The Light of China.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Kurangnya pengenalan akan budaya Cina klasik pada masa kini membuat Lampion kurang diminati oleh masyarakat. Lampion sudah dianggap menjadi tradisi bagi masyarakat Cina untuk digunakan pada upacara maupun acara-acara besar tertentu. Lampion dengan bentuk klasik dan bulat semakin lama semakin dianggap kuno. Bahannya yang mudah rusak juga membuat produk ini tidak dapat bertahan lama. Hal-hal yang melekat seperti inilah yang membuat Lampion akhirnya kurang mendapat perhatian masyarakat kini.

Dibalik masalah yang terjadi, banyak terobosan yang dilakukan oleh masyarakat masa kini. Lampion yang berbentuk klasik mulai diubah menggunakan bentuk-bentuk yang lebih menarik dan praktis untuk digunakan. Perubahan baru pada lampion membuat produk ini mulai diangkat kembali keberadaannya. Ornamen-ornamen yang variatif kini mengangkat Lampion menjadi sesuatu yang unik dan menarik. Ditambah lagi warnanya yang sangat kental akan nuansa oriental pun mulai dikembangkan menjadi warna-warna inspiratif dan dapat disesuaikan dengan keadaan masa kini. Perubahan yang cukup pesat ini membuat penulis terinspirasi untuk mengangkat Lampion dan merancang produk desain busana yang mengambil unsur Lampion dalam rancangan. Rancangan Ready to Wear Deluxe dibuat dengan mengambil unsur-unsur ornamen dan warna inspiratif dari Lampion tersebut. Dalam rancangan ini akan banyak ditemukan berbagai siluet dan manipulating fabric yang diangkat dari perkembangan Lampion itu sendiri. Siluet yang digunakan memang tidak diambil dari bentuk bulat Lampion itu, karena bentuk Lampion dengan siluet bulat dianggap sudah kuno. Siluet yang digunakan lebih pada bentuk-bentuk Lampion masa kini yang sudah mengalami perubahan karena siluet dengan bentuk bulat akan sulit digunakan terutama untuk busana ready to wear. Manipulating fabric yang digunakan akan lebih berfokus dari ornamen yang terdapat pada Lampion itu sendiri dimana ornamen yang digunakan lebih pada hiasan ataupun ornamen bunga yang sangat kental dengan budaya Cina. Rancangan kali ini lebih mengutamakan unsur modern yang disesuaikan dengan trend 2012 yang ada pada masa kini.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

In present time, people tend to forget about the Chinese culture. Many people thinks that Chinese culture are classic. These fact makes product like a lantern less diserable. Lanterns are considered to be a tradition for Chinese people to use for the ceremonial and traditional events as well as certain major events. Lanterns with classic round shape is considered to be ancient design. Perishable material also makes this product can not survive long. These fact is the reason why the lantern became les popular.

Classic-shaped lanterns began to be changed using comperary design and for practical to use. The new changes of design began to be re-appointed this product existed. Varied ornaments now raised lantern into something unique and interesting. The oriental color nuances began to be developed into contemporary colors and can be tailored according to the trend. Contributes to the popularity of the lantern.

This rapid change makes the designer was inspired to use the lantern as an inspiration to create a fashion collection. Ready to Wear Deluxe draft created by taking elements of ornament and color of the lantern is inspiring. In this design will be found a variety of silhouettes and manipulating fabric lantern taken from the development itself. Silhouette that is used is not taken from the lantern's rounded shape, because shape lantern with rounded silhouettes are considered outdated. The silhouette is used more in other forms of contemporary lantern has changed since the silhouette with its rounded shape would be difficult to use especially for ready to wear fashion. In addition, manipulating fabric will be more focused to the ornaments found on the lantern itself where ornaments are used more on decorations. Prefer the design of this modern element 2012 is adapted to the existing trend in the present.


(3)

iii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PUBLIKASI ABSTRAK………... i ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR………... iii

DAFTAR ISI……….... iv

DAFTAR GAMBAR……… v

DAFTAR LAMPIRAN……… vi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1-2 1.2Rumusan Masalah………. 2-3 1.3 Batasan Masalah………. 3-5 1.4 Tujuan Perancangan……….. 5

1.5 Sistematika Penulisan……… 5-6 BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Fashion……… 7-9 2.2 Teori Warna……… 9-10 2.3 Rupa Bahan Tekstil………... 11-12 2.4 Reka Bahan Tekstil………... 12-13 2.5 Sejarah Lampion……… 13-17 2.6 Perkembangan Lampion……… 17-18 BAB 3. DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Lampion……… 19

