PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN PERMAINAN Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Permainan Kartu Huruf Pada Siswa Kelas III SDN Tungg

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN PERMAINAN
KARTU HURUF PADA SISWA KELAS III SDN TUNGGULSARI I NO 72
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi PGSD

Oleh:

DESSY DWITALIA SARI
A 510100156

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

DENGAN PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS III
SDN TUNGGULSARI I NO 72 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Dessy Dwitalia Sari, A510100156, Program Studi Pendidikan Guru
SekolahDasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2014, 106 halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis aksara jawa
pada mata pelajaran Bahasa Jawa melalui model pembelajaran Quantum
Teaching dengan permainan kartu huruf pada siswa kelas III SD Negeri
Tunggulsari I Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini termasuk
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa
kelas III SDN Tunggulsari I Surakarta yang berjumlah 24 siswa. Tehnik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, tes, dokumentasi. Tehnik analisis data meliputi reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Model pembelajaran yang digunakan
adalah Quantum Teaching dengan permainan kartu huruf. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pelaksanaan pra siklus diperoleh hasil keterampilan
menulis aksara jawa pada mata pelajaran Bahasa Jawa terbilang rendah. Siswa

yang tuntas hanya 8 siswa atau sebesar 33,3% dari nilai KKM (> 65) yang
ditentukan. Setelah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan
permainan kartu huruf pada siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari : keterampilan menulis aksara jawa pada
pra siklus 41,6%, siklus I 54,1% dan siklus II 87,5%. Kebenaran ejaan dalam
penulisan aksara jawa pada pra siklus 50%, siklus I 58,3%, siklus II 83,3%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa adanya ketuntasan peningkatan hasil belajar yang
diperoleh melebihi target yang diharapkan yaitu 75%. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan
permainan kartu huruf dapat meningkatkan keterampilan menulis aksara jawa
pada siswa kelas III SDN Tunggulsari I Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata kunci: keterampilan, menulis, quantum teaching

1

A. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan bahasa
sebagai media untuk melakukan pecakapan kepada orang lain. Pada
umumnya di Indonesia, orang-orang lebih sering menggunakan bahasa

Indonesia, akan tetapi Indonesia memiliki berbagai macam bahasa yaitu
bahasa daerah. Di setiap Provinsi memiliki bahasa daerah yang berbedabeda.
Salah satu bahasa daerah yaitu bahasa jawa, Bahasa jawa sering
digunakan oleh penduduk suku bangsa jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta,
Jawa Timur. Untuk mempelajari bahasa jawa, akan lebih baiknya jika
mempelajari huruf jawa terlebih dahulu. Dalam kehidupan sehari-hari kita
selalu menggunakan bahasa sebagai media untuk melakukan pecakapan
kepada orang lain. Pada umumnya di Indonesia, orang-orang lebih sering
menggunakan bahasa Indonesia, akan tetapi Indonesia memiliki berbagai
macam bahasa yaitu bahasa daerah. Di setiap Provinsi memiliki bahasa
daerah yang berbeda-beda. Salah satu bahasa daerah yaitu bahasa jawa,
Bahasa jawa sering digunakan oleh penduduk suku bangsa jawa di Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur. Untuk mempelajari bahasa jawa, akan
lebih baiknya jika mempelajari huruf jawa terlebih dahulu.
Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak
ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu
peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Aksara ini menjadi bukti nyata
adanya zaman dahulu sebelum adanya bangsa Indonesia. Upaya pelestarian
aksara ini sedang diupayakan oleh semua pihak. Sehingga bangsa Indonesia
tidak kehilangan akan nilai budayanya.

