Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk Membangun Views Of Nature Of Science Peserta Didik SMP.

(1)

KONSTRUKSI BAHAN AJAR MATERI DAN PERUBAHANNYA PADA KONTEKS KEMASAN MINUMAN UNTUK MEMBANGUN

VIEWS OF NATURE OF SCIENCE PESERTA DIDIK SMP Suryati

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengkonstruksi bahan ajar pada topik “materi dan perubahannya” pada konteks kemasan minuman untuk membangun Views Of Nature Of Science (VNOS) peserta didik SMP kelas IX. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D) yang bertujuan secara umum: (1) untuk menghasilkan produk berupa buku ajar; (2) untuk menguji keefektifan produk buku ajar tersebut. Pengembangan bahan ajar ini mengacu pada Model of Educational Reconstruction (MER). Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: (1) memperoleh prakonsepsi peserta didik pada konteks kemasan minuman; (2) memperoleh perspektif saintis terhadap konsep materi dan perubahannya, kemasan minuman, dan hubungan keduanya; (3) mengetahui karakteristik konstruksi bahan ajar; (4) memperoleh penilaian ahli terhadap rancangan bahan ajar tersebut; dan (5) menguji keefektifan buku ajar. Instrumen yang digunakan yaitu lembar validasi, pedoman wawancara, lembar analisis teks, dan lembar kuesioner. Karakteristik konstruksi bahan ajar yang dihasilkan adalah (a) dilengkapi dengan aspek NOS berdasarkan prakonsepsi peserta didik dan perspektif saintis, (b) dikembangkan sesuai dengan tingkat kognitif peserta didik yang dapat memenuhi kriteria accessible, dan (c) menggunakan urutan pengajaran dan pembelajaran Sains dan Teknologi Literasi (STL) dengan mengadopsi tahap pembelajaran Chemie im Kontext (ChiK). Hasil validasi bahan ajar memperoleh nilai CVI rata-rata 0,96. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang dihasilkan sudah layak digunakan untuk peserta didik SMP. Uji keefektifan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan buku ajar terhadap kemampuan VNOS. Hasil kuesioner dan wawancara menyatakan peserta didik mengalami peningkatan kemampuan VNOS aspek kreativitas dan aspek penanaman sosial budaya. Hal ini menunjukkan bahwa buku ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman dapat membangun VNOS kreativitas dan VNOS penanaman sosial budaya peserta didik SMP.

Kata Kunci: Bahan ajar, Materi dan perubahannya, Kemasan minuman, nature of science, dan Model of Educational Reconstruction


(2)

Suryati, 2015

TEACHING MATERIALS CONSTRUCTION OF MATTER AND ITS’ CHANGES USING BEVERAGE PACKAGING AS THE CONTEXT FOR

DEVELOPING VIEWS OF NATURE OF SCIENCE OF JUNIOR HIGH STUDENTS

Suryati ABSTRACT

This study held in order to construct a teaching material in the topic of matter and

its’ changes using beverage packaging as the context for developing Views of Nature Of Science (VNOS) of junior high students in grade nine. This is a Research and Development study (R & D) which general aims were: (1) to produce a hand book; (2) to test the effectiveness of the hand book. This material teaching development refers to Model of Educational Reconstruction (MER). In addition, this study has specific aims, they were: (1) knowing students’ preconception of packaging beverage context; (2) getting scientific perspective in the concept of matter and its’ changes; (3) knowing the characteristics of teaching material construction; (4) getting justification from expert about the teaching material; (5) testing the effectiveness of the teaching material. The instruments in this study were validation rubric, questionnaire, interview guidelines, and text analysis sheet. The characteristics of the teaching material produced in this study

were: (a) provide by the aspect of NOS based on students’ preconception and scientific perspective, (b) developed based on level student’s cognitive which are

accessible, and (c) used Science and Technology Literacy (STL) in teaching and learning stages adopted from learning Chemie im a Context (ChiK). The average

of CVI is 0.96 gotten from teaching material’s validation. It showed that teaching

material already appropriate to be used for junior high school students. The effectiveness test held in order to see the influence of using hand book to VNOS ability. Result of questionnaire and interview stated that the hand book of matter

and its’ changes in the context of packaging beverages could enhance VNOS

ability in aspects of creativity and social culture embedded. It means that the hand book could develop creativity VNOS and social culture embedded of junior high school students.

Keywords: teaching materials, Matter and its’ changes, beverage packaging, the nature of science, and the Model of Educational Reconstruction


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER ... i

HALAMAN HAK CIPTA ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Nature of Science (NOS) ... 9

B. Literasi Sains ... 12

C. Bahan Ajar ... 18

D. Analisis Wacana ... 25

E. Analisis Topik Materi dan Perubahannya ... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 34

B. Alur Penelitian ... 34

C. Pengembangan Bahan Ajar ... 36

D. Alur Pengembangan Bahan Ajar ... 39

E. Sampel Penelitian ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Teknik Analisis Data ... BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 A. Potensi (Prakonsepsi ) Views Of Nature Of Science (VNOS) Peserta Didik pada Konteks Kemasan Minuman ... 48

B. Perspektif Saintis terhadap KonsepMateri dan Perubahannya, Kemasan Minuman dan Hubungan Keduanya ... 60 C. Karakteristik Konstruksi Bahan Ajar Materi dan Perubahannya pada


(4)

Konteks Kemasan Minuman yang Bermuatan Aspek NOS ... 71

1. Bahan Ajar Dilengkapi dengan Aspek NOS Berdasarkan Prakonsepsi Peserta Didik dan Perspektif Saintis ... 72

2. Bahan Ajar Dikembangkan Sesuai Dengan Tingkat Kognitif Peserta Didik Yang Dapat Memenuhi Kriteria Accessible ... 81

a. Analisis PISA 2012 dan Kurikulum 2013 ... 81

b. Analisis Literatur ... 87

c. Klarifikasi dan Modifikasi Teks ... 93

3. Perancangan Bahan Ajar Menggunakan Urutan Pengajaran dan Pembelajaran Sains dan Teknologi Literasi (STL) Dengan Mengadopsi Tahap Pembelajaran Chemie Im Kontext (Chik) ... 101

D. Penilaian Ahli Terhadap Bahan Ajar Materi dan Perubahannya pada Konteks Kemasan Minuman ... 104

1. Hasil Validasi Indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif dan sikap ... 104

2. Hasil Validasi Analisis Konsep Bahan Ajar Materi dan Perubahannya dengan Konteks Kemasan Minuman ... 109

3. Hasil Validasi Bahan Ajar ... 110

E. Pengaruh Penggunaan Buku Ajar terhadap Kemampuan VNOS ... 119

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 128

B. Rekomendasi ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 130 LAMPIRAN A

LAMPIRAN B LAMPIRAN C LAMPIRAN D LAMPIRAN E LAMPIRAN F


(5)

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 2.1 Deskripsi Aspek-Aspek NOS ... 11 Tabel 2.2 Kompetensi Ilmiah PISA 2012 ... 15 Tabel 2.3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk Topik Materi

dan Perubahannya ... 29 Tabel 3.1 Nilai Kritis untuk Content Validity Ratio (CVR) ... 45 Tabel 3.2 Penskoran Tanggapan Peserta Didik Terkait Kemampuan

View of NOS ... 47 Tabel 4.1 Kondisi VNOS Peserta Didik SMP ... 57 Tabel 4.2 Penyisipan Aspek NOS dalam Bahan Ajar pada Tahap Kontak 74 Tabel 4.3 Penyisipan Aspek NOS dalam Bahan Ajar pada Tahap

