UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KOGNITIF ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BALOK DENGAN PENDEKATAN BEYOND CENTRE AND CIRCLE TIME (BCCT.

(1)

i

UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN

KECERDASAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

MELALUI SENTRA BALOK DENGAN PENDEKATAN

BEYOND CENTRE AND CIRCLE TIME (BCCT)

(Studi Deskriptif pada Kelompok Bermain Wajar

Binaan SKB Kota Gorontalo)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

HAMSINA TOME

0809610

SEKOLAH PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2011


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KOGNITIF ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BALOK DENGAN PENDEKATAN

BEYOND CENTRE AND CIRCLE TIME (BCCT)

(Studi Deskriptif pada Kelompok Bermain Wajar Binaan SKB Kota Gorontalo)

Oleh :

HAMSINA TOME 0809610

DISETUJUI OLEH : DOSEN PEMBIMBING I

Prof. Dr. Hj. Ihat Hatimah, M.Pd 19540402 1980102001

DOSEN PEMBIMBING II

Dr. H. Ayi Olim, M.Pd NIP. 195109141975011001


(3)

iii

Penguji Sidang I

Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah, MA. NIP. 194009051964031000. 0055

Penguji Sidang I

Dr. H. Ade Sadikin Akhyadi, M.Si NIP. 19570925 1984031001

MENGETAHUI: Ka. Prodi PLS SPS UPI

Dr. Ugi Suprayogi, M.Pd NIP. 1960 0509 1966 031 005


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Upaya Tutor dalam Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Sentra Balok dengan Pendekatan Beyond Centre And Circle Time (BCCT) Sebuah Studi Deskriptif pada Kelompok Bermain Wajar Binaan SKB Kota Gorontalo” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan contekan dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau pun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2011 Yang Membuat Pernyataan

Hamsina Tome, S.Pd NIM : 0809610


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Harta dan Anak adalah perhiasan kehidupan dunia &

Anak-anak itu bagaikan kupu-kupu Surga (Q.S. Al-Kahfi : 46)

“Setiap anak terlahir dari rahim ibunya dalam keadaan fitrah (suci)” (Hadits Riwayat Imam Bukhari)

Di mana tempat menanam benih yang paling baik agar buah banyak didapat? “sang bunda mendengar dan tersenyum, tanamkan dihati setiap anak”. (penulis) HT

Seorang guru yang baik merupakan jembatan emas yang akan dilalui Anak didiknya (penulis) HT

Biarkan jendela rumahku terbuka, sehingga angin dari semua penjuru dapat bertiup ke rumahku, tetapi jangan sampai meruntuhkan rumahku (Mahatma Ghandi)

Kupersembahkan buat

1. Anak-anakku tercinta dan tersayang yang selalu mendukung perjuanganku

2. Kedua orangtuaku bersama adik-adikku yang kubanggakan dan selalu mendoakan kesuksesanku

3. Bibiku Yaya yang selalu mendoakan dan menanti keberhasilanku


(6)

vi

ABSTRAK

Upaya Tutor dalam meningkatkan kecerdasan kognitif Anak Usia Dini melalui sentra balok dengan pendekatan Beyond Centre and Cirle Time (BCCT), di Kelompok Bermain Wajar Binaan SKB Kota Gorontalo adalah program untuk Pendidikan Anak Usia Dini untuk membangun pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan, karena pengetahuan datang dari tindakan. Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui pengelolaan PAUD binaan SKB Kota Gorontalo, (2) Untuk mengetahui upaya tutor PAUD dalam meningkatkan kecerdasan kognitif Anak Usia Dini melalui sentra balok dalam pendekatan BCCT di SKB Kota Gorontalo, (3) Untuk mengetahui kecerdasan kognitif Anak Usia Dini yang berkembang melalui sentra balok dengan pendekatan BCCT di SKB Kota Gorontalo.

Kajian Teori dalam penelitian ini di antaranya mengenai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Konsep Pendidikan Anak Usia Dini.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, adapun teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, studi literatur dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah pengelola, staf dan tutor PAUD Wajar I Binaan SKB Kota Gorontalo.

Hasil penelitian: 1) Pengelolaan program PAUD binaan SKB kota Gorontalo adalah merintis program PAUD dengan kegiatan: mengembangkan model program PAUD dan melaksanakan pendidikan, dan pelatihan, serta meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga PAUD. 2) Upaya tutor dalam meningkatkan kecerdasan kognitif adalah: mengembangkan pengalaman belajar dengan menggunakan sentra balok dan menggali kebermaknaan dari penggunaan balok, lebih dikembangkan untuk pengetahuan. 3) Untuk peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini adalah agar anak usia dini memiliki kesempatan lebih luas untuk bereksplorasi dan menggali kemampuan kognitifnya dalam pemahaman proses dan keterampilan untuk membedakan satu balok dengan lainnya, dan balok dapat dimanfaatkan sebagai alat berkomunikasi dan berinteraksi secara wajar.

Adapun dilihat dari permasalahan, simpulannya adalah Pertama, Proses pengelolaan PAUD binaan SKB Kota Gorontalo, yaitu dapat meningkatkan perluasan, dan pemerataan akses layanan PAUD melalui penyelenggaraan PAUD yang mudah dan murah tetapi bermutu, meningkatkan kesadaran, kemampuan dan partisipasi kepada masyarakat di bidang PAUD, agar lebih memahami arti pembelajaran dan permainan sebagai kegiatan yang akan berpengaruh dan bermakna untuk kehidupannya. Mengembangkan model pengembangan program PAUD, melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan. Kedua untuk mengetahui upaya tutor PAUD dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia dini melalui sentra balok dengan pendekatan BCCT di SKB Kota Gorontalo semua tutor sudah memahami perkembangan anak usia dini dan kebutuhan belajarnya, hal ini ditandai dengan pemahaman tentang perkembangan kecerdasan kognitif anak. Ketiga untuk mengetahui kecerdasan kognitif anak usia dini yang berkembang melalui sentra balok dengan pendekatan BCCT di SKB Kota Gorontalo, anak usia dini di PAUD Wajar I telah mengenali ciri-ciri balok dari warnanya, bentuknya, ukurannya dan berat/volumenya karena anak sudah dapat mengenali dan menghafal ciri-ciri balok tersebut.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa tasyakkur yang mendalam, saya panjatkan puja dan puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan rahmat dan inayahNya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis yang berjudul “Upaya Tutor dalam Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Sentra Balok dengan Pendekatan Beyond Centre and Circle Time (BCCT) Sebuah Studi Deskriptif pada Kelompok Bermain Wajar Binaan SKB Kota Gorontalo, ini saya susun dengan maksud untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana jenjang S2 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI-Bandung).

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan tujuan mengungkapkan seluas-luasnya mengenai objek penelitian melalui subjek penelitiannya, objek penelitian adalah upaya tutor dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia dini, dan untuk subjeknya adalah pengelola dan tutor PAUD.

Semua data yang didapat diolah dan dihasilkan melalui proses dan dideskripsikan sesuai dengan langkah dan kebutuhan penyajian data sampai pada penyimpulannya. Semoga dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara


(8)

viii

dan observasi dapat menemukan jawaban terhadap pemecahan tersebut di atas. Sebagaimana maksud dari penelitian ini.

Dengan menyadari sepenuhnya segala kekurangan dan kelemahan, saya persembahkan tesis ini kepada Panitian Ujian Pascasarjana UPI Bandung untuk dinilai, semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya, bagi diri saya sendiri, sebagai sumbangan pikiran bagi pengembangan pendidikan di Provinsi Gorontalo pada umumnya dan pengembangan Program PAUD binaan SKB Kota Gorontalo, khususnya pada lembaga PAUD Wajar I binaan SKB Kota Gorontalo.

Akhirnya, segala kritik yang sifatnya konstruktif, sangat diharapkan demi penyempurnaan tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan rahmatNya bagi kita semua.

Bandung, Juni 2011 Penulis,


(9)

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Faktor anugerah dan bantuan dari berbagai pihak telah memperlancar penulisan tesis ini dan oleh karenanya dengan mendahulukan syukur Alhamdulillah, pada kesempatan yang berbahagia ini saya merasa berkewajiban menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang dengan penuh keikhlasan telah rela memberikan bantuan moril dan material ke arah penyelesaian tesis ini.

Dengan penuh keharuan yang mendalam di lubuk hati saya pada kesempatan yang berharga ini, saya mengucapkan terima kasih dan salut yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua saya yang tercinta (Bapak Drs. H. Abdulatif Tome dan Ibu Hj. Fauziah Kadjudju), atas segala pengertian, bantuan serta dorongan semangat dan doa yang tak henti-hentinya yang telah diberikan kepada saya selama menyelesaikan studi serta penulisan tesis ini, sehingga saya dapat mewujudkan cita-cita yang mulia ini.

Kepada anak-anakku yang tersayang Aprianto Kadir, S.IP dan Yusrianto Kadir SH, M.H, serta Siskawati Mahmud S.E, sebagai anak asuh saya yang selama ini menanti keberhasilan saya dengan iringan doa, untuk itu terimalah permintaan maaf dari mama atas berkurangnya perhatian serta berkurangnya keberadaan mama selama ini. Demikian pula kepada teman-teman yang selalu memberikan motivasi, perhatian, bantuan, bahkan nasihat selama ini, saya ucapkan terima kasih, juga untuk Fanny Fitriana yang turut membantu dalam


(10)

x

pengolahan data serta pengetikan tesis ini hingga selesai saya ucapkan terima kasih dan terimalah jabatan tangan saya yang tulus.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tinggi mendalam secara khusus saya persembahkan kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Hj. Ihat Hatimah, M.Pd selaku dosen Pendidikan Luar Sekolah Pascasarjana UPI – Bandung, sekaligus sebagai pembimbing I dalam penulisan tesis ini, walaupun ditengah kesibukannya beliau masih berusaha meluangkan waktu untuk menerima saya untuk pembimbingan ke arah penyelesaian tesis ini.

