JURNAL PUBLIKASI TESIS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO INFEKSI
Helicobacter pylori DI JOYOTAKAN
SURAKARTA
Astri tantri i, harsono salimo, endang dewi lestari
Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS
astri_tan3@yahoo.com
ABSTRAK
Latar belakang. Helicobacter pylori menginfeksi 50% dari penduduk di seluruh
dunia, dengan rata–rata prevalensi pada anak 10-80%, di negara berkembang
jumlah infeksi lebih tinggi daripada negara maju. Penularan Helicobacter pylori
berhubungan dengan kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk.
Metode. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang pada
bulan November 2014-Januari 2015, subyek penelitian anak berumur 1- 18 tahun
di kelurahan Joyotakan Surakarta. Alat yang digunakan untuk menilai perbedaan
prevalensi IgG Helicobacter pylori adalah Bio-M pylori.
Hasil. Terdapat 2 kelompok subyek penelitian yaitu 17 anak yang tinggal di
kawasan kumuh dan 17 anak tinggal di kawasan tidak kumuh, dengan total
subyek penelitian 34 anak. Prevalensi IgG Helicobacter pylori positif pada anak
yang tinggal di kawasan kumuh 29,4%, sedangkan pada kawasan tidak kumuh
5,9% (p = 0,072). Pada higienitas perorangan buruk didapatkan IgG Helicobacter
pylori positif 31,3%, sedangkan pada higienitas perorangan yang cukup baik 5,6%
(p = 0,050). Kekuatan hubungan pada higienitas perorangan buruk OR= 5,25 (CI
95% = 0,398-45,828), sedangkan kawasan kumuh OR=4,27 (CI 95% = 0,49655,631).
Kesimpulan. Pada penelitian ini prevalensi IgG Helicobacter pylori anak yang
tinggal di kawasan kumuh cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang
tinggal di kawasan tidak kumuh. Kawasan kumuh dan higienitas perorangan
buruk menjadi faktor risiko infeksi Helicobacter pylori meskipun secara statistik
tidak signifikan.
Kata kunci: Prevalensi, IgG Helicobacter pylori, kawasan kumuh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN
dan faktor risiko infeksi Helicobacter
Sampai saat ini infeksi Helicobacter pylori
pylori pada anak di Joyotakan Surakarta.
masih menjadi masalah pada anak-anak.
Kuman Helicobacter pylori menginfeksi
50% dari penduduk di seluruh dunia,
dengan rata–rata prevalensi pada anak 1080%.1 Infeksi kuman tersebut menjadi
permasalahan kesehatan yang mendunia,
di negara berkembang jumlah infeksi
Helicobacter pylori lebih tinggi daripada
negara maju, khususnya pada anak-anak
Infeksi kuman Helicobacter pylori terjadi
secara peroral dan dapat ditularkan antara
anggota keluarga ketika masa kanakkanak. Lingkungan yang padat dengan
sosial ekonomi rendah dianggap sebagai
risiko
Helicobacter
Kemiskinan
terjadinya
pylori
infeksi
pada
menyebabkan
anak.
penyediaan
perumahan yang tidak sehat, berjejal, serta
sanitasi
Penelitian
yang
yang tidak memadai
seperti
buruknya fasilitas air minum dan tidak
tersedianya
jamban.
Air
yang
terkontaminasi kuman Helicobacter pylori
dilakukan
pendekatan potong lintang. Penelitian
dilakukan pada bulan Desember 2014–
Januari 2015 di kelurahan Joyotakan
Surakarta. Sampel penelitian yang diambil
semua anak usia 1-18 tahun pada bulan
–
Januari
Tempat
penelitian
ditentukan
kelurahan
Joyotakan.
sesuai
Sementara
cara
pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik
fixed
exposure
sampling
dan
consecutive sampling. Penelitian ini dipilih
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut. Kriteria inklusi: (1)
Subyek penelitian anak berumur 1-18
tahun.
(2)
Orang
menandatangani
tua
informed
atau
wali
consent.