Elaborasi ... 74 Tabel 4.4 Analisis KI (Kompetensi Inti), dan KD (Kompetensi Dasar)

untuk Aspek Kognitif ... 82 Tabel 4.5 Analisis KI (Kompetensi Inti), dan KD (Kompetensi Dasar)

untuk Aspek Sikap ... 83 Tabel 4.6 Contoh Analisis Indikator dan Tujuan Pembelajaran Aspek

Kognitif ... 83 Tabel 4.7 Contoh Analisis Indikator dan Tujuan Pembelajaran Aspek

Sikap ... 84 Tabel 4.8 Indikator dan Tujuan Pembelajaran Aspek Kognitif ... 85 Tabel 4.9 Indikator dan Tujuan Pembelajaran Aspek Sikap ... 86 Tabel 4.10 Buku Teks yang Digunakan pada Analisis Konten dan

Konteks ... 88 Tabel 4.11 Struktur Penyajian Naskah Buku Teks Science Matterrs

Karangan Fong et al (2010) ... 88 Tabel 4.12 Struktur Penyajian Naskah Buku Teks Material Engineering

Science Processing and Design Karangan Ashby et al (2007) 90 Tabel 4.13 Struktur Penyajian Naskah Buku Teks Glencoe

Chemistry-Concepts and Applications Karangan Phillips et al (2002) 90 Tabel 4.14 Struktur Penyajian Naskah Buku Teks General Chemistry

Karangan Chang (2005) ... 90 Tabel 4.15 Struktur Penyajian Naskah Buku Teks Glencoe Science

Chemistry Karangan Werwa and Zike (2005) ... 91 Tabel 4.16 Struktur Penyajian Naskah Buku Teks Chemical Connections:

VCE Chemistry Karangan James, et al (1991) ... 91 Tabel 4.17 Struktur Penyajian Naskah Buku Teks Elemen-eleman Ilmu


(6)

dan Rekayasa Material Karangan Vlack (2004) ... 91 Tabel 4.18 Hubungan Konten Materi dan Perubahannya dengan Konteks

Kemasan Minuman ... 92 Tabel 4.19 Contoh Analisis Teks Konsep Materi dan Perubahannya,

Kemasan Minuman dan Hubungan Keduanya ... 93 Tabel 4.20 Contoh Lembar Validasi Analisis Konsep ... 94 Tabel 4.21 Contoh Proses Penghalusan Konten Materi dan Perubahannya 96 Tabel 4.22 Contoh Proses Penghalusan Konteks Kemasan Minuman... 96 Tabel 4.23 Contoh Proses Reduksi Didaktik Komposit Konten-Konteks

Materi dan Perubahannya pada Konteks Kemasan Minuman 100 Tabel 4.24 Nilai CVI Dari Validasi Indikator Dan Tujuan Pembelajaran

Aspek Kognitif ... 105 Tabel 4.25 Nilai CVI Dari Validasi Indikator Dan Tujuan Pembelajaran

Aspek Sikap ... 108 Tabel 4.26 Nilai CVI dari Validasi Bahan Ajar ... 118 Tabel 4.27 Penyisipan Aspek NOS pada Buku Ajar ... 119 Tabel 4.28 Analisis Deskriptif Perolehan Kemampuan VNOS pada

Aspek Kreativitas Poin Satu ... 120 Tabel 4.29 Analisis Deskriptif Perolehan Kemampuan VNOS pada

Aspek Kreativitas Poin Dua ... 121 Tabel 4.30 Analisis Deskriptif Perolehan Kemampuan VNOS pada

Aspek Kreativitas Poin Tiga ... 122 Tabel 4.31 Analisis Deskriptif Perolehan Kemampuan VNOS pada

Aspek Kreativitas Poin Empat ... 123 Tabel 4.32 Analisis Deskriptif Perolehan Kemampuan VNOS pada

Aspek Penanaman Sosial Budaya Poin Satu ... 124 Tabel 4.33 Analisis Deskriptif Perolehan Kemampuan VNOS pada

Aspek Penanaman Sosial Budaya Poin Dua ... 125 Tabel 4.34 Analisis Deskriptif Perolehan Kemampuan VNOS pada

Aspek Penanaman Sosial Budaya Poin Tiga ... 126 Tabel 4.35 Analisis Deskriptif Perolehan Kemampuan VNOS pada

Aspek Penanaman Sosial Budaya Poin Empat ... 127 Halaman


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Referensi Disiplin Keilmuan Pendidikan Sains ... 9

Gambar 2.2 Kerangka kerja Assesmen Sains PISA 2012 ... 14

Gambar 2.3 Model Struktur Makro ... 27

Gambar 2.4 Ilustrasi Susunan Partikel Padat, Cair, dan Gas ... 32

Gambar 2.5 Contoh Kemasan Minuman Aluminium, Kaca, dan Plastik ... 33

Gambar 3.1 Alur Penelitian R&D ... 34

Gambar 3.2 Tiga Komponen Model of Educational Reconstruction .... 36

Gambar 3.3 Dua Proses yang Dilakukan pada Klarifikasi dan Analisis Konten Sains ... 38

Gambar 3.4 Alur Pengembangan Bahan Ajar Materi dan Perubahannya pada Konteks Kemasan Minuman ... 39

Gambar 4.1 Hasil wawancara dengan Peserta Didik tentang gaya hidup ... 49

Gambar 4.2 Hasil wawancara dengan Peserta Didik tentang peralatan dan bahan suatu peralatan ... 50

Gambar 4.3 Hasil wawancara dengan Peserta Didik tentang limbah kemasan minuman ... 51

Gambar 4.4 Hasil wawancara dengan Peserta Didik tentang pengaruh kemasan makanan pada makanan yang dikemasnya ... 52

Gambar 4.5 Hasil wawancara dengan Peserta Didik tentang pertimbangan saat Peserta Didik membeli minuman berkemasan ... 53

Gambar 4.6 Hasil wawancara dengan Peserta Didik tentang bahaya kemasan kaleng atau plastik terhadap kesehatan manusia 54 Gambar 4.7 Hasil wawancara dengan Peserta Didik tentang bayangan bahan kemasan minuman di masa depan ... 55

Gambar 4.8 Hasil wawancara dengan Peserta Didik tentang prinsip 4R pada pengolahan limbah ... 56

Gambar 4.9 Hasil wawancara dengan Peserta Didik tentang topik bahan kemasan minuman pada buku teks sains SMP dan buku teks sains yang diharapkan ... 59

Gambar 4.10 Struktur Makro Konten Materi dan Perubahannya ... 61

Gambar 4.11 Struktur Makro Konteks Kemasan Minuman ... 66


(8)

Gambar 4.13 Penyisipan aspek NOS kreativitas pada tahap kontak yang terdapat pada halaman 1 ... 77 Gambar 4.14 Penyisipan aspek NOS kreativitas pada tahap kontak

yang terdapat pada halaman 3 ... 77 Gambar 4.15 Penyisipan aspek NOS penanaman sosial budaya pada

tahap kontak yang terdapat pada halaman 4 ... 78 Gambar 4.16 Penyisipan aspek NOS kreativitas pada tahap elaborasi

terdapat pada halaman 5 ... 78 Gambar 4.17 Penyisipan aspek NOS kreativitas pada tahap elaborasi

terdapat pada halaman 16 ... 79 Gambar 4.18 Penyisipan aspek NOS penanaman sosial budaya pada

tahap elaborasi yang terdapat pada halaman 7 ... 79 Gambar 4.19 Penyisipan aspek NOS penanaman sosial budaya pada

tahap elaborasi yang terdapat pada halaman 9 ... 80 Gambar 4.20 Penyisipan aspek NOS penanaman sosial budaya pada

tahap elaborasi yang terdapat pada halaman 21 ... 80 Halaman


(9)