2. Dr. H. Ayi Olim, M.Pd, selaku ketua Jurusan pendidikan Luar Sekolah SPs UPI Bandung sekaligus sebagai pembimbing II dalam penulisan tesis ini, yang penuh dengan ketulusan, keterbukaan dan kebersamaan tanpa mengenal ruang dan waktu telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingan serta petunjuk yang sangat berharga dan menjadi modal utama bagi saya dalam penyelesaian tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah, MA, selaku dosen Pascasarjana UPI Bandung dan sebagai penguji saya pada Ujian sidang tahap I dan tahap II, yang dengan segala kearifan, kebijaksanaan, dan kesabaran senantiasa memberi petunjuk pada penyempurnaan tesis ini.

4. Dr. H. Ade Sadikin Akhyadi, M.Si, sebagai dosen UPI Bandung dan staf ahli Gubernur Jawa Barat, sebagai penguji saya pada ujian sidang tahap I dan tahap II yang senantiasa selalu menerima Saya dalam perbaikan tesis ini.


(11)

xi

5. Dr. Ugi Suprayogi, M.Pd, selaku ketua program Studi PLS Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, yang telah bekerja keras untuk kepentingan studi mahasiswa.

6. Bapak dan Ibu dosen, serta tenaga administrasi di program Studi PLS Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, yang dengan penuh ramah dan senyum dan dengan tulus hati memberikan ilmu pengetahuan berharga bagi saya dalam mengarungi hidup ini.

7. Bapak H. Adhan Dambea, S.Sos, MA. dan Bapak H. Feriyanto Mayulu, S.IKom, MH Selaku walikota dan wakil walikota Gorontalo yang telah memberikan ijin belajar selama perkuliahan di program Studi PLS Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

8. Drs. Ben Idrus, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo dan Drs. H. Kadir Akuba, M.Pd selaku Kabid PNFI pada Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, yang merupakan atasan langsung penulis yang telah memberi peluang kepada penulis untuk studi di UPI Bandung.

9. Bapak Jusman Daud, S.IP, selaku sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Gorontalo, yang telah memberikan fasilitas serta perhatian besar untuk kemajuan studi saya selama ini.

10. Ucapan terima kasih dan pernghargaan yang sama saya sampaikan kepada Dra. Samsia Tome, M.Pd selaku Kepala SKB Kota Gorontalo serta POKJA PAUD dan Tutor PAUD Wajar I binaan SKB Kota Gorontalo yang telah menerima dan membantu saya untuk menjadikan lokasi penelitian tesis ini.


(12)

xii

11. Teman-temanku seperjuanganku mahasiswa S2 program Studi PLS Sekolah Pascasarjana UPI Bandung yang telah bersedia mendiskusikan beberapa segi teoritis dari bahan tesis ini.

12. Adik-adik saya, Dra. Samsiah Tome, M.Pd, Mirna Tome, S.Pd, M.Pd, Fatma Tome, S.Pd, M.Pd, Nurhediati Tome, S.T yang selama ini menanti keberhasilan saya dengan iringan doa.

13. Rekan-rekan sekerja di Dinas Pendidikan Kota Gorontalo khususnya pada Bidang PNFI, dan teman-teman pendidik PAUD, BERLIAN, CERIA dan ANDINI, yang senantiasa memberi dukungan serta motivasi pada penulis hingga selesai.

Atas semua partisipasi yang telah diberikan oleh semua pihak, sekali lagi tiada kata yang paling indah yang dapat saya ucapkan selain terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya dengan iringan doa semoga Tuhan Yang Maha Esa Pemurah lagi Penyayang akan memberikan balasan yang setimpal dengan amal ibadah hambaNya. Akhirnya segala kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan dan perbaikan tesis ini saya terima dengan rasa senang hati yang terbuka semoga Allah SWT, selalu memberikan limpahan RahmatNya kepada kita semua, aamiin.

Jazakallahu Khoiron Katsiron.

Bandung, Juni 2011


(13)

xiii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan …... ii

Lembar Pernyataan ... iv

Motto ... v

Abstrak ...vi

Kata Pengantar ...vii

Ucapan Terima Kasih ... ix

Daftar Isi... xiii

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Penjelasan Istilah ... 11

G. Kerangka Berfikir ... 13

H. Anggapan Dasar ... 15

I. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai Program Pendidikan Luar Sekolah ... 17

1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 17

2. Tujuan, Fungsi dan Sasaran Pendidikan Luar Sekolah ... 19

3. Karakterisitik Pendidikan Luar Sekolah ... 23

4. Azas Pendidikan Luar Sekolah ... 25

5. Relevansi Pendidikan Anak Usia Dini Sebagai Program Pendidikan Luar Sekolah ... 26


(14)

xiv

B. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) …... 31

1. Pengertian Anak Usia Dini ... 31

2. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ... 32

3. Lingkup Kegiatan, Sasaran dan Tujuan PAUD ... 37

4. Prinsip Umum PAUD ... 38

5. Landasan Filosofis ... 42

6. Implikasi Filosofi dalam Pelaksanaan PAUD... 44

7. Hakekat PAUD ... 52

8. Tujuan PAUD ... 60

9. Fungsi PAUD ... 62

10. Karakteristik Anak... 63

11. Prinsip PAUD... 66

C. Relevansi PAUD dalam PLS …... 74

D. Tutor PAUD …... 91

E. Kecerdasan Anak Usia Dini …... 101

F. Pendekatan BCCT ... 112

G. Konsep Kecerdasan …... 120

H. Konsep Pengelolaan …... 123

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian …... 133

B. Teknik Pengumpulan Data ……...135

C. Instrumen Penelitian …... 138

D. Subjek Penelitian …... 143

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data …... 143

F. Langkah-Langkah Penelitian …... 146

G. Lokasi dan Waktu Penelitian …... 148

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Program PAUD Binaan SKB Kota Gorontalo ... 149


(15)

xv

B. Upaya Tutor PAUD Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Anak

Melalui Sentra Balok Dalam Pendekatan BCCT …... 165

C. Mengetahui Perkembangan Kecerdasan Kognitif Anak Melalui Sentra Balok Dalam Pendekatan BCCT …... 181

D. Analisis dan Pembahasan …... 200

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 216

B. Rekomendasi …... 220

Daftar Pustaka ... 222

Lampiran – Lampiran ... 225


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

2.1 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini Secara Umum …... 63 3.1 Kisi – kisi Instrumen Penelitian …... 140 3.2 Waktu Penelitian …... 148


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka Fikir Penelitian ... 14

4.1 Struktur Organisasi SKB Kota Gorontalo ... 150

4.2 Struktur PAUD Binaan SKB Kota Gorontalo ... 153

4.3 Struktur Koordinasi PAUD Binaan SKB Kota Gorontalo ... 154

4.4 Pola Koordinasi dan Keterlibatan PAUD Binaan SKB Kota Gorontalo 155 4.5 Pola Koordinasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD SKB Kota Gorontalo …... 156


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Lampiran 2 Daftar Peserta Didik PAUD Wajar I

Lampiran 3 Denah Lokasi PAUD Wajar I Lampiran 4 Peta Wilayah PAUD

Lampiran 5 Jadwal Kegiatan PAUD

Lampiran 6 Jadwal Kegiatan Mingguan PAUD

Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan Penelitian di PAUD Wajar I Lampiran 8 Data Hasil Penelitian


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini dilakukan dengan tujuan memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata. Hanya pengalaman nyatalah yang memungkinkan anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu (curiousity) secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak. Melalui proses pendidikan diharapkan dapat menghindari bentuk pembelajaran yang hanya berorientasi pada kehendak guru yang menempatkan anak secara pasif dan guru menjadi dominan.

Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden ages) yang merupakan masa dimana anak memiliki kepekaan yang luar biasa untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya proses pengembangan fungsi fisik dan psikis yang akan mempengaruhi fase perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu berbagai upaya harus dilakukan agar seorang anak tidak mengalami hambatan dalam perkembangannya. Penelitian juga menunjukkan (Woolfolk, 1989) bahwa masa 5 tahun pertama merupakan masa kritis bagi kehidupan seorang anak yang akan berdampak secara signifikan terhadap perkembangan anak


(20)

2

berikutnya. Perkembangan seorang anak meliputi 4 aspek perkembangan yaitu; 1) perkembangan psikomotorik, 2) perkembangan kognitif, 3) perkembangan sosial emosi, dan 4) perkembangan bahasa. Perkembangan kognitif merupakan salah satu perkembangan anak yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Proses kognisi adalah sebuah proses mental yang mengacu kepada proses mengetahui (knowing) sesuatu (Berk, 2005). Istilah kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengerti sesuatu (Maslihah, 2005). Mengerti menunjukkan kemampuan untuk menangkap sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu serta mempunyai gambaran yang jelas terhadap hal tersebut. Menurut Berk (2005) perkembangan kognitif adalah kapasitas intelektual yang dimiliki oleh seorang anak dan bagaimana kapasitas tersebut berkembang sampai mereka dewasa kelak.

