unesco.org)
Berdasarkan laporan terbaru Program Pembangunan PBB tahun 2013,
Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara dalam indeks pembangunan
Manusia (IPM) dengan angka 0,629. Dengan angka itu Indonesia tertinggal dari dua
negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (peringkat 18),
sedangkan IPM untuk kawasan Asia Pasifik adalah 0,683.
Berdasarkan beberapa laporan hasil survei tersebut, diperlukan perubahan
pola pikir sebagai landasan pelaksanaan kurikulum untuk meningkatkan kualitas
Pendidikan di Indonesia. Saat ini proses belajar mengajar di sekolah masih terpusat
pada guru (teacher centered), siswa cenderung sebatas menerima (reception
learning), dan kurang diikut sertakan secara langsung. Proses belajar mengajar
seperti ini cenderung membuat siswa bosan dan mengantuk dalam mengikuti
pelajaran. Terutama dalam pelajaran matematika yangidentik dengan berhitung, dan
membutuhkan kosentrasi lebih, serta menuntut begitu banyak pencapaian konsep
sehinggaterkesan sangat sulit, tidak menarik, dan membosankan.

Pelajaran matematika di Indonesia pada umumnya diberikan kepada siswa
di setiap jenjang pendidikan formal, serta memiliki jam pelajaran yang lebih banyak
dibandingkan mata pelajaran lain. Namun pada kenyataannya nilai rata-rata
matematika di Indonesia masih rendah jika dibanding negara lain. Hasil survei yang

dilakukan oleh Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun
2012, menempatkan Indonesia pada urutan ke-64 dari 65 negara pseserta dengan
nilai rata-rata 375 (OECD, 2013). Hasil survei PISA yang rendah tersebut
menunjukkan bahwa siswa Indonesia lemah dalam menyelesaikan soal-soal pada
PISA yang lebih banyak mengukur kemampuan menalar,

pemecahan masalah,

berargumentasi, dan berkomunikasi (Wardhani dan Rumiati, 2011:51).
Pembelajaran matematika selama ini cenderung dikembangkan melalui
strategi pembelajaran ceramah. Pembelajaran seperti ini perlu ditinjau kembali,
karena hanya memposisikan siswa sebagai pendengar dan kurang mengembangkan
potensi diri siswa. Dalam proses belajar mengajar di kelas masih banyak guru yang
hanya memanfaatkan whiteboard dan buku paket saja. Karena tidak semua sekolahan
memiliki fasilitas penunjang pembelajaran seperti LCD dan komputer yang dapat
dimanfaatkan untuk menarik minat siswa dalam belajar. Ketika minat siswa sudah
tidak ada, berdampak pula pada prestasi belajar mereka yang rendah. Oleh karena itu,
usaha untuk meningkatkan minat siswa harus dilakukan dengan berbagai cara.
Berdasarkan kurikulum baru yang diterapkan di Indonesia sekarang
(kurikulum 2013) lebih memprioritaskan pembelajaran berdasarkan masalah dengan

berbagai macam strategi pembelajaran. Pada kurikulum ini, siswa dituntut belajar
secara aktif dalam bekerja kelompok dan bertanya karena proses pembelajaran tidak
lagi terpusat pada guru. Strategi pembelajaran yang bervariasi dapat dijadikan
alternatif guru dalam menarik minat siswa untuk lebih aktif dalam belajar. Dengan
adanya srategi pembelajaran yang bervariasi diharapkan siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan menyenangkan dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan yaitu melalui strategi
PjBL. Menurut Ngalimun ( 2014:195) pembelajaran berbasis proyek atau PjBL bisa
menjadi revolusioner di dalam isu pembaharuan pembelajaran. Proyek dapat
mengubah hakikat hubungan antara guru dan pebelajar. Proyek dapat mereduksi

kompetensi di dalam kelas dan mengarahkan pebelajar lebih kolaboratif daripada
kerja sendiri-sendiri.
Selain strategi PjBL ada Discovery Learning. Menurut Muhammad Takdir
(2012:33) Discovery Learning atau pembelajaran penemuan