DAFTAR LAMPIRAN A. Data Instrumen

Lampiran A.1 Lembar validasi indikator dan tujuan pembelajaranaspek kognitif Lampiran A.2 Lembar validasi indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap Lampiran A.3 Pedoman wawancara

Lampiran A.4 Lembar analisis teks

Lampiran A.5 Lembar validasi analisis konsep Lampiran A.6 Lembar validasi bahan ajar B. Data Hasil Penelitian

Lampiran B.1 Hasil wawancara Lampiran B.2 Hasil analisis teks

Lampiran B.3 Hasil validasi indikator dan tujuan pembelajaran Lampiran B.4 Hasil validasi analisis konsep

Lampiran B.5 Hasil validasi aspek NOS Lampiran B.6 Hasil validasi bahan ajar C. Data Analisis-Analisis

Lampiran C.1 Analisis teks asli konten dan konteks Lampiran C.2 Analisis proposisi konteks dan konten

Lampiran C.3 Analisis struktur makro konten,konteks, dan Komposit Lampiran C.4 Transkip wawancara

Lampiran C.5 Text Sequence Map

Lampiran C.6 Analisis teks dasar penghalusan konteks dan konten Lampiran C.7 Analisis komposit konteks dan konten

Lampiran C.8 Analisis teks dasar penghalusan komposit Lampiran C.9 Analisis reduksi didaktik konteks dan konten D. Dokumentasi Penelitian

Lampiran D.1 Foto-foto wawancara Lampiran D.2 Surat penelitian E. Uji Keefektifan

Lampiran E.1 Angket Uji Keefektifan Buku Ajar

Lampiran E.2 Pedoman Wawancara Uji Keefektifan Buku Ajar Lampiran E.3 Hasil Kuesioner untuk Uji Keefektifan Buku Ajar Lampiran E.4 Hasil Wawancara untuk Uji Keefektifan Buku Ajar F. Hasil Penelitian

Buku ajar “Mari belajar materi dan perubahannya melalui konteks KEMASAN MINUMAN”


(10)

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah research and development (R&D, penelitian dan pengembangan). Metode R&D digunakan untuk menghasilkan produk berupa buku ajar, dan untuk menguji keefektifan produk buku ajar tersebut (Sugiono, 2013). Untuk menghasilkan produk buku ajar digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dengan metode pengembangan bahan ajar dan untuk menguji keefektifan produk buku ajar tersebut dilakukan uji keterbacaan buku ajar kepada peserta didik SMP.

B.Alur Penelitian

Alur penelitian R&D yang digunakan diadopsi dan diadaptasi dari langkah-langkah penggunaan metode research and development (R&D) Sugiono (2013). Berikut skema alur penelitiannya:

Gambar 3.1 Alur Penelitian R&D

Tahap satu hingga lima merupakan tahapan pengembangan bahan ajar hingga diperoleh produk berupa buku ajar, sedangkan tahap enam merupakan tahap uji keefektifan produk buku ajar, dan tahap ketujuh merupakan buku ajar yang telah diuji serta layak dipakai peserta didik SMP.

Kebutuhan bahan ajar

1

Pengembangan bahan ajar

2

Rancangan bahan ajar

3

Validasi rancangan

bahan ajar 4

Buku ajar layak dipakai peserta didik SMP

Uji

keefektifan

buku ajar 6

Pengemasan bahan ajar menjadi

buku ajar 5


(11)

35

Berikut ini adalah keterangan tahap-tahap pada alur penelitian gambar 3.1:

Tahap 1. Kebutuhan bahan ajar, bahan ajar dibutuhkan guna peningkatan pemahaman sains dan peningkatan penguasaan konsep sains serta minat terhadap sains.

Tahap 2. Pengembangan bahan ajar, mengacu pada Model of Educational Reconstruction (MER), dengan alur pengembangan bahan ajar yang dimodifikasi ulang dari alur penelitian MER dengan urutan: analisis literatur, studi prakonsepsi peserta didik, studi perspektif saintis, klarifikasi teks asli, penyusunan Text Sequence Map, dan modifikasi teks.

Tahap 3. Rancangan bahan ajar, merupakan tindakan perancangan bahan ajar dari teks dasar komposit (konten-konteks) yang telah dimodifikasi. Pada tahap ini dilakukan penyisipan aspek NOS sesuai konten materi dan perubahannya dan konteks kemasan minuman.

Tahap 4. Validasi rancangan bahan ajar, bahan ajar yang telah dirancang selanjutnya divalidasi oleh lima validator ahli dibidangnya.

Tahap 5. Pengemasan bahan ajar menjadi buku ajar, pada tahap ini dilakukan pengemasan rancangan bahan ajar yang telah divalidasi menjadi buku ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman yang merupakan produk dari penelitian R&D ini.

Tahap 6. Uji keefektifan buku ajar, merupakan tindakan penggunaan buku ajar kepada peserta didik kelas IX SMP sebanyak sepuluh orang, dilakukan dengan cara peserta didik terlebih dahulu mengisi kuesioner dan melakukan wawancara, kemudian peserta didik membaca buku ajar, dan setelah membaca buku ajar peserta didik mengisi kuesioner dan melakukan wawancara lagi. Hasil kuesioner dan wawancara sebelum dan sesudah peserta didik membaca buku ajar dianalisis untuk mengetahui pengaruh penggunaan buku ajar terhadap kemampuan VNOS peserta didik SMP.


(12)

36

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk

Tahap 7. Buku ajar layak dipakai peserta didik SMP, merupakan buku ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman produk penelitian R&D yang telah diuji dan layak untuk digunakan oleh peserta didik SMP.

C.Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan acuan Model of Educational Reconstruction (MER) yang dikembangkan oleh Duit, et al. (2012). Model ini didesain untuk menyediakan kerangka dasar terhadap struktur konten pembelajaran yang diambil dari struktur konten sains yang telah dielementarisasi. Struktur konten sains tidak diambil secara langsung melainkan diambil dari ide-ide dasarnya melalui proses elementarisasi. Ide-ide-ide dasar tersebut kemudian dikonstruksi sesuai tujuan pembelajaran kognitif dan afektif.

Model of Educational Reconstruction (MER) terdiri atas tiga komponen, yaitu: 1) Klarifikasi dan analisis konten sains (clarification and analysis of science content); 2) Penelitian pada proses belajar mengajar (research on teaching &learning); dan 3) Desain dan evaluasi pada proses belajar mengajar (design and evaluation of teaching and learning environments). Tiap komponen memengaruhi komponen lain yang ditunjukkan dengan hubungan panah timbal balik seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Tiga Komponen Model of Educational

Desain dan Evaluasi pada proses belajar mengajar : Permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas

3

Penelitian pada proses belajar mengajar : Perspektif Peserta didik, proses belajar mengajar, pandangan

dan konsepsi guru.