Para ahli psikologi sepakat bahwa perkembangan kognitif seorang anak paling tidak dipengaruhi oleh 3 faktor (Berk, 2005). Faktor yang pertama adalah faktor hereditas, kemudian faktor kematangan individu dan faktor terakhir adalah faktor belajar. Sementara itu, Piaget menambahkan satu faktor lagi disamping ketiga faktor tersebut yaitu faktor social transmission (Woolfolk, 1993). Social transmission adalah sebuah proses dimana anak akan belajar melalui proses interaksi dengan orang lain. Piaget juga terkenal sebagai tokoh pertama dalam ilmu psikologi yang membahas secara sistematis tentang perkembangan kognitif seorang anak.


(21)

3

Menurut Piaget, setiap anak dilahirkan dengan kemampuan untuk mengorganisasikan skema (Woolfolk, 1993).

Skema pada dasarnya adalah kepingan-kepingan informasi yang dimiliki oleh anak. Dalam menyusun skema ini, seorang anak akan melakukan proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses dimana seorang anak akan mencocokkan (fitting) skema baru yang diperolehnya dengan skema yang telah lebih dulu dimilikinya. Sementara akomodasi adalah proses dimana seorang anak akan merubah (changing) skema yang sudah dimilikinya agar sesuai dengan skema yang baru didapatnya. Konflik yang terjadi antara proses asimilasi dan akomodasi ini membuat anak berupaya untuk mencapai tahap equilibrium atau keseimbangan. Tujuan dari perkembangan kognitif menurut Piaget pada dasarnya adalah untuk mencapai equilibrium. Piaget juga membagi perkembangan kognitif anak kedalam 4 tahap (Opper, 1998), yaitu:

a. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun) b. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) c. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)

d. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa Pembangunan menuju manusia yang cerdas dan berkualitas harus didukung oleh mutu atau kualitas sumber daya manusia. The Golden Age

atau “usia masa emas” seorang manusia ketika ia berumur 0 – 6 tahun berdasarkan UU Sisdiknas Tahun 2003 atau 0 – 8 tahun berdasarkan dunia internasional. Sungguh masa penting ini tidak dapat tergantikan lagi


(22)

4

apabila sudah terlewati, karena masa ini disebut dengan masa mempersiapkan segenap potensi fisik, maupun mental, serta kecerdasan yang ada pada seorang manusia dengan sebaik-baiknya dan menghargai setiap keunikan per individu dari setiap insan.

Dalam rangka untuk dapat memberikan hal yang terbaik bagi anak bangsa saat fase pertumbuhan seorang manusia ketika berumur 0 – 6 tahun, menjadi teramat penting. Pada masa tersebut seorang anak harus

dipersiapkan “wadah” yang mampu untuk mempersiapkan tahapan tumbuhkembang pada periode berikutnya, untuk memungkinkan perkembangan kognisi yang berkaitan dengan ilmu atau pemikiran dengan baik secara jasmani, mental maupun pikirannya dengan semaksimal mungkin untuk menghadapi setiap persoalannya di masa yang akan datang dalam hidupnya kelak. Menurut hasil penelitian neuroscience menunjukkan bahwa kehidupan intelektual bersumber dari otak manusia. Oleh karena itu bila kita mengatakan bahwa ekspresi dan bentuk prilaku merupakan cerminan dari seseorang maka perkembangan otak pada masa emas tersebut harus betul-betul diperhatikan. Dalam sebuah penelitian, Bloom mengatakan bahwa pengembangan intelektual seorang anak sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50%, variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi sejak anak berumur 4 tahun, peningkatan mutu 30% selanjutnya terjadi masa usia 4 – 8 tahun dan sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua atau ketika usia 8 – 15 tahun. Bloom juga mengatakan bahwa umur 0 – 4 tahun merupakan


(23)

5

masa-masa penting pertama terhadap kaya miskinnya lingkungan sekitar yang menstimulasi perkembangan intelektual manusia. Bahkan lebih jauh ia menjelaskan bahwa ini berpengaruh pada perkembangan IQ dengan perbandingan bahwa lingkungan dengan stimulasi yang kaya akan menambah 10 unit IQ dari pada yang miskin ketika berumur 0 – 4 tahun., kemudian sekitar 6 unit IQ ketika berumur 4 – 8 tahun. Salah seorang ahli Carla Shaz (PKBM Al Rahmat, 2010) mengatakan bahwa masa kritis pengembangan tumbuh kembang anak mencakup 5 (lima) hal, yaitu: pertama¸pengembangan penglihatan ketika berumur empat tahun pertama. Kedua, pengembangan perasan emosi sejak umur 2 (dua) bulan, sampai mulai berkembang perasaan stress, kepuasan, girang dan sedih. Sedangkan perasaan iri dan empati baru berkembang pada usia 3 (tiga) tahun. Pada masa-masa ini pengasuhan yang penuh kasih sayang, pemenuhan nutrisi dan perawatan kesehatan merupakan persyaratan mutlak bagi pertumbuhan emosi anak. Dan perlu diingat bahwa pada masa ini juga setiap setiap peristiwa yang tidak mengenakkan atau traumatik akan berpengaruh pada keseimbangan emosi yang kemudian berhubungan dengan perkembangan kecerdasan dan empati. Ketiga, perkembangan kemampauan bahasa, sudah dimulai sejak dalam kandungan. Ketika berumur 1 (satu) tahun sudah

terbentuk “peta perseptual” untuk dapat mengetahui perbedaan suara atau fonem yang diucapkan dan perkembangan ini ditentukan dengan seberapa banyak anak diajak bicara atau mendengarkan. Keempat, kemampuan gerak anak, masa kritis pengembangan gerakan berlangsung sejak lahir sampai


(24)

6

umur 2 tahun, sedangkan masa perkembangan motorik kasar berlangsung hingga berumur 4 tahun. Kelima, perkembangan kemampuan musik, masa kritis pengembangan musik ketika berumur 3 s.d. 10 tahun. Oleh karena itu diperlukan sebuah pendidikan awal yang diberikan oleh Pemerintah melalui pendidikan nonformal yang saat ini sudah dilakukan atau paling tidak segera mensosialisasikan dengan baik kepada masyarakat tentang pentingnya PAUD tersebut serta hal yang harus dilakukan agar dapat menyelamatkan generasi penerus bangsa ini sehingga mampu mempunyai daya saing tinggi atau paling tidak mampu menghadapi kehidupannya kelak dengan sebaik-baiknya dengan segala potensi yang telah terbangun dengan baik menuju kemandiriannya.

Kompetensi tutor dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak juga sangat penting, diantaranya adalah kompetensi pedagogik yang mencangkup pemahaman bagaimana menghadapi peserta didik, memahami perkembnagan peserta didik dan lingkungannya, kemdian kompetensi personal termasuk didalamnya adalah berpenampilan dan berketerampilan layaknya seorang pendidik, setelah itu kompetensi profesional, yang meliputi kemampuan untuk meyusun administrasi pembelajaran dan kompetensi sosial kemasyarakatan berhubungan dengan lingkungan pekerjaan dan lingkungan pendidikan yang mendukung peserta didik.

Dari gambaran di atas dapat ditetapkan objek penelitian yaitu kemampuan dan usaha tutor sebagai pemegang tanggungjawab


(25)

7

perkembangan kognisi anak usia dini, terutama dalam mengelola sentra balok yang memiliki kaitan erat dengan perkembangan kognisi. Dengan demikian subjek penelitian ini yaitu tutor dan anak usia dini di SKB Kota Gorontalo

B. Identifikasi Masalah

Piaget (1997:139) meyakini bahwa manusia dalam hidupnya melalui empat tahap perkembangan kognitif. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berfikir khas/berbeda. Empat tahap perkembangan kognitif itu adalah; tahap sensori motor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Pada bagian ini tahapan perkembangan kognitif yang dijelaskan khusus perkembangan kognitif untuk dua tahapan saja, yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun) dan tahap praoperasional (2-5tahun).

Dalam Pendidikan Anak Usia Dini, selain orang tua yang memberikan pendidikan utama dirumah, ada keterlibatan pihak luar keluarga atau lembaga pendidikan khusus anak usia dini, dalam lembaga ini selain pengelola ada juga tutor, yang akan menjadi fasilitator anak usia dini. Tutor Pendidikan Anak Usia Dini bertanggung jawab untuk turut serta membimbing, mengarahkan dan mengawasi anak dalam proses pembelajaran melalui pendekatan Beyond Centre and Circle Time, dan kemampuan tutor dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan tutor itu sendiri.


(26)

8

Dari latar belakang dan uraian diatas, maka dapat disusun identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada SKB kota Gorontalo, belum dilakukan penelitian khusus mengenai upaya tutor dalam mengembangkan kognisi anak yang dihubungkan dengan penggunaan sentra balok

2. Lingkungan yang tidak baik akan memberikan pengaruh negatif kepada perkembangan anak, karena perkembangan kognitif anak dibentuk berdasarkan pengalaman, penglihatan, dan pendengaran anak usia dini lebih besar pengaruhnya dalam kehidupan.

3. Tutor Pendidikan Anak Usia Dini belum memiliki kemampuan khusus untuk membimbing dan mengarahkan anak usia dini khususnya dalam sentra balok dalam menangani pembelajaran yang berkaitan dengan sentra ini.

