KAJIAN PELAKSANAAN PROGRAM SARJANA MEMBANGUN DESA (SMD) TAHUN 2010 (Studi Kasus : Kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota).
KAJIAN PELAKSANAAN PROGRAM SARJANA MEMBANGUN DESA
(SMD) TAHUN 2010
(Studi Kasus : Kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota)
SKRIPSI
Oleh:
AINEL FITRI
0910612093
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
KAJIAN PELAKSANAAN PROGRAM SARJANA MEMBANGUN DESA
(SMD) TAHUN 2010 (STUDI KASUS : KELOMPOK TANI TERNAK
BULAKAN JAYA KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA)
Ainel Fitri, dibawah bimbingan
Dr. Ir. H. Jafrinur, MSP dan Ir. Amrizal Anas, MP
Program Studi Peternakan Bidang Kajian Pembangunan Dan Bisnis Peternakan,
Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang, 2014
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Tanjuang Gadang Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota dari tanggal 4 November 2013 sampai 4 Desember
2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pelaksanaan program Sarjana
Membangun Desa (SMD) di kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya Tahun 2010 (2)
Pendapatan usaha yang diperoleh kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode studi kasus (Case Study) dengan wawancara
langsung, dimana responden dalam penelitian ini adalah Sarjana Membangun Desa
(SMD) dan semua anggota kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya sebanyak 11 orang. Data
yang dikumpulkan adalah data primer dengan bantuan kuisioner dan data sekunder
dengan studi kepustakaan serta dinas terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Pelaksanaan program Sarjana Membangun Desa yaitu a. Kelompok Tani Ternak Bulakan
Jaya sudah berdiri lebih dari satu tahun sebelum mendapatkan dana bantuan SMD.
Dimana pendamping kelompok berasal dari tamatan S1 Fakultas peternakan UNAND.
Alokasi dana bantuan yang digunakan untuk pembelian bibit hanya 73,01% dan sarana
penunjang sebesar 26,95% yang menyimpang dari ketentuan petunjuk teknis SMD.b.
Pencapaian sasaran Program SMD yaitu 1) Pertambahan populasi Tahun 2011 populasi
sapi pada awalnya berjumlah 34 ekor kemudian pada tahun 2012 populasi sapi meningkat
menjadi 40 ekor disini terlihat bahwa pertambahan populasi sebanyak 6 ekor atau sebesar
17,64 % dan pada tahun 2013 populasi sapi bertambah menjadi 45 ekor dimana populasi
sapi bertambah sebanyak 5 ekor atau sebesar 12,5 % 2) Peningkatan teknologi yaitu
peningkatan pelaksanaan teknologi inseminasi buatan (IB) dan sistem pengobatan, 3)
Status kelas kelompok berstatus pemula, 4) Kelembagaan, kelompok mendapat bantuan
dari lembaga pemerintah yaitu dana penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan melalui
dana bantuan sosial SMD/PMD peternakan, 5) Fungsi pelatihan dan tempat magang yaitu
tidak pernah dijadikan tempat magang/pelatihan, 6) Modal berasal dari SMD Rp
325.000.000,- (2) Pendapatan usaha kelompok yaitu a) Penerimaan pada kelompok Tani
Ternak Bulakan Jaya periode pertama tahun 2011 penerimaan kelompok tani ini sebesar
Rp 228.655.625/tahun, periode kedua tahun 2012 penerimaan kelompok tani ini
mengalami penurunan sebesar Rp 231.371.875/tahun dan periode ketiga tahun 2013
penerimaan kelompok ini mengalami peningkatan sebesar Rp 250.772.500/tahun, b)
pengeluaran tahun 2011 sebesar Rp 187.347.128,57, tahun 2012 sebesar
Rp167.937.628,14 dan tahun 2013 sebesar Rp 168.286.896, c) pendapatan tahun 2011
sebesar Rp 41.308.496,43 /tahun dengan R/C sebesar 1,21, tahun 2012 sebesar Rp
63.434.192,86/tahun dengan R/C sebesar 1,38 dan tahun 2013 sebesar Rp
82.485.603,57/tahun dengan R/C 1,50 R/C dari Tahun 2011-2013 terus meningkat berarti
usaha kelompok ini menguntungkan.
