SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA HAMA PADA TANAMAN CABAI DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS ANDROID.

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA HAMA PADA
TANAMAN CABAI DENGAN METODE FORWARD
CHAINING BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

Oleh :
TEGUH HERLAMBANG
0734010191

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA HAMA PADA
TANAMAN CABAI DENGAN METODE FORWARD

CHAINING BERBASIS ANDROID

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
J urusan Teknik Infor matika

Oleh :
TEGUH HERLAMBANG
0734010191

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur atas kehadiran Allah S.W.T
karena atas rahmat dan karunia-Nyalah akhirnya laporan tugas akhir ini dapat
penulis selesaikan. Tak lupa pula shalawat dan salam penulis panjatkan kepada
Nabi akhir zaman Muhammad S.A.W, karena berkat perjuangannyalah karunia
Iman dan Islam senantiasa menjadi inspirasi bagi penulis.
Adapun maksud penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai
gambaran terhadap apa yang penulis kerjakan pada Tugas Akhir. Selain itu juga
laporan ini sebagai syarat untuk pelaksanaan mata kuliah Tugas Akhir dalam
menyelesaikan program studi strata satu (S-1) di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyelesaian penulisan laporan Tugas Akhir ini. Namun penulis berusaha
menyelesaikan laporan ini dengan sebaik mungkin.
Segala kritik saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari
semua pihak, guna perbaikan dan pengembangan di masa yang akan datang.
Akhirnya besar harapan penulis agar laporan ini dapat diterima dan berguna bagi
semua pihak.


Surabaya, Juni 2013

Penulis

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………..

i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………

ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang ..…………………………………………..…...….….

1

1.2. Perumusan Masalah …………...……………………………………...

3

1.3. Batasan Masalah …………...…………………………………………

4

1.4. Tujuan Penelitian …………...………………………………………… 5
1.5. Manfaat …………...…………………………………………..……… 5

1.6. Metode Penelitian ………..………..………..………..………..……… 6
1.7. Sistematika Penulisan ………..………..………..………..………..….. 7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

6

2.1. Tanaman Cabai ……......………………………………………....…...

10

2.1.1. Klasifikasi Cabai ………...…………………………………......

11

2.1.2. Karakteristik Cabai ………...…………………………………...

12

2.1.3. Manfaat Cabai ………...………………………………………..


13

2.2. Hama pada Tanaman Cabai ………...………………………………...

14

2.2.1. Pengendalian dan Pemberantasan Hama Cabai ………...……...

16

2.3. Sistem Pakar ………...……………………………………….…….....

17

2.3.1. Ciri-Ciri Sistem Pakar ………...…………………………….......

19

2.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar ………...……………


20

2.3.3. Arsitektur Sistem Pakar………...……………………………….

20
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.4. Representasi Pengetahuan ………...……………………………

24

2.3.5. Verifikasi ………...……………………………………………..

27

2.3.6. Block Diagram ………...……………………………………….


28

2.3.7. Dependency Diagram ………...………………………….…….

28

2.4. Sekilas Tentang Java ………...……………………………………….

28

2.4.1. Arsitektur Java ………...……………………………………….

29

2.4.2. Java 2 ………...……………………………………………...….

30

2.4.3. Konsep Java Sebagai Object Oriented Program ………...……..


30

2.5. Android ………...……………………………………………...……...

33

2.5.1. Pengenalan Sistem Operasi Android ………...………………...

36

2.5.1.1. Arsitektur Sistem Operasi Android ………...………...

37

2.5.2. Tipe Aplikasi Android ………...………………………………..

41

2.5.3. Contoh Coding ………...…………………………………….….


42

2.5.4. Versi Android ………...………………………………………...

44

2.5.4.1. Android Versi 1.1 ………...…………………………..

44

2.5.4.2. Android Versi 1.5 (Cupcake) ………...………………

44

2.5.4.3. Android Versi 1.6 (Donut) ………...…………………

45

2.5.4.4. Android Versi 2.0 / 2.1 (Eclair) ………...……………


45

2.5.4.5. Android versi 2.2 (Froyo) ………...………………….

46

2.5.4.6. Android versi 2.3 (Gingerbread) ………...…………...

46

2.5.4.7. Android versi 3.0 (Honeycomb) ………...…………...

46

2.6. JAVA Platform Android ………...……………………………………

47

2.7. XML ………...……………………………………………………......

48

2.7.1. Layout Android Pada XML ………...………………………….. 49
2.8. Eclipse 3.7 (Indigo) ………...………………………………………... 51
2.9. Android Software Development Kit (SDK) ………...………………… 53
2.10. Android Development Tools (ADT) ………...…………………….... 53
2.11. Struktur Navigasi ………...…………………………………………. 54

BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN SISTEM

56

3.1.Analisis Sistem ………………………………………………………... 56
3.2.Perancangan Sistem ..…………………………………………………. 57
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2.1.Kebutuhan Sistem ………………………………………………

57

3.2.2.Kebutuhan Pengguna …………………………………………..

58

3.2.3.Kebutuhan Simpanan (Basis Data)…….….…………………….

58

3.3.Perancangan Aturan Hama Tanaman Cabai .…..……….…………...

59

3.3.1.Perancangan Block Diagram …………………………………..

59

3.3.2.Perancangan Dependency Diagram .… ………………………

61

3.4.Desain Arsitektur ……………………………………………………

63

3.5.Diagram Alir Sistem …………………………..…………………….

65

3.5.1.Diagram Alir Sistem untuk Konsultasi ………………………..

66

3.5.2.Diagram Alir Sistem untuk Desain Pakar ……………………..

