JURNAL PUBLIKASI DESI S2 ILMU GIZI
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PENDIDIKAN GIZI MELALUI
digilib.uns.ac.id
PERMAINAN MODEL ULAR TANGGA
UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KONSUMSI
PROTEIN HEWANI BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Desi1, Diffah Hanim2, Kusnandar2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana UNS
2
DosenProgram Studi Ilmu Gizi Pascasarjana UNS
(dedetkolam@yahoo.com)
commit to user
1
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Keywords:
inilah
Pendidikan anak usia 0-6 tahun
dinilai sebagai strategi pembangunan
diperlukan
asupan
gizi
yang
seimbang dan stimulus psikososial yang
tepat (Damayanthi, dkk 2013).
sumber daya manusia yang fundamental
Masalah anemia adalah masalah
dan strategis. Hal ini disebabkan anak-
gizi yang penting dan banyak ditemui di
anak berada dalam masa keemasan,
dunia, prevalensi tertinggi ditemui di
sekaligus periode kritis dalam tahap
negara berkembang termasuk Indonesia.
perkembangan manusia. Pada tahapan
Hasil analisis data RISKESDAS (2013),
commit to user
menunjukkan bahwa secara nasional
2
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
prevalensi anemia pada pada balita usia
kelompok usia ini memiliki kebiasaan,
12-59 bulan yaitu 28,1%, sedangkan
sikap
anak-anak 5-14 tahun sebesar 26,4%.
dibentuk (Khomsan, 2002). Pendidikan
Anemia gizi disebabkan oleh hubungan
gizi yang dilakukan selama ini masih
timbal balik antara kecukupan
banyak
gizi, terutama zat besi dan protein
penyuluhan,
dengan
Sebenarnya upaya untuk meningkatkan
infeksi
penyakit
terutama
yang
masih
relatif
mudah
menggunakan
leaflet,
model
dan
poster.
kecacingan. Dampak yang ditimbulkan
pengetahuan
anemia
kesakitan
dengan media yang tepat, menarik, dan
gangguan
mudah dipahami bagi anak.
gizi
dankematian
adalah
meningkat,
pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
motorik,
mental,
terhambat,
daya
dan
kecerdasan
tangkap
belajar
gizi
dapat
dilakukakan
Media untuk permainan edukatif
anak dengan metode tradisional tanpa
perangkat komputer menjadi permainan
menurun, pertumbuhan dan kesegaran
yang
fisik menurun, serta interaksi sosial
menyenangkan
kurang (Istiany dan Rusilanti, 2013).
terpenting dalam mendesain permainan
Protein merupakan zat gizi yang
mudah,
anak.
Media
bermanfaat
merupakan
yang
dan
kunci
dipilih
mudah
sangat penting bagi tubuh karena selain
diterapkan kepada anak taman kanak-
berfungsi sebagai sumber energi dalam
kanak yaitu menggunakan media ular
tubuh
zat
tangga gizi, dikarenakan anak usia ini
Protein
masih tertarik pada permainan. Konsep
juga
pembangun
berfungsi
dan
sebagai
pengatur.
berperan penting dalam transportasi zat
ini
besi dalam tubuh (Almatsier, 2011).
sambil belajar (Wijanarka, 2013).
Konsumsi protein yang kurang memiliki
merujuk
Perlu
pada
konsep
dikembangkan
bermain
media
kemungkinan untuk menderita anemia.
pendidikan gizi yang tepat, menarik,
Protein merupakan sumber utama zat
dan disukai anak. Oleh karena itu, telah
besi dalam makanan. Absorpsi besi yang
dilakukan
terjadi di usus halus dibantu oleh alat
pendidikan
angkut protein yaitu transferin dan
model ular tangga untuk meningkatkan
feritin.
besi
kadar hemoglobin dan konsumsi protein
berfungsi
hewani bagi anak taman kanak-kanak.
mentransport besi ke sumsum tulang
Penelitian ini bertujuan menganalisis
untuk pembentukan hemoglobin (Tadete
pengaruh
Transferin
berbentuk
ferro
mengandung
yang
, 2013).
bertujuan
gizi
mengenai
melalui
pendidikan
permainan
gizi
melalui
permainan model ular tangga untuk
Pendidikan gizi pada anak usia
dini
penelitian
untuk
meningkatkan konsumsi protein hewani
commit to user
dan kadar hemoglobin bagi anak taman
membentuk
perilaku gizi menjadi baik, mengingat
kanak-kanak.
3
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Penelitian ini dilakukan di sekolah
Taman Kanak-Kanak di daerah yang
berbatasan
langsung
dengan
Kota
Media permainan ular tangga pada
penelitian
ini
adalah
karton
Kecamatan Sui Raya, Kecamatan Sui.
protein
Ambawang
Raya
berukuran 6x6 petak. Tiap petak diberi
Provinsi Kalimantan Barat. Dilaksanakan
nomor urut mulai dari nomor 1 dari
selama 4 bulan (Februari sampai Mei
sudut kiri bawah sampai nomor 6 di
2015). Jenis penelitian ini merupakan
sudut kanan bawah, lalu dari kanan ke
experimental
kiri mulai nomor 7 pada baris kedua
dengan
Kubu
menggunakan
hewani
dalam
petak-petak,
sampai
group. Populasi penelitian ini adalah
sampai nomor 36 di sudut kiri atas.
seluruh anak yang terdaftar di Taman
Petak-petak
Kanak-Kanak
Raya
karikatur yang mengandung pesan atau
Kalimantan Barat pada tahun ajaran
perbuatan, ada pesan atau perbuatan
2014/2015.Sampel berjumlah 160 orang
baik dan ada yang buruk. Pesan atau
ditentukan secara porposive sampling.
perbuatan
Kubu
11,
makanan
rancangan pre-post test with control
Kabupaten
nomor
sumber
papan
Pontianak yaitu Kecamatan Sui. Kakap,
Kabupaten
bergambar
sebuah
tertentu
baik
dan
seterusnya
berisi
gambar
biasanya
diganjar
dengan kenaikan ke petak yang lebih
Analisis
data
yang
digunakan
tinggi lewat tangga, sedangkan pesan
meliputi univariat untuk menganalisis
atau perbuatan buruk dihukum dengan
jenis kelamin, pendidikan orang tua,
cara turun ke petak yang lebih rendah
pekerjaan orang tua, pendapatan orang
dengan melewati ular.
tua, jumlah anggota keluarga, uang
Komponen
permainan
sesuai
saku, dan data antropometri. Analisis
dengan permainan ular tangga, yaitu
bivariat digunakan untuk menjelaskan
adanya 3 pemain; adanya lingkungan
hubungan antara variabel independen
untuk
)
(
dengan
pemain
yaitu
permainan dilakukan di atas papan
variabel dependen (hemoglobin anak
karton
dan konsumsi protein hewani).
bergantian
Model
berinteraksi
kemudian
pemain
menjalankan
saling
bidaknya;
analisis
adanya aturan main yaitu permainan
untuk uji beda rata-rata (mean) variabel
menggunakan dadu dan bidak sesuai
konsumsi pangan hewani dan kadar
jumlah pemain, pemain memulai dari
hemoglobin antara kelompok permainan
petak
model
melemparkan dadu, bidak dijalankan
ular
penyuluhan.