4. Tutor anak usia dini perlu meningkatkan kreativitas untuk mengoptimalkan pembelajaran setiap sentra dengan meminimalisir resiko yang ada pada setiap proses pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas, maka penulis mencoba membatasi ruang lingkup penelitian pada pokok permasalahan tutor Pendidikan Anak Usia Dini dalam mengasuh, membimbing, mengarahkan, dan mengawasi anak usia dini dalam


(27)

9

meningkatkan kecerdasan kognitif melalui sentra balok dalam pendekatan Beyond Centre and Circle Time yang dituntut lebih optimal.

Rumusan masalah yang tepat untuk penelitian ini adalah :

“Bagaimana upaya tutor Pendidikan Anak Usia Dini meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia dini melalui sentra balok dalam pendekatan Beyond Centre and Circle Time di SKB Kota Gorontalo?”

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah tersebut maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan PAUD Binaan di SKB Kota Gorontalo? 2. Bagaimana upaya tutor Pendidikan Anak Usia Dini meningkatkan

kecerdasan kognitif anak usia dini melalui Sentra Balok dalam pendekatan Beyond Centre and Circle Time?

3. Bagaimana perkembangan kecerdasan kognitif anak usia dini melalui sentra balok dalam pendekatan Beyond Centre and Circle Time?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan dan pertanyaan penelitian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya tutor Pendidikan Anak Usia Dini dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak melalui sentra balok dalam pendekatan Beyond Centre and Circle Time (BCCT), dan secara khususnya :


(28)

10

b. Mengetahui upaya tutor Pendidikan Anak Usia Dini meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia dini melalui Sentra Balok dalam pendekatan Beyond Centre and Circle Time di Sanggar Kegiatan Belajar Kota Gorontalo

c. Mengetahui kecerdasan kognitif anak usia dini yang berkembang melalui sentra balok dalam pendekatan Beyond Centre and Circle Time

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan sangat berguna sebagai referensi pada Pendidikan Nonformal Dan Informal serta manajemen pendidikan, serta diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengayaan khasanah penelitian empirik dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya para pelaku manajemen pada Pendidikan Anak Usia Dini atau pengelola Pendidikan Anak Usia Dini dan kantor dinas pendidikan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini dan manajemen pengembangan yang berbasis Beyond Centre and Circle Time.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam menentukan kebijakan dalam manajemen Pendidikan Anak Usia Dini sehingga dapat meningkatkan mutu/kualitas pendidikan.


(29)

11

a. Praktisi Pendidikan, sebagai pengambil keputusan, pembuat kurikulum atau penentu kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini untuk menjadi referensi akademik dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan Pendidikan Anak Usia Dini b. Pengelola dan tutor Program Pendidikan Anak Usia Dini, untuk

menjadi referensi tindakan yang berhubungan dengan penggunaan pendekatan Beyond Centre and Circle Time (BCCT).

F. Penjelasan Istilah

Beberapa istilah teknis yang akan dijelaskan yaitu upaya tutor, Pendidikan Anak Usia Dini, peningkatkan kecerdasan kognitif, Sentra Balok dalam pendekatan Beyond Centre and Circle Time di SKB Kota Gorontalo. Selengkapnya isitilah yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Upaya tutor, bagian dari fungsi mendidik seperti dinyatakan dalam

UUSPN No. 20 tahun 2003 seperti diungkapkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Fungsi tutor dalam hubungan ini yaitu seperti ditekankan dalam proses pendidikan antara lain mengembangkan suasana kondusif dalam belajar, menjelaskan tujuan belajar, membantu mencapai tujuan belajar dari tiap individu, mengusahakan untuk mempermudah penyediaan dan penyerapan bahan belajar, menyediakan


(30)

12

diri sebagai sumber yang mudah untuk diakses, memberikan penghargaan yang seimbang pada semua peserta belajar, bersama dengan warga belajar mendampingi proses pembelajaran, memberikan dukungan kasih sayang, memberikan penghargaan pada kebebasan dan keterbatasan peserta didik. 2. Pendidikan Anak Usia Dini, seperti dinyatakan dalam UUSPN No 20

tahun 2003 yaitu: Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

3. Peningkatan Kecerdasan Kognitif, suatu kajian yang antara lain

dilakukan oleh Covey yang melihat satu kesatuan utuh antara kognitif, afektif dan psikomotor dalam menunjang keunggulan seseorang. Dalam kajian ini peningkatan kecerdasan pada peserta didik anak usia dini lebih difokuskan pada kognisi sederhana dari kajian Benyamin Bloom dari setiap aspek mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, membuat simpulan dan mengevaluasi.

4. Sentra Balok dalam Pendekatan Beyond Centre and Circle Time.

Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT), merupakan pembelajaran yang menggunakan prinsip-prinsip yang terpusat, fokus, dalam lingkaran-lingkaran kecil bertujuan untuk membangun segenap potensi anak agar otak, tubuh, dan akhlaknya berfungsi secara positif dan optimal. Dilakukan dengan menerapkan konsep lingkaran dan konsep sentra bermain. BCCT dilengkapi dengan sejumlah sentra antara lain


(31)

13

Sentra Balok, Sentra Persiapan, Sentra Peran Besar, Sentra Peran Kecil, Sentra Seni, Sentra IMTAQ dan Sentra Bahan Alam. Sentra balok merupakan bagian dari kajian SKB yang telah dikembangkan dari 6 jenis menjadi 24 jenis.

5. PAUD Binaan Sanggar Kegiatan Belajar Kota Gorontalo, lembaga

belajar masyarakat yang dikelola oleh lembaga teknis di bawah pemerintah Kota Gorontalo yang telah mengembangkan sentra belajar dari kondisi sederhana menjadi lebih canggih dilihat dari jumlah maupun kualitasnya.

G. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada penelitian digambarkan sebagai berikut:

ANAK USIA

DINI

PENDIDIKAN

ANAK USIA DINI

PENDEKATAN

BCCT

PERKEMBANGAN

KOGNITIF ANAK

USIA DINI

SENTRA BALOK

TUTOR

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Gambar 1.1 Kerangka Fikir Penelitian


(32)

14

Penelitian ini diawali dengan sejumlah asumsi tentang hakikat anak usia dini yang sedang mengalami pertumbuhan dalam perkembangan kognisi yang luar biasa. Untuk menumbuhkembangkannya dibutuhkan Pendidikan Anak Usia Dini dengan penekanan pada pertumbuhan berimbang aspek kognisi, fisik, mental dan sosial. BCCT merupakan salah satu pendekatan dengan penekanan pada pengembangan sentra-sentra, diantaranya sentra balok yang dalam penelitian ini lebih dikhususkan pada hubungannya dengan sentra balok.

H. Anggapan Dasar

Dari kerangka berfikir diatas maka dapat disusun asumsi dasar sebagai berikut:

1. Anak usia dini mengalami tahap perkembangan yang khusus pada usia 2-5 tahun, dan membutuhkan sistem pembelajaran yang mampu mengcover semua kebutuhan perkembangan anak pada usia tersebut secara sempurna. (Slee, 2003:128)

2. Kecerdasan anak pada ranah kognitif yang dibentuk berdasarkan pengalaman, penglihatan, dan pendengaran anak usia dini lebih besar pengaruhnya dalam kehidupan, maka lingkungan yang tidak baik akan memberikan pengaruh negatif kepada perkembangan anak. (Piaget, 1996:224)

3. Tutor PAUD harus memiliki kemampuan khusus untuk membimbing dan mengarahkan anak usia dini yang dipengaruhi oleh latar


(33)

15

belakang pendidikan tutor karena akan sangat berpengaruh pada kemampuan tutor untuk mengarahkan anak usia dini dalam pembelajarannya disentra balok, maka tutor yang memiliki latar belakang pendidikan yang memadai yang diperlukan untuk mendampingi anak, serta harus kreatif untuk mengoptimalkan pembelajaran setiap sentra dengan meminimalisir resiko yang ada pada setiap proses pembelajaran. (Ishak Abdulhak, 2006:27)

1. Sistematika Penulisan

Pembahasan dan penyusunan selanjutnya agar mudah dalam rencana penelitian, maka dibagi dalam pokok pembahasan yang terdiri dari

BAB I berisi : Pendahuluan yaitu meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka berfikir, sistematika penulisan dan metodologi penelitian.

BAB II berisi : Landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep

yang berhubungan dengan judul dan permasalahan

BAB III berisi : Metodologi penelitian yaitu membahas mengenai metoda

dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data serta langkah-langkah penelitian.


(34)

16

BAB IV berisi : Hasil penelitian dan pembahasan yaitu menjabarkan

mengenai profil lokasi penelitian dan profil penyelenggara program, serta deskripsi hasil penelitian dan pembahasan

BAB V berisi : Kesimpulan dan saran akan membahas tentang

kesimpulan dan saran-saran terhadap penelitian sehubungan dengan permasalahan penelitian.


(35)

132

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-masalah pendidikan selain dari itu tujuan penelitian adalah untuk memecahkan suatu masalah. Hal itu dilakukan dengan jalan menyimpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan yang mengarah pada upaya untuk memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

Ketepatan dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat tergantung dari metode dan teknik yang digunakan, karena banyaknya perubahan-perubahan yang berskala global serta kentalnya informasi, diperlukan adanya perubahan pendekatan di dalam penelitian dari monodisiplin kepada multidisiplin dalam rangka menyelami masalah sedalam-dalamnya secara holistik dan integral. Untuk itu perlu upaya dilakukan guna mengungkap fakta atau data harus berdasarkan pengamatan sistematik atas gejala-gejala empirik dengan mengikuti prosedur yang baku atau menurut Irawan Soehartono (Soehartono, 1995 : 13) hal ini lebih sering dikenal dengan metode penelitian.