Kata kunci : Pelaksanaan Program SMD, Pendapatan Usaha Sapi Potong
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kebutuhan terhadap daging sapi cenderung meningkat dari tahun ketahun
disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan,
peningkatan kesadaran terhadap gizi dan tingkat pendidikan. Akibatnya
permintaan daging dalam negeri juga semakin meningkat. Dengan meningkatnya
permintaan tersebut memberikan peluang yang besar untuk pengembangan
agribisnis peternakan seperti usaha peternakan sapi potong.
Peningkatan
permintaan
daging
sapi
lebih
tinggi
dibandingkan
peningkatan produksi akibatnya terdapat kekurangan daging sapi sehingga
pemerintah sejak tahun 2005 melakukan Program Swasembada Daging Sapi
(PSDS) tetapi program tersebut tidak tercapai kemudian ditunda pada tahun 2009
namun program tersebut tidak tercapai lagi. Kemudian pemerintah mengadakan
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) tahun 2014. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Program Swasembada Daging
Sapi 2014 yakni meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri sebesar 90-95
persen (Dirjen Peternakan 2005). Program ini pada intinya mengupayakan
peningkatan produksi dalam negeri untuk mengatasi kesenjangan antara demand
dan supply namun hasil yang diperoleh belum signifikan. Untuk meningkatkan
Program Swasembada Daging Sapi 2014 pemerintah melalui Dirjen Peternakan
memunculkan Program Sarjana Membangun Desa (SMD).
Sarjana Membangun Desa adalah seorang sarjana yang mendampingi
kelompok ternak didesa dan sarjana bertindak sebagai anggota serta membantu
ketua kelompok dalam menjalankan kegiatan beternak. Tugas sarjana ini antara
lain untuk memajukan peternak dan kelompok dalam menghadapi berbagai
kendala guna membangun kelompok agribisnis peternakan yang lebih maju dan
berwawasan lebih luas yang diharapkan pada akhirnya dapat mengakses
permodalan dari sumber dana perbankan dalam mengembangkan kelompok
peternak tersebut (Dirjen Peternakan, 2009).
Di Sumatera Barat Sarjana Membangun Desa mulai dikenal pada tahun
2007 dengan merekrut 3 orang Sarjana bidang peternakan dan dalam kurun waktu
1 (satu) tahun telah melaksanakan kegiatan agribisnis sapi potong bersama dengan
kelompok petani peternak binaannya, dan memperlihatkan hasil yang cukup
signifikan. Program Sarjana Membangun Desa di Kabupaten Lima Puluh Kota
mulai sejak tahun 2008 empat kelompok, tahun 2009 yang tiga kelompok, tahun
2010 delapan kelompok dan tahun 2011 sepuluh kelompok.
Di Kabupaten Lima Puluh Kota pada Tahun 2010 terdapat delapan
kelompok yang menerima program Sarjana Membangun Desa yaitu kelompok
Tani Ternak Ujuang Bukik, kelompok Tani Ternak Harapan Maju, kelompok Tani
Ternak Fadhila, kelompok Tani Ternak Tugupin Toga, kelompok Tani Ternak
Bulakan Jaya, kelompok Tani Ternak Star Lestari, kelompok Tani Ternak Surau
Ikua Lobuah dan kelompok Tani Ternak Batang Lampasi.
Kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya merupakan salah satu kelompok tani
ternak yang mendapatkan perhatian dari pemerintah yaitu melalui suatu program
Sarjana Membangun Desa (SMD). Kelompok Tani Ternak ini berada di Jorong
Bulakan Jaya Nagari Tanjung Gadang Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten
Lima Puluh Kota. Kelompok tani ternak ini berdiri pada tahun 2009 dengan
jumlah anggota kelompok sebanyak 11 orang termasuk Sarjana Membangun
Desa. Kelompok tani ternak ini diketuai oleh Amril, sekretarisnya adalah Absardi,
S.Pt, bendaharanya adalah Noviar dan Sarjana Membangun Desa pendampingnya
adalah Absardi, S.Pt.
