OBJEKTIVITAS BERITA CONTEK MASAL DI SDN GADEL 2 SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Berita Contek Masal di SDN Gadel 2 Pada Koran Harian Jawa Pos dengan Koran Harian Surya).

OBJ EKTIVITAS BERITA CONTEK MASAL DI SDN GADEL 2
SURABAYA
(Analisis Isi Objektivitas Berita Contek Masal di SDN Gadel 2 Pada Koran
Harian J awa Pos dengan Koran Harian Surya)

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada
FISIP UPN : “Veteran” J awa Timur

Oleh :
GUNTUR LAERY DARMAWAN
NPM. 05 43010 147

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena
karuniaNya, penulis bisa melaksanakan dan menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Objektivitas Berita Satu Sekolah Nyontek Masal (Analisis Isi
Objektivitas Berita Berita Satu Sekolah Nyontek Masal Pada Koran Harian Jawa
Pos Edisi 3-10Juni 2011). Tujuan penulis meneliti objektivitas pemberitaan ini
adalah untuk mengetahui objektif atau tidak pemberitaan ini.
Selama

melakukan

penulisan

penelitian

ini,

tak


lupa

penulis

menyampaikan rasa terima kasih pada Pembimbing Penulis Ibu Dra. Herlina
Suksmawati, Msi. serta pihak-pihak yang telah membantu penulis selama
melakukan Skripsi ini.
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:
1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNYA, sehingga
penulis mendapatkan kemudahan selama proses penelitian dan penyusunan
laporan.
2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.Sos, Msi. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
4. Bapak Saifuddin Zuhri. Msi. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi.
5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan
dorongan dalam menyelesaikan laporan praktek magang ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:
a. Papa, Mama dan adik-adikku, yang telah memberikan dorongan, semangat,
dan pengertiannya bagi penulis baik secara moril dan materiil.
b. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada Apikal Fam “z dan juga Nyorngat
Fam”z,
c. Seluruh teman-teman kampus
d. Dan Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis, yang
telah membantu penyelesaian penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 6 Juli 2011


Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ..................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJ UAN SKRIPSI ...................................................

ii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iii


DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .....................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ..........................................................

12

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................


12

1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................

12

KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori

BAB III

2.1.1. Komunikasi Massa .................................................

13

2.1.2. Berita .....................................................................

17

2.1.3. Pers Dalam Kaidah Jurnalistik……………………. .


27

2.1.4. Pengertian Surat Kabar……………………………..

31

2.2. Objektivitas Berita .............................................................

32

2.3. Kerangka Berfikir…………………………………………..

36

METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional ..........................................................

37


3.1.1. Satu Sekolah Ntontek Masal………………………..

38

3.2. Kategorisasi Objektivitas Pers ............................................

39

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ...............

43

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

BAB IV

3.3.1. Populasi ................................................................


43

3.3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ....................

44

3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................

45

3.5. Teknik Analisis Data ........................................................ ..

45

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Gambaran Umum Perusahaan .............................................


46

4.1.1 Gambaran Umum Surat Kabar Jawa Pos...............

46

4.1.2 Redaksional Surat Kabar Jawa Pos........................

48

4.1.3 Jawa Pos edisi Surabaya....................................... 49
4.1.4 Jawa Pos edisi luar Surabaya................................. 49
4.1.5 Kawasan Jawa Tengah dan DIY............................ 51
4.1.6 Gambaran Umum Surat PT. Antara Surya Jaya....... 52
4.1.7 Visi dan Misi PT. Antar Surya Jaya........................ 53
4.1.8 Lokasi Perusahaan ................................................ 54
4.2

Penyajian Data Dan Analisis Data ....................................... ... 55
4.2.1 Obyektivitas Pemberitaan...................................... 83


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan.........................................................................103

5.2

Saran...................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

ABSTRAKSI
GUNTUR LAERY DARMAWAN, OBJ EKTIVITAS BERITA CONTEK MASSAL DI
SDN GADEL 2 SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Berita Contek Massal di SDN Gadel
2 Surabaya Pada Koran Harian J awa Pos Dan Koran Harian Surya)

Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk melihat objektif atau tidak pemberitaan
yang ditulis pada Surat Kabar Jawa Pos tentang pemberitaan Contek Masal di Surabaya dengan
periode yang telah ditentukan.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi yang bersifat kuantitatif, dengan
analisis tersebut digunakan untuk mengkaji isi objektivitas pemberitaan Satu Sekolah Nyontek
Masal.
Pemberitaan tentang berita Satu Sekolah Nyontek Masal di Surabaya. Hasil yang didapat
dari 9 berita yang penulis teliti, ada 3 berita yang sudah termasuk kedalam kategori objektif, dan
6 berita tidak termasuk dalam kategori objektif, jadi kesimpulan dari berita Satu Sekolah
Nyontek Masal ini masih belum objektif. Obyektivitas berita merupakan hal yang sangat penting
dalam penyajian sebuah berita. Penyajian berita yang tidak obyektif dapat menimbulkan banyak
ketidakseimbangan, artinya bahwa berita hanya disajikan berdasarkan informasi pada sumber
berita yang kurang lengkap dan cenderung sepihak.
Kata kunci, objektivitas,Contek Massal Di SDN Gadel 2 Di Surabaya
ABSTRACT
GUNTUR LAERY DARMAWAN, OBJECTIVITY NEWS IN MASS Contek SDNGADEL 2 S
URABAYA (Objectivity News Content Analysis in Mass Contek SDNGadel 2 Surabaya At Java
Post and Daily Newspapers Daily Newspapers Surya)

