JURNAL PUBLIKASI DESI S2 ILMU GIZI

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PENDIDIKAN GIZI MELALUI

digilib.uns.ac.id

PERMAINAN MODEL ULAR TANGGA
UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KONSUMSI
PROTEIN HEWANI BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Desi1, Diffah Hanim2, Kusnandar2
1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana UNS
2
DosenProgram Studi Ilmu Gizi Pascasarjana UNS
(dedetkolam@yahoo.com)


commit to user
1

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Keywords:
inilah
Pendidikan anak usia 0-6 tahun
dinilai sebagai strategi pembangunan

diperlukan

asupan


gizi

yang

seimbang dan stimulus psikososial yang
tepat (Damayanthi, dkk 2013).

sumber daya manusia yang fundamental

Masalah anemia adalah masalah

dan strategis. Hal ini disebabkan anak-

gizi yang penting dan banyak ditemui di

anak berada dalam masa keemasan,

dunia, prevalensi tertinggi ditemui di


sekaligus periode kritis dalam tahap

negara berkembang termasuk Indonesia.

perkembangan manusia. Pada tahapan

Hasil analisis data RISKESDAS (2013),

commit to user
menunjukkan bahwa secara nasional
2

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id


prevalensi anemia pada pada balita usia

kelompok usia ini memiliki kebiasaan,

12-59 bulan yaitu 28,1%, sedangkan

sikap

anak-anak 5-14 tahun sebesar 26,4%.

dibentuk (Khomsan, 2002). Pendidikan

Anemia gizi disebabkan oleh hubungan

gizi yang dilakukan selama ini masih

timbal balik antara kecukupan

banyak


gizi, terutama zat besi dan protein

penyuluhan,

dengan

Sebenarnya upaya untuk meningkatkan

infeksi

penyakit

terutama

yang

masih

relatif


mudah

menggunakan
leaflet,

model

dan

poster.

kecacingan. Dampak yang ditimbulkan

pengetahuan

anemia

kesakitan


dengan media yang tepat, menarik, dan

gangguan

mudah dipahami bagi anak.

gizi

dankematian

adalah
meningkat,

pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
motorik,

mental,

terhambat,


daya

dan

kecerdasan

tangkap

belajar

gizi

dapat

dilakukakan

Media untuk permainan edukatif
anak dengan metode tradisional tanpa
perangkat komputer menjadi permainan


menurun, pertumbuhan dan kesegaran

yang

fisik menurun, serta interaksi sosial

menyenangkan

kurang (Istiany dan Rusilanti, 2013).

terpenting dalam mendesain permainan

Protein merupakan zat gizi yang

mudah,

anak.

Media


bermanfaat
merupakan

yang

dan
kunci

dipilih

mudah

sangat penting bagi tubuh karena selain

diterapkan kepada anak taman kanak-

berfungsi sebagai sumber energi dalam

kanak yaitu menggunakan media ular


tubuh

zat

tangga gizi, dikarenakan anak usia ini

Protein

masih tertarik pada permainan. Konsep

juga

pembangun

berfungsi
dan

sebagai

pengatur.

berperan penting dalam transportasi zat

ini

besi dalam tubuh (Almatsier, 2011).

sambil belajar (Wijanarka, 2013).

Konsumsi protein yang kurang memiliki

merujuk

Perlu

pada

konsep

dikembangkan

bermain

media

kemungkinan untuk menderita anemia.

pendidikan gizi yang tepat, menarik,

Protein merupakan sumber utama zat

dan disukai anak. Oleh karena itu, telah

besi dalam makanan. Absorpsi besi yang

dilakukan

terjadi di usus halus dibantu oleh alat

pendidikan

angkut protein yaitu transferin dan

model ular tangga untuk meningkatkan

feritin.

besi

kadar hemoglobin dan konsumsi protein

berfungsi

hewani bagi anak taman kanak-kanak.

mentransport besi ke sumsum tulang

Penelitian ini bertujuan menganalisis

untuk pembentukan hemoglobin (Tadete

pengaruh

Transferin

berbentuk

ferro

mengandung
yang

, 2013).