67

3.6.Perancangan Reduksi ………………………………………………..

68

3.7.Decision Tree Rule …….....…………………………………….……

69

3.8.Perancangan Rule Base …………………………………….……….

70

3.9.Struktur Tabel ……………………………………………………….

70

3.10. Desain Antar Muka ………………………………………………..

72

3.10.1. Desain Untuk Pakar ………………………..…..……….…... 72
3.10.2. Perancangan Aturan Hama Tanaman Cabai .…..……….…… 74
3.11. Perancangan Skenario Uji Coba User Dan Admin ..…………..…… 76
3.11.1. Perancangan Skenario Uji Coba User …….…..…….….…… 76
3.11.2. Perancangan Skenario Uji Coba Admin .…..………..….…… 77

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJ I COBA

79

4.1.Spesifikasi perangkat keras dan lunak ………………………….…… 79
4.1.1.Spesifikasi Perangkat Keras ……………………………………. 79
4.1.2.Spesifikasi Perangkat Lunak …..………………………………

80

4.2.Implementasi Antar Muka ……………..……………………………

82

4.2.1.Interface User

…………..….…………………………………

82

4.2.1.1.Form User …..……..……………………………………

82

4.2.1.2.Form Konsultasi Hama …..……………………………….

83

4.2.1.3.Form Hasil Konsultasi Hama ..…………………………… 84
4.2.2.Interface Pakar .…………………………………………………

85
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2.1.Form Admin ………...…………………………………… 85
4.2.2.2.Form Menu Pakar ………………………………………. 86
4.2.2.3.Form Pengaturan Hama …………………………………. 86
4.2.2.4.Form Pengaturan Gejala ..………………………………… 87
4.2.2.5.Form Pengaturan Rule …………………………………… 88
4.3.Uji Coba Menu Konsultasi ….……………………………….………. 89
4.3.1.Tampilan Halaman Depan Konsultasi …………………………. 89
4.3.2.Tampilan Menu Utama Konsultasi …………………………….. 90
4.3.3.Pertanyaan Gejala ..………………………………...…………… 90
4.3.4.Hasil Konsultasi Hama ………………………………………… 92
4.3.5.Hasil Kemungkinan Hama …………………….………………. 93
4.3.6.Hasil Konsultasi Tidak Memilih ………………………………. 93
4.4.Uji Coba Menu Admin ..……………………………………………… 94
4.4.1.Tampilan Halaman Depan Admin ……...……………………… 94
4.4.2.Tampilan Menu Utama Admin ……...………….……………… 95
4.5.Uji Coba Penambahan Hama ……...…………………………….…… 95
4.5.1.Hasil Penambahan Hama Baru …….…...……………………… 96
4.6.Uji Coba Penambahan Gejala ……….…...………….……………… 96
4.6.1.Hasil Uji Coba Penambahan Gejala ……...…………………… 97
4.7.Uji Coba Penambahan Rule ……...………………….……………… 98
4.7.1.Uji Coba Merubah Rule ……...……………………………..… 99
4.7.2.Hasil Penambahan Rule ….…............………….………..……
4.8.Uji Coba Validasi Sistem

…………………………………………..

BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan ……..……………………………………………………

100
101

102
102

5.2.Saran ………………………………………………………………… 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Judul

: Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Hama Pada Tanaman
Cabai Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android

Dosen Pembimbing I : Ir. Purnomo Edi.S., MP
Dosen Pembimbing II : Fetty Tri Anggraeny S. Kom
Penyusun

: Teguh Herlambang

____________________________________________________________________
ABSTRAK
Salah satu kendala melakukan budidaya tanaman cabai adalah dalam
mengatasi hama pada tanaman. Serangan hama dapat menurunkan produktivitas dan
bahkan menyebabkan gagal panen yang berpengaruh terhadap salah satu sumber
devisa negara. Oleh karena itu pendiagnosaan terhadap hama tanaman cabai harus
dilakukan dengan cepat dan akurat. Sistem pakar dihadirkan sebagai pilihan kedua
setelah pakar dalam melakukan konsultasi. Dengan menggunakan metode Forward
Chaining berbasis Android, aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa hama yang
dapat memberikan solusi berdasarkan gejala-gejala yang ada, dilengkapi dengan
keterangan dan gambar dibuat guna mempercepat pendiagnosaan. Berdasarkan
evaluasi sistem pada tahap verifikasi kinerja sistem, aplikasi sistem pakar
pendiagnosis hama tanaman cabai yang menggunakan forward chaining dan
berbasis Android juga dapat dijadikan sebagai sistem pembelajaran kepada
mahasiswa fakultas pertanian tentang hama tanaman cabai.

Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, Android, hama tanaman cabai

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, banyak memberikan

pengaruh terhadap perkembangan pada berbagai sektor, dan salah satunya adalah
sektor pertanian, dimana semakin banyak teknologi yang dikembangkan untuk
digunakan agar mempermudah banyak pekerjaan dalam pertanian, sehingga
hasilnya menjadi lebih efisien dan efektif. Kemajuan teknologi banyak
memberikan pengaruh dalam proses pekerjaan di bidang pertanian, dimana
banyak peralatan pertanian yang dikembangkan sehingga proses pekerjaan
pertanian dapat diselesaikan dengan baik, dan memberikan hasil yang lebih baik
dari segi kuantitas maupun kualitas.
Salah satu teknologi yang banyak dikembangkan adalah teknologi yang
untuk mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi
kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan sistem pakar adalah salah satu
bagian dari kecerdasan buatan yang mengandung pengetahuan dan pengalaman
yang dimasukkan oleh satu atau banyak pakar ke dalam satu area pengetahuan
tertentu, sehingga user dapat menggunakan sistem untuk menentukan solusi yang
tepat dari permasalahan yang ada.
Seiring dengan tingkat mobilitas yang tinggi, beberapa tahun terakhir
tengah marak perangkat bergerak atau mobile device. Salah satu perangkat mobile
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