Kriteria eksklusi sebagai berikut: (1) Anak
Kawasan
ANALISIS
dengan
di
dengan kriteria kawasan kumuh yaitu di
yang masih minum ASI.
identik
2015
kelurahan Joyotakan Surakarta.
juga sebagai salah satu sumber penularan.3
kumuh
adalah
penelitian observasional analitik dengan
Desember 2014
dan bayi.2
faktor
METODE PENELITIAN
lingkungan yang berpenghuni padat, serta
Data akan dianalisis dengan analisis
higienitas dan sarana prasarana yang
regresi logistik, karena itu besar sampel
rendah. Penularan Helicobacter pylori
ditetapkan dengan rumus yaitu 15 – 20
sendiri berhubungan dengan kebersihan
sampel penelitian tiap 1 variabel. Pada
lingkungan dan sanitasi yang buruk, untukcommit to
penelitian
ini melibatkan 2 variabel luar
user
itu kami ingin meneliti tentang prevalensi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga besar sampel yang dibutuhkan
diteliti antara lain : usia subyek, jenis
dalam penelitian ini adalah 30-40.
kelamin,
Infeksi Helicobacter pylori akan diketahui
perorangan,
melalui pemeriksaan IgG Helicobacter
Karakteristik
pylori dengan alat ukur Bio-M pylori,
dilihat pada tabel 4.1.
sementara penentuan lingkungan kumuh
Tabel
dan lingkungan tidak kumuh dengan alat
penelitian
kawasan
1.
IgG
kumuh,
Helicobacter
subyek
perorangan diukur dengan kuisioner yang
telah dilakukan uji validitas dan reabilitas.
ANALISIS STATISTIK
Perbedaan antara IgG Helicobacter pylori
Higienitas
perorangan
IgG
Helicobacter
pylori
Kawasan
Usia
pada anak yang tinggal di kawasan kumuh
dan kawasan tidak kumuh akan dianalisis
dengan chi kuadrat dan analisis regresi
logistik. Tujuan chi kuadrat adalah untuk
mencari
perbedaan
Helicobacter
prevalensi
IgG
dasar
Kumuh
Tidak kumuh
Minimum
Maksimum
Rerata
17 (50)
17 (50)
6
17
13,18
Tabel 2. Hasil analisis Chi- Square
hubungan IgG Helicobacter pylori dengan
kawasan kumuh dan tidak kumuh
IgG H. pylori
Nilai
tinggal di kawasan kumuh dibandingkan
p
dengan anak yang tinggal di kawasan tidak
kumuh.
Kekuatan
perbedaan
Positif
atau
hubungan tersebut akan dianalisis dengan
Kawasan
Tidak
Negatif
N
%
N
%
1
5,9
16
94,1
dengan
kumuh
menggunakan ukuran Odds Ratio (OR)
kumuh
5
29,4
12
70,6
Total
6
17,6
28
82,4
analisis
regresi
logistik
dan rasio prevalens dengan Confidence
Interval 95% (CI 95%).
Data yang didapat akan diolah dengan
menggunakan SPSS 18.0.
HASIL
subyek
n (%)
16 (47,1)
18 (52,9)
16 (52,9)
18 (47,1)
6 (17,6)
28 (82,4)
pada anak yang
pylori
dapat
Laki-laki
Perempuan
Buruk
Cukup
Positif
Negatif
ukur cek list standar modifikasi Hariyanto
2007. Sementara itu, tingkat higienitas
pylori.
penelitian
Karakteristik
Jenis kelamin
higienitas
0,072
Dari semua sampel yang tinggal di
kawasan
didapatkan
kumuh,
IgG
sebanyak
Helicobacter
29,4%
pylori
positif. Sedangkan pada kawasan tidak
kumuh didapatkan IgG Helicobacter
Dari penelitian ini didapatkan 34 subyekcommit to user
pylori positif sebanyak 5,9%. Uji hipotesis
penelitian. Karakteristik responden yang
perpustakaan.uns.ac.id
yang
digunakan
digilib.uns.ac.id
adalah
Chi-Square,
Tabel 4. Hasil analisis regresi logistik
dengan nilai p sebesar 0,072. Hasil analisis
faktor risiko kejadian IgG Helicobacter
Chi-Square hubungan IgG Helicobacter
pylori
pylori dengan kawasan kumuh dan tidak
IgG H. pylori
kumuh ini menunjukan bahwa infeksi
OR
P
CI 95%
Helicobacter pylori pada kawasan yang
Min
kumuh cenderung lebih tinggi dibanding
Kawasan
kawasan tidak kumuh, namun hasil ini
kumuh
secara statistik tidak signifikan karena p >
Higienitas
0,05.