bertujuan

gizi

mengenai

melalui

pendidikan

permainan

gizi

melalui

permainan model ular tangga untuk

Pendidikan gizi pada anak usia
dini

penelitian

untuk

meningkatkan konsumsi protein hewani

commit to user
dan kadar hemoglobin bagi anak taman
membentuk

perilaku gizi menjadi baik, mengingat

kanak-kanak.
3

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Penelitian ini dilakukan di sekolah
Taman Kanak-Kanak di daerah yang
berbatasan

langsung

dengan

Kota

Media permainan ular tangga pada
penelitian

ini

adalah

karton

Kecamatan Sui Raya, Kecamatan Sui.

protein

Ambawang

Raya

berukuran 6x6 petak. Tiap petak diberi

Provinsi Kalimantan Barat. Dilaksanakan

nomor urut mulai dari nomor 1 dari

selama 4 bulan (Februari sampai Mei

sudut kiri bawah sampai nomor 6 di

2015). Jenis penelitian ini merupakan

sudut kanan bawah, lalu dari kanan ke

experimental

kiri mulai nomor 7 pada baris kedua

dengan

Kubu

menggunakan

hewani

dalam

petak-petak,

sampai

group. Populasi penelitian ini adalah

sampai nomor 36 di sudut kiri atas.

seluruh anak yang terdaftar di Taman

Petak-petak

Kanak-Kanak

Raya

karikatur yang mengandung pesan atau

Kalimantan Barat pada tahun ajaran

perbuatan, ada pesan atau perbuatan

2014/2015.Sampel berjumlah 160 orang

baik dan ada yang buruk. Pesan atau

ditentukan secara porposive sampling.

perbuatan

Kubu

11,

makanan

rancangan pre-post test with control

Kabupaten

nomor

sumber

papan

Pontianak yaitu Kecamatan Sui. Kakap,

Kabupaten

bergambar

sebuah

tertentu

baik

dan

seterusnya

berisi

gambar

biasanya

diganjar

dengan kenaikan ke petak yang lebih
Analisis

data

yang

digunakan

tinggi lewat tangga, sedangkan pesan

meliputi univariat untuk menganalisis

atau perbuatan buruk dihukum dengan

jenis kelamin, pendidikan orang tua,

cara turun ke petak yang lebih rendah

pekerjaan orang tua, pendapatan orang

dengan melewati ular.

tua, jumlah anggota keluarga, uang

Komponen

permainan

sesuai

saku, dan data antropometri. Analisis

dengan permainan ular tangga, yaitu

bivariat digunakan untuk menjelaskan

adanya 3 pemain; adanya lingkungan

hubungan antara variabel independen

untuk

)

(

dengan

pemain

yaitu

permainan dilakukan di atas papan

variabel dependen (hemoglobin anak

karton

dan konsumsi protein hewani).

bergantian

Model

berinteraksi

kemudian

pemain

menjalankan

saling

bidaknya;

analisis

adanya aturan main yaitu permainan

untuk uji beda rata-rata (mean) variabel

menggunakan dadu dan bidak sesuai

konsumsi pangan hewani dan kadar

jumlah pemain, pemain memulai dari

hemoglobin antara kelompok permainan

petak

model

melemparkan dadu, bidak dijalankan

ular

penyuluhan.

tangga

dan

kelompok

pertama

dan

bergiliran

commit to user
sesuai mata dadu yang muncul, bidak
yang berada di dasar tangga langsung
4

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Perubahan

naik ke ujung tangga, dan bidak yang di
ujung

ular

langsung

turun

menuju

perilaku

gizi

anak

terhadap pesan-pesan yang disampaikan

kepala ular; adanya tujuan tertentu yang

melalui permainan ular tangga

ingin dicapai yaitu pemenang permainan

anak sudah mencuci tangan sebelum

adalah

makan, anak mau sarapan, minum susu,

pemain

mencapai

yang

petak

pertama

terakhir.

kali

mengurangi

Dalam

makanan

adalah

fastfood,

permainan ini anak menyebutkan dan

mengurangi jajanan snack yang banyak

memberikan pendapat tentang gambar

mengandung

ada pada saat menjalankan bidaknya. Ini

aktivitas fisik, meningkatnya konsumsi

dilakukan

dengan

daging sapi, daging ayam, ikan laut, ikan

anak lainnya dalam satu kelompok.

air tawar, telur, produk olahan daging

Permainan akan berhenti jika pemain

seperti sosis, nauget, dan bakso.

