PENGAWASAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI JAWA BARAT TERHADAP PELAKSANAAN PENGUKURAN TANAH OLEH KANTOR PERTANAHAN KOTA BANDUNG DITINJAU DARI PERPRES NO. 10 TAHUN 2006 TENTANG BPN JO PERATURAN KEPALA BPN.

PENGAWASAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI JAWA BARAT TERHADAP
PELAKSANAAN PENGUKURAN TANAH OLEH KANTOR PERTANAHAN KOTA
BANDUNG DITINJAU DARI PERPRES NO. 10 TAHUN 2006 TENTANG BPN JO
PERATURAN KEPALA BPN RI NO. 4 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA KANTOR WILAYAH BPN DAN KANTOR PERTANAHAN
Cynthia Maharani
110111090072
ABSTRAK
Kesalahan terhadap hasil pengukuran tanah sering terjadi di Kantor Pertanahan
Kota Bandung, maka dari itu Kanwil BPN Provinsi Jawa Barat melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan pengukuran oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung. Penelitian
ini untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan pengukuran tanah di Kota Bandung
dengan PP No. 24 Tahun 1997 dan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
pengawasan Kanwil BPN Provinsi Jawa Barat dengan Perpres No. 10 Tahun 2006 Jo
Peraturan Kepala BPN RI No. 4 Tahun 2006.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
dan sifat penelitiannya deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
berupa studi kepustakaan untuk memperoleh data sekunder dan didukung studi
lapangan berupa wawancara dengan pihak-pihak terkait yang kemudian dianalisis
secara yuridis normatif.
Berdasarkan hasil penelitian proses pelaksanaan pengukuran sudah sesuai

dengan PP No. 24 Tahun 1997, tetapi dalam pelaksanaannya petugas ukur kerap kali
tidak menggunakan prinsip kehati-hatian yang menyebabkan salah baca, salah dengar
ataupun salah catat terhadap hasil pengukuran sehingga terjadinya kesalahan terhadap
hasil pengukuran, sedangkan bentuk pengawasan Kanwil BPN Provinsi Jawa Barat
belum sesuai dengan Peraturan Kepala BPN No. 4 Tahun 2006 karena tidak
melakukan pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pengukuran hanya
melakukan pembentukan panitia secara khusus yang bersifat temporer untuk
menyelesaikan sengketa pada bidang pengukuran tanah, sehingga tidak dapat
mencegah atau menekan jumlah terjadinya kesalahan pengukuran di Kota Bandung.
Menstandarkan alat ukur yang digunakan disetiap daerah Kantor Pertanahan Jawa
Barat sehingga hasil pengukuran disetiap alat ukur dapat membaca sesuai dengan fisik
tanah yang telah ditentukan.