Tabel
mak
4,27 0,231 0,398 45,828
5,25 0,168 0,496 55,631
buruk
3.
Hasil
analisis
Chi-Square
hubungan IgG Helicobacter pylori dengan
Pada
higienitas perorangan
didapatkan variabel yang berpengaruh
IgG H. pylori
Positif
Higienitas
hasil
terhadap
Negatif
Nilai
analisis
faktor
Helicobacter
regresi
risiko
pylori
logistik
kejadian
adalah
IgG
kawasan
N
%
N
%
p
Cukup
1
5,6
17
94,4
0,050
Buruk
5
31,3
11
68,8
buruk. Kekuatan hubungan dapat dilihat
Total
6
17,6
28
82,4
dari nilai OR. Kekuatan hubungan terbesar
kumuh dan higienitas perorangan yang
pada variabel higienitas perorangan yang
Dari semua subyek penelitian dengan
buruk yaitu OR= 5,25,
higienitas
perorangan
higienitas perorangan buruk mempunyai
sebanyak
31,3%
yang
didapatkan
buruk
IgG
faktor
risiko
untuk
terjadi
sebesar
infeksi
5
kali
Helicobacter pylori positif. Sedangkan
Helicobacter
pada subyek penelitian dengan higienitas
dibanding dengan higienitas perorangan
perorangan yang cukup baik didapatkan
yang cukup baik, namun secara statistik
IgG Helicobacter pylori positif sebanyak
tidak signifikan yang ditunjukan dengan
5,6%. Uji hipotesis yang digunakan adalah
CI 95% = 0,398-45,828. Sedangkan pada
Chi-Square, dengan nilai p sebesar 0,050.
variabel kawasan kumuh didapatkan OR=
Hasil analisis Chi-Square hubungan IgG
4,27 dengan, yang artinya bahwa anak
Helicobacter
perorangan
pylori
ini
dengan higienitas
menunjukan
bahwa
yang
tinggal
pylori
artinya bahwa
di
kawasan
kumuh
mempunyai faktor risiko untuk terjadi
infeksi Helicobacter pylori sebesar 4 kali
higienitas buruk cenderung lebih tinggi
commit to user
dibanding dengan anak yang tinggal di
dibanding higienitas yang cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kawasan tidak kumuh, walaupun secara
didapatkan infeksi Helicobacter pylori
statistik tidak signifikan yang ditunjukan
secara
dengan CI 95% = 0,496-55,631.
kawasan kumuh (71,2%), dibandingkan
signifikan
lebih
tinggi
pada
dengan kawasan tidak kumuh (28,8%) (p =
PEMBAHASAN
0,008).5
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pada penelitian yang dilakukan oleh
prevalensi dan seberapa besar higienitas
Soebagyo tahun 2004 mengenai peran ibu
serta
berpengaruh
dan keluarga sebagai sumber infeksi
terhadap terjadinya infeksi Helicobacter
Helicobacter pylori pada anak umur 0-5
pylori pada anak di Joyotakan Surakarta.