(36)

133

A. Metode Penelitian

Metode secara bahasa artinya adalah cara, alat yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian dalam kamus umum Bahasa Indonesia yaitu diartikan sebagai pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan, sedangkan kata penyelidikan diartikan sebagai pemeriksaan, dan kata menyelidiki berarti memeriksa dengan teliti, mengusut dengan cermat atau menelaah dengan sungguh-sungguh.

Di dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana upaya tutor Pendidikan Anak Usia Dini dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak melalui sentra balok dengan pendekatan Beyond Centre and Circle Time (BCCT). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang objek yang diteliti secara utuh sebagaimana diungkapkan oleh Taylor dalam Meleong (1993:3) bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.

Nasution (1992:5) mengemukakan bahwa penelitian pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan kerjanya, berinteraksi dengan mereka dan berusaha memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Pendekatan kualitatif yang dipertimbangkan sesuai dan memenuhi tuntutan penelitian, karena hal-hal sebagai berikut :

1. Fokus penelitian diperoleh dari hasil observasi aktual

2. Penelitian dilakukan secara intensif dimana peneliti terlibat dalam situasi sosial penelitian


(37)

134

4. Hanya terdapat sejumlah kecil pertanyaan penelitian yang kemudian dikembangkan pada saat penelitian berlangsung

5. Digunakan interview informal

6. Dipergunakan berbagai teknik pelengkap sebagai komplemen penelitian 7. Keputusan yang berhubungan dengan pengumpulan data dan analisanya

dilakukan langsung dilapangan

8. Proses penelitian sejauh mungkin tidak mengganggu kehidupan sosial objek penelitian

9. Kesimpulan penelitian merupakan produk bersama antara peneliti dengan pihak yang diteliti (Burgess, 1995:84)

Kesesuaian penggunaan pendekatan kualitatif juga didasarkan pada permasalahan dalam penelitian ini dan dengan pertimbangan-pertimbangan: 1) lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan, 2) menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden, 3) lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J. Molleong, 1998:5)

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, karena dengan metode ini akan menggali lebih mendalam mengenai masalah penelitian (deep description) sehingga akan terungkap keunikan dan kekhasan penelitian ini. Penelitian kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kehidupan sosial seperti individu, kelompok, keluarga, lembaga atau masyarakat yang hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut. Hasil penelitian akan merupakan penggambaran (deskripsi) tentang latar belakang, kondisi, karakteristik dari responden dan juga mencakup dalam kegiatan pembelajaran antara lain yaitu materi, metode/teknik, tutor dan penyelenggara.

Kelebihan studi kasus dari studi yang lain adalah bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh. Hal ini sejalan dengan apa


(38)

135

yang disampaikan oleh pendapat Suryabrata (1991:23) tujuan daripada metode studi kasus yaitu untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang, keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Sedangkan tujuan dari studi kasus menurut Kartini Kartono (1990:139) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya faktor-faktor tertentu yang memberikan ciri khas pada tingkah laku sosial yang kompleks dari unit tadi

2. Untuk memahami relasi antar unit tersebut dengan sekitarnya

3. Memahami sejarah dari unit sosial tersebut serta memahami relasi dan pengaruh dari faktor-faktor sosial

4. Berusaha menemukan varietas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap unit sosial

B. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Adapun yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data menurut

Suharsimi Arikunto (1992:121) adalah : “alat pada waktu peneliti menggunakan suatu teknik pengumpulan data dalam memecahkan masalah penelitian yang berkaitan dengan instrumen yang akan digunakan dalam rangka memperoleh

data”.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam rangka memperoleh data semaksimal mungkin agar tercapai keutuhan yaitu sebagai berikut :


(39)

136

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana terjadinya komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek wawancara. Sejalan dengan pengertian diatas, dapat diperjelas bahwa wawancara atau interview yaitu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu (Kartini Kartono, 1990: 187).

Wawancara yang mendalam dengan responden dilakukan dalam bentuk tanya jawab dan diskusi yang mengarah pada upaya tutor dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia dini. Dalam wawancara ini diminta agar responden memberikan informasi sesuai dengan yang dialami, diperbuat atau dirasakan, yang pernah diketahui ataupun dipelajari yang mengarah kepada upaya tutor yang telah dilakukan. Agar tidak menyimpang dari fokus penelitian, maka digunakan pedoman wawancara yang merupakan pokok-pokok pertanyaan yang diangkat dari fokus penelitian. Pedoman wawancara sebagai alat pengumpul data dalam penerapan dan pengembangan disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan data. Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk menghindari dan menutupi kelemahan dari salah satu teknik wawancara, maka pedoman wawancara ini peneliti menggunakan secara terpadu yaitu pedoman wawancara yang terstruktur dan bersifat terbuka. Kita menyadari bahwa dengan wawancara terstruktur jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan telah disediakan oleh peneliti, dan responden tinggal memilih atau mengkategorikan saja, hal ini memungkinkan jawaban tidak objektif, karena responden merasa terpengaruh atau diarahkan oleh peneliti. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dipadukan dengan wawancara yang bersifat terbuka, sehingga responden tidak perlu merasa


(40)

137

diarahkan, karena jawaban yang akan diberikan bersifat bebas sesuai dengan keyakinan responden sendiri.

2. Tekhnik Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 1996: 158). Adapun tujuan dari observasi adalah selain sebagai eksplorasi (untuk memperkaya atau memperluas pandangan peneliti terhadap suatu masalah) juga untuk mendeskripsikan kehidupan sosial dengan menjaring prilaku individu sebagaimana prilaku itu terjadi dalam kenyataan yang sebenarnya. Dihubungkan dengan penelitian ini, dimaksudkan untuk mengamati secara langsung penyelenggaraan program Pendidikan Anak Usia Dini mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan sampai kepada monitoring dan evaluasi serta dampak yang dihasilkan terhadap perubahan sikap dan prilaku. Untuk lebih mengefektifkan kegiatan observasi tersebut , maka peneliti menyusun pedoman observasi, yang didalamnya telah dirumuskan aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi tentang gejala yang nampak dari prilaku responden. Karena itu pedoman observasi disusun dalam bentuk uraian bebas.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip dari kegiatan pembelajaran PAUD.


(41)

138

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.

Penggunaan studi dokumentasi dalam penelitian ini guna melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan observasi. Cara ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan serta hasil dan evaluasinya.

4. Studi Literatur

Studi literatur adalah dimaksudkan untuk memberikan landasan teoritis atau pemahaman masalah dan studi perbandingan dengan jalan membaca buku-buku, pendapat-pendapat dan teori-teori sebagai pendukung terhadap permasalahan teori sehingga dapat memperluas wawasan berfikir yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu teknik mendapatkan data teoritis guna memperoleh pendapat para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan (Bohar Soeharto, 1987: 224). Dalam penelitian ini, studi literature/kepustakaan diterapkan penulis untuk memperoleh informasi mengenai masalah yang diteliti dari buku-buku, majalah-majalah, surat kabar dan bahan cetak lain (elektronik misal internet dan sebagainya) yang menunjang penelitian ini dan dapat dijadikan landasan pemikiran dalam penulisan skripsi ini sehingga diperoleh keterkaitan antara teori dengan tujuan penelitian.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini yang berperan sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Moleong (1998:121)


(42)

139

pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan akhirnya menjadi pelapor

hasil penelitiannya”. Jadi dalam hal ini peneliti berperan langsung dalam

berinteraksi dengan sumber data (sumber informasi) dalam suatu wawancara bebas dan mengamati situasi sosial dan kegiatan.


(43)

140

Tabel 3.1.

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

No Tujuan Variable Indikator Alat Pengumpul

Data Instrumen

1. Mengetahui proses pengelolaan PAUD Binaan SKB Kota Gorontalo Pengelolaan program Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan Observasi Wawancara

Bagaimana proses pengelolaan PAUD Binaan SKB Kota Gorontalo?

2. Mengetahui upaya tutor Pendidikan Anak Usia Dini meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia dini melalui sentra balok dengan pendekatan Beyond Centre and Circle Time

Upaya tutor Pemahaman tutor tentang perkembangan anak

Observasi Wawancara

Bagaimana pemahaman tutor tentang perkembangan anak usia dini dan kebutuhan belajarnya?

Bagaimana peran tutor dalam membimbing bermain peran ?

Bagaimana peran tutor dalam menyediakan alat peraga/sentra balok?

Pemahaman materi balok

Observasi Wawancara

Bagaimana pemahaman tutor dalam menyampaikan materi balok?

Bagaimana peran tutor dalam menjelaskan balok menjadi sesuatu yang nyata: jembatan, rumah, halaman, rumah ibadah, dll ?

Bagaimana tutor meningkatkan kerumitan konsep dari sederhana menjadi lebih rumit ?

Bagaimana tutor membimbing berpikir analistis dengan menggunakan balok yang berhubungan dengan bentuk, jumlah, perbedaan satu dengan lainnya ?

Bagaimana tutor membimbing dari bentuk balok ke kenyataan dalam kehidupan?


(44)

141

beberapa jenis balok menjadi kesatuan bangun ? Bagimana tutor membuat perubahan suasana belajar?

Bagaimana tutor membimbing agar anak bersosialisasi menggunakan sentra balok ?

Bagaimana tutor mengembangkan kepemimpinan ? Bagaimana tutor membuat kelompok yang berhasil ?

Bagaimana tutor mengembangkan kelompok belajar yang saling menguntungkan satu dengan lainnya ?