yang paling pesat adalah Handphone dimana hampir setiap orang memilikinya.
handphone yang sedianya sebagai alat komunikasi, saat ini sudah lebih dari fungsi
dasarnya. Berbagai macam fitur telah ditanamkan, seperti pengolah gambar dan
video, pengolah dokumen dan lain sebagainya. Hal ini tak lepas dari penggunaan
Sistem Operasi pada handphone layaknya pada komputer, handphone pun dapat
di instal berbagai macam aplikasi yang diinginkan.
Android sebagai Sistem Operasi berbasis linux yang dapat digunakan di
berbagai perangkat mobile. Android memiliki tujuan utama untuk memajukan
inovasi piranti telepon bergerak agar pengguna mampu mengeksplorasi
kemampuan dan menambah pengalaman lebih dibandingkan dengan platform
mobile lainnya. Hingga saat ini Android terus berkembang, baik secara sistem
maupun aplikasinya.
Sektor pertanian pun telah banyak menerapkan komputerisasi dalam
mengolah dan menyajikan informasi secara tepat, akurat, dan cepat, sehingga
dapat bermanfaat dalam menyelesaikan suatu permasalahan pada proses pekerjaan
pada sektor pertanian. Hal ini membuat proses pekerjaan yang dilakukan lebih
teliti dan optimal, karena tingkat persentase human error pada pekerjaan dapat
diminimalkan sehingga dapat memberikan hasil pertanian yang berkualitas baik.
Cabai merupakan salah satu komoditi agrobisnis pertanian atau
perkebunan di Indonesia yang banyak diminati oleh para petani. Hal ini
disebabkan makanan di Indonesia pada umumnya banyak menggunakan cabai,
sehingga cabai menjadi komoditi yang sangat menjanjikan bagi petani. Masalah
muncul saat tanaman cabai terinfeksi oleh hama tertentu, sehingga para petani

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

perlu untuk mendiagnosa gangguan yang menyerang tanaman cabai tersebut,
sehingga perlu diambil keputusan yang tepat untuk menangani masalah tersebut,
karena jika terjadi kesalahan dalam mendiagnosa, maka bukan saja akan membuat
biaya untuk pestisida yang bengkak, tetapi juga dapat mengakibatkan tanaman
cabai mati, sehingga panen menjadi gagal. Sehingga diperlukan seorang pakar di
bidang pertanian untuk melakukan diagnosa, namun seorang pakar tidak selalu
dapat hadir untuk membantu.
Untuk itulah perlu dikembangkan suatu sistem pakar untuk membantu
mendiagnosa gangguan pada tanaman cabai, yang bertujuan untuk mengadopsi
kemampuan yang mirip dengan pakar dalam berpikir atau bernalar dengan
ketelitian serta informasi yang tepat dan akurat, sehingga dapat menggantikan
peran vital seorang pakar dalam mencari solusi, memberikan keputusan, dan
memprediksi, sehingga memberikan kemudahan bagi orang yang awam dalam
mendiagnosa gangguan pada tanaman cabai.

1.2

Perumusan Masalah
Permasalahan yang diambil penulis adalah bagaimana membangun suatu

aplikasi sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendiagnosa hama pada
tanaman cabai. Perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana menerapkan metode forward chaining pada pembuatan sistem
pakar sehingga dapat memberikan solusi berupa diagnosis jenis gangguan
yang menyerang tanaman cabai?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

b. Bagaimana tingkat akurasi sistem pakar dalam mendiagnosa hama pada
tanaman cabai?
c. Bagaimana mengimplementasikan aturan (rules) pada basis pengetahuan
(knowledge base) sehingga sistem pakar dapat menghasilkan solusi yang
tepat?

1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
a) Sistem pakar mendiagnosa gangguan yang menyerang tanaman cabai
yang berupa hama pada tanaman yang disebabkan oleh cendawan,
bakteri, ataupun virus.
b) Jenis cabai yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah jenis
cabai yang umumnya ditanam di Indonesia yaitu jenis cabai besar,
jenis cabai kecil/rawit dan jenis cabai keriting.
c) Sistem pakar ini mendiagnosa gangguan tanaman cabai melalui gejalagejala yang tampak pada fisik dari tanaman cabai.
d) Sistem ini memberikan anjuran tingkat kadar pemakaian pestisida pada
hama tanaman cabai.
e) Hasil dari diagnosis sistem berupa satu jenis hama pada tanaman cabai.
f) User dari sistem pakar yang akan dibangun adalah petani serta
mahasiswa pertanian.
g) Penggunaan aplikasi dihubungkan melalui server.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.4

Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Hama

pada Tanaman Cabai berbais Android ini antara lain :
a) Menciptakan sebuah sistem yang mampu mendiagnosa jenis gangguan
yang menyerang tanaman cabai dengan tepat berdasarkan gejala-gejala
serta memberikan anjuran jenis pestisida yang tepat digunakan untuk
pengendalian gangguan

yang

terdiagnosis berdasarkan teori dan

pengetahuan dari refrensi serta pakar di bidang pertanian.
b) Memberikan sarana sistem pakar dengan mudah, cepat, dan praktis dalam
mendiagnosa hama pada tanaman cabai berbasis perangkat mobile.