3.2 Perkembangan Trend Fashion Asia………. 19-20 3.3 Analisa Trend Research………... 20-21 3.4 Target Market……… 21

BAB 4. KONSEP PERANCANGAN 4.1 Aplikasi Konsep dan Tema pada Rancangan………. 22

4.1.1 Perancangan Umum……… 23

4.1.2 Perancangan Khusus………... 23

4.1.3 Perancangan Detail Fashion………... 24


(4)

iv Universitas Kristen Maranatha BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan………. 26

5.2 Saran……….. 26-27

DAFTAR PUSTAKA……… 28-29

RIWAYAT HIDUP PENULIS………... 30 LAMPIRAN……… 31


(5)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Gambar 1.3

Gambar 1.4

Gambar 1.5 Lampion dengan bentuk yang masih kuno

Gambar 1.6 Lampion yang sudah mengalami modifikasi

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 2.5

Gambar 2.6

Gambar 2.7

Gambar 3.1

Photoshot 1

Photoshot 2

Photoshot 3


(6)

vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pola Busana yang pertama

Lampiran 2 Pola Busana yang kedua

Lampiran 3 Pola Busana yang ketiga

Lampiran 4 Pola Busana yang ketiga


(7)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang dilakukan masih sangat tradisional seperti perayaan Imlek maupun Cap Go Meh. Dalam acara-acara tersebut tentu tidak lepas dari peranan Lampion yang menghiasi rumah-rumah maupun upacara yang dilakukan. Lampion dengan berbagai ornamen dan bentuknya yang variatif di bagian sisi luar akan banyak ditemui. Dari bentuknya yang variatif beserta berbagai ornamennya ternyata Lampion memiliki arti dan makna tersendiri. Berikut adalah lampion yang umum ditemukan.

Gambar 1.1

Perkembangan akan estetika yang menjadikan lampion kini tampil dalam desain yang sangat unik dan dinamis. Sekarang ini, lampion tidak hanya terbuat dari kertas namun lebih modis dengan bahan yang lebih berkualitas dan fungsinya pun menjadi lebih beragam. Jika dahulu Lampion hanya digunakan sebagai elemen interior saat perayaan Imlek maupun Cap Go Meh, kini Lampion dibuat sangat menarik yang dapat digunakan untuk beragam ruangan dengan model yang sangat variatif. Fungsinya yang menjadi sangat beragam membuat Lampion kian eksis diminati konsumen. Berbagai ornamen yang digunakan ditambah beragam material mulai dari kertas, kain hingga bahan daur ulang juga membuat penjualan Lampion juga kian meningkat. Dari perkembangan itu maka tidak heran jika Lampion mulai diminati kembali oleh pasar lokal maupun internasional.


(8)

2 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4

Perkembangan pada Lampion terutama pada ornamennya membuat penulis terinspirasi untuk memakai ornament Lampion sebagai pokok utama dalam produk rancangan yang dibuat. Penulis juga ingin mengangkat nuansa Cina yang didalamnya terdapat berbagai macam keunikan. Nuansa oriental yang jelas sangat terlihat dari negara ini ditambah upacara-upacara tradisional yang sudah melekat dalam komunitas masyarakatnya membuat penulis semakin tertarik untuk mengangkat unsur-unsur Lampion yang akan diterapkan pada rancangan busana. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk semakin mendalami tentang Lampion modern ini beserta segala ornamen yang terkandung di dalamnya. Ornamen maupun ciri khas pada produk ini akan penulis terapkan dalam rancangan busana dengan judul “The Light of China”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Lampion memang umumnya berbentuk bulat dan berwarna merah dengan ornamen emas. Namun, pada masa kini Lampion sudah mengalami banyak perkembangan mulai dari bentuk, bahan yang digunakan hingga ornamen yang menempel pada sisi Lampion. Penulis mengalami kesulitan dalam perancangan karena masyarakat tetap menganggap Lampion adalah produk dengan desain yang monoton tanpa mengetahui perkembangan pesat yang sudah terjadi masa kini. Oleh karena masalah-masalah tersebut, penulis juga merasa kesulitan saat merancang busana karena seringkali terdapat kesulitan terutama saat merancang desain, bentuk modifikasi kain hingga bahan seperti apa yang cocok untuk rancangan ini. Pembatasan pada konsumen wanita usia 17-25 tahun juga menjadi masalah bagi penulis dalam merancang busana karena tidak seluruh wanita akan memiliki tubuh yang ramping. Oleh karena itu maka penulis membatasi hanya pada wanita yang ingin tampil


(9)

3 Universitas Kristen Maranatha berbeda. Hal ini karena busana yang dirancang oleh penulis juga adalah busana yang limited edition sehingga target market yang dicapai juga tidak akan sebanyak seperti busana umum dengan jumlah produksi yang banyak.

