Analisis Harga Satuan Pekerjaan Saluran Drainase Menggunakan Beton Precast U Ditch dan Buis Beton U.

(1)

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN SALURAN

DRAINASE MENGGUNAKAN BETON

PRECAST U

DITCH

DAN BUIS BETON U

TUGAS AKHIR

Oleh

I Gede Andre Suputra NIM: 1204105010

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang Bertanda tangan dibawah ini:

Nama : I Gede Andre Suputra

NIM. : 1204105010

Judul TA : Analisis Harga Satuan Pekerjaan Saluran Drainase Menggunakan Beton Precast U ditch dan Buis Beton U

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir/Skripsi saya ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dari sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebut dalam daftar pustaka.

Gianyar, Mei 2016

I Gede Andre Suputra NIM. 1204105010


(3)

ABSTRAK

Pada Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Sukawati Kecamatan Sukawati, Kelurahan Ubud, dan Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar dikerjakan oleh PT. Sinarbali Binakarya yang mempergunakan beton precast u ditch dan Proyek Penataan Lingkungan Permukiman di Kecamatan Denpasar Barat dikerjakan oleh CV. Akta Jaya yang mempergunakan buis beton u. Pada kedua proyek ini dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis harga satuan tenaga kerja serta mencari waktu dan biaya yang diperlukan pada pekerjaan saluran drainase menggunakan masing-masing material tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung dilapangan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa luasan pekerjaan yang terselesaikan dalam satu hari dengan pengamatan selama 8 jam per hari selama 7 hari. Data sekunder berupa gambar proyek, data jumlah tenaga kerja, dan data harga satuan upah dan bahan. Perhitungan analisis produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan cara membandingkan luas pekerjaan terealisasi dengan waktu pekerjaan. Hasil analisis produktivitas ini digunakan untuk mendapatkan koefisien pada masing–masing tenaga kerja, sehingga didapatkan analisis harga satuan, biaya, dan waktu pada masing-masing material.

Berdasarkan dari analisis koefisien tenaga kerja pemasangan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch per m′ adalah untuk pekerja sebesar 0,0762, untuk tukang batu 0,0464, untuk kepala tukang batu 0,0464, dan untuk mandor 0,0099. Sedangkan koefisien tenaga kerja pada pemasangan saluran drainase menggunakan buis beton u per m′ adalah untuk pekerja 0,1047, untuk tukang batu 0,0827, untuk kepala tukang batu 0,0523, dan untuk mandor 0,0160. Jadi koefisien tenaga kerja pemasangan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch lebih kecil dari pemasangan buis beton u. Biaya pemasangan (upah + material) saluran drainase menggunakan beton precast u ditch sebesar Rp. 262.891,23 per m′ dalam waktu pengerjaan 2 hari dengan mempergunakan 2 pekerja, 1 tukang batu, 1 kepala tukang batu, 1 mandor dan untuk biaya pemasangan (upah + material) saluran drainase menggunakan buis beton u sebesar Rp. 65.330,5 per m′ dalam waktu pengerjaan 3 hari dengan mempergunakan 2 pekerja, 2 tukang batu, 1 kepala tukang batu dan 1 mandor.


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Harga Satuan Pekerjaan Saluran Drainase Menggunakan Beton Precast U-Ditch Dan Buis Beton U

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah turut membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian maupun saat penulisan penelitian. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Anak Agung Wiranata, MT. selaku dosen pembimbing I, Bapak Ir. I Wayan Yansen, MT. selaku dosen pembimbing II, bintang, orang tua, keluarga, dan teman-teman sipil angkatan 2012, serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan Tugas Akhir yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Untuk kesempurnaan penelitian ini, kami mohon kritik dan sarannya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Bukit Jimbaran, April 2016


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan Penelitian ...2

1.4 Manfaat Penelitian ...2

1.4 Batasan Masalah ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Drainase ...4

2.2 Beton U-Ditch ...5

2.3 Buis Beton U ...14

2.4 Produktivitas ...21

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Biaya Produktivitas ...22

2.6 Waktu ...22

2.7 Rencana Anggaran Biaya ...23

2.8 Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Koefisien Tenaga Kerja...24

2.9 Waktu Pengerjaan ...26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Kegiatan ...27

3.2 Studi Pustaka ...29

3.3 Penentuan Obyek Penelitian ...29

3.4 Pengumpulan Data ...30

3.5 Pengolahan Data ...31

3.6 Analisis Data ...33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum ...35


(6)