secara

bergantian

MSG,

aktif

melakukan

sudah mencapai petak terakhir.
Gambar

yang

dimaksud

pada

papan permainan ular tangga dalam

Dari Tabel1 dapat diketahui bahwa

penelitian ini yaitu konsumsi protein

rata-rata jenis kelamin subjek adalah

hewani. Papan ular tangga konsumsi

perempuan (58,75%). Karena sebagian

protein

besar peserta didik taman kanak-kanak

hewani

menyajikan

gambar-

gambar yang ada pada beberapa petak

secara

demografi

merupakan gambar jenis-jenis bahan

perempuan.

lebih

banyak

makanan sumber protein hewani.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Jenis Kelamin

Ceramah

Total

Ular Tangga

n

%

n

%

n

%

Laki-Laki

34

42,5

32

40,0

66

41,25

Perempuan

46

57,5

48

60,0

94

58,75

Total

80

100

80

100

160

100

(Sumber:Data Primer,2015)
tamat

SMA

(52,5%).

Sedangkan

Pendidikan ibu juga tamat SMA (51,25%).
Dari

Tabel

2

dapat

diketahui

bahwa rata-rata pendidikan ayah adalah

Artinya rata-rata Pendidikan orang tua
subjek adalah menengah (berpendidikan
sedang).

commit to user

5

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian

Katagori

Ceramah

Total

Ular Tangga

Pendidikan Ayah

n

%

n

%

n

%

Tidak Tamat SD

0

0,0

0

0,0

0

0,0

Tamat SD

4

5,0

16

20,0

20

12,5

Tamat SMP

18

22,5

13

16,25

31

19,38

Tamat SMA

43

53,75

41

51,25

84

52,5

PT

15

18,75

10

12,5

25

15,62

80

100

80

100

160

100

Tidak Tamat SD

1

1,25

2

2,5

3

1,875

Tamat SD

2

2,5

14

17,5

16

10

Tamat SMP

20

25

19

23,75

39

24,375

Tamat SMA

46

57,5

36

45,0

82

51,25

PT

11

13,75

9

11,25

20

12,5

Total

80

100

80

100

160

100

Total
Pendidikan Ibu

Sumber : Data Primer, 2015.
Barat. Namun ada anak taman kanakkanak yang termasuk kurus (11,25%)
Dari

Tabel

diketahui

dikarenakan pola konsumsi yang tidak

bahwa sebelum pendidikan gizi rata-rata

adekuat. Ada kejadian pada kelompok

status

ceramah

gizi

3

baik

dapat

(86,25%),

sesudah

yaitu

status

gizi

kurus

pendidikan gizi rata-rata status gizi baik

meningkat dari 2 anak menjadi 9 anak

(80,63%).

Terdapat angka overweight

selisih 7 anak (8,75%). Status gizi baik

secara total pada penelitian ini (7,5%)

menurun dari 66 anak menjadi 59 anak

artinya

angka

kegemukan

selisih 7 anak (8,75%). Artinya anak

sudah

menjadi

kesehatan

berstatus gizi baik menjadi berstatus

kejadian
masalah

masyarakat anak taman kanak-kanak di
Kabupaten

Kubu

Raya,

gizi kurang.

Kalimantan

commit to user
6

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Berdasarkan IMT Menurut Umur Pada
Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Total
Kel. Ceramah
Kel. Ular Tangga

Status
Gizi

Sebelum

Sesudah

Sebelum

Sesudah

Sebelum

Sesudah

n

%

n

%

n

%

n

%

n

%

n

%

Sangat
Kurus

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Kurus

2

2,5

9

11,25

1

1,25

1

1,25

3

1,88

10

6,25

Baik

66

82,5

59

73,75

72

90

70

87,5

138

86,25

129

80,63

Gemuk

4

5

4

5

3

3,75

6

7,5

7

4,37

10

6,25

Obesitas

8

10

8

10

4

5

3

3,75

12

7,5

11

6,87

Total

80

100

80

100

80

100

80

100

160

100

160

100

Sumber : Data Primer, 2015
ceramah mengalami penurunan 18 anak
Tabel

4

menunjukkan

tingkat

menjadi

17

anak

(21,25%).