tangga
dan
kelompok
pertama
dan
bergiliran
commit to user
sesuai mata dadu yang muncul, bidak
yang berada di dasar tangga langsung
4
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Perubahan
naik ke ujung tangga, dan bidak yang di
ujung
ular
langsung
turun
menuju
perilaku
gizi
anak
terhadap pesan-pesan yang disampaikan
kepala ular; adanya tujuan tertentu yang
melalui permainan ular tangga
ingin dicapai yaitu pemenang permainan
anak sudah mencuci tangan sebelum
adalah
makan, anak mau sarapan, minum susu,
pemain
mencapai
yang
petak
pertama
terakhir.
kali
mengurangi
Dalam
makanan
adalah
fastfood,
permainan ini anak menyebutkan dan
mengurangi jajanan snack yang banyak
memberikan pendapat tentang gambar
mengandung
ada pada saat menjalankan bidaknya. Ini
aktivitas fisik, meningkatnya konsumsi
dilakukan
dengan
daging sapi, daging ayam, ikan laut, ikan
anak lainnya dalam satu kelompok.
air tawar, telur, produk olahan daging
Permainan akan berhenti jika pemain
seperti sosis, nauget, dan bakso.
secara
bergantian
MSG,
aktif
melakukan
sudah mencapai petak terakhir.
Gambar
yang
dimaksud
pada
papan permainan ular tangga dalam
Dari Tabel1 dapat diketahui bahwa
penelitian ini yaitu konsumsi protein
rata-rata jenis kelamin subjek adalah
hewani. Papan ular tangga konsumsi
perempuan (58,75%). Karena sebagian
protein
besar peserta didik taman kanak-kanak
hewani
menyajikan
gambar-
gambar yang ada pada beberapa petak
secara
demografi
merupakan gambar jenis-jenis bahan
perempuan.
lebih
banyak
makanan sumber protein hewani.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Jenis Kelamin
Ceramah
Total
Ular Tangga
n
%
n
%
n
%
Laki-Laki
34
42,5
32
40,0
66
41,25
Perempuan
46
57,5
48
60,0
94
58,75
Total
80
100
80
100
160
100
(Sumber:Data Primer,2015)
tamat
SMA
(52,5%).
Sedangkan
Pendidikan ibu juga tamat SMA (51,25%).
Dari
Tabel
2
dapat
diketahui
bahwa rata-rata pendidikan ayah adalah
Artinya rata-rata Pendidikan orang tua
subjek adalah menengah (berpendidikan
sedang).
commit to user
5
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Katagori
Ceramah
Total
Ular Tangga
Pendidikan Ayah
n
%
n
%
n
%
Tidak Tamat SD
0
0,0
0
0,0
0
0,0
Tamat SD
4
5,0
16
20,0
20
12,5
Tamat SMP
18
22,5
13
16,25
31
19,38
Tamat SMA
43
53,75
41
51,25
84
52,5
PT
15
18,75
10
12,5
25
15,62
80
100
80
100
160
100
Tidak Tamat SD
1
1,25
2
2,5
3
1,875
Tamat SD
2
2,5
14
17,5
16
10
Tamat SMP
20
25
19
23,75
39
24,375
Tamat SMA
46
57,5
36
45,0
82
51,25
PT
11
13,75
9
11,25
20
12,5
Total
80
100
80
100
160
100
Total
Pendidikan Ibu
Sumber : Data Primer, 2015.
Barat. Namun ada anak taman kanakkanak yang termasuk kurus (11,25%)
Dari
Tabel
diketahui
dikarenakan pola konsumsi yang tidak
bahwa sebelum pendidikan gizi rata-rata
adekuat. Ada kejadian pada kelompok
status
ceramah
gizi
3
baik
dapat
(86,25%),
sesudah
yaitu
status
gizi
kurus
pendidikan gizi rata-rata status gizi baik
meningkat dari 2 anak menjadi 9 anak
(80,63%).
Terdapat angka overweight
selisih 7 anak (8,75%). Status gizi baik
secara total pada penelitian ini (7,5%)
menurun dari 66 anak menjadi 59 anak
artinya
angka
kegemukan
selisih 7 anak (8,75%). Artinya anak
sudah
menjadi
kesehatan
berstatus gizi baik menjadi berstatus
kejadian
masalah
masyarakat anak taman kanak-kanak di
Kabupaten
Kubu
Raya,
gizi kurang.
Kalimantan
commit to user
6
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Berdasarkan IMT Menurut Umur Pada
Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Total
Kel. Ceramah
Kel. Ular Tangga
Status
Gizi
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Sangat
Kurus
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kurus
2
2,5
9
11,25
1
1,25
1
1,25
3
1,88
10
6,25
Baik
66
82,5
59
73,75
72
90
70
87,5
138
86,25
129
80,63
Gemuk
4
5
4
5
3
3,75
6
7,5
7
4,37
10
6,25
Obesitas
8
10
8
10
4
5
3
3,75
12
7,5
11
6,87
Total
80
100
80
100
80
100
80
100
160
100
160
100
Sumber : Data Primer, 2015
ceramah mengalami penurunan 18 anak
Tabel
4
menunjukkan
tingkat
menjadi
17
anak
(21,25%).
Namun
konsumsi protein hewani pada anak
persen AKG lebih ada peningkatan 15
taman kanak-kanak kelompok ceramah
anak menjadi 16 anak (20%). Anak
dan kelompok permainan ular tangga di
tersebut
Kabupaten
renyah sehingga anak akan meningkat
Kubu
Raya
kurang
dari
menyukai
makanan
yang
angka kecukupan gizi yang dianjurkan
nafsu
(58,75%). Sesudah pendidikan gizi angka
makanan yang diinginkannya dari orang
kecukupan gizi kurang menjadi 42,5%.
tuanya.
Hal
ini
umumnya
terjadi
anak
karena
bila
Walaupun
mendapatkan
nafsu
makan
menurun dan konsumsi makanan tidak
masalah
menentu,
namun
makan. Anak biasanya mempunyai rasa
makanan
yang
suka dan tidak suka terhadap makanan
dihidangkan
tertentu. Pada periode ini nafsu makan
mendapatkan pendidikan gizi terjadi
anak tidak menentu dan tidak bisa
perubahan persen angka kecukupan gizi
diduga (Almatsier, 2011). Anak dengan
kurang pada kelompok permainan ular
persen
tangga (26,25%).