The purpose of this study was to look objectively or is not news that newspapers are
written in Java Post about news cheathing Mass in Surabaya with the given period.
The research method used is quantitative content analysis, the analysis used toassess
the objectivity of the news content of The School of Mass cheating.
One news reporting about mass cheating School in Surabaya. The results obtainedfrom
9 news that I researched, there are 3 news that has been included into thecategory
of objective, and 6 are not included in the category of news objectively, sothe conclusions from
news One School of Mass cheating is still not objective.Objectivity of news is very important in
the presentation of a story. Not an objectivepresentation of news can cause a lot of imbalance,
which means that news is onlybased on information presented in news sources that are less likely
to complete andunilateral.
Key words, objectivity, Ceathing mass in SDN Gadel 2 In Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini peranan dan pengaruh

informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan di
dalam dan oleh masyarakat yang tidak memerlukan informasi. Kenyataan tersebut
diatas tidak dapat dipungkiri kebenarannya. Hanya orang atau bangsa yang
mempunyai banyak informasi yang dapat berkembang dengan pesat. Dalam hal
ini negara yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta informasi akan lebih memperoleh kesempatan memiliki sistem
komunikasi yang dapat menunjang kepentingan nasionalnya, ideologinya, dan
pandangan hidupnya.
Salah satu

kebutuhan

utama

manusia

adalah

informasi,

dalam

perkembangan yang terjadi saat ini semakin banyak individu maupun kelompok
yang membutuhkan informasi. Informasi tidak hanya digunakan sebagai
kebutuhan semata, melainkan juga alat untuk mendapatkan kekuasaan.
Penguasaan terhadap media informasi mampu menjadikan kita sebagai penguasa.
Seperti yang ada dalam pandangan umum bahwa penguasa media informasi
merupakan penguasa masa depan. (Romli 1999:26).
Informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya adalah yang
dapat dipercaya, aktual dan bertanggung jawab, sesuai dengan karakteristik berita
yang ada. Pada mulanya jurnalistik hanya mengolah hal-hal yang sifatnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

informasi saja, dengan kata lain jurnalistik adalah suatu berita yang dapat
disebarluaskan pada masyarakat.
Dalam perkembangan selanjutnya, surat kabar yang bisa mencapai rakyat
secara massal itu dipergunakan untuk melakukan social control, sehingga surat
kabar tidak hanya bersifat informatif tetapi juga persuasive. Bukan hanya sekedar
menyampaikan

informasi

saja

tetapi

juga

mempengaruhi

khalayak

agar

khalayak

mendidik,

melakukan

menghibur,
kegiatan

dan

tertentu.

(Effendy;1993:93)
Masyarakat

semakin membutuhkan informasi. Masyarakat mulai

bergantung kepada media massa sebagai penyaji beragam informasi. Pengaruh
media massa semakin besar bagi masyarakat. Oleh sebab itu, media massa pers
harus tetap menjalankan fungsinya sebagai lembaga kemasyarakatan yang tetap
mempertahankan idealism pers dalam menyiarkan informasi, mendidik,
menghibur dan mempengaruhi khalayak sasarannya.
Kegiatan media massa yang mengikuti perkembangan teknologi
komunikasi salah satunya adalah dengan media cetak, media massa cetak terbagi
menjadi berbagai segi, format broadsheet, yakni media cetak yang berukuran
surat kabar umum. Faktor terbesar yang bisa menunjang penyebaran informasi
kepada khalayak adalah dengan media massa. Media massa telah menjadi
fenomena tersendiri dalam proses komunikasi, hal ini bisa tergambar dari relita
yang ada saat ini banyak koran-koran baru, stasiun televisi baru, dan berbagai
sarana media massa. Masing-masing media mempunyai kelebihan dan
kekurangan tersendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Salah satu kelebihan surat kabar dibanding media lain adalah surat kabar
lebih terdokumen, sehingga bisa “dikonsumsi” kapan dan dimana saja. Berbeda
dengan penyajian informasi pada media televisi, di media televisi kita harus
berada di depan televisi pada jam-jam tertentu. Hal inilah yang membuat surat
kabar masih tetap disukai.
Semakin banyaknya jumlah dan beragamnya jenis surat kabar yang
beredar di masyarakat saat ini dapat memberi dampak maupun pengaruh pada
penerbit surat kabar maupun pembaca. Pengaruh akan banyaknya penerbit adalah
konsumen / pembaca akan lebih selektif dalam pemilihan surat kabar, sedangkan
untuk penerbit mereka harus selalu berupaya memperbaiki dan meningkatkan
penyajian berita-beritanya. Penampilan bentuk surat kabar juga harus lebih
menarik agar dapat mamikat konsumen.
Untuk dapat memberikan informasi kepada masyarakat, media atau pers
dituntut untuk bisa menambah pengetahuan pembacanya dengan menyajikan
informasi yang memiliki kebenaran, kepentingan, dan manfaat. Dengan
banyaknya aneka ragam surat kabar pembaca menjadi lebih selektif dalam
memilih suat kabar yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Setiap surat kabar mempunyai ragam berita, mulai dari bidang ekonomi,
sosial, poltik, budaya, kriminal, sampai pada pemberitaan selebriti. Surat kabar
dapat memberikan porsi yang berbeda terhadap suatu kejadian yang sama. Surat
kabar satu menyajikan sebuah berita sebagai berita utama belum tentu
pemberitaan tersebut menjadi berita utama pula di surat kabar lain, bahkan bisa
saja tidak dimuat sama sekali.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Berita diproduksi dan didistribusikan oleh pers. Pers menyandang peran
ganda yaitu sebagai produsen berita dan saluran dalam sebuah proses komunikasi.
Pers sebagai penghubung antara komunikator dengan komunikan. Kebebasan
media dilindungi oleh undang-undang yang menjamin beropini dan kebebasan
memberikan informasi kepada masyarakat.
Penerbitan pers dengan format koran mempunyai frekuensi penerbitan
yang sangat tinggi, karena waktu penebitannya dilakukan setiap hari. Sehingga
informasi-informasi yang yang disampaikan pada khalayak bersifat up to date,
dari beberapa koran terbitan yang ada di Jawa Timur, Jawa Pos merupakan salah
satu koran terbesar yang memiliki pembaca terbanyak di Jawa Timur. Karena
berita adalah sesuatu yang termasa (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk
dimuat dalam surat kabar atau majalah. (Djuroto, 2002:7).
Setiap berita yang dimunculkan dalam setiap rubrik memiliki kepentingan
penyampaian yang berbeda. Berita yang di munculkan cendrung menjadi bahan
pembicaraan di masyarakat luas mulai dari berita politik, remaja, hingga suatu
berita yang menjadi pro kontra publik. Berita-berita juga harus memliki nilai
berita yang bisa menarik perhatian pembaca. Kriteria umum nilai merupakan
acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis untuk memutuskan fakta yang
pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik (Widodo, 1997:20).
Jika berita itu menarik, maka akan mengundang selera maupun minat para
pembaca yang akhirnya membeli.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Sebuah berita yang dianggap penting dan aktual serta sesuai kebutuhan
informasi khalayak pembacanya akan ditempatkan sebagai berita utama. Berita
utama yang baik akan membuat pembaca tergerak untuk memberikan
perhatiannya pada surat kabar tersebut, mengingat posisinya yang ditempatkan di
halaman muka dari surat kabar.
Berita utama didefinisikan oleh junaedhie (1991:29) adalah berita yang
dianggap sangat