Jumlah awal sapi potong pada kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya tahun
2011 sebanyak 34 ekor dengan adanya program Sarjana Membangun Desa tahun
2012 sapi bertambah menjadi 40 ekor dan tahun 2013 sapi bertambah menjadi 45
ekor dengan bantuan dana melalui SMD tahun 2010 sebanyak Rp 325.000.000,(tiga ratus dua puluh lima juta rupiah) dana tersebut berasal dari Dinas Peternakan
Sumatera Barat tahun 2010.
Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya
yaitu produktivitasnya rendah karena populasi pada tahun 2011-2012 meningkat
menjadi 6 ekor atau 17,64 % dan pada tahun 2012-2013 populasi meningkat
menjadi 5 ekor atau 12,5 % yang disebabkan oleh SMD pada kelompok tidak
berfungsi dengan baik, pengalokasian dana yang tidak sesuai dengan juknis dan
teknis pemeliharaan yang dilakukan oleh kelompok rendah. Selain itu
produktivitas rendah juga disebabkan oleh keterlambatan dalam penyuntikan (IB)
pada ternak yang bunting atau berahi.
Keberhasilan suatu usaha pembibitan dipengaruhi oleh aspek teknis
(bibit/reproduksi, pakan, tatalaksana, perkandangan, pencegahan dan pengobatan
penyakit), pemasaran hasil,aspek kelembagaan pendukung, dan manajemen.
Dalam hal ini peneliti merasa perlu meneliti pelaksanaan program sarjana
membangun desa dengan judul “ Kajian Pelaksanaan Program Sarjana
Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 (Studi Kasus : Kelompok Tani Ternak
Bulakan Jaya Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh
Kota) “.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan program Sarjana Membangun Desa (SMD) di
kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya Tahun 2010.
2. Berapa pendapatan usaha yang diperoleh kelompok Tani Ternak Bulakan
Jaya.
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Sarjana Membangun Desa (SMD)
pada kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui pendapatan usaha kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya.
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan secara akademik sebagai referensi ilmiah tentang Sarjana
Membangun Desa (SMD).
2. Kegunaan secara praktis sebagai masukan bagi pemilik ternak dan
pemerintah untuk meningkatkan kinerja program Sarjana Membangun
Desa (SMD) dimasa datang.
(SMD) TAHUN 2010
(Studi Kasus : Kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota)
SKRIPSI
Oleh:
AINEL FITRI
0910612093
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
KAJIAN PELAKSANAAN PROGRAM SARJANA MEMBANGUN DESA
(SMD) TAHUN 2010 (STUDI KASUS : KELOMPOK TANI TERNAK
BULAKAN JAYA KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA)
Ainel Fitri, dibawah bimbingan
Dr. Ir. H. Jafrinur, MSP dan Ir. Amrizal Anas, MP
Program Studi Peternakan Bidang Kajian Pembangunan Dan Bisnis Peternakan,
Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang, 2014
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Tanjuang Gadang Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota dari tanggal 4 November 2013 sampai 4 Desember
2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pelaksanaan program Sarjana
Membangun Desa (SMD) di kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya Tahun 2010 (2)
Pendapatan usaha yang diperoleh kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode studi kasus (Case Study) dengan wawancara
langsung, dimana responden dalam penelitian ini adalah Sarjana Membangun Desa
(SMD) dan semua anggota kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya sebanyak 11 orang. Data
yang dikumpulkan adalah data primer dengan bantuan kuisioner dan data sekunder
dengan studi kepustakaan serta dinas terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Pelaksanaan program Sarjana Membangun Desa yaitu a. Kelompok Tani Ternak Bulakan
Jaya sudah berdiri lebih dari satu tahun sebelum mendapatkan dana bantuan SMD.
Dimana pendamping kelompok berasal dari tamatan S1 Fakultas peternakan UNAND.
Alokasi dana bantuan yang digunakan untuk pembelian bibit hanya 73,01% dan sarana
penunjang sebesar 26,95% yang menyimpang dari ketentuan petunjuk teknis SMD.b.