AKG
mengalami
pada
makannya
baik
dari
kelompok
anak
menyukai
disiapkan
dan
secara menarik. Setelah
commit to user
7
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Konsumsi Protein Hewani Pada Kelompok
Penelitian
Kelompok Penelitian
Total
Kel. Ceramah
Sebelum
Sesudah
n
%
n
%
Kel. Ular Tangga
Sebelum
Sesudah
n
%
n
%
Sebelum
n
%
Sesudah
n
%
Kurang
47
58,75
47
58,75
40
50
21
26,25
87
54,37
68
42,5
Baik
18
22,5
17
21,25
30
37,5
30
37,5
48
30
47
29,37
Lebih
15
18,75
16
20
10
12,5
29
36,25
25
15,63
45
28,13
Total
80
100
80
100
80
100
80
100
160
100
160
100
% AKG
Sumber: Data Primer, 2015
beberapa
bahan
makanan
sumber
protein hewani mengalami penurunan
Dari Tabel 5 diketahui bahwa rata-
yaitu daging sapi, daging ayam, ikan
rata konsumsi tertinggi bahan makanan
laut, ikan air tawar, telur. Dilihat dari
sumber
sumber protein hewani yang dikonsumsi
protein
hewani
sebelum
pendidikan gizi adalah konsumsi telur
anak taman kanak-kanak
ayam
sedangkan
dalam protein berkualitas tinggi. Telur
konsumsi telur ayam negeri sesudah
dan ikan merupakan sumber protein
pendidikan gizi (55,85%) penelitian ini
yang
menunjukkan
kelompok
protein cukup besar dalam konsumsi
permainan ular tangga asupan bahan
sehari-hari anak taman kanak-kanak.
makanan
hewani
Selain mudah di dapat telur dan ikan
setelah
harganya
negeri
(56,50%),
pada
sumber
protein
mengalami
peningkatan
dilaksanakan
pendidikan
gizi
yaitu
menyumbangkan
terjangkau
termasuk
kandungan
di
kalangan
masyarakat.
daging sapi, daging ayam, ikan laut, ikan
air tawar, telur, sosis, nauget, dan bakso.
Namun pada kelompok ceramah ada
commit to user
8
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Tabel 5. Sepuluh Bahan Makanan Sumber Protein Hewani Tertinggi Di Konsumsi
Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
No
Kel. Ceramah
Bahan Makanan
Kel. Ular Tangga
TOTAL
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Gr/Hari
Gr/Hari
Gr/Hari
Gr/Hari
Gr/Hari
Gr/Hari
0,3195
1,5741
0,1894
1,3223
0,5089
2,8964
1.
Daging Sapi
2.
Daging Ayam
12,4766
12,1778
10,7991
13,7417
23,2757
25,9195
3.
Ikan Laut
20,9453
17,0165
18,3490
21,0595
39,2943
38,076
4.
Ikan Air Tawar
24,1089
19,0189
10,4472
12,9915
34,5561
32,0104
5.
TelurAyam Kampung
9,8817
9,5470
7,4055
8,5214
17,2872
18,0684
6.
Telur Ayam Negeri
30,8106
28,5311
25,6929
27,3241
56,5035
55,8552
7.
Telur Bebek
0,4438
0,4500
0,3969
0,4613
0,8407
0,9113
8.
Sosis
6,4609
6,6195
5,4203
5,9694
11,8812
12,5889
9.
Nauget
1,3388
1,4552
1,2433
2,0244
2,5821
3,4796
10.
Bakso
21,2271
22,5672
12,0248
17,99567
33,2519
40,56287
Sumber : Data Primer, 2015.
pelaksanaan pendidikan gizi yaitu 95%.
Tabel
6
menunjukkan
kadar
Artinya pada kelompok ceramah ada
hemoglobin normal kedua kelompok
perbaikan kadar Hb pada anak sebesar 4
penelitian
anak
sebelum
pendidikan
gizi
(5%).
Sedangkan
kelompok
sebesar 88,13 %. Mengalami peningkatan
permainan ular tangga ada perbaikan
kadar
kadar Hb sebesar 7 anak (8,75%).
hemoglobin
normal
sesudah
Tabel 6. Status Anemia Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Status
Anemia
Kel. Ceramah
Kel. Ular Tangga
Total
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
n
%
n
n
n
Anemia
12
15
8
10
7
8,75
0
Tidak
Anemia
68
85
72
90
73
91,25
Total
80
100
80
100
80
100
%
%
Sebelum
Sesudah
%
n
%
n
%
0
19
11,87
8
5
80
100
141
88,13
152
95
80
100
160
100
160
100
Sumber : Data Primer, 2015.
commit to user
9
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Hasil analisis
, sebelum dilakukan pendidikan
gizi tidak
protein
Pada penelitian ini pendidikan gizi
ada
perbedaan
konsumsi
melalui permainan model ular tangga
hewani
antara
kelompok
berpengaruh
signifikan
terhadap
ceramah dan permainan ular tangga
konsumsi protein hewani pada anak
(p=0,477), adanya perbedaan konsumsi
taman kanak-kanak. Hal ini menunjukan
sesudah
bahwa pendidikan gizi model permainan
pendidikan
gizi
antara
kelompok ceramah dan permainan ular
ular
tangga (p=0,000). Ada selisih konsumsi
konsumsi protein hewani anak taman
protein hewani antara kedua kelompok
kanak-kanak.
sebesar (112,86 – 86,39 gr = 26,4
berfungsi meningkatkan motivasi dan
gr/anak).
perhatian
tangga
mampu
Media
anak
meningkatkan
memang
taman
dapat
kanak-kanak
untuk belajar dan meningkatkan minat
ingin tahu pada suatu pesan. Sehingga
meningkatkan konsumsi protein hewani
anak taman kanak-kanak. Penelitian ini
didukung oleh penelitian Saputri, (2012).
Hasil analisis
Bahwa pendidikan kesehatan dengan
,menunjukan
bahwa
sesudah
alat
permainan
pendidikan
gizi
ada
perbedaan
tangga
peningkatan
Hb
antara
kelompok
signifikan
edukatif
mempunyai
(APE)
ular
pengaruh
terhadap
yang
pengetahuan
dn
ceramah dan permainan model ular
sikap anak dalam pemilihan jajanan
tangga
sehat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
rata-rata
sebesar
11,57142=0,6387gr/dl).
(12,1563-
analisis statistik
didapatkan
p=0,000.
Escamilla
memiliki
nilai
Penelitian
yang
signifikansi
dilakukan
(2008), pendidikan gizi
pengaruh
positif
pada
pengetahuan gizi umum dan perilaku
asupan makan. Hasil penelitian tentang
dampak pendidikan gizi di California
commit to user
10
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
menyatakan bahwa pendidikan gizi yang
terkoordinasi secara signifikan dapat
mempengaruhi
konsumsi
makanan
kearah yang lebih baik pada pemilihan
makanan sehat (Ritchie
Memberikan
2010).
informasi
gizi
pada
pendidikan gizi dapat mempromosikan
pilihan makanan sehat (Fredman and
Connos, 2011).
Ada perubahan rata-rata konsumsi
protein hewani sebelum dan sesudah
pendidikan
gizi
pada
kelompok
penyuluhan dan kelompok permainan
ular
tangga.
Pada
menggambarkan
permainan
bahwa
model
taman
ular
dari
protein
ini
dengan
tangga
kanak-kanak
mengkonsumsi
sering
penelitian
anak
biasa
hewani
sebelumnya.
lebih
Program
pendidikan gizi merupakan inti dari
pelayanan dasar yang bertujuan untuk
mengatasi
masalah
memberikan
gizi.
pesan-pesan
mengoptimalkan
status
Dengan
gizi
gizi
untuk
melalui
perubahan perilaku dalam pemilihan
dan penyediaan makanan. Hal tersebut
tergambar
sekolah
pada
pendidikan
Hongkong
yang
gizi
di
dirancang
menarik serta pelaksanaan yang efektif
dalam menanamkan kebiasaan makanan
yang sehat (Yeung, 2010).