1.5

Manfaat
Adapun manfaat dari sistem pakar untuk mendiagnosa hama pada tanaman

cabai dengan metode forward chaining berbasis android adalah :
a) Dapat membantu user atau pengguna untuk mendiagnosa hama pada
tanaman cabai.
b) Mengetahui hama pada tanaman cabai melalui alat bantu sistem pakar.
c) Memberikan informasi pada user untuk mengenal lebih jauh tentang
bagaimana karakteristik dan profil hama pada tanaman cabai tersebut.
d) Mengetahui cara memberantas maupun menggendalikan hama pada
tanaman cabai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1.6

Metode Penelitian
Adapun untuk menyelesaikan tugas akhir ini, penulis melalui beberapa

tahapan-tahapan yang akan di lalui, yaitu :
a.

Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan referensi baik dari
buku, internet, maupun sumber-sumber yang lainnya yang terkait dengan
judul penelitian ini.

b.

Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara : observasi, identifikasi dan
klasifikasi melalui studi literatur. Dari pengumpulan data tersebut dapat
dilakukan analisis data, yaitu dengan cara pengidentifikasian hama yang
menyerang tanaman cabai. Kemudian akan ditentukan suatu pemecahan
permasalahan pengendalian yang tepat untuk mengatasi hama yang
menyerang tanaman cabai.

c.

Perancangan Sistem
Perancangan sistem yaitu melakukan analisa awal terhadap sistem yang akan
dibuat, dan memberikan pemecahan masalah yang dilakukan secara sistem
komputerisasi dengan cara mengklasifikasikan hama yang menyerang
tanaman cabai. Kemudian pada rancangan sistem akan di identifikasi
metode yang akan dipakai dalam pencarian solusi yang tepat guna mengatasi
hama yang menyerang tanaman cabai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

d.

Pembuatan program
Melakukan

implementasi

terhadap

sistem

berdasarkan

hasil

dari

perancangan sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan.
e.

Ujicoba sistem
Ujicoba sistem ini dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap
tahap pembuatan program secara formal. Selain itu ujicoba program dapat
dilakukan pada akhir dari tahap-tahap analisa sistem, desain sistem dan
tahap penerapan sistem atau implementasi sistem.

f.

Pembuatan Kesimpulan
Pada tahap ini program telah berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang
diharapkan.

1.7

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran

umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang yang menjelaskan tentang
definisi Sistem pakar dan device mobile android dimana berkaitan
dengan permasalahan hama pada tanaman cabai serta solusi yang
di dapat, rumusan masalah, batasan masalah,

metodologi

penelitian, tujuan, manfaat, keuntungan bagi pengguna dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

pembaca serta sistematika penulisan yang digunakan dalam
laporan tugas akhir ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang
berkaitan dengan topik masalah yang diambil dan hal-hal yang
berguna

dalam

proses

analisis

permasalahan,

sehingga

memudahkan penulis dalam menyelesaikannya.
BAB III

ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini berisikan tentang proses analisis dan perancangan
sistem pakar untuk mendiagnosa hama pada tanaman cabai dengan
metode forward chaining berbasis android yang akan dibuat dengan
Eclipse sebagai editor dalam pembuatan coding aplikasi ini.

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM
Pada bab ini berisi hasil implementasi dan uji coba dari
perancangan

yang

telah

dibuat

sebelumnya,

beserta

pembahasannya tentang Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Hama
pada

tanaman

cabai

Berbasis

Android,

sehingga

dapat

mempermudah dalam pembuatan dan evaluasi program, serta
bertujuan mencari kekurangan program agar dapat segera
diperbaiki.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB V

PENUTUP
Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan dari keseluruhan isi
dari laporan tugas akhir serta saran yang disampaikan penulis
untuk pengembangan sistem yang ada demi kesempurnaan sistem
yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Tanaman Cabai
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan

yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuum L. Pusat asal (penyebaran primer)
spesies ini di Meksiko, kemudian menyebar ke negara-negara benua Amerika,
Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Tanaman cabai banyak ragam tipe
pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20-30 spesies yang
sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya
mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabai besar, cabai keriting, dan cabai rawit.
Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya
Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.
Cabai juga merupakan salah satu bumbu dasar untuk penyedap rasa
masakan, umumnya berwarna merah menyala atau hijau tua. Jika cabe dibelah,
maka kita akan menemukan tangkai putih di dalamnya yang mengandung zat
capsaicin yang seperti minyak dan menyengat sel-sel pengecap lidah. Zat inilah
yang mengakibatkan cabai menjadi pedas dan panas di lidah ketika kita
mengkonsumsinya.
Tapi zat ini juga yang membuat orang ketagihan dan kecanduan saat
menyantap makanan. Namun, dibalik sensasi rasa pedasnya terdapat berjuta
manfaat dan kandungan gizi yg belum kita ketahui sebelumnya. Selain berkhasiat
untuk meningkatkan nafsu makan juga memiliki manfaat lain untuk tubuh.
10

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Contohnya, pada cabai rawit yang rasa pedasnya luar biasa, ternyata mengandung
vitamin C dan betakaroten (provitamin A) yang konon dapat mengalahkan
kandungan pada buah-buahan seperti mangga, nanas, pepaya atau semangka.
Sebetulnya di antara jenis-jenis cabai lainnya, paprika merah memiliki
kandungan vitamin C yang paling tinggi hingga dua kali lipat. Sementara kadar
betakarotennya pun lebih unggul dibandingkan dengan paprika hijau, 9 kali lebih
besar. Sebagian besar kandungan beta karoten paprika terkonsentrasi pada bagian
di dekat kulit.Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabai juga dapat
digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri
makanan dan industri obat-obatan atau jamu. (Nurwansyah, 2011)

2.1.1. Klasifikasi Cabai
Di dalam dunia tumbuhan, tanaman cabai diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Sub Kingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Asteridae

Ordo

: Solanales

Famili

: Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus

: Capsicum

Spesies

: Capsicum annum L.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.1.2. Karakteristik Cabai
Seperti pada tanaman lainnya, tanaman cabai terdiri dari akar, buah, daun,
batang dan bunga. Berikut ini adalah karakteristik cabai dilihat dari bagian
tanaman akar, buah, daun, batang dan bunga serta ciri-ciri tanaman cabai
sebagaimana dipaparkan dalam table 2.1. (Faizar Nur, 2011)

Tabel 2.1 Karakteristik cabai
No

Bagian Tanaman

1.