Pencapaian sasaran Program SMD yaitu 1) Pertambahan populasi Tahun 2011 populasi
sapi pada awalnya berjumlah 34 ekor kemudian pada tahun 2012 populasi sapi meningkat
menjadi 40 ekor disini terlihat bahwa pertambahan populasi sebanyak 6 ekor atau sebesar
17,64 % dan pada tahun 2013 populasi sapi bertambah menjadi 45 ekor dimana populasi
sapi bertambah sebanyak 5 ekor atau sebesar 12,5 % 2) Peningkatan teknologi yaitu
peningkatan pelaksanaan teknologi inseminasi buatan (IB) dan sistem pengobatan, 3)
Status kelas kelompok berstatus pemula, 4) Kelembagaan, kelompok mendapat bantuan
dari lembaga pemerintah yaitu dana penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan melalui
dana bantuan sosial SMD/PMD peternakan, 5) Fungsi pelatihan dan tempat magang yaitu
tidak pernah dijadikan tempat magang/pelatihan, 6) Modal berasal dari SMD Rp
325.000.000,- (2) Pendapatan usaha kelompok yaitu a) Penerimaan pada kelompok Tani
Ternak Bulakan Jaya periode pertama tahun 2011 penerimaan kelompok tani ini sebesar
Rp 228.655.625/tahun, periode kedua tahun 2012 penerimaan kelompok tani ini
mengalami penurunan sebesar Rp 231.371.875/tahun dan periode ketiga tahun 2013
penerimaan kelompok ini mengalami peningkatan sebesar Rp 250.772.500/tahun, b)
pengeluaran tahun 2011 sebesar Rp 187.347.128,57, tahun 2012 sebesar
Rp167.937.628,14 dan tahun 2013 sebesar Rp 168.286.896, c) pendapatan tahun 2011
sebesar Rp 41.308.496,43 /tahun dengan R/C sebesar 1,21, tahun 2012 sebesar Rp
63.434.192,86/tahun dengan R/C sebesar 1,38 dan tahun 2013 sebesar Rp
82.485.603,57/tahun dengan R/C 1,50 R/C dari Tahun 2011-2013 terus meningkat berarti
usaha kelompok ini menguntungkan.
Kata kunci : Pelaksanaan Program SMD, Pendapatan Usaha Sapi Potong
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kebutuhan terhadap daging sapi cenderung meningkat dari tahun ketahun
disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan,
peningkatan kesadaran terhadap gizi dan tingkat pendidikan. Akibatnya
permintaan daging dalam negeri juga semakin meningkat. Dengan meningkatnya
permintaan tersebut memberikan peluang yang besar untuk pengembangan
agribisnis peternakan seperti usaha peternakan sapi potong.
Peningkatan
permintaan
daging
sapi
lebih
tinggi
dibandingkan
peningkatan produksi akibatnya terdapat kekurangan daging sapi sehingga
pemerintah sejak tahun 2005 melakukan Program Swasembada Daging Sapi
(PSDS) tetapi program tersebut tidak tercapai kemudian ditunda pada tahun 2009
namun program tersebut tidak tercapai lagi. Kemudian pemerintah mengadakan
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) tahun 2014. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Program Swasembada Daging
Sapi 2014 yakni meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri sebesar 90-95
persen (Dirjen Peternakan 2005). Program ini pada intinya mengupayakan
peningkatan produksi dalam negeri untuk mengatasi kesenjangan antara demand
dan supply namun hasil yang diperoleh belum signifikan. Untuk meningkatkan
Program Swasembada Daging Sapi 2014 pemerintah melalui Dirjen Peternakan
memunculkan Program Sarjana Membangun Desa (SMD).
Sarjana Membangun Desa adalah seorang sarjana yang mendampingi
kelompok ternak didesa dan sarjana bertindak sebagai anggota serta membantu
ketua kelompok dalam menjalankan kegiatan beternak. Tugas sarjana ini antara
lain untuk memajukan peternak dan kelompok dalam menghadapi berbagai
kendala guna membangun kelompok agribisnis peternakan yang lebih maju dan
berwawasan lebih luas yang diharapkan pada akhirnya dapat mengakses
permodalan dari sumber dana perbankan dalam mengembangkan kelompok
peternak tersebut (Dirjen Peternakan, 2009).