4.3 Data Primer ...40

4.4 Pengolahan Data ...41

4.5 Analisis ...48

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ...53

5.2 Saran ...53

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A ...56

LAMPIRAN B ...59

LAMPIRAN C ...71


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Analisa Harga Satuan Pekerjaan ...25 Tabel 4.1 Spesifikasi teknis Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Kawasan Sukawati Kecamatan Sukawati, Kelurahan Ubud, dan Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar ...36 Tabel 4.2 Spesifikasi teknis Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman di

Kecamatan Denpasar Barat yang berlokasi di Jalan Gunung

Guntur, Kelurahan Padangsambian ... 38 Tabel 4.3 Volume pemasangan saluran drainase dalam satu hari kerja pada

Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Desa Mas

Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar ...41 Tabel 4.4 Volume pemasangan saluran drainase dalam satu hari kerja

pada Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman di Kecamatan Denpasar Barat yang berlokasi di Jalan Gunung Guntur,

Kelurahan Padangsambian ... 41 Tabel 4.5 Perhitungan masing-masing koefisien analisa tenaga kerja ...47 Tabel 4.6 Perhitungan masing-masing koefisien analisa tenaga kerja ...47 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Koefisien Tenaga Kerja dari masing-masing

pekerjaan pemasangan saluran Drainase Menggunakan Beton

Precast U Ditch dan Buis Beton U ...47 Tabel 4.8 Analisa harga satuan 1 m′ pekerjaan pemasangan saluran drainase

menggunakan beton precast u ditch...49 Tabel 4.9 Analisa harga satuan 1 m′

pekerjaan pemasangan saluran drainase menggunakan buis beton u ...50 Tabel 4.10 Hasil analisis harga satuan dan waktu pekerjaan pemasangan saluran

drainase ...51 Tabel 4.11 Rekapitulasi total biaya dan waktu pada masing-masing pekerjaan


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dimensi Standar Beton U Ditch ... 6

Gambar 2.2 Detail Cover dan Penampang U ditch ...6

Gambar 2.3 Alat Pembengkok wiremesh Tulangan U ditch ...7

Gambar 2.4 Tulangan wire mesh U ditch yang sudah jadi ... 8

Gambar 2.5 Pengecoran U ditch menggunakan Ready Mixx Sinar Bali ... 9

Gambar 2.6 Cetakan U ditch yang siap di cor ... 10

Gambar 2.7 Proses pengecoran U ditch menggunakan concrete vibrator ....11

Gambar 2.8 Proses Pengecoran Cover U ditch ...12

Gambar 2.9 Beton U ditch yang baru dilepas dari cetakannya ... 13

Gambar 2.10 Buis Beton u ...14

Gambar 2.11 Spesifikasi Ukuran Cover Buis Beton U ...15

Gambar 2.12 Spesifikasi Ukuran Buis Beton U ...15

Gambar 2.13 Proses Pencampuran Agregat Buis Beton U ... 17

Gambar 2.14 Cetakan Buis Beton U ………..18

Gambar 2.15 Oli Bekas yang Digunakan Melumuri Cetakan ………....19

Gambar 2.16 Proses Pengecoran Buis Beton U ... 20

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ... 28

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian Proyek Oleh PT. SinarBali Binakarya (U ditch). ... 29

Gambar 3.3 Lokasi Penelitian Proyek Oleh CV. Akta Jaya (Buis Beton U) .30 Gambar 4.1 Beton Precast U ditch yang digunakan pada Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar ... 37

Gambar 4.2 Buis Beton U yang digunakan Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman di Kecamatan Denpasar Barat yang berlokasi di Jalan Gunung Guntur, Kelurahan Padangsambian ... 38

Gambar 4.3 Potongan Melintang dari pekerjaan saluran drainase menggunakan buis beton u ... 39

Gambar 4.4 Buis Beton U yang digunakan Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman di Kecamatan Denpasar Barat yang berlokasi di Jalan Gunung Guntur, Kelurahan Padangsambian………..40


(9)

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pekerjaan proyek drainase, pemilihan material merupakan komponen yang sangat penting untuk diperhatikan. Pada umumnya material utama pembuat saluran drainase menggunakan material konvensional seperti batu kali atau batu larva. Namun, karena penggunaan material konvensional ini dianggap kurang efisien waktu dan biaya, banyak pemilik proyek yang memilih untuk menggunakan bahan material dari beton untuk mencapai biaya dan waktu yang semakin efisien.

