Politik Citra Ubah Jawa Barat.
[(OMPAS
~-
0
r'
"
1
~
@
2
18
() _____.__.__.
Selasa
0 Rabu
Sellin
3
19
4
5
20
6
21
7
22
0
8
Kamis
9
23
10
24
Q Jan () Peb 0 Mar 0 Apr 0 Mei 0 Jun
.
.
25
Jul
~
Jumat
11
0
26
Ags
o Sabtu
12
0
13
27
o Sep
28
0
Minggu
14
15
29
30
Okt
0
Nov
Politik Citra
Ubah JawaBarat
--
~
..-
~
""'"'"'-
---
_.~~
Merupakan Tantangan bagi Parpol Lama
_
Perolehan Suara Sementara Pilpres di Jawa Barat 2009
Suara:5.453:529
26,34%
64,73%
Suara:13.400.881
I
8,92%
Suara:1.846.904
Jumlah pemilih dalam DPT:
Jumlahsuara:20.701.314 suara
30.124.261 orang
Sumber:
KPU
Provinsi
Jawa
Barat
K lip i n 9
Hum Q 5 U n p Q d
2 009'
0
16
31
Des
(
BANDUNG, KOMPAS - Petapolitikdi Jawa Barat berge-
dan tumbuhnya politik pesona individu '-menyumbang fenomena
pergeseran peta politik Jabar. Parpol ke depan diharapkan akomodatif dengan menghasilkan kader
yang kuat dan berkualitas, terutama dari kaum muda. "Sebab,perilaku pemilih bergeser lebih kepada individu dan programnya, bukan lagiideologi,"ujar Bob.
Namun, parpol dituntut membangun kader dalam kerangka ideologi dan visi yangjelas. Masa depan parpol bisa teraneam bila terlalu tergantung kepada figur pemimpin. "Kaderisasi dan ideologisasi merupakan dua hal yang selama ini gagaldibangun parpol di Indonesia,"katanya.
ser pascapemilu legislatif dan pemilu presiden 2009 akibat
menguatnya politik citra atau pesona indivtdu. Situasi ini
sangat terkait erat dengan gagalnya partai politik membangun kaderisasi dan ideologisasi.
Hal itu ditandai dengan kemenangan Partai Demokrat dalam
pemilu legislatif dan keunggulan
sementara pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dalam
pemilu presiden. Pada pemilu legislatif 2009 Partai Demokrat
menjadi pemenang (24,8 persen),
diikuti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (14,7 persen) dan
Partai Golkar (14,3persen).
HasHitu jauh bergeser dari hasil Pemilu 2004 yang menempatkan Partai Golkar sebagai pemenang (27,90 persen),
diikuti PDI -P
(17,58persen) dan Partai Keadilan
Sejahtera (11,63 persen). Partai
Demokrat pada Pemilu 2004 hanya menduduki posisi kelima (7,77
persen).
Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Bob Sugeng Hadiwinata, Kamis (16/7) di
Bandung, mengatakan, fenomena
kemenangan Partai Demokrat
yang menggeser Partai Golkar dan
PDI-P dalam peta politik di Jabar
lebih banyak dipengaruhi faktor
sosok SBY."Ini bisa dibilang seba-;...:....-
gai kemenangan SBYatas partai-
partai-besar,bukan kemenangan
Partai Demokrat,"katanya.
Keunggulan
SBY-Bqediono
merata di hampir 26 kotajkabupaten di Jabar. SBY-Boedionounggul
sementara di daerah basis Partai
Golkar, seperti Banjar, Cimahi,
Bandung, Karawang, Purwakarta,
Sukabumi, dan Cianjur. Pasangan itujuga unggul di basis PDI-P,
yakni Cirebon, Kuningan, dan
Tantangan
Majalengka. SBY-Boediono juga
Pengamat politik dari Universimemenangi basis Partai Persatuan Pembangunan di Tasikmala- tas Padjadjaran, Dede Mariana,
berpendapat, pergeseran peta poya.
Satu-satunya daerah yang se- litik menjadi tantangan bagi parmentara ini belum dikuasai SBY- tai-partai lama, terutama Partai
Boediono ialah Indramayu. Dae- Golkar dan PDI-P,bisakah mereka
kembali bersaing dengan partairah yang sebelumnya merupakan
basis Partai Golkar itu malah me- partai baru. "Satu-satunya earn
yakni revitalisasi dan kaderisasi
nyumbang kemenangan sementara bagi pasangan Megawati Soe- partai yang optimal,"ujarnya.
Keunggulan Partai Demokrat
karnoputri-Prabowo
Subianto.
Pasangan Jusuf Kalla-Wiranto karena eitra SBY sekarang, kata
yang diusung Partai Golkar dan Dede, juga bukan tanpa tantangPartai Hati Nurani Rakyat me- an. Jika Partai Demokrat gagal
mewujudkan legislatif yang kuat
nempati posisibuncit.
Proses deideologisasi pemilih dan kritis di Jabar, lima tahun
mendatan.,gpeta politik Jabar kemungkinan besar kembali berubah.
Sementara itu, perubahan kekuatan politik di DPRD Kota Bandung amat terasa, terutama dengan pertiunbahan kursi Partai
Demokrat dari enam kursi menjadi 20 kursi. Adapun perolehan
Partai Amanat Nasional merosot
tajam dari enam kursi tinggal satu
:=
-
kursi. Beberapa ealon anggota legislatif terpilih yang tidak bisa
membuat&aksisendiriberencana
bergabung dengan parpol besar.
Namun, ,sampai sekarang berlum ada pembicaraan ke arah itu.
"Masih adem-adem saja.Mungkin
'menunggu hasil pemilu tuntas,"
kata Ketua Fraksi PDI-P DPRD
Kota Bandung Isa Subagja.