Di Sumatera Barat Sarjana Membangun Desa mulai dikenal pada tahun
2007 dengan merekrut 3 orang Sarjana bidang peternakan dan dalam kurun waktu
1 (satu) tahun telah melaksanakan kegiatan agribisnis sapi potong bersama dengan
kelompok petani peternak binaannya, dan memperlihatkan hasil yang cukup
signifikan. Program Sarjana Membangun Desa di Kabupaten Lima Puluh Kota
mulai sejak tahun 2008 empat kelompok, tahun 2009 yang tiga kelompok, tahun
2010 delapan kelompok dan tahun 2011 sepuluh kelompok.
Di Kabupaten Lima Puluh Kota pada Tahun 2010 terdapat delapan
kelompok yang menerima program Sarjana Membangun Desa yaitu kelompok
Tani Ternak Ujuang Bukik, kelompok Tani Ternak Harapan Maju, kelompok Tani
Ternak Fadhila, kelompok Tani Ternak Tugupin Toga, kelompok Tani Ternak
Bulakan Jaya, kelompok Tani Ternak Star Lestari, kelompok Tani Ternak Surau
Ikua Lobuah dan kelompok Tani Ternak Batang Lampasi.
Kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya merupakan salah satu kelompok tani
ternak yang mendapatkan perhatian dari pemerintah yaitu melalui suatu program
Sarjana Membangun Desa (SMD). Kelompok Tani Ternak ini berada di Jorong
Bulakan Jaya Nagari Tanjung Gadang Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten
Lima Puluh Kota. Kelompok tani ternak ini berdiri pada tahun 2009 dengan
jumlah anggota kelompok sebanyak 11 orang termasuk Sarjana Membangun
Desa. Kelompok tani ternak ini diketuai oleh Amril, sekretarisnya adalah Absardi,
S.Pt, bendaharanya adalah Noviar dan Sarjana Membangun Desa pendampingnya
adalah Absardi, S.Pt.
Jumlah awal sapi potong pada kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya tahun
2011 sebanyak 34 ekor dengan adanya program Sarjana Membangun Desa tahun
2012 sapi bertambah menjadi 40 ekor dan tahun 2013 sapi bertambah menjadi 45
ekor dengan bantuan dana melalui SMD tahun 2010 sebanyak Rp 325.000.000,(tiga ratus dua puluh lima juta rupiah) dana tersebut berasal dari Dinas Peternakan
Sumatera Barat tahun 2010.
Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya
yaitu produktivitasnya rendah karena populasi pada tahun 2011-2012 meningkat
menjadi 6 ekor atau 17,64 % dan pada tahun 2012-2013 populasi meningkat
menjadi 5 ekor atau 12,5 % yang disebabkan oleh SMD pada kelompok tidak
berfungsi dengan baik, pengalokasian dana yang tidak sesuai dengan juknis dan
teknis pemeliharaan yang dilakukan oleh kelompok rendah. Selain itu
produktivitas rendah juga disebabkan oleh keterlambatan dalam penyuntikan (IB)
pada ternak yang bunting atau berahi.
Keberhasilan suatu usaha pembibitan dipengaruhi oleh aspek teknis
(bibit/reproduksi, pakan, tatalaksana, perkandangan, pencegahan dan pengobatan
penyakit), pemasaran hasil,aspek kelembagaan pendukung, dan manajemen.
Dalam hal ini peneliti merasa perlu meneliti pelaksanaan program sarjana
membangun desa dengan judul “ Kajian Pelaksanaan Program Sarjana
Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 (Studi Kasus : Kelompok Tani Ternak
Bulakan Jaya Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh
Kota) “.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan program Sarjana Membangun Desa (SMD) di
kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya Tahun 2010.
2. Berapa pendapatan usaha yang diperoleh kelompok Tani Ternak Bulakan
Jaya.
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Sarjana Membangun Desa (SMD)
pada kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui pendapatan usaha kelompok Tani Ternak Bulakan Jaya.
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan secara akademik sebagai referensi ilmiah tentang Sarjana
Membangun Desa (SMD).
2. Kegunaan secara praktis sebagai masukan bagi pemilik ternak dan
pemerintah untuk meningkatkan kinerja program Sarjana Membangun
Desa (SMD) dimasa datang.