Namun

konsumsi protein hewani pada anak

persen AKG lebih ada peningkatan 15

taman kanak-kanak kelompok ceramah

anak menjadi 16 anak (20%). Anak

dan kelompok permainan ular tangga di

tersebut

Kabupaten

renyah sehingga anak akan meningkat

Kubu

Raya

kurang

dari

menyukai

makanan

yang

angka kecukupan gizi yang dianjurkan

nafsu

(58,75%). Sesudah pendidikan gizi angka

makanan yang diinginkannya dari orang

kecukupan gizi kurang menjadi 42,5%.

tuanya.

Hal

ini

umumnya

terjadi

anak

karena

bila

Walaupun

mendapatkan

nafsu

makan

menurun dan konsumsi makanan tidak

masalah

menentu,

namun

makan. Anak biasanya mempunyai rasa

makanan

yang

suka dan tidak suka terhadap makanan

dihidangkan

tertentu. Pada periode ini nafsu makan

mendapatkan pendidikan gizi terjadi

anak tidak menentu dan tidak bisa

perubahan persen angka kecukupan gizi

diduga (Almatsier, 2011). Anak dengan

kurang pada kelompok permainan ular

persen

tangga (26,25%).

AKG

mengalami

pada

makannya

baik

dari

kelompok

anak

menyukai

disiapkan

dan

secara menarik. Setelah

commit to user
7

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Konsumsi Protein Hewani Pada Kelompok
Penelitian
Kelompok Penelitian

Total

Kel. Ceramah
Sebelum
Sesudah
n
%
n
%

Kel. Ular Tangga
Sebelum
Sesudah
n
%
n
%

Sebelum
n
%

Sesudah
n
%

Kurang

47

58,75

47

58,75

40

50

21

26,25

87

54,37

68

42,5

Baik

18

22,5

17

21,25

30

37,5

30

37,5

48

30

47

29,37

Lebih

15

18,75

16

20

10

12,5

29

36,25

25

15,63

45

28,13

Total

80

100

80

100

80

100

80

100

160

100

160

100

% AKG

Sumber: Data Primer, 2015

beberapa

bahan

makanan

sumber

protein hewani mengalami penurunan
Dari Tabel 5 diketahui bahwa rata-

yaitu daging sapi, daging ayam, ikan

rata konsumsi tertinggi bahan makanan

laut, ikan air tawar, telur. Dilihat dari

sumber

sumber protein hewani yang dikonsumsi

protein

hewani

sebelum

pendidikan gizi adalah konsumsi telur

anak taman kanak-kanak

ayam

sedangkan

dalam protein berkualitas tinggi. Telur

konsumsi telur ayam negeri sesudah

dan ikan merupakan sumber protein

pendidikan gizi (55,85%) penelitian ini

yang

menunjukkan

kelompok

protein cukup besar dalam konsumsi

permainan ular tangga asupan bahan

sehari-hari anak taman kanak-kanak.

makanan

hewani

Selain mudah di dapat telur dan ikan

setelah

harganya

negeri

(56,50%),

pada

sumber

protein

mengalami

peningkatan

dilaksanakan

pendidikan

gizi

yaitu

menyumbangkan

terjangkau

termasuk

kandungan

di

kalangan

masyarakat.

daging sapi, daging ayam, ikan laut, ikan
air tawar, telur, sosis, nauget, dan bakso.
Namun pada kelompok ceramah ada

commit to user
8

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Tabel 5. Sepuluh Bahan Makanan Sumber Protein Hewani Tertinggi Di Konsumsi
Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
No

Kel. Ceramah

Bahan Makanan

Kel. Ular Tangga

TOTAL

Sebelum

Sesudah

Sebelum

Sesudah

Sebelum

Sesudah

Gr/Hari

Gr/Hari

Gr/Hari

Gr/Hari

Gr/Hari

Gr/Hari

0,3195

1,5741

0,1894

1,3223

0,5089

2,8964

1.

Daging Sapi

2.

Daging Ayam

12,4766

12,1778

10,7991

13,7417

23,2757

25,9195

3.

Ikan Laut

20,9453

17,0165

18,3490

21,0595

39,2943

38,076

4.

Ikan Air Tawar

24,1089

19,0189

10,4472

12,9915

34,5561

32,0104

5.

TelurAyam Kampung

9,8817

9,5470

7,4055

8,5214

17,2872

18,0684

6.