2

Klarifikasi dan analisis konten sains : Klarifikasi Materi Subyek dan Analisis signifikansi pendidikan


(13)

37

Reconstruction (Duit, at al, 2012)

Komponen pertama dalam pengembangan bahan ajar ini adalah klarifikasi dan analisis konten sains yang memiliki tujuan untuk mengklarifikasi konsepsi sains yang spesifik dan struktur konten dari sudut pandang pendidikan. Komponen pertama ini dijabarkan menjadi klarifikasi materi subjek dan analisis signifikansi pendidikan. Klarifikasi materi subjek menggambarkan analisis konten secara kualitatif terhadap buku teks terkemuka dan dari beberapa publikasi artikel. Analisis signifikansi pendidikan menggambarkan kaidah tertentu terhadap standar pedagogi dan tujuan pembelajaran (Duit, 2007). Analisis kritis dari konten sains melalui pendidikan sains perlu dilakukan karena buku teks universitas diperuntukkan untuk para pakar (contohnya ilmuwan, dan peserta didik yang menjadi ilmuwan). Bagi peserta didik di sekolah atau di tempat pembelajaran informal, penyajian konten secara ilmiah langsung dari buku teks universitas merupakan hal yang tidak accessable dan kadang-kadang menyesatkan. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan “penyederhanaan” (Duit, et al., 2012).

Dalam merancang struktur konten sains menjadi struktur konten pembelajaran dilakukan dua proses yaitu proses elementarisasi dan proses konstruksi. Proses elementarisasi merupakan suatu tahapan menemukan ide-ide dasar dari struktur konten maupun konteks ilmiah yang digunakan dalam merancang bahan ajar. Proses elementarisasi dilakukan dengan menganalisis teks konten materi dan perubahannya dengan konteks kemasan minuman hingga didapatkan ide-ide dasar konten dan konteks tersebut. Proses konstruksi merupakan suatu proses penataan dan penyusunan ide-ide dasar pada proses elementarisasi menjadi struktur konten pembelajaran yang dapat dipahami dan dijangkau oleh peserta didik (accessable). Proses rekonstruksi dilakukan dengan menggunakan reduksi didaktik dan analisis wacana. Kedua proses pada komponen pertama ini sangat berkaitan erat dalam memutuskan tujuan pembelajaran bagi peserta didik pada aspek kognitif dan afektif, seperti

yang ditunjukkan pada gambar 3.3 (Duit, 2007).


(14)

38

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk Gambar 3.3 Dua Proses yang Dilakukan pada Klarifikasi dan

Analisis Konten Sains

Komponen kedua dari Model of Educational Reconstruction yaitu penelitian pada proses belajar mengajar yang menunjukkan bahwa struktur konten untuk pengajaran membutuhkan dasar penelitian empiris. Penelitian pada proses belajar mengajar mengenai materi dan perubahannya membutuhkan studi lebih lanjut dengan melakukan investigasi prakonsepsi peserta didik dan variabel afektif seperti ketertarikan, konsep diri, dan sikap terhadap kemasan minuman (Duit et al, 2012). Investigasi prakonsepsi peserta didik dapat dilakukan dengan metode wawancara (Niebert and Gropengiesser, 2013). Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan prakonsepsi peserta didik, sekaligus untuk menggali potensi views of nature of science (VNOS) peserta didik seputar kemasan minuman.

Komponen ketiga dari Model of Educational Reconstruction yaitu desain dan evaluasi proses belajar mengajar terdiri dari merancang bahan ajar materi dan perubahannya menggunakan konteks kemasan minuman, aktivitas pembelajaran dan sequence pembelajaran. Rancangan pembelajaran yang mendukung kondisi lingkungan sekitar merupakan hal yang penting di dalam komponen ini (Duit, et

Klarifikasi dan Analisis Konten Sains

Klarifikasi Materi Subyek dan Analisis Signifikansi Pendidikan

Struktur Konten Sains

Proses Elementarisasi (melalui analisis teks)

Ide-Ide Dasar Konten

Proses Konstruksi

(melalui reduksi didaktik dan analisis wacana)

Struktur Konten Pembelajaran


(15)

39

al., 2012). Namun dalam penelitian ini komponen desain dan evaluasi proses belajar mengajar tidak dilakukan karena memerlukan waktu yang lebih lama.

D. Alur Pengembangan Bahan Ajar

Alur pengembangan bahan ajar dimodifikasi ulang dari alur penelitian MER (Duit, 1995) berupa beberapa tahapan yang berulang. Tahapan berulang ini dipengaruhi oleh tiga komponen MER yang saling berkaitan. Hubungan antar satu komponen dengan komponen yang lain tidak kaku, namun berulang (recursive). Alur pengembangan bahan ajar ini terlihat pada gambar 3.4:

(1) Analisis Struktur Konten (T)

Modifikasi Teks

Konten Konteks

Reduksi didaktik

Analisis wacana Rekonstruksi teks

Klarifikasi Teks Asli

Elementarisasi teks

Konten konteks

Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif dan sikap

Analisis Literatur

Telaah KI dan KD mata pelajaran sains Telaah kepustakaan literasi sains Telaah tentang kemasan minuman Analisis konten materi dan perubahannya Analisis dimensi literasi sains Analisis konteks kemasan minuman

(2) Studi Empiris (E)

Prakonsepsi Peserta Didik

Prakonsepsidan potensi VNOS peserta didik

Sikap dan ketertarikan peserta didik

(3) Konstruksi Bahan Ajar

Text Sequence Map

Komposit konten-konteks

Bahan ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman Tahapan STL 1. Kontak 2. Kuriositi 3. Elaborasi 4. Pengambilan keputusan 5. Nexus


(16)

40

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk Gambar 3.4 Alur Pengembangan Bahan Ajar Materi dan Perubahannya

pada Konteks Kemasan Minuman

Berdasarkan skema alur pengembangan bahan ajar pada gambar 3.4, berikut akan dijelaskan tahapan penelitian yang akan dilakukan, yaitu :

1. Tahap Analisis Literatur

Pada tahapan analisis literatur, hal-hal yang dilakukan dalam penelitian meliputi:

a. telaah Kompetensi Isi (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran sains SMP,

b. telaah kepustakaan mengenai literasi sains, c. telaah mengenai kemasan minuman,

d. analisis konten materi dan perubahannya, konteks kemasan minuman, dan analisis dimensi literasi sains (aspek kognitif dan aspek sikap), dan e. perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif dan sikap

yang berbasis literasi sains dan kurikulum yang berlaku.

2. Tahap Studi Prakonsepsi Peserta Didik terhadap Konteks Kemasan minuman Dalam tahapan penelitian ini digali informasi mengenai prakonsepsi peserta didik terhadap kemasan minuman, dengan menggunakan metode wawancara. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara klinis (clinical interview) yaitu wawancara yang menggali informasi lebih banyak dan mendalam dari peserta didik mengenai prakonsepsi peserta didik, sekaligus untuk menggali potensi views of nature of science (VNOS) pada pengalaman peserta didik seputar kemasan minuman. Wawancara dilakukan pada tujuh peserta didik kelas IX dengan pertanyaan terbuka sebanyak sembilan soal. Hasil dari studi empiris menjadi dasar penyusunan peta teks sekuensi (text sequence map) dan juga untuk perbaikan penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran yang sebelumnya telah disusun.

3. Tahap Studi Perspektif Saintis terhadap Konsep Materi dan Perubahannya, Kemasan Minuman dan Hubungan Keduanya


(17)

41

Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui perspektif saintis terhadap konsep materi dan perubahannya, kemasan minuman dan hubungan keduanya dengan menggunakan metode analisis teks. Dalam penelitian ini dilakukan analisis teks yang akan menghasilkan konsep-konsep dasar dalam bahan ajar. Konsep-konsep dasar yang dihasilkan akan divalidasi melalui lembar validasi analisis konsep. Analisis ini berfungsi untuk menguji benar atau salahnya suatu konsep. Hasil analisis akan menentukan bagaimana urutan pembelajaran dan tingkat pencapaian konsep-konsep tersebut (Herron, et al., 1977).

