Metode Pulasan Imunohistokimia Terhadap Protein P-53 Pada Carcinoma Mammae (Studi Pustaka).

ABSTRAK
METODE PULASAN IMUNOHlSTOKlMlA TERHADAP PROTEIN P-53
PADA CARCINOMA M A M M A E (STUDI PUSTAKA)
Veranika Darmidy, 2001. Pembimbing : Dr. lwan Budiman, dr.,MS:
Hanna Ratnawati, dr

Latar Belakang : Sampai saat ini, carcinoma mammae masih merupakan
penyakit yang menakutkan bagi sebagian besar kaum wanita Hal ini terjadi
karena pada awalnya ca-mammae jarang menunjukkan gejala sehingga seringkali
terdiagnosis pada stadium lanjut, dimana sel-sel ca sudah mengadakan metastasis
ke organ-organ lain dan dapat berakhir dengan kematian.
Tujuan : Menegakkan diagnosis dini carcinoma mammae dengan melihat
adanya petanda yang spesifik untuk keganasan, dengan memakai metode pulasan
imunohistokimia bersama dengan pemeriksaan mammografi atau USG.
Seiring perkembangan imunologi, telah ditemukan metode pulasan
jaringan yang didasarkan pada reaksi antigen-antibodi, yakni metode
imunohistokimia. Yang bertindak sebagai antigen jaringan adalah protein P-53
mutan, yakni protein P-53 yang telah kehilangan fungsinya sebagai pengatur
siklus sel sehingga pertumbuhan sel-sel transforman menjadi tak terkendali
Pulasan imunohistokimia dengan teknik imunoperoksidase biasanya
menggunakan metode Peroksidase-anti peroksidase (PAP) Pada metode ini,

antigen jaringan diinkubasikan dengan 3 antibodi, yakni primer, linking, dan
labeling, kemudian ditambahkan substrat khromogenik untuk memberikan warna
pada ikatan antigen-antibodi Hasil pulasan dinyatakan positif bila terdapat warna
coklat pada inti sel, dan dinyatakan negatif bila tidak terdapat warna tersebut
dalam inti sel

Kesimpulan : Salah satu penyebab carcinoma mammae adalah mutasi
pada gen p-53 yang mengakibatkan proliferasi sel abnormal menjadi tak
terkendali, dan hal ini dapat dideteksi dengan metode imunohistokimia secara
akurat dengan melihat adanya petanda spesifik yang tak terbatas pada carcinoma
mammae saja, tapi juga terhadap keganasan lain.
Saran : Penggunaan metode pulasan imunohistokimia agar diperluas dan
dijadikan sebagai pemeriksaan rutin di laboratorium Patologi Anatomi.

iv

A BSTRA CT
IMUNOHISTOCHEMICAL STAINING METHOD AGAINST
PROTEIN P-53 IN CANCER OF THE BREAST
(Literature Study)

Veranika Darmidy, 2001. Tutors : Dr. lwan Budiman, dr.,MS
Hanna Ratnawati, dr
Background : Until now, cancer

of

the breast is still one of the
.frightening diseasesfor most women. It is happened because at the first stadium,
the cancer usually doesn ‘t have any symptoms, so sometimes it is diagnose on
late stadium, where the cancer cell has already been metastasis t o another
organs and it may result dead.
Objectives : Making sure that the cancer of the breast will diagnose
earlier by seeing the specific marker for malignancy with the
immunohistochemical staining method, joining with the mammography or USG.

A s the development of immunology. has been found the tissue staining
method which is based on antigen-antibody reaction, that is the
immunohistochemical method. The one who act cis the tissue antigen is P-53
protein mutant, which has lost its function as the cell cycles control, so the
growth of the transforman cell cannot he controlled anymore.

The immunohistochemical with the immunoperoxidase technique usually used the
Peroxidase Anti Peroxidase (PAP) method. On this method the tissue antigen was
incubated with 3 antibody : primer; linking; and labeling, then the substrat
chromogen were added to colouring the antigen-antibody complex. The staining
result is positive when it shows brown colour. on the nucleus, and it is negative if
the nucleus doesn ‘t show that colour.

Recommendation : To expand the use of immunohistochemical staining

method and making this method a routin-check

Laboratory

V

in

Pathology Anatomy

DAFTAR ISI

JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................

iii

ABSTRAK ......................................................................................................

iv

ABSTRACT ..................................