adalah salah satu

metode yang memungkinkan para anak didik terlibat langsung dalam kegiatan
belajar-mengajar, sehingga mampu menggunakan mentalnya untuk menemukan

suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
penggunaan strategi pembelajaran dengan PjBL dan Discovery Learning terhadap
prestasi belajar siswa, untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan minat
terhadap prestasi belajar siswa, dan untuk mengetahui interaksi antara strategi
pembelajaran PjBL dan Discovery Learning dan minat terhadap prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu adanya perbandingan antara
strategi Project Based Learning dan strategi Discovery Learning sehingga perlu
adanya penelitian dengan judul “Eksperimen Pembelajaran Matematika melalui
Strategi Project Based Learning (PjBL) dan Discovery Learning ditinjau dari Minat
Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2
Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015”.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Variabel
terikatnya adalah prestasi belajar dan variabel bebasnya adalah model Project Based
Learning(PjBL) danDiscovery Learning. Tempat penelitian di SMP Negeri
2Kartasura. Model

pembelajaran yang digunakan adalah model Project Based


Learning (PjBL) pada kelas eksperimen dan Discovery Learning pada kelas kontrol.
Kedua kelompok ini selanjutnya akan dilihat keberhasilannya berdasarkan hasil
belajar siswa matematika.
Teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster
random sampling . Teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan
sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Cara teknik ini
dengan mengundi kelas dari populasi penelitian. Dari 6 kelas yang ada diperoleh 2

kelas, yaitu kelas pertama sebagai kelas kontrol dan kelas kedua sebagai kelas
eksperimen. Sebelum diberikan perlakuan, yaitu praktik pengajaran pada kelas
eksperimen pertama maupun kelas eksperimen kedua harus diperhatikan kedua
kelompok dalam keadaan seimbang atau tidak. Uji keseimbangan yang digunakan
dengan menguji kesamaan dua variansi yang disebut Uji t. Sedangkan untuk
mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak maka
dilakukan uji homogenitas dengan taraf signifikansi 5%. Uji homogenitas ini
menggunakan metode Bartlett.

Serta dilakukan uji normalitas dengan taraf


signifikansi 5% menggunakan metode Lilliefors antara strategi PjBL dan Discovery
Learning.
Perbedaan prestasi belajar siswa diketahui melalui metode tes antara strategi
PjBL dan Discovery Learning. Pengaruh tingkat minat diketahui melalui angket
minat (tinggi, sedang, rendah). Sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar siswa diantaranya nama siswa, nomor induk
dan nilai UAS siswa kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Soal item
tes sebelumnya harus diuji validitas dan reliabilitas soal dan item tes. Untuk
menghitung tes angket dan tes hasil belajar matematika menggunakan rumus korelasi
product moment sedangkan untuk menghitung reliabilitas tes hasil belajar dengan
menggunakan rumus KR- 20. Untuk menghitung reliabilitas tes angket keaktifan
dengan menggunakan rumus Alpha.
Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas 20 soal tes, instrumen tersebut
dinyatakan reliabel dengan hasil reliabilitas yang tinggi, yaitu

= 0,7653.

Sedangkan untuk validitas soal diperoleh diperoleh 6 item tidak valid dan 14 item
valid. Hal ini berarti terdapat 14 soal yang nilai validitasnya lebih dari validitas tabel

dengan subyek 32, yaitu 0,349.
Uji validitas dan reliabilitas 20 soal tes angket, instrumen tersebut dinyatakan
reliabel dengan hasil reliabilitas yang sangat tinggi, yaitu