Pembagian berdasarkan profesi maupun usia juga penulis sesuaikan karena busana yang dirancang ada yang memang formal namun ada juga yang tidak formal. Busana yang formal lebih disesuaikan dengan wanita usia 21-25 tahun, sedangkan busana yang tidak formal lebih diutamakan untuk remaja wanita usia 17-20 tahun. Namun apabila profesi pada konsumen cocok untuk keduanya maka busana-busana ini dapat disesuaikan. Wanita dengan kisaran umur demikian dianggap masih memiliki jiwa yang enerjik sehingga penulis ingin melihat apa pengaruh yang akan timbul di kalangan mereka saat tampil berbeda menggunakan busana rancangan ini.

1.3 BATASAN MASALAH

Mengangkat Lampion terutama pada ornamennya dalam suatu rancangan tentu memberikan sesuatu yang baru. Menggabungkan ornamen Lampion tersebut dengan Trend Remix 2012 tentu tidak semudah yang dibayangkan. Penggabungan yang dilakukan tentu memberi berbagai argument seperti apakah cocok keduanya untuk dirancang menjadi busana ready to wear yang diminati masyarakat. Unsur-unsur apa saja yang dimasukkan dalam kedua inspirasi tersebut hingga menjadi busana dengan nilai yang tinggi menjadi masalah untuk penulis saat merancang busana ini.

Permasalahan terjadi saat mendesain karena penulis menginginkan busana yang dirancang adalah busana ready to wear, sedangkan masyarakat menggambarkan Lampion hanya dari bentuk visual dan warna umumnya saja. Siluet yang digunakan oleh penulis lebih pada Lampion modern, namun masyarakat tetap berpandangan bahwa Lampion itu bulat. Siluet yang digunakan memang lebih pada sesuatu yang modern karena disesuaikan dengan kenyamanan busana ready to wear yang dirancang. Jika siluet yang digunakan adalah siluet bulat, maka tingkat kenyamanan pada konsumen akan sangat kecil. Hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan penulis dalam merancang busana ini.

Saat pembuatan pola dan proses jahit juga membuat penulis mengalami kesulitan mulai dari pola yang tidak umum dipakai hingga proses jahit yang terkadang sulit karena bentuk


(10)

4 Universitas Kristen Maranatha polanya yang terkadang berbentuk sudut dan sulit untuk dijahit. Kain yang digunakan juga membuat penulis kesulitan karena bahannya yang terkadang terlalu halus sehingga sulit dijahit karena tidak diam. Kain yang digunakan oleh penulis juga memang disesuaikan dengan perkembangan Lampion dimana seperti yang diketahui bahwa Lampion masa kini lebih menggunakan bahan yang tebal, lebih kuat dan tidak mudah sobek. Oleh karena itulah penulis terinspirasi juga menggunakan kain dengan bahan yang tebal dan tidak mudah rusak. Masyarakat menganggap bahwa Lampion yang ada terbuat dari bahan transparan umumnya sehingga penulis mengalami berbagai kesulitan yang lain.

1.5 Lampion dengan bentuknya yang masih kuno

1.6 Lampion yang sudah mengalami modifikasi

“Dalam perkembangannya, Lampion digambari dan dihiasi ornamen-ornamen macam-macam. Lampion ada yang terbuat dari kertas, kain, kulit binatang, dan dari bordiran-bordiran kain sutra dan lain-lain.” (1)

Catatan:

(1).Karida Salim, “Lampion dan Imlek”, diakses dari http://karidasalim.blogspot.com/2012/01/lampion-dan-imlek.html pukul 10.48


(11)

5 Universitas Kristen Maranatha Manipulating yang digunakan juga disesuaikan dengan ornamen-ornamen yang terdapat pada Lampion itu sendiri. Ornamen yang variatif kini menjadi masalah bagi penulis untuk memilih ornamen seperti apa yang akan digunakan dalam rancangan kali ini. Penulis akhirnya lebih menggunakan ornamen bunga-bunga (flora) karena motif tersebut sudah melekat pada budaya Cina. Penggunaan motif lucky cloud juga digunakan oleh penulis sebagai lambang keberuntungan dari Lampion itu sendiri. Bordir juga digunakan dalam rancangan ini untuk memberikan kesan yang unik. Motif-motif khas oriental juga penulis masukkan dalam rancangan kali ini disesuaikan dengan perkembangan Lampion modern itu sendiri.