layak dipasang di halaman depan, dengan judul yang

merangsang perhatian menggunakan tipe huruf lebih besar, pendeknya berita
istimewa. Berita utama adalah berita terpenting dari semua berita yang dimuat
dalam suatu surat kabar, maka pemilihan berita utama dilakukan selektif mungkin
sesuai dengan kebijaksanaan redaksionalnya. Biasanya tema berita yang diangkat
menjadi berita utama dipilih dan disepakati oleh redaksi sebagai tema yang paling
pantas untuk diketahui masyarakat pada saat itu.
Seperti pemberitaan pada headline koran Jawa Pos di rubrik metropolis
dan koran Surya satu sekolah nyontek masal di SDN Gadel 2 Tandes Surabaya.
Sekandal memalukan terjadi dalam pelaksanaan ujian nasional (unas) SD pada
10- 12 mei lalu.siswa satu sekolah disalah satu SDN dikawasan Tandes terlibat
nyontek masal.salah seorang siswa pandai di sekolah itu yang berinisial Aam
ditugasi membagikan jawaban keapda teman-temannya. Bukan hanya kepada
teman satu ruangan, jawaban itu juga diberikan kepada siswa kelas VI dua
ruangan lainnya. Terkuaknya sekandal memalukan tersebut berawal dari laporan
SM, Ibu Aam, kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya SM melaporkan
kejadian itu karena merasa anaknya dieksploitasi dan dididik berlaku tidak jujur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

oleh para gurunya sendiri “ Anak saya tidak hanya memberikan kunci jawaban
untuk satu

mata pelajaran, namun tiga pelajaran yang diunaskan sekaligus,”

ungkap SM saat ditemui dirumahnya kawasan Gadel, Karong poh, Tandes. Ibu
dua anak yang sehari-hari bekerja sebagai tukang jahit tersebut sangat kesal
setelah mendengar pengakuan Aam. SM mengetahui bahwa anaknya telah
dieksploitasi pihak sekolah pada 16 Mei, atau berselang empat hari setelah
pelaksanaan unas. Saat itu dia berkunjung kerumah salah seorang teman Aam.
Anak tersebut menyatakan

mendapatkan sontekan dari Aam. Sontekkan itu

disebarkan keseluruh siswa. Sm tidak percaya begitu saja. Dia pun mengecek
kebenaran kabar tersebut kesiswa lainnya, jawaban yang dia dapatkan ternyata
sama dengan pernyataan teman Aam tadi. Semua menyatakan bahwa Aam
menjadi sumber sontekan saat ujian berlangsung . SM pun semakain gunda. Dia
tidak bisa terima anaknya menjadi sumber kecurangan unas. Bagaimana bisa anak
sekecil itu diperalat seorang wali kelas untuk berbuat curang, pikirnya. Karena
belum sepenuhnya yakin, SM pun bertanya langsung kepada Aam ternyata Aam
membenarkan kabar tersebut. Anak sulung pasangan W dan SM menyatakan
bahwa dirinya diminta menjadi sumber sontekan. SM mengatakan, kecurangan
tersebut sudah diatur dengan rapi sebelum ujian berlangsung. Jauh-jauh, sebelun
ujian dia sudah dipesan oleh wali kelas untuk membantu siswa lain. Bahkan satu
hari sebelum ujian berlangsung, ada simulasi untuk melakukan nyontek massal.
Simulasi dilakukan diruang kelas, persis ujian sungguhan. “ Aam, kamu harus
membantu teman kamu, kapan lagi kamu membalas budi guru-gurumu, “ ucap
SM menirukan perkataan wali kelas kepada anaknya. Saat ujian berlangsung,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Aam mempraktekkan apa yang dilakukan pada saat simulasi. Dia pun
mengerjakan semua soal. Setelah selesai mengerjakan soal, Aam menyalin
jawaban kekertas buram yang sudah disiapkan. “ Saya salin jawaban, tapi tidak
semua jawaban sama dengan yang saya tulis dilembar jawaban,” ucap Aam.
Lembar kertas buran yang sudah terisi jawaban itu pun diberikan kepada teman
dibelakangnya. Jawaban tersebut kemudian diteruskan keteman lainnya. Setelah
semua siswa yang berada di satu ruangan dengan Aam selesai menyontek
jawaban, ada seorang siswa ketoilet. Dia adalah yang ditugasi menyerahkan
jawaban Aam kekelas lain. Total ada 60 siswa yang saat itu mengikuti ujian
siswa-siswa tersebut dibagi kedalan tiga kelas semua siswa yang ada di tiga kelas
tersebut mendapatkan sontekan dari Aam. “ Mungkin tidak sepenuhnya
menyontek jawaban anak saya, “ Ucap SM saat mendampingi anaknya. Praktek
n yo n t ek massal itu dilakukan sampai ujian selesai.