= 0,9587. Sedangkan

untuk validitas soal angket minat diperoleh 10 item tidak valid dan 20 item valid. Hal
ini berarti terdapat 20 soal yang nilai validitasnya lebih dari validitas tabel dengan
subyek 32, yaitu 0,349.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan dalam uji
normalitas adalah metode Lilliefors pada taraf signifikansi 5%. Dalam perhitungan
yang diperoleh untuk uji normalitas prestasi belajar melalui strategi pembelajaran
diperoleh nilai Lmaks

hitung

sebesar 0,1264 dan 0,1431. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tes prestasi belajar tersebut berdistribusi normal, karena
nilai0,1264 < 0,1618 dan 0,1431 < 0,1566. Sedangkan untuk uji normalitas angket
minat (tinggi, sedang , rendah) diperoleh nilai Lmaks hitung sebesar 0,1665 , 0,1703 dan
0,1875. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes prestasi belajar ditinjau dari
minat tersebut berdistribusi normal, karena nilai 0,1665 < 0,1981 , 0,1703 < 0,1738
dan 0,1875 < 0,2149.
Uji homogenitas dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui apakah
variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas ini
menggunakan metode Bartlett dengan taraf signifikansi 5%. Dari perhitungan
menggunakan Microsoft Excel 2007 diperoleh nilai χ
Karena χ

< χ

= 0,5078 dan 1,2616.

yaitu -0,0086 < 3,841 dan 1,2616 < 5,991. Maka dapat

diperoleh bahwa hasil belajar berdasarkan strategi dan minat siswa mempunyai
varian yang sama.
Perbedaan strategi PjBL dan Discovery Learning ditinjau dari minat terhadap
prestasi belajar ditampilkan pada tabel 6 hasil analisis uji variansi dua jalur sel tak
sama dengan bantuan Microsoft Excel 2007 sebagai berikut:
Tabel 1
Hasil Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Sumber Varian
Strategi
Pembelajaran (A)
Minat (B)
Interaksi (AB)
Galat
Total

JK

dK

RK

Fobs



Keputusan

954,7807

1

954,7807

5,7561

4,016

H0A Ditolak

1940,715
238,8086
9249,576
12374,88

2
2
56

970,3576
119,4043
165,1710

5,8749
0,7229

3,166
3,166

H0B Ditolak
H0AB Diterima

Berdasarkan hasil perhitungan uji anava dari tabel 1 diperoleh: (1) FA =
5,7561dan Ftabel = 4,016. Karena FA > Ftabel yaitu 5,7561> 4,016 maka H0A ditolak.
Ditolaknya H0A menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara penggunaan strategi
pembelajaran terhadap prestasi belajar, (2) FB = 5,8749dan Ftabel = 3,166. Karena FB >
Ftabel yaitu 5,8749 > 3,166 maka H0B ditolak. Ditolaknya H0B menyatakan bahwa
terdapat pengaruh tingkat minat terhadap prestasi belajar, (3) FAB = 0,7229 dan Ftabel
= 3,166. Karena FAB < Ftabel yaitu 0,7229 < 3,166 maka HAB diterima. Diterimanya
HAB menyatakan bahwa tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan
tingkat minat siswa terhadap prestasi belajar. Karena HAB perlu dilakukan uji
komparasi ganda yaitu uji lanjut pasca anava menggunakan rumus Scheffe. Uji
komparasi baris tidak perlu dilakukan karena hanya ada dua data yang menunjukkan
nilai tes prestasi belajar dengan project based learning yaitu 83,13 lebih dari
discovery learning yaitu 75,12. Untuk uji komparasi ganda antar kolom dapat dilihat
melalui tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
H0



(

1

+

1

0,0886

)

RKG

Fobs



Keputusan

165,171

0,6148

11,93 H0 diterima

µt = µs

8,9832

µt = µr

179,3805

0,1125

165,171

9,6536

11,93 H0 diterima

µs = µr

108,0789

0,1010

165,171

6,4811

11,93 H0 diterima

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diperoleh: (1) Fobs(µt = µs) < Fα , yaitu 0,6148 <
11,93 sehingga H0 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang
memiliki minat tinggi sama baik dengan prestasi belajar siswa yang berminat sedang
(2) Fobs(µt

= µr)

< Fα , yaitu 9,6536 < 11,93 sehingga H0 diterima , dan dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang memiliki memiliki minat tinggi sama
baik dengan prestasi belajar siswa yang memiliki minat rendah (3) Fobs(µs = µr) < Fα ,
yaitu 6,4811 < 11,93. Sehingga H0 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar siswa yang memiliki minat sedang sama baik dengan prestasi belajar siswa
yang minat rendah.