1.4 TUJUAN PERANCANGAN

Tujuan dari rancangan ini adalah agar memberikan pemahaman baru pada masyarakat bahwa dari sebuah budaya kuno dapat menghasilkan suatu rancangan busana yang tetap up to date.

Selain itu juga, penulis ingin memberikan pemahaman pada pembaca bahwa mengenakan busana tidak harus selalu yang mewah seperti gaun, namun dari busana yang sederhana pun dapat dihasilkan sebuah rancangan yang tetap mewah dan inovatif serta memberikan inovasi baru pada pembaca dimana dari bahan yang standar dapat membuat sesuatu yang menarik.

Busana ready to wear dengan tingkat kenyamanan yang tinggi menjadi tujuan penulis untuk merancangnya. Membuat wanita tampil cantik namun tetap enerjik juga menjadi tujuan utama karena unsur tersebut tidak akan pernah lepas dari sosok wanita yang sebenarnya tidak lemah seperti yang seharusnya. Dari tujuan-tujuan tersebut maka penulis menyusun laporan ini sebagai salah satu syarat kelulusan dimana dalam rancangan ini tentu harus ada bentuk pertanggungjawabannya sehingga laporan tugas akhir ini dapat menjadi relevan di mata masyarakat. Inspirasi maupun konsep yang ada juga harus sesuai dengan fakta-fakta yang ada agar busana yang dirancang tidak menjadi sesuatu yang berupa khayalan belaka tanpa bukti yang kuat.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam sebuah rancangan tentu dibutuhkan berbagai proses baik dalam menentukan inspirasi, konsep, tema hingga hasil yang diinginkan. Oleh karena itu maka dibutuhkan beberapa cara agar mempermudah dalam proses perancangan. Setiap bab yang terdapat pada laporan ini menjadi sumber dalam proses perancangan.


(12)

6 Universitas Kristen Maranatha Bab 1 akan lebih banyak menjelaskan tentang apa yang menjadi latar belakang rancangan, rumusan masalah yang dihadapi saat melakukan perancangan dan tujuan yang ingin dicapai dari hasil rancangan.

Pada bab 2 akan menjelaskan tentang pengkajian teori-teori perancangan seperti teori fashion

dimana teori tersebut sangat diperlukan sebagai pengetahuan agar hasil yang

dirancang dapat menjadi relevan, rupa bahan tekstil yang lebih menjelaskan pada pengetahuan umum bahan-bahan yang digunakan saat proses perancangan. Teori warna juga dicantumkan dalam bab ini agar warna-warna yang digunakan tidak salah saat proses dan penulis dapat menentukan warna apa yang cocok dalam rancangan ini.

Pada bab 3 akan dijelaskan tentang analisa teknis dan data trend research dimana pada bab ini lebih menjelaskan tentang pengetahuan tren yang terjadi saat ini, tren 2012 yang digunakan juga akan dipaparkan dalam bab ini, unsur-unsur Lampion yang digunakan dalam rancangan juga akan masuk dalam bab ini dan juga target market mana saja yang dituju. Untuk siapa dengan kisaran umur seperti apa akan diulas dalam bab ini.

Bab 4 dalam laporan ini akan lebih menjelaskan tentang konsep perancangan dimana di dalamnya terdapat perancangan umum, perancangan khusus dan perancangan detail fashion. Jadi dalam bab ini sudah masuk dalam proses produksi, kain yang digunakan, manipulating yang akan diterapkan, warna hingga siluet yang digunakan.

Pada bab 5 akan menjelaskan kesimpulan dan saran apa yang penulis dapat ambil dari keseluruhan isi laporan. Kesimpulan yang akan penulis berikan pada bab ini diharapkan akan mengangkat Lampion terutama dalam ornamen-ornamennya sehingga dari ornamen tersebut Lampion yang ada dapat diangkat keberadaannya. Sedangkan saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca akan diterapkan dalam bab ini sehingga laporan ini dapat dikembangkan kemudian oleh pembaca.


(13)

29 Universitas Kristen Maranatha BAB 5.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan proses pembuatan rancangan yang dilakukan mengenai ornamen Lampion, maka ditarik kesimpulan bahwa membuat rancangan yang terinspirasi dari segala ornamen Lampion memang sangat menarik. Lampion sebagai lampu penerang di masa keemasan Dinasti Han mampu menjadi icon Negara Cina hingga saat ini. Kesederhanaan dari Lampion ini juga membuat penulis mampu untuk dapat berusaha memberi ide baru di dalamnya. Dari kesederhanaan ini, penulis menemukan kelebihan yang tentunya tidak terdapat pada lampu-lampu lainnya terutama ornamen-ornamennya. Ornamen pada Lampion yang sangat beraneka ragam membuat penulis ingin menerapkannya pada rancangan ini. Dari sanalah maka penulis tidak merasa sulit untuk menemukan berbagai inovasi dalam melalukan perancangan. Perubahan pola pikir penulis pun diubah bahwa tidak selalu mencari inspirasi hanya dari sisi luarnya saja.