Protein adalah bagian dari semua
sel
hidup
yang
merupakan
bagian
terbesar tubuh sesudah air. Protein
mempunyai
fungsi khas yang tidak
dapat digantikan oleh zat lain, yaitu
membangun serta memelihara sel– sel
dan jaringan tubuh (Almatsier, 2011).
Fungsi
khas
protein
menyebabkan
dibutuhkan
inilah
protein
oleh
yang
sangat
anak.
Hal
ini
dikarenakan anak merupakan kelompok
yang dalam masa pertumbuhan dan
perkembangannya memerlukan zat gizi
yang relatif besar jumlahnya dan bila
konsumsi tidak seimbang maka dapat
menimbulkan masalah gizi (Khomsan,
2002).
Pada penelitian ini pendidikan gizi
berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan
kadar
hemoglobin
anak
taman kanak-kanak. Setiap dilakukan
pendidikan
gizi
meningkatkan
kadar
maka
akan
hemoglobin
(p=0,000). Hal ini menunjukan bahwa
bahwa pendidikan gizi permainan ular
tangga
mampu
meningkatkan
kadar
hemoglobin anak taman kanak-kanak.
Protein merupakan asam amino
esensial yang diperlukan sebagai zat
pembangun, yaitu untuk pertumbuhan
dan pembentukan protein dalam serum,
commit to user
hemoglobin,
enzim,
hormone
dan
11
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
antibodi. Selain itu untuk mengganti sel–
memelihara
1. Pendidikan gizi melalui permainan
keseimbangan asam basa cairan tubuh,
ular tangga mampu meningkatkan
dan sumber energi (Arisman, 2010). Hal
konsumsi protein hewani pada anak
ini sejalan dengan penelitian Andriana
taman
kanak-kanak
dan Sumarmi (2006),tentang Hubungan
dengan
pendidikan
Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi
ceramah.
dengan Kadar Hemoglobin pada Balita
Pendidikan gizi melalui permainan
Usia 13–36 Bulan. Berdasarkan hasil
ular
penelitian
diketahui
kadar hemoglobin anak taman kanak-
hubungan
yang
sel
yang
tingkat
telah
rusak,
bahwa
sangat
konsumsi
terdapat
erat
kanak
antara
protein
tangga
dibandingkan
gizi
dapat
melalui
meningkatkan
dibandingkan
dengan
pendidikan gizi melalui ceramah.
hewani
dengan kadar hemoglobin balita. Wijaya
Chandra
Asupan
(2012),
Zat
tentang
Gizi
Hubungan
dengan
Kejadian
1. Secara teori pendidikan gizi melalui
Anemia Pada Anak Usia 6-23 bulan di
ceramah
Kabupaten
Aceh
menyatakan
ada
konsumsi
protein
dikelas untuk
anak
taman
Besar,
yang
kanak-kanak sudah lazim dilaksanakan
hubungan
antara
dengan hasil yang beragam. Namun
kejadian
pendidikan gizi menggunakan model
dengan
permainan
anemia
protein
ular
yang
tangga
konsumsi
menggunakan
gambar
kartun lucu dan pesan-pesan konsumsi
1. Metode sampling yang lemah pada
penelitian menyebabkan kesimpulan
tidak
bisa
digeneralisasikan
ke
populasi yang lebih luas.
dari bias informasi dan data sampel,
yaitu keterangan jenis dan frekuensi
protein
hewani
yang
didapat melalui wawancara sehingga
memiliki kemungkinan underestimate
dan overestimate serta keterbatasan
daya ingat responden.
aktif,
cerdas
dan
kreatif
perlu
disosialisasikan karena terbukti lebih
berhasil guna bagi anak taman kanak-
2. Penelitian ini tidak dapat terhindar
konsumsi
protein hewani bagi tumbuh yang sehat,
kanak.
2.
Implikasi Praktis
a. Pendidikan
permainan
gizi
ular
dengan
tangga
model
konsumsi
protein hewani lebih cepat diterima
anak
taman
mereka
tidak
permainan
untuk
kanak-kanak
yang
mengerti
bosan
penuh
asupan
karena
dengan
tantangan
protein
commit to user
12
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
hewani bagi tubuh untuk hidup sehat,
aktif, cerdas dan kreatif.
b. Implikasi
hasil
dijadikan
Almatsier, S.
penelitian
rujukan
. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
dapat
panduan
pendidikan gizi anak taman kanak-
. 2011.
Andarina,
D.
&
Sumarni,
S.
2006.
kanak di Indonesia melalui model
permainan ular tangga.
. The Indonesian
Journal of Public Health, 3 (1), pp.
19-23.
1. Intervensi untuk meningkatkan kadar
Damayanthi,
dkk.
2013.
hemoglobin dapat dilakukan dengan
memberikan
informasi
tentang
konsumsi
protein
hewani
. Prosiding SEMNAS
PAGI 2013: 209-220. Pergizi
Pangan Indonesia.
menggunakan permainan ular tangga.
2. Diperlukan
penelitian
lebih
lanjut
tentang pendidikan gizi kepada orang
tua
sehingga
dukungan
anak
dalam
Escamilla P. R.
mendapat
. 2008.
.
A
Systemic
Literaturee
Review
Original
Research Article J Nutr Educ
Behav. 2008 : 40 : 208-225.
menentukan
pemilihan makanan.
Fredman M. R. & Connors, R. 2011.
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Terima kasih kepada tim penguji
Dr.
Budiyanti
M.Kes,
Sp.GK
Anantanyu,
Wiboworini,
dan
MS
Dr.
:
A Pilot Study Original Resarch
Article Journal Of The American
Dietetic Association. 2011 : 111:
S42-S46.
dr,
Sapja
yang
telah
memberikan saran dan masukan
Istiany,
untuk perbaikan jurnal ini.
2. Terima
kasih
kepada
Rusilanti, 2013.
.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Kepala
Pustanserdik PPSDM Kemenkes RI
yang telah memberikan beasiswa
Kemenkes
yang
Kemenkes
telah
kesempatan
tugas
dukungan
untuk
pendidikan penulis.
Pontianak
memberikan
belajar
dan
kelancaran
&
2014.
. Jakarta: Dirjen Bina
Gizi dan KIA.
3. Terima Kasih Kepada Direktur
Poltekkes
A.
RI.
Kemenkes RI, 2013.
. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementrian kesehatan.
Khomsan A, 2002.
commit to user
,
13
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Bogor. Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumber Daya Keluarga.
Fakultas
Pertanian,
Institut
Pertanian Bogor.
Murti, B. 2013.
.
Yogyakarta:
UGM Press.
Ritchie L. D.
, 2010.
. Original
Research Article J Nutr Educ
Behav. 2010 : 42 : S2-S10.
Sumarmi
2000.
. Project CHN-III Dirjen
Pendidikan
Tinggi
Nasional.
Jakarta.
Tadete
S.
O.
&Allenfinaet
al,
2013.Hubungan Antara Asupan Zat
Besi, Protein dan Vitamin C
Dengan Kejadian Anemia Pada
Anak Sekolah Dasar di Kelurahan
Bunaken
Kecamatan
Bunaken
Kepulauan Kota Manado. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sam Ratulangi Manado Sulawesi
Utara.
Wijanarka, A.
. 2013.
Jurnal
Teknologi Kesehatan Volume 9
Nomor 2, September 2013.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Wijaya, C. 2012.
. Fakultas
Kesehatan MasyarakatUniversitas
Indonesia.