Pengujian prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji
homogenitas diperoleh bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol seimbang,
berdistribusi normal, dan sampel-sampel berasal dari populasi yang homogen.
Dengan demikian pengujian hipotesis secara statistik dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil uji hipotesis dengan taraf signifikan 5% diketahui bahwa terdapat perbedaan
efek penggunaan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa.
Kondisi di atas dapat disajikan dalam tabel rerata hasil belajar dan keaktifan siswa
serta Grafik profil efek variabel strategi pembelajaran sebagai berikut:
100
90
80
70
60
50

Eksperimen

40

Kontrol

30
20
10
0
Tinggi

Sedang

Rendah

Grafik 1
Profil Efek Variabel Strategi Pembelajaran dan Minat Siswa
Dari hasil uji ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikan 5%
diperoleh FA = 5,7561 dan Ftabel = 4,016. Karena FA > Ftabel maka H0A ditolak, yang
berarti bahwa ada perbedaan efek

antara siswa yang diberi pelakuan strategi

pembelajaran PjBL dengan siswa yang diberi perlakuan strategi pembelajaran
discovery learning terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok Lingkaran .
Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar matematika
sebesar 83,33, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar
matematika sebesar 76,12. Karena nilai rata-rata siswa yang diberi perlakuan strategi
pembelajaran project based learning lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata siswa
yang diberi perlakuan strategi pembelajaran discovery learning, maka diperoleh

kesimpulan bahwa strategi pembelajaran lebih baik hasilnya dibandingkan strategi
pembelajaran discovery learning. Penelitian yang dilakukan Monchai Tiantong
(2013) melalui pembelajaran online berbasis proyek dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks serta
kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Selain itu, penelitian yang dilakukan Altun
Yalcin (2009) juga menyimpulkan melalui project based learning membuat
pembelajaran lebih menarik, dan memberikan pengalaman yang berbeda bagi siswa,
serta mampu menghilangkan kejenuhan siswa terhadap rutinitas sekolah.
Penerapan strategi pembelajaran project based learning dan discovery
learning pada penelitian ini memiliki kesamaan pada isi Lembar Kerja Siswa (LKS),
namun terdapat perbedaan dalam pengemasan media dan penyajian lembar kerjanya.
Pada LKS project based learning disajikan dalam bentuk lembar kerja proyek yang
didesain lebih menarik dan merangsang kemampuan berfikir siswa. Selain itu
terdapat perbedaan yang jelas terlihat pada langkah-langkah pembelajarannya. Pada
strategi

project based learning, setelah membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok guru bersama siswa menetapkan peraturan dalam menyelesaikan proyek.
Serta memfasilitasi setiap kelompok untuk menentukan ketua sekretaris secara
demokratis dan mendiskripsikan tugas masing-masing kelompok. Selanjutnya
menentukan jadwal dalam mengalokasi waktu dan deadline untuk menyelesaikan
proyek. Jadi dalam kerja proyek, siswa masih diberikan batas waktu dalam
menyelesaikan proyek (tidak dalam 1x tatap muka).
Guru sama sekali tidak terlibat dalam penyelesaian proyek, hanya sebatas
memonitoring setiap kelompok. Sehingga siswa dilatih untuk mandiri dan belajar
saling bekerjasama. Proyek tersebut juga dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari,
siswa dapat melihat contoh nyata bangun lingkaran, dan dapat menentukan unsurunsur lingkaran melalui pengamatan mereka. Dan diakhir proyek siswa tidak hanya
mempresentasikan hasil proyek mereka, tetapi juga membuat laporan hasil kerja
kelompok mereka. Sehingga strategi

project based learning menyediakan

pengalaman belajar melalui proses penyelesaian proyek yang mana siswa terlibat
secara langsung, mengklasifikasi, menganalisis, memprediksi, dan mengkreasi tugas
mereka dalam kerja kelompok.