Telur Ayam Negeri

30,8106

28,5311

25,6929

27,3241

56,5035

55,8552

7.

Telur Bebek

0,4438

0,4500

0,3969

0,4613

0,8407

0,9113

8.

Sosis

6,4609

6,6195

5,4203

5,9694

11,8812

12,5889

9.

Nauget

1,3388

1,4552

1,2433

2,0244

2,5821

3,4796

10.

Bakso

21,2271

22,5672

12,0248

17,99567

33,2519

40,56287

Sumber : Data Primer, 2015.

pelaksanaan pendidikan gizi yaitu 95%.
Tabel

6

menunjukkan

kadar

Artinya pada kelompok ceramah ada

hemoglobin normal kedua kelompok

perbaikan kadar Hb pada anak sebesar 4

penelitian

anak

sebelum

pendidikan

gizi

(5%).

Sedangkan

kelompok

sebesar 88,13 %. Mengalami peningkatan

permainan ular tangga ada perbaikan

kadar

kadar Hb sebesar 7 anak (8,75%).

hemoglobin

normal

sesudah

Tabel 6. Status Anemia Pada Kelompok Penelitian
Kelompok Penelitian
Status
Anemia

Kel. Ceramah

Kel. Ular Tangga

Total

Sebelum

Sesudah

Sebelum

Sesudah

n

%

n

n

n

Anemia

12

15

8

10

7

8,75

0

Tidak
Anemia

68

85

72

90

73

91,25

Total

80

100

80

100

80

100

%

%

Sebelum

Sesudah

%

n

%

n

%

0

19

11,87

8

5

80

100

141

88,13

152

95

80

100

160

100

160

100

Sumber : Data Primer, 2015.

commit to user
9

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Hasil analisis
, sebelum dilakukan pendidikan
gizi tidak
protein

Pada penelitian ini pendidikan gizi

ada

perbedaan

konsumsi

melalui permainan model ular tangga

hewani

antara

kelompok

berpengaruh

signifikan

terhadap

ceramah dan permainan ular tangga

konsumsi protein hewani pada anak

(p=0,477), adanya perbedaan konsumsi

taman kanak-kanak. Hal ini menunjukan

sesudah

bahwa pendidikan gizi model permainan

pendidikan

gizi

antara

kelompok ceramah dan permainan ular

ular

tangga (p=0,000). Ada selisih konsumsi

konsumsi protein hewani anak taman

protein hewani antara kedua kelompok

kanak-kanak.

sebesar (112,86 – 86,39 gr = 26,4

berfungsi meningkatkan motivasi dan

gr/anak).

perhatian

tangga

mampu

Media

anak

meningkatkan

memang

taman

dapat

kanak-kanak

untuk belajar dan meningkatkan minat
ingin tahu pada suatu pesan. Sehingga
meningkatkan konsumsi protein hewani
anak taman kanak-kanak. Penelitian ini
didukung oleh penelitian Saputri, (2012).
Hasil analisis

Bahwa pendidikan kesehatan dengan

,menunjukan

bahwa

sesudah

alat

permainan

pendidikan

gizi

ada

perbedaan

tangga

peningkatan

Hb

antara

kelompok

signifikan

edukatif

mempunyai

(APE)

ular

pengaruh

terhadap

yang

pengetahuan

dn

ceramah dan permainan model ular

sikap anak dalam pemilihan jajanan

tangga

sehat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil

rata-rata

sebesar

11,57142=0,6387gr/dl).

(12,1563-

analisis statistik
didapatkan
p=0,000.
Escamilla
memiliki

nilai

Penelitian

yang

signifikansi
dilakukan

(2008), pendidikan gizi
pengaruh

positif

pada

pengetahuan gizi umum dan perilaku
asupan makan. Hasil penelitian tentang
dampak pendidikan gizi di California
commit to user
10

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

menyatakan bahwa pendidikan gizi yang
terkoordinasi secara signifikan dapat
mempengaruhi

konsumsi

makanan

kearah yang lebih baik pada pemilihan
makanan sehat (Ritchie
Memberikan

2010).

informasi

gizi

pada

pendidikan gizi dapat mempromosikan
pilihan makanan sehat (Fredman and
Connos, 2011).
Ada perubahan rata-rata konsumsi
protein hewani sebelum dan sesudah
pendidikan

gizi

pada

kelompok

penyuluhan dan kelompok permainan
ular

tangga.