Dalam upaya pelestariannya salah satu cara yang digunakan adalah
dengan memperkenalkan aksara tersebut dengan masyarakat luas lewat
dunia pendidikan. Masyarakat Jawa modern pada masa sekarang ini sudah
tidak mengenal aksara Jawa, maka salah satu upaya atau langkah-langkah
pelestariannya dilakukan melalui pendidikan formal. Mata pelajaran bahasa
Jawa sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal wajib di tingkat

2

pendidikan dasar hingga menengah atas, memasukkan materi aksara Jawa
dalam kurikulumnya. Khususnya di tingkat pendidikan dasar, pemberian
materi aksara Jawa ini bertujuan untuk memberikan landasan yang kuat
dalam penguasaan aksara Jawa sebagai bekal pengetahuan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Mempelajari aksara jawa akan lebih mudah memulainya dengan
belajar menulis. Melalui kegiatan menulis, siswa diharapkan akan luwes
dalam menulis bentuk-bentuk huruf Jawa. Setelah siswa mampu menguasai
huruf Jawa dengan baik, maka siswa akan mudah dalam membaca tulisan
huruf Jawa.
Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan

atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara (Alex,
2010:106). Menulis adalah suatu keterampilan yang tidak terjadi secara
tiba-tiba. Seseorang membutuhkan latihan secara intens agar menghasilkan
tulisan yang luwes dan indah.
Dalam proses pembelajaran terjadi proses interaksi antara guru
dengan siswa. Suasana yang dimunculkan sebaiknya menyenangkan, sehat,
berdaya dan berhasil guna. Hal ini ditandai dengan adanya keterlibatan
secara positif dan aktif baik dari guru maupun dari siswa. Proses
keterlibatan ini sangat bergantung pada guru dalam membuat perencanaan,
pengelolaan, dan penyampaiannya. Dengan kata lain, guru sastra yang
sekaligus merangkap menjadi guru bahasa harus mampu mengembangkan
seni mengajarkan sastra secara tepat dan bervariasi, sehingga kegiatan
pembelajaran tidak membosankan dan monoton. Sebaiknya, pembelajaran
memberikan kesenangan, kegairahan, minat, serta kebahagiaan pada siswa.
Pembelajaran Quantum merupakan cara baru yang memudahkan
proses belajar, yang memasukan proses belajar, yang memadukan unsure
seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran (Made Wena.
2011: 160). Munculnya berbagai permasalahan dalam setiap proses
pembelajaran, telah mendorong beberapa praktisi pendidikan untuk
menciptakan beberapa strategi pembelajaran.


3

Pembelajaran Quantum yang bersandar pada konsep yaitu “bawalah
dunia siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia siswa”. Hal
ini berarti pembelajaran dilakukan secara meriah dengan segala nuansanya,
menyertakan segala kaitan, saling berinteraksi dan memaksimalkan momen
belajar.
Peneliti memilih model pembelajran ini dengan harapan mampu
meningkatkan keterampilan menulis aksara jawa pada siswa kelas III SDN
Tunggulsari

I Surakarta.

Model

pembelajaran

Quantum Teaching


merupakan salah satu tawaran agar pembelajaran aksara Jawa tidak hanya
terpaku pada penyampaian materi saja, tetapi juga dapat menciptakan
suasana rekreatif dan menyenangkan. Berangkat dari perasaan senang
terhadap aksara Jawa ini, diharapkan siswa lebih menghargai dan mencintai
aksara Jawa sebagai kekayaan budaya bangsa.Berdasarkan uraian diatas,
dapat dilakukan penelitian dengan judul: “ Peningkatan Keterampilan
menulis Aksara Jawa Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching
Dengan Permainan Kartu Huruf Pada Siswa Kelas III SDN Tunggulsari 1
No. 72 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. METODE PENELITIAN
Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah
SDN Tunggulsari 1 No.72 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian
dilaksanakan pada semester genap yaitu pada tanggal 7 Januari 2014 sampai
tanggal 17 Januari 2014. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah guru
dan siswa kelas III SDN Tunggulsari I Surakarta yang berjumlah 24 siswa
dengan 11 siswa laki-laki dan 13 siswa putri. Penelitian ini dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan menulis aksara jawa pada Mata Pelajaran
Bahasa Jawa.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus.
Masing-masing siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Siklus
pertama dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2014 dan 9 Januari 2014.