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PENDIDIKAN GIZI MELALUI
digilib.uns.ac.id
PERMAINAN MODEL ULAR TANGGA
UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KONSUMSI
PROTEIN HEWANI BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Desi1, Diffah Hanim2, Kusnandar2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana UNS
2
DosenProgram Studi Ilmu Gizi Pascasarjana UNS
(dedetkolam@yahoo.com)
commit to user
1
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Keywords:
inilah
Pendidikan anak usia 0-6 tahun
dinilai sebagai strategi pembangunan
diperlukan
asupan
gizi
yang
seimbang dan stimulus psikososial yang
tepat (Damayanthi, dkk 2013).
sumber daya manusia yang fundamental
Masalah anemia adalah masalah
dan strategis. Hal ini disebabkan anak-
gizi yang penting dan banyak ditemui di
anak berada dalam masa keemasan,
dunia, prevalensi tertinggi ditemui di
sekaligus periode kritis dalam tahap
negara berkembang termasuk Indonesia.
perkembangan manusia. Pada tahapan
Hasil analisis data RISKESDAS (2013),
commit to user
menunjukkan bahwa secara nasional
2
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
prevalensi anemia pada pada balita usia
kelompok usia ini memiliki kebiasaan,
12-59 bulan yaitu 28,1%, sedangkan
sikap
anak-anak 5-14 tahun sebesar 26,4%.
dibentuk (Khomsan, 2002). Pendidikan
Anemia gizi disebabkan oleh hubungan
gizi yang dilakukan selama ini masih
timbal balik antara kecukupan
banyak
gizi, terutama zat besi dan protein
penyuluhan,
dengan
Sebenarnya upaya untuk meningkatkan
infeksi
penyakit
terutama
yang
masih
relatif
mudah
menggunakan
leaflet,
model
dan
poster.
kecacingan. Dampak yang ditimbulkan
pengetahuan
anemia
kesakitan
dengan media yang tepat, menarik, dan
gangguan
mudah dipahami bagi anak.
gizi
dankematian
adalah
meningkat,
pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
motorik,
mental,
terhambat,
daya
dan
kecerdasan
tangkap
belajar
gizi
dapat
dilakukakan
Media untuk permainan edukatif
anak dengan metode tradisional tanpa
perangkat komputer menjadi permainan
menurun, pertumbuhan dan kesegaran
yang
fisik menurun, serta interaksi sosial
menyenangkan
kurang (Istiany dan Rusilanti, 2013).
terpenting dalam mendesain permainan
Protein merupakan zat gizi yang
mudah,
anak.
Media
bermanfaat
merupakan
yang
dan
kunci
dipilih
mudah
sangat penting bagi tubuh karena selain
diterapkan kepada anak taman kanak-
berfungsi sebagai sumber energi dalam
kanak yaitu menggunakan media ular
tubuh
zat
tangga gizi, dikarenakan anak usia ini
Protein
masih tertarik pada permainan. Konsep
juga
pembangun
berfungsi
dan
sebagai
pengatur.
berperan penting dalam transportasi zat
ini
besi dalam tubuh (Almatsier, 2011).
sambil belajar (Wijanarka, 2013).
Konsumsi protein yang kurang memiliki
merujuk
Perlu
pada
konsep
dikembangkan
bermain
media
kemungkinan untuk menderita anemia.
pendidikan gizi yang tepat, menarik,
Protein merupakan sumber utama zat
dan disukai anak. Oleh karena itu, telah
besi dalam makanan. Absorpsi besi yang
dilakukan
terjadi di usus halus dibantu oleh alat
pendidikan
angkut protein yaitu transferin dan
model ular tangga untuk meningkatkan
feritin.
besi
kadar hemoglobin dan konsumsi protein
berfungsi
hewani bagi anak taman kanak-kanak.
mentransport besi ke sumsum tulang
Penelitian ini bertujuan menganalisis
untuk pembentukan hemoglobin (Tadete
pengaruh
Transferin
berbentuk
ferro
mengandung
yang
, 2013).
bertujuan
gizi
mengenai
melalui
pendidikan
permainan
gizi
melalui
permainan model ular tangga untuk
Pendidikan gizi pada anak usia
dini
penelitian
untuk
meningkatkan konsumsi protein hewani
commit to user
dan kadar hemoglobin bagi anak taman
membentuk
perilaku gizi menjadi baik, mengingat
kanak-kanak.
3
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Penelitian ini dilakukan di sekolah
Taman Kanak-Kanak di daerah yang
berbatasan
langsung
dengan
Kota
Media permainan ular tangga pada
penelitian
ini
adalah
karton
Kecamatan Sui Raya, Kecamatan Sui.
protein
Ambawang
Raya
berukuran 6x6 petak. Tiap petak diberi
Provinsi Kalimantan Barat. Dilaksanakan
nomor urut mulai dari nomor 1 dari
selama 4 bulan (Februari sampai Mei
sudut kiri bawah sampai nomor 6 di
2015). Jenis penelitian ini merupakan
sudut kanan bawah, lalu dari kanan ke
experimental
kiri mulai nomor 7 pada baris kedua
dengan
Kubu
menggunakan
hewani
dalam
petak-petak,
sampai
group. Populasi penelitian ini adalah
sampai nomor 36 di sudut kiri atas.
seluruh anak yang terdaftar di Taman
Petak-petak
Kanak-Kanak
Raya
karikatur yang mengandung pesan atau
Kalimantan Barat pada tahun ajaran
perbuatan, ada pesan atau perbuatan
2014/2015.Sampel berjumlah 160 orang
baik dan ada yang buruk. Pesan atau
ditentukan secara porposive sampling.
perbuatan
Kubu
11,
makanan
rancangan pre-post test with control
Kabupaten
nomor
sumber
papan
Pontianak yaitu Kecamatan Sui. Kakap,
Kabupaten
bergambar
sebuah
tertentu
baik
dan
seterusnya
berisi
gambar
biasanya
diganjar
dengan kenaikan ke petak yang lebih
Analisis
data
yang
digunakan
tinggi lewat tangga, sedangkan pesan
meliputi univariat untuk menganalisis
atau perbuatan buruk dihukum dengan
jenis kelamin, pendidikan orang tua,
cara turun ke petak yang lebih rendah
pekerjaan orang tua, pendapatan orang
dengan melewati ular.
tua, jumlah anggota keluarga, uang
Komponen
permainan
sesuai
saku, dan data antropometri. Analisis
dengan permainan ular tangga, yaitu
bivariat digunakan untuk menjelaskan
adanya 3 pemain; adanya lingkungan
hubungan antara variabel independen
untuk
)
(
dengan
pemain
yaitu
permainan dilakukan di atas papan
variabel dependen (hemoglobin anak
karton
dan konsumsi protein hewani).
bergantian
Model
berinteraksi
kemudian
pemain
menjalankan
saling
bidaknya;
analisis
adanya aturan main yaitu permainan
untuk uji beda rata-rata (mean) variabel
menggunakan dadu dan bidak sesuai
konsumsi pangan hewani dan kadar
jumlah pemain, pemain memulai dari
hemoglobin antara kelompok permainan
petak
model
melemparkan dadu, bidak dijalankan
ular
penyuluhan.