..............................................

v

KATA PENGANTAR .............................

..............................................


vi

DAFTAR ISI .....

......................................................................................

viii

BAB I PENDAHULUAN
1 . I . Latar Belakang .............................................................
..........................
1
..........................
2
I . 2. ldentifikasi Masalah .....................................................
1.3. Maksud dan Tujuan ......................
.................................................... 3
.................................................... 3
1.4.Metodologi Penelitian ..................
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 3


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2 . I . Carcinoma Mammae
.............. 4
2.1.1. Patogenesis Neoplasma ......................
2.1.2. Insidensi dan Epidemiologi Carcinoma Mammae .............................. 5
2 . 1.3. Etiologi Carcinoma Mammae.,.......................................................... 6
2 . 1.4. Faktor Risiko Carcinoma Mammae ................................................... 7
2.1.5. Klasifikasi Carcinoma Mammae ....................................................... 8
2 . 1.6. Grading dan Staging Carcinoma Mammae . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2 . 1.7. Gejala Klinik Carcinoma Mammae . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.1.8. Prognosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.1.9 Pemeriksaan Carcinoma Mammae . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.2. Gen Penekan Kanker / Anti-Onkogen
2.2. I . Gen p-53 ......................................................................................... 12
2.2.2. Definisi dan Pengertian Umum Apoptosis ....................................... 13
2.2.3. Regulasi Genetik Apoptosis ............................................................. 14
2.2.4. Penghambatan Proses Apoptosis ...................................................... 15
2.2.5. Mutasi Gen p-53 .............................................................................. 16
2.3. Metode Deteksi Keberadaan Protein P-53 di Dalam

Sel dan Jaringan Secara Imunohistokimia
2.3.1. Pengertian Umum ............................................................................ 17
2.3.2. Teknik Imunoperoksidase ................................................................ 18
2.3.3. Metode Peroksidase Anti Peroksidase (PAP) ................................... 20
2.3.4. Penilaian Hasil Pulasan Imunohistokimia ........................................ 22
viii

RINGK AS AN .................................................................................................

24

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN... . .

.26

DAFTAR PUSTAKA

......................................

..........................................................................................


RIWAYAT HlDUP ...........................................................................................

ix

x
xii

I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Carcinoma adalah suatu penyakit degeneratif yang disebabkan adanya
pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh. Sel carcinoma ini
akan tumbuh menyusup ke jaringan sekitarnya (invasif)

lalu menyebar


(metastase) ke bagian tubuh lainnya. Semua orang, baik pria maupun wanita dan
bahkan anak-anak dapat terkena carcinoma
Carcinoma mammae merupakan tumor ganas tersering dan menjadi
penyebab kematian nomor satu akibat kanker pada wanita-wanita di Amerika
Serikat (Rosai, 1996)

Sedangkan di Indonesia, ca-mammae

merupakan

keganasan nomor dua terbanyak setelah carcinoma cervix uteri (Mukawi, 1989)
Angka mortalitas dari keganasan ini juga masih cukup tinggi meskipun telah
ditemukan berbagai kemajuan di bidang terapi

Tumor pada stadium I

mempunyai prognosis lebih baik dibandingkan tumor pada stadium II, dan
seterusnya Makin lanjut stadium, maka makin buruk prognosisnya (Rosai, 1996)
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode yang dapat mendeteksi camammae seakurat dan sedini mungkin, dengan menggabungkan beberapa teknik
pemeriksaan, seperti mammografi dan USG. Salah satu teknik yang diharapkan

dapat meningkatkan ketepatan diagnostik ialah dengan teknik imunohistokimia,
yakni suatu cara untuk mendeteksi onkoprotein yang dihasilkan oleh sel Salah
satu onkoprotein yang dapat dideteksi dengan teknik imunohistokimia yaitu P-53.
Pulasan

imunohistokimia

terhadap

imunoperoksidase (Leong, 1993).