Pengaturan sentra balok bagi anak usia dini

Penempatan sentra balok

Observasi Wawancara

Bagaimanakah posisi sentra balok di tempatkan? Bagaimana pertimbangannya?

Bagaimana mengatur dan memelihara balok dan ruangan agar tetap menarik bagi anak dan belajar ? Bagaimana tutor memfasilitasi kerjasama ? Bagaimana tutor memberikan motivasi untuk membentuk dari balok yang ada ?

Bagaimana tutor membimbing anak untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat ? Penyediaan jenis

balok

Observasi Wawancara

Bagaimanakah jenis balok yang disediakan akan berpengaruh pada proses pembelajaran anak?

3. Mengetahui perkembangan kecerdasan kognitif anak usia dini melalui sentra balok dengan pendekatan Beyond Centre and Circle Time

Aplikasi Sentra Balok

Ciri balok Observasi Wawancara

Bagaimanakah anak yang sudah mengetahui ciri balok?

Jenis balok Observasi Wawancara

Bagaimanakah cara anak untuk bisa mengetahui jenis balok?

Perbedaan balok Observasi Wawancara

Bagaimanakah cara anak untuk mengetahui perbedaan balok?

Bagaimana kemampuan anak untuk menyebut balok yang paling dikenal ?


(45)

142

bentuk balok ?

Bagaimana kemampuan anak membedakan satu balok dengan lainnya ?

Bagaimana kemampuan anak untuk menyebutkan bentuk dan manfaat balok ?

Bagaimana anak bertanya mengenai sesuatu balok ? Bagaimana anak menghitung dan

mengklasifikasikan balok ?

Bagaimana anak membuat analogi bentuk balok dengan bentuk rumah, jembatan dll?

Bagaimana kerjasama satu anak dengan lainnya? Perkembangan

Anak

Kemampuan Kognitif

Observasi Bagaimanakah anak mengenal teman paling disenangi dan tidak disenangi serta bagaimana usaha anak untuk bersatu dengan lainnya ? Bagaimana anak mengemukakan pendapat ? Bagaimana cara anak untuk menggambar salah satu bangunan atau balok ?

Bagaimana anak bertanya seperti membuat balok dalam kenyataan dan implikasinya?

Bagaimana hasil bersosialisasi anak menggunakan sentra balok?

Bagaimana motivasi anak untuk bermain dan membentuk susunan balok yang ada?

Bagaimana anak berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat ?

Bagaimana perkembangan ego anak/mementingkan diri anak ?

Bagaimana kepemimpinan anak ?

Bagaimana reaksi kelompok anak yang berhasil ? Bagaimana anak mengembangkan kelompok belajar yang saling menguntungkan satu dengan lainnya ?


(46)

143

D. Subyek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini adalah tutor Pendidikan Anak Usia Dini dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak melalui sentra balok dengan pendekatan Beyond Centre and Circle Time (BCCT). Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam maka responden yang diteliti dibatasi jumlahnya. Nasution (1996:11) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif umumnya mengambil responden (subjek penelitian) lebih kecil (sedikit) dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Berdasarkan pertimbangan di atas dan atas informasi dari pihak penyelenggara maka subjek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 5 orang sumber primer. pemilihan secara purposif juga didasarkan pada keistimewaan responden dalam hal posisi (kedudukan), kemudian termasuk dalam unsur penyelenggara, dimana penulis beranggapan bahwa pihak pengelola mengetahui secara utuh dari awal pelaksanaan kegiatan sampai kegiatan berakhir. Kemudian peneliti mengadakan triangulasi dengan salah seorang pengelola, tutor, seorang sumber belajar/nara sumber dan orang tua anak usia dini.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menyertai validitas, reliabilitas dan kredibilitas adalah analisis data. Analisis data penelitian kualitatif menyangkut analisis di lapangan maupun setelah data terkumpul serta interpretasi dari fenomena yang ada. Analisis data berkaitan erat dengan satuan dan kategorisasi yang analog dengan variabel dalam penelitian kuantitatif. Dari hasil analisis ini kemudian dikembangkan generalisasi dari penelitian


(47)

144

yaitu mengangkat fenomena yang terorganisir menjadi suatu kebulatan hasil penelitian kualitatif.

Dari hasil studi yang dilakukan berbagai kepustakaan dapat ditarik kesimpulan bahwa dasar analisis penelitian yaitu ditetapkannya satuan dan kategori (Moleong dalam Ayi Olim, 1999 : 113). Satuan terbagi atas dua bagian yaitu tipe asli dan tipe hasil kontruksi analisis (Moleong, dalam Ayi Olim, 1999 : 113). Tipe asli atau emik, yaitu prilaku sosial atau kebudayaan yang dilihat dari sudut pandangan dari dalam dan definisi perilaku manusia. Konsep ini oleh Moleong (1989) dinyatakan perlunya terdapat kesepakatan antara peneliti dengan subjek yang diteliti. Adapun tipe hasil kontruksi atau ethic penjelasan mengenai kategori yang diberikan oleh pihak observer luar dalam upaya memberikan analisis terhadap penampilan fenomena yang unik (Goetz dan LeCompte, 1984 : 6). Kedua konsepsi ini dikenal pula dengan terminologi subjektifitas dan objektifitas sebagai konsep yang saling berkaitan karena selain setiap peneliti memperhatikan pernyataan-pernyataan yang diberikan pihak sasaran penelitian, juga harus mampu menempatkan diri seandainya ia menjadi pihak yang diteliti, yang tidak lepas dari sistem nilai, emosi dan rasional.

Pengolahan dan analisis data dilakukan sesuai dengan ketentuan penelitian kualitatif, yaitu diinterpretasikan dan dianalisis secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian. Analisis data merupakan proses menuturkan dan mengamati secara sistematis transkrip wawancara (interview), catatan lapangan (hasil observasi) dan bahan-bahan yang ditemukan untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang


(48)

145

kasus yang diamati dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Dalam hal ini langkah-langkah yang ditempuh yaitu: 1) reduksi data, 2) display data, 3) mengambil kesimpulan dan verifikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (1988:129) analisis data secara umum mengikuti langkah-langkah berikut yaitu reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan dan verifikasi.

Reduksi data yaitu dengan menyingkat data-data ke dalam bentuk laporan yang lebih sistematis sehingga mudah dikendalikan. Data-data tersebut dirangkum, dipilih dan difokuskan pada hal yang penting-penting. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan lagi.

Display data yaitu agar bisa melihat gambaran data secara keseluruhan dan bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini dilakukan dengan cara membuat beberapa matrik, grafik atau chart dan deskripsi secara rinci dengan mengklasifikasikan data berdasarkan kode yang telah ditentukan sebelumnya. Mengambil kesimpulan dan verifikasi yaitu peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal yang sering timbul dan sebagainya. Jadi dari data yang dikumpulkan dicoba diambil kesimpulan. Kesimpulan di awal pengumpulan data tentu masih meragukan, tetapi dengan adanya data baru, dengan cara mengadakan triangulasi maka kesimpulan itu lebih mendasar.


(49)

146

F. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku,

hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (1992:23), yaitu: “Tahap -tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas oleh sebab itu desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, jadi bersifat emergensi”. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam tahap ini peneliti mula-mula menyusun rancangan/proposal penelitian yang diajukan kepada dewan skripsi. Setelah rancangan disetujui kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Kegiatan selanjutnya yaitu mentutors masalah perijinan, yang dimulai dari lingkungan jurusan, fakultas sampai ke lembaga pemerintahan yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini. Agar mempermudah serta membantu proses pengumpulan data, maka peneliti mempersiapkan perlengkapan penelitian seperti: pedoman wawancara, pedoman observasi, untuk penyelenggara, nara sumber dan responden warga belajar (lulusan), tokoh masyarakat, pendamping , tape recorder utnuk merekam hasil wawancara dan perlengkapan alat tulis lainnya yang dapat digunakan dalam proses penelitian.


(50)

147

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara keseluruhan dan mendalam dengan mengenal lebih dekat kepada subyek penelitian, mengadakan pengamatan permulaan terhadap lingkungan kegiatan, kegiatan pembelajaran pelatihan, pembinaan pasca pelatihan kemudian diadakan kegiatan partisipasi dengan subyek penelitian dengan melakukan wawancara baik dengan warga belajar, nara sumber dan penyelenggara. Pada tahap ini merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan melakukan analisis data terhadap hasil pengumpulan data tersebut.

3. Pelaporan

Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

Triangulasi, yakni pengecekan, pemeriksaan dari data yang telah diperoleh di lapangan terutama untuk memeproleh keabsahan data. Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara warga belajar (lulusan) dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Patton (Ali Budiyana, 2002:50) menjelaskan kegunaan triangulasi adalah untuk membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan orang secara pribadi, hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan. Untuk keperluan triangulasi dan sebagai pelengkap data, maka dipergunakan tenaga informan lain di luar subyek penelitian yaitu subyek yang diduga kuat dapat memberikan data atau informasi tambahan mengenai responden yang diteliti, peneliti


(51)

148

mengadakan triangulasi dengan salah seorang pengelola, tutor, seorang sumber belajar/nara sumber dan orang tua anak usia dini. Jadi jumlah keseluruhan subyek penelitian ditambah dengan informan (triangulasi) yaitu sebanyak 7 orang. Adapun pihak informan yang dimaksud adalah penyelenggara, nara sumber, fasilitator lokal dan tokoh masyarakat setempat. Setelah kegiatan triangulasi kemudian dilakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan data dan menggandakan laporan yang telah disusun.

F. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Wajar I Binaan SKB Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dari bulan Oktober 2010 –Mei 2011 Tabel 3.2.

No Kegiatan Waktu

Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei LaPendekatan

lapangan Observasi lapangan Kegiatan Lapangan Analisis data atau Analisis Intensif


(52)

(53)

216

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Anak usia dini membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan, karena pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.

1. Pengelolaan PAUD Binaan SKB Kota Gorontalo

Proses pengelolaan PAUD binaan SKB Kota Gorontalo, yaitu dapat meningkatkan perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD melalui penyelenggaraan PAUD yang mudah dan murah tetapi bermutu, meningkatkan kesadaran, kemampuan dan partisipasi kepada masyarakat di bidang PAUD, agar lebih memahami arti pembelajaran dan permainan sebagai kegiatan yang akan berpengaruh dan bermakna untuk kehidupannya. Mengembangkan model pengembangan program PAUD, melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Upaya tutor dalam mengembangkan kemampuan kognitif melalui sentra balok di SKB Kota Gorontalo

Upaya tutor dalam mengembangkan kemampuan kognitif melalui sentra balok di SKB Kota Gorontalo, yaitu: (a) menyiapkan sentra balok;


(54)

217

(b) menyesuaikan sentra balok dengan hasil penelitian mutakhir sehubungan dengan perkembangan anak; (c) sentra balok dikaitkan secara utuh dengan peningkatan kemampuan anak; (d) mengembangkan pengalaman belajar menggunakan balok yang merangsang perkembangan anak; (e) proses pembelajaran sebagai bagian dari evaluasi harian untuk perkembangan anak; (f) hasil dari evaluasi dipergunakan untuk melakukan tindak lanjut dalam pembelajaran; g) menyediakan dan selalu mengatur ruang agar mampu mendukung pembelajaran pada lingkup sentra balok; (h) menggali kebermaknaan dari penggunaan sentra balok untuk tujuan yang lebih luas dari perkembangan pengetahuan dan minat anak; (i) memberikan kepercayaan diri yang lebih jauh dari apa yang sudah diketahui dan bisa dilakukan anak; (j) menghubungkan hasil belajar sentra balok dengan subjek lain yang berhubungan; (k) hasil belajar pada sentra balok hendaknya lebih dikembangkan untuk pengetahuan, kemampuan pemahaman, proses dan keterampilan.

Aplikasi yang dilakukan tutor melalui pendekatan sentra balok diantaranya yaitu: 1) memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Tutor harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika tutor penuh perhatian terhadap pendekatan yang digunakan anak usia dini untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan tutor berada dalam posisi


(55)

218

memberikan pengalaman yang dimaksud, 2) mengutamakan peran anak usia dini dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas kegiatan belajar sentra balok menekankan bahwa pengajaran pengetahuan (ready made knowledge) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan, 3) memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Kegiatan belajar sentra balok mengasumsikan bahwa seluruh anak usia dini tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu tutor harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu-individu ke dalam bentuk kelompok-kelompok kecil anak usia dini daripada aktivitas dalam bentuk klasikal, 4) mengutamakan peran anak usia dini untuk saling berinteraksi. Kegiatan belajar sentra balok menunjukkan pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasikan.

3. Peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini pada pembelajaran melalui sentra balok di SKB Kota Gorontalo

Peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini dapat dilihat dari beberapa hal yang telah mampu dilakukan oleh anak yaitu: (a) membedakan satu balok dengan lainnya, mengkomunikasikan dan memanfaatkan balok sebagai bahan pembelajaran; (b) anak telah mengenal


(56)

219

bangun, melakukan pengelompokkan dan perhitungan balok; (c) balok dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menjalin hubungan sesama anak, melakukan kerjasama, berkomunikasi dan berinteraksi secara wajar; (d) anak telah mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah baik yang berhubungan dengan materi balok maupun interaksi sosial dalam upaya memecahkan permasalahan bersama.

Implikasi utama dari pembelajaran di sentra balok pada PAUD Wajar I yaitu 1) menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga anak usia dini dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing zone of proximal development mereka; 2) Pendekatan Tutor PAUD Wajar I dalam pembelajaran menekankan scaffolding. Jadi teori belajar Tutor PAUD Wajar I adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara anak usia dini dengan anak usia dini, dan antara anak usia dini dengan tutor dalam usaha menemukan konsep- konsep dan pemecahan masalah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia dini PAUD Wajar I memaksimalkan kepandaianya melalui sentra balok, karena itu, tutor beranggapan bahwa harus diberikan sejak tiga tahun pertama dalam kehidupannya. Stimulus lingkungan sentra balok di PAUD Wajar I terhadap perkembangan otak anak usia dini, jauh lebih rumit dari yang diperkirakan. Rangsangan dari luar mempengaruhi sel-sel otak,


(57)

simpul-220

simpul yang menghubungkan sel-sel tersebut dan mengatur bagaimana simpul-simpul itu saling bekerja dan berhubungan. Tutor PAUD Wajar I, meyakini didalam otaknya mempunyai daerah abu-abu seukuran kacang walnut yang beratnya kurang lebih 1 kg yang terdiri miliaran sel otak dan trilyunan simpul-simpul saraf otak (jumlah ini bervariasi tergantung apakah sejak lahir ia mendapat stimulasi otak yang baik dari lingkungannya). Stimulasi lingkungan sentra balok di PAUD Wajar I ini ibarat pahatan yang bekerja membentuk sel-sel otak sehingga otak dapat berkembang dengan baik. Dengan stimulus yang diberikan oleh tutor disentra balok di PAUD Wajar I ini anak dapat meningkatkan kecerdasan kognitifnya dengan baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari keseluruhan proses hasil penelitian tersebut, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: Pertama untuk tutor bahwa tujuan Pendidikan Anak Usia Dini dihubungkan dengan perkembangan kognisi anak yaitu mengembangkan kemampuan kognitif sebagai awal dari kemampuan berfikir kreatif dan inovatif anak, yang baik langsung maupun tidak memiliki pengaruh pada perkembangan psikologis-sosial anak dan perkembangan fisiknya secara simultan. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka diharapkan tutor mampu memberikan stimulus yang tepat untuk mendapatkan reaksi dan respon yang diharapkan. Karenanya tutor harus memiliki dasar kemampuan mengenai perkembangan anak secara lebih menyeluruh agar memahami bagaimana cara menstimulus yang tepat untuk anak usia tertentu.


(58)

221

Kedua, rekomendasi umum yang ditujukan kepada penyelenggara atau pengelola PAUD, perlu ditekankan bahwa perlu lebih ditingkatkan simulasi permainan di sentra balok serta dikembangkannya sentra balok dengan aksesori yang lebih lengkap, agar anak usia dini memiliki kesempatan lebih luas untuk bereksplorasi dan menggali kemampuan kognitifnya.

Ketiga, rekomendasi untuk penulis atau peneliti berikutnya, berdasarkan pada temuan penelitian ini, lebih lanjut sebaiknya dilakukan melalui studi dan diskusi yang mendalam secara lugas dengan bahan pustaka maupun temuan penelitian lainnya yang relevan, Penelitian ini masih bersifat studi pendahuluan sehingga masih perlu adanya penelitian tindak lanjut terutama dengan pendekatan kuantitatif, yang dapat menyajikan data secara lebih spesifik dan dapat dihitung derajat peningkatan kecerdasan kognitifnya.


(59)

222

222

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I, dkk. (2006). Kompetensi Pendidik PAUD. Jakarta: Direktorat PAUD Dirjen PNFI.

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Agustin, M. & Muslihuddin. (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia TK/RA. Bandung : Rizqi Press.

Auerbach.Ph.D, S. (2007). Smart Play Smart. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer -Gramedia.

Anderson, J. (1993). Quality in Early Childhood Education. New York : The Danish National Federation of Early Chilhood and Youth Education.

Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP) Regional II Jaya Giri Bandung. (2004). Panduan Pengembangan APE PAUD Bersumber Lingkungan Sekitar. Bandung : Depdiknas.

Beaty, J.J. (1996). Skills for Preschool Teachers. New Jersey: Pretice Hall. Berk, L. (2003). Child Development. New York: Pearson Education.

Bloom, B.S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of E d u c a t i o n a l Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA: Longman Inc.

.

Bredekamp, S. (1987). Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8. Washinton: NAEYC. Depdikbud. (1995). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

Depdikbud Direktorat Nilai Budaya. (2000). Keterampilan, Strategi, dan Persaingan. Download/20 internet/lomba-permainan.htm (23 Maret 2011). Dockett, Sue& Fleer, Marilyn. (1999). Play and Pedagogy in early Childhood

(Bending The Rules). Australia: Harcourt Dhammacaka. (tt). Anak-anak bermainlah. [online]. Tersedia: www.dhammacakka.org/majalah.com [Akses: 30 April 2011].


(60)

223

223

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. (2003). Alat Permainan Edukatif untuk Kelompok Bermain. Jakarta : Depdiknas.

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. (2003). Pembuatan dan Penggunaan APE (Alat Permainan Edukatif) Anak Usia 3-6 Tahun. Jakarta : Depdiknas.

Gagne, R. M. (1983). The Conditions of Learning. Japan: Holt-Saunders.

Hernowo, (2002). Pembelajaran Aktif, Mengikat Makna untuk Anak. Mizan : Bandung.

Hurlock, B. E.. (1988). Psikologi Perkembangan Anak.. Jakarta: Erlangga.