tangga
dan
kelompok
pertama
dan
bergiliran
commit to user
sesuai mata dadu yang muncul, bidak
yang berada di dasar tangga langsung
4
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Perubahan
naik ke ujung tangga, dan bidak yang di
ujung
ular
langsung
turun
menuju
perilaku
gizi
anak
terhadap pesan-pesan yang disampaikan
kepala ular; adanya tujuan tertentu yang
melalui permainan ular tangga
ingin dicapai yaitu pemenang permainan
anak sudah mencuci tangan sebelum
adalah
makan, anak mau sarapan, minum susu,
pemain
mencapai
yang
petak
pertama
terakhir.
kali
mengurangi
Dalam
makanan
adalah
fastfood,
permainan ini anak menyebutkan dan
mengurangi jajanan snack yang banyak
memberikan pendapat tentang gambar
mengandung
ada pada saat menjalankan bidaknya. Ini
aktivitas fisik, meningkatnya konsumsi
dilakukan
dengan
daging sapi, daging ayam, ikan laut, ikan
anak lainnya dalam satu kelompok.
air tawar, telur, produk olahan daging
Permainan akan berhenti jika pemain
seperti sosis, nauget, dan bakso.
secara
bergantian
MSG,
aktif
melakukan
sudah mencapai petak terakhir.
Gambar
yang
dimaksud
pada
papan permainan ular tangga dalam
Dari Tabel1 dapat diketahui bahwa
penelitian ini yaitu konsumsi protein
rata-rata jenis kelamin subjek adalah
hewani. Papan ular tangga konsumsi
perempuan (58,75%). Karena sebagian
protein
besar peserta didik taman kanak-kanak
hewani
menyajikan
gambar-
gambar yang ada pada beberapa petak
secara
demografi
merupakan gambar jenis-jenis bahan
perempuan.
lebih
banyak
makanan sumber protein hewani.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Jenis Kelamin
Ceramah
Total
Ular Tangga
n
%
n
%
n
%
Laki-Laki
34
42,5
32
40,0
66
41,25
Perempuan
46
57,5
48
60,0
94
58,75
Total
80
100
80
100
160
100
(Sumber:Data Primer,2015)
tamat
SMA
(52,5%).
Sedangkan
Pendidikan ibu juga tamat SMA (51,25%).
Dari
Tabel
2
dapat
diketahui
bahwa rata-rata pendidikan ayah adalah
Artinya rata-rata Pendidikan orang tua
subjek adalah menengah (berpendidikan
sedang).
commit to user
5
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Katagori
Ceramah
Total
Ular Tangga
Pendidikan Ayah
n
%
n
%
n
%
Tidak Tamat SD
0
0,0
0
0,0
0
0,0
Tamat SD
4
5,0
16
20,0
20
12,5
Tamat SMP
18
22,5
13
16,25
31
19,38
Tamat SMA
43
53,75
41
51,25
84
52,5
PT
15
18,75
10
12,5
25
15,62
80
100
80
100
160
100
Tidak Tamat SD
1
1,25
2
2,5
3
1,875
Tamat SD
2
2,5
14
17,5
16
10
Tamat SMP
20
25
19
23,75
39
24,375
Tamat SMA
46
57,5
36
45,0
82
51,25
PT
11
13,75
9
11,25
20
12,5
Total
80
100
80
100
160
100
Total
Pendidikan Ibu
Sumber : Data Primer, 2015.
Barat. Namun ada anak taman kanakkanak yang termasuk kurus (11,25%)
Dari
Tabel
diketahui
dikarenakan pola konsumsi yang tidak
bahwa sebelum pendidikan gizi rata-rata
adekuat. Ada kejadian pada kelompok
status
ceramah
gizi
3
baik
dapat
(86,25%),
sesudah
yaitu
status
gizi
kurus
pendidikan gizi rata-rata status gizi baik
meningkat dari 2 anak menjadi 9 anak
(80,63%).
Terdapat angka overweight
selisih 7 anak (8,75%). Status gizi baik
secara total pada penelitian ini (7,5%)
menurun dari 66 anak menjadi 59 anak
artinya
angka
kegemukan
selisih 7 anak (8,75%). Artinya anak
sudah
menjadi
kesehatan
berstatus gizi baik menjadi berstatus
kejadian
masalah
masyarakat anak taman kanak-kanak di
Kabupaten
Kubu
Raya,
gizi kurang.
Kalimantan
commit to user
6
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Berdasarkan IMT Menurut Umur Pada
Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Total
Kel. Ceramah
Kel. Ular Tangga
Status
Gizi
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Sangat
Kurus
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kurus
2
2,5
9
11,25
1
1,25
1
1,25
3
1,88
10
6,25
Baik
66
82,5
59
73,75
72
90
70
87,5
138
86,25
129
80,63
Gemuk
4
5
4
5
3
3,75
6
7,5
7
4,37
10
6,25
Obesitas
8
10
8
10
4
5
3
3,75
12
7,5
11
6,87
Total
80
100
80
100
80
100
80
100
160
100
160
100
Sumber : Data Primer, 2015
ceramah mengalami penurunan 18 anak
Tabel
4
menunjukkan
tingkat
menjadi
17
anak
(21,25%).
Namun
konsumsi protein hewani pada anak
persen AKG lebih ada peningkatan 15
taman kanak-kanak kelompok ceramah
anak menjadi 16 anak (20%). Anak
dan kelompok permainan ular tangga di
tersebut
Kabupaten
renyah sehingga anak akan meningkat
Kubu
Raya
kurang
dari
menyukai
makanan
yang
angka kecukupan gizi yang dianjurkan
nafsu
(58,75%). Sesudah pendidikan gizi angka
makanan yang diinginkannya dari orang
kecukupan gizi kurang menjadi 42,5%.
tuanya.
Hal
ini
umumnya
terjadi
anak
karena
bila
Walaupun
mendapatkan
nafsu
makan
menurun dan konsumsi makanan tidak
masalah
menentu,
namun
makan. Anak biasanya mempunyai rasa
makanan
yang
suka dan tidak suka terhadap makanan
dihidangkan
tertentu. Pada periode ini nafsu makan
mendapatkan pendidikan gizi terjadi
anak tidak menentu dan tidak bisa
perubahan persen angka kecukupan gizi
diduga (Almatsier, 2011). Anak dengan
kurang pada kelompok permainan ular
persen
tangga (26,25%).