Dari segi pencetakannya beton dibagi menjadi dua yaitu, beton cast in place merupakan beton yang pencetakannya dilakukan langsung di tempat proyek tersebut, dan beton pracetak/precast yang pencetakannya dilakukan di pabrik produksi. Dalam penelitian kali ini proyek yang diamati adalah proyek dengan bahan beton precast. Beton precast memiliki beberapa keunggulan antara lain waktu pelaksanaan proyek bisa lebih cepat, dan ramah lingkungan jika dibanding menggunakan material batu kali atau batu larva karena menggunakan bekisting yang bisa dipakai beberapa kali.

Beton precast merupakan pencetakan komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu pengerasan sebelum dipasang, beton precast di Indonesiamasuk dan berkembang sejak tahun 1970-an. Seiring dengan kebutuhan beton precast yang sangat meningkat di kalangan masyarakat dan kontraktor, saat ini telah banyak berdiri perusahaan pembuat beton precast dengan berbagai macam jenis yang ditawarkan, misalnya untuk pembuatan saluran drainase digunakan beton U ditch yaitu beton dengan penampang menyerupai huruf U. Di daerah Bali produk beton precast yang sering digunakan dalam proyek drainase antara lain beton U ditch produksi SinarBali dan buis beton u produksi Desa Kapal, Mengwi, Badung.

Beton U ditch produksi SinarBali dan buis beton u produksi Desa Kapal, Mengwi, Badung memiliki perbedaan dari segi durasi pengerjaan dan biaya


(11)

pemasangan. Namun, sampai saat ini belum terdapat studi yang mengkaji perbedaan ini, sehingga banyak kontraktor-kontraktor yang kesulitan dalam menghitung analisa pekerjaan dengan bahan material tersebut. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mencoba melakukan analisis harga satuan pekerjaan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch dan buis beton u.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapakah koefisien analisis harga satuan pada pemasangan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch dan buis beton u?

2. Berapakah biaya (upah + material) pemasangan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch dan buis beton u per m?

3. Berapakah waktu pemasangan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch dan buis beton u per 50 m?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui koefisien analisis harga satuan pada pekerjaan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch dan buis beton u.

2. Untuk mengetahui biaya (upah + material) pemasangan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch dan buis beton u per m.

3. Untuk mengetahui waktu pemasangan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch dan buis beton u per 50 m

1.4 Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih material untuk pekerjaan saluran drainase.


(12)

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Proyek yang diteliti adalah proyek pekerjaan pembuatan saluran drainase menggunakan beton precast u ditch dan buis beton u, yaitu pada Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Sukawati Kecamatan Sukawati, Kelurahan Ubud, dan Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar oleh PT. Sinarbali Binakarya, dan pada Proyek Penataan Lingkungan Permukiman di Kecamatan Denpasar Barat oleh CV. Akta Jaya

2. Jam kerja pekerja selama 8 jam / hari selama 7 hari pengamatan 3. Penelitian tidak mencakup biaya angkut, material tersedia di lokasi 4. Dalam analisis pekerjaan ini tidak memperhitungkan mutu

5. Pekerjaan yang diteliti hanya untuk pemasangan u ditch dan buis beton u 6. Untuk pekerjaan galian tanah dan urugan pasir tidak diteliti

7. Koefisien yang dianalisa untuk tenaga kerja dan material 8. Waktu pekerjaan yang dihitung dalam 50m`


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). (Norken et al.,2012)

Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.

Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat (Norken et al.,2012). Kegunaan dari saluran drainase adalah sebagai berikut:

1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.

2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

3. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada. 4. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi banjir.

Saat ini drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat penting. Kualitas manajemen suatu kota dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyekit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. (Norken et al.,2012)


(14)

Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu : 1. Sistem Drainase Mayor

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

2. Sistem Drainase Mikro

Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.

Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro

2.2 Beton U Ditch

U Ditch adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf U dan juga bisa diberi tutup. Umumnya digunakan sebagai saluran drainase ataupun irigrasi. Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan di lapangan atau elevasi saluran yang diinginkan. Selain itu seiring dengan perkembangan jaman, produk precast yang saat ini banyak diproduksi dan dicari orang adalah U Ditch dengan harga U Ditch yang relatif terjangkau membuat pekerjaan saluran semakin cepat selesai dengan kualitas yang baik.