4

Sedangkan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2014 dan 17
Januari 2014. Siklus I merupakan bentuk pelaksanaan tindakan penerapan
model pembelajaran Quantum Teaching pertama yang didasarkan pada hasil
observasi guru pada kondisi awal. Sedangkan siklus II dilakukan
berdasarkan refleksi pada siklus I terkait hal-hal yang belum meningkat
sesuai dengan target ketuntasan yang diharapakan. Apabila pada siklus II
telah mencapai ketuntasan yang diharapakan maka tidak perlu dilakukan
siklus berikutnya. Langkah-langkah dalam masing-masing siklus terdiri dari:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara, tes dan
dokumentasi, berikut penjabarannya:
1. Wawancara
Menurut


Sukardi

dalam

Rubino

Rubiyanto

(2011:67)

mengungkapkan bahwa wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti
bertanya secara lisan respondent menjawab secara lisan pula.
Wawancara mendalam dilakukan terhadap guru serta siswa kelas III
SDN Tunggulsari I No.72 Surakarta. Wawancara dilakukan untuk
menggali informasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan
aspek permasalahan pembelajaran menyimak cerita, penentuan tindakan,
dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
2. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati

langsung terhadap obyek yang diteliti. Menurut Margono (2007:158)
mendefinisikan observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang Nampak pada obyek penelitian.
Observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model Quantum Teaching melalui permainan kartu huruf
pada mata pelajaran Bahasa Jawa siswa kelas III SDN Tunggulsari I
No.72 Surakarta.

5

3. Tes
Suharsimi Arikunto (2006:150), Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan yang dicapai siswa setelah kegiatan tindakan
pembelajaran. Tes yang dilaksanakan dengan menggunakan tes unjuk
kerja terdiri dari tes penjajagan untuk mengetahui kondisi awal siswa
sebelum dilakukan tindakan. Tes akhir untuk mengukur kemampuan
siswa dalam penguasaan materi pembelajaran menulis aksara jawa.

4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang bersumber dari
arsip/ dokumen dari sekolah. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
Quantum Teaching, buku-buku seperti buku paket dan buku LKS,
presensi siswa, serta hasil belajar siswa yang berupa hasil ulangan yang
telah dilakukan. Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data
sekolah, nama siswa, dan foto proses tindakan penelitian.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada hasil penilaian aspek menulis mata pelajaran
Bahasa Jawa kelas III SDN Tunggulsari I Surakarta dari kondisi awal, siklus
I dan siklus II diperoleh peningkatan hasil yang signifikan, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

6

Tabel 4.11 Daftar Perbandingan Keterampilan Menulis Aksara Jawa
Penilaian
No

Keterampilan

Kondisi

Siklus I

Siklus II

10 siswa

13 siswa

21 siswa

(41,6%)

(54,1%)

(87,5%)

12 siswa

14 siswa

20 siswa

(50%)

(58,3%)

(83,3%)

45,8%

56,2%

85.4%

Awal
1.

Menulis aksara jawa

2.

Kebenaran ejaan dalam
penulisan aksara jawa

Rata-rata

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah diagram perbandingan
peningkatan keterampilan menulis aksara jawa dan penulisan ejaan aksara
jawa.
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Peningkatan Keterampilan Menulis
Aksara Jawa dan Penulisan Ejaan Aksara Jawa

25
20
Kondisi Awal

15

Siklus I
10
Siklus II
5
0
Keterampilan Menulis
Aksara Jawa

Kebenaran Penulisan Ejaan

Dari diagram diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang terampil menulis
aksara jawa pada kondisi awal berjumlah 10 siswa (41,6%), pada siklus I 13 siswa
(54,1%) dan meningkat pada siklus II menjadi 21 siswa (87,5%). Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan siswa kelas III SDN Tunggulsari I
Surakarta telah menguasai kedua indikator yang telah ditetapkan dengan
diterapkannya model pembelajaran Quantum Teaching dengan permainan kartu