AKG
mengalami
pada
makannya
baik
dari
kelompok
anak
menyukai
disiapkan
dan
secara menarik. Setelah
commit to user
7
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Konsumsi Protein Hewani Pada Kelompok
Penelitian
Kelompok Penelitian
Total
Kel. Ceramah
Sebelum
Sesudah
n
%
n
%
Kel. Ular Tangga
Sebelum
Sesudah
n
%
n
%
Sebelum
n
%
Sesudah
n
%
Kurang
47
58,75
47
58,75
40
50
21
26,25
87
54,37
68
42,5
Baik
18
22,5
17
21,25
30
37,5
30
37,5
48
30
47
29,37
Lebih
15
18,75
16
20
10
12,5
29
36,25
25
15,63
45
28,13
Total
80
100
80
100
80
100
80
100
160
100
160
100
% AKG
Sumber: Data Primer, 2015
beberapa
bahan
makanan
sumber
protein hewani mengalami penurunan
Dari Tabel 5 diketahui bahwa rata-
yaitu daging sapi, daging ayam, ikan
rata konsumsi tertinggi bahan makanan
laut, ikan air tawar, telur. Dilihat dari
sumber
sumber protein hewani yang dikonsumsi
protein
hewani
sebelum
pendidikan gizi adalah konsumsi telur
anak taman kanak-kanak
ayam
sedangkan
dalam protein berkualitas tinggi. Telur
konsumsi telur ayam negeri sesudah
dan ikan merupakan sumber protein
pendidikan gizi (55,85%) penelitian ini
yang
menunjukkan
kelompok
protein cukup besar dalam konsumsi
permainan ular tangga asupan bahan
sehari-hari anak taman kanak-kanak.
makanan
hewani
Selain mudah di dapat telur dan ikan
setelah
harganya
negeri
(56,50%),
pada
sumber
protein
mengalami
peningkatan
dilaksanakan
pendidikan
gizi
yaitu
menyumbangkan
terjangkau
termasuk
kandungan
di
kalangan
masyarakat.
daging sapi, daging ayam, ikan laut, ikan
air tawar, telur, sosis, nauget, dan bakso.
Namun pada kelompok ceramah ada
commit to user
8
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Tabel 5. Sepuluh Bahan Makanan Sumber Protein Hewani Tertinggi Di Konsumsi
Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
No
Kel. Ceramah
Bahan Makanan
Kel. Ular Tangga
TOTAL
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Gr/Hari
Gr/Hari
Gr/Hari
Gr/Hari
Gr/Hari
Gr/Hari
0,3195
1,5741
0,1894
1,3223
0,5089
2,8964
1.
Daging Sapi
2.
Daging Ayam
12,4766
12,1778
10,7991
13,7417
23,2757
25,9195
3.
Ikan Laut
20,9453
17,0165
18,3490
21,0595
39,2943
38,076
4.
Ikan Air Tawar
24,1089
19,0189
10,4472
12,9915
34,5561
32,0104
5.
TelurAyam Kampung
9,8817
9,5470
7,4055
8,5214
17,2872
18,0684
6.
Telur Ayam Negeri
30,8106
28,5311
25,6929
27,3241
56,5035
55,8552
7.
Telur Bebek
0,4438
0,4500
0,3969
0,4613
0,8407
0,9113
8.
Sosis
6,4609
6,6195
5,4203
5,9694
11,8812
12,5889
9.
Nauget
1,3388
1,4552
1,2433
2,0244
2,5821
3,4796
10.
Bakso
21,2271
22,5672
12,0248
17,99567
33,2519
40,56287
Sumber : Data Primer, 2015.
pelaksanaan pendidikan gizi yaitu 95%.
Tabel
6
menunjukkan
kadar
Artinya pada kelompok ceramah ada
hemoglobin normal kedua kelompok
perbaikan kadar Hb pada anak sebesar 4
penelitian
anak
sebelum
pendidikan
gizi
(5%).
Sedangkan
kelompok
sebesar 88,13 %. Mengalami peningkatan
permainan ular tangga ada perbaikan
kadar
kadar Hb sebesar 7 anak (8,75%).
hemoglobin
normal
sesudah
Tabel 6. Status Anemia Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Status
Anemia
Kel. Ceramah
Kel. Ular Tangga
Total
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
n
%
n
n
n
Anemia
12
15
8
10
7
8,75
0
Tidak
Anemia
68
85
72
90
73
91,25
Total
80
100
80
100
80
100
%
%
Sebelum
Sesudah
%
n
%
n
%
0
19
11,87
8
5
80
100
141
88,13
152
95
80
100
160
100
160
100
Sumber : Data Primer, 2015.
commit to user
9
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Hasil analisis
, sebelum dilakukan pendidikan
gizi tidak
protein
Pada penelitian ini pendidikan gizi
ada
perbedaan
konsumsi
melalui permainan model ular tangga
hewani
antara
kelompok
berpengaruh
signifikan
terhadap
ceramah dan permainan ular tangga
konsumsi protein hewani pada anak
(p=0,477), adanya perbedaan konsumsi
taman kanak-kanak. Hal ini menunjukan
sesudah
bahwa pendidikan gizi model permainan
pendidikan
gizi
antara
kelompok ceramah dan permainan ular
ular
tangga (p=0,000). Ada selisih konsumsi
konsumsi protein hewani anak taman
protein hewani antara kedua kelompok
kanak-kanak.
sebesar (112,86 – 86,39 gr = 26,4
berfungsi meningkatkan motivasi dan
gr/anak).
perhatian
tangga
mampu
Media
anak
meningkatkan
memang
taman
dapat
kanak-kanak
untuk belajar dan meningkatkan minat
ingin tahu pada suatu pesan. Sehingga
meningkatkan konsumsi protein hewani
anak taman kanak-kanak. Penelitian ini
didukung oleh penelitian Saputri, (2012).
Hasil analisis
Bahwa pendidikan kesehatan dengan
,menunjukan
bahwa
sesudah
alat
permainan
pendidikan
gizi
ada
perbedaan
tangga
peningkatan
Hb
antara
kelompok
signifikan
edukatif
mempunyai
(APE)
ular
pengaruh
terhadap
yang
pengetahuan
dn
ceramah dan permainan model ular
sikap anak dalam pemilihan jajanan
tangga
sehat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
rata-rata
sebesar
11,57142=0,6387gr/dl).
(12,1563-
analisis statistik
didapatkan
p=0,000.
Escamilla
memiliki
nilai
Penelitian
yang
signifikansi
dilakukan
(2008), pendidikan gizi
pengaruh
positif
pada
pengetahuan gizi umum dan perilaku
asupan makan. Hasil penelitian tentang
dampak pendidikan gizi di California
commit to user
10
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
menyatakan bahwa pendidikan gizi yang
terkoordinasi secara signifikan dapat
mempengaruhi
konsumsi
makanan
kearah yang lebih baik pada pemilihan
makanan sehat (Ritchie
Memberikan
2010).
informasi
gizi
pada
pendidikan gizi dapat mempromosikan
pilihan makanan sehat (Fredman and
Connos, 2011).
Ada perubahan rata-rata konsumsi
protein hewani sebelum dan sesudah
pendidikan
gizi
pada
kelompok
penyuluhan dan kelompok permainan
ular
tangga.
Pada
menggambarkan
permainan
bahwa
model
taman
ular
dari
protein
ini
dengan
tangga
kanak-kanak
mengkonsumsi
sering
penelitian
anak
biasa
hewani
sebelumnya.
lebih
Program
pendidikan gizi merupakan inti dari
pelayanan dasar yang bertujuan untuk
mengatasi
masalah
memberikan
gizi.
pesan-pesan
mengoptimalkan
status
Dengan
gizi
gizi
untuk
melalui
perubahan perilaku dalam pemilihan
dan penyediaan makanan. Hal tersebut
tergambar
sekolah
pada
pendidikan
Hongkong
yang
gizi
di
dirancang
menarik serta pelaksanaan yang efektif
dalam menanamkan kebiasaan makanan
yang sehat (Yeung, 2010).
Protein adalah bagian dari semua
sel
hidup
yang
merupakan
bagian
terbesar tubuh sesudah air. Protein
mempunyai
fungsi khas yang tidak
dapat digantikan oleh zat lain, yaitu
membangun serta memelihara sel– sel
dan jaringan tubuh (Almatsier, 2011).