Oleh karena itu, makna dalam bentuk maupun ornamen Lampion yang semakin variatif hingga saat ini menjadikan nilai tambah dalam rancangan ini. Keabadian dari Lampion memang patut dihargai, namun perkembangan yang terjadi sangat pesat dalam segala aspek yang membuat Lampion diangkat kembali. Oleh karena itu, dalam rancangan ini pun diinginkan dapat terus diingat oleh masyarakat dan akan selalu diminati oleh berbagai kalangan. Berbagai proses dalam pembuatan busana ini telah dilakukan dan dipikir secara matang agar busana yang dihasilkan tidak menjadi busana yang kuno namun tetap dapat berdiri di era modern ini. Unsur kebudayaan Cina dalam rancangan ini dimodifikasi agar menjadi sesuatu yang baru dan inovatif. Jadi unsur Cina dalam rancangan kali ini tidak akan dianggap kuno namun diharapkan dapat menjadi terobosan baru bagi pembaca.

5.2 SARAN

Dari keseluruhan isi laporan yang telah dipaparkan maka terdapat beberapa saran yang diharapkan berguna bagi pembaca. Dalam penulisan laporan ini tentu penulis mengalami berbagai kesulitan yang akhirnya penulis dapat selesaikan. Dari kesulitan yang ditemui oleh penulis maka akan terdapat saran agar pembaca tidak mengalami kesulitan yang sama. Kesulitan dalam penentuan bahan yang penulis alami memberi pemahaman baru bahwa bahan yang digunakan saat merancang sesuatu haruslah bahan yang sesuai dengan konsep


(14)

30 Universitas Kristen Maranatha yang ada. Bahan ini juga harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat agar mudah masuk dalam tren masa kini. Bahan yang digunakan pun tidak harus bahan yang mahal karena dari bahan yang sederhana pun apabila mix and match nya menarik akan menjadi busana yang unik dan sangat menarik. Saat proses pembuatan pola juga harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Karena jika pola yang dibuat adalah pola yang jarang digunakan dan tekniknya sulit akan sangat menyulitkan dalam proses jahit. Dari sana maka hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Penerapan ornamen-ornamen pada busana juga jangan sampai merusak busana itu sendiri. Bahan dari ornamen tersebut juga harus disesuaikan dengan busana yang ada karena beberapa bahan seperti stretch akan sulit dipakai dalam bahan lain terutama celana seperti jeans, soft jeans ataupun bahan yang tidak lentur.

Dalam hal warna juga harus jelas warna seperti apa yang akan digunakan dalam rancangan. Jangan sampai warna yang diterapkan bertolak belakang dari konsep yang dipakai. Pemilihan warna juga harus teliti karena beberapa warna akan dapat menjatuhkan busana itu sendiri dalam proses perancangan apakah busana tersebut menjadi murahan atau membuat orang tidak tertarik mengenakannya. Manipulating yang digunakan juga harus disesuaikan dengan busana yang ada. Jangan sampai manipulating yang ada terlalu berlebihan sehingga busana menjadi tidak menarik ataupun manipulating yang terlalu sedikit sehingga orang yang melihatnya tidak menangkap maksud dari perancangan busana tersebut. Pemilihan motif juga harus disesuaikan dengan motif yang ada pada konsep.

Dari saran tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca terutama dalam merancang sesuatu. Memberikan sesuatu yang inovatif akan memberi dampak yang berbeda bagi orang yang melihatnya. Diterima atau tidaknya suatu rancangan memang sangat relatif karena tiap orang memiliki selera yang berbeda. Namun dari sana akan banyak masukan yang diperoleh untuk kita dapat semakin mengembangkan dan memberi pengetahuan baru yang sebelumnya tidak diketahui. Menjadi yang berbeda memang sulit tetapi jika tidak berusaha mencoba maka tidak akan ada perkembangan yang terjadi.