(15)

CoverU ditch adalah material beton yang berfungsi sebagai penutup pada saluran drainase, yang sangat praktis dalam tahap pemasangannya tidak memakan waktu yang lama dan mempercepat schedule pekerjaan pada proyek. Cover U ditch ini memiliki spesifikasi yang berbeda beda mulai dari diameter terkecil hingga diameter terbesar sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Kelebihan penggunaan beton U Ditch dalam pembuatan saluran drainase adalah akan didapatkan hasil yang lebih presisi, dan waktu pengerjaan lebih cepat. Namun, kekurangannya adalah dari segi biaya dan dalam penggunaan alat.

Gambar 2.1 Dimensi Standar Beton U Ditch

Gambar 2.2 Detail Cover dan Penampang U ditch


(16)

1.2.1 Cara Pembuatan Beton Precast U-ditch

Berikut ini merupakan langkah singkat dari pembuatan beton precast u dicth

a) Mempersiapkan cetakan dan besi tulangan wire mesh yang sesuai ukuran yang diinginkan

b) Mempersiapkan besi tulangan yang akan dipakai (wire mesh M6) yang sudah dibengkokkan sesuai dengan ukuran beton u ditch yang akan dicetak


(17)

(18)

c) Untuk mencetak beton precast ini menggunakan bahan dasar pasir, kerikil yang bersih dengan perbandingan berat untuk 1m3 untuk semen 448 kg pasir 667 kg, kerikil 1000 kg, Air 215 liter yang disesuaikan kemudian dicetak pada cetakan (menggunakan Ready Mixx Sinar Bali)

Gambar 2.5 Pengecoran U ditch menggunakan Ready Mixx Sinar Bali


(19)

d) Setelah adukan beton sudah siap maka didalam cetakan sudah berisi tulangan yang siap ci cor, penuangan adukan beton dilakukan secara perlahan sambil di rojok menggunakan concrete vibrator


(20)

(21)

(22)

e) Setelah itu ditunggu beberapa hari/jam agar beton mengeras dan mudah dalam pelepasan cetakan (Persada Adhi, 2015)


(23)

2.3 Buis Beton U

Buis beton u adalah beton precast berbentuk menyerupai huruf u yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuangan). Buis Beton u juga digunakan sebagai jembatan ukuran kecil, digunakan untuk mengalirkan sungai kecil atau sebagai bagian drainase ataupun selokan jalan. Ukuran buis beton bermacam macam bergantung pada fungsi dan penggunaannya. Misalnya untuk saluran drainase digunakan ukuran diameter 200 mm sampai 600 mm. Spesifikasi Buis Beton yang digunakan adalah buis beton u dimensi 300x 120x750 cm.


(24)

Gambar 2.11 Spesifikasi Ukuran Cover Buis Beton U


(25)

Kelebiphan penggunaan buis beton u secara umum adalah murah dan ringan saat pemasangannya sedangkan untuk kekurangannya sendiri terletak pada adanya tambahan biaya saat pengecoran tambahan untuk mendapat kedalaman saluran yang diinginkan.

2.3.1 Cara pembuatan Buis Beton

Bahan baku untuk pembuatan buis beton terdiri atas: a) air

b) pasir c) semen d) kerikil


(26)

Langkah-Langkah Pencetakan:

a. Campur bahan semen pasir kerikil dengan gradasi 1:2:3 kemudian tambahkan sedikit demi sedikit air agar campuran menjadi rata setelah selesai,


(27)

b. Siapkan cetakan buis ukuran 30 cm,


(28)

c. Lumuri bagian dalam cetakan dengan oli bekas agar waktu melepas cetakan lebih mudah,


(29)

d. Masukan sedikit demi sedikit campuran beton ke dalam cetakan rojok dengan menggunakan besi,

Gambar 2.16 Proses Pengecoran Buis Beton U

e. Ulangi prosedur (d) sampai cetakan beton terisi penuh

f. Diamkan selama 5 hari kemudian dilepas cetakannya (Rizqina,2012)


(30)

2.4 Produktivitas

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dengan input, atau rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proyek konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi, dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang, metode alat, dan waktu. Sukses atau tidaknya proyek konstruksi tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya. (Ervianto,W.,2p005)