tahun di Surakarta sebesar 47,4%.6 Pada
Dari sampel yang tinggal di kawasan
penelitian ini didapatkan hasil berbeda
kumuh
IgG
yaitu prevalensi kejadian infeksi lebih
Helicobacter pylori positif. Sedangkan
kecil dibanding penelitian Soebagyo, hal
pada kawasan tidak kumuh didapatkan
tersebut dapat terjadi dikarenakan lokasi
5,9% nilai p sebesar 0,072. Hasil analisis
penelitian
Chi-Square hubungan IgG Helicobacter
berbeda, sampel penelitian yang terlalu
pylori dengan kawasan kumuh dan tidak
sedikit, usia pada penelitian ini antara 7
kumuh ini menunjukan bahwa infeksi
hingga
Helicobacter pylori pada kawasan kumuh
penelitian yang dilakukan oleh Soebagyo
cenderung lebih tinggi dibanding kawasan
pada balita.
tidak kumuh, namun hasil ini secara
Hasil analisis Chi-Square hubungan IgG
statistik tidak signifikan karena p > 0,05.
Helicobacter
Hasil
perorangan
kawasan
29,4%
penelitian
kumuh
didapatkan
ini
sesuai
dengan
dan faktor lingkungan yang
17
tahun,
pylori
ini
sementara
pada
dengan higienitas
menunjukan
bahwa
yang
higienitas buruk cenderung lebih tinggi
dilakukan oleh Ahad Eshraghian pada
dibanding higienitas yang cukup baik.
Desember 2014 yang menyatakan bahwa
Hasil penelitian ini secara statistik tidak
higienitas, tinggal di daerah kumuh,
signifikan oleh karena jumlah sampel yang
sanitasi buruk, kepadatan penghuni, taraf
terlalu sedikit.
pendidikan rendah dan sosial ekonomi
Pada
yang rendah berhubungan atau menjadi
didapatkan variabel yang berpengaruh
faktor risiko infeksi Helicobacter pylori
terhadap
penelitian
systematic
review
hasil
analisis
faktor
risiko
regresi
logistik
kejadian
IgG
4
Helicobacter pylori adalah kawasan
user dan higienitas perorangan yang
kumuh
Berdasarkan penelitian yang dilakukancommit to
pada berbagai populasi.
oleh Endale Tadesse dkk di Etiopia
buruk. Pada anak yang tinggal di kawasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kumuh mempunyai faktor risiko infeksi
anak. J Kedokter Trisakti. 2004.
Helicobacter pylori sebesar 4 kali dan
23(3): 110-4.
4. Eshraghian A. Epidemiology of
higienitas perorangan sebesar 5 kali.
Helicobacter
among the healthy population in
KESIMPULAN
Iran and countries of the Eastern
Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan
Mediterranean
bahwa prevalensi IgG Helicobacter pylori
lebih
tinggi
and
dibandingkan
perorangan buruk menjadi faktor risiko
infeksi
Helicobacter
pylori
risk
factors.
Gastroenterol.
dengan anak yang tinggal di kawasan tidak
kumuh. Kawasan kumuh dan higienitas
Region:
A
systematic review of prevalence
pada anak yang tinggal di kawasan kumuh
cenderung
infection
pylori
World
2014.
J
20(46):
17618-25
5. Tadesse E, Daka D, Yemane D,
Shimelis T. Seroprevalence of
meskipun
Helicobacter pylori infection and
secara statistik tidak signifikan.
its
related
risk
factors
in
symptomatic patients in southern
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewita
M,
Ethiopia. BMC research notes.
Syarif
2014. 834(7): 1-5.
BH,
Sastroasmoro S. Evaluation of Bio
6. Soebagyo
M pylori serologic test and C-13
urea breath test for H. pylori
infection in children with recurrent
abdominal pain: a pilot study.
Paediatr Indones. 2010. 50(2): 101-
2. Soebagyo B. Water source as the
risk factor of H. Pylori infection in
children aged 0-5 years in suburban
area of Surakarta. Folia Medica
Indonesiana. 2005. 41(2): 142-8.
ES.
Penatalaksanaan
infeksi Helicobacter pylori pada
commit to user
Peran
sebagai
ibu
faktor
dan
risiko
kejadian
infeksi
kuman
Helicobacter
pylori
pada anak
umur 0-5 tahun di Surakarta.
Disertasi Program Pascasarjana.
2004.UNAIR.
4.
