PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK VIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Media Elektronik Video Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 9 Surakar

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI
MEDIA ELEKTRONIK VIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN
KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SMP NEGERI 9 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran

DIAJUKAN OLEH :
Endang Rahayu Fuji Lestary
J 50010 0004

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK


Endang Rahayu Fuji Lestary, J500100004, 2014, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Reproduksi Melalui Media Elektronik Video Terhadap Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMP Negeri 9 Surakarta.
Latar Belakang : Dewasa ini, usia remaja adalah usia yang sangat rentan dalam
mengalami masalah kesehatan reproduksi. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
sangat diperlukan oleh masyarakat khususnya masa remaja, agar memiliki
pengetahuan yang memadai tentang masalah kesehatan reproduksi. Salah satu cara
untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi adalah dengan cara
penyuluhan. Penyuluhan dengan media elektronik video adalah salah satu media
pendidikan yang efektif karena media elektronik video bergerak dinamis,
menggunakan kesan visual dan audio, sehingga dapat memaksimalkan penyerapan
materi penyuluhan yang akan diberikan
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi
melalui media elektronik video terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi
pada siswa SMP Negeri 9 Surakarta
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental one
group pre test-post test design pada 55 responden pada kelas VIII. Responden
diberikan kuesioner pre test sebelum penyuluhan, kemudian diberikan kuesioner post
test setelah penyuluhan, serta diberikan post test kedua setelah 20 hari penyuluhan.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji friedman.

Hasil : Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna setelah diberikan
penyuluhan (p < 0,05). Nilai rata-rata terendah sebesar 1,02 terdapat pada hasil Pre
Test, kemudian dilakukan Post Test dan didapatkan nilai rata-rata sebesar 2,70.
Setelah 20 hari perlakuan didapatkan nilai rata-rata 2,28.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi melalui media
elektronik video terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP
Negeri 9 Surakarta.

Kata kunci : penyuluhan kesehatan, media video, kesehatan reproduksi remaja
 
 

ABSTRACT

Endang Rahayu Fuji Lestary, J500100004, 2014, The Influence of Reproductive
Health Counseling Through Video as an Electronic Media to Students’ Reproductive
Health Awareness in State Junior High School 9 Surakarta. Final Project.
Backgrounds : Considering that adolescence is a period at high risk to have
reproductive health problems, equipping adolescence with adequate knowledge of
reproductive health is a necessity. So far, counseling is conducted as an effort to

create people awareness toward reproductive health especially for adolescence. One
of the electronic media for counseling that is deemed effective is video. It’s dealt with
the advantages of video as a moving picture so it can be more dynamic and allows
audience to get visual and audio impressions. As a result, it is assumed that video can
be more optimal to be used as a media to gain audience understanding and awareness
in conducting reproductive health counseling.
Objective : Thus, this research is aimed at identifying how far is the influence of the
use of video as a media to create students’ awareness on reproductive health in state
junior high school 9 Surakarta.
Methods : The type of the data is quantitative. The data were gathered using quasi
experimental one group pre test-post test design to 55 respondents of VIII graders.
The respondents were given pre test before the counseling, a post test right after the
counseling, and another post test given after 20 days counseling. The data then were
analyzed using Friedman test.
Result : The results of the analysis show that there was a significant difference of
students’ awareness after the counseling (p < 0.05). The lowest average value 1.02
was found on the result of pre test. After the first post test, it was found that the
average value was 2.70, and it increased into 2.28 on the post test after 20 days
counseling.
Conclusions : In conclusion, this research found that there is a significant and

positive influence of the use of video as an electronic media in counseling to create
students’ awareness about reproductive health in State Junior High 9 Surakarta.

Keywords : health counseling, video, reproductive health of adolescence
 
 
 
 

PENDAHULUAN
Usia muda dapat dikategorikan sejak usia 10-24 tahun, dimana dalam remaja
termasuk dalam kategori ini yaitu usia 10-19 tahun. Pada kisaran usia ini, banyak dari
mereka mulai aktif dalam pengembangan pengetahuan mengenai organ kelamin,
perbedaan kelamin, keinginan seksual dan kesehatan reproduksi (WHO, 2010).
Fenomena seks bebas di Indonesia semakin memprihatinkan. Data dari hasil
survey (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) KPAI di 33 provinsi dari Januari
sampai Juli 2008 menunjukan 62,7% remaja SMP tidak perawan. (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional) BKKBN tahun 2009 menyebutkan hal yang sama
bahwa terdapat 22,6% remaja menganut seks bebas. Yayasan (Diskusi Kelompok
Terarah) DKT menyatakan bahwa 89% remaja tidak setuju adanya seks pranikah,