Sedangkan untuk pembelajaran matematika pokok bahasan lingkaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran discovery learning siswa kurang bersemangat.
Peneliti sudah meneyediakan LKS yang dapat merangsang kemampuan berfikir
siswa, namun siswa masih mengalami kesulitan dalam mengaitkan permasalahan
pada kehidupan sehari-hari. Selain itu langkah- langkah pembelajarannya juga
sedikit monoton. Siswa cenderung hanya terfokus pada permasalahan yang
disediakan, tidak berusaha untuk mengkreasikannya. Namun dalam strategi ini, sikap
semangat dan kerjasama kelompok yang baaik terjalin baik dalam diskusi maupun
presentasi
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara siswa yang dikenai strategi pembelajaran project
based learning dan siswa yang dikenai strategi pembelajaran discovery learning.
Strategi pembelajaran project based learning dapat melatih siswa untuk
menyelesaikan soal secara terstruktur dan mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
Dari prestasi uji ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikan 5%
diperoleh FB = 5,8749 dan Ftabel = 3,166. Karena FB > Ftabel maka terdapat pengaruh
minat siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan Lingkaran.
Tetapi tidak terdapat perbedaan pengaruh untuk setiap tingkatan minat (tinggi,
sedang, dan rendah) terhadap prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar yang diperoleh dari siswa yang memiliki minat tinggi tidak
berbeda secara signifikan dengan hasil belajar siswa yang memiliki minat sedang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki tingkat minat tinggi
mempunyai prestasi belajar sama baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki
tingkat minat sedang.
Prestasi belajar yang diperoleh dari siswa yang memiliki minat tinggi berbeda
secara signifikan dengan prestasi belajar siswa yang memiliki minat rendah. Tetapi
tidak dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki tingkat minat tinggi mempunyai
prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat minat
rendah.

Prestasi belajar yang diperoleh dari siswa yang memiliki minat sedang
berbeda secara signifikan dengan hasil belajar siswa yang memiliki minat rendah.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki tingkat keaktifan
sedang mempunyai hasil belajar yang sama baik dibandingkan dengan siswa yang
memiliki tingkat minat rendah.
Dari uji ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikan 5% diperoleh
nilai FAB = 0,7299 dan Ftabel = 3,166. Karena FA < FAB maka tidak ada interaksi yang
signifikan antara strategi pembelajaran dan minat siswa terhadap prestasi belajar
matematika.
Dari kesimpulan di atas, berarti bahwa setiap tingkat minat siswa (tinggi,
sedang, dan rendah) dengan strategi pembelajaran project based learning lebih baik
daripada strategi pembelajaran discovery learning baik secara umum maupun
ditinjau dari kategori minat siswa.
Tidak adanya interaksi antara strategi pembelajaran dan minat siswa terhadap
prestasi belajar dikarenakan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor
yang terdapat di dalam diri siswa itu sendiri,

misalnya: motivasi, kecerdasan,

latihan, psikologi dan hal-hal lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Karena
keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti tidak bisa menjangkau
berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa, sehingga
interaksi yang diharapkan tidak ada. Selain faktor yang berasal dari siswa, faktor dari
peneliti juga mempengaruhi ketidak adaan interaksi tersebut, diantaranya karena cara
peneliti dalam mengambil sampel ataupun saat proses penelitian dirasa kurang tepat,
sehingga sampel yang diambil tidak dapat mewakili populasi yang bisa
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Adanya perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang dikenai
strategi pembelajaran project based learning dan siswa yang dikenai strategi
pembelajaran discovery learning dikarenakan bahwa strategi project based learning
menyediakan pengalaman belajar melalui proses penyelesaian proyek yang mana
siswa terlibat secara langsung, mengklasifikasi, menganalisis, memprediksi, dan
mengkreasi tugas mereka dalam kerja kelompok. Proyek dapat mereduksi