Akar

2.

Buah

3.

Daun

Ciri-ciri
o Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup
rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja.
o Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang
merupakan hasil simbiosis dengan beberapa
mikroorganisme.
o Meskipun tidak memiliki akar tunggang,
namun ada beberapa akar tumbuh ke arah
bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang
semu.
o Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai
yang paling banyak dikenal dan memiliki
banyak variasi.
o Buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu
serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim
chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho,
banana, dan blocky bell.
o Hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana
tipe elongate bell dan blocky bell dianggap
sama.
o Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies
dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk
oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set.
o Warna permukaan daun bagian atas biasanya
hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau
kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada
bagian bawah umumnya berwarna hijau muda,
hijau pucat atau hijau.
o Permukaan daun cabai ada yang halus adapula
yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun
cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar antara 1
— 5 cm.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

4.

Batang

5.

Bunga

2.1.3.

o Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan
batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan
tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian
membentuk banyak percabangan.
o Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang
biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis
cabai besar, panjang batang dapat mencapai 2 meter
bahkan lebih.
o Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua,
atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua
(biasanya batang paling bawah), akan muncul
warna coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu
semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan
parenkim.
o Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun
memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk
bintang, ini menunjukkan tanaman cabai termasuk
dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang).
o Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam
keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan.
Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 — 3 bunga
saja.
o Mahkota bunga tanaman cabai warnanya
bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan,
dan ungu. Diameter bunga antara 5 — 20 mm.
o Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma,
artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan
dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan
bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir
sama), sehingga tanaman dapat melakukan
penyerbukan sendiri.

Manfaat Cabai
Berbagai kegiatan penelitian menyimpulkan dibalik rasa pedasnya, cabai

memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan. Diantara manfaatnya cabai
dapat mengurangi resiko kanker, menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan
bahkan dapat menyembuhkan luka. Diantaranya adalah Dokter Khursheed
Jeejeebhoy. Ahli penyakit dalam dari University of Toronto ini menganjurkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

konsumsi makanan pedas secara teratur untuk meningkatkan kualitas kesehatan
tubuh. Menurutnya, mengkonsumsi makanan pedas secara tidak berlebihan sangat
baik bagi kesehatan dan mengurangi risiko kanker.
Hasil penelitian laboratorium di Inggris menemukan, kandungan capsaicin
pada cabai yang menimbulkan rasa pedas, dapat membunuh sel kanker tanpa
merusak sel normal. Jadi tidak heran mengapa beberapa kasus kanker di Meksiko
dan India, yang masyarakatnya banyak mengkonsumsi makanan pedas, lebih
sedikit dibandingkan negara-negara Barat, yang masyarakatnya cenderung tidak
suka makanan pedas.
Sementara itu, dua penelitian yang dilakukan tim dari Australia juga
mengungkap, menambahkan cabai dalam setiap masakan bisa menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Hasil penelitian itu juga menjelaskan, makanan pedas juga
bisa menstabilkan kadar insulin dalam darah.
Dalam takaran yang tidak berlebihan, makanan pedas bahkan bermanfaat
untuk kesehatan lambung. Demikian hasil studi yang dilakukan tim peneliti dari
Hungaria. Capsaicin bisa mengurangi asam lambung dan berfungsi sebagai
antiinflamasi. (theglobal, 2008)

2.2

Hama pada Tanaman Cabai
Hama pada tanaman cabai merupakan binatang pengganggu tanaman.

Hama yang menyerang tanaman biasanya berasal dari serangga. Jenisnya juga
bermacam-macam. Untuk jenis hama diantarannya Thrips, Tungau, Lalat buah,
Kutu daun, Kutu kebul, Ulat buah, Ulat gerayak. Macam hama dan gejala
serangan hama yang sering menyerang tanaman cabai dipaparkan dalam Tabel
2.2.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Tabel 2.2 Macam Hama dan gejala-gejala Hama Cabai
No. Macam Hama

Gejala

Penyebab

1.

Thrips

1) Daun :
- Permukaan bawah keperakperakan
- Mengeriting ke atas atau
mengkerut
2) Bunga :
- Mengering dan rontok

T. Parvispinus

2.

Tungau

Tungau
(MITE)

3.

Lalat Buah

1) Daun :
- Permukaan bawah berwarna
tembaga
- Kaku dan melengkung ke bawah
- Rontok dan mati
2) Bunga :
- Tunas dan bunga gugur
1) Buah :
- Bercak-bercak kecil kehitaman
- Di dalam buah terdapat belatung
- Busuk dan gugur

4.

Kutu Daun

1) Daun :
- Keriput
- Terpuntir
- Berwarna kekuningan
- Ada embun jelaga berwarna
hitam
2) Tanaman layu dan mati
3) Tanaman menjadi kerdil

Myzus
persicae Sulz

5.