namun kenyataan yang terjadi di lapangan 82% remaja punya teman yang melakukan
seks pranikah ( Arliani, 2013).
Data yang terhitung secara kumulatif pada tahun 2012, kasus HIV dan AIDS
di Indonesia sejak 1 April 1987 sampai dengan 31 Desember 2012, yaitu sebanyak
98.390 (HIV) dan 45.499 (AIDS). Kasus ini memiliki jumlah kumulatif penderita
AIDS berdasarkan umur pada usia remaja sebanyak 1.408 dari total 45.499. Hasil
tersebut merupakan total terbanyak kedua setelah usia dewasa muda sebanyak
15.093. Data mengenai jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS berdasarkan provinsi,
DKI Jakarta menempati prevalensi provinsi tertinggi penderita HIV dan AIDS
sebanyak 22.925 dan 6.299. Jawa Tengah memiliki prevalensi yang cukup tinggi juga
sebanyak 4.641 (HIV) dan 2.815 (AIDS) (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2012).
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangatlah diperlukan oleh
masyarakat, khususnya masa remaja. Usia remaja muda dapat dikategorikan sejak
usia 10-24 tahun, dimana dalam remaja termasuk dalam kategori ini yaitu usia 10-19
tahun. Dalam kisaran usia ini, banyak dari mereka yang mulai aktif dalam
mengembangkan pengetahuan tentang organ kelamin, perbedaan kelamin, keinginan
seksual dan kesehatan reproduksi (WHO, 2010).

Data tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi di Jawa Tengah pada tahun
2010 khususnya di


Semarang,

tingkat pengetahuan

kesehatan

reproduksi

menunjukkan 43,22 persen memiliki pengetahuan rendah, 37,28 persen memiliki
pengetahuan cukup, dan 19,50 persen memiliki pengetahuan yang memadai (PKBI,
2010).
Kesenjangan antara tingginya insidensi masalah kesehatan reproduksi dan
rendahnya tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi yang terjadi pada kasus ini,
menunjukkan pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja sejak dini.
Pengetahuan kesehatan reproduksi ini dapat diperoleh melalui pendidikan tentang
kesehatan reproduksi. Penyuluhan dengan media elektronik video adalah salah satu
media pendidikan yang dapat digunakan untuk memerangi masalah ini (Pusat
Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, 2008).


Rumusan Masalah
Adakah pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi melalui media elektronik
video terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP Negeri 9
Surakarta ?

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi melalui media
elektronik video terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP
Negeri 9 Surakarta.

METODE PENELITIAN
Penelitian quasi experimental dengan rancangan penelitian one group pre test
post test design ini dilakukan di SMP Negeri 9 Surakarta pada bulan September 2013
sampai dengan Januari 2014. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Non
Probability Sample dengan populasi penelitian adalah siswa dan siswi SMP Negeri 9

Surakarta memiliki beberapa kriteria inklusi yaitu; 1) Siswa dan siswi kelas VIII di
SMP Negeri 9 Surakarta, 2) Memahami bahasa Indonesia, 3) Sehat jasmani dan
rohani, 4) Bersedia untuk diberi penyuluhan. Kriteria inklusi meliputi Siswa dan
Siswi yang tidak melengkapi data kuesioner serta yang sudah pernah mengikuti

penyuluhan kesehatan reproduksi melalui media elektronik video.

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
1. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi melalui media elektronik Video
Penyuluhan kesehatan reproduksi melalui media elektronik video adalah suatu
kegiatan pendidikan yang berguna untuk menyampaikan pesan dengan
menggunakan video mengenai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Skala nominalnya
adalah ordinal.
2. Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi
Hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak dapat menjadi dapat tentang kesehatan reproduksi. Skala nominalnya adalah
interval.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Surakarta
yang berada di Jl. Sekar Jagad 1, Pajang, Laweyan, Surakarta. Pengambilan data
dilakukan sebanyak dua kali pada tanggal 20 Desember 2013 dan 08 Januari 2014 .
Terdapat 55 responden yang diberi paparan penyuluhan melalui media elektronik

video. Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan pre test kuesioner dan
post tes kuesioner pada pertemuan pertama. Setelah dua minggu peneliti melakukan
tinjauan ulang dengan pemberian post test kuesioner tanpa paparan penyuluhan
melalui media elektronik video.