Jalal, F. (2002). “Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar”. Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia. Vol.03 Hal.4-8.

Mulyadi, S. (2005). Bermain dan Kreativitas. Jakarta: Papas Sinar Sinanti

Maslihah, S. (2005). Deteksi Dini Perkembangan Kognitif Anak. Makalah dipresentasikan pada acara Penyuluhan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam Upaya Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini di Kecamatan Cisarua tanggal 18 Agustus 2005.

Olim, A. (2010). Mencari Metode Pendidikan Karakter untuk PAUD: Belajar berbasis layanan (Service Learning). Di dalam: Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010. Bandung: Halaman 146-161. Slee, P. and Shute, R. (2003). Child Development; Thinking About Theories. USA:

Oxford University Press Inc.

Suharsono. (2000). Mencerdaskan Anak. Jakarta : Inisiasi Press.

Syaodih, E & Agustin, M. (2008). Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.

Staff Ahli Bappenas (2006) Studi Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini yang Holistik dan Terintegrasi, Jakarta: BAPPENAS.


(61)

224

224

Sujiono, Y.N. (2005). Menu Pembelajaran Anak Usia Dini, Yayasan Citra Pendidikan Indonesia: Jakarta.

Trisnamansyah, S. (1989). Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan Luar Sekolah), Bandung: Jurusan PLS FIP IKIP.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional, Jakarta : Depdiknas.

Wadsworth, B.J. (1989). Piaget’s Theory on Cognitive Development. An Introduction for Students of Psychology and Education (4th Edition). New York: Longman. Woolfolk, A. (1989). Educational Psychology (5th Edition). United States of

America: Allyn & Bacon.

Yusuf, S.L.N. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.

Zaman, B., H, A.H. dan Eliyawati, C. (2005). Media dan Sumber Belajar TK. Modul Universitas Terbuka. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


(1)

bangun, melakukan pengelompokkan dan perhitungan balok; (c) balok dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menjalin hubungan sesama anak, melakukan kerjasama, berkomunikasi dan berinteraksi secara wajar; (d) anak telah mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah baik yang berhubungan dengan materi balok maupun interaksi sosial dalam upaya memecahkan permasalahan bersama.

Implikasi utama dari pembelajaran di sentra balok pada PAUD Wajar I yaitu 1) menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga anak usia dini dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing zone of proximal development mereka; 2) Pendekatan Tutor PAUD Wajar I dalam pembelajaran menekankan scaffolding. Jadi teori belajar Tutor PAUD Wajar I adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara anak usia dini dengan anak usia dini, dan antara anak usia dini dengan tutor dalam usaha menemukan konsep- konsep dan pemecahan masalah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia dini PAUD Wajar I memaksimalkan kepandaianya melalui sentra balok, karena itu, tutor beranggapan bahwa harus diberikan sejak tiga tahun pertama dalam kehidupannya. Stimulus lingkungan sentra balok di PAUD Wajar I terhadap perkembangan otak anak usia dini, jauh lebih rumit dari yang diperkirakan. Rangsangan dari luar mempengaruhi sel-sel otak,


(2)

simpul-simpul yang menghubungkan sel-sel tersebut dan mengatur bagaimana simpul-simpul itu saling bekerja dan berhubungan. Tutor PAUD Wajar I, meyakini didalam otaknya mempunyai daerah abu-abu seukuran kacang walnut yang beratnya kurang lebih 1 kg yang terdiri miliaran sel otak dan trilyunan simpul-simpul saraf otak (jumlah ini bervariasi tergantung apakah sejak lahir ia mendapat stimulasi otak yang baik dari lingkungannya). Stimulasi lingkungan sentra balok di PAUD Wajar I ini ibarat pahatan yang bekerja membentuk sel-sel otak sehingga otak dapat berkembang dengan baik. Dengan stimulus yang diberikan oleh tutor disentra balok di PAUD Wajar I ini anak dapat meningkatkan kecerdasan kognitifnya dengan baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari keseluruhan proses hasil penelitian tersebut, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: Pertama untuk tutor bahwa tujuan Pendidikan Anak Usia Dini dihubungkan dengan perkembangan kognisi anak yaitu mengembangkan kemampuan kognitif sebagai awal dari kemampuan berfikir kreatif dan inovatif anak, yang baik langsung maupun tidak memiliki pengaruh pada perkembangan psikologis-sosial anak dan perkembangan fisiknya secara simultan. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka diharapkan tutor mampu memberikan stimulus yang tepat untuk mendapatkan reaksi dan respon yang diharapkan. Karenanya tutor harus memiliki dasar kemampuan mengenai perkembangan anak secara lebih menyeluruh agar memahami bagaimana cara menstimulus yang tepat untuk anak usia tertentu.


(3)

Kedua, rekomendasi umum yang ditujukan kepada penyelenggara atau pengelola PAUD, perlu ditekankan bahwa perlu lebih ditingkatkan simulasi permainan di sentra balok serta dikembangkannya sentra balok dengan aksesori yang lebih lengkap, agar anak usia dini memiliki kesempatan lebih luas untuk bereksplorasi dan menggali kemampuan kognitifnya.

Ketiga, rekomendasi untuk penulis atau peneliti berikutnya, berdasarkan pada temuan penelitian ini, lebih lanjut sebaiknya dilakukan melalui studi dan diskusi yang mendalam secara lugas dengan bahan pustaka maupun temuan penelitian lainnya yang relevan, Penelitian ini masih bersifat studi pendahuluan sehingga masih perlu adanya penelitian tindak lanjut terutama dengan pendekatan kuantitatif, yang dapat menyajikan data secara lebih spesifik dan dapat dihitung derajat peningkatan kecerdasan kognitifnya.


(4)

222

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I, dkk. (2006). Kompetensi Pendidik PAUD. Jakarta: Direktorat PAUD Dirjen PNFI.

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Agustin, M. & Muslihuddin. (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia TK/RA. Bandung : Rizqi Press.

Auerbach.Ph.D, S. (2007). Smart Play Smart. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer -Gramedia.

Anderson, J. (1993). Quality in Early Childhood Education. New York : The Danish National Federation of Early Chilhood and Youth Education.

Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP) Regional II Jaya Giri Bandung. (2004). Panduan Pengembangan APE PAUD Bersumber Lingkungan Sekitar. Bandung : Depdiknas.

Beaty, J.J. (1996). Skills for Preschool Teachers. New Jersey: Pretice Hall. Berk, L. (2003). Child Development. New York: Pearson Education.

Bloom, B.S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of E d u c a t i o n a l Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA: Longman Inc.

.

Bredekamp, S. (1987). Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8. Washinton: NAEYC. Depdikbud. (1995). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

Depdikbud Direktorat Nilai Budaya. (2000). Keterampilan, Strategi, dan Persaingan. Download/20 internet/lomba-permainan.htm (23 Maret 2011). Dockett, Sue& Fleer, Marilyn. (1999). Play and Pedagogy in early Childhood

(Bending The Rules). Australia: Harcourt Dhammacaka. (tt). Anak-anak bermainlah. [online]. Tersedia: www.dhammacakka.org/majalah.com [Akses: 30 April 2011].


(5)

223

223

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. (2003). Alat Permainan Edukatif untuk Kelompok Bermain. Jakarta : Depdiknas.

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. (2003). Pembuatan dan Penggunaan APE (Alat Permainan Edukatif) Anak Usia 3-6 Tahun. Jakarta : Depdiknas.

Gagne, R. M. (1983). The Conditions of Learning. Japan: Holt-Saunders.

Hernowo, (2002). Pembelajaran Aktif, Mengikat Makna untuk Anak. Mizan : Bandung.

Hurlock, B. E.. (1988). Psikologi Perkembangan Anak.. Jakarta: Erlangga.

Jalal, F. (2002). “Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar”. Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia. Vol.03 Hal.4-8.

Mulyadi, S. (2005). Bermain dan Kreativitas. Jakarta: Papas Sinar Sinanti

Maslihah, S. (2005). Deteksi Dini Perkembangan Kognitif Anak. Makalah dipresentasikan pada acara Penyuluhan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam Upaya Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini di Kecamatan Cisarua tanggal 18 Agustus 2005.

Olim, A. (2010). Mencari Metode Pendidikan Karakter untuk PAUD: Belajar berbasis layanan (Service Learning). Di dalam: Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010. Bandung: Halaman 146-161. Slee, P. and Shute, R. (2003). Child Development; Thinking About Theories. USA:

Oxford University Press Inc.

Suharsono. (2000). Mencerdaskan Anak. Jakarta : Inisiasi Press.

Syaodih, E & Agustin, M. (2008). Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.

Staff Ahli Bappenas (2006) Studi Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini yang Holistik dan Terintegrasi, Jakarta: BAPPENAS.


(6)

224

Sujiono, Y.N. (2005). Menu Pembelajaran Anak Usia Dini, Yayasan Citra Pendidikan Indonesia: Jakarta.

Trisnamansyah, S. (1989). Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan Luar Sekolah), Bandung: Jurusan PLS FIP IKIP.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional, Jakarta : Depdiknas.

Wadsworth, B.J. (1989). Piaget’s Theory on Cognitive Development. An Introduction for Students of Psychology and Education (4th Edition). New York: Longman. Woolfolk, A. (1989). Educational Psychology (5th Edition). United States of

America: Allyn & Bacon.

Yusuf, S.L.N. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.

Zaman, B., H, A.H. dan Eliyawati, C. (2005). Media dan Sumber Belajar TK. Modul Universitas Terbuka. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.