"Clutter", Kekacauan Informasi.

Pikiran Rakyat

.

4
19

_._-

-.--

.

--

o Rabu .__._o Kamis

Sefasa
5

6


20
Mar

21
()

Apr

7

[l

2

23

OMci

9

24

(JJlln

o Sabtu o ..1inggu

C Jumat

1J

11
25

OJu/

12
26

14


13
27

28

15
29

30

o fIgs
ONov
-¥ ,---OSep
-_._- () Okt ._,._----

[..M a ~ke~in9 ,Brand Kerja Sama dengan IMA JABAR
"~lutter~~,

Kel~acauan


Oleh POPV RUFAIDAH, Ph.D.
~hari tanpa obrolan, komentar atas foto-foto calon anggota
legislatif (caleg) yang
terpampang di pohon,
dinding rumah, papan
reklame, angkot,
kendaraan pribadi, pagar rumah, gantungan
kunci, bahkan (maaf)
pakaian dalam. Beragam metode dilakukan sebagai cara
menarik perhatian masyarakat agar
memperhatikan caleg yang sedang
berlaga menanti hasil di awal April.
Pada awalnya masyarakat menikmati
foto para caleg yang terpampang yang
berasal dari beragam profesi seperti
politikus, negarawan, akademisi, poofesional, molai dari kelas nasional sampai kelas kecamatan. Beruntung bagi
caleg yang popolaritasnya sudah dikenal masyarakat, sehingga ada anggapan
tidak perlu melakukan promosi gencar.
Cukup pasang spanduk, baliho, poster,
dan leafletdi tempat-tempatterbuka,

dipastikan masyarakat akan memilihnya.

TE

--

Ketidakberuntungan
selalu ditujukan kepada
caleg yang tidak pop-'
oler bahkan tidak dikenal masyarakat, baik
dari poofesi maupun
dari hasil karyanya selama mengabdi pada
masyarakat. Dengan
demikian, selalu berujung pada saran pemenangan dalam pemilihan legislatif nanti untuk melakukan "serangan fajar" alias memberikan iming-iming hadiah pada
masyarakat yang akan mencoblosnya.
Semakin maraknya foto caleg di setiap jengkal kaki melangkah menyebabkan masyarakat menghadapi overload informasi. Bahkan, teIjadi clutter
atau teIjadi kekacauan dalam memorinya karena dipaksa melihat dan
mengingat foto dan nama caleg yang
begitu banyak.
Clutter atau kekacauan ini

berdampak pada perilaku yang berbahaya, yaitu masyarakat menghindari
untuk melihat, mendengar, bahkan
memperhatikan caleg yang sebenarnya
kompeten. Memori masyarakat sasaran

---

-

menjadi macet karena terlalu banyak
informasi seragam yang mereka peroleh.
Fenomena clutter sebenarnya teIjadi
pada dunia promosi produk melalui
media cetak dan elektronik. Media 1V
saat ini penuh dengan tayangan iklan
yang banyak sekali. Bahkan, dalam suatu tayangan sinetron, durasi tayangan
iklan mengalahkan atau lebih panjang
dibandingkan dengan durasi sinetron
tersebut.
Saat ini, banyak iklan yang disampaikan pada konsumen melalui beragam cara yang sangat kreatif.

Bahkan, tayangan iklan menjadi hib~
tan ter:sendiri. Pen.in~tanjumlah
~

-'--Kliping

Humos

Unpod

2009-

Informasi
--

tayangan iklan dan banYaknya saluran
1V menyebabkan masyarakat memiliki
perilaku melakukan zapping, yaitu
perilaku berpindah-pindah saluran 1V
untuk menghindarkan iklan.

Terkait pemilihan legislatif yang semakin dekat, perlu dihindari para pendukung dan tim sukses caleg dalam
menggunakan media yang sarna untuk
promosi calegnya. Perlu digunakan
metode berbeda yang tidak dilakukan
oleh tim sukses lain. Aktivitas ini misalnya dengan melakukan komunikasi below the line atau melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat.
Melakukan pendekatan kepada
masyarakat
merupakan
cara yang pal~
::iI___
ing efektif di~saat clutter teIjadi. Misalnya, melakukan diskusi langsung untuk
mendengarkan aspirasi masyarakat.
Tentukanjadwallqrnjungan ke kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki keminatan khusus, misalnya
kelompok keagamaan, kelompok etnis
tertentu, dan kelompok poofesi untuk
memperkenalkan diri.
Pendekatan pada masyarakat selayaknyadisesuaikan deqgan kebudayaan setempat agar tiBak teIjadi
salah'komunikasi. pertelmuan langsung
caleg dengan masyarakat yang menges;p1).