4. Tahap Klarifikasi Teks Asli

Pada tahapan penelitian ini dilakukan proses elementarisasi konten dan konteks. Proses elementarisasi bertujuan untuk menemukan ide-ide dasar dari struktur konten sains yang dapat dijangkau oleh peserta didik dan mengambil struktur konteks yang dekat dengan dunia peserta didik. Hasil klarifikasi teks asli menjadi dasar penyusunan peta teks sekuensi.

5. Tahap Penyusunan Text Sequence Map

Penyusunan ini didasarkan pada hasil dari prakonsepsi peserta didik seputar kemasan minuman dan proses elementarisasi konten dan konteks. Dalam penelitian ini peyusunan text sequence map dilakukan dengan menggunakan tahapan STL (Sains dan Teknologi Literasi).

6. Tahap Modifikasi Teks

Modifikasi teks merupakan tahapan penelitian yang memodifikasi struktur konten sains menjadi struktur konten pembelajaran. Text sequence map yang sudah disusun menjadi dasar modifikasi teks. Ada dua proses yang dilakukan untuk melakukan modifikasi teks yaitu proses reduksi didaktik dan proses penghalusan teks. Proses reduksi didaktik dalam penelitian ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kesulitan bahan ajar terhadap konsep materi dan perubahannya dan kemasan minuman. Proses penghalusan dilakukan dengan cara penghapusan teks atau penyisipan teks, untuk menjaga ketepatan dan kejelasan bahan ajar. Hasil modifikasi teks pada tahapan penelitian ini akan menghasilkan teks dasar konten dan konteks. Teks dasar ini selanjutnya akan


(18)

42

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk

dikompositkan sehingga dihasilkan bahan ajar yang terpadu antara konten dengan konteks serta sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran.

E.Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian R&D ini terdiri dari dua jenis sampel. Sampel yang pertama merupakan sampel untuk kebutuhan pengembangan bahan ajar, terdiri atas objek dan subjek penelitian. Objek pada penelitian ini adalah tujuh buah buku teks, sedangkan subjek penelitian ini adalah tujuh orang peserta didik kelas IX SMP. Buku teks yang dijadikan sebagai rujukan utama dalam melakukan rekonsruksi buku ajar, yakni:

1. Science Matterrs oleh Fong, Kwan, Lam, Lee, and Lim.

2. Material Engineering Science Processing and Design oleh Ashby, Shercliff and Cebon.

3. Glencoe Chemistry-Concepts and Applications oleh Phillips, Strozak, and Wistrom.

4. General Chemistry: The Essensial Concepts oleh Chang. 5. Glencoe Science Chemistry oleh Werwa and Zike.

6. Chemical Connections: VCE Chemistry oleh James, Derbogosian, Bowen and Auteri

7. Elemen-eleman Ilmu dan Rekayasa Material oleh Vlack.

Sedangkan sampel yang kedua merupakan sampel untuk kebutuhan uji keefektifan buku ajar, sampel yang dimaksud berupa subjek penelitian yaitu sepuluh orang peserta didik kelas IX SMP.

F.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan agar diperoleh data yang difokuskan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka digunakan instrumen penelitian berupa lembar validasi indikator dan tujuan pembelajaran, lembar validasi analisis


(19)

43

konsep, lembar validasi bahan ajar, pedoman wawancara, lembar analisis teks, dan lembar kuesioner.

Berikut ini rincian instrumen yang digunakan : 1. Lembar validasi

Lembar validasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

a. lembar validasi kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif dengan KI, KD, konteks, konten dan kompetensi PISA 2012,

b. lembar validasi kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap dengan KI, KD, konteks, konten serta aspek sikap PISA 2012,

c. lembar validasi analisis konsep, dan d. lembar validasi terhadap bahan ajar. 2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu pedoman wawancara yang pertama digunakan untuk pengembangan bahan ajar, diperoleh dengan mengadaptasi disertasi Laherto (2012) dari University of Helsinki, dilakukan untuk memperoleh secara langsung prakonsepsi peserta didik, sekaligus untuk menggali potensi views of nature of science (VNOS) pada pengalaman peserta didik seputar kemasan minuman. Sedangkan pedoman wawancara yang kedua digunakan untuk uji kefektifan buku ajar. 3. Lembar Analisis Teks

Analisis teks digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh perspektif saintis mengenai konsep kemasan minuman, materi dan perubahannya, dan hubungan keduanya. Analisis ini akan dilakukan secara kualitatif terhadap konsep-konsep dasar kemasan minuman, materi dan perubahannya dan hubungan keduanya dari beberapa buku teks atau artikel.


(20)

44

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk

Kuesioner digunakan dalam penelitian ini bersamaan dengan wawancara yang kedua untuk memperoleh uji keefektifan buku ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman.

G.Teknik Analisis Data 1. Data hasil validasi

Perolehan data dalam penelitian berasal dari hasil validasi instrumen yang dilakukan oleh para ahli sebanyak lima orang. Instrumen yang divalidasi adalah lembar validasi kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran pada aspek kognitif dan sikap, lembar validasi analisis konsep dan lembar validasi bahan ajar. Perolehan hasil validasi selanjutnya dihitung dengan menggunakan Content Validity Ratio (CVR).

CVR digunakan untuk mengukur indeks keshahihan berdasarkan validasi isi secara kuantitatif. Validasi isi berkenaan dengan kevalidan suatu alat ukur dipandang dari segi isi (content) materi pelajaran yang melibatkan para ahli untuk menilai. Adapun rumus CVR adalah :

CVR = Keterangan :

ne : jumlah ahli yang setuju

N : jumlah semua ahli yang memvalidasi

(Lawshe, 1975). Karakteristik penilaian CVR adalah sebagai berikut:

a. Ketika kurang dari setengah panelis yang menjawab “ya (essensial)”, maka nilai CVR akan negatif

b. Ketika setengah panelis menjawab “ya” dan setengah lagi menjawab “tidak” maka perolehan nilai CVR adalah 0


(21)

45

c. Ketika seluruh panelis menjawab ”ya” maka perolehan nilai CVR adalah 1. Ketika jumlah panelis yang menjawab “ya” lebih dari setengah maka nilai CVR berkisaran antara 0-0,99.

Wilson, et al. (2012) dalam analisis perhitungan terhadap nilai CVRtabel, diperoleh nilai baru untuk CVRtabel yang merupakan acuan dari CVRtabel Lawshe (1975). Sebagai contoh untuk ahli yang berjumlah tujuh orang, nilai CVRtabel Lawshe pada taraf signifikan (α = 0,05) adalah 0,99. Sementara perhitungan CVRtabel Wilson, et al. (2012) dengan jumlah ahli dan taraf signifikansi (α) yang sama diperoleh sebesar 0,62. Perhatikan tabel 3.1.

Tabel 3.1 Nilai kritis untuk Content Validity Ratio (CVR) Nilai signifikan untuk uji satu pihak (one tailed test)

0,10 0,05 0,025 0,01

Nilai signifikan untuk uji dua pihak (two tailed test)

N 0,20 0,10 0,05 0,02

5 0,573 0,736 0,877 0,990

6 0,523 0,672 0.800 0,990

7 0,485 0,622 0,741 0,974

8 0,453 0,582 0,693 0,911

Sumber: Wilson, et al. (2012)

Setelah mengidentifikasi sub pertanyaan pada lembar validasi dengan menggunakan CVR, kemudian dihitunglah CVI (Content Validity Index). Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab “ya”. Perhitungan CVI diperoleh dengan menggunakan rumus:

CVI =

(Allahyari, 2011). Hasil perhitungan CVR dan CVI adalah berupa rasio angka 0-1. Sesuai tidaknya suatu unit yang divalidasi bergantung kepada tercapainya nilai kritis CVR. Berdasarkan tabel nilai kritis CVR yang telah dikalkulasi ulang untuk lima validator (α=0,1) (Wilson, et al., 2012), nilai kritis adalah 0,573. Artinya hanya


(22)

46

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk

unit yang nilai CVR nya > 0,573 yang dinyatakan valid, sedangkan unit yang lain memerlukan perbaikan.