(15)

viii Universitas Kristen Maranatha Daftar Pustaka

Sumber:

C.W.Cunnington,Valeri Cumming.,P.E.Cunnington(2010).The Dictionary of Fashion History.UK: the MPG Books Group

Poespo,Goet(2000).Aneka Rok Bawah (skirts).Yogyakarta:Kanisius

Poespo,Goet(2009).A to Z Istilah Fashion.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Camp,Carole Ann(2011).Teach Yourself Visually Fashion Sewing.United States of America: Wiley Publisheng,Inc.,Hoboken,New Jersey

Indonesian fashion (2012). Tips dan Artikel Indonesia. From http://annadika.blogspot.com/, 1 Juni 2012, 04:29

Andika (2011). Trend Fashion Indonesia.

From http://gradhien.student.umm.ac.id/2011/07/28/fashion-2/, 28 Juli 2011

Riana (2011). Keunggulan Budaya Asia

From http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2180406-pengertian-fashion/,

30Juni, 2011

Gandhi Wasono (2009).Lampion Imlek, Berharap Rezeki Seterang Cahaya From Nova, Jumat 23 Januari 2009, 13:59 WIB

Annisa (2011). Lampion, Si Penyelamat.Jakarta:Gramedia Majalah Building

Upeks (2011).Lampion Imlek, Simbol Harapan

From Harian Ujungpandang Ekspres, Rabu 12 Januari 2011

Andin (2012).Lampion Cahaya Eksotik antara Imlek dan Cap Go Meh

From

http://sosbud.kompasiana.com/2012/01/22/lampion-cahaya-eksotik-antara-imlek-dan-cap-go-meh/, 22 Januari 2012

David Wahyudi. Seputar Istilah di Dunia Fashion

From http://www.wonosari.com/t1704-seputar-istilah-di-dunia-fashion, Februari 2011

Aulia Rachmat.Lantern: Symbol of brightness, love From Contributor Jakarta, Monday 02/04/2008 7:01 AM


(16)

ix Universitas Kristen Maranatha From http://id.shvoong.com/books/1810456-warna-teori-dan-kreativitas

penggunaannya/#ixzz1wkPqseQu, 30 Agustus 2011

JITU (2012).Fashion dan Style


(1)

5 Universitas Kristen Maranatha Manipulating yang digunakan juga disesuaikan dengan ornamen-ornamen yang terdapat pada Lampion itu sendiri. Ornamen yang variatif kini menjadi masalah bagi penulis untuk memilih ornamen seperti apa yang akan digunakan dalam rancangan kali ini. Penulis akhirnya lebih menggunakan ornamen bunga-bunga (flora) karena motif tersebut sudah melekat pada budaya Cina. Penggunaan motif lucky cloud juga digunakan oleh penulis sebagai lambang keberuntungan dari Lampion itu sendiri. Bordir juga digunakan dalam rancangan ini untuk memberikan kesan yang unik. Motif-motif khas oriental juga penulis masukkan dalam rancangan kali ini disesuaikan dengan perkembangan Lampion modern itu sendiri.

1.4 TUJUAN PERANCANGAN

Tujuan dari rancangan ini adalah agar memberikan pemahaman baru pada masyarakat bahwa dari sebuah budaya kuno dapat menghasilkan suatu rancangan busana yang tetap up to date. Selain itu juga, penulis ingin memberikan pemahaman pada pembaca bahwa mengenakan busana tidak harus selalu yang mewah seperti gaun, namun dari busana yang sederhana pun dapat dihasilkan sebuah rancangan yang tetap mewah dan inovatif serta memberikan inovasi baru pada pembaca dimana dari bahan yang standar dapat membuat sesuatu yang menarik.

Busana ready to wear dengan tingkat kenyamanan yang tinggi menjadi tujuan penulis untuk merancangnya. Membuat wanita tampil cantik namun tetap enerjik juga menjadi tujuan utama karena unsur tersebut tidak akan pernah lepas dari sosok wanita yang sebenarnya tidak lemah seperti yang seharusnya. Dari tujuan-tujuan tersebut maka penulis menyusun laporan ini sebagai salah satu syarat kelulusan dimana dalam rancangan ini tentu harus ada bentuk pertanggungjawabannya sehingga laporan tugas akhir ini dapat menjadi relevan di mata masyarakat. Inspirasi maupun konsep yang ada juga harus sesuai dengan fakta-fakta yang ada agar busana yang dirancang tidak menjadi sesuatu yang berupa khayalan belaka tanpa bukti yang kuat.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam sebuah rancangan tentu dibutuhkan berbagai proses baik dalam menentukan inspirasi, konsep, tema hingga hasil yang diinginkan. Oleh karena itu maka dibutuhkan beberapa cara agar mempermudah dalam proses perancangan. Setiap bab yang terdapat pada laporan ini menjadi sumber dalam proses perancangan.