Pada

menggambarkan
permainan

bahwa

model

taman

ular

dari

protein

ini

dengan

tangga

kanak-kanak

mengkonsumsi
sering

penelitian

anak
biasa

hewani

sebelumnya.

lebih

Program

pendidikan gizi merupakan inti dari
pelayanan dasar yang bertujuan untuk
mengatasi

masalah

memberikan

gizi.

pesan-pesan

mengoptimalkan

status

Dengan

gizi
gizi

untuk
melalui

perubahan perilaku dalam pemilihan
dan penyediaan makanan. Hal tersebut
tergambar
sekolah

pada

pendidikan

Hongkong

yang

gizi

di

dirancang

menarik serta pelaksanaan yang efektif
dalam menanamkan kebiasaan makanan
yang sehat (Yeung, 2010).

Protein adalah bagian dari semua
sel

hidup

yang

merupakan

bagian

terbesar tubuh sesudah air. Protein
mempunyai

fungsi khas yang tidak

dapat digantikan oleh zat lain, yaitu
membangun serta memelihara sel– sel
dan jaringan tubuh (Almatsier, 2011).
Fungsi

khas

protein

menyebabkan
dibutuhkan

inilah

protein
oleh

yang
sangat

anak.

Hal

ini

dikarenakan anak merupakan kelompok
yang dalam masa pertumbuhan dan
perkembangannya memerlukan zat gizi
yang relatif besar jumlahnya dan bila
konsumsi tidak seimbang maka dapat
menimbulkan masalah gizi (Khomsan,
2002).
Pada penelitian ini pendidikan gizi
berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan

kadar

hemoglobin

anak

taman kanak-kanak. Setiap dilakukan
pendidikan

gizi

meningkatkan

kadar

maka

akan

hemoglobin

(p=0,000). Hal ini menunjukan bahwa
bahwa pendidikan gizi permainan ular
tangga

mampu

meningkatkan

kadar

hemoglobin anak taman kanak-kanak.
Protein merupakan asam amino
esensial yang diperlukan sebagai zat
pembangun, yaitu untuk pertumbuhan
dan pembentukan protein dalam serum,
commit to user
hemoglobin,

enzim,

hormone

dan
11

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

antibodi. Selain itu untuk mengganti sel–
memelihara

1. Pendidikan gizi melalui permainan

keseimbangan asam basa cairan tubuh,

ular tangga mampu meningkatkan

dan sumber energi (Arisman, 2010). Hal

konsumsi protein hewani pada anak

ini sejalan dengan penelitian Andriana

taman

kanak-kanak

dan Sumarmi (2006),tentang Hubungan

dengan

pendidikan

Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi

ceramah.

dengan Kadar Hemoglobin pada Balita

Pendidikan gizi melalui permainan

Usia 13–36 Bulan. Berdasarkan hasil

ular

penelitian

diketahui

kadar hemoglobin anak taman kanak-

hubungan

yang

sel

yang

tingkat

telah

rusak,

bahwa

sangat

konsumsi

terdapat

erat

kanak

antara

protein

tangga

dibandingkan
gizi

dapat

melalui

meningkatkan

dibandingkan

dengan

pendidikan gizi melalui ceramah.

hewani

dengan kadar hemoglobin balita. Wijaya
Chandra
Asupan

(2012),
Zat

tentang

Gizi

Hubungan

dengan

Kejadian

1. Secara teori pendidikan gizi melalui

Anemia Pada Anak Usia 6-23 bulan di

ceramah

Kabupaten

Aceh

menyatakan

ada

konsumsi

protein

dikelas untuk

anak

taman

Besar,

yang

kanak-kanak sudah lazim dilaksanakan

hubungan

antara

dengan hasil yang beragam. Namun

kejadian

pendidikan gizi menggunakan model

dengan

permainan

anemia

protein

ular

yang

tangga

konsumsi

menggunakan

gambar

kartun lucu dan pesan-pesan konsumsi
1. Metode sampling yang lemah pada
penelitian menyebabkan kesimpulan
tidak

bisa

digeneralisasikan

ke

populasi yang lebih luas.

dari bias informasi dan data sampel,
yaitu keterangan jenis dan frekuensi
protein

hewani

yang

didapat melalui wawancara sehingga
memiliki kemungkinan underestimate
dan overestimate serta keterbatasan
daya ingat responden.

aktif,

cerdas

dan

kreatif

perlu

disosialisasikan karena terbukti lebih
berhasil guna bagi anak taman kanak-

2. Penelitian ini tidak dapat terhindar

konsumsi

protein hewani bagi tumbuh yang sehat,

kanak.
2.