2. Data hasil wawancara pada tahap pengembangan bahan ajar

Perolehan data untuk pertanyaan penelitian pertama diperoleh dari wawancara. Sampel yang dijadikan sebagai subjek wawancara adalah tujuh orang peserta didik SMP kelas IX. Hasil wawancara kemudian di transformasi dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus berikut ini:

% tanggapan = x 100%

Kemudian hasil penafsiran tersebut dianalisis secara statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013).

3. Data hasil validasi analisis teks

Hasil analisis teks diperoleh dari beberapa buku sumber untuk memperoleh perspektif ahli mengenai konsep kemasan minuman, materi dan perubahannya dan hubungan keduanya. Adapun konsep materi dan perubahannya yang dianalisis adalah definisi materi, klasifikasi materi, partikel penyusun materi, sifat fiska materi, sifat kimia materi, klasifikasi wujud materi, perubahan fisika materi, dan perubahan kimia materi. Sedangkan konsep kemasan minuman yang dianalisis adalah sifat bahan kemasan minuman aluminium, kaca, dan plastik. Selanjutnya mengenai hubungan keduanya, dianalisis mengenai hubungan konsep materi dengan kemasan minuman, hubungan konsep partikel penyusun materi dengan kemasan minuman, hubungan konsep sifat fisika dan sifat kimia materi

dengan kemasan minuman, hubungan konsep perubahan fisika dan perubahan


(23)

47

4. Data hasil kuesioner dan wawancara

Perolehan data kuesioner dan wawancara pada sampel kedua, sepuluh orang peserta didik SMP kelas IX, pada tahap uji keefektifan buku ajar. Hasil kuesioner dan wawancara peserta didik sebelum dan sesudah membaca buku ajar dianalisis untuk mendapatkan perolehan kemampuan View of NOS pada peserta didik SMP.

Pernyataan dalam instrumen kuesioner berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan empat jenis tanggapan, yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Penskoran instrumen untuk mengetahui tanggapan peserta didik terkait kemampuan View of NOS dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Penskoran Tanggapan Peserta Didik Terkait Kemampuan View of NOS Tanggapan Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

Hasil kuesioner kemudian di tranformasi dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus berikut ini:

% tanggapan = x 100%

Sedangkan hasil wawancara di transformasi dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus berikut ini:

% tanggapan = x 100%

Kemudian hasil penafsiran kuesioner dan wawancara tersebut dianalisis secara statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk


(24)

48

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013).


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Mengetahui pengalaman peserta didik merupakan point penting sebagai prakonsepsi sebelum merancang bahan ajar. Prakonsepsi peserta didik yang dimaksud berkaitan dengan potensi VNOS pada pengalaman peserta didik melalui kemasan minuman, digali dengan wawancara, dan diperoleh gambaran potensi VNOS penanaman sosial budaya, inferensi, subyektivitas, dan kreativitas yang masih sederhana.

Perspektif saintis diperoleh dengan melakukan analisis teks dari beberapa buku sumber rujukan yang memuat konten materi dan perubahannya, konteks kemasan minuman, dan hubungan konten materi dan perubahannya terhadap konteks kemasan minuman. Analisis teks dilakukan untuk memperoleh konsep-konsep esensial yang disusun dalam struktur makro.

Bahan ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman dikembangkan dengan karakteristik: (1) Bahan ajar dilengkapi dengan aspek nature of science (NOS) berdasarkan prakonsepsi peserta didik dan perspektif saintis; (2) Bahan ajar dikembangkan sesuai dengan tingkat kognitif peserta didik yang dapat memenuhi kriteria accessible; (3) Perancangan bahan ajar menggunakan urutan pengajaran dan pembelajaran Sains dan Teknologi Literasi (STL) dengan mengadopsi tahap pembelajaran Chemie im Kontext (ChiK)

Penilaian ahli dilakukan terhadap bahan ajar didasarkan pada lima kriteria penilaian, yakni ketepatan dan kesesuaian konten dan konteks, kesesuaian bahan ajar dengan tujuan pembelajaran, ketepatan ilustrasi/ gambar/ simbol/ lambang, kesesuaian bahan ajar dengan aspek nature of science (NOS), dan kelayakan untuk digunakan oleh peserta didik SMP. Berdasarkan kelima kriteria tersebut,


(26)

129

Suryati, 2015

diperoleh nilai CVI rata-rata bahan ajar 0,96, artinya bahan ajar yang dihasilkan sudah layak untuk digunakan peserta didik SMP.

Kemampuan VNOS hasil kuesioner dan wawancara didapatkan bahwa tanggapan peserta didik sebelum membaca buku ajar dibandingkan dengan setelah membaca buku ajar cenderung meningkat, baik terhadap empat point aspek NOS kreativitas maupun empat point aspek NOS penanaman sosial budaya yang terdapat pada buku ajar. Berdasarkan hasil uji keefektifan buku ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman dapat membangun VNOS kreativitas dan VNOS penanaman sosial budaya pada peserta didik SMP.

B. Rekomendasi

Berdasarkan tahapan yang terdapat pada Model of Educational Reconstruction (MER), peneliti berikutnya dapat melanjutkan penelitian mengenai bahan ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman ini ke tahapan implementasi di dalam proses pembelajaran dan membuat instrumen evaluasinya dengan langkah mendesain dan mengevaluasi proses belajar mengajar.

Penelitian hanya dapat mengungkap dua dari tujuh aspek NOS, yakni pada aspek kreativitas dan aspek penanaman sosial budaya. Peneliti berikutnya diharapkan dapat mengungkap aspek NOS yang lainnya melalui pengembangan bahan ajar dengan topik lain.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Akerson, V. L., and Donnelly, L. A. (2010). Teaching nature of science to K-2 students: What understandings can they attain? International Journal of Science Education , 32, 97 - 124.

Akerson, V. L., Cullen, T. A., and Hanson, D. L. (2010). Experienced teachers' strategies for assessing nature of science. Conceptions in the elementary classroom. Journal Science Teacher Education , 21, 723-745.

Allahyari, T., Rangi, N. H., Khosravi, Y., dan Zayeri, F. (2011). “Development and Evaluating of A New Questionnaire for Rating of Cognitive Failures at

Work”. International Journal of Occupational Hygiene. 3, 6-11.

Anderson, L. W. and Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anwar, S. (2012). Pengolahan Bahan Ajar. Handout perkuliahan. Bandung: tidak

diterbitkan.

Ashby, M., Shercliff, H., and Cebon, D. (2007). Material Engineering Science Processing and Design. University of Cambridge: Elsevier published

Chang, R. (2005) General Chemistry: The Essensial Concepts, 3rd Edition. New York: McGraw-Hill.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Depdiknas.

Dick, W., and Carey, L. (1996). The Systematic Design of instruction 3rd Ed, Glenview, IL : Scott, Foresman and company.

Duit, R. (1995). A Model of Educational Reconstruction. San Fransisco : Paper presented at the Annual Meeting of National Association of Research Research in Science Teaching (NARST). 1-19.