Fungsi
khas
protein
menyebabkan
dibutuhkan
inilah
protein
oleh
yang
sangat
anak.
Hal
ini
dikarenakan anak merupakan kelompok
yang dalam masa pertumbuhan dan
perkembangannya memerlukan zat gizi
yang relatif besar jumlahnya dan bila
konsumsi tidak seimbang maka dapat
menimbulkan masalah gizi (Khomsan,
2002).
Pada penelitian ini pendidikan gizi
berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan
kadar
hemoglobin
anak
taman kanak-kanak. Setiap dilakukan
pendidikan
gizi
meningkatkan
kadar
maka
akan
hemoglobin
(p=0,000). Hal ini menunjukan bahwa
bahwa pendidikan gizi permainan ular
tangga
mampu
meningkatkan
kadar
hemoglobin anak taman kanak-kanak.
Protein merupakan asam amino
esensial yang diperlukan sebagai zat
pembangun, yaitu untuk pertumbuhan
dan pembentukan protein dalam serum,
commit to user
hemoglobin,
enzim,
hormone
dan
11
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
antibodi. Selain itu untuk mengganti sel–
memelihara
1. Pendidikan gizi melalui permainan
keseimbangan asam basa cairan tubuh,
ular tangga mampu meningkatkan
dan sumber energi (Arisman, 2010). Hal
konsumsi protein hewani pada anak
ini sejalan dengan penelitian Andriana
taman
kanak-kanak
dan Sumarmi (2006),tentang Hubungan
dengan
pendidikan
Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi
ceramah.
dengan Kadar Hemoglobin pada Balita
Pendidikan gizi melalui permainan
Usia 13–36 Bulan. Berdasarkan hasil
ular
penelitian
diketahui
kadar hemoglobin anak taman kanak-
hubungan
yang
sel
yang
tingkat
telah
rusak,
bahwa
sangat
konsumsi
terdapat
erat
kanak
antara
protein
tangga
dibandingkan
gizi
dapat
melalui
meningkatkan
dibandingkan
dengan
pendidikan gizi melalui ceramah.
hewani
dengan kadar hemoglobin balita. Wijaya
Chandra
Asupan
(2012),
Zat
tentang
Gizi
Hubungan
dengan
Kejadian
1. Secara teori pendidikan gizi melalui
Anemia Pada Anak Usia 6-23 bulan di
ceramah
Kabupaten
Aceh
menyatakan
ada
konsumsi
protein
dikelas untuk
anak
taman
Besar,
yang
kanak-kanak sudah lazim dilaksanakan
hubungan
antara
dengan hasil yang beragam. Namun
kejadian
pendidikan gizi menggunakan model
dengan
permainan
anemia
protein
ular
yang
tangga
konsumsi
menggunakan
gambar
kartun lucu dan pesan-pesan konsumsi
1. Metode sampling yang lemah pada
penelitian menyebabkan kesimpulan
tidak
bisa
digeneralisasikan
ke
populasi yang lebih luas.
dari bias informasi dan data sampel,
yaitu keterangan jenis dan frekuensi
protein
hewani
yang
didapat melalui wawancara sehingga
memiliki kemungkinan underestimate
dan overestimate serta keterbatasan
daya ingat responden.
aktif,
cerdas
dan
kreatif
perlu
disosialisasikan karena terbukti lebih
berhasil guna bagi anak taman kanak-
2. Penelitian ini tidak dapat terhindar
konsumsi
protein hewani bagi tumbuh yang sehat,
kanak.
2.
Implikasi Praktis
a. Pendidikan
permainan
gizi
ular
dengan
tangga
model
konsumsi
protein hewani lebih cepat diterima
anak
taman
mereka
tidak
permainan
untuk
kanak-kanak
yang
mengerti
bosan
penuh
asupan
karena
dengan
tantangan
protein
commit to user
12
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
hewani bagi tubuh untuk hidup sehat,
aktif, cerdas dan kreatif.
b. Implikasi
hasil
dijadikan
Almatsier, S.
penelitian
rujukan
. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
dapat
panduan
pendidikan gizi anak taman kanak-
. 2011.
Andarina,
D.
&
Sumarni,
S.
2006.
kanak di Indonesia melalui model
permainan ular tangga.
. The Indonesian
Journal of Public Health, 3 (1), pp.
19-23.
1. Intervensi untuk meningkatkan kadar
Damayanthi,
dkk.
2013.
hemoglobin dapat dilakukan dengan
memberikan
informasi
tentang
konsumsi
protein
hewani
. Prosiding SEMNAS
PAGI 2013: 209-220. Pergizi
Pangan Indonesia.
menggunakan permainan ular tangga.
2. Diperlukan
penelitian
lebih
lanjut
tentang pendidikan gizi kepada orang
tua
sehingga
dukungan
anak
dalam
Escamilla P. R.
mendapat
. 2008.
.
A
Systemic
Literaturee
Review
Original
Research Article J Nutr Educ
Behav. 2008 : 40 : 208-225.
menentukan
pemilihan makanan.
Fredman M. R. & Connors, R. 2011.
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Terima kasih kepada tim penguji
Dr.
Budiyanti
M.Kes,
Sp.GK
Anantanyu,
Wiboworini,
dan
MS
Dr.
:
A Pilot Study Original Resarch
Article Journal Of The American
Dietetic Association. 2011 : 111:
S42-S46.
dr,
Sapja
yang
telah
memberikan saran dan masukan
Istiany,
untuk perbaikan jurnal ini.
2. Terima
kasih
kepada
Rusilanti, 2013.
.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Kepala
Pustanserdik PPSDM Kemenkes RI
yang telah memberikan beasiswa
Kemenkes
yang
Kemenkes
telah
kesempatan
tugas
dukungan
untuk
pendidikan penulis.
Pontianak
memberikan
belajar
dan
kelancaran
&
2014.
. Jakarta: Dirjen Bina
Gizi dan KIA.
3. Terima Kasih Kepada Direktur
Poltekkes
A.
RI.
Kemenkes RI, 2013.
. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementrian kesehatan.
Khomsan A, 2002.
commit to user
,
13
Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Bogor. Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumber Daya Keluarga.
Fakultas
Pertanian,
Institut
Pertanian Bogor.
Murti, B. 2013.
.
Yogyakarta:
UGM Press.
Ritchie L. D.
, 2010.
. Original
Research Article J Nutr Educ
Behav. 2010 : 42 : S2-S10.
Sumarmi
2000.
. Project CHN-III Dirjen
Pendidikan
Tinggi
Nasional.
Jakarta.
Tadete
S.
O.
&Allenfinaet
al,
2013.Hubungan Antara Asupan Zat
Besi, Protein dan Vitamin C
Dengan Kejadian Anemia Pada
Anak Sekolah Dasar di Kelurahan
Bunaken
Kecamatan
Bunaken
Kepulauan Kota Manado. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sam Ratulangi Manado Sulawesi
Utara.
Wijanarka, A.
. 2013.
Jurnal
Teknologi Kesehatan Volume 9
Nomor 2, September 2013.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Wijaya, C. 2012.
. Fakultas
Kesehatan MasyarakatUniversitas
Indonesia.
commit to user
14