Kutu Kebul

1) Daun :
- Bercak nekrotik pada daun
- Ada embun jelaga berwarna
hitam
2) Tanaman menjadi kerdil

Bemisia tabaci

6.

Ulat Buah

Helicoverpa
armigera
Hubner

7.

Ulat Gerayak

1) Buah :
- Berlubang-lubang
- Di dalam buah terdapat ulat
- Busuk dan gugur
1) Daun :
- Tersisa tulang-tulang daun
- Berlubang-lubang
2) Buah :
- Berlubang-lubang
3) Serangan terjadi pada malam hari

Bractocera
dorsalis
Hendel

Spodoptera
litura
Fabricius

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.1

Pengendalian dan Pemberantasan Hama Cabai
Hama penting pada tanaman dan buah cabai, di antaranya thrips, kutu

daun apids, kutu daun persik, tungau, kutu kebul, lalat buah, dan ulat gerayak.
Beberapa hama merupakan pembawa (vektor) penyakit penting. Satu ekor hama
dapat menularkan penyakit dari tanaman sakit ke tanaman sehat hanya dalam
beberapa hari. Serangan hama penting ini akan semakin tinggi pada musim
kemarau. Oleh karena itu, kegiatan pencegahan dan pengendalian rutin hama ini
sangat penting.
Penanggulangan dan pemberantasan hama tanaman cabai dapat dilakukan
dengan berbagai tindakan, sebagaimana telah dapat diuraikan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Pengendalian dan pemberantasan Hama Tanaman Cabai
No.

Macam Hama

Pengendalian dan Pemberantasan

1.

Thrips

• Jangan menanam cabai secara bertahap pada lokasi
yang sangat berdekatan.
• Lakukan pergiliran tanaman atau kosongkan areal
(bera) penanaman lebih kurang satu bulan.
• Penyemprotan insektisida Curacron 50 EC
konsentrasi 2 ml/liter, Angrimex 18 EC konsentrasi
1 ml/liter, Abuki 50 SL, Demolish 18 EC, atau
Abamectin 21 EC.

2.

Kutu Daun

• Jangan menanam cabai secara bertahap pada lokasi
yang sangat berdekatan.
• Lakukan pergiliran tanaman atau kosongkan areal
(bera) penanaman lebih kurang satu bulan.
• Penyemprotan insektisida Curacron 50 EC
konsentrasi 2 ml/l, Agrimex 18 EC konsentrasi 1
ml/l, Buldok 25 EC, Deltramethrin 25 EC, Decis 2,5
EC, atau Orthene.

3.

Tungau

• Kumpulkan semua bagian yang terserang (utamanya
daun). Masukkan dalam kantong plastik dan bakar
(musnahkan).
• Penyemprotan akarisida Omite 570 EC 2 cc/liter,
Mitac 200 EC (0,2%), atau Kelthane 200 EC di
bawah daun secara teratur hingga tuntas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

4.

Kutu Kebul

• Lakukan pergiliran tanaman (rotasi) yang bukan
tanaman inang kutu kebul.
• Kumpulkan dan bakar sisa tanaman yang terserang
kutu kebul.
• Kendalikan hama dengan memasang perangkap
berwarna kuning sebanyak 1 buah tiap 100m².
• Penyemprotan larutan Teflubenzuron 50 EC,
Permetrin 25 EC, Imidaklroplid 200 SL, dan
Metidation di bagian bawah daun.

5.

Lalat Buah

• Lakukan pergiliran tanaman (rotasi) yang bukan
tanaman inang lalat buah.
• Kumpulkan buah cabai yang terserang, lalu
masukkan ke dalam kantong plastik dan
musnahkan.
• Kendalikan dengan perangkap lalat buah berbahan
aktif petrogenol yang efektif memerangkap lalat
jantan.
• Penyemprotan menggunakan insektisida, Decis 2,5
EC 1 ml per liter secara rutin hingga tuntas.

6.

Ulat Buah

• Lakukan pergiliran tanaman yang bukan tanaman
inang ulat buah.
• Kumpulkan buah cabai yang terserang, lalu
masukkan dalam kantong plastik dan musnahkan.
• Penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC 1 ml/liter.

7.

Ulat Gerayak

• Kumpulkan telur dan ulat di bagian bawah daun,
lalu musnahkan.
• Penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC 1 ml/liter.

2.3

Sistem Pakar
Menurut Herman Tolle, seorang pakar/ahli (human expert) adalah seorang

individu yang memiliki kemampuan pemahaman yang superior dari suatu
masalah. Misalnya : seorang dokter, penasehat keuangan, pakar mesin mobil, dll.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pakar :
a) Dapat mengenali dan merumuskan masalah
b) Menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat
c) Menjelaskan solusi
d) Belajar dari pengalaman
e) Restrukturasi pengetahuan
f) Menentukan relevansi/hubungan
g) Memahami batas kemampuan
Kepakaran/keahlian (Menurut Herman Tolle) merupakan pemahaman
yang luas dari tugas atau pengetahuan spesifik yang diperoleh dari pelatihan,
membaca dan pengalaman. Jenis-jenis pengetahuan yang dimiliki dalam
kepakaran :
a) Teori-teori dari permasalahan
b) Aturan dan prosedur yang mengacu pada area permasalahan
c) Aturan (heuristik) yang harus dikerjakan pada situasi yang terjadi
d) Strategi global untuk menyelesaikan berbagai jenis masalah
e) Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan)
f) Fakta-fakta
Sistem Pakar (SP) atau expert system (ES) (Jogiyanto HM, 2003)
adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari pakar sehingga
dapat digunakan untuk konsultasi. Sistem pakar ini dapat berisi dengan
pengetahuan (knowledge) dari satu atau lebih pakar. Pengetahuan dari pakar
didalam sistem ini digunakan sebagai dasar oleh sistem pakar untuk menjawab
pertanyaan (konsultasi). Perbandingan seorang ahli pakar (human expert) dengan
sistem pakar (expert system) digambarkan pada Tabel 2.4 sebagai berikut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Tabel 2.4 Perbandingan Ahli Pakar dengan Sistem Pakar
Faktor
Time Availability
S\Geografis
Keamanan
Perisable/dapat habis
Performansi
Kecepatan
Biaya