Selama berlangsungnya pekerjaan harus diukur hasil-hasil yang dicapai untuk dibandingkan dengan rencana semula. Obyek pengawasan ditujukan pada pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan agar proses konstruksi secara teknis dapat berlangsung baik. Upaya mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengetahui penyebab penyimpangan terhadap estimasi semula. Pemantauan (monitoring) berarti melakukan observasi dan pengujian pada tiap interval tertentu untuk memeriksa kinerja maupun dampak sampingan yang tidak diharapkan (Sedarmayanti,2001)

Produktivitas tenaga kerja akan besar pengaruhnya terhadap total biaya proyek, minimal pada aspek tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan. Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah dengan memakai parameter indeks produktivitas (Sedarmayanti,2001)

Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik perorangan atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut pandang pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Produktivitas dalam pengerjaan drainase dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain panjang pemasangan, usia (umur), pengalaman, cuaca, dan kondisi site (lapangan).

Untuk mengukur produktivitas menggunakan rumus: Produktivitas = volume 


(31)

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Biaya Produktivitas

Komponen-komponen biaya yang berhubungan dengan pembiayaan suatu proyek akan mempengaruhi biaya konstruksi. Biaya proyek konstruksi antara lain biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) (Yuliana, 2015).

1. Biaya langsung (direct cost) adalah keseluruhan biaya yang berhubungan langsung dengan pekerjaan konstruksi di lapangan diperoleh dengan mengalikan volume atau kuantitas suatu pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut. biya-biaya yang termasuk biaya langsung adalah biaya material, biaya pekerja dan biaya peralatan.

2. Biaya tak langsung (indirect cost) adalah semua biaya yang berhubungan dengan konstruksi di lapangan dan diperlukan dari proyek tersebut. biaya tidak langsung antara lain biaya over head, biaya tak terduga dan keuntungan.

2.6 Waktu

Dimensi Waktu (Time) dimensi waktu yang dimaksudkan dalam pengertian produktivitas bidang konstruksi adalah perencanaan dalam penyusunan suatu jaringan kerja yang dapat menunjukkan waktu penyelesaian paling cepat yang disertai dengan toleransi float yang mengidentifikasikan pengaturan keterlambatan tanpa mengganggu jadwal proyek secara keseluruhan (Soeharto, 1985). Dari pengertian ini, maka dimensi waktu lebih menitikberatkan pada:

1) Penyusunan suatu jadwal pelaksanaan proyek dengan biaya yang relatif ekonomis

2) Penyusunan jadwal dengan keterbatasan sumber daya

3) Penyusunan jadwal yang dapat meratakan kombinasi penggunaan atau 
pemakaian sumber daya.

Dimensi waktu berdasarkan pengertian di atas memiliki keterkaitan kuat dengan tujuan untuk meminimalisasikan resiko biaya.

Ada dua pengertian jadwal sehubungan dengan konteks produktivitas, yaitu jadwal yang ekonomis dan jadwal yang optimal. Jadwal yang ekonomis diperlukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi didasarkan


(32)

atas biaya langsung untuk mempersingkat waktu penyelesaian atas komponen-komponen biaya langsung tersebut. Untuk jadwal dengan biaya yang optimal adalah penyusunan jadwal yang memperhatikan biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Pada umumnya, manajer proyek konstruksi memiliki pilihan untuk mempercepat kurun waktu pelaksanaan proyek yang disebut crash program. Adapun pilihan ini didasarkan pula atas asumsi sebagai berikut:

1) Jumlah sumber daya yang tersedia tidak menjadi kendala

2) Keperluan akan sumber daya relatif fleksibel, atau akan bertambah sesuai dengan yang diinginkan pada penjadwalan proyek konstruksi.

Pada prinsipnya, tujuan utama dari crash program adalah untuk memperpendek jadwal penyelesaian proyek konstruksi dengan kenaikan biaya yang relatif minimal.

Terkait dengan pengertian produktivitas itu sendiri, dimensi waktu berupa penjadwalan atau penyusunan rencana penjadwalan proyek termasuk dimensi yang cukup pontensial. Dengan menggunakan teknik ataupun metode crash program diharapkan tidak hanya mampu mempersingkat waktu penyelesaian proyek, akan tetapi juga mampu mengatasi kendala yang dapat mengganggu penyelesaian proyek yang tepat waktu. Dari sisi ekonomi, jadwal pelaksanaan yang mampu dipercepat akan semakin mengurangi besarnya biaya-biaya, termasuk pula resiko atas biaya secara keseluruhan.