7

huruf pada Standar Kompetensi

menulis karangan sederhana menggunakan

berbagai ragam bahasa Jawa sesuai dengan kaidah penulisan dan menulis kalimat
berhuruf Jawa. Selain itu, peneliti juga mengkaji perolehan nilai dari kondisi awal,
siklus I dan siklus II. Berikt tabel yang dapat memperjelasnya.
Tabel 4.12 Daftar Perbandingan Hasil Belajar
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Nama Siswa
Sendy Johan Saputra
Adhelia Arviani
Agung Sasmito Adi. NA
Aisyah Aqilah Khairunnisa
Amyra Intan Hananto
Andika Mahesa Sugiyanto
Autentik Esparingga Kia N
Ayu Rosita Dewi
Cattleya Zefanya Anindira
Dimas Feby Kharisma P
El Solo Fath Tandarma
Intan Syainia Putri
Latifah Anjarani
Muhammad Burhanudin H
Muhammad Dhia HAH
Natasya Megumi
Sabrina Assyfa Putri
Shasy Kirana
Sheva Fajar Setyawan
Benedictus Alga H
Much Fahri
Ray Nathan Saputra
Angga Yoga Pratama
Yoga Naufal Fauzan A
Jumlah
Rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas
Prosentase

Pra Siklus
(KKM 65)
40
60
80
90
70
40
80
60
80
90
50
80
60
40
50
80
60
50
60
60
40
40
50
50
1460
60,83
8
33,3%

Nilai
Siklus I
Siklus II
(KKM 65) (KKM 65)
50
55
70
100
100
100
100
100
80
90
50
50
90
95
60
100
100
100
100
100
95
100
95
100
85
95
55
75
60
85
100
100
90
100
45
85
60
70
55
85
60
50
50
45
65
75
60
90
1655
1880
68,95
78,33
13
20
54,1%
83,3%

Kualifikasi
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas

8

Gambar 4.1 Diagram perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan
Menulis Aksara Jawa

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Pada tabel dapat dijelaskan bahwa siswa

kelas III mengalami

peningkatan hasil belajar. Pada kondisi awal, siswa yang mengalami
ketuntasan berjumlah 8 siswa atau sebesar 33,3 %. Siklus I siswa yang
mengalami ketuntasan berjumlah 13 siswa atau sebesar 54,1% dan pada
siklus II siswayang tuntas sebanyak 21 siswa atau sebesar 83,3%. Dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar yang
diperoleh siswa pada keterampilan menulis aksara jawa. Dan Penerapan
model pembelajaran Quantum Teaching dinyatakan berhasil dikarenakan
adanya peningkatan dan melewati batas ketuntasan yang ditetapkan yaitu
75%.

D. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara kolaborasi antara
peneliti dengan guru kelas III SDN Tunggulsari I Surakarta mengenai
peningkatan keterampilan menulis aksara jawa melalui model pembelajaran
Quantum Teaching dengan permainan kartu huruf pada siswa kelas III SDN
Tunggulsari I Surakarta, dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang

9

memperoleh nilai diatas KKM (≥65) mengalami peningkatan 50% dari
kondisi awal 33,3%, pada siklus I 54,1% dan pada siklus II 83,3%. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran Quantum
Teaching dengan permainan kartu huruf dapat meningkatkan keterampilan
menulis aksara jawa secara klasikal dengan target ketuntasan 75% menjadi
83,3%.

DAFTAR PUSTAKA

Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kecana.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSDFKIP
UMS.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Buku
Aksara.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN MEDIA KARTU KATA SISWA KELAS IIIA SDN PETOMPON 02 SEMARANG

3 18 233

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 8 248

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH KELAS VB SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 32 340

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS IV SDN PATEMON 01 SEMARANG

0 20 237

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Permainan Kartu Huruf Pada Siswa Kelas III SDN Tunggulsari 1 N

0 2 17

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Permainan Kartu Huruf Pada Siswa Kelas III SDN Tunggulsari 1 No 72 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR.

0 3 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF.

0 0 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MATA PELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI PERMAINAN SCATTERGORIES PADA SISWA KELAS IV MI ROUDLOTUL IHSAN SUKODONO.

1 8 93

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DAN MEDIA KARTU AKSARA BERGAMBAR DI KELAS IV SD N BANJARSARI KIDUL

0 0 15