Ahli Pakar
Hari Kerja
Lokal/tertentu
Tidak tergantikan
Ya
Variabel
Variabel
Tinggi

Sistem Pakar
Setiap saat
Dimana saja
Dapat diganti
Tidak
Konsisten
Konsisten,lebih cepat
Terjangkau

Sumber : Herman Tolle, 2008

Alasan mendasar mengapa ES dikembangkan untuk menggantikan
seorang pakar (Kusrini, 2006) :
a) Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan berbagai lokasi
b) Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan
seorang pakar
c) Seorang pakar akan pension atau pergi
d) Seorang pakar adalah mahal
e) Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat
(hostile environtment)

2.3.1

Ciri-Ciri Sistem Pakar
Menurut ReoRid (2005) Sistem pakar memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

a) Memiliki informasi yang handal
b) Mudah dimodifikasi
c) Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak
sempurna) untuk mendapatkan penyelesaiannya
d) Dapat digunakan dalam berbagai jenis computer
e) Memiliki kemampuan untuk beradaptasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar
Sistem pakar (menurut ReoRid, 2005) memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Orang awam bisa menggunakannya
b. Melestarikan keahlian seorang pakar
c. Kemampuan dalam mengakses pengetahuan
d. Bisa bekerja dalam informasi yang tidak lengkap
e. Media pelengkap dalam penelitian
f. Menghemat waktu dalam mengambil suatu keputusan
g. Proses secara otomatis
h. Keahlian sama dengan seorang pakar
i.

Produktifitas
Sedangkan kekurangan dari sistem pakar adalah sebagai berikut :

a. Biaya yang sangat mahal membuat dan memeliharanya
b. Sulit dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar
c. Sistem pakar tidak 100% benar

2.3.3 Ar sitektur Sistem Pakar
Pada dasarnya sistem pakar terdiri dari empat komponen utama. (Arfin
Watilete, 2006) Berikut ini adalah gambar dari keempat komponen utama
arsitektur sistem pakar sebagaimana dipaparkan dalam Gambar 2.1 :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar
Adapun penjelasan dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Knowledge Acquisition Interface (antar muka akusisi pengetahuan)
Knowledge Acquisition Interface mengontrol bagaimana seorang pakar dan
rekayasa pengetahuan (Knowledge engineer) berinteraksi dengan program
untuk memasukkan pengetahuan kedalam basis pengetahuan (knowledge
base). Termasuk hal-hal yang dimaksudkan untuk membantu para pakar
dalam mengekspresikan pengetahuannya dalam bentuk yang sesuai yang bisa
diterima oleh komputer.
Proses ini mengekspresikan pengetahuan dalam basis pengetahuan yang biasa
disebut dengan akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition). Akuisisi
pengetahuan akan menjadi sangat sulit, karena aspek dari pengembangan
sistem pakar ini membutuhkan waktu yang cukup banyak dan usaha keras.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2. User Interface
User Interface adalah bagian dari program yang berinteraksi dengan
pengguna. Prompt bagi pengguna digunakan untuk informasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah, menampilkan kesimpulan dan menjelaskan
alasannya. Fasilitas dari user interface kerapkali memasukkan :
a. Tidak menanyakan pertanyaan yang bersifat basa-basi
b. Menjelaskan alas an atas pertanyaan yang diajukan
c. Menyediakan dokumentasi dari referensi
d. Mendefinisikan istilah-istilah yang bersifat teknik
e. Laporan rekomendasi yang cukup detail
f. Pembenaran rekomendasi
g. Bantuan online (Online help)
h. Penyajian informasi berbentuk gambar
3. Knowledge Base
Knowledge Base terdiri dari detail pengetahuan tentang domain tertentu. Basis
pengetahuan sangat beda dengan basis data yang mana basis pengetahuannya
terdiri dari pengetahuan eksplisit (explicit knowledge) dan pengetahuan
implist (implicit knowledge) . Banyak pengetahuan dalam basis pengetahuan
tidak dalam kondisi eksplisit, tetapi diproses dengan mesin inferensi
(inference engine) dari penyataan eksplisit kedalam basis pengetahuan. Hal ini
membuat basis pengetahuan lebih efisien dalam penyimpanan data bila
dibandingkan dengan basis data.
Basis pengetahuan dapat terdiri dari beberapa tipe pengetahuan dan
proses mendapatkan pengetahuan untuk basis pengetahuan kerapkali berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