Aam menjadi sumber sontekan pada tiga pelajaran yang berbeda: Basaha
Indonesia, Matematika, dan IPA. Sebenarnya, proses kecurangan tersebut pernah
diketahui pengawas ujian pada saat ujian hari kedua. Saat itu ada anak membawa
sontekan yang tertangkap seorang pengawas. Wali kelas akhirnya dipanggil ke
UPTD BPS Tandes untuk dimintai keterangan. Namun, kasus tersebut tidak
sampai mencuat. SM menyatakan sudah berusaha mendapatkan keterangan dari
pihak sekolah. Setelah dia mengetahui bahwa anaknya menjadi sumber
sontekkan, dia pun menemui kepalah sekolah untuk meminta penjelasan persoalan
itu. Menurut SM saat itu Kasek hanya meminta maaf dan akan menyelesaikan
persoalan itu. Setelah laporan tersebut ternyata tidak ada tindakan dari Kasek. SM

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

akhirnya mengadu kepada ketua komite sekolah. Tapi setelah itu tidak ada
tindakan lanjutan karena merasa tidak dihargai. SM pun akhirnya melaporkan ke
Dispendik Surabaya. Kasus skandal n y on t ek massal disekolah tersebut menjadi
tamparan telak tersendiri bagi Kepala Dispendik Surabaya Sahudi. Kabid
Pendidikan Dasar Dispendik Surabaya Eko Prasetyoningsih mengakui bahwa SM
telah melaporkan skandal tersebut kepada pihaknya namun Eko menyayangkan
laporan itu. “ Saya katakan kepada orang tuanya yang melapor itu kenapa baru
sekarang melapor. Padahal, ujiannya sudah lama,” ujarnya. Eko lantas membuat
alasan yang tidak masuk akal. Menurut dia, kemungkinan Aam salah
mempersepsikan arahan guru untuk membantu teman-temannya. Yakni, Aam
hanya diarahkan mengajari teman-temannya dalam persiapan Unas namun, malah
sampai pelaksanaan Unas terus memberikan sontekan. Menurut informasi yang
dihimpun Eko, ada tengarah, persoalaan itu mencuat karena ada persoalan pribadi
antara siswa yang bersangkutan dan guru yang dilaporkan. Sementara itu, Sahudi
mengatakan tidak akan menoleransi jiaka tindakan tersebut benar tejadi. Hingga
kini Sahudi mengaku belum menerima laporan dari anak buahnya terkait dengan
kasus itu. Dia berjanji menurunkan tiem investigasi kesekolah tersebut apakah
benar praktik kecurangan itu terjadi, “tegasnya. Jika benar, hal itu sangat
memalukan dan menjadi tanggung jawab Kasek. “ Sanksi berat pasti akan kami
berikan dan Kasek harus bertanggungjawab terhadap kejadian itu, “ tendasnya.
Sementara itu, skandal nyontek bareng satu sekolah itu memicu keprihatinan
pengamat pendidikan dari ITS, Daniel M.Rosyid. “ Ini kabar terburuk soal
kecurangan

ujian

Nasioanl

yang

pernah

saya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dengar.

Ini

sangat

9

memprihatinkan,”ujarnya. Menurut dia, gejala-gejala seperti itu tidak bisa
diabaikan. Kejadian itu harus menjadi sinyal keras bagi Dispendik surabaya untuk
mengevaluasi proses pembelajaran.
Berita di atas merupakan kutipan dari koran Jawa Pos dan koran Surya.
Dalam penulisan berita tersebut judul berita dituliskan dengan ukuran besar.
Menurut Junaedhi (1991 : 29) berita yang ditulis dengan huruf ukuran besar pada
judulnya merupakan berita utama atau istimewa. Berita utama dilakukan selektif
mungkin sesuai dengan kebijaksanaan redaksionalnya, dan sesuatu yang dianggap
paling pantas diketahui oleh masyarakat pada saat itu.
Definisi tentang objektivitas berita sangat beragam, namun secara
sederhana dapat dijelaskan bahwa berita yang obyektif adalah berita yang
menyajikan fakta, tidak berpihak dan tidak melibatkan opini dari wartawan.
Objektivitas menurut mcQuail (1994 : 130) lebih merupakan cita-cita yang
diterapkan seutuhnya. Dalam sistem media massa yang memiliki keanekaragaman
eksternal, terbuka kesempatan untuk penyajian informasi yang memihak, meski
sumber tersebut harus bersaing dengan sumber informasi lainnya yang
menyatakan dirinya obyektif. Meskipun demikian tidak sedikit media yang
mendapatkan tuduhan “media itu tidak obyektif”.
Objektivitas berita merupakan suatu keadaan berita yang disajikan secara
utuh dan tidak bersifat memihak salah satu sumber berita, yang bertujuan untuk
memberi informasi dan pengetahuan kepada konsumen. (flournoy, 1986 : 48).
Setiap berita yang disajikan dalam suatu surat kabar atau majalah harus
memenuhi unsur obyektivitas. Obyektivitas berita merupakan hal yang sangat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

penting dalam penyajian sebuah berita. Penyajian berita yang tidak obyektif dapat
menimbulkan banyak ketidakseimbangan, artinya bahwa berita hanya disajikan
berdasarkan informasi pada sumber berita yang kurang lengkap dan cenderung
sepihak.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi sehingga
diperoleh pemahaman yang akurat dan penting. Analisisnya adalah berita di surat
kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan-pesan di media
(flournoy, 1986 : 12). Pemanfaatan

ilmu komunikasi media massa dapat

diperoleh secara tepat implementasi di lapangan atas obyektivitas pers dari surat
kabar yang menjadi subyek penelitian (McQuail, 1994 : 179).
Untuk dapat memahami ketimpangan arus informasi peneliti sengaja
memilih media Jawa pos dan Surya, media koran harian Jawa Pos dan Surya
dipilih sebagai obyek penelitian karena Jawa pos merupakan salah