Karakteristik Responden
Tabel 1. Deskripsi responden menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin

N

Persentase

Laki - laki

25

45,5

Perempuan


30

54,5

Total

55

100

Pada tabel 1 terlihat responden perempuan lebih dominan dibandingkan
responden laki-laki dengan persentase 54,5% atau sebanyak 30 responden wanita.
Sedangkan responden laki - laki memiliki persentase 45,5% atau berjumlah sebanyak
25 responden.
Tabel 2. Deskripsi responden berdasarkan kelas sekolah
Kelas Responden

N


Persentase

VIII E

22

40

VIII H

25

45,5

VIII I

8

14,5

Total

55

100

Pada Tabel 2 Responden diambil dari kelas 8 reguler yang terbagi atas 3
macam kelas yaitu kelas VIII E yang berjumlah 22 responden dengan persentase
sebanyak 40%, kemudian kelas VII H yang berjumlah 25 responden dengan
persentase 45,5%, serta kelas VIII I yang berjumlah 8 responden dengan persentase
sebesar 14,5%.

Analisis Distribusi Data
Hasil uji normalitas distribusi nilai pre test, post test dan post test setelah 20
hari penyuluhan didapatkan hasil untuk nilai p = 0,019 pada nilai pre test, nilai p =
0,000 pada nilai post test dan post test 20 hari setelah pemberian perlakuan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada pre test dan post test sampai dengan setelah
20 hari memiliki nilai p < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahawa distribusi data

tidak normal. Hasil distribusi menunjukkan pada nilai pre test, post test dan post test
setelah 20 hari penyuluhan nilai p < 0,05 makan syarat uji yang dapat digunakan
adalah uji Friedman.
Tabel 3. Distribusi Nilai Mean dan Median

N

Mean

Median

55

77,47

80

55

93,42

97

55

89,93

90

Pengetahuan
sebelum
penyuluhan
Pengetahuan
setelah
penyuluhan
Pengetahuan 20
hari setelah
penyuluhan

Analisis pengaruh penyuluhan melalui media elektronik video terhadap
peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP Negeri 9
Surakarta.
Tabel 4. Hasil uji analisis Friedman nilai pre test, post test dan post test setelah 20
hari
Tingkat

N

Median

Pre test

55

80

Post test

55

97

Post test 20 hari

55

90

P

Pengetahuan

0,000

Hasil uji Friedman mendapatkan hasil untuk nilai p = 0,000 karena nilai p <
0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa "setidaknya terdapat perbedaan nilai
tingkat pengetahuan yang bermakna dari dua set data". Nilai median terendah sebesar
80 terdapat pada hasil Pre Test, kemudian dilakukan Post Test dan didapatkan nilai
median sebesar 97. Setelah 20 hari perlakuan didapatkan nilai median sebesar 90.
Diketahui dari data tersebut tingkat pengetahuan pre test lebih rendah
dibandingkan post test , kemudian nilai post test setelah diberi paparan penyuluhan
lebih tinggi dibandingkan nilai post test setelah 20 hari diberi paparan penyuluhan.
Nilai post test 20 hari setelah paparan penyuluhan lebih tinggi dibanding nilai pre
test.

PEMBAHASAN
Hasil data penelitian ini menggunakan uji Friedman. Pertama-tama dilakukan
uji normalitas untuk menentukan distribusi data normal atau tidak. Hasil uji
normalitas menunjukkan hasil tidak normal maka dilanjutkan dengan uji
nonparametrik yaitu uji Friedman. Menurut Dahlan (2012) proses transformasi data
untuk mengupayakan agar distribusi menjadi normal tidak berhasil sehingga syarat
untuk uji repeated ANOVA tidak terpenuhi maka diambil kesepakatan untuk
menggunakan uji Friedman. Adapun persyaratan uji repeated ANOVA yaitu
disribusi data haruslah normal dan responden

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PEREMPUAN SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA

2 5 65

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK VIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Media Elektronik Video Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 9 Surakar

0 1 12

PENDAHULUAN Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Media Elektronik Video Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 9 Surakarta.

0 1 4

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI METODE CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode Ceramah terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMP Negeri 9 Surakarta.

0 1 15

LAMPIRAN 1 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode Ceramah terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMP Negeri 9 Surakarta.

0 3 31

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI METODE CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode Ceramah terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMP Negeri 9 Surakarta.

0 2 19

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMA PGRI 3 Purwakarta.

0 0 16

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 24 Surakarta.

0 2 13

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 24 Surakarta.

0 0 16

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN KAYEN SENDANGSARI PAJANGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Perempuan pada Remaja Put

0 2 15