Duit, R. (2007). “Science Educational Research Internationally: Conception, Research Method, Domain Research”. Eurasia jurnal of mathematics. 3, (1), 3-15.

Duit, R., Gropengierber, H., Kattmann, U., Komorek, M., Parchmann, I. (2012).


(28)

131

Teaching and Learning Science”. Science Research and Practice in Europe. 13-37.

Firman, H. (2007). Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta : Balitbang Depdiknas.

Fong, J., Kwan, L. P., Lam, E., Lee, C., and Lim, L. P., (2010). Sciences Matters. Singapore: Marshall Cavendish.

Hayat dan Yusuf. (2010). “Mutu Pendidikan”. Jakarta : Bumi Aksara

Herlanti, Y., Rustaman, N., dan Setiawan, W. (2008). “Strategi Pengolahan Bahan

Ajar IPA (Hasil Kajian terhadap Teori Reduksi Dikdaktis dan Pedagogi

Meteri Subyek”. Edusains 1.(1). 26-38.

Herron, J. D, et al. (1977). “Problem Associated with concept analysis”. John Wiley &Sons,Inc. Science education 6 (2) : 185-199

Holbrook, J. (1998). “A Resource Book for Teachers of Science Subjects”.

UNESCO.

Holbrook, J. (2005). ”Making Chemistry Teaching Relevant”. Chemical Education International. 6, (1), 1-12.

Holbrook, J. and Rannikmae, M. (2007) “ The Nature of Science Education for

Enhancing Scientific Literacy. 29, (11), 1347-1362.

James, M., Derbogosian, M., Bowen, S., dan Auteri, S. (1991). Chemical Connections: VCE Chemistry, Book one. Singapore: The Jacaranda Press. Kemendikbud. (2012). Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, Jakarta: Kemendikbud. Kemendikbud. (2013). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMP/Mts

IPA, Jakarta: BPSDMPK PMP Kemendikbud.

Laherto, A. (2012). “Nanoscience Education for Scienctific Literacy.

Opportunities and Challenges in Secondary School and in out-of-school

Settings”. Helsinki: Academic Dissertation.

Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal Personnel Psycology. 28, 563-575.

Lederman, N. (2006). Syntax of nature of science within inquiry and science instruktion. In Flick:Lederman (Ed), Scientific inquiry and nature of sciece: Implications for teaching, learning, and teacher education (pp. 301-317). The Netherlands: Springer.


(29)

132

McComas. (2002) . The nature of Science in Science Education Rationales and Strategies. United States of America: Kluwer Academic.

Nentwig, P. M., Demuth, R., Parchmann, I., Grasel,C., dan Ralle, B. (2007).

“Chemie im Kontext: Situating Learning in Relevant Contexts while Systematically Developing Basic Chemical Concepts”. Journal of Chemical Education. 84, (9), 1439-1444.

Niebert, K and Gropengiesser. (2013). The Model of Educational Reconstruction: A Framework for the Design of Theory-based Content Specific Interventions. The Example of Climate Change. Educational Design Research. Netherlands: SLO

OECD. (2013). “PISA 2012 Assessment and analytical framework : Mathematic,

Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy”. OECD

Publishing.

Phillips J. S., Strozak V. S., and Wistrom C. (2002). Glencoe Chemistry-Concepts and Applications. Ohio: Mc Graw-Hill.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Puskur Balitbang Depdiknas. (2012). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu, SMP/MTs. Jakarta: Puskur Depdiknas.

Schwartz, R. S., Lederman, N. G., and Crawford, B. A. (2004). Developing views of nature of science in an authentic context: An explisit approach to bridging the gap between nature of science and scientific inquiry. Science Teacher Education , 610 - 645.

Setiadi, R. dan Agus, A. (2004). Dasar-Dasar Pemrograman Software Pembelajaran. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Setiadi, R., Mulyani, S., dan Kusrijadi, A. (1995). Studi Penerapan Pedagogi Materi-Subyek dalam Penulisan Buku Teks MIPA untuk Mengembangan Keterampilan Intelektual Mahasiswa FPMIPA IKIP Bandung. Laporan Penelitian. Bandung: FPMIPA IKIP.

Shrake, D. L., Elener, L. E., Humon, W., and Janson, R. W. (2006). What is science. OHIO J SCI , 130-135.

Shwartz, Y. Ben-Zvi, R. dan Hofdtein, A. (2006). “The Use of Scientific Literacy Taxonomy for Assessing the Development of Chemical Literacy Among High-School Students. The Royal Society of Chemistry”. Chemistry education research and practice, 2006, 7, (4), 203-225.


(30)

133

Sitepu. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Toharuddin, U., Hendrawati, S., dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta didik. Bandung: Humaniora.

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Vlack, L. H. V. (2004). Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material, edisi ke-6. Jakarta: Erlangga.

Werwa, E. And Zike, D. (2005). Glencoe Science Chemistry. New York: McGraw-Hill Glenco.

Wilson, R., Pan, W., dan Schumsky, D.A. (2012). “Recalculation of the Critical Values for Lawshe’s Content Validity Ratio”. Association for Assesment in Counseling and Education, 2012, 45, (3), 197.


(1)

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk Membangun Views Of Nature Of Science Peserta Didik SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Mengetahui pengalaman peserta didik merupakan point penting sebagai prakonsepsi sebelum merancang bahan ajar. Prakonsepsi peserta didik yang dimaksud berkaitan dengan potensi VNOS pada pengalaman peserta didik melalui kemasan minuman, digali dengan wawancara, dan diperoleh gambaran potensi VNOS penanaman sosial budaya, inferensi, subyektivitas, dan kreativitas yang masih sederhana.

Perspektif saintis diperoleh dengan melakukan analisis teks dari beberapa buku sumber rujukan yang memuat konten materi dan perubahannya, konteks kemasan minuman, dan hubungan konten materi dan perubahannya terhadap konteks kemasan minuman. Analisis teks dilakukan untuk memperoleh konsep-konsep esensial yang disusun dalam struktur makro.

Bahan ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman dikembangkan dengan karakteristik: (1) Bahan ajar dilengkapi dengan aspek

nature of science (NOS) berdasarkan prakonsepsi peserta didik dan perspektif saintis; (2) Bahan ajar dikembangkan sesuai dengan tingkat kognitif peserta didik yang dapat memenuhi kriteria accessible; (3) Perancangan bahan ajar menggunakan urutan pengajaran dan pembelajaran Sains dan Teknologi Literasi (STL) dengan mengadopsi tahap pembelajaran Chemie im Kontext (ChiK)

Penilaian ahli dilakukan terhadap bahan ajar didasarkan pada lima kriteria penilaian, yakni ketepatan dan kesesuaian konten dan konteks, kesesuaian bahan ajar dengan tujuan pembelajaran, ketepatan ilustrasi/ gambar/ simbol/ lambang, kesesuaian bahan ajar dengan aspek nature of science (NOS), dan kelayakan untuk digunakan oleh peserta didik SMP. Berdasarkan kelima kriteria tersebut,


(2)

Suryati, 2015

diperoleh nilai CVI rata-rata bahan ajar 0,96, artinya bahan ajar yang dihasilkan sudah layak untuk digunakan peserta didik SMP.

Kemampuan VNOS hasil kuesioner dan wawancara didapatkan bahwa tanggapan peserta didik sebelum membaca buku ajar dibandingkan dengan setelah membaca buku ajar cenderung meningkat, baik terhadap empat point aspek NOS kreativitas maupun empat point aspek NOS penanaman sosial budaya yang terdapat pada buku ajar. Berdasarkan hasil uji keefektifan buku ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman dapat membangun VNOS kreativitas dan VNOS penanaman sosial budaya pada peserta didik SMP.