(2)

6 Universitas Kristen Maranatha Bab 1 akan lebih banyak menjelaskan tentang apa yang menjadi latar belakang rancangan, rumusan masalah yang dihadapi saat melakukan perancangan dan tujuan yang ingin dicapai dari hasil rancangan.

Pada bab 2 akan menjelaskan tentang pengkajian teori-teori perancangan seperti teori fashion dimana teori tersebut sangat diperlukan sebagai pengetahuan agar hasil yang

dirancang dapat menjadi relevan, rupa bahan tekstil yang lebih menjelaskan pada pengetahuan umum bahan-bahan yang digunakan saat proses perancangan. Teori warna juga dicantumkan dalam bab ini agar warna-warna yang digunakan tidak salah saat proses dan penulis dapat menentukan warna apa yang cocok dalam rancangan ini.

Pada bab 3 akan dijelaskan tentang analisa teknis dan data trend research dimana pada bab ini lebih menjelaskan tentang pengetahuan tren yang terjadi saat ini, tren 2012 yang digunakan juga akan dipaparkan dalam bab ini, unsur-unsur Lampion yang digunakan dalam rancangan juga akan masuk dalam bab ini dan juga target market mana saja yang dituju. Untuk siapa dengan kisaran umur seperti apa akan diulas dalam bab ini.

Bab 4 dalam laporan ini akan lebih menjelaskan tentang konsep perancangan dimana di dalamnya terdapat perancangan umum, perancangan khusus dan perancangan detail fashion. Jadi dalam bab ini sudah masuk dalam proses produksi, kain yang digunakan, manipulating yang akan diterapkan, warna hingga siluet yang digunakan.

Pada bab 5 akan menjelaskan kesimpulan dan saran apa yang penulis dapat ambil dari keseluruhan isi laporan. Kesimpulan yang akan penulis berikan pada bab ini diharapkan akan mengangkat Lampion terutama dalam ornamen-ornamennya sehingga dari ornamen tersebut Lampion yang ada dapat diangkat keberadaannya. Sedangkan saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca akan diterapkan dalam bab ini sehingga laporan ini dapat dikembangkan kemudian oleh pembaca.


(3)

29 Universitas Kristen Maranatha BAB 5.

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan proses pembuatan rancangan yang dilakukan mengenai ornamen Lampion, maka ditarik kesimpulan bahwa membuat rancangan yang terinspirasi dari segala ornamen Lampion memang sangat menarik. Lampion sebagai lampu penerang di masa keemasan Dinasti Han mampu menjadi icon Negara Cina hingga saat ini. Kesederhanaan dari Lampion ini juga membuat penulis mampu untuk dapat berusaha memberi ide baru di dalamnya. Dari kesederhanaan ini, penulis menemukan kelebihan yang tentunya tidak terdapat pada lampu-lampu lainnya terutama ornamen-ornamennya. Ornamen pada Lampion yang sangat beraneka ragam membuat penulis ingin menerapkannya pada rancangan ini. Dari sanalah maka penulis tidak merasa sulit untuk menemukan berbagai inovasi dalam melalukan perancangan. Perubahan pola pikir penulis pun diubah bahwa tidak selalu mencari inspirasi hanya dari sisi luarnya saja.

Oleh karena itu, makna dalam bentuk maupun ornamen Lampion yang semakin variatif hingga saat ini menjadikan nilai tambah dalam rancangan ini. Keabadian dari Lampion memang patut dihargai, namun perkembangan yang terjadi sangat pesat dalam segala aspek yang membuat Lampion diangkat kembali. Oleh karena itu, dalam rancangan ini pun diinginkan dapat terus diingat oleh masyarakat dan akan selalu diminati oleh berbagai kalangan. Berbagai proses dalam pembuatan busana ini telah dilakukan dan dipikir secara matang agar busana yang dihasilkan tidak menjadi busana yang kuno namun tetap dapat berdiri di era modern ini. Unsur kebudayaan Cina dalam rancangan ini dimodifikasi agar menjadi sesuatu yang baru dan inovatif. Jadi unsur Cina dalam rancangan kali ini tidak akan dianggap kuno namun diharapkan dapat menjadi terobosan baru bagi pembaca.