kompetensi di dalam kelas dan mengarahkan pebelajar lebih kolaboratif daripada
kerja sendiri-sendiri. Selain itu, project based learning juga membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan mereka dalam menyelesaikan masalah serta
menyiapkan mental mereka dalam menghadapi isu pembaharuan pembelajaran.
Melalui strategi project based learning, siswa dapat belajar menemukan
pengetahuan

baru

dalam

kelompok-kelompok

kecil

dengan

susana

yang

menyenangkan. Siswa dilatih untuk bekerjasama dalam kelompok proyek, mampu
menumbuhkan sikap-sikap positif dalam diri siswa seperti toleransi, tanggung jawab,
serta bisa menerima pendapat orang lain. Siswa memperoleh pengalaman nyata
paraktik dalam mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu, dan sumber-sumber
lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas Dengan demikian, project
based learning menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara
kompleks dan dirancang untuk dikembangkan sesuai dunia nyata.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dengan mengacu
pada hipotesis taraf signifikansi ∝= 5%, maka dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran project based learning dapat memberikan prestasi belajar matematika
yang lebih baik daripada strategi pembelajaran discovery learning. Hal ini dapat

dilihat melalui nilai statistik uji FA > Ftabel, yaitu 5,7561 > 4,016 dengan rata-rata
nilai prestasi belajar matematika dari siswa yang dikenai strategi pembelajaran
project based learning lebih besar dari strategi pembelajaran discovery learning,
yaitu 83,33 > 76,12. Mengenai minat, ada pengaruh antara minat siswa terhadap
prestasi belajar matematika, dengan harga statistik uji FB > Ftabel, yaitu 5,8749 >
3,166.

Tetapi tidak terdapat perbedaan pengaruh untuk setiap tingkatan minat..

Sementara interaksi antara strategi pembelajaran dengan minat siswa tidak ada
terhadap prestasi belajar matematika, dengan harga statistik uji FAB < Ftabel, yaitu
0,7229 < 3,166 yang menunjukkan H0 diterima.

Daftar Pustaka
EFA. 2011. The Hidden Crisis: Armed conflict and education. Tersedia:
http://unesco.org/document/2011/EFA.pdf.
Ilahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi & Mental
Vocational Skill. Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI)
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogjakarta: Aswaja Presindo
OECD. 2010. PISA 2009 Result: Learning Trends: changes in Student Performance
Since 2000 (Volume V). Tersedia :
http://estaticos.elmundo.es/documentos/2010/12/07/pisa_2009_5.pdf.
Tiantong, Monchai dan Sumalee Siksen. 2013. “The OnlineProject Based Learning
Model Based Student’s Multiple Intelligence” International Journal of
Humanities and Social Science. Vol3. No.7
Yalcin, Altun. 2009. “The Effect of Project Based Learning on Science
Undergraduates’ Learning of Electricity, Attitude towards Physics and
Scientific Process Skills”. International Online Journal of Educational
Sciences. 2009, 1 (1), 81-105.

Dokumen yang terkait

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Discovery Learning dan Project Based Laerning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester Genap

0 4 17

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Discovery Learning dan Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Tingkat Motivasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit Tahun

0 4 15

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Discovery Learning dan Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Tingkat Motivasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit Tahun

0 2 18

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Discovery Learning Dan Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Mot

0 2 17

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Discovery Learning Dan Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Bel

0 5 17

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Discovery Learning dan Problem Based Introduction Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kedisiplinan Belajar Kelas VIII Semester Genap di SMP

0 4 17

EKSPERIMEN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR Eksperimen Strategi Pembelajaran Discovery Learning dan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas

0 2 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Discovery Learning Dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ne

0 2 15

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Project Based Learning (Pjbl) Dan Discovery Learning Ditinjau Dari Minat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasur

0 2 19

PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Project Based Learning (Pjbl) Dan Discovery Learning Ditinjau Dari Minat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 5