4. Inference Engine
Inference Engine secara umum memperoses rule untuk memberikan alas an
dan menggambarkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak dapat dilihat tetapi
dapat diproses dari basis pengetahuan.
Mesin inferensi dapat dikatakan sama dengan query dalam sistem basis
data. Tugas dari modul inferensi adalah mengeksplorasi basis pengetahuan
untuk mencari solusi dari permesalahan tertentu.
Inference Engine mampu memberikan alasan simbolik, bukan hanya
alasan yang bersifat matematik. Bentuk Inference Engine diperkenankan
untuk dikembangkan dalam berbagai variasi, tergantung dari berbagai faktor,
termasuk bagaimana cara merepresentasikan pengetahuan.
Terdapat 2 metode dalam Inference Engine yaitu metode forward chaining
dan metode backward chaining.
a. Forward chaining
Forward chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang melakukan
pencarian dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai
dengan situasi (bernilai true), maka proses akan meng-assert konklusi.
Forward chaining dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi
diproleh.
b. Backward chaining
Backward chaining menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari
ekspektasi apa yang diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada
sebab-sebab yang mendukung (ataupun kontradiktif) dari ekspektasi tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.3.4 Representasi Pengetahuan
Representasi Pengetahuan adalah

metode yang digunakan untuk

menggabungkan pengetahuan dalam basis pengetahuan dari sistem pakar. Teknikteknik yang digunakan untuk representasi pengetahuan antara lain :

1) Object-Attribute-Value Triplets
Didalam sistem pakar, fakta digunakan untuk membantu menguraikan
bagian-bagian dari frame, semantic network atau rule. Didalam AI (Artificial
Intelligence) dan sistem pakar, sebuah fakta sering disebut sebagai proposition.
Proposition adalah sebuah pernyataan yang salah satunya true atau false. Sebuah
fact (fakta), mungkin juga digunakan untuk menyatakan nilai dari property
tertentu dari beberapa objek. Berikut ini contoh Gambar 2.2 dari O-A-V.

Gambar 2.2 O-A-V (Object-Attribute-Value Triplets)
2) Rule
Fact (Fakta) yang ditulis oleh user merupakan operasi yang sangat penting
bagi sistem pakar. Operasi tersebut memungkinkan sistem untuk mengetahui
kondisi yang sedang terjadi. Oleh karena itu, sistem yang harus mempunyai
pengetahuan tambahan agar dapat bekerja secara intelligent dengan fakta yang ada
untuk menyelesaikan suatu masalah. Sebuah struktur pengetahuan yang
digunakan secara umum dalam sistem pakar dengan menyediakan pengetahuan
tambahan tersebut, disebut juga dengan rule.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Sebuah rule adalah bentuk dari procedural knowledge yang diasosiasikan
untuk memberikan informasi bagi beberapa aksi. Struktur rule secara logic
menghubungkan satu atau beberapa alasan (premise) yang terdapat dalam
pernyataan JIKA (IF) dengan satu atau lebih kesimpulan (conclusion) yang
terdapat dalam pernyataan MAKA (THEN)
Secara umum rule dapat mempunyai beberapa alasan yang digabungkan
dengan pernyataan AND (confunction) atau pernyataan OR (disfunction) atau
dapat juga menggabungkan keduanya.
3) Frame
Frame merupakan sebuah struktur data untuk merepresentasikan
pengetahuan dari berbagai konsep atau objek. Sebuah frame juga dapat
digambarkan dalam berbagai bentuk seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Frame
4) Semantic network
Semantic network merupakan salah satu teknik untuk menggambarkan
hubungan antar objek yang terbentuk melalui node-node dan link. Contoh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

representasi pengetahuan melalui semantic network dapat dilihat pada Gambar 2.4
berikut ini.

Gambar 2.4 Semantic Network
Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh semantic network :
a) Kemudahan dalam penambahan node dan link, serta mudah dimengerti
b) Lebih detail dalam menggambarkan suatu object
c) Hamper sama dengan penyimpanan informasi
d) Dapat membuat alasan dan membuat definisi pernyataan antara link
yang tidak terhubung
5) Logic
Bentuk pengetahuan yang paling tua dalam merepresentasikan
pengetahuan dalam computer adalah logic. Dalam logic sendiri ada dua teknik
yang sering digunakan dalam representasi pengetahuan yaitu propositional logic
dan predicate calculus.
a) propositional logic
propositional logic merepresentasikan dan memberi alasan dengan dahlil
(proposition) dimana salah satu pernyataannya adalah true and false.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

b) Predicate calculus
Predicate calculus membagi pernyataan menjadi beberapa bagian,
pemberian nama, karakteristik objek, keterangan lain tentang objek.

2.3.5 Verifikasi
Suatu kualitas dari basis pengetahuan dapat dilihat dari ukuran,
kompleksitas dan sifat kritikal dari aplikasi-aplikasi yang ada. Semua itu dapat
diwujudkan dari proses-proses verifikasi. Elemen ini sangat penting bagi suatu
sistem berbasis pengetahuan. Verifikasi adalah membangun sistem pakar yang
benar.
Verifikasi itu sendiri terdiri dari dua proses yaitu :
(1) Memeriksa pelaksanaan suatu sistem secara spesifik
(2) Memeriksa konsistensi dan kelengkapan dari basis pengetahuan
Verifikasi dijalankan ketika ada penambahan atau perubahan pada rule,
karena rule tersebut sudah ada pada sistem. Sedangkan tujuan verifikasi adalah
untuk memastikan adanya kecocokan antara sistem dengan apa yang sistem
kerjakan (rule base) dan juga untuk memastikan bahwa sistem itu terbebas dari
error. Berikut ini adalah beberapa pengecekan rule dalam suatu basis
pengetahuan.
(1) Redundant rules
Redundant rules terjadi jika rule atau lebih mempunyai premis dan konklusi
yang sama.
(2) Conflicting rules
Conflicting rules terjadi jika dua buah rule atau lebih mempunyai premis yang
sama, tetapi mempunyai konklusi yang berlawanan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

(3) Circular rules
Circular rules adalah suatu keadaan dimana terjadi proses perulangan dari
suatu rule. Ini dikarenakan suatu premis d