3. Tehuteru
keluarga
B.
digilib.uns.ac.id
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO INFEKSI
Helicobacter pylori DI JOYOTAKAN
SURAKARTA
Astri tantri i, harsono salimo, endang dewi lestari
Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS
astri_tan3@yahoo.com
ABSTRAK
Latar belakang. Helicobacter pylori menginfeksi 50% dari penduduk di seluruh
dunia, dengan rata–rata prevalensi pada anak 10-80%, di negara berkembang
jumlah infeksi lebih tinggi daripada negara maju. Penularan Helicobacter pylori
berhubungan dengan kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk.
Metode. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang pada
bulan November 2014-Januari 2015, subyek penelitian anak berumur 1- 18 tahun
di kelurahan Joyotakan Surakarta. Alat yang digunakan untuk menilai perbedaan
prevalensi IgG Helicobacter pylori adalah Bio-M pylori.
Hasil. Terdapat 2 kelompok subyek penelitian yaitu 17 anak yang tinggal di
kawasan kumuh dan 17 anak tinggal di kawasan tidak kumuh, dengan total
subyek penelitian 34 anak. Prevalensi IgG Helicobacter pylori positif pada anak
yang tinggal di kawasan kumuh 29,4%, sedangkan pada kawasan tidak kumuh
5,9% (p = 0,072). Pada higienitas perorangan buruk didapatkan IgG Helicobacter
pylori positif 31,3%, sedangkan pada higienitas perorangan yang cukup baik 5,6%
(p = 0,050). Kekuatan hubungan pada higienitas perorangan buruk OR= 5,25 (CI
95% = 0,398-45,828), sedangkan kawasan kumuh OR=4,27 (CI 95% = 0,49655,631).
Kesimpulan. Pada penelitian ini prevalensi IgG Helicobacter pylori anak yang
tinggal di kawasan kumuh cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang
tinggal di kawasan tidak kumuh. Kawasan kumuh dan higienitas perorangan
buruk menjadi faktor risiko infeksi Helicobacter pylori meskipun secara statistik
tidak signifikan.
Kata kunci: Prevalensi, IgG Helicobacter pylori, kawasan kumuh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN
dan faktor risiko infeksi Helicobacter
Sampai saat ini infeksi Helicobacter pylori
pylori pada anak di Joyotakan Surakarta.
masih menjadi masalah pada anak-anak.
Kuman Helicobacter pylori menginfeksi
50% dari penduduk di seluruh dunia,
dengan rata–rata prevalensi pada anak 1080%.1 Infeksi kuman tersebut menjadi
permasalahan kesehatan yang mendunia,
di negara berkembang jumlah infeksi
Helicobacter pylori lebih tinggi daripada
negara maju, khususnya pada anak-anak
Infeksi kuman Helicobacter pylori terjadi
secara peroral dan dapat ditularkan antara
anggota keluarga ketika masa kanakkanak. Lingkungan yang padat dengan
sosial ekonomi rendah dianggap sebagai
risiko
Helicobacter
Kemiskinan
terjadinya
pylori
infeksi
pada
menyebabkan
anak.
penyediaan
perumahan yang tidak sehat, berjejal, serta
sanitasi
Penelitian
yang
yang tidak memadai
seperti
buruknya fasilitas air minum dan tidak
tersedianya
jamban.
Air
yang
terkontaminasi kuman Helicobacter pylori
dilakukan
pendekatan potong lintang. Penelitian
dilakukan pada bulan Desember 2014–
Januari 2015 di kelurahan Joyotakan
Surakarta. Sampel penelitian yang diambil
semua anak usia 1-18 tahun pada bulan
–
Januari
Tempat
penelitian
ditentukan
kelurahan
Joyotakan.
sesuai
Sementara
cara
pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik
fixed
exposure
sampling
dan
consecutive sampling. Penelitian ini dipilih
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut. Kriteria inklusi: (1)
Subyek penelitian anak berumur 1-18
tahun.
(2)
Orang
menandatangani
tua
informed
atau
wali
consent.