satu media

yang berada dan berkantor pusat di Surabaya dimana dilihat dari sisi news value
dari berita yang diangkat oleh penulis kejadian perkara juga berada di Surabaya.
Alasan kedua penulis memilih media koran Jawa Pos karena pemberitaan Satu
Sekolah Nyontek Masal

menjadi sebuah berita yang istimewa, dan menjadi

headline dalam rubric Metropolis, berita ini menggunakan font dengan size besar
pada judulnya.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi sehingga
diperoleh pemahaman yang akurat dan penting. Analisisnya adalah berita di surat
kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan-pesan di media
(flournoy, 1986 : 12). Pemanfaatan ilmu komunikasi media massa dapat diperoleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

secara tepat implementasi di lapangan atas obyektivitas pemberitaan dari surat
kabar yang menjadi subyek penelitian (McQuail, 1994 : 179).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas yang melandasi

penelitian ini, maka penelitian dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah
Objektivitas Berita Satu Sekolah Nyontek Masal di Koran harian Jawa Pos dan
Surya?.”

1.3.

Tujuan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui objektivitas berita Satu Sekolah Nyontek Masal di
Koran Jawa Pos dan Koran Surya.”

1.4.

Kegunaan penelitian
1. Kegunaan

Teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang

berkaitan dengan penelitian obyektivitas berita, sehingga hasil
penelitin ini diharapkan bisa menjadi landasan pemikiran untuk
penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan
pertimbangan

Praktis : penelitian ini diharapkan sebagai bahan
bagi

Redaksi

Jawa

Pos

dan

Surya

didalam

memberitakan berita Satu sekolah nyontek masal tanpa harus memihak
pada pihak manapun, transparan, dan sumber berita yang jelas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Komunikasi Massa
Didalam mengarungi kehidupan, manusia tidak lepas dari berkomunikasi
baik dengan diri sendiri, orang lain maupun dengan media massa. Komunikasi
telah mencapai tingkat dimana orang berbicara secara serempak dan serentak
dengan jutaan manusia, hal itu dilakukan melalui media massa atau disebut
komunikasi massa. Komunikasi masa menurut Bittner (dalam Rakhmat, 2001 ).
“mass Communication is message communication through a mass medium to
large number of people”
(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang).
Sedangkan

menurut

Devito

yang

dikutip

dari

Effendy

(2001)

mendefinisikan komunikassi massa sebagai “First mass Comunication is
communication addressed to the masses to an extremely large audience. This does
not mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone
who whatches television, rather it means am audience that is large an generally
rather people defined. Second, mass communication isperhap most easilu logically
defined by its forms : television, radio, newspaper, magazine, film, books, and
tapes.” ( pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada
massa kepada khalayak yang luar biasa

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

banyaknya, ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau
semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar
dan pula umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua, komunikasi massa
adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan
visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinikasikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, tabloid, film,
buku dan pita).
Lebih lanjut Efendy (2001) menegaskan tentang pengertian komunikasi
massa yaitu :
“Mass communication is process by which a message is transmitted through
one more of the mass media (Newspaper, Radio, television, movies,
magazine, and books) to an audience that is relatively large an animous.”
Jadi komunikasi massa adalah proses menyebarkan pesan melalui salah satu
media massa (Tabloidm radiom televise, bioskop, dan buku-buku) kepada
khalayak luas yang tidak dikenal.
McQuail (2001) dalam bukunya Teori komunikasi Massa. Suatu pengantar,
menjabarkan tentang ciri-ciri komunikasi massa yaitu “ sumber komunikasi massa
bukanlah satu orang tetapi organisasi formal, “sang pengirim”nya seringkali
merupakan komunikator professional. Komunikan (penerima) adalah bagian dari
khalayak luas. Peasanya tidak unik beraneka ragam dapat diperkirakan. Seringkali
diprosses, distadarisasikan dan selalu diperbanyak.
Pesan itu juga merupakan suatu produk dan komodisi yang mempunyai nilai
tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”. Hubungan antara
pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Komunikasi massa sering sekali mencakup kontak secara serentak antara satu
pengiriman dengan banyak penerimaan, menciptakan pengaruh luas dalam waktu
singkat, dan menimbulkan respon seketika dari banyak orang serentak.
Senada dengan McQuail, Effendy (2001) memberikan cirri-ciri tentang
komunikasi Massa yaitu :
1. Komunikator pada komunikasi massa
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga
yaitu suatu institusi atau organisasi, maka komunikatornya melembaga
(Institusionalized

Communication

/

Organaized

Communicator).

Komunikator pada komunikasi massa misalnya warttawan tabloid, karena
media yang digunakan adalah suatu lembaga. Dalam menyebarluaskan
pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan
kebijakan (policy) tabloid yang diwakilinya. Ia tidak mempunyai
kebebasan individual, jadi kebebasan mengemukakan pendapat (Freedom
of Expression atau Feredom of Opinion) merupakan kebebasan terbatas
(Restricted Freedom).
2. Komunikan pada komunikasi massa bersifat homogeny
Komunikan bersifaat hetrogen karena didalam keberadaannya secara
terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan
tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal
antara lain jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan,
pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan dari komunikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Satu-satunya cara untuk mendekati keinginan selalu khalayak adalah
dengan mengelompokan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama,
pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, hobby, dan lain-lain. Hampir semua
tabloid, surat kabar, radio, televise, menyajikan acara atau rubric tertentu
yang diperuntukan bagi anak-anak, remaja, dewasa, wanita dewasa, remaja
putrid, pedagang, petani, ABRI, AU, pemeluk agama Islam, Kristen,
Budha, Hindu, dan lain-lainnya; para penggemar music, film, sastra; dan
kelompok-kelompok lainya.
3. Pesan pada Komunikasi massa bersifat umum
Pesannya bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai
kepentingan umum. Media massa akan menyiarkan berita seoarng menteri
yang meresmikan proyek pembangunan tetapi tidak menyiarkan berita
seorang mentri yang menyelenggarakan khitanan putranya. Perkucualian
bagi seorang kepala Negara, media massa kadang memberikan perihal
beliau merayakan ulang tahunnya, menikahkan putra-putrinya, hobinya
berburu, walaupun sebetulnya tidak ada hubungannya untuk kepentingan
umum.
4. Komunikasi massa berlangsung satu arah
Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada
komunikator. Wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan
pembaca terhadap pesan atau berita yang disiarkan. Yang dimaksudkan
dengan “tidak mengetahui” adalah tidak mengetahui pada waktu proses
komunikasi itu berlangsung. Mungkin saja komunikator mengetahui juga,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