(REK/MHF)
~-
0
r'
"
1
~
@
2
18
() _____.__.__.
Selasa
0 Rabu
Sellin
3
19
4
5
20
6
21
7
22
0
8
Kamis
9
23
10
24
Q Jan () Peb 0 Mar 0 Apr 0 Mei 0 Jun
.
.
25
Jul
~
Jumat
11
0
26
Ags
o Sabtu
12
0
13
27
o Sep
28
0
Minggu
14
15
29
30
Okt
0
Nov
Politik Citra
Ubah JawaBarat
--
~
..-
~
""'"'"'-
---
_.~~
Merupakan Tantangan bagi Parpol Lama
_
Perolehan Suara Sementara Pilpres di Jawa Barat 2009
Suara:5.453:529
26,34%
64,73%
Suara:13.400.881
I
8,92%
Suara:1.846.904
Jumlah pemilih dalam DPT:
Jumlahsuara:20.701.314 suara
30.124.261 orang
Sumber:
KPU
Provinsi
Jawa
Barat
K lip i n 9
Hum Q 5 U n p Q d
2 009'
0
16
31
Des
(
BANDUNG, KOMPAS - Petapolitikdi Jawa Barat berge-
dan tumbuhnya politik pesona individu '-menyumbang fenomena
pergeseran peta politik Jabar. Parpol ke depan diharapkan akomodatif dengan menghasilkan kader
yang kuat dan berkualitas, terutama dari kaum muda. "Sebab,perilaku pemilih bergeser lebih kepada individu dan programnya, bukan lagiideologi,"ujar Bob.
Namun, parpol dituntut membangun kader dalam kerangka ideologi dan visi yangjelas. Masa depan parpol bisa teraneam bila terlalu tergantung kepada figur pemimpin. "Kaderisasi dan ideologisasi merupakan dua hal yang selama ini gagaldibangun parpol di Indonesia,"katanya.
ser pascapemilu legislatif dan pemilu presiden 2009 akibat
menguatnya politik citra atau pesona indivtdu. Situasi ini
sangat terkait erat dengan gagalnya partai politik membangun kaderisasi dan ideologisasi.
Hal itu ditandai dengan kemenangan Partai Demokrat dalam
pemilu legislatif dan keunggulan
sementara pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dalam
pemilu presiden. Pada pemilu legislatif 2009 Partai Demokrat
menjadi pemenang (24,8 persen),
diikuti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (14,7 persen) dan
Partai Golkar (14,3persen).
HasHitu jauh bergeser dari hasil Pemilu 2004 yang menempatkan Partai Golkar sebagai pemenang (27,90 persen),
diikuti PDI -P
(17,58persen) dan Partai Keadilan
Sejahtera (11,63 persen). Partai
Demokrat pada Pemilu 2004 hanya menduduki posisi kelima (7,77
persen).
Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Bob Sugeng Hadiwinata, Kamis (16/7) di
Bandung, mengatakan, fenomena
kemenangan Partai Demokrat
yang menggeser Partai Golkar dan
PDI-P dalam peta politik di Jabar
lebih banyak dipengaruhi faktor
sosok SBY."Ini bisa dibilang seba-;...:....-
gai kemenangan SBYatas partai-
partai-besar,bukan kemenangan
Partai Demokrat,"katanya.
Keunggulan
SBY-Bqediono
merata di hampir 26 kotajkabupaten di Jabar. SBY-Boedionounggul
sementara di daerah basis Partai
Golkar, seperti Banjar, Cimahi,
Bandung, Karawang, Purwakarta,
Sukabumi, dan Cianjur. Pasangan itujuga unggul di basis PDI-P,
yakni Cirebon, Kuningan, dan
Tantangan
Majalengka. SBY-Boediono juga
Pengamat politik dari Universimemenangi basis Partai Persatuan Pembangunan di Tasikmala- tas Padjadjaran, Dede Mariana,
berpendapat, pergeseran peta poya.
Satu-satunya daerah yang se- litik menjadi tantangan bagi parmentara ini belum dikuasai SBY- tai-partai lama, terutama Partai
Boediono ialah Indramayu. Dae- Golkar dan PDI-P,bisakah mereka
kembali bersaing dengan partairah yang sebelumnya merupakan
basis Partai Golkar itu malah me- partai baru. "Satu-satunya earn
yakni revitalisasi dan kaderisasi
nyumbang kemenangan sementara bagi pasangan Megawati Soe- partai yang optimal,"ujarnya.
Keunggulan Partai Demokrat
karnoputri-Prabowo
Subianto.
Pasangan Jusuf Kalla-Wiranto karena eitra SBY sekarang, kata
yang diusung Partai Golkar dan Dede, juga bukan tanpa tantangPartai Hati Nurani Rakyat me- an. Jika Partai Demokrat gagal
mewujudkan legislatif yang kuat
nempati posisibuncit.
Proses deideologisasi pemilih dan kritis di Jabar, lima tahun
mendatan.,gpeta politik Jabar kemungkinan besar kembali berubah.
Sementara itu, perubahan kekuatan politik di DPRD Kota Bandung amat terasa, terutama dengan pertiunbahan kursi Partai
Demokrat dari enam kursi menjadi 20 kursi. Adapun perolehan
Partai Amanat Nasional merosot
tajam dari enam kursi tinggal satu
:=
-
kursi. Beberapa ealon anggota legislatif terpilih yang tidak bisa
membuat&aksisendiriberencana
bergabung dengan parpol besar.
Namun, ,sampai sekarang berlum ada pembicaraan ke arah itu.
"Masih adem-adem saja.Mungkin
'menunggu hasil pemilu tuntas,"
kata Ketua Fraksi PDI-P DPRD
Kota Bandung Isa Subagja.
(REK/MHF)