Kriteria eksklusi sebagai berikut: (1) Anak
Kawasan
ANALISIS
dengan
di
dengan kriteria kawasan kumuh yaitu di
yang masih minum ASI.
identik
2015
kelurahan Joyotakan Surakarta.
juga sebagai salah satu sumber penularan.3
kumuh
adalah
penelitian observasional analitik dengan
Desember 2014
dan bayi.2
faktor
METODE PENELITIAN
lingkungan yang berpenghuni padat, serta
Data akan dianalisis dengan analisis
higienitas dan sarana prasarana yang
regresi logistik, karena itu besar sampel
rendah. Penularan Helicobacter pylori
ditetapkan dengan rumus yaitu 15 – 20
sendiri berhubungan dengan kebersihan
sampel penelitian tiap 1 variabel. Pada
lingkungan dan sanitasi yang buruk, untukcommit to
penelitian
ini melibatkan 2 variabel luar
user
itu kami ingin meneliti tentang prevalensi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga besar sampel yang dibutuhkan
diteliti antara lain : usia subyek, jenis
dalam penelitian ini adalah 30-40.
kelamin,
Infeksi Helicobacter pylori akan diketahui
perorangan,
melalui pemeriksaan IgG Helicobacter
Karakteristik
pylori dengan alat ukur Bio-M pylori,
dilihat pada tabel 4.1.
sementara penentuan lingkungan kumuh
Tabel
dan lingkungan tidak kumuh dengan alat
penelitian
kawasan
1.
IgG
kumuh,
Helicobacter
subyek
perorangan diukur dengan kuisioner yang
telah dilakukan uji validitas dan reabilitas.
ANALISIS STATISTIK
Perbedaan antara IgG Helicobacter pylori
Higienitas
perorangan
IgG
Helicobacter
pylori
Kawasan
Usia
pada anak yang tinggal di kawasan kumuh
dan kawasan tidak kumuh akan dianalisis
dengan chi kuadrat dan analisis regresi
logistik. Tujuan chi kuadrat adalah untuk
mencari
perbedaan
Helicobacter
prevalensi
IgG
dasar
Kumuh
Tidak kumuh
Minimum
Maksimum
Rerata
17 (50)
17 (50)
6
17
13,18
Tabel 2. Hasil analisis Chi- Square
hubungan IgG Helicobacter pylori dengan
kawasan kumuh dan tidak kumuh
IgG H. pylori
Nilai
tinggal di kawasan kumuh dibandingkan
p
dengan anak yang tinggal di kawasan tidak
kumuh.
Kekuatan
perbedaan
Positif
atau
hubungan tersebut akan dianalisis dengan
Kawasan
Tidak
Negatif
N
%
N
%
1
5,9
16
94,1
dengan
kumuh
menggunakan ukuran Odds Ratio (OR)
kumuh
5
29,4
12
70,6
Total
6
17,6
28
82,4
analisis
regresi
logistik
dan rasio prevalens dengan Confidence
Interval 95% (CI 95%).
Data yang didapat akan diolah dengan
menggunakan SPSS 18.0.
HASIL
subyek
n (%)
16 (47,1)
18 (52,9)
16 (52,9)
18 (47,1)
6 (17,6)
28 (82,4)
pada anak yang
pylori
dapat
Laki-laki
Perempuan
Buruk
Cukup
Positif
Negatif
ukur cek list standar modifikasi Hariyanto
2007. Sementara itu, tingkat higienitas
pylori.
penelitian
Karakteristik
Jenis kelamin
higienitas
0,072
Dari semua sampel yang tinggal di
kawasan
didapatkan
kumuh,
IgG
sebanyak
Helicobacter
29,4%
pylori
positif. Sedangkan pada kawasan tidak
kumuh didapatkan IgG Helicobacter
Dari penelitian ini didapatkan 34 subyekcommit to user
pylori positif sebanyak 5,9%. Uji hipotesis
penelitian. Karakteristik responden yang
perpustakaan.uns.ac.id
yang
digunakan
digilib.uns.ac.id
adalah
Chi-Square,
Tabel 4. Hasil analisis regresi logistik
dengan nilai p sebesar 0,072. Hasil analisis
faktor risiko kejadian IgG Helicobacter
Chi-Square hubungan IgG Helicobacter
pylori
pylori dengan kawasan kumuh dan tidak
IgG H. pylori
kumuh ini menunjukan bahwa infeksi
OR
P
CI 95%
Helicobacter pylori pada kawasan yang
Min
kumuh cenderung lebih tinggi dibanding
Kawasan
kawasan tidak kumuh, namun hasil ini
kumuh
secara statistik tidak signifikan karena p >
Higienitas
0,05.