misalnya melalui rubrik “suara pembaca” atau “suara pendengar” yang
biasanya terdapat di tabloid, surat kabar maupun radio. Tetapi semua itu
terjadi setelah komunikasi dilancarkan oleh komunikator, sehingga
komunikator tidak bisa memperbaiki gaya komunikasi seperti yang biasa
terjadi pada komunikasi tatap muka. Untuk menghindari hal tersebut maka
komunikator harus melakukan perencanaan dan persiapan sedemikian rupa
sehingga

pesan

yang

disampaikan

kepada

komunikasi

haruslah

komunikatif.
5. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.
Hal ini merupakan ciri hakiki di music atau penyanyiingkan dengan media
komunikasi yang lain. Poster dan papan pengumuman adalah media
komunikasi tetapi bukan media komunikasi massa karena tidak
mengandung cirri keserempakan. Pesan yang disampaikan tidak diterima
oleh khalayak dengan melihat poster atau papan pengumuman secara
serempak atau bersama-sama. Lain dengan radio, televise, tabloid, surat
kabar, pesan yang disampaikan secara serempak bisa diterima oleh
khalayak.
2.1.2. Ber ita
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar,
menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala
seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet. Berita berasal dari
bahasa sansekerta, yaitu urit yang dalam bahasa Inggris disebut write, yang berarti
sebenarnya adalah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Writta,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

artinya kejadian atau yang telah terjadi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
karya Poerwadarminto, berita diperjelas menjadi laporan mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat.
Sedangkan menurut McQuail (1989 : 189) berita merupakan sesuatu yang
bersifat metafistik dan sukar dijawab kembali dalam kaitannya dengan institusi
dan kata putus mereka yang bersifat rasa dan sulit diraba karena kehalusannya.
Berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek
yang telah menonjolkannya sendiri.
Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain
telah dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, alamat,
dan penanggungjawabnya, fakta tersebut ditemukan oleh jurnalis dengan cara
yang sesuai dengan standar operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik
(panuju, 2005 : 52).
Dari beberapa definisi tersebut dapat dirangkum bahwa berita adalah
laporan dari kejadian yang penting atau peristiwa hangat, dapat menarik minat
atau perhatian para pembaca. Berita merupakan gudang informasi, dan berita
merupakan bagian terpenting dari tabloid atau surat kabar.
Menurut Djuroto (2002 : 48) untuk membuat berita paling tidak harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Menjaga obyektivitas dalam pemberitaan.
2. Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa hingga tinggal
sebagian saja.
3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Sedangkan menurut Kusumaningrat (2006 : 47) unsur-unsur yang membuat
suatu berita layak untuk dimuat ada tujuh yaitu ; Akurat, Lengkap, Adil,
Berimbang, Objektif, Ringkas, Jelas, dan Hangat. Dan dalam mengangkat sebuah
berita, wartawan menyerahkan laporan berita yang mereka liput kepada editor;
editor adalah orang yg mengedit naskah tulisan atau karangan yg akan diterbitkan
oleh majalah, surat kabar, dsb.
Selain unsur-unsur berita wartawan juga harus memikirkan nilai berita, dalam
cerita atau berita itu tersirat pesan yang ingin disampaikan waratwan kepada
pembacanya. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Nilai berita ini
menjadi menentukan berita layak berita. Menurut Ishwara (2005 : 53) peristiwaperistiwa yang memiliki nilai berita ini misalnya yang mengandung konflik,
bencana dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan,
human interest, seks, dan aneka nilai lainnya.
Sedangkan menurut Effendy (2010:67)
1. Aktualitas, berita tak ubahnya seperti es krim yang gampang
meleleh, bersamaan dengan berlalunya waktu nilainya semakin
berkurang. Bagi surat kabar, semakin aktual berita-beritanya,
artinya semakin baru peristiwa itu terjadi, maka semakin tinggi
nilai beritanya.
2. Kedekatan, peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan
pembaca akan menarik perhatian. Kedekatan yang dimaksud tidak
hanya kedekatan secara geografis tapi juga kedekatan emosional.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

3. Keterkenalan,

kejadian

yang

menyangkut

tokoh

terkenal

(prominent names) memang akan banyak menarik pembaca. Hal
ini tidak hanya sebatas nama orang saja, demikian pula dengan
tempat-tempat terkenal,
4. Dampak, Berita memiliki banyak jenis, Menurut Sumadiaria (
2005 : 69-71 ) dalam dunia jurnalistik berita berdasarkan jenisnya
dapat dibagi dalam tiga kelompok :
1. Elementary yaitu :
a. Straight News report adalah laporan langsung mengenai suatu
peristiwa. Biasanya berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang
dimulai dari what, when, why, where, who, dan how (5W+1H).
b. Depth News Report merupakan laporan yang sedikit berbeda
dengan Straight News report. Reporter (wartawan) menghimpun
informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri
sebagai informasi tambahan untuk peristiwa itu sendiri.
c. Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang
bersifat

menyeluruh

ditinjau

dari

berbagai

aspek.