Implikasi Praktis

a. Pendidikan
permainan

gizi
ular

dengan
tangga

model

konsumsi

protein hewani lebih cepat diterima
anak

taman

mereka

tidak

permainan
untuk

kanak-kanak

yang

mengerti

bosan
penuh
asupan

karena
dengan

tantangan
protein

commit to user
12

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

hewani bagi tubuh untuk hidup sehat,
aktif, cerdas dan kreatif.
b. Implikasi

hasil

dijadikan

Almatsier, S.

penelitian

rujukan

. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.

dapat

panduan

pendidikan gizi anak taman kanak-

. 2011.

Andarina,

D.

&

Sumarni,

S.

2006.

kanak di Indonesia melalui model
permainan ular tangga.
. The Indonesian
Journal of Public Health, 3 (1), pp.
19-23.
1. Intervensi untuk meningkatkan kadar

Damayanthi,

dkk.

2013.

hemoglobin dapat dilakukan dengan
memberikan

informasi

tentang

konsumsi

protein

hewani

. Prosiding SEMNAS
PAGI 2013: 209-220. Pergizi
Pangan Indonesia.

menggunakan permainan ular tangga.
2. Diperlukan

penelitian

lebih

lanjut

tentang pendidikan gizi kepada orang
tua

sehingga

dukungan

anak

dalam

Escamilla P. R.

mendapat

. 2008.

.
A
Systemic
Literaturee
Review
Original
Research Article J Nutr Educ
Behav. 2008 : 40 : 208-225.

menentukan

pemilihan makanan.

Fredman M. R. & Connors, R. 2011.

UCAPAN TERIMA KASIH
1. Terima kasih kepada tim penguji
Dr.

Budiyanti

M.Kes,

Sp.GK

Anantanyu,

Wiboworini,
dan

MS

Dr.

:
A Pilot Study Original Resarch
Article Journal Of The American
Dietetic Association. 2011 : 111:
S42-S46.

dr,

Sapja

yang

telah

memberikan saran dan masukan

Istiany,

untuk perbaikan jurnal ini.
2. Terima

kasih

kepada

Rusilanti, 2013.
.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.

Kepala

Pustanserdik PPSDM Kemenkes RI
yang telah memberikan beasiswa

Kemenkes

yang

Kemenkes
telah

kesempatan

tugas

dukungan

untuk

pendidikan penulis.

Pontianak

memberikan
belajar

dan

kelancaran

&

2014.
. Jakarta: Dirjen Bina
Gizi dan KIA.

3. Terima Kasih Kepada Direktur
Poltekkes

A.

RI.

Kemenkes RI, 2013.
. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementrian kesehatan.
Khomsan A, 2002.

commit to user

,
13

Nutrition and health
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ISSN:
Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Bogor. Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumber Daya Keluarga.
Fakultas
Pertanian,
Institut
Pertanian Bogor.
Murti, B. 2013.

.

Yogyakarta:

UGM Press.
Ritchie L. D.

, 2010.

. Original
Research Article J Nutr Educ
Behav. 2010 : 42 : S2-S10.
Sumarmi

2000.
. Project CHN-III Dirjen
Pendidikan
Tinggi
Nasional.
Jakarta.

Tadete

S.

O.
&Allenfinaet
al,
2013.Hubungan Antara Asupan Zat
Besi, Protein dan Vitamin C
Dengan Kejadian Anemia Pada
Anak Sekolah Dasar di Kelurahan
Bunaken
Kecamatan
Bunaken
Kepulauan Kota Manado. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sam Ratulangi Manado Sulawesi
Utara.

Wijanarka, A.

. 2013.

Jurnal
Teknologi Kesehatan Volume 9
Nomor 2, September 2013.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Wijaya, C. 2012.

. Fakultas
Kesehatan MasyarakatUniversitas
Indonesia.

commit to user
14