Tabel
mak
4,27 0,231 0,398 45,828
5,25 0,168 0,496 55,631
buruk
3.
Hasil
analisis
Chi-Square
hubungan IgG Helicobacter pylori dengan
Pada
higienitas perorangan
didapatkan variabel yang berpengaruh
IgG H. pylori
Positif
Higienitas
hasil
terhadap
Negatif
Nilai
analisis
faktor
Helicobacter
regresi
risiko
pylori
logistik
kejadian
adalah
IgG
kawasan
N
%
N
%
p
Cukup
1
5,6
17
94,4
0,050
Buruk
5
31,3
11
68,8
buruk. Kekuatan hubungan dapat dilihat
Total
6
17,6
28
82,4
dari nilai OR. Kekuatan hubungan terbesar
kumuh dan higienitas perorangan yang
pada variabel higienitas perorangan yang
Dari semua subyek penelitian dengan
buruk yaitu OR= 5,25,
higienitas
perorangan
higienitas perorangan buruk mempunyai
sebanyak
31,3%
yang
didapatkan
buruk
IgG
faktor
risiko
untuk
terjadi
sebesar
infeksi
5
kali
Helicobacter pylori positif. Sedangkan
Helicobacter
pada subyek penelitian dengan higienitas
dibanding dengan higienitas perorangan
perorangan yang cukup baik didapatkan
yang cukup baik, namun secara statistik
IgG Helicobacter pylori positif sebanyak
tidak signifikan yang ditunjukan dengan
5,6%. Uji hipotesis yang digunakan adalah
CI 95% = 0,398-45,828. Sedangkan pada
Chi-Square, dengan nilai p sebesar 0,050.
variabel kawasan kumuh didapatkan OR=
Hasil analisis Chi-Square hubungan IgG
4,27 dengan, yang artinya bahwa anak
Helicobacter
perorangan
pylori
ini
dengan higienitas
menunjukan
bahwa
yang
tinggal
pylori
artinya bahwa
di
kawasan
kumuh
mempunyai faktor risiko untuk terjadi
infeksi Helicobacter pylori sebesar 4 kali
higienitas buruk cenderung lebih tinggi
commit to user
dibanding dengan anak yang tinggal di
dibanding higienitas yang cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kawasan tidak kumuh, walaupun secara
didapatkan infeksi Helicobacter pylori
statistik tidak signifikan yang ditunjukan
secara
dengan CI 95% = 0,496-55,631.
kawasan kumuh (71,2%), dibandingkan
signifikan
lebih
tinggi
pada
dengan kawasan tidak kumuh (28,8%) (p =
PEMBAHASAN
0,008).5
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pada penelitian yang dilakukan oleh
prevalensi dan seberapa besar higienitas
Soebagyo tahun 2004 mengenai peran ibu
serta
berpengaruh
dan keluarga sebagai sumber infeksi
terhadap terjadinya infeksi Helicobacter
Helicobacter pylori pada anak umur 0-5
pylori pada anak di Joyotakan Surakarta.