Berita

menyeluruh, mencoba menggabungkan berbagai serpihan fakta itu
dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga benang merahnya
terlihat dengan jelas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2. Intermediate yaitu :
a. Interpretative Report lebih dari sekedar Straight News report dan
depth news . berita interpretative biasanya memfokuskan pada
sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Dalam
jenis laporan ini reporter menganalisis dan menjelaskan.
b. Feature Story berbeda dengan jenis berita-berita di atas yang
menyajikan informasi-informasi penting, di feature story penulis
mencari fakta untuk menarik perhatian pembaca. Penulisan feature
lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada
pentingnya informasi yang disajikan.
3. Adnance yaitu :
a. Depth Reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat
mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa
fenomenal

atau

aktual.dengan

membaca

karya

pelaporan

mendalam, orang akan mengetahui dan memahami dengan baik
duduk perkara suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau
sudut pandang.
b. Investigative Reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda
dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan
pada sejumlah masalah dan kontroversi. Dalam laporan investigatif
waratawan melakukan penyelidikan untuk memeperoleh fakta yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

tersembunyi demi tujuan. Pelaksanaannya sering ilegal atau tidak
etis
c. Editoral Writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan
sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini
yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi
pendapat umum
Yang dapat membedakan antara berita dengan bukan berita salah satunya
adalah pada ada tidaknya opini. Hal ini didasari bahwa sebuah berita berasal dari
suatu

fakta

sedangkan

opini

berangkat

dari

suatu

pemikiran.

Berita

mempresentasikan fakta sedangkan opini mempresentasikan gagasan atau ide.
Dalam kacamata jurnalistik, tidak semua fakta adalah berita.
Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain telah
dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, fakta tersebut
dihimpun oleh jurnalis dengan cara yang sesuai dengan standart operasional dan
prosedur dalam profesi jurnalistik (jurnal mata kuliah dasar-dasar jurnalistik).
Untuk membuat berita paling tidak, harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Menjaga objektifitas dalam pemberitaan.
2. Fakta tidak boleh diputar balikkan sedemikian rupa hingga tinggal
sebagian saja.
3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.
Berdasarkan pasal dari kode etik jurnalistik milik AJI (pasal 3/14
Maret 2006) dijabarkan melalui sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

a. Menguji informasi berarti melakukan cek dan re-cek tentang kebenaran
informasi.
b. Berimbang dengan memberikan ruang pemberitaan kepada masingmasing pihak secara proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan.
d. Azas praduga tak bersalah adalah prinsip dengan tidak menghakimi
seseorang.
Setiap berita yang disuguhkan harus dapat dipercaya namun juga dapat
menarik perhatian khalayak sehingga lewat menyajikan hal-hal yang factual dari
apa adanya, kebenaran isi cerita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya
dan ada kesesuaian dari judul dengan isi berita.
Unsur yang penting dalam menyajikan berita adalah kesesuaian antara
judul berita dengan isinya, terlebih lagi bagi media massa cetak dengan pembaca
yang

memiliki

karakteristik

pembaca

sekilas.

Judul

berita

harus

mempresentasikan seluruh isi berita, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
salah persepsi saat berita dibaca hanya menarik saat dibaca sekilas oleh khalayak
melalui judul yang bombastis namun tidak sesuai dengan isi.
Kesesuaian judul dengan isi berita juga merupakan salah satu bentuk
kejujuran jurnalis. Bila ingin berita laku keras, maka haruslah para jurnalis
mencuri berita yang memiliki nilai penting dimata khalayak, bukannya melalui
mengarang judul berita yang se bombastis mungkin sedangkan tidak tercermin
pada isi beritanya.
Pada jurnal mata kuliah jurnalistik, dikatakan fungsi judul berita adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

1. Memberikan identitas pada berita
2. Mempermudah pembaca untuk memilih berita
3. Menarik perhatian pembaca
Mutu surat kabar dalam penyajiannya sangat sering juga menyertakan
gambar, foto, ilustrasi kartun maupun bagan ataupun table yang berguna untuk
memperjelas isi pemberitaan. Penempatan adanya data pendukung berita ini
sangat penting atas pertimbangan berikut :
1. Foto, gambar, table, dan ilustrasi merupakan unsure berita yang pertama
kali menangkap mata serta perhatian pembaca. Woodburn (yang dikutip
dari jurnal jurnalistik media cetak) menjelaskan bahwa data pendukung
berita di atas, memiliki kekuatan stopping power serta menjelaskan
bagian dari unsure berita yang disajikan.
2. Foto dalam surat kabar, dapat digunakan dalam komunikasi dengan
pembaca yang memiliki latar belakang beranekaragam karena foto
mampu menyajikan berita melalui bahasa foto lebih universal.
Konsep penyajian berita salah satunya kembali pada konsep aktualitas
yang menurut Denis McQuail merupakan ciri utama berita melalui menyajikan
suatu peristiwa terbaru, karena itu, sangat penting adanya pemberian identitas
waktu dalam sebuah penyajian berita.
Dalam sebuah berita yang idealnya mengambil bentuk piramida terbalik
yang diurutkan dengan menjelaskan mulai dari bagian berita yang terpenting
sampai pada yang kurang penting, letak tanggal terjadinya peristiwa umumnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

terletak pada bagian teras berita. Bentuk penulisan Piramida Terbalik (Inverted
Pyramid), seperti pada gambar berikut :
Gambar 2.1
Pir amida Terbalik 5W+ 1H

J UDUL
LEAD (5W + 1H)

Sangat

TUBUH
Rincian lead, latar belakang

Kurang

dan informasi lanjutan

Pada Piramida terbalik ini, penulisan berita dimulai dengan membuat
lead atau teras berita sebagai paragraf pertama. Dalam penulisan lead ini
mencakup rumus dasar dalam menulis berita berupa 5W + 1H yaitu :
a. What

: Peristiwa atau hal apa yang terjadi

b. Where :

