Dosen Praktisi di PT Masih Minim.

RADARBANDUNG
o Selasa o Rabu o Kamis
4

5

6

20
OMar

21

22

o Apr
m

8

7


_

~

~....

0

9

23
Mei

10

24

.


€j

Jumat

0

Sabtu

11

12

13

26

27

0


Minggu
14

28

'

15

29

16

30

J

31

Q!~n QJ~!__Q~9._~_~~~?m Q?~tmQ_~?~m_Q.9;Y


-

DosenPraktisi
diPT Masih
Minim
J~RTA

- Hingga

saat ini masi!),

belum banyak perguruan tinggi (PT)
di Indonesia yang memakai tenaga
dosen luar biasa atau dosen praktisi.
Padahal, mereka berperan penting
dalam aplikasi keilmuan bagi mahasiswa.
Karena itu, Ditjen Pendidikan
Tinggi (Dikti) makin mengintensifkan kerja sarna dengan berbagai
perusahaan. Lewat cara itu, diharapkan para praktisi bersedia

menularkan ilmunya kepada mahasiswa.
Direktur Kelembagaan Dikti Depdiknas Muchlas Samani menuturkan,
dosen praktisi mulai dikontrak PT
pada 2005. Alasannya, dunia akademik butuh skill praktisi yang terjun
secara langsung di dunia kerja.
"Dulu, kita belum terlalu membutuhkan tenaga praktisi karena ada
kerja praktik. Sekarang, untuk bidang-bidang
tertentu, amatdibutuhkan," ujarnya saat dihubungi
kemarin.
Menurut dLa, bidang yang dibutuhkan terutama adalah engineering
(teknik) dan ekonomi. Hanya, kata dia,
ada beberapa kendala PT tidak bisa
merekrut dosen praktisi. Selain tak
semua PT mampu mengontrak dosen
luar biasa yang rata-rata berhonor
tinggi, banyakpraktisi yang kerap
disibukkan oleh jadwal mereka.
Selain itu, ujar dia, tidak semua
£:~kti~~~erhati~n
lebih


pada PT di Indonesia. "Tak semudah
itu menarik mereka. Mereka sibuk
dan memiliki hitungan waktu sendiri," jelasnya.
Muchlas menuturkan, Dikti menjalin kerja sarna dengan berbagai
perusahaan agar menyuplai tenaga
pengajar praktisi ke PT. Mengimbangi minimnya praktisi yang masuk
PT, Dikti juga berupaya membangun
center for entrepreneurship.
Melalui hal itu, dosen akademik
dikursuskan untuk mendalami praktik
sesuai bidang mereka. "Diharapkan,
dosen akademik bisa menguasai
praktik keilmuannya," ujarnya.
Dikti juga mengembangkan program on the job training. Yaitu,
mengirimkan para dosen ke berbagai
perusahaan untuk belajar praktik.
Training singkat itu biasanya memakan waktu 3-6 bulan. "Ini sudah
tahun kedua program tersebut kami
jalankan. Dosen-dosen kita harus

memiliki pengalaman praktik," tegasnya.
Pada 2010, ungkap dia, Dikti
mendesain bahwa semua dosen
akademik harus punya pengalaman
praktik. Bisa lewat jalur kursus
singkat atau training di perusahaan.
"Kami ingin mencetak entrepreneur.
Kalau dosennya saja tak menguasai
kewirausahaan,
bagaimana mahasiswanya?" cetus Muchlas. Karena itu, Dikti akan memperbanyak
program serupa.(jp)

" ..----

Kliping

Humos

Un pod


2009