2.7 Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya bangunan disingkat RAB adalah perhitungan perkiraan jumlah anggaran biaya yang diperlukan untuk membuat suatu bangunan dari mulai perencanaan, pembangunan sampai dengan pemeliharaan berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan di bangun. RAB digunakan pada proyek konstruksi seperti konsultan perencana, kontraktor atau konsultan pengawas untuk merencanakan mengendalikan dan mengontrol biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan setiap item pekerjaan bangunan. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan RAB:


(33)

Data untuk menghitung RAB antara lain:

1. Gambar bangunan yang menjelaskan bentuk, ukuran dan spesifikasi material yang digunakan.

2. Data harga bahan material dan upah tenaga kerja pada lokasi dan waktu pembangunan berlangsung.

3. Koefisien analisa harga satuan bangunan. 4. Volume setiap pekerjaan.

RAB memiliki beberapa fungsi yaitu:

1. Sebagai pedoman untuk melakukan perjanjian kontrak kerja konstruksi.

2. Untuk menghitung perkiraan kebutuhan material pada suatu pekerjaan bangunan.

3. Memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dan lama pengerjaan.

4. Sebagai alat ukur dalam memantau penghematan kegiatan pelaksanaan pembangunan.

5. Mengukur harga satuan bangunan sehingga dapat dijadikan kesepakatan harga dalam melakukan transaksi jual beli property. 6. Menentukan harga jual rumah di perumahan.

7. Menghitungh pajak PPN bangunan, yaitu 10% RAB.

8. Mencari tahu perkiraan keuntungan yang didapat kontraktor ketika memborong suatu pekerjaan bangunan.

Salah satu faktor penting yang menentukan biaya proyek adalah harga satuan. Harga satuan konstruksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu pelaksanaan yang ditetapkan, metode pelaksanaan yang dipilih dan produktivitas sumber daya yang digunakan. Harga satuan dipengaruhi beberapa unsur antara lain upah tenaga kerja, material dan alat.

2.8 Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Koefisien Tenaga Kerja Dalam Menganalisa biaya konstruksi faktor yang menentukan antara lain material, sumber daya manusia dan alat. Pekerjaan konstruksi ditentukan dalam kuantitas pekerjaan dengan satuan meter, meter lari (m′), meter persegi (m2) ataupun meter kubik (m3).


(34)

Tabel 2.1 Tabel Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Satuan Jenis Harga Satuan Jumlah Harga

X Material @Rp. Rp.

Y Tenaga Kerja @Rp. Rp.

Z Alat @Rp. Rp.

Sumber: Ervianto,W.,2005

Keberhasilan sebuah proyek konstruksi dapat ditentukan dari produktivitas tenaga kerja. Untuk mengetahui koefisien tenaga kerja dapat dicari dengan menggunakan data berupa jumlahh tenaga kerja, jam kerja perhari dan produktivitas pekerja.

Sebelum menghitung koefisien analisa perlu terlebih dahulu menghitung koefisen (jumlah) masing masing pekerja yaitu dengan rumus (Sumarianingsih,2004):

a. Koefisien (jumlah) P =

(

n pekerja x koefisien (jumlah) tukang batu

)

n tukang batu

(Prs. 2.2) b. Koefisien (jumlah) Tb =

(

n tukang batu x n pekerja

)

n pekerja (Prs. 2.3) c. Koefisien (jumlah) Ktb =

(

n Ktb x koefisien (jumlah) tukang batu

)

n tukang batu

(Prs. 2.4)

d. Koefisien (jumlah) M =

(Prs. 2.5)

Keterangan :


(35)

n mandor = Jumlah mandor perhari (orang) n tukang batu = Jumlah tukang batu perhari (orang) n kepala tukang = Jumlah tukang batu perhari (orang)

Perhitungan koefisien analisa menggunakan rumus sebagai berikut (Sumarianingsih,2004):

a. Koefisien analisa P t =  x koefisien (jumlah) peker ja

)

produktivitas (Prs. 2.6)

b. Koefisien analisa Tb t =  x koefisien (jumlah) Tukang Batu

)

produktivitas (Prs. 2.7)

c. Koefisien analisa KTb = t x koefisien (jumlah) Kepala Tukang Batu

)

produktivitas

(Prs. 2.8) d. Koefisien analisa M =  x koefisien (jumlah) Mandor

)

produktivitas (Prs. 2.9)