Dimana peristiwa itu terjadi

c. When

: Kapan peristiwa itu terjadi

d. Why

: Mengapa peristiwa tersebut terjadi

e. Who

: Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut

f. How

:

bagaimana peristiwa tersebut terjadi

Kemudian, lead dikembangkan atau teras berita tersebut dijadikan
sebagai paragraf kedua dan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan atau
mendukung tulisan pada paragraf pertama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Paragraf ketiga dan selanjutnya adalah sebagai tubuh berita. Selain
susunan berita yang berbentuk piramida terbalik, yang harus diperhatikan
adalah :
a. Paragraf : lebih baik menggunakan alenia pendek sehingga dapat
memberi kesan yang santai dan mudah untuk dibaca.
b. Gaya bahasa : penggunaan gaya bahasa yang dipakai dapat dimengerti
oleh semua pihak, baik kalangan atas atau bawah bahkan pula yang tidak
berpendidikan. Hal ini dikarenakan khalayak daripada media massa yang
bersifat heterogen.
c. Ekonomis kata : harus menggunakan kalimat yang sesingkat mungkin
untuk mengungkapkan satu maksud. Artinya satu gagasan satu kalimat.
d. Objektifitas : suatu berita harus tetap dijaga dalam Press Release
walaupun mengandung suatu tujuan tertentu. Sehingga seseorang
beropini, namun haruslah jelas opini tersebut dinyatakan oleh siapa.
e. Tetap menjaga keakurasian tulisan atau informasi : karena mampu
mempengaruhi opini pembaca tentang kredibilitas seorang Publik
Relations sebagai sumber informasi.
f. Data perlu diperhatikan Panjang sebuah Press Release : dalam
penulisannya sebaiknya tidak lebih dari dua halaman, sehingga perlu
dihindari penggunaan kata yang berbelit-belit.
Bagian terakhir dalam penyajian berita namun bagiannya merupakan
hal yang tidak kalah penting yaitu berhubungan dengan persyaratan adanya
fakta-fakta yang siap untuk diverifikasi, data terbuka untuk diadakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

penelusuran, narasumber yang memberikan informasi mudah dikenali serta
berbagai pertanggungjawaban berita lainnya.
Nara sumber dalam berita penting karena berkaitan dengan
kredibilitas media massa yang bersangkutan. Ini dikarenakan, perihal nara
sumber berkaitan erat dengan kelanjutan adanya penuntutan bilamana ada
pihak yang merasa dirugikan akan pemberitaan tersebut. Karena itu, masalah
nara sumber, jurnalis dituntut untuk se-valid mungkin dalam menyajikan
berita.
2.1.3. Per s Dalam Kaidah J ur nalistik
Ketika semua orang memiliki hak suara, maka mereka pun merasa ikut
berkepentingan dengan jalannya pemerintahan. Setiap orang dengan intensitas
yang berbeda-beda, mulai ikut berpartisipasi dalam urusan publik. Dalam kaitan
inilah pers menjadi sangat penting untuk menjaga sistem politik. Pers juga
menjadi sumber informasi atau pendidik, sumber nilai-nilai budaya baru,
sekaligus sumber hiburan. (Rivers, 2004:51)
Ada dua pengertian pers, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti
luas. Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar,
majalah, tabloid mingguan, dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas
meliputi media massa cetak elektronik antara lain radio dan televisi, sebagai
media yang menyiarkan karya jurnalistik. ( Effendy, 2000:90)
Jadi secara tegas, pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang
menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan
jurnalistik dapat diibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers adalah aspek raga, karena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa menc

Dokumen yang terkait

OBJEKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS.

0 5 15

SIKAP GURU SD SURABAYA PADA PEMBERITAAN CONTEK MASSAL SDN GADEL 2 SURABAYA DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Guru SD Pada Pemberitaan Contek Massal SDN Gadel 2 Surabaya di Surat Kabar Jawa pos).

0 0 101

OBJEKTIVITAS BERITA KEBAKARAN DISKOTEK redboXX di SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Berita Kebakaran Diskotek RedboXX di Surabaya Pada Koran Harian Jawa Pos Edisi 26 Juni-1 Juli 2010).

0 2 132

OBJEKTIVITAS BERITA PEMBUBARAN KONFERENSI INTERNASIONAL LESBIAN-GAY DI SURABAYA (Studi Analisi isi Objektivitas Berita Demo Pembubaran Peserta Konferensi Internasional Lesbian dan Gay / ILGA Pada Koran Harian Surya Edisi 23 ,27 dan 28 Maret 2010).

0 9 81

OBJEKTIVITAS BERITA TENTANG TINGKAT KELULUSAN UJIAN NASIONAL (UNAS) 2010 DI SURABAYA (Studi Analisi isi Objektivitas Berita Tentang Tingkat Kelulusan Ujian Nasional (UNAS) Pada Koran Jawa Pos 28 April 2010).

0 3 73

OBJEKTIVITAS BERITA PEMBUBARAN KONFERENSI INTERNASIONAL LESBIAN-GAY DI SURABAYA (Studi Analisi isi Objektivitas Berita Demo Pembubaran Peserta Konferensi Internasional Lesbian dan Gay / ILGA Pada Koran Harian Surya Edisi 23 ,27 dan 28 Maret 2010)

0 0 17

OBJEKTIVITAS BERITA KEBAKARAN DISKOTEK redboXX di SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Berita Kebakaran Diskotek RedboXX di Surabaya Pada Koran Harian Jawa Pos Edisi 26 Juni-1 Juli 2010)

0 0 20

SIKAP GURU SD SURABAYA PADA PEMBERITAAN CONTEK MASSAL SDN GADEL 2 SURABAYA DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Guru SD Pada Pemberitaan Contek Massal SDN Gadel 2 Surabaya di Surat Kabar Jawa pos)

0 0 27

OBJEKTIVITAS BERITA TENTANG TINGKAT KELULUSAN UJIAN NASIONAL (UNAS) 2010 DI SURABAYA (Studi Analisi isi Objektivitas Berita Tentang Tingkat Kelulusan Ujian Nasional (UNAS) Pada Koran Jawa Pos 28 April 2010)

0 0 17

OBJEKTIVITAS BERITA CONTEK MASAL DI SDN GADEL 2 SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Berita Contek Masal di SDN Gadel 2 Pada Koran Harian Jawa Pos dengan Koran Harian Surya)

0 0 18