5.2 SARAN

Dari keseluruhan isi laporan yang telah dipaparkan maka terdapat beberapa saran yang diharapkan berguna bagi pembaca. Dalam penulisan laporan ini tentu penulis mengalami berbagai kesulitan yang akhirnya penulis dapat selesaikan. Dari kesulitan yang ditemui oleh penulis maka akan terdapat saran agar pembaca tidak mengalami kesulitan yang sama. Kesulitan dalam penentuan bahan yang penulis alami memberi pemahaman baru bahwa bahan yang digunakan saat merancang sesuatu haruslah bahan yang sesuai dengan konsep


(4)

30 Universitas Kristen Maranatha yang ada. Bahan ini juga harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat agar mudah masuk dalam tren masa kini. Bahan yang digunakan pun tidak harus bahan yang mahal karena dari bahan yang sederhana pun apabila mix and match nya menarik akan menjadi busana yang unik dan sangat menarik. Saat proses pembuatan pola juga harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Karena jika pola yang dibuat adalah pola yang jarang digunakan dan tekniknya sulit akan sangat menyulitkan dalam proses jahit. Dari sana maka hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Penerapan ornamen-ornamen pada busana juga jangan sampai merusak busana itu sendiri. Bahan dari ornamen tersebut juga harus disesuaikan dengan busana yang ada karena beberapa bahan seperti stretch akan sulit dipakai dalam bahan lain terutama celana seperti jeans, soft jeans ataupun bahan yang tidak lentur.

Dalam hal warna juga harus jelas warna seperti apa yang akan digunakan dalam rancangan. Jangan sampai warna yang diterapkan bertolak belakang dari konsep yang dipakai. Pemilihan warna juga harus teliti karena beberapa warna akan dapat menjatuhkan busana itu sendiri dalam proses perancangan apakah busana tersebut menjadi murahan atau membuat orang tidak tertarik mengenakannya. Manipulating yang digunakan juga harus disesuaikan dengan busana yang ada. Jangan sampai manipulating yang ada terlalu berlebihan sehingga busana menjadi tidak menarik ataupun manipulating yang terlalu sedikit sehingga orang yang melihatnya tidak menangkap maksud dari perancangan busana tersebut. Pemilihan motif juga harus disesuaikan dengan motif yang ada pada konsep.

Dari saran tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca terutama dalam merancang sesuatu. Memberikan sesuatu yang inovatif akan memberi dampak yang berbeda bagi orang yang melihatnya. Diterima atau tidaknya suatu rancangan memang sangat relatif karena tiap orang memiliki selera yang berbeda. Namun dari sana akan banyak masukan yang diperoleh untuk kita dapat semakin mengembangkan dan memberi pengetahuan baru yang sebelumnya tidak diketahui. Menjadi yang berbeda memang sulit tetapi jika tidak berusaha mencoba maka tidak akan ada perkembangan yang terjadi.


(5)

viii Universitas Kristen Maranatha Daftar Pustaka

Sumber:

C.W.Cunnington,Valeri Cumming.,P.E.Cunnington(2010).The Dictionary of Fashion History.UK: the MPG Books Group

Poespo,Goet(2000).Aneka Rok Bawah (skirts).Yogyakarta:Kanisius

Poespo,Goet(2009).A to Z Istilah Fashion.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Camp,Carole Ann(2011).Teach Yourself Visually Fashion Sewing.United States of America: Wiley Publisheng,Inc.,Hoboken,New Jersey

Indonesian fashion (2012). Tips dan Artikel Indonesia. From http://annadika.blogspot.com/, 1 Juni 2012, 04:29 Andika (2011). Trend Fashion Indonesia.

From http://gradhien.student.umm.ac.id/2011/07/28/fashion-2/, 28 Juli 2011

Riana (2011). Keunggulan Budaya Asia

From http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2180406-pengertian-fashion/, 30 Juni, 2011

Gandhi Wasono (2009).Lampion Imlek, Berharap Rezeki Seterang Cahaya From Nova, Jumat 23 Januari 2009, 13:59 WIB

Annisa (2011). Lampion, Si Penyelamat.Jakarta:Gramedia Majalah Building

Upeks (2011).Lampion Imlek, Simbol Harapan

From Harian Ujungpandang Ekspres, Rabu 12 Januari 2011

Andin (2012).Lampion Cahaya Eksotik antara Imlek dan Cap Go Meh

From http://sosbud.kompasiana.com/2012/01/22/lampion-cahaya-eksotik-antara-imlek-dan-cap-go-meh/, 22 Januari 2012

David Wahyudi. Seputar Istilah di Dunia Fashion

From http://www.wonosari.com/t1704-seputar-istilah-di-dunia-fashion, Februari 2011

Aulia Rachmat.Lantern: Symbol of brightness, love From Contributor Jakarta, Monday 02/04/2008 7:01 AM


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha From http://id.shvoong.com/books/1810456-warna-teori-dan-kreativitas

penggunaannya/#ixzz1wkPqseQu, 30 Agustus 2011 JITU (2012).Fashion dan Style