P-53

biasanya

menggunakan

teknik

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Penderita carcinoma mammae pada umumnya tidak menyadari kalau
dirinya menderita carcinoma mammae, karena pada stadium dini sel carcinoma
tumbuh setempat dan jarang menimbulkan gejala Gejala dan keluhan baru timbul
pada stadium lanjut. Salah satu faktor yang nienyebabkan terlanibatnya deteksi
ca-mammae adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menieriksakan
dirinya secara rurin, sebelum ca-mammae menimbulkan gejala Hal inilah yang
menyulitkan terapi, karena carcinoma stadium lanjut lebih sulit untuk diobati dan
diharapkan pulih seperti sediakala
Di beberapa negara

telah diupayakan

program

skrining

dengan

pemeriksaan mammografi berkala. Pada dasarnya, mammografi bertujuan untuk
menemukan jaringan abnormal atau tumor berukuran kecil yang tidak nampak
dari luar, tanpa diketahui ganas atau tidaknya tumor tersebut
Banyak sekali pertanyaan yang muncul berkaitan dengan ca-mammae,
diantaranya adalah : Apa sebenarnya yang menjadi penyebab carcinoma?
Bagaimana seseorang mengetahui bahwa tumor yang diidapnya ganas? Adakah
cara yang akurat untuk mengetahui suatu keganasan? Adakah petanda yang dapat
dijadikan patokan untuk menentukan keganasan?
Dengan adanya kemajuan di bidang imunologi, ditemukan suatu metode
pulasan imunohistokimia yang bisa mendeteksi suatu onkoprotein yang
dihasilkan oleh sel. lmunoekspresi dari onkoprotein ini berhubungan dengan
carcinogenesis dan progresivitas tumor. Salah satu petanda tumor yang dapat
dideteksi dengan teknik imunohistokimia adalah protein P-53.
Seiring dengan itu, muncullah berbagai pertanyaan. apakah metode
pulasan lmunohistokimia mampu secara akurat mendeteksi protein P-53 ?
Bagaimana teknik pemulasannya? Apakah pulasan ini dapat digunakan untuk
menentukan jenis keganasan lain lain? Bagaimana peran metode pemeriksaan ca-

3

mammae lain seperti mammografi dan ultrasonografi terhadap Imunohistokimia?
Timbulnya pertanyaan-pertanyaan seperti itu semakin memacu dunia
kedokteran untuk mengembangkan metoda deteksi Ca mammae secara lebih
akurat. Bahkan, tidak menutup kemungkinan untuk mendeteksi keganasan lain.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN

Untuk menegakkan diagnosis dini carcinoma mammae, dengan melihat
adanya

protein P-53 secara akurat, dengan teknik pulasan imunohistokiniia

bersama-sama dengan pemeriksaan mamografi atau ultrasonografi.
Untuk lebih memperluas pemakaian metode pulasan imunohistokimia di
bidang Patologi Anatomi.

1.4 METODOLOGI PENELITIAN
Studi Pustaka

1.5 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Universitas Kristen Maranatha, Mei 200 1

26

BAB Ill
KESIMPULAN DAN S A R A N

K ESI M PU LAN

.

I

Mutasi pada gen p-53 menghasilkan protein P-53 mutan yang tidak punya
kemampuan untuk menghambat transformasi keganasan, merupakan salah
satu pencetus terjadinya carcinoma mammae.

2

Protein P-53 dapat dideteksi dengan metode lmunoperoksidase cara
Peroksidase Anti Peroksidase (PAP)

3

Adanya protein P-53 mutan dalam jaringan merupakan tanda keganasan, dan
protein

P-53

ini

dapat

terdeteksi

secara

akurat

dengan

metode

imunohistokimia
4

Penggabungan teknik USG atau mammografi bersama dengan metode
pulasan imunohistokimia, memungkinkan suatu ca-mammae dapat terdeteksi
sejak dini Tapi dalam hal ini dibutuhkan kesadaran masyarakat, terutama
wanita usia reproduktif dan post menopause, untuk selalu melakukan skrining
ca-mammae secara rutin

SARAN

I

Agar penggunaan metode pulasan imunohistokimia bekerja sama dengan
teknik USG atau mammografi untuk dapat mendeteksi ca-mammae sedini
mungkin

2

Pulasan

imunohistokimia

sebagai suatu

metode yang akurat

dalam

mendiagnosis keganasan, agar digunakan oleh para teknisi Patologi Anatomi
sebagai pemeriksaan rutin di laboratorium, dan tidak terbatas pada kota-kota
besar saja. Namun hal ini belum dapat terealisasi karena masih banyak
kendala, antara lain biaya mahal karena bahan impor, dan kurangnya
kesadaran masyarakat lndonesia akan kesehatan.