2.9 Waktu Pengerjaan

Biaya yang akan dikeluarkan sebuah proyek konstruksi juga dipengaruhi oleh waktu pengerjaan proyek tersebut. waktu pengerjaan dihitung dengan:

Waktu Pengerjaan = volume 


(36)

(1)

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Biaya Produktivitas

Komponen-komponen biaya yang berhubungan dengan pembiayaan suatu proyek akan mempengaruhi biaya konstruksi. Biaya proyek konstruksi antara lain biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) (Yuliana, 2015).

1. Biaya langsung (direct cost) adalah keseluruhan biaya yang berhubungan langsung dengan pekerjaan konstruksi di lapangan diperoleh dengan mengalikan volume atau kuantitas suatu pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut. biya-biaya yang termasuk biaya langsung adalah biaya material, biaya pekerja dan biaya peralatan.

2. Biaya tak langsung (indirect cost) adalah semua biaya yang berhubungan dengan konstruksi di lapangan dan diperlukan dari proyek tersebut. biaya tidak langsung antara lain biaya over head, biaya tak terduga dan keuntungan.

2.6 Waktu

Dimensi Waktu (Time) dimensi waktu yang dimaksudkan dalam pengertian produktivitas bidang konstruksi adalah perencanaan dalam penyusunan suatu jaringan kerja yang dapat menunjukkan waktu penyelesaian paling cepat yang disertai dengan toleransi float yang mengidentifikasikan pengaturan keterlambatan tanpa mengganggu jadwal proyek secara keseluruhan (Soeharto, 1985). Dari pengertian ini, maka dimensi waktu lebih menitikberatkan pada:

1) Penyusunan suatu jadwal pelaksanaan proyek dengan biaya yang relatif ekonomis

2) Penyusunan jadwal dengan keterbatasan sumber daya

3) Penyusunan jadwal yang dapat meratakan kombinasi penggunaan atau 
pemakaian sumber daya.

Dimensi waktu berdasarkan pengertian di atas memiliki keterkaitan kuat dengan tujuan untuk meminimalisasikan resiko biaya.

Ada dua pengertian jadwal sehubungan dengan konteks produktivitas, yaitu jadwal yang ekonomis dan jadwal yang optimal. Jadwal yang ekonomis diperlukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi didasarkan


(2)

atas biaya langsung untuk mempersingkat waktu penyelesaian atas komponen-komponen biaya langsung tersebut. Untuk jadwal dengan biaya yang optimal adalah penyusunan jadwal yang memperhatikan biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Pada umumnya, manajer proyek konstruksi memiliki pilihan untuk mempercepat kurun waktu pelaksanaan proyek yang disebut crash program. Adapun pilihan ini didasarkan pula atas asumsi sebagai berikut:

1) Jumlah sumber daya yang tersedia tidak menjadi kendala

2) Keperluan akan sumber daya relatif fleksibel, atau akan bertambah sesuai dengan yang diinginkan pada penjadwalan proyek konstruksi.

Pada prinsipnya, tujuan utama dari crash program adalah untuk memperpendek jadwal penyelesaian proyek konstruksi dengan kenaikan biaya yang relatif minimal.

Terkait dengan pengertian produktivitas itu sendiri, dimensi waktu berupa penjadwalan atau penyusunan rencana penjadwalan proyek termasuk dimensi yang cukup pontensial. Dengan menggunakan teknik ataupun metode crash program diharapkan tidak hanya mampu mempersingkat waktu penyelesaian proyek, akan tetapi juga mampu mengatasi kendala yang dapat mengganggu penyelesaian proyek yang tepat waktu. Dari sisi ekonomi, jadwal pelaksanaan yang mampu dipercepat akan semakin mengurangi besarnya biaya-biaya, termasuk pula resiko atas biaya secara keseluruhan.