tahun di Surakarta sebesar 47,4%.6 Pada
Dari sampel yang tinggal di kawasan
penelitian ini didapatkan hasil berbeda
kumuh
IgG
yaitu prevalensi kejadian infeksi lebih
Helicobacter pylori positif. Sedangkan
kecil dibanding penelitian Soebagyo, hal
pada kawasan tidak kumuh didapatkan
tersebut dapat terjadi dikarenakan lokasi
5,9% nilai p sebesar 0,072. Hasil analisis
penelitian
Chi-Square hubungan IgG Helicobacter
berbeda, sampel penelitian yang terlalu
pylori dengan kawasan kumuh dan tidak
sedikit, usia pada penelitian ini antara 7
kumuh ini menunjukan bahwa infeksi
hingga
Helicobacter pylori pada kawasan kumuh
penelitian yang dilakukan oleh Soebagyo
cenderung lebih tinggi dibanding kawasan
pada balita.
tidak kumuh, namun hasil ini secara
Hasil analisis Chi-Square hubungan IgG
statistik tidak signifikan karena p > 0,05.
Helicobacter
Hasil
perorangan
kawasan
29,4%
penelitian
kumuh
didapatkan
ini
sesuai
dengan
dan faktor lingkungan yang
17
tahun,
pylori
ini
sementara
pada
dengan higienitas
menunjukan
bahwa
yang
higienitas buruk cenderung lebih tinggi
dilakukan oleh Ahad Eshraghian pada
dibanding higienitas yang cukup baik.
Desember 2014 yang menyatakan bahwa
Hasil penelitian ini secara statistik tidak
higienitas, tinggal di daerah kumuh,
signifikan oleh karena jumlah sampel yang
sanitasi buruk, kepadatan penghuni, taraf
terlalu sedikit.
pendidikan rendah dan sosial ekonomi
Pada
yang rendah berhubungan atau menjadi
didapatkan variabel yang berpengaruh
faktor risiko infeksi Helicobacter pylori
terhadap
penelitian
systematic
review
hasil
analisis
faktor
risiko
regresi
logistik
kejadian
IgG
4
Helicobacter pylori adalah kawasan
user dan higienitas perorangan yang
kumuh
Berdasarkan penelitian yang dilakukancommit to
pada berbagai populasi.
oleh Endale Tadesse dkk di Etiopia
buruk. Pada anak yang tinggal di kawasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kumuh mempunyai faktor risiko infeksi
anak. J Kedokter Trisakti. 2004.
Helicobacter pylori sebesar 4 kali dan
23(3): 110-4.
4. Eshraghian A. Epidemiology of
higienitas perorangan sebesar 5 kali.
Helicobacter
among the healthy population in
KESIMPULAN
Iran and countries of the Eastern
Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan
Mediterranean
bahwa prevalensi IgG Helicobacter pylori
lebih
tinggi
and
dibandingkan
perorangan buruk menjadi faktor risiko
infeksi
Helicobacter
pylori
risk
factors.
Gastroenterol.
dengan anak yang tinggal di kawasan tidak
kumuh. Kawasan kumuh dan higienitas
Region:
A
systematic review of prevalence
pada anak yang tinggal di kawasan kumuh
cenderung
infection
pylori
World
2014.
J
20(46):
17618-25
5. Tadesse E, Daka D, Yemane D,
Shimelis T. Seroprevalence of
meskipun
Helicobacter pylori infection and
secara statistik tidak signifikan.
its
related
risk
factors
in
symptomatic patients in southern
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewita
M,
Ethiopia. BMC research notes.
Syarif
2014. 834(7): 1-5.
BH,
Sastroasmoro S. Evaluation of Bio
6. Soebagyo
M pylori serologic test and C-13
urea breath test for H. pylori
infection in children with recurrent
abdominal pain: a pilot study.
Paediatr Indones. 2010. 50(2): 101-
2. Soebagyo B. Water source as the
risk factor of H. Pylori infection in
children aged 0-5 years in suburban
area of Surakarta. Folia Medica
Indonesiana. 2005. 41(2): 142-8.
ES.
Penatalaksanaan
infeksi Helicobacter pylori pada
commit to user
Peran
sebagai
ibu
faktor
dan
risiko
kejadian
infeksi
kuman
Helicobacter
pylori
pada anak
umur 0-5 tahun di Surakarta.
Disertasi Program Pascasarjana.
2004.UNAIR.
4.
3. Tehuteru
keluarga
B.