B. Rekomendasi

Berdasarkan tahapan yang terdapat pada Model of Educational Reconstruction (MER), peneliti berikutnya dapat melanjutkan penelitian mengenai bahan ajar materi dan perubahannya pada konteks kemasan minuman ini ke tahapan implementasi di dalam proses pembelajaran dan membuat instrumen evaluasinya dengan langkah mendesain dan mengevaluasi proses belajar mengajar.

Penelitian hanya dapat mengungkap dua dari tujuh aspek NOS, yakni pada aspek kreativitas dan aspek penanaman sosial budaya. Peneliti berikutnya diharapkan dapat mengungkap aspek NOS yang lainnya melalui pengembangan bahan ajar dengan topik lain.


(3)

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk Membangun Views Of Nature Of Science Peserta Didik SMP

DAFTAR PUSTAKA

Akerson, V. L., and Donnelly, L. A. (2010). Teaching nature of science to K-2 students: What understandings can they attain? International Journal of Science Education , 32, 97 - 124.

Akerson, V. L., Cullen, T. A., and Hanson, D. L. (2010). Experienced teachers' strategies for assessing nature of science. Conceptions in the elementary classroom. Journal Science Teacher Education , 21, 723-745.

Allahyari, T., Rangi, N. H., Khosravi, Y., dan Zayeri, F. (2011). “Development

and Evaluating of A New Questionnaire for Rating of Cognitive Failures at

Work”. International Journal of Occupational Hygiene. 3, 6-11.

Anderson, L. W. and Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anwar, S. (2012). Pengolahan Bahan Ajar. Handout perkuliahan. Bandung: tidak

diterbitkan.

Ashby, M., Shercliff, H., and Cebon, D. (2007). Material Engineering Science Processing and Design. University of Cambridge: Elsevier published

Chang, R. (2005) General Chemistry: The Essensial Concepts, 3rd Edition. New York: McGraw-Hill.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Depdiknas.

Dick, W., and Carey, L. (1996). The Systematic Design of instruction 3rd Ed,

Glenview, IL : Scott, Foresman and company.

Duit, R. (1995). A Model of Educational Reconstruction. San Fransisco : Paper presented at the Annual Meeting of National Association of Research Research in Science Teaching (NARST). 1-19.

Duit, R. (2007). “Science Educational Research Internationally: Conception,

Research Method, Domain Research”. Eurasia jurnal of mathematics. 3,

(1), 3-15.

Duit, R., Gropengierber, H., Kattmann, U., Komorek, M., Parchmann, I. (2012).


(4)

Teaching and Learning Science”. Science Research and Practice in Europe. 13-37.

Firman, H. (2007). Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta : Balitbang Depdiknas.

Fong, J., Kwan, L. P., Lam, E., Lee, C., and Lim, L. P., (2010). Sciences Matters. Singapore: Marshall Cavendish.

Hayat dan Yusuf. (2010). “Mutu Pendidikan”. Jakarta : Bumi Aksara

Herlanti, Y., Rustaman, N., dan Setiawan, W. (2008). “Strategi Pengolahan Bahan Ajar IPA (Hasil Kajian terhadap Teori Reduksi Dikdaktis dan Pedagogi

Meteri Subyek”. Edusains 1.(1). 26-38.

Herron, J. D, et al. (1977). “Problem Associated with concept analysis”. John

Wiley &Sons,Inc. Science education 6 (2) : 185-199

Holbrook, J. (1998). “A Resource Book for Teachers of Science Subjects”. UNESCO.

Holbrook, J. (2005). ”Making Chemistry Teaching Relevant”. Chemical

Education International. 6, (1), 1-12.

Holbrook, J. and Rannikmae, M. (2007) “ The Nature of Science Education for Enhancing Scientific Literacy. 29, (11), 1347-1362.

James, M., Derbogosian, M., Bowen, S., dan Auteri, S. (1991). Chemical Connections: VCE Chemistry, Book one. Singapore: The Jacaranda Press. Kemendikbud. (2012). Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, Jakarta: Kemendikbud. Kemendikbud. (2013). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMP/Mts

IPA, Jakarta: BPSDMPK PMP Kemendikbud.

Laherto, A. (2012). “Nanoscience Education for Scienctific Literacy. Opportunities and Challenges in Secondary School and in out-of-school

Settings”. Helsinki: Academic Dissertation.

Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal

Personnel Psycology. 28, 563-575.

Lederman, N. (2006). Syntax of nature of science within inquiry and science instruktion. In Flick:Lederman (Ed), Scientific inquiry and nature of sciece: Implications for teaching, learning, and teacher education (pp. 301-317).


(5)

Suryati, 2015

Konstruksi Bahan Ajar Materi Dan Perubahannya Pada Konteks Kemasan Minuman Untuk Membangun Views Of Nature Of Science Peserta Didik SMP

McComas. (2002) . The nature of Science in Science Education Rationales and Strategies. United States of America: Kluwer Academic.

Nentwig, P. M., Demuth, R., Parchmann, I., Grasel,C., dan Ralle, B. (2007). “Chemie im Kontext: Situating Learning in Relevant Contexts while

Systematically Developing Basic Chemical Concepts”. Journal of Chemical

Education. 84, (9), 1439-1444.

Niebert, K and Gropengiesser. (2013). The Model of Educational Reconstruction: A Framework for the Design of Theory-based Content Specific Interventions. The Example of Climate Change. Educational Design Research. Netherlands: SLO

OECD. (2013). “PISA 2012 Assessment and analytical framework : Mathematic,

Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy”. OECD Publishing.

Phillips J. S., Strozak V. S., and Wistrom C. (2002). Glencoe Chemistry-Concepts and Applications. Ohio: Mc Graw-Hill.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Puskur Balitbang Depdiknas. (2012). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu, SMP/MTs. Jakarta: Puskur Depdiknas.

Schwartz, R. S., Lederman, N. G., and Crawford, B. A. (2004). Developing views of nature of science in an authentic context: An explisit approach to bridging the gap between nature of science and scientific inquiry. Science Teacher Education , 610 - 645.

Setiadi, R. dan Agus, A. (2004). Dasar-Dasar Pemrograman Software Pembelajaran. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Setiadi, R., Mulyani, S., dan Kusrijadi, A. (1995). Studi Penerapan Pedagogi Materi-Subyek dalam Penulisan Buku Teks MIPA untuk Mengembangan Keterampilan Intelektual Mahasiswa FPMIPA IKIP Bandung. Laporan Penelitian. Bandung: FPMIPA IKIP.

Shrake, D. L., Elener, L. E., Humon, W., and Janson, R. W. (2006). What is science. OHIO J SCI , 130-135.

Shwartz, Y. Ben-Zvi, R. dan Hofdtein, A. (2006). “The Use of Scientific Literacy Taxonomy for Assessing the Development of Chemical Literacy Among High-School Students. The Royal Society of Chemistry”. Chemistry education research and practice, 2006, 7, (4), 203-225.


(6)

Sitepu. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Toharuddin, U., Hendrawati, S., dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta didik. Bandung: Humaniora.

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Vlack, L. H. V. (2004). Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material, edisi ke-6. Jakarta: Erlangga.

Werwa, E. And Zike, D. (2005). Glencoe Science Chemistry. New York: McGraw-Hill Glenco.

Wilson, R., Pan, W., dan Schumsky, D.A. (2012). “Recalculation of the Critical

Values for Lawshe’s Content Validity Ratio”. Association for Assesment in