2.7 Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya bangunan disingkat RAB adalah perhitungan perkiraan jumlah anggaran biaya yang diperlukan untuk membuat suatu bangunan dari mulai perencanaan, pembangunan sampai dengan pemeliharaan berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan di bangun. RAB digunakan pada proyek konstruksi seperti konsultan perencana, kontraktor atau konsultan pengawas untuk merencanakan mengendalikan dan mengontrol biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan setiap item pekerjaan bangunan. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan RAB:


(3)

Data untuk menghitung RAB antara lain:

1. Gambar bangunan yang menjelaskan bentuk, ukuran dan spesifikasi material yang digunakan.

2. Data harga bahan material dan upah tenaga kerja pada lokasi dan waktu pembangunan berlangsung.

3. Koefisien analisa harga satuan bangunan. 4. Volume setiap pekerjaan.

RAB memiliki beberapa fungsi yaitu:

1. Sebagai pedoman untuk melakukan perjanjian kontrak kerja konstruksi.

2. Untuk menghitung perkiraan kebutuhan material pada suatu pekerjaan bangunan.

3. Memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dan lama pengerjaan.

4. Sebagai alat ukur dalam memantau penghematan kegiatan pelaksanaan pembangunan.

5. Mengukur harga satuan bangunan sehingga dapat dijadikan kesepakatan harga dalam melakukan transaksi jual beli property. 6. Menentukan harga jual rumah di perumahan.

7. Menghitungh pajak PPN bangunan, yaitu 10% RAB.

8. Mencari tahu perkiraan keuntungan yang didapat kontraktor ketika memborong suatu pekerjaan bangunan.

Salah satu faktor penting yang menentukan biaya proyek adalah harga satuan. Harga satuan konstruksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu pelaksanaan yang ditetapkan, metode pelaksanaan yang dipilih dan produktivitas sumber daya yang digunakan. Harga satuan dipengaruhi beberapa unsur antara lain upah tenaga kerja, material dan alat.

2.8 Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Koefisien Tenaga Kerja Dalam Menganalisa biaya konstruksi faktor yang menentukan antara lain material, sumber daya manusia dan alat. Pekerjaan konstruksi ditentukan dalam kuantitas pekerjaan dengan satuan meter, meter lari (m′), meter persegi (m2) ataupun meter kubik (m3).


(4)

Tabel 2.1 Tabel Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Satuan Jenis Harga Satuan Jumlah Harga

X Material @Rp. Rp.

Y Tenaga Kerja @Rp. Rp.

Z Alat @Rp. Rp.

Sumber: Ervianto,W.,2005

Keberhasilan sebuah proyek konstruksi dapat ditentukan dari produktivitas tenaga kerja. Untuk mengetahui koefisien tenaga kerja dapat dicari dengan menggunakan data berupa jumlahh tenaga kerja, jam kerja perhari dan produktivitas pekerja.

Sebelum menghitung koefisien analisa perlu terlebih dahulu menghitung koefisen (jumlah) masing masing pekerja yaitu dengan rumus (Sumarianingsih,2004):

a. Koefisien (jumlah) P =

(

n pekerja x koefisien (jumlah) tukang batu

)

n tukang batu

(Prs. 2.2) b. Koefisien (jumlah) Tb =

(

n tukang batu x n pekerja

)

n pekerja (Prs. 2.3) c. Koefisien (jumlah) Ktb =

(

n Ktb x koefisien (jumlah) tukang batu

)

n tukang batu

(Prs. 2.4)

d. Koefisien (jumlah) M =

(Prs. 2.5)

Keterangan :


(5)

n mandor = Jumlah mandor perhari (orang) n tukang batu = Jumlah tukang batu perhari (orang) n kepala tukang = Jumlah tukang batu perhari (orang)

Perhitungan koefisien analisa menggunakan rumus sebagai berikut (Sumarianingsih,2004):

a. Koefisien analisa P t =  x koefisien (jumlah) peker ja

)

produktivitas (Prs. 2.6)

b. Koefisien analisa Tb t =  x koefisien (jumlah) Tukang Batu

)

produktivitas (Prs. 2.7)

c. Koefisien analisa KTb = t x koefisien (jumlah) Kepala Tukang Batu

)

produktivitas

(Prs. 2.8) d. Koefisien analisa M =  x koefisien (jumlah) Mandor

)

produktivitas (Prs. 2.9)

2.9 Waktu Pengerjaan

Biaya yang akan dikeluarkan sebuah proyek konstruksi juga dipengaruhi oleh waktu pengerjaan proyek tersebut. waktu pengerjaan dihitung dengan:

Waktu Pengerjaan = volume 


(6)